Anda di halaman 1dari 9

Portofolio Sensor

Optocoupler
Tugas Sistem Instrumentasi Industri

Nadia [Course title]


Sensor Optocoupler

Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian


yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya
terpisah. Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara otomatis.
Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu :
A. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan
menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap
sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak terlihat oleh mata
telanjang.
B. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar
komponen phototransistor. Phototransistor merupakan suatu transistor yang peka
terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula
dengan spektrum infra merah. Karena spekrum infra mempunyai efek panas yang lebih
besar dari cahaya tampak, maka phototransistor lebih peka untuk menangkap radiasi dari
sinar infra merah.

 KARAKTERISTIK SENSOR
Optocoupler merupakan salah satu jenis komponen yang memanfaatkan sinar
sebagai pemicu on/off-nya. Opto berarti optic dan coupler berarti pemicu. Sehingga bisa
diartikan bahwa optocoupler merupakan suatu komponen yang bekerja berdasarkan picu
cahaya optic opto-coupler termasuk dalam sensor, dimana terdiri dari dua bagian yaitu
transmitter dan receiver. Dasar rangkaian dapat ditunjukkan seperti pada gambar dibawah
ini :

Gambar 1.1 Rangkaian Dasar Optocoupler


LED infra merah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya
infra merah dengan konsumsi daya sangat kecil. Jika diberi prasikap maju, LED infra merah
yang terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan panjang gelombang sekitar 0,9
mikrometer.
Phototransistor memiliki sambungan kolektor–basis yang besar dengan cahaya
infra merah, karena cahaya ini dapat membangkitkan pasangan lubang elektron. Dengan
diberi prasikap maju, cahaya yang masuk akan menimbulkan arus pada kolektor.
Phototransistor memiliki bahan utama yaitu germanium atau silikon yang sama
dengan bahan pembuat transistor. Tipe phototransistor juga sama dengan transistor pada
umumnya yaitu PNP dan NPN. Perbedaan transistor dengan phototransistor hanya terletak
pada rumahnya yang memungkinkan cahaya infra merah mengaktifkan daerah basis,
sedangkan transistor biasa ditempatkan pada rumah logam yang tertutup.

 PRINSIP KERJA SENSOR


Jika antara phototransistor dan LED terhalang maka phototransistor tersebut
akan offsehingga output dari kolektor akan berlogika high.
Sebaliknya jika antara phototransistor dan LED tidak terhalang maka phototransistor dan
LED tidak terhalang maka phototransistor tersebut akan on sehingga output-nya akan
berlogika low.
Biasanya dipasaran optocoupler tersedia dengan tipe 4N25 / 4N35 ini mempunyai
tegangan isolasi 7500 volt dengan kemampuan maksimal LED dialiri arus forward sebesar
3A.
Ditinjau dari penggunaanya, fisik optocoupler dapat berbentuk bermacam-macam.
Bila hanya digunakan untuk mengisolasi level tegangan atau data pada sisi transmitter dan
sisi receiver, maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam bentuk solid ( tidak ada ruang
antara LED dan phototransistor ). Sehingga sinyal listrik yang ada pada input dan otput akan
terisolasi. Dengan kata lain optocoupler ini digunakan sebagai optoisolator jenis IC.
 MACAM-MACAM BENTUK FISIK OPTOCOUPLER

Gambar 1.2 Macam-macam Bentuk Fisik Optocoupler


 Aplikasi Optocoupler dalam Sistem Pengaturan Kecepatan Sepeda Listrik

Pola hidup dengan memanfaatkan sepeda merupakan suatu gerakan yang membantu
akan pedulinya masyarakat terhadap kerisis energi dan suatu implementasi terhadap gerakan
GO GREEN. Karena bersepeda memiliki segi positif dalam gerakan mengatasi kerisis energi maka
penulis merancang “Sepeda Listrik” dimana sepeda yang ramah lingkungan ini di harapkan akan
memepermudah pemakai serta penggunaanya yang dinilai melelahkan menjadi mudah untuk di
gunakan karna adanya penamabahan motor listrik sebagai penggerak bantu tambahan.
Dalam pengaturan gas saat pengoperasian sepeda listrik akan menggunakan sensor
optocopler. Sensor ini terdiri dari sensor photodioda dan sumber cahaya, dua komponen ini di
pasang sebagai transmitter (pemancar) yaitu sumber cahaya dan sebagai receiver (penerima)
yaitu sensor photodioda. Kedua komponen ini di pasang saling berhadapan. Yang bertujuan
untuk mengatur kecepatan dengan cara keluaran (output) di hubungkan ke rangkaian
pengolahan sinyal. Hasil dari pengolahan sinyal ini di teruskan untuk mengatur sumber energi
listrik ke aktuator motor.
Metode :
Pergerakan sepeda listrik dilakukan dengan mengayunkan pedal untuk manualnya dan
memutarkan gas pada posisi stan sebelah kanan. Pemutaran gas ini berfungsi untuk mengatur
perputaran motor yang di couple dengan rantai pada ayunan pedal. Perputaran motor di control
oleh sebuah controller dan di kendalikan perputarannya menggunakan perputaran gas yang di
beri sensor optocoupler. Blok diagram perputaran gas hingga perputaran motor dapat dilihat
pada Gambar 2.

Untuk pemasangan sensor Optocoupler sebagai perputaran gas (kecepatan) di rancang seperti
pada Gambar 3. Dan bentuk aslinya dapat dilihat pada Gambar 4.
Aplikasi Optocoupler dalam Sistem Pengaturan Kecepatan Sepeda Listrik

Gambar 4 Kedudukan dan sensor Optocoupler pada Pengaturan Kecepatan


Untuk rangkaian sensor optocopler yang digunakan seperti terlihat pada gambar rangkaian pada
Gambar 5.

Gambar 5 Rangkaian Sensor Optocoupler


Pengkondisian sinyal output dari sensor optocopler dirancang untuk mengaktifkan sebuah relay,
dan bentuk rancangan elektriknya dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
Gambar 6 Rangkaian pengkodinsian sinyal dari sensor optocopler

Gambar 7 Rangkaian sinyal output dari kondisi sinyal sensor optocopler

Pengambilan data sensor menggunakan metode pengaturan putaran motor untuk mengaktifkan
sensor optocoupler dan hasilnya dilihatkan output dari akuisisi data yang berupa tegangan dari
rangkaian akuisisi data seperti pada Gambar 8.
Aplikasi Optocoupler dalam Sistem Pengaturan Kecepatan Sepeda Listrik
Gambar 8 Output dari Akuisis Data Sensor Optocoupler
Rilay dari R1 sampai R5 akan dikendalikan oleh sensor Optocoupler yang diletakkan pada
perputaran kecepatan motor. Rilay 1 (R1) akan dikendalikan pada sensor yang letakkan paling
depan atau di urutan pertama pada perputaran kecepatan motor. Dan untuk rilay 5 (R5) ada
sensor yang paling terakhir atau paling bawah. Fungsi dari rilay ini untuk membuat rangkaian
short sehingga tahanan yang parallel dengan rilay aktif tidak berfungsi.
Dan data yang diperoleh antara ke aktifan sensor optocoupler saat perputaran
kecepatan motor terhadap nilai output pada akuisisi data yang nantinya data ini di kirimkan ke
controller motor. Data itu dapat dilihat pada Tabel 1.

Data perputaran motor merupakan hubungan antara pengaturan kecepatan motor terhadap
perputaran kecepatan motor. Pengaturan kecepatan akan berkaitan dengan jumlah sensor
optocoupler yang aktif dan kecepatan motor akan berkaitan dengan rpm, dengan motor tanpa
adanya beban. Data ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Sebenarnya fungsi sensor optocoupler di pengaturan kecepatan perputaran motor ini
sebagai pengganti resistor geser yang biasa di gunakan untuk mengatur kecepatan perputaran
motor pada kontrol motor brushless.
- Berdasarkan data pada Tabel 1, bahwa perputaran pengaturan kecepatan yang di pasang
dengan sensor optocoupler yang berfungsi mendeteksi perputaran dapat berfungsi dengan
sempurna. Dan pengaturan dengan sensor optocoupler ini dapat berfungsi seperti halnya
sebuah resistor geser yang di geser – geser nilai resistansinya.
 Kelemahan dengan menggunakan sensor optocoupler bila dibandingkan dengan
resistor geser adalah nilainya tidak berubah secara smoot atau kecil seperti pada
resistor geser. Dengan menggunakan sensor optocoupler ini perubahan tegangannya
terbagi terhadap jumlah sensor yang ada, untuk penelitian ini menggunakan 5 buah
sensor optocoupler yang di karenakan tempat atau kedudukan sensor yang tidak
cukup.
- Berdasarkan data pada Tabel 2, terlihat bahwa perubahan kecepatan pada motor tidak
secara smoot atau halus, hal ini karena perubahan input pada controller yang terbatas.
Walaupun demikian sensor optocoupler ini dapat berfungsi sebagai pengatur kecepatan
motor dan masih ada kekurangannya bila di bandingkan dengan resistor geser.
 keunggulan bila di bandingkan dengan resistor geser, yaitu untuk peletakan dan
penggunakan pada pengatur kecepatan model perputaran di tangan cukup fleksible
bila di bandingkan dengan menggunakan resistor geser pada model yang sama. Maka
dari itu sensor ini cukup baik dan bagus untuk pengaturan kecepatan pada sepeda
listrik.

Anda mungkin juga menyukai