Anda di halaman 1dari 9

Osmoregulasi dan Ekskresi pada Kadal

by Em Ge on 01:19 PM, 16-Aug-11 A. Pengertian Osmoregulasi dan ekskresi merupakan 2 macam proses yang berperan dalam homeostasis untuk mengatur dan menjaga kestabilan lingkungan internal pada makhluk hidup terhadap pengaruh perubahan lingkungan eksternalnya. Ekskresi berperan dalam pembuangan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen dari dalam tubuh makhluk hidup dimana bila tidak dibuang akan mengganggu homeostasis tubuh. Sedangkan osmoregulasi berperan dalam menjaga kesetabilan cairan tubuh agar tetap dalam keadaan homeostasis.

B. Peranan Osmoregulasi dan Ekskresi Peranan osmoregulasi dan Ekskresi meliputi : 1) Membuang zat-zat sisa metabolisme. 2) Mencegah terhadap gangguan fungsi enzim yang disebabkan oleh zat sisa metabolisme yang bersifat racun. 3) Mempertahankan kestabilan banyaknya ion-ion yang terlarut dalam cairan tubuh terutama ionion : Na, K, Mg, Ca, Fe, H, Cl, I, PO3. 4) Mengatur jumlah air untuk menjaga volume cairan dan tekanan osmotic agar tetap dalam keadaan stabil. 5) Mengatur dan menjaga kestabilan pH cairan tubuh, agar reaksi-reaksi dalam metabolisme dapat berjalan dengan baik.

C. Mekanisme Osmoregulasi Hewan regulator hiperosmotik, seperti pada hewan-hewan terrestrial maupun hewan akuatik air tawar, mempunyai konsentrasi zat terlarut dalam tubuh yang lebih tinggi daripada lingkungannya, maka untuk tetap homeostasis hewan tersebut cenderung untuk mengurai masuknya air ke dalam tubuh dengan meningkatkan impermeabilitas dinding tubuh atau dengan cara mengeluarkan kelebihan air yang ada dari dalam tubuh. Memasukan garam-garam ke dalam tubuhnya dengan cara makan dan minum untuk menjaga kestabilan zat-zat yang terlarut dalam cairan tubuhnya.

D. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.

1. Ginjal Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam

garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.

a. Struktur Ginjal Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal. Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu: 1) Korteks (bagian luar) 2) Medulla (sumsum ginjal) 3) Pelvis renalis (rongga ginjal).

Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal. Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.

b. Proses-proses di dalam Ginjal Di dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. 1) Penyaringan (filtrasi) Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya

serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.

2) Penyerapan kembali (Reabsorbsi) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku nder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

3) Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. 2. Paru-paru (Pulmo) Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karma mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis. Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbC02).

3. Hati (Hepar) Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dap biliverdin, dap setelah mengalami

oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hash pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal. Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.

4. Kulit (Cutis) Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. Keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan. Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
http://emge89.mywapblog.com/osmoregulasi-dan-ekskresi-pada-kadal.xhtml

Osmoregulasi dan Ekskresi pada Kadal A. Pengertian Osmoregulasi dan ekskresi merupakan 2 macam proses yang berperan dalam homeostasis untuk mengatur dan menjaga kestabilan lingkungan internal pada makhluk hidup terhadap pengaruh perubahan lingkungan eksternalnya. Ekskresi berperan dalam pembuangan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen dari dalam tubuh makhluk hidup dimana bila tidak dibuang akan mengganggu homeostasis tubuh. Sedangkan osmoregulasi berperan dalam menjaga kesetabilan cairan tubuh agar tetap dalam keadaan homeostasis. B. Peranan Osmoregulasi dan Ekskresi Peranan osmoregulasi dan Ekskresi meliputi : Membuang zat-zat sisa metabolisme. Mencegah terhadap gangguan fungsi enzim yang disebabkan oleh zat sisa metabolisme yang bersifat racun. Mempertahankan kestabilan banyaknya ion-ion yang terlarut dalam cairan tubuh terutama ion-ion : Na, K, Mg, Ca, Fe, H, Cl, I, PO3. Mengatur jumlah air untuk menjaga volume cairan dan tekanan osmotic agar tetap dalam keadaan stabil. Mengatur dan menjaga kestabilan pH cairan tubuh, agar reaksi-reaksi dalam metabolisme dapat

berjalan dengan baik. C. Mekanisme Osmoregulasi Hewan regulator hiperosmotik, seperti pada hewan-hewan terrestrial maupun hewan akuatik air tawar, mempunyai konsentrasi zat terlarut dalam tubuh yang lebih tinggi daripada lingkungannya, maka untuk tetap homeostasis hewan tersebut cenderung untuk : Mengurai masuknya air ke dalam tubuh dengan meningkatkan impermeabilitas dinding tubuh atau dengan cara mengeluarkan kelebihan air yang ada dari dalam tubuh. Memasukan garam-garam ke dalam tubuhnya dengan cara makan dan minum untuk menjaga kestabilan zat-zat yang terlarut dalam cairan tubuhnya. D. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal. 1. Ginjal Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin. a. Struktur Ginjal Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal. Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu: 1) Korteks (bagian luar) 2) Medulla (sumsum ginjal) 3) Pelvis renalis (rongga ginjal). Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal. Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut

uretra. b. Proses-proses di dalam Ginjal Di dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. 1) Penyaringan (filtrasi) Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya. 2) Penyerapan kembali (Reabsorbsi) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku nder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. 3) Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin.

2. Paru-paru (Pulmo) Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karma mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash metabolisme di

jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis. Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbC02). 3. Hati (Hepar) Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dap biliverdin, dap setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hash pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal. Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning. 4. Kulit (Cutis) Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. Keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan. Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh

http://kusmandanuunindra4.blogspot.com/2009_02_01_archive.html Osmoregulasi

Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Tubuh hewan sebagian besar terdiri atas air, yaitu sekitar 60%-95% dari berat tubuhnya yang tersebar di dalan cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Konsentrasi kedua cairan tersebut bisa berubah-rubah sehingga keseimbangan harus dipertahankan oleh hewan melalui mekanismeosmoregulasi. Fungsi proses osmoregulasi bagi hewan adalah untuk mencapai konsentrasi cairan tetap isotonis. Pada kondisi osmoregulasi, isotonis adalah tekanan osmotik dua macam cairan misalnya tekanan osmotik antara cairan tubuh dan air laut (lingkungan hidup hewan). Proses inti dari

proses osmoregulasi adalah osmosis, dimana dalam keadaan normal osmosis mengakibatkan cairan encer mengalir ke arah cairan yang lebih pekat. Untuk mencegah cairan encer mengalir ke arah cairan yang lebih pekat maka cairan pekat harus diberi tekanan dengan besaran tertentu yang disebut sebagai tekanan osmotik larutan, yaitu besarnya tekanan yang diperlukan untuk mencegah aliran cairan encer ke bagian pekat. A. Konsep Tonisitas Larutan Tonisitas adalah tanggapan suatu sel apabila sel tersebut ditempatkan dalam larutan yang berbeda. Penentuan sifat suatu larutan ditentukan oleh tanggapan yang dihasilkan oleh sel, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam aquades, air dari luar masuk ke dalam sel darah maka dikatakan aquades bersifat hipotonis; sel darah merah ditempatkan dalam larutan garam, sel darah segera kehilangan air (osmosis) sehingga mengkerut maka dikatakan larutan bersifat hipertonis; dan sel darah merah ditempatkan dalam larutan, sel darah tidak mengalami perubahan maka dikatakan larutan bersifat isotonis. Alasan utama hewan harus melakukan osmoregulasi adalah karena perubahan keseimbangan jumlah air dan zat terlarut di dalam tubuh memungkinkan terjadinya perubahan arah aliran air/zat terlarut menuju ke arah yang tidak diharapkan. Kriteria Hewan dalam Osmoregulasi: a. Hewan Osmoregulator, yaitu hewan yang mampu melakukan osmoregulasi dengan baik. b. Hewan Osmokonformer, yaitu Hewan yang tidak mampu mempertahankan tekanan osmotik. Hewan osmokonformer harus beradaptasi agar tetap bisa hidup dengan syarat perubahan lingkungan tidak besar dan dalam kisaran toleransi tetapi jika perubahan lingkungan terlalu besar maka untuk tetap hidup hewan osmokonformer harus bermigrasi karena jika tidak hewan tersebut akan mati. Lingkungan dimana hewan hidup dapat mendukung dan dapat pula mengancam kehidupan hewan tersebut sehingga diperlukan mekanisme osmoregolasi. Mekanisme osmoregulasi setiap hewan berbeda-beda denga nvariasi yang sangat luas tergantung kemampuan dan jenis organ tubuh hewan serta kondisi lingkunganhewan.

5. Osmoregulasi pada Hewan di Lingkungan Darat Keuntungan bagi hewan yang hidup di lingkungan darat adalah mudah memperoleh oksigen sedangkan kerugiaanya adalah sulitnya menjaga keseimbangan air dan ion sehingga mudah terancam dehidrasi. Kehilangan air dari tubuh pada hewan darat dapat terjadi melaui penguapan, dimana penguapan tersebut dipengaruhi oleh kandungan uap air di atmosfer, tekanan barometrik, gerakan udara, luas permukaan penguapan, dan suhu. Vertebrata yang berhasil berkembang di lingkungan darat memperoleh air dari air minum dan makanan. Untuk menghemat air vertebrata melakukan berbagai cara yang cukup bervariasi, misalnya memiliki kulit yang kering dan bersisik, menghasilkan feses kering, menghasilkan asam urat, dan mereabsorbsi urin encer yang di kandung kemih. Pengaturan keseimbangan air berkaitan erat dengan proses mempertahankan suhu tubuh. Pada hewan mamalia perolehan air berasal dari minuman, makanan, dan air metabolik serta dari lingkungan yang berupa uap air sedangkan kehilangan air dapat terjadi melalui keringat.

http://lita-artiyani190.blogspot.com/2010/12/posting-3-osmoregulasi.html

Anda mungkin juga menyukai