Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah Atletik merupakan salah satu cabang Olah raga yang kompleks,karena memiliki ketentuan ketentuan dan peraturan peraturan yang rinci dan ketat. Atletik juga merupakan cabang olahraga yang tidak membahayakan diri sendiri maupun lawan. Atletik juga sering mengadakan berbagai kejuaraan dari tingkat Kabupaten hingga Dunia. Dikabupaten, Pemda menyeleksi para Atlet yang berbakat untuk mengikuti kejuaraan berikutnya ditingkat Propinsi dan seterusnya. Olah raga atletik merupakan olah raga yang santai tapi berat,maksudnya yaitu dalam melakukan latihan kita bisa dengan santai tapi juga serius dalam latihan. Disini kata pemain di artikan sebagai Profesi atau pekerjaan sebagai pemain bola voli. Begitu juga dengan Atletik,kita bukan hanya hobi berlari atau jalan jauh,tetapi hobi kita tersebut bisa di tuangkan atau dipamerkan di depan umum,misalnya dalam Event Jalan cepat 5000 meter. Dalam kenyataannya atletik di pergunakan dalam olah raga lain. Misalnya dalam olah raga sepak bola,lari dipergunakan untuk mengejar bola. Lari membutuhkan kekuatan. Atletik merupakan induknya dari berbagai cabang olah raga. B. Masalah Adapun masalah yang muncul berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah sebagai berikut : 1. Apakah yang menyebabkan Atletik di masukkan kedalam salah satu Cabang Olah raga ? 2. Mengapa Atletik terdiri dari bebarapa cabang seperti Lari, Lompat dan 3. Adakah perkumpulan atau lembaga yang tujuannya untuk menjaring para Atlit? 4. Program apakah yang di lakukan para lembaga atau perkumpulan untuk 5. Sasaran apakah yang di capai dalam melatih para Atlit?

C. Tugas Berdasarkan masalah yang ada maka dalam makalah ini penulis ingin memenuhi tugas sebagai syarat memenuhi mata kuliah yang diambil yaitu sebagai berikut : 1. Sebagai syarat memenuhi tugas mata kuliah Atletik 2. Sebagai penerapan Ilmu Olahraga, dan D. Pendapat Dalam hal ini pendapat yang akan disampaikan oleh penulis adalah mengenai pelaksanaan OOS (Olahraga Olimpyade Siswa) sekolah dasar yang sering dilaksananakn diberbagai tempat khususnya dalam cabang bidang atletik terutama lompat jauh masih sangat jarang dilaksanakan karena sifat permainan lompat jauh ini hanya berjenjang kepada tingkat dasar atau sebagai permainan anak. Sehingga cabang atletik pada tingkat OOS (Olahraga Olimpyade Siswa) Sekolah dasar sampai pada saat ini yang masih sering dilaksanakan adalah lari, lompat katak, dan lempar bola. Selain itu cabang bidang atletik yang sering di laksanakan ini hanya pada tingkat dasar saja, dan tidak berlanjut untuk tingkat ata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Atletik Atletik berasal dari kata Yunani yaitu Atlon, Atlun yang berarti pertandingan atau perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi Indonesia berarti Pertandingan dan Olah raga pada Atletik. Atletik yaitu suatu Cabang olah raga mempertandingkan Lari,Lompat,Jalan dan Lempar. Olah raga Atletik mula-mula di populerkan oleh bangsa Yunani kira-kira pada Abad ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah Iccus dan Herodicus. Atletik yang terkenal sekarang sudah lain dari pada yang dilakukan oleh bangsa Yunani dulu. Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu Berjalan, lari, lompat dan lempar. Karena mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabang Olah raga mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari. Istilah atletik ini juga bisa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa Inggris Athletic, dalam bahasa Perancis Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletik, dalam bahasa Jerman Athletik. Untuk dapat memahami pengertian tentang Atletik, tidaklah lengkap jika tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta perkembangannya sebagai salah satu cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern ini. Memahami sejarah tidak hanya sekedar untuk pengertian dan pengetahuan tetapi mengetahui dan mengikuti perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai dengan zaman sekarang. Dengan mengetahui kejadiankejadian pada masa lampau, dapat diambil hikmahnya untuk menentukan langkah-langkah dimasa yang akan datang. Dari beberapa cabang bidang atletik, dalam hal ini akan dibahas tentang lompat jauh, yaitu sebagai berikut :

B. Lompat Jauh 1. Sejarah Lompat Jauh Lompat jauh adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli panca lomba Olimpiade di Yunani Kuno. Long Jump adalah satu-satunya dikenal melompat peristiwa dalam Olimpiade Kuno tersebut. Semua peristiwa yang terjadi di Olimpiade pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk perang. Lompat jauh muncul mungkin karena

mencerminkan persimpangan rintangan seperti sungai dan jurang. Setelah menyelidiki penggambaran yang selamat dari peristiwa itu kuno percaya bahwa tidak seperti hari acara modern, atlet hanya diperbolehkan berlari pendek awal. Para atlet membawa beban di masing-masing tangan, yang disebut halteres (antara 1 dan 4,5 kg). Beban ini itu mengayunkan maju sebagai atlet melompat untuk meningkatkan momentum. Hal ini umumnya percaya bahwa baju hangat akan melemparkan berat di belakangnya di udara untuk meningkatkan momentum ke depan, namun diadakan di seluruh halteres durasi melompat berayun mereka dan kembali pada akhir melompat atlet akan mengubah pusat gravitasi dan biarkan atlet untuk meregangkan kaki ke luar, meningkatkan jarak. Melompat itu sendiri dibuat dari bater ( apa yang menginjak pada). Kemungkinan besar papan sederhana ditempatkan di stadion lagu yang telah dihapus setelah kejadian (Miller, 66). Para penerjun akan mendarat dalam apa yang disebut skamma ( menggaliup area) (Miller, 66). Gagasan bahwa ini adalah sebuah lubang yang penuh pasir adalah salah. Pasir di lubang melompat adalah penemuan modern (Miller, 66). Yang skamma hanyalah daerah sementara untuk menggali kesempatan itu dan bukan sesuatu yang tetap dari waktu ke waktu. Lompat jauh dianggap salah satu yang paling sulit dalam acara yang digelar di Olimpiade sejak banyak keahlian diperlukan. Musik ini sering dimainkan selama Philostratus melompat dan mengatakan bahwa kadang-kadang pipa akan menyertai melompat sehingga dapat memberikan ritme untuk gerakan kompleks dari halteres oleh atlet. Philostratos dikutip mengatakan, Peraturannya

menganggap melompat sebagai yang paling sulit kompetisi, dan mereka membiarkan jumper untuk diberikan keuntungan dalam irama dengan menggunakan seruling, dan berat dengan menggunakan tali. (Miller, 67). Paling menonjol dalam olahraga kuno adalah seorang pria bernama Chionis, yang dalam mengadakan Olimpiade 656BC melompat dari 7,05 meter (23 kaki dan 1,7 inci). Lompat jauh merupakan salah satu dari nomor-nomor lompat. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki keatas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin diudara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki yang terkuat. 2. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh adalah atletik (lintasan dan lapangan) peristiwa di mana atlet menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan dalam upaya untuk melompat jauh dari take-off point mungkin Pesaing berlari menuruni landasan pacu (biasanya dilapisi dengan permukaan karet yang sama seperti lintasan lari, crumb rubber juga divulkanisir karet) dan melompat sejauh yang mereka dapat dari belakang garis busuk (sering disebut sebagai papan, dan biasanya ditentukan oleh tepi trailing papan lepas landas tertanam flush dengan permukaan landasan pacu, atau tanda dicat di landasan) ke dalam lubang tanah yang penuh dengan kerikil halus atau pasir. Jarak yang ditempuh oleh seorang pelompat sering disebut sebagai tanda karena itu adalah jarak ke tempat menandai yang dibuat di pasir dari garis busuk. Jika pesaing mulai lompatan dengan setiap bagian dari kaki melewati garis busuk, melompat dinyatakan ilegal dan tidak ada jarak dicatat. Pada tingkat elite, lapisan plastik ditempatkan segera setelah dewan untuk mendeteksi kejadian ini. Jika tidak, seorang pejabat (mirip dengan wasit) akan menonton melompat dan membuat penetapan. Pesaing dapat melakukan lompatan dari setiap titik di belakang garis busuk, namun jarak akan selalu diukur dari garis busuk. Oleh karena itu, demi kepentingan terbaik dari pesaing untuk mendapatkan yang dekat dengan garis busuk

mungkin Biasanya, setiap pesaing memiliki seperangkat upaya sejumlah (biasanya tiga) untuk membuat terpanjang nya melompat, dan hanya terpanjang melompat hukum terhadap hasil penghitungan. Kompetisi tingkat tinggi dibagi menjadi dua putaran: cobaan dan final. Dalam kompetisi yang berisi babak final, hanya sejumlah pesaing pilih diundang untuk kembali untuk melanjutkan kompetisi. Jumlah pesaing yang dipilih untuk kembali ke babak final ditentukan sebelum awal bertemu oleh sebuah komite yang terdiri dari pelatih dan pejabat. Ini adalah praktik standar untuk mengizinkan satu lagi pesaing dari jumlah posisi angka untuk kembali ke babak final. Sebagai contoh, jika suatu memungkinkan memenuhi puncak delapan pesaing untuk mencetak poin, maka atas sembilan pesaing akan dipilih untuk bersaing di babak final. Mengambil pesaing tambahan ke babak final yang akan membantu untuk mengizinkan atlet untuk pindah ke posisi skor jika pesaing dapat memperbaiki nya tanda terbaik kompetisi. Putaran final dipandang sebagai tambahan tiga melompat, karena mereka tidak punya prioritas kepada mereka yang dicetak dalam sidang putaran. 3. Teknik Lompat Jauh Tujuan dari lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ketitik lainnya. Dalam lompat jauh ini terbagi menjadi beberapa teknik dasar yaitu : a) Awalan (Approach) Awalan adalah gerakan permulaan dalam usaha untuk

mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya pada waktu akan melakukan tolakan. Panjang awalan untuk melaksanakan awalan dalam lompat jauh tergantung pada tiap-tiappelompat (30 45 meter). Cara melakukan awalan atau ancang-ancang dalam lompat jauh adalah sebagai berikut : Jarak awalan harus cukup jauh dan lari cepat untuk mendapatkan momentum yang paling besar. Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan mesing-masing pelompat. Kecepatan awalan dan irama

langkah harus tetap. Tambah kecepatan lari awalan sedikit demi sedikit sebelum bertumpu. Pada saat melangkah konsentrasi tertuju pada balok lompatan. Menurut Drs. Eddy Suparman, (1995 : 44) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan adalah : 1) Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlet bagi pelompat dalam jerak pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup dekat / pendek saja (sekitar 30-35 meter atau kurang dari ini). Sedangkan bagi atlet lain yang jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari itu). Bagi pemulasudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari ancar-ancar tersebut. 2) Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan. Hal ini tergantung dari kebiasaan masingmasing atlet. 3) Cara pengambilan awalan mulai pelan, kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus dipertahankan sampai menjelang bertumpu / menolak. 4) Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu (take off) gerakan lari dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai

sebelumnya. Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga yang dicurahkan untuk melakukan tumpuan pada papan / balok tumpu. b) Tolakan atau tumpuan (Take off) Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horizontal kegerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan atau tolakan kaki harus kuat agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan kecepatan maju. Kaki ayun digerakkan secara aktif agar

membantu menaikkan badan dan menjaga keseimbangan berat badan sedikit kedepan titik tumpuan. Cara melakukan tumpuan atau tolakan pada lompat jauh adalah sebagai berikut : Pada saat menumpu atau bertolak badan sudah agak condong kedepan. Titik berat badan terletak didepan kaki tumpu yang terkuat. Letak titik berat badan ditentukan oleh panjangnya langkah yang terakhir sebelum melompat. Ayunkan paha kaki keposisi horizontal dan pertahankan. Luruskan sendi mata kaki, lutut dan pinggang pada waktu melakukan tolakan. Bertolak kedepan atas dan usahakan melompat dengan setinggi-tingginya. Ketika bertolak membentuk sudut tolakan 450. Jika si pelompat dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia akan membawa seluruh tubuh ke atas ke arah depan melayang di udara. Jadi si pelompat dapat membawa titik berat badan ke atas, melayang di udara ke arah depan dengan waktu lama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tolakan diantaranya : 1) Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat. Bagian telapak kaki yang kuat untuk bertumpu adalah cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki. 2) Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang 3) Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan 4) Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas. 5) Pada kaki ayun diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk. c) Sikap badan saat melayang di udara Sikap melayang diudara yaitu sikap setelah kaki tolak menolakkan kaki pada balok tumpuan. Badan akan dapat terangkat melayang diudara, bersamaan dengan ayunan kedua lengan kedepan atas. Tinggi dan jatuhnya hasil lompatan sangat tergantung dari besarnya kekuatan kaki tolak dan pelompat harus meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Cara melakukannya sebagai berikut :

Sesaat

setelah

bertumpu

kaki

tumpu

segera

diluruskan.

Mengangkat pinggul keatas diusahakan selama mungkin diudara dengan cara menjaga keseimbangan dan persiapan pendaratan. Pada saat melayang diudara kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok. Sikap tubuh saat melayang ditentukan oleh gaya dalam lompat jauh yaitu gaya jongkok (tuck style), gaya menggantung atau melenting (hang style) dan gaya berjalan diudara (walking in the air style) d) Mendarat (landing) Untuk menghindarkan pendaratan pada pantat, kepala ditundukkan dan lengan diayunkan kedepan sewaktu kaki menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampaui titik pendaratan kaki di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas dan lentur. Maka sendi lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan seperti ini memerlukan waktu yang tepat. Drs. Eddy Suparman menjelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh adalah sebagai berikut : 1) Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesarbesarnya 2) Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertical. 3) Harus dapat mempersatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat melakukan tolakan. 4) Harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien mungkin. 4. Faktor Yang Mempengaruhi Lompat Jauh Faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh menurut Suharto dalam bukunya dalam bukunya "Kesegaran Jasmani dan Peranannya disebutkan : a) Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau seluruhnya dari awalan sampai dengan

10

pendaratan. Atau bertumpu pada papan / balok sewaktu melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan fleksibelitas b) Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan c) Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di udara saat lepas dari balok tumpu d) Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan e) Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara benar f) Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan naik. 5. Lapangan Lompat Jauh

Papan Tumpu Tempat Mendarat Lintasan Lari

BAB III METODE

A. Metode Pelatihan Atletik Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat selain lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Tujuan lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik-titik tertentu ke titik lainnya, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian menolak, melayang di udara dan mendarat. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah dengan cara demontrasi. Untuk permulaan latihan di perlukan latihan sebagai berikut : 1. Latihan lari umum atau Dril Semua latihan & dril yang dijelaskan dalam latihan lari adalah berguna bagi para pelompat. 2. Latihan khusus Lari percepatan (semua event)-imitasi/tiruan lari ancang-ancang dengan atau tanpa imitasi bertolak, berlari engklek, tumit tendang pantat, angkat lutut tinggi dan lari percepatan. 3. Latihan meloncat-loncat Meloncat dari suatu start berdiri, meloncat dari suatu ancangancang pendek, meloncat dari suatu ancang-ancang cepat dan meloncat dengan kecepatan. Berjingkat-jingkat (bertolak & mendarat dengan kaki yang sama) Dengan berjingkat-jingkat akan menghasilkan beban yang lebih tinggi dari pada meloncat-loncat. Selalu bergantian kiri-kanan dengan tiap pengulangan. Cara berjingkat-jingkat yaitu ki-ki-ki-ka-ka-ka-kiki-ki-ka-ka-ka dst. Sampai jarak 20-30 m.

12

4. Melompati gawang Bertumpu dengan satu kaki untuk lompat gawang dengan satu langkah di antara gawnag dan mendarat dengan kaki tumpu. Dengan kedutan mata kaki (ankle flips) melewati gawang mini. Lompat gawang dengan kedua kaki. Lompat gawang dengan bertolak atas satu kaki dengan satu langkah di antara gawang dan dengan kaki depan untuk mendarat. 5. Standing jump Standing jump adalah melakukan lompatan dengan dua kaki di bak pasir, dengan tangan di ayunkan ke atas. 6. HOP Dengan langkah 5-10 m berlari kemudian melompat dengan kaki tolak dan mendarat dengan kaki yang lain secara bergantian. B. Event Lompat Jauh Dalam perlombaan lompat jauh bila peserta lebih dari 8 orang maka tiap peserta diberi 3 kali kesempatan melompat. Kemudian 8 pelompat yang mempunyai hasil yang sah terbaik diberi tambahan 3 kali lompatan lagi. Jika pesertanya kurang dari 8 orang maka tiap peserta di beri 6 kali melompat. Jika pelompat kakinya menyentuh batas papan plastisin maka pelompat tersebut di nyatakan gagal melompat, pelompat membentuk lompatan dengan gerakan salto, setelah melompat pelompat berjalan melewati tempat pendaratan. Perlengkapan lompat jauh adalah sebagai berikut : 1. Balok tumpuan Balok tumpuan harus berbentuk segi empat, terbuat dari kayu atau bahan yang lain yang terpenting kaku yang cocok dan berukuran panjang 1,21m 1,22m, lebar 20 cm dan mempunyai tebal 10 cm. Balok tumpuan ini harus di cat putih. 2. Papan plastisin Papan ini terbuat dari papan yang kaku, lebar 10 cm, panjang sama dengan balok tumpuan. Papan ini harus di letakkan di depan balok tumpuan dekat dengan tempat pendaratan. Papan ini harus di isi

13

dengan plastisin tujuannya adalah jika kakipelompat menyentuhnya maka akan membekas sehingga akan membantu juri 3. Tempat pendaratan Bak pendaratan ini berukuran : lebar minimum 2,75 m dan lebar maksimum 3 m. Panjang bak pendaratan minimal 10 m. Bak ini harus diisi dengan pasir yang bersih, lembut dan basah. Permukaannya harus diratakan dengan permukaan balok tumpuan.

BAB IV HASIL DARI PEMBAHASAN

A. Pembahasan Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olah raga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olah raga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olah raga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Olah raga atletik dilakukan di lintasan dan lapangan. Lintasan digunakan untuk lari sedangkan lapangan digunakan untuk lempar dan lompat. Cabang olahraga atletik di indonesia sebenarnya merupakan terjemahan dari Track and Field, karena di dalamnya terdiri atas nmor-nomor yang dilakukan di lintasan jari (track) dan dilapangan (field). Nomor-nomor lintasan terdiri dari jalan dan lari yang dibedakan berdasarkan jaraknya, yaitu jarak pendek, menengah, dan jarak jauh. Sedangkan nomor-nomor lapangan terdiri dari nomor lempar dan tolak yang dibedakan atas lempar lembing, lempar cakram, lontar martil, dan tolak peluru. Oleh karena itu, jalan, lari, lempar, dan lompat merupakan pola gerak dominan dalam atletik. Untuk selanjutnya dalam buku ini akan dibahas secara berurutan mulai dari jalan dan lari, lompat, lempar, dan nomor kombinasi. Ada empat komponen utama lompat jauh: Lari Awalan, Tumpuan atau tolakkan, Sikap di Udara dan Mendarat. Kecepatan di run-up, atau pendekatan, dan yang tinggi melompat dari papan adalah dasar-dasar keberhasilan. Karena kecepatan adalah faktor yang penting dari pendekatan, tidaklah mengherankan bahwa banyak juga jumper lama bersaing dengan sukses di sprint. Sebuah contoh klasik dari lompat jauh ini / sprint penggandaan adalah pertunjukan oleh carl lewis.

15

Strategi pembelajaran atletik pada dasarnya diarahkan agar siswa dapat menampilkan berbagai nomor cabang olahraga atletik secara maksimal. Agar siswa dapat menampilkan olahraga atletik secara maksimal, maka paling tidak ada tiga komponen yang mempengaruhinya. Pertama, kualitas kesegaran jasmani yang di dalamnya meliputi beberapa komponen penting, seperti daya tahan, kekuatan, dan fleksibilitas. Kedua, kualitas keterampilan gerak (skill), dan ketiga, kualitas konsep gerakanya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan mengemukakan kesimpulan dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian mengenai peningkatan keterbukaan diri melalui pendekatan problem based learning.

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh mulai dari perbahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Atletik merupakan induk dari segala cabang Olahraga karena terdapar gerakan yang sering di lakukan pada aktivitas sehari-hari. 2. Dalam pelatihan atletik banyak atlet yang sudah bisa mewujudkan impiannya menjadi atlet baik dalam tingkat Kabupaten hingga Internasional. 3. Atletik bukan hanya sekedar hobi tetapi juga merupakan profesi yang tidak hanya untuk mencari kepuasan batin saja tetapi juga masa depan kita. B. Saran Berdasarkan hasil penulisan yang terbatas ini, dalam bidang atletik terutama lompat jauh maka saran yang akan diberikan adalah: Untuk lebih meningkatkan mutu dalam mendidik, penulis mengharapkan untuk mendidik atlet dengan memperhatikan jadwal pelatihannya, supaya para atlit di sekolah tidak merasa terbebani dan tertekan demi kemajuan bakat atlit tersebut.Selama ini para atlit sering mengeluh ketika akan melakukan latihan karena sistim pelatihan dan jadwal tidak efisien, dan juga terdapat rasa cemburu sosial diantara para atlit yang di didik karena mereka merasa tidak di perhatikan dan mungkin hanya mengikuti latihan secara terpaksa.

17

DAFTAR PUSTAKA

Khomsin, 2005. Buku petunjuk umum guru penjas, pelatih, siswa, mahasiswa dan atlet, Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Wiarto Giri, 2009. Laporan studi pustaka tentang pemahaman atletik lompat jauh. Tulang Bawang: SMA Negeri 1 Banjar Agung

Anda mungkin juga menyukai