Anda di halaman 1dari 11

SIMULASI NUMERIK PERUBAHAN MASSA AKIBAT DINAMIKA MUKA AIR SUNGAI DAN WADUK UNTUK KOREKSI NILAI GAYABERAT

MIKRO ANTAR WAKTU (STUDI KASUS: BANYUURIP, BLOK CEPU, JAWA TIMUR)

PROPOSAL TESIS

Oleh: Toddy Samuel 227 10 305

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK AIR TANAH FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI KEBUMIAN 2011

PROPOSAL TESIS SIMULASI NUMERIK PERUBAHAN MASSA AIR AKIBAT DINAMIKA MUKA AIR SUNGAI DAN WADUK UNTUK KOREKSI NILAI GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU (STUDI KASUS: BANYUURIP, BLOK CEPU, JAWA TIMUR)

1.

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Sumur-sumur tua pada lapangan minyak bumi Banyuurip diproduksi kembali dengan metode EOR (Enhanced Oil Recovery). Konsep dari metode ini adalah menginjeksi air ke dalam reservoir sehingga minyak yang masih melekat pada pori batuan dapat terlepas, kemudian terangkat lebih dekat dengan permukaan sumur dan mudah untuk diproduksi. Dua aspek penting dalam efisiensi proses injeksi dalam metode EOR adalah pemantauan dan simulasi pergerakan fluida reservoir sebagai respon dari aktivitas proses injeksi dan produksi. Salah satu metode pemantauan yang dapat digunakan adalah pengukuran gayaberat mikro (microgravity). Pengukuran gayaberat mikro adalah metode untuk mengukur perubahan massa yang terjadi di bawah permukaan tanah di sekitar tempat pengukuran. Perubahan massa yang terjadi pada reservoir adalah perubahan massa gas, perubahan massa air, perubahan massa minyak serta perubahan massa tanah. Koreksi terhadap perubahan tiap fasa massa menjadi penting untuk dapat menentukan jumlah massa minyak yang masih terdapat pada reservoir. Perubahan massa air yang terjadi di bawah tanah terdapat pada lapisan yang tidak jenuh air (unsaturated zone) dan lapisan tanah yang jenuh air (saturated zone). Lapisan tanah yang jenuh air kemudian dibedakan menjadi lapisan pembawa air yang tidak tertekan (unconfined aquifer) dan lapisan pembawa air yang tertekan (confined aquifer). Dinamika perubahan massa air yang terjadi pada lapisan pembawa air yang tidak tertekan mendapat pengaruh dari air permukaan yang

mengimbuh lapisan tanah, oleh karena itu menjadi penting untuk mengetahui perubahan massa air di permukaan sekitar titik-titik pengukuran. Air sungai adalah air permukaan yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap perubahan massa air di sekitar titik-titik sekitar pengukuran karena perubahan muka air sungai yang dinamis sepanjang tahun menyebabkan jumlah air yang terimbuh ke dalam lapisan tanah tidak tetap. Sungai besar yang terdekat dengan lapangan Banyuurip adalah sungai Bengawan Solo, yang merupakan sungai dengan jumlah debit yang tinggi. Selain itu rencana pembangunan waduk untuk menampung air sungai Bengawan Solo sebagai cadangan air untuk sumur injeksi juga merupakan potensi yang dapat memberikan pengaruh cukup besar. Simulasi numerik pola aliran dan distribusi spasial air di permukaan khususnya sungai Bengawan Solo dan waduk serta interaksi keduanya dapat menggambarkan perubahan massa air yang terjadi di sekitar titik-titik pengukuran gayaberat mikro.
1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan koreksi gayaberat mikro antar waktu melalui simulasi numerik perubahan massa air akibat dinamika muka air sungai dan waduk. 1.3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan daerah yang terletak di antara Cepu dan Bojonegoro dan mencakup tiga kecamatan, yaitu kecamatan Purwosari, kecamatan Ngasem, dan kecamatan Kalitidu. Letak geografis dari lokasi penelitian ini berada pada 9210000 N sampai 9204000 N dan 575000 E sampai 579000 E mencakup daerah seluas 9,0 Km x 7,2 Km. Daerah penelitian di batasi oleh Sungai Bengawan Solo yang mengalir ke arah timur di sebelah utara.

Lokasi penelitian

Gambar 1. Lokasi penelitian 1.4. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pemodelan dengan simulasi numerik mengenai distribusi spasial air sungai Bengawan Solo serta interaksinya dengan waduk terhadap muka airtanah pada lapisan pembawa air yang tidak tertekan. Serta di batasi oleh pengukuran muka airtanah dan muka air sungai di lapangan. Pengukuran langsung menghasilkan nilai gayaberat, kemudian akan dikoreksi oleh nilai yang didapat dari pemodelan. 2. Kajian Pustaka Perbedaan nilai gayaberat antara dua survey pada suatu titik di lapangan minyak bumi dan gas diakibatkan oleh tiga sumber utama, yaitu: (1) perubahan massa reservoir minyak bumi, (2) perubahan muka air tanah, dan (3) pergerakan tanah vertikal. (Hunt, 2000) Perubahan jangka pendek akibat hujan memberikan koreksi sebesar 10 Gal dan perubahan musiman pada permukaan airtanah memberikan nilai gayaberat sebesar 10-15 Gal. (Goodkind, 1986)

Analisis regresi multivariabel dicoba diaplikasikan untuk menghubungkan antara perubahan gayaberat dan curah hujan, hasilnya didapatkan korelasi yang baik antara keduanya sehingga estimasi perubahan gayaberat akibat perubahan muka airtanah dimungkinkan jika tersedia data curah hujan. (Fujimitsu dkk, 2000)

1.

Asumsi dan Hipotesis

1.1. Asumsi Asumsi- asumsi yang akan dipakai pada penelitian ini adalah:

Bengawan Solo sebagai sumber air permukaan utama di daerah ini mengalir sepanjang tahun dan bersifat influent (air permukaan mengimbuh lapisan tanah pembawa air yang tidak tertekan).

Perubahan muka air sungai Bengawan Solo mengikuti tinggi-rendahnya curah hujan di lokasi penelitian. Terjadi rembesan air dari waduk ke dalam sungai Bengawan Solo. Perubahan muka airtanah pada lapisan tanah pembawa air yang tertekan dianggap tidak ada sehingga tidak perlu ditinjau.

1.1. Hipotesis Beberapa dugaan awal yang akan dibuktikan di dalam penelitian ini adalah:

Perubahan muka airtanah pada lapisan tanah pembawa air yang tidak tertekan mengikuti pola perubahan muka air sungai Bengawan Solo. Simulasi numerik akan memberikan nilai perubahan massa air yang lebih akurat sehingga nilai koreksi gayaberat mikro akibat perubahan massa tersebut lebih besar.

1.

Data dan Metodologi

1.1. Data Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:

Data primer: a. Data muka air sungai b. Data muka air tanah c. Data kondisi geologi

Data sekunder:

a. Peta geologi b. Peta hidrogeologi c. Peta topografi d. Data curah hujan 1.1. Metodologi Metodologi dalam penelitian ini merupakan gabungan dari metode langsung dan metode tidak langsung. Tahap-tahap pada metodologi penelitian ini secara umum dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pengukuran langsung di lapangan dan tahap pengolahan data di studio. Simulasi numerik dilakukan di studio dengan perangkat lunak lalu ditentukan nilai koreksi gayaberat mikronya. Kemudian dibandingkan dengan nilai koreksi gayaberat mikro yang didapat melalui pengukuran langsung dilapangan. Hasil perbandingan ini akan menghasilkan nilai koreksi untuk media jenuh.

Gambar 2. Diagram alir penelitian 1.1.1.Koreksi Bouger Rumus dasar Koreksi Bouger, dinyatakan dalam persamaan matematis berikut ini:
g=2Gwh

(1)

dengan: g G = = Koreksi Bouger (gal = 10-8 m/s2) Konstanta gayaberat umum (6,67 x 10-11 m3/ kg s2)

w h

= = =

Porositas Densitas (kg/ m3) Perubahan MAT (m)

Namun, untuk menghitung Koreksi Bouger yang lebih lengkap, menggunakan persamaan berikut ini:
AB=gobs- g()-FAC+BC-TC AB=gobs- g()+FAC-BC+TC AB=gobs-g+c1-c2h+c3h

(2) (3) (4)

dengan: AB gobs g() FAC BC TC c1 c2 c3 h h = = = = = = = = = = = = = Anomali Bouger lengkap Gayaberat observasi Gayaberat teoritis pada lintang lintang Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction) Koreksi Bouger (Bouger Correction) Koreksi Medan (Terrain Correction) konstanta koreksi udara bebas (c1 = 0,0308765 mGal/ meter) konstanta koreksi Bouger untuk lempeng terbatas = 0,04193 konstanta koreksi medan (perubahan koreksi medan akibat perubahan tinggi) rapat massa pada koreksi Bouger (c2) Tinggi (meter) Beda tinggi titik amat dengan topografi sekelilingnya

Anomali gayaberat mikro antar waktu merupakan selisih nilai anomali Bouger lengkap pada setiap titik pengukuran pada interval waktu tertentu t=t2-t1 yang dapat ditulis sebagai:
gx,y,z,t=ABt2-ABt1

(5)

Perubahan rapat massa Bouger pada persamaan (4) akibat pergerakan tanah vertikal biasanya relatif kecil dan dapat dianggap tetap pada dua periode pengukuran, sehingga persamaan (5) dapat dituliskan menjadi:
gx,y,z,t=gobs2-gobs1-g2-g1+c1-c2h2-h1+c3h2-h1

(6)

dengan: g (x,y,z,t) gobs(1) gobs(2) g(1) g(2) = = = = = Anomali gayaberat mikro antar waktu Gayaberat observasi pengukuran ke- 1 Gayaberat observasi pengukuran ke- 2 Gayaberat teoritis pada lintang pada pengukuran ke- 1 Gayaberat teoritis pada lintang pada pengukuran ke- 2

h1 h2 h1 h2

= = = =

Tinggi titik amat pada pengkuran ke- 1 Tinggi titik amat pada pengkuran ke- 2 Beda tinggi titik amat dengan topografi sekelilingnya pada pengukuran ke- 1 Beda tinggi titik amat dengan topografi sekelilingnya pada pengukuran ke- 2

Perubahan koreksi medan akibat perubahan tinggi titik amat relatif kecil. Berdasarkan pemodelan matematik (Sarkowi, 2007) menunjukan bahwa perubahan tinggi titik amat 50 cm menyebabkan perubahan koreksi medan sebesar 3 Gal, sehingga perubahan koreksi medan akibat perubahan titik amat dalam orde kecil (beberapa sentimeter) dapat diabaikan (C3=0), maka persamaan (6) dapat disederhanakan menjadi :
gx,y,z,t=gobs2-gobs1-g2-g1+c1-c2h2-h1 (7)

Untuk posisi stasiun titik amat tetap 1 = 2, persamaan (7) dapat disederhanakan menjadi:
gx,y,z,t=gobs2-gobs1+c1-c2h2-h1 gobs2-gobs1=gx,y,z,t-c1-c2h2-h1

(8) (9)

Kadir (1999) megungkapkan bahwa untuk benda 3 dimensi dengan distribusi rapat massa (, , ), anomali gayaberat mikro antar waktu pada titik P(x,y,z) di permukaan diberikan oleh:
gx,y,z,t=G0--, ,tz-x-2+y-2+z-32ddd

(10) dengan: g (x,y,z,t) = Anomali gayaberat mikro antar waktu G = Konstanta gayaberat umum (6,67 x 10-11 m3/ kg s2) = Kontras rapat- massa , , = Koordinat rapat- massa x, y, z = Koordinat titik pengamatan t = Selang waktu pengukuran Dari persamaan 9 dan 10 diperoleh:
gobs2-gobs1=G0--, c2h2-h1 ,tz-x-2+y-2+z-32ddd-c1-

(11)

Persamaan (11) menunjukkan bahwa selisih nilai gayaberat hasil pengukuran (gobs(2) - gobs(1)) disebabkan oleh perubahan rapat-massa bawah permukaan akibat

dinamika fluida bawah permukaan dan perubahan ketinggian titik amat akibat pergerakan tanah vertikal. Jika perubahan ketinggian titik amat (h2 - h1) akibat pergerakan tanah vertikal terukur, maka selisih gayaberat hasil pengkuran merupakan perubahan rapat- massa bawah permukaan saja. Efek gayaberat akibat perubahan massa (rapat-massa) pada reservoir minyak bumi didapatkan dengan mengoreksikannya dengan efek gayaberat akibat perubahan muka airtanah dan pergerakan tanah vertikal. Dengan ketentuan, penurunan nilai gayaberat (-) berkenaan dengan pengurangan massa (discharge) dan penurunan muka airtanah. Kenaikan nilai gayaberat (+) berkenaan dengan penambahan massa (recharge) dan kenaikan muka airtanah. Kenaikan nilai gayaberat (+) berkenaan dengan kenaikan muka tanah (inflation) dan penurunan gayaberat (-) berkenaan dengan penurunan muka tanah (subsidence). Koreksi gayaberat akibat pergerakan tanah vertikal (perubahan elevasi) titik amat dihitung dengan menggunakan gradien vertikal gayaberat normal, dengan persamaan sebagai berikut:
g,h=g+gh

(12) (13)

dengan:
g=ge1+52m-f-1714mfsin2+f28-58mfsin22

adalah nilai gayaberat normal suatu titik di permukaan bumi yang terletak pada lintang dan elevasi h dari ellipsoid, sehingga didapatkan:
gh=-g1+f+m-2fsin2

(14) (15)

Untuk = 7.5 , nilai gradien vertikal adalah:


gh=-0,308765mGalm3 Gal/ cm

dengan: g g,h
h

= = g = h f a, b m G = = = = = = =

Gayaberat normal pada lintang dan elevasi 0 dari elipsoid Gayaberat normal pada lintang dan elevasi h dari elipsoid Gradient vertikal gayaberat normal suatu titik di permukaan bumi yang terletak pada lintang lintang Elevasi dari elipsoid Penggepengan a-ba Radius terpanjang dan terpendek ellipsoid bumi Konstanta Clairut 2a3GM Kecepatan sudut bumi Konstanta gayaberat umum (6,67 x 10-11 m3/ kg s2)

M
2.

Massa Bumi

Sumbangan terhadap Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan nilai koreksi gayaberat akibat perubahan massa air yang nantinya akan dihasilkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. 3. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Studi Literatur dan Perangkat Lunak Pengumpulan Data Pengerjaan Model Pengukuran Lapangan Verifikasi di dan Jan 2012 Feb 2012 Mar 2012 Apr 2012 Mei 2012 Jun 2012 Jul 2012 Agus 2012 Sep 2012

Koreksi Hasil Analisa dan Penyusunan Laporan

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan 4. Daftar Pustaka at The Takigami Geothermal Field, Central Kyusu, Japan, Proceeding Word Geothermal Congress, Kyushu-Tohoku, Japan, 559-564. Goodkind, J. M. (1986), Continuous Measurement of nontidal variations of gravity, Journal of Geophysical Research, 91,9125-9134. Hunt. (2000), Microgravity Monitoring, Five Lecture on Environmental Effect of Geothermal Utilization, The United Nations University, Iceland, 73 103. Kadir W.G.A. (1999), The 4-D Gravity Survey and Its Subsurface Dynamics : a theoretical approach, Proceeding of 24 HAGI Annual Meeting, Surabaya, 94-99. Lambert, A, Beaumont, C, (1977), Nano Variations In Gravity Due To Seasonal Groundwater Movements: implications for the gravitational detection of tectonic movements, Journal of Geophysical Research 82, 297306. Fujimitsu, Y et al. (2000), Reservoir Monitoring by Repeat Gravity Measurements

Sarkowi, M. (2007), Time Lapse Microgravity for Analysis of Groundwater Table Change Case Study in Alluvial of Semarang, Disertasi Program Doktor, ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai