Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

Tahun Akademik 2007/2008

MODUL 2
( PERTEMUAN KE-2 )

PENYUSUN Sri Rahayu, SE, M.Ak

Program Perkuliahan Kelas Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta

MODUL 2
( Pertemuan II )

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL YANG MENDASARI AKUNTANSI KEUANGAN

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini , Anda diharapkan dapat : 1. Menjelaskan manfaat dari kerangka kerja konseptual 2. Memahami tujuan pelaporan keuangan. 3. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. 4. Mengidentifikasi unsur-unsur dasar laporan keuangan. 5. Menjelaskan asumsi-asumsi dasar akuntansi 6. Menjelaskan aplikasi dari prinsip-prinsip dasar akuntansi. 7. Menjelaskan dampak kendala terhadap pelaporan informasi akuntansi.

Daftar Pustaka : Kieso, Donald E., et al. 2001.,Intermediate Accounting, Tenth Edition, John Wiley & Sons, Inc.

PEMBAHASAN Kerangka Kerja Konseptual Tingkat Pertama : Tujuan Dasar Tingkat Kedua : Konsep-konsep Fundamental Tingkat Ketiga : Konsep-konsep Pengakuan dan Pengukuran

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SRI RAHAYU, SE, M.AK AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai : a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting. Definisi FASB menyatakan bahwa kerangka konseptual akuntansi adalah Yang dimaksud tujuan adalah tujuan suatu sistem yang koheren; sub-sub sistemnya adalah (1) tujuan (objectives) dan (2) Konsep fundamental yang saling terkait. pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsepkonsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsepkonsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan. Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual 1. agar bermanfaat, maka penetapan standar tujuan harus dan berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep fundamental.

Sekelompok standar dan aturan-aturan yang koheren harus dihasilkan. 2. masalah-masalah praktis yang baru, akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.

TINGKAT PERTAMA : TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN Tujuan pelaporan keuangan yang jelas akan berdampak pada kualitas informasi, pengukuran dan pengakuan aktiva yang ditetapkan dengan jelas juga. Tujuan pelaporan keuangan telah kita bahas pada modul 1 yaitu untuk menyediakan informasi : (1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman yang memadai
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

tentang aktivitas bisnis dan ekonomi yang membuat keputusan investasi serta kredit., (2) untuk membantu investor ayang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan (3) tentang sumberdaya ekonomi, klaim terhadap sumberdaya tersebut dan perubahan di dalamnya. Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntansi mengandalkan laporan keuangan bertujuan umum (general-purpose financial statements). Maksudnya adalah menyediakan informasi yang paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai. Hal yang mendasari tujuan ini adalah konsep bahwa pemakai membutuhkan pengetahuan yang memadai mengenai persoalan bisnis dan akuntansi keuangan untuk memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut. Kualitas Primer Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi. Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis. Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu. Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan. Kualitas Sekunder Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency). Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu. Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

Kendala-kendala. Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan konservatisme.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak. Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi. Elemen-elemen Laporan Keuangan. SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

Asumsi-Asumsi Dasar. Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan. a. asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihakpihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya). b. Kesinambungan (going concern). Akuntansi memandang bahwa perusahaan dianggap lestari sepanjang masa, kecuali terdapat bukti sebaliknya. c. Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu. d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi a. Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos (cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan. b. Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan. c. Prinsip Penandingan (matching principle). periode tertentu.. Beban diakui : 1. 2. jasa, 3. dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

Beban

untuk suatu periode

ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika

penjualan produk atau penyerahan jasa, tidak terdapat hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau

d. Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle) Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti : 1. keputusan pemakai 2. Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami. Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan. Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SRI RAHAYU, SE, M.AK AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

Anda mungkin juga menyukai