Permasalahannya terletak pada persepsi dimana perbedaan secara biologis antara laki-laki dan perempuan dipandang menjadi nilai-nilai dan norma tentang kepantasan peran, tanggungjawab serta status laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pembangunan. Pandangan atau persepsi dimana perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dianggap sebagai suatu pembenaran terhadap pembedaan hak-hak dan kesempatan bagi keduanya. Kapasitas biologis perempuan (bersifat kodrati) dalam melahirkan anak dijadikan rasional terhadap penentuan peranan bahwa perempuan hanya pantas berperan dalam kegiatan domestik dan dianggap tidak pantas berperan dalam sektor publik (masyarakat dan negara). Persepsi ini merupakan bias gender yang mengurangi kesempatan dan kontribusi perempuan dalam pembangunan yang dianggap berada di sektor publik.
Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, laki-laki dan perempuan, keduanya bisa menjalankan peran baik di sektor domestik maupun publik. Namun, adanya bias gender menjadikan perempuan belum memperoleh manfaat pembangunan yang sama seperti halnya laki-laki. Oleh karenanya, pembangunan harus memberi hak-hak dan kesempatan yang sama bagi keduanya, sesuai dengan peranan dan statusnya dalam keluarga, masyarakat, dan negara.
Pengarusutamaan gender
(gender
mainstreaming)
adalah
strategi
untuk
mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan, dimana aspek gender terintegrasi dalam pe-rumusan kebijakan program dan kegi-atan melalui perencanaan, pelaksana-an, pemantauan dan evaluasi. PUG bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan gender, yaitu suatu kondisi yang adil (equity) dan setara (equality) dalam hubungan kerjasama antara perempuan dan laki-laki (relasi gender). Melalui penerapan PUG, dapat ditingkatkan ketepatan desain peren-canaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program/ proyek/ kegiatan pembangunan pertanian , yang berarti: Tepat sasaran pemanfaat pemba-ngunan (pelaku agribisnis): laki-laki dan perempuan, generasi tua dan muda. Tepat metode dan teknik pen-didikan pembangunan pertanian (penyuluhan,
pelatihan pendidikan formal dan non formal pertanian) Tepat teknik, metode dan pende-katan implementasi pembangunan pertanian. Tepat penciptaan dan pengem-bangan inovasi hasil-hasil peneli-tian yang memenuhi kebutuhan dan aspirasi pelaku agribisnis.
Dengan demikian, menerapkan PUG berarti: meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pemba-ngunan
pertanian. mengakselerasi peningkatan status ekonomi dan kesejahteraan keluarga/ rumahtangga tani mengakselarasi peningkatan kesejah-teraan masyarakat dan bangsa.