Anda di halaman 1dari 5

Chapter 5

A Word and Its Relatives: Derivation

Ganjar Maulana 63708004

Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra

Universitas Komputer Indonesia

Derivation Istilah derivation digunakan pada seluruh aspek dari struktur kata yang melibatkan afiksasi yang bukan merupakan infleksi. sementara derivational morphology itu sendiri membahas tentang hubungan antar lexemes, bukan antar kata.

Adverb yang diderivasi dari adjective Seperti telah dibahas pada bab ke-2, sebuah adjective dioecious yang memiliki makna having male and female flowers on different plants harus dicantumkan didalam kamus. Akan tetapi sebuah adverb dioeciously tidak perlu dicantumkan didalam kamus karena maknanya dapat diketahui dari kata dioecious. Sehingga dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dioeciously merupakan lexeme yang berbeda dari dioecious karena kelas katanya berbeda, akan tetapi lexical item dari keduanya sama. Hal tersebut menunjukan sebuah karkteristik dari proses derivasional, yaitu mereka bisa merupah kelas kata dari sebuah bases.

Noun yang diderivasi dari noun Tidak semua proses derivasi merubah sebuah kelas kata. Dalam bahasa inggris terdapat proses derivasi yang menghasilkan noun dengan makna seperti small X, female X, inhabitant of X, state of being an X and devotee of or expert on X. perhatikan contoh dibawah ini: 1. small X: -let, -ette, -ie e.g. droplet, booklet, cigarette, doggie 2. female X: -ess, -ine e.g. waitress, princess, heroine 3. inhabitant of X: -er, -(i)an e.g. Londoner, New Yorker, Texan, Glaswegian 4. state of being an X: -ship, -hood e.g. kingship, ladyship, motherhood, priesthood 5. devotee of or expert on X: -ist, -ian

e.g. contortionist, Marxist, logician, historian Dari contoh-contoh tersebut dapat dikatakan bahwa kata-kata diatas semuanya merupakan lexical item, dan pembentukannya pun terkesan sewenang-wenang atau arbitrary.

Noun yang diderivasi dari kelas kata yang lain Banyak sekali contoh noun yang diderivasi dari adjective dan verb. Berikut adalah contoh noun yang diderivasi dari adjective: 1. ity 3. ism : purity, equality, ferocity, sensitivity

2. ness : goodness, tallness, fierceness, sensitiveness : radicalism, conservatism

Ketiga sufiks diatas memiliki makna property of being X, dan sufiks ness merupakan sufiks yang paling sering digunakan dalam membentuk noun. Berikut adalah contoh noun yang diderivasi dari verb: 1. ance, -ence 2. ment 3. ing 4. ((a)t)ion 5. al 6. er : performance, ignorance, reference, convergence : announcement, commitment, development, engagement : painting, building, singing, ignoring : denunciation, commission, organosation, confusion : refusal, arrival, referral, committal : painter, singer, organizer, grinder

Sufiks pada contoh 1-5 memiliki makna activity or result of Xing, sementara pada contoh terakhir memiliki makna untuk menunjukan seseorang yang melakukan pekerjaan tersebut.

Adjective yang diderivasi dari adjective Pada kategori ini terdapat lebih banyak prefiks daripada sufiks. Berikut adalah prefiks/sufiks yang membentuk adjective:

1. un- yang berarti not pada kata unhappy, unsure, dan unreliable. 2. In- atau il-, ir-, im- pada kata intangible, illegal, dan irresponsible. 3. ish yang berarti somewhat X pada kata greenish, smallish, dan remotish.

Adjective yang diderivasi dari kelas kata yang lain Sufiks yang dapat membentuk sebuah adjective dari verb adalah sebagai berikut: 1. able able to be Xed 2. ent, -ant tending to X 3. ive tending to X : breakable, readable, reliable, watchable : repellent, expectant, conversant : repulsive, explosive, speculative

Sementara sufiks yang membentuk adjective dari sebuah noun yaitu: 1. ful 3. al 4. ish : joyful, helpful, hopeful, meaningful

2. less : joyless, hopeless, helpless, meaningless : original, normal, personal, national : boyish, loutish, waspish, selfish

Verb yang diderivasi dari verb Semua afiks yang membentuk verb disini adalah berupa prefiks, yaitu re- dan prefiks negative yang berupa un-, de-, dis- seperti yang terdapat pada contoh dibawah ini: 1. Paint, enter 2. Tie, tangle 3. Compose, sensitise 4. Entangle, believe repaint, re-enter untie, untangle decompose, desentisie disentangle, disbelieve

Selain itu, terdapat pula hubungan antara transitive dan intransitive verb. Perhatikan contoh dibawah ini dimana semua transitive verb-nya merupakan causative verb yang memiliki makna cause to X.

Intransitive Lie (past lay) rise (past rose) fall (past fell) sit (past sat)

transitive lay (past laid) raise (past raised) fell (past felled) set (past set)

Verb yang diderivasi dari kelas kata yang lain Terdapat banyak verb yang diderivasi baik dari noun maupun dari adjective. Berikut adalah afiks yang membentuk verb dari sebuah noun: 1. De- remove X from : debug, deforest, delouse 2. ise 3. (i)fy : organize, patronize, terrorise : beautify, gentrify, petrify

Selain itu terdapat pula verb yang diderivasi dengan menambahkan konsonan voiceless terakhir dari sebuah noun dengan voice, seperti: Nouns bath breath house [s] wreath verbs bathe breathe house [z] wreathe

Sementara yang terakhir adalah verb yang dibentuk oleh prefiks en/-em yang memiliki makna cause to become X atau cause to possess or enter X dari noun atau adjective seperti: enfeeble, enslave, empower, enrage, enthrone, entomb.

Anda mungkin juga menyukai