Anda di halaman 1dari 17

Falsafah & Prinsip Ibadah Oleh: Syakir Jamaluddin Tujuan: Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta secara sadar

mau beribadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Kisi-Kisi: Kenapa kita harus beribadah? Apa makna Ibadah? Prinsip2 Ibadah sbg Acuan dalam Beribadah (Disarikan dari buku Syakir Jamaluddin, KULIAH FIQH IBADAH, atau SHALAT SESUAI TUNTUNAN NABI SAW: Mengupas Kontroversi Hadis sktar Shalat (Yk: LPPI UMY) KENAPA KITA HARUS BERIBADAH? ALLAH SWT berfirman: "Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian main-main dan mengira bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?!" (QS. Al-Muminun/23: 115) Seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini dicipta & dipelihara (rububiyatullah), dimiliki & dikuasai scr mutlak oleh Allah SWT (mulkiyyatullah). Allah SWT berfirman: ( QS. Ynus/10: 66) )901 :3( Krn semuanya milik Allah, maka semuanya dikuasai oleh Allah shg --suka / tidak suka pasti akan dikembalikan & bersrh diri kpd-Nya: ( QS. 3: 83) Krn pertemuan dg Allah adlh sebuah kepastian mk sesgguhnya tdk ada pilihan bg manusia utk tidak berserah diri kpd Allah dlm segala aktivitas hidupnya. Tidak tepat bila sbgian aktivitas mans ditujukan utk Allah, & sbgnnya lagi utk yg lain. Semuanya hrs diprsembahkan hanya untuk beribadah kepada Allah semata (tauhd ubudiyyah). Allah SWT berfirman:

( QS. 11: 123) Dan puncak ibadah tertinggi adalah penyerahan diri scr total kpd Allah semata: (6: 162) Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Pemelihara alam semesta. Inilah tujuan Allah menciptakan manusia yakni hanyalah utk beribadah kpd-Nya: ( QS. 51: 56) )5 :89( Dengan memaknai bahwa hidup semata utk ibadah kpd Allah SWT maka manusia bisa mencapai derajat taqwa. )12:2( Hanya dengan bekal taqwa, seseorang mampu memfungsikan dirinya sbg Abdullah & sbg khalifah Allah di bumi (2: 30) yang bertugas memakmurkannya (11: 61). Makna Ibadah Secara bahasa, kata berarti taat ( ,)tunduk ) ,( hina ( )dan pengabdian ( .)Ibnu Taimiyah mengartikan ibadah sbg puncak ketaatan & ketundukan yg di dlmnya terdapat unsur cinta. Ketaatan tanpa unsur cinta, bukanlah ibadah dlm arti yg sebenarnya.

Adapun definisi & inti ibadah menurut Muhammadiyah adalah: Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta mengamalkan apa saja yang diperkenankan oleh-Nya." (Himpunan Putusan Tarjih, hlm. 276) Kaidah Ushul : Prinsip-prinsip Ibadah ada 6, yaitu:

.1. Hanya menyembah kepada Allah semata )5 :1( - )63 :4( - )63 :61( - .2. Ibadah tanpa perantara )681 :2( - )61 :05( - 3. Ibadah harus ikhlas )5 :89( - ()- .. Ibadah harus sesuai dengan tuntunan )011 :81( - ( ) - - ( ) : :Contoh dalam shalat, Nabi saw bersabda ( ) - .5. Seimbang antara unsur jasmani dengan rohani )77 :82( - .6. Mudah dan meringankan )682 :2( - )87:22( - Kaidah Fiqhiyyah ) => kaidah / teori yg disusun oleh ulama fiqh yg bersumber dr Syari`at dg ( Kaidah fiqhiyyah .didasarkan pada tujuan pensyari`atan

Tujuan pensyariatan ( ) adalah utk merealisir kemaslahatan & menghindarkan kemadharatan. Selain itu, adapula kaidah ushliyyah ( :) kaidah dasar yg dipakai oleh ulama ushul berdsrkan makna & tujuan ungkapan yg telah ditetapkan oleh para ahli bahasa. Itulah sebabnya sebgn ulama menyebut kaidah ushuliyah sbg kaidah bahasa krn dibangun berdsr logika bhs Contoh Kaidah Ushliyah: LIMA KAIDAH POKOK FIQHIYYAH )( Kaidah ini dibangun brdsrkan QS. Ali Imran/3: 145, & hadis: (HR. Bukhari & Muslim, dr Umar bin Khthb ra). Kaidah yg kmdn muncul: Kaidah ini didasarkan pd hadis: (HR. Tirmizi, Nasai, Ahmad), dan hadis: ( ... HR. Muslim, Nasai, Abu Daud) Kaidah yang muncul kemudian antara lain: a. b. Brgsp yg yakin melakukan pekerjaan tapi ragu ttgsedikit/banyaknya, maka harus dibawa ke juml yg sedikit. 3.

Kaidah ini bersumber dari QS. Al-Baqarah/2: 185, Al-Ma'idah/5: 6 & hadis Nabi saw ttg kemudahan & keringanan. Kaidah di atas mjd sumber adanya rukhshah (kemurahan) & takhff (keringanan) dlm melaksanakan Syari`at yg krn sebab atau keadaan tertntu sangat sulit utk dilaksanakan, spt karena bepergian, sakit, terpaksa, lupa, kurang mampu & kesukaran yang umum dialami. Namun kemurahan tsb tdk blh berkaitan dg kemaksiatan. Kaidahnya : Kaidah ini didasarkan pd QS. 28: 77: (QS. 2: 195) Dan hadis Nabi saw.: : Tdk berbahaya & tdk membahayakan. (HR. Malik & Ibn Majah) Kaidah-kaidah yg muncul kemudian, antara lain: Kaidah ini didasarkan pd QS. 2: 173; 6: 145 & 119. Kaidah yg senada: c. .

Adat atau kebiasaan (urf) bisa menjadi hukum bila tidak bertentangan dg Syariat. Namun bila adat/kebiasaan bertentangan dengan nash Al-Q & al-Sunnah maka tetap tidak bisa dijadikan sandaran dan ketetapan hukum. Misal: Bila Syariat tidak menentukan jenis & ukurannya (seperti: nafkah untuk istri (QS. 2: 228; 4: 19), jenis makanan pokok utk zakat fitrah), maka adat/kebiasaan tsb bisa dijadikan sbg hukum. Purifikasi

Mencoba untuk menghindari pelestarian budaya yang nyata-nyata dari segi ajaran Islam bersifat syirik, takhayul, bidah dan khurafat, tetapi cara memahami dan menyikapinya dengan menggunakan kacamata dan pendekatan dakwah. Kaidah Ushul : KEPUTUSAN MUNAS TARJIH XXIII TAHUN 1995 DI BANDA ACEH TENTANG KEBUDAYAAN DAN KESENIAN 9. Menciptakan dan menikmati karya seni hukumnya mubah (boleh) selama tidak mengarah dan mengakibatkan fasad (kerusakan), darar (bahaya), ishyan (kedurhakaan), dan baid ani-llh (keterjauhan dari Allah). PENGANTAR ILMU FIQH & USHL al-FIQH Kata fiqh / scara bahasa berarti: ( pengetahuan) atau ( pemahaman), atau menurut Abu Zahrah adalah yaitu pemahaman yg mendalam. Pengertian fiqh menurut istilah adalah: "Ilmu yg menerangkan ttg hukum2 syar`i yg berkaitan dg perbuatan pr mukallaf yg dikeluarkan dr dalil2nya yg terinci." Obyek ilmu fiqh adalah segala perkataan & perbuatan para mukallaf dari segi hukum. Fiqh bukanlah hukum syar`i (/Syari`ah) itu sendiri, tapi interpretasi terhadap hukum syar`i. Syari`ah adalah: Titah Allah yang berhubungan dengan perbuatan para mukallaf, baik berupa tuntutan (untuk melaksanakan atau meninggalkan), pilihan, maupun berupa wadh`i (syarat, sebab, halangan, sah, batal, dan rukhshah). Selain istilah fiqh di atas, dikenal juga istilah ( dasar-dasar fiqh) yaitu kaidah-kaidah yang dijadikan sarana /dasar utk mengistinbthkan (menggali/mengeluar-kan) hukum Islam dari dalil-dalilnya yang terinci. Hal-hal yang dibicarakan dlm ushul al-fiqh adalah kaidah-kaidah fiqhiyyah, kaidah-kaidah ushuliyyah, kaidah-kaidah bahasa, dan metode-metode dalam berijtihad.

Pembagian Fiqh Secara garis besar fiqh dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Fiqh Ibadah (dalam arti sempit = `ibdah mahdlah/`ibdah khshshah) yang membhs sekitar perkataan & perbuatan para mukallaf yg berkaitan langsung dg Allah SWT, seperti: masalah2 thaharah, shalat, zakat, puasa & haji. 2. Fiqh Mu`amalah (dlm arti luas) yg membhs sekitar perkataan & perbuatan para mukallaf yg berkaitan dg sesamanya, seperti: masalah bisnis/jual-beli, perkawinan & perceraian, waris, peradilan, hukum pidana, sampai pada masalah kenegaraan, & hubungan internasional. Sumber & Dasar Hukum Islam Pada dasarnya sumber hukum Islam hanya ada dua yakni: Al-Qur'an Al-Sunnah yg diceritakan dlm hadits maqbul. Adapun ttg ijma` (ksepakatan sluruh ulama), qiys (penganalogian), istihsn (mengambil dalil yg lebih baik/cocok krn adanya dalil syara yg menghendaki dmk), istishlh (menetapkan hukum berdsrkn pd kemslhtn smata), dll, sesungguhnya lebih merupakan metode dalam berijtihad yang kemudian dijadikan sbg dasar/dalil hukum Islam ( ,) bukan sbg sumber hukum. Sementara Al-Quran & al-Sunnah, di samping sbg sumber hukum juga sekaligus menjadi dasar hukum Islam. Kehujjahan Al-Quran -- yg scr bahasa berarti: bacaan sempurna adalah: Kalam Allah SWT yg diturunkan kpd Nabi Muham-mad saw sbg mujizat & pedoman hidup utk kemashlahatan mans, yg pembacaannya mrpkn suatu ibadah. Sbg pedoman hidup utama, Al-Q hrs dijadikan sbg sumber hukum & tolok-ukur kebenaran utk menyelesaikan segala persoalan mans. ( QS. 4: 105) ( Qs. 7: 3 ) Kenapa harus Al-Quran? Jawab: Karena hanya Al-Quran satu2nya Kitab Suci yg masih terpelihara kesuciannya dari perubahan akibat ulah jahil mans. Kesucian Al-Q dpt terjaga krn adanya jaminan penjagaan Allah ( Qs. 15 : 9)

Bentuk penjagaan dr Allah al, Dia menurnkannya berbhs Arab: ( Qs. 12: 2) Inilah al. yg menyebabkan Al-Q terpelihara dari perubahan: ( Qs. 39: 28) Hanya Al-Quran yg tetap terpelihara kesuciannya yang mampu membuat manusia terpelihara fitrah/pencipta-annya sbg makhluq yg memiliki instink/naluri, akal-nurani, & beragama dg satu Tuhan. Kehujjahan al-Sunnah Al-Sunnah yg diceritakan melalui hadis Nabi adalah: Segala hal yg disandarkan kpd Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, ataupun sifat beliau. Kehujjahan al-Sunnah/al-hadits didsrkan pd firman Allah : )7 : ( )95 : ... ( )08 : ( Oleh krn tidak semua hal dijelaskan scr rinci dlm Al-Q, maka Allah SWT mengutus Rasul-Nya utk menjelaskan Al-Q melalui hadis2nya: ( Qs. 16: 44) Hanya hadis maqbl yang dpt diterima sbg hujjah, yaitu: 1. Hadis Shahih (scr bahasa: sehat / benar) ,yaitu: Hadis yg diriwayatkan oleh periwayat yg adil (muslim yg memiliki integritas akhlaq), dlabith (sempurna kekuatan hapalannya), bersambung sanad-nya, tidak bercacat & tidak janggal/menyimpang. Hadis yg paling sahih adalah hadis mutawtir, yaitu: Hds yg jumlah prwytnya banyak pd setiap level shg menurut adat tdk mungkin mrk bersepakat utk berdusta. 2. Hadis Hasan, yaitu hadis yg memenuhi kualifikasi hds sahih, kecuali dlm hal hapalan yang kurang begitu kuat. Adapun hadis mardd (ditolak sbg hujjah), yakni:

Hadis dlaf (lemah), yaitu: hadis yg tidak terkumpul syarat-syarat hadis maqbul (yakni: syarat hadis sahih & hasan) Hadis dlaif jiddan (lemah sekali), sprti: hds mawdlu (palsu), yaitu: hds yg dibuat-buat & disandarkan pd Nabi saw Tujuan Hukum Islam / Semua hukum yang disyari`atkan Allah SWT bertujuan untuk merealisir kemashlahatan manusia. Tingkat kemashlahatan: I. Dlarriyt, yi: mutlak hrs ada krn sngt penting & mendesak. Hal yg bersifat dlarriy mengacu kpd 5 pemeliharaan, yakni: 1) ; 2) ; 3) ; II. Hjjiyt => dibutuhkan utk menghilangkan kesulitan & kesempitan, tapi tdk sampai pada tingkat membahayakan. III. Tahsniyt/takmliyt => sebaiknya ada utk kesempurnaan hidup. Kalaupun tdk ada mk tdk akan menimbulkan kesulitan, apalagi kemadlaratan dlm hidup. Asas-asas Hukum Islam 1. Meniadakan kesempitan () Hal ini didasarkan pd firman Allah al. dlm QS. Al-Hajj/22 : 78: Lihat juga QS. Al-Baqarah/2: 185, 286. Hadis: : Sungguh agama itu mudah. (HR. Bukhari) 2. Menyedikitkan beban () Hal ini didasarkan pd QS. Al-Ma'idah/5: 101 : Al-Q sendiri tidak banyak merinci persoalan hukum, tapi lbh banyak menginformasikan mslh/prinsip2 umum. 3. Berangsur2 dlm menetapkn hukum () 4) 5)

Contoh: Pengharaman khamr hingga 4 tahap: (I) QS. 16: 91. 4. Sejalan dengan kemashlahatan manusia ()

67; (II) 2: 219; (III) 4: 43; (IV) 5: 90-

Tidak satupun hukum Allah yg tidak mempunyai tujuan. Dan, Syari`at Islam ditetapkan oleh Allah SWT tdk lain kecuali hanya untuk kemaslahatan umat manusia, di dunia maupun di akhirat. 5. Mewujudkan keadilan. Islam yg dibw pr Rasul dg bekal Kitab Suci memiliki misi utk menegakkn hkm dg adil. Firman Allah dlm 57: 25 : Konsep persamaan kedudukan mans di muka hukum harus mengacu pd konsep Tuhan yg menyamakan kedudukan mans di hadapan-Nya. - ( QS.4:135) -( QS. 5: 8) Metode Penetapan Hukum Islam Langkah awal dlm mencari kepastian hukum adalah dg merujuk pada sumber hukum utama dalam Islam, yakni: Al-Qur'an Al-Sunnah yang diceritakan dlm hadis-hadis maqbl. Bila pada keduanya juga tidak ditemukan kepastian hukumnya, maka barulah melakukan ijtihd yi: mengerahkan sgl kemampuan ) ( berpikir dlm menggali sumber ajaran Islam utk mendapatkan kepastian hukumnya berdasarkan wahyu dengan metode dan pendekatan tertentu. Yang harus diingat dlm berijtihad bahwa masalah yang akan dicari jawabannya benar-benar persoalan baru yang rincian hukumnya tidak dijelaskan di dalam Al-Qur'an maupun dalam al-Sunnah, atau masalah yang terdapat pada dalil2 dzanni (dalil2 yg tdk pasti penunjukan hukumnya / relativ). Cara praktis-sistimatis dlm berijtihad 1. Mencari definisi yang tepat terhadap masalah baru yang akan dibahas.

2. Melakukan penelusuran data ttg seberapa besar kemadlaratan yang mungkin ditimbulkan oleh masalah tersebut & seberapa besar manfaat / kemashlahatan yang bisa diraih. Pada langkah ini harus melibatkan pakar yg berkompeten dari berbagai disiplin ilmu, spti: pakar medis, pakar bahasa, sejarawan, sosiolog, antropolog atau bisa juga ekonom. 3. Melakukan ijtihad dengan menggunakan metode ijtihad yang dijadikan sbg dasar ijtihad. 4. Menyimpulkan hasil ijtihad. Menyadari bahwa proses ijtihad tidaklah gampang maka ada bbrp syarat yang harus dipenuhi bagi seorang mujtahid. Syarat Mujtahid 1. Memiliki integritas kepribadian sbg muslim sejati, yakni: memiliki aqidah yg benar & akhlaq yg baik (spt: jujur, adil, amanah, dsm), melaksanakan ajarn Islam scr menyeluruh (ibadah & muamalah). 2. Menguasai materi hukum yg tdpt dlm Al-Quran & al-hadis berikut ilmu2 Al-Quran & ilmu2 hadis, spt: ilmu tafsir & kaidah2 penafsiran, ilmu asbb al-nuzl, asbb al-wurd hadis, tartb al-nuzl, munsabah (hubungan/korelasi) antar ayat & antar surat, permslhan hadis shahih, hasan & dlaif. 3. Menguasai ilmu fiqh & ushul al-fiqh, spt: prinsip & tujuan hukum (maqshid al-tasyri` ), kaidah fiqhiyyah & ushliyyah, metode / dasar ijtihad, dan metode dlm menyelesaikan dalil-dalil yang bertentangan. 4. Menguasai permasalahan yg sedang dibahas dg cara meminta penjelasan dr para pakar yg berkompeten. Tidak boleh menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan perkiraan/asumsi. Metode yg dijadikan Dasar Ijtihad 1. Qiys ( / analogi), yaitu: Menyamakan hukum suatu peristiwa yang tidak ada nash mengenai hukumnya dengan suatu peristiwa yang sdh ada nash hukumnya, karena adanya kesamaan `illat. Paling tdk ada 4 hal yg hrs ada pd qiyas atau disbt rukun qiys, yi: a. ( pokok): masalah yg telah ada hukumnya berdasarkan nash. Ashl disebut juga maqis `alaih (tempat mengqiaskan). b. ( cabang): masalah baru yg belum ada hukumnya. Far`u ini disebut juga dg maqis (yang diqiaskan). c. ( Hukum ashl): hukum yg tlh ada pd ashl brdsrkan nash. d. `( illah): sesuatu yg ada pada ashl yg di atasnyalah dibina hukum & karenanyalah dpt ditetapkn wujudnya hukum pd far`u.

Illah adalah sebab utama adanya sebuah hukum. Illat inilah bagian terpenting dalam masalah qiys sehingga Ahli Ushul pun menyusun kaidah fiqhiyyah: Adapun syarat `illat (sebab adanya suatu hukum) adalah: 1) Merupakan suatu sifat yg nyata. 2) Merupakan sifat yg sdh pasti, tdk berubah2, & bukan 3) Merupakan sifat yg sesuai dg hikmah hukum. 4) Merupakan sifat yg tidak hanya terdapat pada ashl Contoh Qiyas Narkoba (Narkotika & obat terlarang lainnya) mrp suatu yg belum dikenal pada masa Nabi Muhammad saw shg tidak ada keterangan langsung dari Nabi saw mengenai hukumnya. Narkoba dlm hal ini disebut sbg masalah baru (al-far`u) yg blm diketahui hukumnya. Namun ada sesuatu yg bernama khamr yg dihrmkan Allah krn adanya unsur yg dpt menghilangkn kesadaran & merusak bahkan membahayakan. Khamr inilah yg disebut dg al-ashl yakni mslh pokok yg telah ada kejelasan hukumnya brdsrkan nash. Hukum pada ashl ini sudah jelas yakni haram. `Illat hukumnya adalah karena adanya unsur memabukkan (mnghilangkan kesadaran), merusak kesehatan & membahayakan jiwa, khususnya bagi si pemakai & umumnya bg masyarakat luas. Karena narkoba memiliki kesamaan `illat dg khamr bahkan jauh lebih membahayakan, maka hukum narkoba => haram. Istihsn ( ) Arti istihsn scr bahasa: mengikuti/memilih yg lebih baik. Sdgkan istihsn menurut istilah adalah berpindah dari suatu hukum kepada hukum lain karena adanya dalil Syara` yang lebih tepat yang menghendaki demikian. Dgn demikian, penetapan istihsn ini bersifat kasuistik dg tujuan utk menghilangkan beban dan kesukaran (.) Istihsan ini didasarkan pada firman Allah SWT: saja, tetapi juga terdapat pada al-faru (cabang). perkiraan.

(QS. Al-Zumar/39: 18) & QS. 39: 55: Contoh istihsn Seluruh tubuh wanita adalah aurat, kecuali wajah & telapak tangan. Akan tetapi bila wanita tsb dlm keadaan sakit pd salah satu bagian anggota badannya yg menuntut pemeriksaan pd bagian tsb, maka di sini terjadi pertentangan kaidah. Satu sisi disebutkan bhw seluruh badan wanita adalah aurat. Di sisi lain, adanya satu keadaan di mana akan terjadi kesulitan yg mungkin akan mengarah pada kondisi yang lebih parah bila tidak dilakukan pemeriksaan pada bagian yang sakit. Dalam keadaan seperti ini dipakailah istihsan dlarurat. Istishlh ( ) Arti istishlh secara bahasa adalah mencari kemaslahatan. Sebagian ulama menyebutnya dg mashlahah mursalah. Sdgkan istishlh menurut istilah adalah: Menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nash & ijma`nya yang dibangun dengan dasar untuk menjaga kemaslahatan semata. Ada tiga syarat berhujjah dengan istishlh yaitu: a. Kemaslahatan tersebut haruslah kemaslahatan yang hakiki b. Kemaslahatan itu haruslah kemaslahatan umum. c. Kemaslahatan itu tidak bertentangan dg dasar2 nash atau ijma`. Contoh Istishlh Para sahabat mengumpulkan lembaran2 Al-Quran yg tersebar di tangan pr sahabat lain utk kmdn dilakukan pembukuan dlm satu mushaf. Padahal hal ini tdk pernah diperintahkan scr langsung oleh Nabi saw. Alasan yg mendorong mereka melakukan hal tsb krn pertimbangan kemashlahatan semata. Khalifah Umar bin Khaththab pernah memerintahkan para penguasa (pejabat tinggi negara) agar memisahkan antara harta kekayaan pribadi dg harta yang diperoleh dari hasil selama ia menjadi pejabat. FIQH ZAKAT Dari segi bahasa, kata zakt adalah bentuk dasar (mashdar) dari kata yg secara bahasa bisa berarti: 1. ( berkah) 2. ( tumbuh subur/berkembang)

3. ( suci) 4. ( penyucian). Pengertian zakat menurut istilah fiqih adalah: Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kpd golongan yang berhak menerimanya. Yg dimaksud dg tertentu => harta wajib zakat tsb sdh trtntu jenisnya, trtntu jumlahnya & trtntu batas waktunya. Beberapa terminologi zakat dlm Al-Quran: 1. Shadaqah, sbgm disebutkan dlm QS. 9: 103: 2. Nafaqah atau infq, sbgm disebutkan dlm QS. 9: 34: 3. Haq (kewajiban/kebenaran), sbgm firman Allah: ( QS.6: 141) 4.`Afwu (kelebihan/maaf), sbgm firman-Nya: ( QS. 7: 199) Beberapa terminologi zakat dlm Al-Quran: 1. Shadaqah, sbgm disebutkan dlm QS. 9: 103: 2. Nafaqah atau infq, sbgm disebutkan dlm QS. 9: 34: 3. Haq (kewajiban/kebenaran), sbgm firman Allah: ( QS.6: 141) 4.`Afwu (kelebihan/maaf), sbgm firman-Nya: ( QS. 7: 199) Dg dmk hukum menunaikan zakat adalah WAJIB, shg hukuman bagi yg tdk menunaikan zakat adalah siksa yang amat pedih. ( QS. 9: 35)

]081 :3 [ SIAPA YANG DIWAJIBKAN ZAKAT OLEH ALLAH? Syarat-syarat Wajib Zakat 1.Muslim. Bagi Non-Muslim tdklah diwajibkan zakat karena mmg tdk diwajibkan dlm agama mereka. Meski dmk, jika mrk berada dlm wilayah Islam maka mrk diharuskan bayar upeti. (QS. 9: 29) 2.Merdeka, bukan hamba sahaya yg belum merdeka. 3.Harta itu mencapai nishab, yakni jumlah / berat minimal suatu harta yang terkena kewajiban zakat. 4.Harta itu sampai haul, yakni: masa 1 thn bg emas, perak, ternak & harta perniagaan utk dikeluarkan zakatnya, selain tanaman (tdk menunggu 1 th tapi pd setiap kali panen (QS. 6: 141). 5.Harta itu adalah miliknya secara penuh/sempurna, yi: bukan harta pinjaman (kredit) & bukan pula hasil kejahatan. Adanya syarat2 di atas, --khususnya batasan nishab & kepemilikan scr sempurna--, mk org yg wajib membayar zakat adalah orang yg benar2 sdh berkelebihan (kaya) dari segi materi. Nabi saw bersabda: ) ( Harta yang wajib dizakatkan 1. Emas Dasar diwajibkannya zakat emas terdapat dalam QS. At-Taubah/9: 34-35 dan HR. Muslim, dll. Dg dmk, maka emas yang wajib dizakatkan adalah emas yang sudah mencapai nishab 20 dinar (= 85 gram) dan sudah mencapai haul (satu tahun). Penetapan nishab emas sebanyak 85 gram emas ini karena 1 dinar (atau 1 mitsqal = berat keping uang emas) sama dgn 4,25 gram. Jadi nishab emas adalah 20 dinar x 4,25 gram = 85 gram. Adapun besar zakatnya adalah 2,5 % atau 1/40 ( ) yang disimpulkan dari hadis di atas yakni 1/2 dinar dari jumlah harta 20 dinar. Zakat perniagaan & profesi (QS 2: 267) diqiaskan pd zakat emas. 2. Perak. Dasar diwajibkannya zakat perak sama dg dasar diwajibkannya zakat emas, yi: QS. Al-Tawbah/9: 34-35 & HR. Muslim, Abu Daud & Ahmad di atas. Sedangkan mengenai nishab perak adalah 200 dirham (uang perak) atau 5 awqiyah) atau = 595 gram. 3. Binatang ternak

a. Unta. Mulai dr 5-24, Z = kmb 1 ekr; 25-35, Z = unt 1, dst. b. Kambing. Mulai dr 40-120, Z = 1 kmb, 121-200 = 2 kmb. c. Sapi / kerbau. Mulai dr 30-39, Z = 1 sp u 1th; 40 = 1 u 2th. 4. Tanaman dg berat minml 653 Kg. Dikeluarkan saat panen: 5% (Tekno/perwtn khusus) atau 10% (Nontek/tadah hujan) 5. Barang tambang 6. Barang temuan (rikaz). Zakatnya: 20% (Muttafaq alayh) 7. Perniagaan / profesi. Dikiaskan pada zakat emas Zakat hasil perniagaan / profesi didsrkn pd firman Allah SWT: Hai orang2 yg beriman, zakatkan sebagian dr hasil usahamu yang baik-baik... (QS. Al-Baqarah/2: 267) Harta zakat diambilkan dari kelebihan harta selama setahun stlh dikurangi pengeluaran pokok & hutang. Dasarnya firman Allah dalam QS. Al-Baqarah/2: 219: Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. Cara menghitung zakat Misal: Pak Dul seorang dosen pada PTN dengan pangkat lektor, mempunyai seorang istri dan 2 anak. Diketahui, pendapatan Pak Dul setiap bulan: -Gaji pokok & tunjangan jabatan -HR. mengajar dari PTS lain -HR. lain-lain Jumlah Pengeluaran Pak Dul setiap bulan: -Pembelian Sembako -Biaya sekolah, listrik, telp, transport Rp. 1.500.000,Rp. 1.000.000,Rp. 3.000.000,Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.000,- + Rp.5.000.000,-

-Kredit Perumnas/motor

Rp. 750.000,- + Jumlah Rp. 3.250.000,-

Harga emas murni (24 karat) saat ini adlh Rp. 250.000,-/gram Pertanyaan: Berapa zakat Pak Dul tahun ini ? Jawab: Sisa harta Rp 1.750.000,- x 12 bulan = Rp 21.000.000,-. Nishab Emas 85 gram x harga emas saat ini yaitu Rp 250.000 = Rp. 21.250.000,Karena sisa harta tidak mencapai nishab, maka Pak Dul pada tahun ini tidak terkena kewajiban zakat.

Namun jika ia mempunyai penghasilan tambahan lain lagi, misal Rp. 1.000.000,-/bulan (bersih), maka ia terkena wajib zakat (karena Rp. 2.750.000,- x 12 bulan = Rp 33.000.000,- sudah mencapai nishab). Dengan demikian zakat pak Dul pada tahun ini adalah Rp. 33.000.000,- x 2,5 % = Rp. 825.000,MUSTAHIQ Ada 8 golongan (ashnaf) yg berhak menerima harta zakat. Dasarnya QS. al-Tawbah/9: 60: Amil: pengelola zakat, bagiannya max 1/8%

Anda mungkin juga menyukai