Anda di halaman 1dari 18

PANAS YANG DI SEBABKAN ARUS LISTRIK

Nofyantika Wulandari
11 11 100 036
Rahmania Mawasah
11 11 100 037
Rizky Yuniasari
11 11 100 038
Yoseph Wahyu Saputra Wisnu Wardana
11 11 100 050
Ricky Putra
11 11 100 051
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


Abstrak
Telah dilakukan percobaan perpindahan panas yang disebabkan arus
listik,dengan tjuan menentukan panas yang ditimbukan arus listrik ,membuktikan
hukum joule dan menentukan harga satu joule.pada percobaan ini kta menggunakan 2
buah macam rangkaian kemudian menghitung waktu setiap kenaian 1 derjat
celsius.dari data yang di peroleh kita dapat menghitung besar panas yang dihasilkan
pada rangkaian A yaitu 593,58 joule dan pada rangkaian B 428,06 joule.panas yang
diserap air 1000 kalori dan panas yang di serap kalorimeter 260 kalori.dari percobaan
terbukti bahwa arus listrik dapat menimbulkan pana

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sejauh ini, pengetahuan kita terhadap fenomena listrik sebatas tentang muatan
listrik dalam kesetimbangan atau elektrostatik. Penerapan listrik kebanyakan
berhubungan dengan arus listrik. Arus listrik terdiri dari muatan-muatan yang
bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Apabila pergerakan ini berada pada suatu
lintasan yang tertutup, maka disebut dengan rangkaian listrik. Ketika partikel
bermuatan bergerak dalam suatu rangkaian listrik, akan terjadi perpindahan energi
potensial listrik dari sumber menuju tempat energi itu disimpan atau dikonversi
menjadi bentuk energi yang lain seperti energi bunyi pada radio atau kalor pada
pemanas roti.

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang ada dalam percobaan ini adalah bagaimana cara
menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik dan membuktikan hokum Joule,
serta menentukan harga 1 Joule.

1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan panas yang ditimbulkan
oleh arus listrik dan untuk membuktikan hokum Joule, serta menentukan harga 1
Joule.













BAB II
DASAR TEORI

2.1 Arus
Kalau ada aliran netto muatan melewati suatu daerah, dapat dikatakan bahwa ada arus
yang melalui daerah tersebut. Jika sebuah konduktor terisolasi ditempatkan dalam medan
elektrostatik, muatan dalam konduktor itu akan menyusun diri kembali sehingga menjadikan
interior (bagian dalam) konduktor itu suatu daerah bebas medan, dan dalam daerah ini
potensial konstan. Gerak muatan dalam proses penyusunan diri kembali itu merupakan
sebuah arus, dan arus itu tidak ada lagi kalau medan pada konduktor menjadi nol.
(Zemansky.1986.651)
Jika terminal-terminal baterai dihubungkan dengan jalur penghantar yang kontinu, akan
didapatkan rangkaian listrik. Alat yang diberi daya oleh baterai, yang mana bisa berupa bola
lampu, pemanas, radio, atau apapun. Ketika rangkaian seperti ini terbentuk, muatan dapat
mengalir melalui kawat rangkaian dari satu terminal baterai ke yang lainnya. Aliran muatan
seperti ini disebut arus listrik. Arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total
muatan yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan demikian, arus rata-rata
I didefinisikan sebagai
t
Q
I
A
A
=
........................................................................................................ (2.1)
di mana Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu lokasi selama jangka
waktu t. Arus listrik diukur dalam coloumb per detik, satuan ini diberi nama khusus, ampere
(disingkat amp atau A), dari nama fisikawan Perancis Andre Ampere (1775-1836). Berarti 1
A = 1 C/det. Satuan - satuan terkecil yang sering kali digunakan adalah seperti miliampere (1
mA = 10
-3
A) dan mikroampere (10
-6
A). Pada rangkaian tunggal, arus pada setiap saat sama
pada satu titik. Hal ini sesuai dengan kekekalan muatan listrik (muatan tidak hilang).
(Giancoli.2001.65)
Menurut konvensi, arah arus dianggap searah dengan aliran muatan positif. Konvensi ini
ditetapkan sebelum diketahui bahwa elektron-elektron bebas, yang muatannya negatif adalah
partikel-partikel yang sebenarnya bergerak dan akibatnya menghasilkan arus pada kawat
penghantar. Gerak dari elektron-elektron bermuatan negatif dalam satu arah ekivalen dengan
aliran muatan positif yang arah geraknya berlawanan. Jadi, elektron-elektron bergerak dalam
arah yang berlawanan dengan arah arus.
Jika dimisalkan suatu arus dalam kawat penghantar berpenampang lintang A. Misalkan n
adalah jumlah partikel-partikel pembawa muatan bebas per satuan volume. Diasumsikan
bahwa masing-masing partikel membawa muatan q dan bergerak dengan kecepatan alir v
d
.
Dalam waktu t semua partikel dalam volume Av
d
t, daerah yang melewati elemen luasan.
Jumlah partikel dalam volume ini adalah nAv
d
t, dan muatan totalnya adalah
d
nqAv
t
Q
I =
A
A
=
...................................................................................... (2.2)
(Tipler.1996.138-139)

2.2 Resistor
Jika memakai perbedaan potensial yang sama di antara ujung - ujung tongkat tembaga
dan tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa, maka dihasilkan arus-arus yang
sangat berbeda. Karakteristik (sifat) penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatan
(resistance) nya. Didefinisikan hambatan dari sebuah penghantar yang sering dinamakan
tahanan sama dengan resistor di antara dua titik dengan memakaikan sebuah perbedaan
potensial V di antara titik - titik tersebut, dan dengan mengukur arus I, dan kemudian
melakukan pembagian :
I
V
R = ............................................................................................................ (2.3)
jika V dinyatakan di dalam volts dan I dinyatakan di dalam ampere, maka hambatan akan
dinyatakan di dalam ohms. (Halliday.1989.187)
Persamaan 2.3 dikenal sebagai Hukum Ohm, tetapi banyak Fisikawan yang mengatakan
bahwa ini bukan merupakan hukum, tetapi lebih berupa definisi hambatan. Arus yang melalui
konduktor logam sebanding dengan tegangan yang diberikan, I sebanding dengan V.
Sehingga R konstan, tidak bergantung pada V untuk konduktor logam. Tetapi hubungan ini
tidak berlaku umum untuk bahan dan alat lain seperti dioda, tabung hampa udara, transistor,
dan sebagainya. Dengan demikian Hukum Ohm bukan merupakan hukum dasar, tetapi lebih
berupa deskripsi mengenai bahan konduktor logam tertentu. (Giancoli.2001.68)

2.3 Hambatan Jenis/Resistivitas
Kita mungkin menyangka bahwa hambatan kawat yang tebal akan lebih kecil dari yang
tipis karena kawat yang lebih tebal meniliki area yang lebih luas untuk lewatnya elektron.
Dan mungkin akan berpikir bahwa hambatan akan lebih besar jika panjangnya lebih besar
karena akan ada lebih banyak penghalang untuk aliran elektron. Dan memang ternyata
ditemukan pada eksperimen bahwa hambatan R kawat logam berbanding lurus dengan
panjang L dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang A, yaitu :
A
L
R =
....................................................................................................... (2.4)
di mana , konstanta pembanding, disebut hambatan jenis (resistivitas) dan bergantung pada
bahan yang digunakan. Nilai satuannya adalah .m.
(Giancoli.2001.70)

2.4 Energi dan Daya dalam Rangkaian Listrik
Ketika arus listrik berada dalam konduktor, energi listrik secara kontinu diubah menjadi
energi panas di dalam konduktor. Medan listrik dalam konduktor mempercepat gerakan
setiap elektron bebas untuk waktu yang singkat, membuat suatu peningkatan energi kinetik,
tapi energi tambahan ini secara cepat ditransfer menjadi energi termal konduktor melalui
tumbukan - tumbukan antara elektron dan ion - ion kisi konduktor. Jadi, meskipun elektron
terus menerus mendapatkan energi dari medan listrik, energi ini segera ditransfer menjadi
energi termal konduktor, dan elektron - elektron mempertahankan suatu kecepatan drift yang
konstan.
Ketika muatan positif mengalir dalam konduktor, muatan ini mengalir dari potensial
tinggi ke potensial rendah searah dengan medan listrik (elektron yang bermuatan negatif
bergerak ke arah berlawanan). Muatan lalu kehilangan energi potensial. Kehilangan energi
potensial ini muncul sebagai energi kinetik pembawa muatan, hanya sesaat sebelum
ditransfer ke material penghantar oleh tumbukan dengan ion - ion. Kehilangan energi
potensial menyebabkan kenaikan energi termal konduktor.
Misalkan suatu segmen kawat dengan panjang L dan luas penampang lintang A selama
interval waktu t, sejumlah muatan Q melewati luasan A
1
dan memasuki segmen. Jika
potensial pada titik tersebut adalah V
1
, muatan memiliki energi potensial sebesar QV
1
.
Selama selang waktu tersebut, muatan dengan jumlah yang sama meninggalkan segmen
masuk ke luasan A
2
, di mana potensialnya V
2
. Muatan ini memiliki yang sama terjadi jika
energi potensial QV
2
, yang besarnya kurang dari QV
1
. Efeknya seolah - olah muatan Q
yang sama memasuki segmen pada potensial tinggiV
1
dan meninggalkannya pada potensial
rendah V
2
, dengan demikian kehilangan energi potensial dalam segmen diberikan oleh :
( ) ( ) V Q V V Q U A = A = A
1 2
........................................................ (2.xx)
di mana V=V
1
- V
2
merupakan penurunan potensial pada segmen. Lalu, kehilangan energi
potensial dalam segmen kawat ini adalah :
( )V Q U A = A
......................................................................................... (2.xx)
Laju kehilangan energi adalah
IV V
t
Q
t
U
=
A
A
=
A
A

................................................................................ (2.xx)
di mana I = Q/t adalah arus. Kehilangan energi per satuan waktu adalah daya P yang mana
sebagai berikut :
IV P = ......................................................................................................... (2.xx)
( ) R I I IR P
2
= = ...................................................................................... (2.xx)
atau
R
V
V
R
V
P
2
= =
.............................................................................................. (2.xx)
di mana I dalam ampere, V dalam volt, R dalam ohm, dan daya dalam watt.
(Tipler.1996.147 - 148)

2.6 Kalor
Kalor adalah bentuk energi yang dapat berpindah dari zat yang suhunya lebih tinggi ke
zat yang suhunya lebih rendah jika kedua benda bersentuhan. Dengan kata lain, kalor adalah
bentuk energi yang menaikkan suhu jika bentuk energi itu diberikan kepada benda tersebut.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kalor yang diberikan kepada benda tersebut tidak selalu
menaikkan suhu. Sebagai contoh, jika kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah
wujud, maka suhu benda itu tidak naik (tetapi tidak berubah).
Oleh karena kalor adalah salah satu bentuk energi seperti halnya energi kinetik, energi
potensial, dan lain sebagainya, maka satuan kalor sama dengan satuan energi yaitu joule (J)
atau kilojoule (kJ). Pada mulanya kalor dianggap sejenis zat alir (disebut kalorik) yang
terkandung di dalam setiap benda dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori kalorik ini
pertama kali dikemukakan oleh Antonie Laurent Lavoiser seorang ahli kimia berkebangsaan
Perancis. Berdasarkan teori inilah maka satuan kalor yang dikenal sebelumnya diberi nama
kalori (kal) atau kilokalori (kkal). Satuan ini masih sering digunakan untuk menyatakan
kandungan energi yang dimiliki oleh makanan. 1 kalori (kal) sama dengan 4,2 Joule atau satu
Joule sama dengan 0,24 kalori (kal).
Teori kalorik menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak
kalorik daripada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan maka benda
yang kaya kalorik kehilangan sebagian kaloriknya yang diberikan kepada benda yang sedikit
kalorik sampai akhirnya terjadi kesetimbangan termal (kedua benda suhunya sama). Teori ini
dapat menjelaskan pemuaian benda ketika dipanaskan dan proses hantaran kalor di dalam
sebuah kalorimeter. Akan tetapi, teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa kedua telapak
tangan kita akan terasa hangat ketika kita menggesek-geseknya.
Ketika benda panas menyentuh benda dingin, partikel - partikel dalam benda panas
menabrak partikel - partikel dalam benda dingin. Energi termal partikel - partikel dalam
benda dingin betambah sehingga suhunya naik dan begitu pula dengan partikel dalam benda
dingin yang menjadi lebih energetik.
(Dwa Desa Warnana.2007.330 - 331)
Satu kalori (kal) didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur 1 gram air sebesar satu derajat celcius. Sedangkan 1 kkal adalah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 kg air sebesar satu derajat celcius. Kadangkala
satu kilokalori disebut Kalori (dengan huruf k besar). Pada sistem satuan British, kalor diukur
dalam satuan termal British (British thermal unit/Btu). Satu Btu didefinisikan sebagai kalor
yang diperlukan untuk menaikkan temperatur air sebesar satu derajat Fahrenheit. Sehingga 1
Btu sama dengan 0,252 kkal sama dengan 1055 Joule. (Giancoli.2001.489)

2.7 Kapasitas Panas
Zat - zat berbeda terhadap satu sama lain di dalam kuantitas kalor yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu kenaikan temperatur yang diberikan di dalam sebuah massa yang
diberikan. Perbandingan banyaknya tenaga kalor Q yang dibekalkan kepada sebuah benda
untuk menaikkan temperaturnya sebanyak T dinamakan kapasitas panas C (heat capacity
C) dari benda tersebut, yakni :
T
Q
C
A
A
= ........................................................................................................ (2.xx)
Perkataan "kapasitas" dapat memberikan pengertian yang menyesatkan karena perkataan
tersebut menyarankan pernyataan "banyaknya kalor yang dapat dipegang oleh sebuah benda"
yang merupakan pernyataan yang pada pokoknya tidak berarti, sedangkan yang diartikan
sebenarnya dengan perkataan tersebut hanyalah tenaga yang harus ditambahkan sebagai kalor
untuk menaikkan temperatur benda sebanyak satu derajat.
Kapasitas panas per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis (spesific
heat) adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut :
T m
Q
c
A
A
=
.................................................................................................. (2.xx)
Kapasitas panas sebuah benda tidaklah konstan tetapi bergantung pada tempat dari interval
temperatur tersebut. Persamaan persamaan yang terdahulu hanya memberikan nilai - nilai
rata - rata untuk kuantitas - kuantitas ini di dalam jangkauan nilai temperatur sebesar T,
sehingga :

A = EA =
Tf
Ti
T mc Q Q
............................................................................. (2.xx)
Di dalam batas diferensial maka persamaan ini menjadi :
}
=
Tf
Ti
cdT m Q
............................................................................................ (2.xx)
(Halliday.1985.725 - 726)


2.8 Perpindahan Panas
Energi termal dapat dipindahkan ke atau dari suatu sistem melalui mekanisme konduksi,
konveksi, dan radiasi. Panas adalah energi yang dipindahkan dari suatu sistem dengan
temperatur yang lebih tinggi ke suatu sistem dengan temperatur yang lebih rendah (di mana
keduanya mengalami kontak) melalui tumbukan partikel - partikel penyusunnya.
Konduksi terjadi ketika energi panas berpindah melalui suatu material sebagai akibat
tumbukan antar elektron, ion, atom, dan molekul bebas material tersebut. Semakin panas
suatu zat, semakin tinggi energi kinetik (EK) rata - rata atomnya. Jika terdapat perbedaan
temperatur antara material - material yang mengalami kontak, ketika tumbukan atom terjadi
antara keduanya, atom - atom dengan energi yang lebih tinggi di dalam zat yang lebih hangat
memindahkan energi ke atom - atom dengan energi yang lebih rendah di dalam zat yang lebih
dingin. Jadi, panas mengalir dari panas ke dingin.
Misalnya pada suatu lempeng dengan ketebalan L dan luas penampang melintang adalah
A. Temperatur kedua permukaannya adalah T
1
- T
2
. Besar T/L disebut gradien temperatur.
Ini merupakan kecepatan perubahan temperatur terhadap jarak.
Besar panas Q yang dipancarkan dari permukaan 1 ke permukaan 2 dalam waktu t
ditentukan oleh :
L
T
A k
t
Q
T
A
=
A
A
................................................................................... (2.xx)
Di mana k
T
tergantung dari material lempengan dan disebut konduktivitas termal material.
Dalam SI, k
T
memiiliki satuan W/m. K dan Q/t adalah J/det (Watt).
Tahanan termal (atau nilai R) suatu lempengan didefinisikan sebagai persamaan aliran
panas dalam bentuk :
R
T A
t
Q A
=
A
A
di mana
T
k
L
R =
................................................................ (2.xx)
Untuk beberapa lempengan dengan luas permukaan yang sama dalam rangakaian, nilai R
gabungan adalah
N
R R R R + + + = ..........
2 1
................................................................... (2.xx)
Di mana R
1
,....., adalah nilai R dari masing - masing lempengan.
Konveksi energi termal terjadi dalam suatu cairan ketika material yang hangat mengalir
sehingga menggantikan material yang lebih dingin. Contoh umum adalah aliran udara hangat
dari suatu lubang udara suatu alat pemanas dan aliran air hangat dalam arus.
Radiasi adalah cara perpindahan energi elektromagnetik yang bersinar melalui vakum
dan ruang kosong antar atom. Energi yang bersinar berbeda dengan panas, meskipun
keduanya berkaitan dengan energi yang berpindah.
(Frederick.2006.139 - 140)



























BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan
Peralatan an ahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah ,i set
kalori meter ,ampermeter dan voltmeter satu buah ,tahanan geser 1 buah
,thermometer 1 buah ,sumber tegangan 12 v ,kabel 1 set

3.2 Skema kerja






Gambar 3.1 Gambar rangkaian 1







Gambar 3.2 Gambar Rangkain 2


3.3 Cara kerja
Buatlah rangkain seperti gambar 3.1 dan 3.2 ,hubungkan teganggan PLN se ijin
Asisten ,isi kalorimeter dengan air ,catat masa air dalam kalorimeter ,beri beda
potensial 14,5 volt ,catat waktu setiap kenaikan 1 derjat celsius ,lakukan pada setiap
rangkaian masing masing 2 kali









































BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Analisa Data
Dari percobaan yang telah kami lakukan
dapat diperoleh data sebagai berikut,
- Rangkaian A
Tabel 4.1 pengukuran ke-1 Tabel
4.2 pengukuran ke-2












- Rangkaian B
Tabel 4.3 pengukuran ke-1 Tabel 4.4 pengukuran ke-3
suhu t
16 23.87
17 26.52
18 26.61
19 29.36
20 28.73
21 22.8
22 28.29
23 26.03
24 28.06
25 32.64
suhu t
16 19.67
17 12.82
18 12.88
19 20.59
20 17.76
21 28.7
22 22.35
23 26.05
24 29.98
25 29.66
suhu t
16 20.75








Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan tegangan sebesar
14,5 volt dan arus sebesar 1,5 ampere
4.2 Perhitungan
Contoh perhitungannya sebagai berikut,
Rangkaian A pada suhu 16
o

t = 21,77 s ( waktu yang digunakan dalam perhitungan adalah waktu rata-rata dari kedua
pengukuran )

Q
1
= m.c.T
= 100 . 1 . (16 -15)
= 100 kalori

Q
2
= 0,26m.c.T
= 0,26 . 100 . 1 . (16 -15)
= 26 kalori

H = v . I t
= 14,5 . 1,5 . 21,77
= 473,49 joule

H = Q
1
+ Q
2
473,49 joule = 126 kalori
1 joule = 0,26 kalori

Selanjutnya akan disajikan hasil dari perhitungan kami dengan data yang diperoleh
sebelumnya.

17 18.98
18 14.28
19 19.05
20 18.92
21 20.49
22 20.57
23 20.68
24 22.17
25 20.51
suhu t
16 16.32
17 12.64
18 17.08
19 16.56
20 17.11
21 19.13
22 15.54
23 20.79
24 19.87
25 20.68
Rangkaian A

t rata
2
v i H 1 joule
21.77 14.5 1.5 473.4975 0.266105
19.67 14.5 1.5 427.8225 0.294515
19.745 14.5 1.5 429.4538 0.293396
24.975 14.5 1.5 543.2063 0.231956
23.245 14.5 1.5 505.5788 0.249219
25.75 14.5 1.5 560.0625 0.224975
25.32 14.5 1.5 550.71 0.228796
26.04 14.5 1.5 566.37 0.222469
29.02 14.5 1.5 631.185 0.199625
31.15 14.5 1.5 677.5125 0.185974

Rata-rata 0.239703


Rangkaian B


4.3 Grafik
Dari hasil percobaan di atas kami telah mengolahnya dalam bentuk grafik
hubungan antara T dan t sebagai berikut,
Rangkaian A pengukuran ke-1


t rata
2
v i h 1 joule
18.535 14.5 1.5 403.1363 0.312549
15.81 14.5 1.5 343.8675 0.36642
15.68 14.5 1.5 341.04 0.369458
17.805 14.5 1.5 387.2588 0.325364
18.015 14.5 1.5 391.8263 0.321571
19.81 14.5 1.5 430.8675 0.292433
18.055 14.5 1.5 392.6963 0.320859
20.735 14.5 1.5 450.9863 0.279388
21.02 14.5 1.5 457.185 0.2756
20.595 14.5 1.5 447.9413 0.281287

Rata-rata 0.314493
0
5
10
15
20
25
30
35
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
t
Rangkaian A pengukuran ke-2





Rangkaian B pengukuran ke-1





Rangkaian B pengukuran ke-2




0
10
20
30
40
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
t
0
5
10
15
20
25
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
t
0
5
10
15
20
25
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
t
4.4 Pembahasan
Dalam percobaan tentang panas yang ditimbulkan arus listrik ini digunakan
dua rangkaian yang berbeda yaitu rangkaian (a) dan rangkaian (b). Kedua rangkaian
tersebut bertujuan untuk menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik dan
membuktikan hukum joule serta menentukan harga 1 joule. Namun kedua rangkaian
tersebut memiliki tingkat keakuratan yang berbeda karena adanya perbedaan letak
hambatan. Hambatan disini digunakan untuk menghambat arus. Pada rangkaian (a)
terlihat lebih menguntungkan dari pada rangkaian (b). Pertama yang dilakukan dalam
percobaan ini yaitu merangkai sesuai dengan rangkaian a (lihat pada gambar 3.1),
kemudian dihubungkan dengan tegangan PLN. Pada rangkaian pertama resistor
diletakkan di belakang (dilihat dari berjalannya arus). Rangkaian pertama ini
digunakan kalorimeter yang berisi air 100gr, menggunakan arus 1,5 A dan tegangan
14,5 Volt dengan menjaga nilai arus agar tetap konstan. Kemudian suhu dari 15C
hingga 25C dicatat waktux setiap kenaikan suhu 1C. Rangkaian (a) ini diulang 2
kali dalam pengambilan datanya. Dari data yang diperoleh pada percobaan rangkaian
(a), diperoleh harga panas rata-rata yang timbul pada sistem dengan perbandingan
harga panas pada air dan kalorimeter yaitu 1 joule = 0,24 kalori. Pada rangkaian ini
dapat membuktikan harga 1 joule sesuai pada teori..
Pada rangkaian kedua yaitu rangkaian (b) dilakukan dengan cara yang sama
namun merangkainya harus sesuai pada gambar rangkaian (b). Pada rangkaian ini
didapatkan waktu yang sangat cepat dalam kenaikan suhu 1C dibandingkan dengan
rangkaian (a). Hal ini mengakibatkan tidak terpenuhinya harga 1 joule yang sesuai
pada teori karena jumlah panas yang ditimbulkan arus listrik dperoleh 1 joule = 0,315
kalori . Dari perbandingan tersebut tersirat bahwa energi listrik yang diubah menjadi
energi panas tidak hanya terserap oleh air maupun kalorimeter namun juga oleh
faktor faktor yang lain, sehingga jumlah energi panas yang diserap air dan
kalorimeter tidak sama dengan energi listrik
BAB V
KESIMPULAN

Dari percobaan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
- Pada rangkaian (a) menunjukkan jumlah energi panas pada air dan kalori
meter sama dengan jumlah energi listrik
- Pada rangkaian (a) berhasil membuktikan harga 1 joule = 0,239 kalori yang
sesuai dengan teori.

Anda mungkin juga menyukai