Anda di halaman 1dari 8

Diagnosa Keperawatan Kerusakan komunikasi verbal TUM: Klien

Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

mampu

melakukan

komunikasi verbal dengan cara yang sesuai dan dapat diterima orang lain. Menunjukkan eskpresi wajah Klien dapat saling membina percaya bersahabat, Menunjukkan rasa senang, Ada kontak mata, mau

TUK: 1.

BHSP: Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. Perkenalkan sopan. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai diri dengan

hubungan

dengan perawat.

berjabat tangan, Mau menyebutkan nama, Mau menjawab salam, Klien mau duduk dengan

klien. Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

berdampingan perawat,

Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

2. Klien mampu bertahan pada satu topik pembicaraan.

- Kata-kata / kalimat-kalimat yang digunakan tepat / sesuai dengan topik pembicaraan. - Kontak mata baik,

Mendengar Aktif (Active Listening): - Dengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi tema / topik yang dominan

- Mau menatap lawan bicara.

Gunakan

teknik

validasi

dan

klarifikasi untuk mengetahui pola komunikasi klien - Gunakan teknik mengatakan secara tidak langsung - Fokuskan pembicaraan pada satu topic. - Anjurkan untuk berbicara pelanpelan, tenang dan jelas - Gunakan bahasa yang konsisten pada saat berinteraksi

Anjurkan/dorong klien untuk mempertahankan kontak mata saat berinteraksi 3. Klien mampu menerima inforrmasi / pesan komunikasi. Klien dapat menginterpretasikan pembicaraan orang lain. Klien dapat menginterpretasikan bahasa non verbal (isyarat tubuh / gesture, senyuman, kontak mata dsb.) Klien bias menjelaskan Restrukturisasi Kognisi: Kaji kemampuan klien menginterpretasikan /menilai pesan / pembicaraan orang lain. Kaji kemampuan klien menangkap dan menerima isyarat non verbal dari orang atau lawan bicara. Bantu klien mengidentifikasi

maksud dari gambar, simbol-simbol atau tulisantulisan. Klien dapat menginterpretasikan/menilai pesan yang diterima dengan tepat. Stimulasi Kognisi dan

pesan/informasi yang diterima Bantu klien mengidentifikasi interpretasi yang salah terhadap pesan / informasi yang diterima. Bantu klien memperbaiki interpretasi yang salah. Berikan informasi yang tepat, singkat dan berurutan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Kuatkan dan ulangi informasi / pesan yang diberikan Minta klien untuk mengulang pesan / informasi yang diterimanya terebut. Gunakan alat bantu untuk menstimulasi memori klien. Beri reinforcement kepada klien. Libatkan klien dalam TAK.

4. Klien mampu mengekspresikan informasi / pesan dengan jelas dan tepat.

Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara verbal. Klien mampu menggunakan bahasa non verbal dengan tepat (gerak tubuh/gesture, senyum, kontak mata). Klien mampu mengekspresikan perasaannya lewat tulisan, gambar atau symbol.

Latihan Daya Ingat (Memory Training): Uji kemampuan klien memberikan pesan/informasi dengan cara meminta klien mengungkapkan perasaannya secara verbal atau melalui tulisan, gambar, simbul secara singkat dan jelas. Bantu klien mengingat kembali pesan/informasi yang sudah disampaikan kepada orang lain. Beri klien kesempatan untuk berkonsentrasi. Anjurkan klien untuk menerapkan teknik mengingat yang tepat melalui gambar, tulisan, symbol. Dorong klien untuk memperhatikan postur terbuka

Berikan Kata-kata/kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi tepat, jelas dan mudah dimengerti orang lain. Bahasa yang dipakai tidak membingungkan lawan bicara. Tidak terdapat neoligisme, ekolalia, assosiasi longgar, flight of ideas, inkoherensi, blocking, reming, dsb. Dapat mengekspresikan bahasa non verbal dengan tempat (gesture, kontak mata, senyuman, dsb).

reinforcement

atas

keberhasilan/kemajuan klien. 5. Klien mampu berkomunikasi secara baik. Mendengar Aktif dan Fasilitas Proses Belajar (Active Lisening dan Learning Facilitation) Atur tujuan komunikasi yang jelas dan realistis sesuai dengan kemampuan yang sudah dicapai klien. Pertahankan postur terbuka saat berkomunikasi. Dengarkan pembicaraan klien dengan penuh perhatian Catat adanya flight of ideas, reming, sirkumtansial, asosiasi linggar, inkoherensi, ekolali, blocking, neoligisme dan logore. Monitor pesan non verbal klien. Fokuskan pembicaraan pada satu topik yang konkrit.

Anjurkan/dorong klien untuk berkonsentrasi pada topik pembicaraan. Gunakan bahasa yang familiar dan mudah dimengert. Koreksi intrpretasi ang salah terhadap informasi/pesan dengan menggunakan teknik klarifikasi dan falidasi. Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya. Dukung klien menggunakan/mengekspresikan perasaannya. Beri Klien mendapat dukungan keluarganya selama dalam perawatan. Keluarga mengunjungi klien secara periodik / teratur. reinforcement positif

terhadap keberhasilan klien. 6. klien mendapat dukungan dan dapat memanfaatkan dukungan keluarga dalam Tingkatan keterlibatan keluarga (Family Involvement Promotion): Kaji perepsi keluarga terhadap kejadian dan situasi yang menjadi factor pencetus.

perawatan dirinya

Klien mampu mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Keluarga mampu menjelaskan kembali cara merawat klien dengan kerusakan komunikasi verbal.

Kaji pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien dengan kerusakan komunikasi verbal. Identifikasi kemampuan dan keterlibatan keluarga dalam upaya perawatan klien. Berikan informasi tentang kondisi klien kepada keluarganya. Dorong keluarga untuk menjaga dan mempertahankan interaksi dengan klien secara tepat. Jelaskan pentingnya keterlibatan keluarga dalam perawatan klien. Jelaskan strategi/cara merawat dan berkomunikasi dengan klien. Dorong keterlibatan keluarga

terhadap perawatan selama klien di rumah sakit. Dorong klien untuk mengungkapkan keinginan dan harapannya dari dukungan keluarga terebt. Fasilitasi pertemuan klien dan keluarga secara periodik/teratur. Libatkan klien dalam TAKS.

Anda mungkin juga menyukai