A. Pengertian
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya sensasi nyeri secara sentral (pusat nyeri
susunan saraf pusat) disertai kesadaran menurun, menggunakan obat amnesia, sedasi,
analgesia, pelumpuh otot atau gabungan dari beberapa obat tersebut bersifat sementara
dan dapat pulih kembali. (dikutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Anestesiologi dan Terapi Intensif).
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya sensasi nyeri secara sentral (pusat nyeri
susunan saraf pusat) disertai kesadaran menurun, menggunakan obat amnesia, sedasi,
analgesia, pelumpuh otot atau gabungan dari beberapa obat tersebut bersifat sementara
dan dapat pulih kembali. (dikutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Anestesiologi dan Terapi Intensif).
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya sensasi nyeri secara sentral (pusat nyeri
susunan saraf pusat) disertai kesadaran menurun, menggunakan obat amnesia, sedasi,
analgesia, pelumpuh otot atau gabungan dari beberapa obat tersebut bersifat sementara
dan dapat pulih kembali. (dikutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Anestesiologi dan Terapi Intensif).
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya sensasi nyeri secara sentral (pusat nyeri
susunan saraf pusat) disertai kesadaran menurun, menggunakan obat amnesia, sedasi,
analgesia, pelumpuh otot atau gabungan dari beberapa obat tersebut bersifat sementara
dan dapat pulih kembali. (dikutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Anestesiologi dan Terapi Intensif).
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya sensasi nyeri secara sentral (pusat nyeri
susunan saraf pusat) disertai kesadaran menurun, menggunakan obat amnesia, sedasi,
analgesia, pelumpuh otot atau gabungan dari beberapa obat tersebut bersifat sementara
dan dapat pulih kembali. (dikutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Anestesiologi dan Terapi Intensif).