Anda di halaman 1dari 15

Sick Building Sindrom

Putri Chairani 102008219 C8 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Email: Chairani_29@yahoo.co
Sick bullding sindrom merupakan keluhan dan kumpulan permasalahan kesehatan yang timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan dalam suatu bangunan dan berhubungan dengan kualitas udara dalam lingkungan. Gejala yang ditimbulkan tidak spesifik, seperti sakit kepala, iritasi mata, badan cepat letih, perut terasa kembung, hidung berair, tenggorokan gatal, kesulitan dalam berkonsentrasi, kulit terasa kering serta batuk kering yang tidak kunjung sembuh. Padahal keluhan ini indikator dari Sick Building Syndrom (SBS). Penyebab dari SBS antara lain ; kualitas udara dalam ruangan tercemar oleh radikal bebas (bahan kimiawi) yang berasal dari dalam maupun luar ruangan. Contohnya tercemar oleh mikroba atau disebabkan karena ventilasi udara kurang baik. Keluhan-keluhan yang ada biasanya tidak terlalu hebat, tetapi cukup mengganggu dan yang penting sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja seseorang. Sindrom gedung sakit baru dapat dipertimbangkan bila lebih dari 20%, atau bahkan sampai 50%, pengguna suatu gedung mempunyai keluhan-keluhan seperti di atas. bila hanya 2 atau 3 orang maka mungkin sekali mereka sedang menderita penyakit infeksi saluran nafas atas.1,2

I.

Anamnesis Merupakan komunikasi antara dokter dan pasien, dimana pasien mengemukakan keluhan utama. Anamnesis terdiri dari auto-anamnesis dan allo-anamnesis. Anamnesis yang baik terdiri dari: Identitas (meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama). Keluhan utama ( batuk pilek berulang sejak 3 minggu yang lalu Apa yang di rasakan ? Sudah berapa lama batuknya ? Batuknnya terus menerus atau hilang timbul ? Batuknya berdahak atau tidak ? Keluhan tambahan : Apakah ada demam ? Demamnya terus menerus atau hilang timbul ? Apakah ada pusing, mual, muntah ? Apakah badanya terasa letih, lesu ataupun nyeri ? Apakah ada gatal-gatal ataupun alergi Apakah sebelumnya sudah minum obat Apakah dulu pernah seperti ini ? Menanyakan riwayat keluarga Riwayat penyakit dalam keluarga mungkin dapat merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan orang tua dan kakak serta adik-adik nya perlu dicatat sebaikbaiknya. Jenis kelamin,umur serta keadaan kesehatan orang tua, kakak maupun adik untuk didata. Riwayat pekerjan Bekerja dimana ?

- Sudah berapa lama bekerja sekarang ? - Riwayat pekerjaan sebelumnya ? - Dalam sehari bekerjanya berapa lama ? - Bekerja dibidang apa ?
2

- Bahan yang diproduksi ? - Mate) Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dansebagainya).ri (bahan baku) yang digunakan ? - Bagaimana lingkungan di tempat kerja ? - Apakah selama bekerja ada memakai APD - Apakah di tempat kerja ada yang seperti ini ? II. Pemeriksaan a. Pemeriksaan fisik Tanda tanda vital Pemeriksaan fisik Pada kebanyakan kasus penyakit paru akibat kerja hasil peeriksaan fisik relatif tidak membantu. Pada observasi umum b. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium Dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah, urin, sputum ataupun tinja. Kemudian pemeriksaan rontgen (paru,jantung, dan lainlain). pemeriksaan tambahan/monitoring biologis : pengukuran kadar bahan kimi penyebab sakit di dalam tubuh tenaga kerja misalnya kadar dalam urin, darah dan sebagainya, dan hasil uji/pemeriksaanfungsi organ tubuh tertentu akibat pengaruh akibat adanya pajanan. Pemeriksaan laboratorium dimaksudkan
untuk mencocokkan benar tidaknya penyakit akibat kerja yang bersangkutan ada dalam tubuh tenaga kerja menderita penyakit tersebut. guna menegakkan diagnosis penyakit akibat kerja, biasanya tidak cukup sekedar pembuktian secara kualitatif yaitu tentang adanya faktor penyebab penyabab peyakit, melainkan harus di tunjukkan juga banyaknya pembuaktian secara kuantitatif.

Pemeriksaan spirometri Dengan spirimetri dapat dihasilkan pengukuran volume ekspirasi individu. Membandingkan hasilnya dengan nilai normal populasi individu yang sehat,

berguna untuk menilai kegagalan fungsi paru, serta untuk menentukan jenis-jenis penyakit paru yang berbeda Foto thoraks Foto thoraks di lakukan untuk menentukan adanya kelainan klinis penyakit paru. Dari perubahan arsistektur parenkim c. Pemeriksaan tempat kerja
Pemeriksaan tempat dan ruang kerja yang dimaksud untuk memastikan adanya dan menggukur kada faktor penyebab penyakit di tempat atau di ruangan kerja. Hasil penggukuran kuantitatif di tempat dan ruang kerja sangat di perlukan untuk melakukan penilaian dan penambilan kesimpulan, apakah kadar zat sebagai penyakit akibat kerja cukup dosisnya atau tidak untuk menyebabkan sakit. Hasil pemeriksaan

lingkungan kerja dan cara kerja yang meliputi : faktor lingkungan kerja yang dapat berpengaruh terhadap sakit penderita (faktor fisik, kimiawi, biologis, psikososial), faktor cara kerja yang dapat berpengaruh terhadap sakit penderita (peralatan,cara kerja, waktu paparan nyata per hari,per minggu) dan alat pelindung diri. Seorang dokter kesehatan kerja membagi tugas dengan teman sekerja nya dalam bidang kesehatan kerja (ahli higiene dan kesehatan industri,ahli keselamatan kerja, perawat kesehatan kerja,dll), harus dapat melakukan evaluasi tempat kerja terhadap kemungkinan bahaya kerja secara sistematis dan lengkap.dalam praktik kesehatan kerja, evaluasi seperti itu diperlukan karena kekhawatiran yang dikemukakan para tenaga kerja atau pihak manajemen mengenai kemungkinan adanya pengaruh terhadap kesehatan sehubungan dengan lingkungan kerja tersebut. Alternatifnya, dapat dilakukan pelaksanaan inspeksi secara teratur untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini juga bisa timbul karena adanya permintaan untuk melakukan pemeriksaan kawasan kerja agar dapat menemukan kemungkinan timbulnya masalah pada bidang tertentu dan merekomendasikan cara pencegahan yang tepat untuk mengurangi gangguan kesehatan kerja. Bisa dilakukan pemeriksaan terhadap kebersihan gedung tersebut yang meliputi kebersihan luar dan dalam gedung. Luar gedung terutama kebersihan halaman dan jalanan. Untuk dalam gedung meliputi kebersihan lantai, dinding, atap, serta mesin dan alat untuk bekerja, kesediaan air yang sesuai dengan syarat peruntukannya, kelembapan gedung, dan sebagainya. keadaan gedung dilihat apakah dapat menimbulkan berkumpulnya atau bersarangnya nyamuk dan lalat, penyelenggaraan kantin yang memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan dan sebagainya. Bisa juga dengan melakukan analisa
4

terhadap kebisingan, penerangan kelembapan dan sebagainya. Contohnya kamdungan udara 0,05 mg
timah per meter kubik udara ruang kerja tidaklah menyebabkan keracunan Pb, kecuali jika terdapat absorpsi timah hitam dari sumber lain atau jam kerja per hari dan minggunya jauh melebihi batas waktu 8 jam perhari dan 40 jam perminggu.

Bagaimana penerangan di dalam kantor ? Bagaimana kelembapannya Bagaimana kebersihan Bagaimana ventilasi udaranya III. Diagnosis klinis a. Influenza Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerangunggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum. Influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun. Influenza menyebar ke seluruh dunia dalam epidemi musiman, yang menimbulkan kematian 250.000 dan 500.000 orang setiap tahunnya,[9] bahkan sampai jutaan orang pada beberapa tahun pandemik. Rata-rata 41.400 orang meninggal tiap tahunnya diAmerika Serikat dalam kurun waktu antara tahun 1979 sampai 2001 karena influenza Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering

terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 C (kurang lebih 100103 F). Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat meliputi:

Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar) Batuk Hidung tersumbat Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok Kelelahan Nyeri kepala Iritasi mata, mata berair Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan hidung Penatalaksanaan

Orang yang menderita flu disarankan untuk banyak beristirahat, meminum banyak cairan, menghindari penggunaan alkohol dan rokok, dan apabila diperlukan, mengonsumsi obat seperti asetaminofen (parasetamol) untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan flu. [106] Anak-anak dan remaja dengan gejala flu (terutama demam) sebaiknya menghindari penggunaan aspirinpada saat infeksi influenza (terutama influenza tipe B), karena hal tersebut dapat menimbulkan Sindrom Reye, suatu penyakit hati yang langka namun memiliki potensi menimbulkan kematian. Karena influenza disebabkan oleh virus, antibiotik tidak memiliki pengaruh terhadap infeksi; kecuali diberikan untuk infeksi sekunder seperti pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun sebagian galur inflenza dapat menunjukkan resistensi terhadap obat-obat antivirus standar b. Common cold Flu biasa (juga dikenal sebagai nasopharyngitis, rhinopharyngitis, coryza akut, atau dingin) adalah virus penyakit menular pada saluran pernapasan bagian atas yang mempengaruhi terutama hidung. Gejala termasuk batuk , sakit tenggorokan , pilek , dandemam yang biasanya sembuh dalam tujuh sampai sepuluh hari, dengan beberapa gejala yang berlangsung sampai tiga
6

minggu. Nah lebih dari 200 virus yang terlibat dalam penyebab flu biasa, sedangkan rhinoviruses adalah yang paling umum. Infeksi saluran pernapasan atas yang longgar dibagi dengan daerah mereka mempengaruhi, dengan flu biasa terutama mempengaruhi hidung, tenggorokan ( faringitis ), dan sinus ( sinusitis ). Gejala sebagian besar disebabkan oleh tubuh kekebalan respon terhadap infeksi daripada kerusakan jaringan oleh virus itu sendiri. Metode utama pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan beberapa bukti untuk mendukung efektivitas memakai masker wajah Gejala khas dingin termasuk batuk , pilek , hidung tersumbat dan sakit tenggorokan , kadang disertai sakit otot , kelelahan , sakit kepala , dan kehilangan nafsu makan . Sakit tenggorokan terjadi pada sekitar 40% dari kasus dan batuk pada sekitar 50%, sementara sakit otot terjadi pada sekitar setengah. Pada orang dewasa, suatu demam umumnya tidak hadir tetapi sering terjadi pada bayi dan anak kecil. Batuk biasanya ringan dibandingkan dengan yang menyertainya influenza . Sementara batuk dan demam menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi dari influenza pada orang dewasa, banyak kesamaan ada antara dua kondisi. Sejumlah virus yang menyebabkan flu biasa juga dapat mengakibatkan infeksi tanpa gejala . Warna dari sputum atau sekresi hidung dapat bervariasi dari jelas ke kuning ke hijau dan tidak memprediksi kelas agen penyebab infeksi

IV.

Diagnosis okupasi Sick Building Sindrom Sick building sindrom merupakan keluhan dan kumpulan permasalahan kesehatan yang

timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan dalam suatu bangunan dan berhubungan dengan kualitas udara dalam lingkungan, ruang kerja tertutup full AC, radikal bebas dari Printer, AC, asap rokok, vertical blind dan lain lain akan menimbulkan keluhan seperti sakit kepala, iritasi mata, badan cepat letih, perut terasa kembung, hidung berair, tenggorokan gatasl, sulit berkonsentrasi, kulit terasa kulit menjadi kering dan gatal, badan lemah dan lain-lainbatuk kering. Sepintas banyak orang beranggapan ini sebagai virus influensa biasa. Padahal keluhan ini indikator dari Sick Building Syndrom (SBS). Penyebab dari SBS antara lain ; kualitas udara dalam ruangan tercemar oleh radikal bebas (bahan kimiawi) yang berasal dari dalam maupun
7

luar ruangan. Contohnya tercemar oleh mikroba atau disebabkan karena ventilasi udara kurang baik. Penyebab lainnya adalah polutan yang bisa mencemari ruangan, misalnya asap rokok, ozon yang berasal dari mesin fotocopi dan printer, volatile organics compounds yang berasal dari karpet, perabotan cat, bahan pembersih, debu, carbon monoxide, formalde-hyde, dll. Akumulasi radikal bebas tersebut tanpa kita sadari dapat menimbulkan penyakit. Radikal bebas ini dapat menyebabkan penyakit jangka panjang dan jangka pendek. Jangka panjang berupa penyakit kronis seperti kanker & jantung koroner, sedangkan jangka pendek menyebabkan kerusakan selsel daya tahan tubuh sehingga kita mudah terserang . Dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan oleh SBS adalah, berbagai gangguan salurang pernafasan, seperti ; pneumonia, paruparu, jantung dan penyakit kronis lain terkait dengan pencemaran udara. Beberapa penyakit kronis lain adalah gagal ginjal, gangguan system reproduksi, system syaraf, kanker, penurunan usia harapan hidup, dan penyakit paru serta jantung. Resiko menderita gangguan SBS terkait erat dengan erat dengan factor lingkungan yang menjadi media pencemar fisik, kimia, biologis, dan radiasi dimana kita kontak relatif lama terjadi. Terutama di tempat kerja, factor resiko lingkungan tersebut akan kontak dengan karyawan paling tidak 8 jam sehari, sehingga peluang resiko untuk terpajan dan mengalami SBS akan semakin besar. 2 Gejala -gejala yang timbul diduga berhubungan erat dengan kondisi tidak sehatnya udara di dalam suatu gedung. Keluhan yang ditemui pada sindroma ini antara lain dapat berupa batukbatuk kering, sakit kepala, iritasi pada mata, hidung dan tenggorok. Keluhan-keluhan tersebut biasanya berlangsung setidaknya 2 minggu. Keluhan-keluhan yang ada biasanya tidak terlalu hebat, tetapi cukup mengganggu dan yang penting sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja seseorang. Sindrom gedung sakit baru dapat dipertimbangkan bila lebih dari 20%, atau bahkan sampai 50%, pengguna suatu gedung mempunyai keluhan-keluhan seperti di atas. bila hanya 2 atau 3 orang maka mungkin sekali mereka sedang menderita penyakit infeksi saluran nafas atas. Untuk dapat mengetahui penyebab sindroma ini, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kondisi lingkungan udara atau sistem ventilasi udara di dalam suatu gedung. The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), suatu badan untuk kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika Serikat telah memeriksa 446 gedung di negara itu.2,3 Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan permintaan dari pemilik/pengguna gedunggedung itu untuk menilai apakah gedung tempat mereka bekerja masih dalam keadaan sehat atau tidak. Di Indonesia, masalah sindroma gedung sakit belum banyak diketahui oleh masyarakat
8

luas dari belum ada kesadaran pemilik atau pengguna suatu gedung untuk memeriksakan gedung mereka bila dicurigai adanya pencemaran udara di dalam suatu gedung. Dari hasil pemeriksaan NIOSH ( 1984) menunjukkan ada 6 sumber utama penyebab pencemaran udara yang berasal dari dalam maupun luar suatu gedung yaitu 1. Pencemaran dari alat-alat gedung 17% 2. Pencemaran dari luar gedung 11 % 3. Pencemaran akibat bahan banguna 3% 4. Pencemaran akibat mikroba 5% 5. Gangguan ventilasi 52% 6. Tidak di ketahui 1% Pencemaran udara dalam suatu gedung antara lain disebabkan oleh karena pemakaian mesin foto kopi, asap rokok dan dapur, peptisida, bahan-bahan pembersih ruangan, cat, karpet, sofa dan lain-lain Pencemaran akibat bahan bangunan seperti formaldehid, lem, asbes, fiber glass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen bangunan pembentuk gedung tersebut. Pencemaran akibat mikroba berupa bakteri, protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditentukan di saluran udara dan alat pendingin (AC) beserta seluruh sistemnya. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara. Pencemaran dari luar gedung dapat terjadi karena masuknya gas buang kendaraan bermotor yang lalu lalang, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, yang kesemuanya terjadi akibat penempatan lokasi lubang ventilasi atau lobang pemasukan udara segar yang tidak tepat. Pajanan yang dialami Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini. Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup: 3,4 a) Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secarakhronologis, b) Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan, c) Bahan yang diproduksi, d) Materi (bahan baku) yang digunakan,
9

e) Jumlahpajanannya, f) Pemakaian alat perlindungan diri (misal: masker), g) Pola waktu terjadinya gejala, h) Informasi mengenai tenaga kerja lain(apakah ada yang mengalami gejala serupa), i) Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dansebagainya). Hubungan pajanan dengan penyakit Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut. Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada yang mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut secara khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan penyakit yang diderita (konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).3,4 Pajanan yang dialami cuku besar Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut. Jika penyakit yangdiderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebihlanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja. Peranan faktor individu Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi. Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupunriwayat pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnyasehingga risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebihsensitif terhadap pajanan yang dialami.3,4 Faktor lain diluar individu Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit.Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebabpenyakit? Apakah penderita mengalami pajanan lain

10

yang diketahui dapat merupakan penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebablain tidak selalu dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.4 Diagnosis okupasi Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya.Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan merupakan penyebab langsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis.Suatu pekerjaan/pajanan dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita penyakit tersebut pada saat ini.Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/pajanannya memperberat/mempercepat timbulnya penyakit.Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa untuk menegakkan diagnosis Penyakit Akibat Kerja diperlukan pengetahuan yang spesifik, tersedianya berbagai informasi yang didapat baik dari pemeriksaan klinis pasien, pemeriksaan lingkungan di tempat kerja (bila memungkinkan) dan data epidemiologis.4 Penatalaksanaan 1. Menghilangkan sumber polutan. Jika suatu gedung telah dinyatakan terkena SBS, maka perlu dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mencari sumber polutan yang dominan. Setelah sumber tersebut ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah menghilangkan sumber polutan tersebut 2. Meningkatkan laju pertukaran udara. Ini dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi terhadap sistem ventilasi yang telah ada dan disesuaikan dengan standar baku yang telah ada 3. Membersihkan udara yang disirkulasikan di dalam gedung. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter yang dapat menyaring udara, meskipun sangat terbatas. 4. Edukasi dan komunikasi dengan mengenai SBS serta cara pencegahan SBS dan dan

penanggulangannya,

memberikan

informasi

mengenai

11

konsekuensinya, diharapkan penghuni gedung dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama untuk mencegah timbulnya Sick Building Syndrome. Pencegahan Keluhan yang timbul pada penderita biasanya dapat ditanggulangi secara simtomatis asal diikuti dengan upaya lain agar suasana lingkungan udara di gedung tempat kerja menjadi lebih sehat dan nyaman, bagaimana agar udara luar yang segar dapat masuk ke dalam gedung secara baik dan terdistribusi secara merata ke semua bagian di dalam suatu gedung. Dalam hal ini perlu juga diperhatikan agar lubang tempat masuknya udara luar tidak berdekatan dengan sumbersumber pencemar di luar gedung agar bahan pencemar tidak terhisap masuk ke dalam gedung, rencana renovasi ruangan, penambahan batasbatas ruangan dan penambahan jumlah orang yang bekerja dalam satu ruangan hendaknya dilakukan setelah memperhitungkan agar setiap bagian ruangan dan setiap individu mendapat ventilasi udara yang cukup memadai. Ternyata upaya pencegahannya cukup luas, menyangkut bagaimana gedung itu dibangun, bagaimana desain ruangan, bahan-bahan yang digunakan di dalam gedung, perawatan alat-alat dan lain-lain. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:5,6 1. Umumnya penderita Sick building syndrom akan sembuh apabila keluar dari dalam gedung tersebut, gejala-gejala penyakitnya dapat disembuhkan dengan obat-obat simtomatis (obat-obat penghilang gejala penyakit). 2. Upaya agar udara luar yang segar dapat masuk ke dalam gedung secara baik dan terdistribusi secara merata ke semua bagian di dalam suatu gedung. Dalam hal ini perlu diperhatikan agar lubang tempat masuknya udara luar tidak berdekatan dengan sumbersumber pencemar di luar gedung agar bahan pencemar tidak terhisap masuk ke dalam gedung. Ventilasi dan sirkulasinya udara dalam gedung diatur sedemikian rupa agar semua orang yang bekerja merasa segar, nyaman dan sehat, jumlah supply udara segar sesuai dengan kebutuhan jumlah orang didalam ruangan, demikian pula harus diperhatikan jumlah supply udara segar yang cukup apabila ada penambahanpenambahan karyawan baru dalam jumlah yang signifikan. 3. Perlu pula diperhatikan pemilihan bahan-bahan bangunan dan bahan pembersih ruangan yang tidak akan mencemari lingkungan udara di dalam gedung dan lebih ramah lingkungan (green washing, non toxic, natural, ecological friendly)..

12

4. Penambahan batas-batas ruangan dan penambahan jumlah orang yang bekerja dalam satu ruangan hendaknya dilakukan setelah memperhitungkan agar setiap bagian ruangan dan setiap individu mendapat ventilasi udara yang memadai. 5. Jangan asal membuat sekat ruangan saja, dan jangan terus menerus menambah jumlah orang untuk bekerja dalam satu ruangan sehingga menjadi penuh sesak. 6. Alat-alat kantor yang mengakibatkan pencemaran udara, seperti mesin fotocopy, diletakkan dalam ruangan terpisah. 7. Renovasi kantor dengan menggunakan bahan-bahan bangunan baru, cat baru, lem baru, agar dipasang exhaust fan yang memadai agar pencemaran dari volatile organic compounds (VOCs), terutama uap benzene dan formaldehyde yang berasal dari bahanbahan bangunan baru dapat segera dibuang.

13

Daftar pustaka
1. Harrianto Ridwan. Buku ajar Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC ; 2009 2. Dian Yulianti, Mukhtar Ikhsan dan Wiwien Heru Wiyono. Tinjauan Pustaka Sick Building Syndrome. CDK-189/vol.39 no1, th 2012. Depertemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas indonesia-RS Persahabatan, Jakarta, Indonesia 3. Jeyaratnam J, Koh David. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2009. 4. Diagnosis Penyakit akibat Kerja. Diunduh dari : http//www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_diagnosipenyakitakibatkerja.html, 5. Sumamur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja . Jakarta : CV Sagung Seto ; 2009. 6. Chandra Budiman. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.

14

15

Anda mungkin juga menyukai