Oleh : CHARISMA MALIQ RIZDIAWARDANA NIM. 3.39.10.1.05
ABSTRAK Penyulang BWN 05 merupakan salah satu penyulang yang berada pada wilayah kerja PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga. Pada penyulang ini terdapat recloser BWN 5-58 yang terletak pada 2,5 km setelah PMT outgoing BWN 05. Syarat untuk alat pengaman dikatakan dapat berkoordinasi dengan baik secara teori yaitu waktu kerja dengan selisih 0,4 detik dalam besar arus gangguan yang sama besar. Untuk mengetahui waktu kerja tersebut dapat diketahui dengan menghitung dan melihat kurva. Dari hasil perhitungan, pada saat kondisi eksisting, GFR pada PMT outgoing penyulang BWN 05 dan recloser BWN 5-58 memiliki koordinasi yang baik, namun bila terjadi gangguan hubung singkat antar fasa yang letaknya dekat recloser, recloser dan PMT outgoing akan trip secara bersamaan karena dengan arus gangguan 5759,17 Ampere sudah melebihi arus setting instan OCR PMT outgoing sebesar 5280 Ampere. Setelah terjadi pengaturan pada PMT outgoing penyulang BWN 05 sesuai kesepakatan pengelolaan sistem proteksi trafo penyulang, OCR dan GFR pada PMT outgoing BWN 05 dan recloser BWN 5-58 memiliki koordinasi yang baik
Kata kunci : PMT Outgoing, Recloser, OCR dan GFR
ABSTRACT Feeder of BWN 5 is one of the feeders which located in the region of PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga. At the feeder, there is a recloser named BWN 5-58 which located at 2.5 kms after outgoing Circuit Breaker of BWN 05. The regulation for protection devices can coordinate well in theory the working time by a margin of 0.4 seconds in in the same fault current. To determine the working time can be determined by calculating and saw the coordination curves. From the calculation, when the existing condition, GFR at outgoing Circuit Breaker in the feeder of BWN 05 and recloser BWN 5-58 have good coordination, but in case of phase to phase short circuit which is located near the recloser, recloser and outgoing Circuit Breaker will trip simultaneously because the fault current current 5759.17 Ampere already exceeds the current settings for instant OCR outgoing Circuit Breaker 5280 Ampere. After the settings on the outgoing circuit breaker for feeders BWN 05 based on appropriate management agreement transformer protection system feeder, OCR and GFR at outgoing Circuit Breaker BWN 05 and recloser BWN 5-58 have good coordination.
Keywords : Outgoing Circuit Breaker, Recloser, OCR and GFR
STUDI TENTANG SETTING RECLOSER K4-75 DI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) PADA WILAYAH KERJA PT. PLN (PERSERO) AREA KUDUS
Oleh : MUHAMMAD HANAFI NIM. 3.39.10.1.11
ABSTRAK Jaringan distribusi adalah sarana untuk mengalirkan energi listrik dari pembangkit ke konsumen. Keandalan suatu jaringan distribusi listrik tidak lepas dari peralatan proteksi yang digunakan yang berfungsi melindungi peralatan dari gangguan. Salah satu gangguan yang terjadi adalah gangguan hubung singkat. Gangguan ini dapat diatasi dengan menggunakan relay proteksi dan peralatan pemutus rangkaian yang bekerja secara bersama yang disebut sistem proteksi. Terdapat perbedaan setting waktu kerja antara setting Auto Recloser k4-75 Existing dan setting Auto Recloser K4-75 menurut perhitungan dikarenakan perbedaan setting TMS. Selain waktu kerja terdapat juga perbedaan setting instan antara setting Auto Recloser k4-75 Existing dan Setting Auto Recloser K4-75 menurut perhitungan. Setting relay harus memperhatikan waktu kerja agar koordinasi relay proteksi dapat berjalan baik. Selisih waktu kerja antar relay proteksi direkomendasikan 0,4 - 0,5 detik. Selain memperhatikan waktu kerja antar relay harus juga diperhatikan setting instan relay agar tidak terjadi kerja yang bersamaan.
Kata Kunci : Auto Recloser, Relay Proteksi
ABSTRACT Distribution network is a means to drain energy from power plants to consumers. Reliability of an electricity distribution network can not be separated from the protection device is used which serves to protect the equipment from tampering. One disturbance is short circuit. This disorder can be overcome with the use of protection relay equipment and circuit breakers that work together are called a protection system. There is a difference between setting working time setting Auto Recloser k4-75 Existing and setting Auto Recloser K4-75 is due to differences in calculation TMS setting. In addition there are also differences in working time between the instant setting Auto Recloser settings k4-75 Existing and Settings Auto Recloser K4-75 according to the calculations. Setting relay should pay attention to the working time protection relay coordination in order to run well. The difference between working time protection relay recommended 0.4 to 0.5 seconds. In addition to considering inter-relay working time must also be considered instantaneous relay settings in order to avoid the same work.
Key Word : Auto Recloser , Protection Relay
STUDI PENGARUH POSISI ON LOAD TAP CHANGER TRANSFORMATOR 150/20 KV 30 MVA UNTUK MENJAGA KESTABILAN TEGANGAN 20 KV PADA GARDU INDUK SRONDOL DI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAKSANA PEMELIHARAAN SEMARANG
Oleh : Doni Ridho Suryanto 3.39.10.0.06
ABSTRAK
Sistem pembebanan yang mengalami fluktuasi menyebabkan gangguan pada saluran transmisi. Salah satu gangguannya adalah naik turunnya tegangan pada sistem. Adanya perubahan pada sistem menyebabkan tegangan masukan di sisi primer transformator selalu berubah- ubah. Berdasarkan prinsip kerja transformator jika tegangan masukan berubah, maka tegangan keluaran juga berubah. Oleh karena itu pada transformator tenaga dipasang peralatan bantu untuk menstabilkan tegangan keluaran transformator yang disebut on load tap changer (OLTC). Prinsip kerja OLTC adalah menambah atau mengurangi belitan pada sisi primer transformator sesuai dengan tegangan yang masuk ke dalam transformator. OLTC dapat disetting tegangan keluarannya dengan menggunakan rele sensor automatic voltage regulator (AVR). Saat terjadi perubahan tegangan pada sisi primer yaitu tegangan masukan transformator tidak 150 kV maupun saat terjadi fluktuasi beban yang akan menyebabkan drop tegangan pada transformator itu sendiri sehingga tegangan keluaran dari transformator menjadi berubah dari setting yang di tentukan yaitu 20,5 kV. Perubahan tegangan akan dideteksi oleh potensial transformator pada kubikel 20 kV yang hasilnya akan dikirimkan ke AVR untuk menjalankan motor drive 3 fasa untuk merubah posisi tap sesuai tegangan keluaran yang disetting. Biasanya tegangan keluaran disetting diatas setting tegangan nominal, hal ini bertujuan untuk memperbaiki tegangan pada ujung penyulang.
Kata kunci: transformator, On Load Tap Changer, Automatic Voltage Regulator
ABSTRACT
Loading system which receive a fluctuation causes a trouble to the transmission conduit. One of the troubles is a unstable ( up and down) of the voltage at the system. Changing on the system is the input voltage at primer transformator side always changes. Base on the transformator work principle, If the input voltage changes, so the output voltage changes too. To avoid it, the power transformator is installed by support tool, to stabilize the transformator output voltage. Which it is called by on load changer (OLTCP). The Work principle of OLTC is adding or reducing some coils at the primer transformator, to adjust the input voltage to the transformator. The OLTC can be set the output voltage by using automatic voltage regulator at the relay sensor. If there are voltage changing on the primer side, such as the input voltage at the transformator is not 150 kV although there is a load fluctuation, it will cause a drop voltage at the transformator. So, the output voltage becomes change from the set out, namely is 20,5 kV. Changing of the voltage will be detect by potential transformator at the 20 kV cubical, which the result will be sent to the AVR, to run out the 3 phase drive motor to change the tap position base on the set out the normal voltage. The output voltage is used to be set higher than the normal voltage. This condition is purposed to maintain the voltage at the end of feeder
Keywords: transformator, On Load Tap Changer, Automatic Voltage Regulator
STUDI TENTANG ZONA PROTEKSIANTARA LINE CURRENT DIFFERENTIAL RELAY DAN IMPEDANCE RELAYUNTUK SISTEM TRANSMISI 150 kV DAN 500 kV PADA AREA PELAKSANA PEMELIHARAAN SEMARANG
Oleh : Imam Dwi Nugroho 3.31.10.1.07
ABSTRAK
Abstrak Kondisi penyediaan dan keandalan listrik saat ini telah menjadi indikator pertumbuhan ekonomi nasional. PLN sebagai perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik selalu berusaha untuk meningkatkan penyediaan dan keandalan listrik bagi konsumen. Proteksi pada saluran transmisi sangat menentukankeandalanlistriksehinggaperlumendapatperhatian yang serius dalam perencanaannya tidak terkecuali setting peralatanproteksinnya yaiturelay. Impedance relaymerupakan relayyang paling banyak digunakan sebagai pengaman utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi karena kemampuannya dalam menghilangkan gangguan (fault clearing) dengan cepat dan penyetelannya yang relatif mudah. Penyetelan relayjarak memegang peranan yang sangat penting untuk mendapatkan keandalan dan selektifitas kerja yang tinggi dari relay. Line current differential relay yang memiliki zona proteksi yang dapat menjadikan saluran transmisi menjadi unit-unit zona proteksi dengan tingkat clearing time secepat menggunakan impedance relay dan tingkat sensitivitas lebih tinggi. PT. PLN ( Persero ) Udiklat Semarang selaku sarana dan prasarana Pendidikan dan Latihan bagi Pegawai PLN, aktif menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyetelan relay pada saluran transmisi mulai dari pendalaman konsep pola proteksi penghantar, kalkulasi settingnya hingga jangkauan pengamanan relay Kata kunci : RelaySaluran Transmisi, Fault Clearing Time, Proteksi Saluran Transmisi, Jangkauan Pengamanan
STUDI TENTANG PEMASANGAN ARESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG BRINGIN 03 GI BRINGIN DI WILAYAH KERJA PT. PLN (PERSERO) UNIT LAYANAN SALATIGA
Oleh : ASTRI FAKHRUNNISA 3.39.10.1.04
ABSTRAK
Trafo distribusi 20 kV merupakan komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada trafo dalam gardu distribusi menyebabkan kontinuitas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu. Dengan adanya sistem pengaman yang dapat bekerja dengan baik pada trafo distribusi 20 kV diharapkan gangguan-gangguan yang menyebabkan tegangan lebih dan arus lebih dapat diatasi. Peralatan pengaman yang dipasang pada sisi primer trafo distribusi adalah lightning arrester sebagai pengaman tegangan lebih dan fuse cut out sebagai pengaman arus lebih. Ada dua macam penempatan lightning arrester terhadap fuse cut out pada trafo distribusi 20 kV, yaitu pemasangan sebelum dan setelah fuse cut out. Studi perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penempatan lightning arester terhadap fuse cut out pada trafo distribusi 20 KV. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa efektivitas sistem penempatan arrester sebelum FCO lebih baik dari pada sistem penempatan arrester setelah FCO. Efektivitas sistem proteksi arrester pada penyulang BRG-03 sudah baik ditinjau dari sistem penempatan arrester, karena 71,43% penempatan arrester pada trafo distribusi tiga fasa menggunakan sistem penempatan arrester sebelum FCO.
Kata Kunci : Lightning Arrester, Trafo Distribusi 20 KV, Fuse Cut Out
ABSTRACT
20 kV distribution transformers is a very important component in the delivery of electricity from distribution substations to consumers. Damage to the transformer in a distribution substation led to continuity of service to customers will be disrupted. With a safety system that can work well on the 20 kV distribution transformers expected disturbances that cause overvoltage and overcurrent can be overcome. Safety equipment is installed on the primary side of the distribution transformer is lightning arresters as a safety overvoltage and fuse cut out as much surge protector. There are two kinds of lightning arresters placement to fuse cut out on the 20 kV distribution transformers, after and before the fuse cut out. This comparative study was conducted to determine the effectiveness of the placement of lightning arrester to fuse cut out at 20 KV distribution transformers. Evaluation results show that the effectiveness of the system before the FCO arrester placement better than the arrester after FCO placement system. Arrester protection system effectiveness in feeder BRG-03 is good in terms of placement systems arresters, because 71.43% arrester placement on three-phase distribution transformers using arresters placement system before FCO. Keywords: Lightning Arrester, 20 KV Distribution Transformer, Fuse Cut Out STUDI TENTANG PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 160 kVA PT PLN (PERSERO) UNIT LAYANAN SALATIGA
Oleh : ANNA ISNANTIKA RATNA ROMADHONA NIM. 3.39.10.1.03
INTISARI Transformator Distribusi merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting dalam sistem distribusi, yaitu untuk menyalurkan tegangan distribusi 380/220V ke konsumen kecil. Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi selalu terjadi yang disebabkan pembagian beban yang tidak merata atau beban antar fasa tidak seimbang. Akibat yang ditimbulkan dari ketidakseimbangan beban tersebut adalah adanya arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral yang mengalir pada penghantar netral trafo. Penyeimbangan beban adalah salah satu upaya untuk mengurangi losses akibat ketidakseimbangan beban tersebut. Dengan melakukan penyeimbangan tersebut, maka energi yang terselamatkan akan semakin besar.
Kata kunci : ketidakseimbangan beban, Transformator, arus netral
ABSTRACT Distribution transformer is one tool that plays an important role in the distribution system, which is to distribute voltage 380/220V distribution to small consumers. Unbalanced load in the distribution system always occur due to the uneven distribution of the load or the load is not balanced between phases.The impact of the unbalanced load is the current in the transformer neutral. The current flowing in the transformer neutral causes losses, the losses due to the neutral current flowing in the neutral conductor of the transformer. Unbalanced load is one of the efforts to reduce the losses caused by the unbalance load. By doing the balancing, the energy saved would be greater.
Keywords : unbalanced load, Distribution transformer, neutral current