TANKER
1.1. Terdapat beberapa pembagian kapal tanker :
A. Berdasarkan DWT :
1. 35.000 45.000 => Panamax Tanker
2. 70.000 120.000 => Afranax Tanker
3. 120.000 165.000 => Suesmax Tanker
4. 200.000 310.000 => VLCC ( Very Large Crude Carrier )
5. 310.000 550.000 => ULCC ( Ultra Large Crude Carrier )
B. Berdasarkan Muatannya :
1. Crude Oil Carriers, yaitu kapal tanker pengangkut minyak mentah
2. Product Tankers, yaitu kapal pengangkut minyak hitam
Adapun perbedaan antara minyak mentah dan minyak hitam ialah minyak mentah merupakan
minyak yang diangkut dari tempat pengeboran dan minyak hitam merupakan minyak setelah dari
tempat pengeboran diolah kembali lalu diangkut oleh product tanker yang akhirnya didistribusikan.
1.2. Karakteristik kapal tanker :
1. Gemuk
2. Paralel middle body panjang (daya angkut besar)
3. Ukuran kapal besar
4. Kamar Mesin di belakang, alasannya : a. karena bentuk tengah lebih besar ( PMB )
(memaksimalkan daya angkut)
b. poros pendek
c. pengaturan trim tidak dipersoalkan
d. menghindari terjadinya kebakaran
e. Hanya menggunakan 1 oiltight bulkhead
5. Freeboard untuk kapal tanker lebih kecil, alasannya :
a. karena decknya kedap air sehingga tidak masalah jika air laut naik ke atas deck.
b. Pembagian ruang muat lebih banyak dibandingkan kapal General Cargo
c. Permeabilitas () ruang muat < 0,65 karena pembagian ruang muat yaitu Volume ruang
muat kapal tanker << dan B>> dimana =
1.3. Permukaan Bebas Muatan Cair
. . g
f.f
4
.m & G.G
4
.G => Sebangun
GG = mf = p = P
GG =
Karena,
TIMBER CARRIER
6.1. Karakteristik :
- Muatan di atas deck sebesar 30% terhadap payload, adapun masalah yang timbul : a.
Konstruksi dan kekuatan, b. Stabilitas, c. Freeboard
- Muatan kayu di atas deck diikat dengan kuat sehingga tidak bergerak dan bisa dianggap
bangunan atas menambah daya apung cadangan ( masuk dalam koreksi bangunan atas pada
freeboard. Freeboard diijinkan kecil.
- Memiliki hatchway yang besar dan hatch cover yang kuat untuk muatan di atas
deck.Menggunakan pontoon cover.
- Derrick besar untuk muatan kayu yang besar dan diletakkan pada suatu platform
- Pada midship L ( midship half length ), double bottom dipasang memanjang dan melintang
untuk diisi ballast sehingga menurunkan titik G.
Pengaruh Muatan di atas deck terhadap Struktur (Konstruksi & Kekuatan)
Kapal harus mendapat tambahan penguatan
1. Tutup palkah (hatch cover lebih kuat)
2.Konstruksi deck (deck beam lebih besar)
3.Konstruksi kapal secara umum (modulus penampang gading)
6.2. Standar Muatan Kayu
1. Standar :
- Kayu Balok = 165 cbf -> 4,672 m
3
- Kayu Papan = 150 cbf -> 4,246 m
3
- Kayu Gelondongan = 120 cbf -> 3,398 m
3
2. Ruang yang diperlukan ( rata rata )
- dalam palkah : 220 cbf/st = 6,23 m
3
/st
- di atas geladak : 200 cbf/st = 5,66 m
3
/st
6.3. Stabilitas
Yang mempengaruhi :
- Muatan kayu di atas geladak
- Air yang membasahi muatan
- ( Pada musim winter ) air membeku di sela sela kayu
- Bahan bakar yang disimpan di double bottom habis
- Berat ballast di double bottom = 1/6 DWT
6.4. Lambung Timbul (Freeboard)
=>Umumnya kapal tidak boleh ada muatan di atas deck lebih besar dari 5% dari DWTnya,
pengecualian untuk kapal Timber Carrier karena harus memiliki Timber Certificate dengan prasyarat:
a. Struktur
b. Stabilitas
c. Lambung Timbul
d. Pengikatan muatan
e. Pengamanan Crew
f. Alat Bongkar Muat
g. dll
MG = MB + KB KG
Normal :
MB = (0,008+0,475
2
) B
2
/.T
MB = C
2
. B
2
/T
Bower :
KB = T ( 1 0,343 ( / + ))
KB = C
1
. T
KG Cargo Hold = 0,62H -> KG muatan di bawah deck
KG Hull = 0,7H -> KG kapal keseluruhan
KG Deck Load = 1,05 + h/2 -> KG muatan di atas deck
Asumsi :
Berat Cargo Hold + berat Deck Load = 2 x Berat Hull
Wc + Wh = 2 Wh
=
Moment CH terhadap k = l1 .H . 0,62H
Moment DK terhadap k =[ l2 . h (1,05H + h/2) ]
KG Total Cargo(G total/G Hull) =
GHull terhadap k = 0,7H = Gh .k
GKtotal =
= 2/3 Gt.k + 1/3 Gh.k
MG = MB + KB KG
= C
2
. B
2
/T + C
1
. T (2/3 Gt.k + 1/3 Gh.k)
= C
2
. B
2
/T + C
1
. T [{
}+{
}]
Hingga persamaan menjadi :
3(C
1
. H . T + C
2
.H . B
2
/T - H 0,647H
2
)=h
2
+ H ( 2,8H + 3 - 3C
1
. T 3C
2
. B
2
/T) => h didapatkan
6.5. Struktur
Persyaratan Konstruksi Timber Carrier :
1. Freeboard -> berdasarkan gaya hidrostatis
2. Muatan 30% di atas geladak -> diperkuat dengan pontoon cover
6.6. Freeboard
=>untuk muatan di atas geladak tidak lebih dari 5%DWT pada summer mark kecuali memiliki Timber
Carrier, prasyarat :
- struktur
-stabilitas
- lambung timbul
- pengikatan muatan
- perlindungan crew kapal, contohnya : life line( catwalk, flying bridge)
- dll
Freeboard Mark
The Summer Tomber Load Line ditunjukkan oleh tepi atas garis LS
The Winter Timber Load Line ditunjukkan oleh tepi atas garis LW
The Winter North Atlantic Timber Load Line ditunjukkan oleh tepi atas garis LWNA
The Tropical Timber Load Line ditunjukkan oleh tepi atas garis LT
The Fresh Water Timber Load Line ditunjukkan oleh tepi atas garis LF
The Tropical Fresh Water Timber Load Line ditunjukkan oleh garis tepi atas LTF
Fishing Boat
Kapal Ikan
1. Kapal penangkap ikan
2. Kapal pengolah ikan
3. Kapal pengangkut hasil tangkapan
4. Kapal penelitian dan pelatihan penangkapan ikan
Alat tangkap ikan
1. Dengan alat tombak
2. Dengan jaring netting (Drift net dan Gillnet fishing (memakai pemberat))
3. Dengan pancing (long liner dan pole and line boat)
Merancang Kapal Ikan
1. Jenis ikan
Jenis ikan yang akan ditangkap
2. Perlengkapan penangkapan
Perlengkapan penangkapan, tergantung pada alat tangkap yang digunakan dalam operasional.
3. Fasilitas pengawetan dan pengolahan
Dalam pengangkutan diharapkan hasil tangkapan tetap dalam keadaan segar, untuk itu kapal
perikanan harus dilengkapi dengan tempat penyimpanan ikan/palka yang berinsulasi dan biasanya
untuk menyimpan es tetapi ada yang dilengkapi dengan mesin pendingin tempat pembekuan ikan
4. Jarak pelayaran/kemampuan jelajah
Kapal perikanan harus mempunyai kemampuan jelajah, untuk menempuh jarak yang sangat
tergantung pada kondisi lingkungan perikanan
5.Olah gerak
Kapal perikanan memerlukan olah gerak/manuver kapal yang baik terutama pada waktu operasi
penangkapan dilakukan.
FPSO / FSO
7.1. Prosesnya berupa : 1. Gas ditransfer ke daratan dengan pipe line
2. Crude Oil disimpan
3. Untuk air di dalam crude oil dibuang dengan kriteria yang ditentukan
7.2. Missions
=>instalasi pada FPSO harus bisa bertahan pada kondisi laut untuk terus menghasilkan minyak dan
menyimpan minyak dengan spesifikasi yang ditentukan.
a. FPSO -> bisa digunakan untuk produksi tadi dan menyimpan sementara
b. FSO -> hanya untuk menyimpan sementara ( tidak untuk produksi )
c. FPU -> untuk produksi saja, mayoritas untuk gas
Pada intinya proses proses produksi minyak tidak boleh berhenti sedetik pun, adapun bila
dalam reparasi harus ada penggantinya jadi proses tetap berlanjut terus.
7.3. Shipbuilding dan offshore
Shipbuilding Offshore
1. Galangan lebih mementingkan praktis,
ekonomis, tetapi tetap memenuhi rule
2. Galangan semua perhitungan menggunakan
rumus rumus empiris
3. Galangan lebih Ekonomis
1. Harus detail, semuanya jika perlu dilebihkan
agar tidak mendekati batas minimal
2. Offshore harus menggunakan First Principal (
Finite Element Metode)
3. lebih mahal karena lebih detail
7.4. Design Principle dan Practice
=> Strucutural Design Principles
=> Design Principle for stability
=> Design Principle for towing and keeping
=> Design Principle for vessel motion
=> Design Principle for healt, safety, environment
7.5. Regulations
=> Statutory -> IMO
Class Rules and Code :
- LR
- ABS
- IACS
- API-2SK
- OCIMP
- Other IACS number rules
Pada environmental load the design
Terkait dengan loading ketika melakukan design ada pun hal hal yang harus diperhatikan
untuk FPSO : waves, wirds, water depth, currents, air and sea temperature, snow, marine
growth, thanks sloshing, bow slamming, green water.
7.6. Structural analysis and techniques :
- action on the structure
- Rigid body motion
- Load effects
- Sectional resistance
- Utilization of factor safety
7.7. Ada 2 pilihan dalam membangun FPSO :
New Build Konversi
1. bisa menyesuaikan dengan kondisi tempat,
seperti : gelombang, kedalaman, dll
2. sesuai untuk daerah dengan gelombang tinggi
3. Resale, bisa dijual kembali
4. Reliability, bisa memenuhi kondisi yang
diinginkan
3. relatif mahal
1. Lebih murah
2. lebih cepat dalam pembuatannya
3. pengawasannya lebih mudah karena tidak dari
awal pengawasannya
4. sulit meyesuaikan dengan kondisi daerah