Oleh
Kelompok 4
Novita Desri Wanti
Nur Hidayat
Nurlaila Novliza
Nurul Wakhidah
Prasasti D. Aritonang
1314121124
1314121129
1314121130
1314121132
1314121134
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
terpadu (PHT) hama pasca panen. Umumnya, sampling hama pasca panen tidak
dilakukan tersendiri, tetap merupakan bagian dari sampling mutu bahan simpan
secara umum (Kogan, 1980).
Sampling dapat dilakukan sebelum atau setelah tindakan pengendalian hama
pasca panen. Tujuan sampling hama adalah untuk menentukan kapan waktu yang
tepat untuk inversi tindakan dan untuk menentukan apakah intervensi
pengendalian telah efektif menekan populasi serangga. Tujuan ini menentukan
area sampling, peralatan sampling, cara mengumpulkan data dan bagaimana data
dianalisis. Simulasi pengambilan sampel dan sebaran spasial populasi hama
sangat penting, sehingga dilakukan praktikum simulasi ini untuk menentukan
kapan tindakan pengendalian harus dilakukan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1.
2.
II.
2.1
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis, kertas, dan meja
praktikum. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu beras (diasumsikan sebagai
hama) 10 gr.
2.2
Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
rumpun
Ditetapkan dugaan pola sebaran spasial hama yang diamati berdasarkan
6.
7.
III.
Nomor Sampel
5
11
17
19
13
6
15
20
16
14
1
12
Jumlah
Hama
14
12
20
41
21
35
23
39
35
58
49
25
372
Ulangan 2 (U2)
No
1
2
3
4
5
6
7
Nomor Sampel
3
7
13
10
20
8
18
Hama
39
49
22
27
51
68
34
8
9
10
11
12
6
16
5
1
19
38
22
13
28
37
428
Nomor Sampel
16
2
5
10
20
15
11
18
1
13
9
8
Jumlah
Hama
11
31
49
26
19
16
19
24
24
69
50
45
383
Jumlah
Ulangan 3 (U3)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3.2. Pembahasan
Praktikum kali ini dibahas mengenai simulasi pengambilan sampel dengan tujuan
untuk mengetahui pola sebaran spasial dari populasi hama pada suatu area. Untuk
mengetahui tingkat kerusakan, intensitas dan luas serangan hama, serta tinggi dan
rendahnya populasi hama maka dilakukan pengamatan langsung pada lahan
pertanaman, pengamatan tersebut dilakukan terhadap sampel-sampel yang telah
ditetapkan. Dilakukannya pengambilan sampel agar dapat menduga sifat-sifat
yang ada pada populasi hama.
Pola spasial organisme merupakan karakter penting dalam ekologi komunitas
yang biasanya pertama kali diamati dalam melihat beberapa komunitas dan salah
satu sifat dasar dari kebanyakan kelompok organisme hidup. Pengambilan sampel
Pola-pola dalam sebaran spasial dilihat dari perbandingan antara nilai rerata
sampel dengan nilai ragamnya juga dapat menentukan jenis sebaran spasial
populasi hama. Apabila nilai rerata sampel sama dengan nilai ragam sampel,
maka dikatakan bahwa pola sebaran spasialnya adalah pola sebaran acak. Jika
nilai rerata sampel lebih kecil dari nilai ragam sampel, maka dikatakan bahwa
pola sebaran spasialnya adalah pola sebaran mengelompok. Dan jika nilai rerata
sampel lebih besar dari nilai ragam sampel, maka dikatakan bahwa pola sebaran
spasialnya adalah pola sebaran seragam
Cara sederhana untuk pola sebaran spasial organisme ialah dengan membandingkan antara nilai rerata dan nilai ragamnya, yaitu rerata
dan ragam (
organisme, misalnya suatu hama tersebut dari data pengamatan sampel. Pada
praktikum ini rerata dan ragam yang didapatkan, yaitu
dan
dan
dan
. Selanjutnya
menghitung besarnya sampel optimum, yaitu jumlah sampel yang diamati tidak
harus melebihi nilai ini tetapi data yang diperoleh akan dianggap cukup andal.
Pada praktikum ini dengan sebaran spasial hama berpola mengelompok maka
didapatkan N1= 0,71; N2= 0,63; dan N3= 0,47.
IV.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.
Dengan membandingkan nilai rerata dan nilai ragam sampel dapat diketahui
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Ludwig, J. A., and J. F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology. John Wiley & Sons.
Inc. Canada.
Kogan, M. 1980. Sampling Methods In Soybean Entomology. Springer-Verlag.
New York.
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper Collins Publisher. Inc. New
York
Sembel, D. T. 1989. Dasar-Dasar Biologi dan Ekologi Dalam Pengendalian
Serangga. Fakultas Pertanian UNSRAT. Manado.
Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Usaha Nasional. Surabaya.
Somarwoto, O. 2001. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan.
Tulung, M. 2004. Sistem Peramalan Hama. Fakultas Pertanian UNSRAT.
Manado.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Nomor Sampel
5
11
17
19
13
6
15
20
16
14
1
12
Jumlah
Hama
14
12
20
41
21
35
23
39
35
58
49
25
372
Nomor Sampel
3
7
13
10
20
8
18
6
16
5
1
19
Jumlah
Hama
39
49
22
27
51
68
34
38
22
13
28
37
428
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nomor Sampel
16
2
5
10
20
15
11
18
1
13
9
8
Jumlah
Hama
11
31
49
26
19
16
19
24
24
69
50
45
383
dimana:
U1:
U2:
U3: