DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ca PROSTAT
Danang Sugiarto
Fitri Syalafiah
Juliana Alvionita
Jener Jufiser selan
Moh Badrun
Nur Indahyani
Wahyu Tricaksono
Warlinda Jellynda Benu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah
kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki.
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel
khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal yang merupakan
kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada
bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba.
Kanker Prostat adalah pertumbuhan tumor ganas dari jaringan parenchym
kelenjar prostat.
B. Etiologi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya ca
prostat ; tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat
kaitannya dengan beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya ca
mamae adalah:
1.
2.
3.
Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
4.
Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem
sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat
menjadi berlebihan. Seperti tumor ganas lain, maka etiologi kanker prostat
belum diketahui dengan tepat.
C. Manifestasi Klinis
Gangguan pola perkemihan baik frekuensi, adanya desakan, nokturia akibat
membesarnya ukuran kelenjar yang mendesak uretra. Terjadinya obstruksi uretra
mengganggu perkemihan, Lama - kelamaan berkembang terjadinya anemi.
Masalah kelenjar prostat, baik karena membesar atau karena mengalami
peradangan,boleh dikatakan menimbulkan gejala yang serupa, yaitu :
1.
2.
Buang air kecil lebih sering, terutama kalau pada malam hari.
3.
4.
5.
6.
7.
Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu
mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
D. Patofisiologi
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa
hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang
diduga sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan
keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan
mengganggu proses diferensiasi dan proliferasi sel. Diferensiasi sel yang terganggu
ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang
stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena
berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi
genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel
kelenjar prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)
Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan
menghambat aliran urin,. Keadaan ini menyebabkan penekanan intravesikal, untuk
dapat mengeluarkan urin buli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan
tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari
buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan
divetikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi
(Purnomo,2000)
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu
dikenal dengan gejala - gejala prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi
uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu
lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang
semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi refluk
vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,
hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal (Price, 1995).
Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke
uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga menyebar
melalui jalur hematogen yaitu tulang tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan
kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000)
Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara
otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi sel
syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan
input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak
normal, maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan
disfungsi saluran kemih atas (Purnomo,2000).
Pertumbuhan sel yang abnormal ( adenokarsinoma ) yang berdeferensiasi di sel
parenchym kelenjar prostat secara infiltrat dibagian kapsul / pembungkusnya. Yang
sering terserang adalah di bagian lobus posterior dan membentuk massa sehingga
prostat membesar seperti hyperplasia kemudian dapat terjadi penekanan di semi
vesika urinaria atau penyempitan urethra.
Anak sel sebar menyebar ke lateral yaitu menuju otot anus / rectum melalui
hematogen dan kelenjar lymphe sehingga dapat metastasi ke paru - paru, otak, tulang
dan organ-organ lain.
E. Pathway
Perubahan
keseimbangan
hormon
Faktor
pertumbuhan yang
strouma
Proses diferensiasi
dan proliferasi
terganggu
Meningkatnya lama
hidup sel prostat
Perubahan materi
genetik
Perubahan
proliferasi
Produksi sel stroma
dan sel epitel
Ca PROSTAT
B
4
MK : Nyeri
Penyempitan lumen
uretra
Aliran urine terhambat
Penekanan intravesikal
Kemampuan
berkontarksi
Retensi urine
MK : Gangguan
Eliminasi
F. Penatalaksanaan
Hanya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian
prostat yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan menghilangkan
retensi urinaria akut, ada beberapa alternatif pembedahan meliputi :
1. Transsurethral resection of prostate (TURP)
Dimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra diangkat
dengana sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra.
2. Suprapubic /open prostatektomi
Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat jaringan
prostat diangkat melalui insisi garis tengah bawah dibuat melalui kandung
kemih,pendekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih. Pedekatan ini
lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih.
3. Retropubic prostatektomi
Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis) diangkat
melalui insisi abdomen bawah tanpa pembukaan kandung kemih
4. Perineal prosteatektomi
Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara
skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan dapat
mengakibatkan impotensi.
G. Test Diagnostik
1. Biopsi dengan jarum lewat perineal atau Transrektal
2. Biopsi dengan membuka jaringan kulit.
3. Cystoscopy
4. Pelvic CT Scan
5. Transrectal Ultrasonografi
6. Laboratorium :
a.
Alkali Phospatase
b.
c.
d.
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis.
2.
3.
4.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
Pasien lemah, kesadaran kompos mentis, suhu meningkat, frekuensi denyut
nadi meningkat.
b. B1 (pernafasan)
Bentuk dada normal, pola nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada
sesak nafas.
c. B2 (kardiovaskuler)
Irama jantung reguler, tidak ada nyeri dada, bunyi jantung normal, CRT <3
detik, akral hangat.
d. B3 (persyarafan)
GCS Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6 Total : 15, reflek fisiologis : patella
normal, trisep normal,bisep normal,pupil isokor,tidak ada pernafasan
cuping hidung.
e. B4 (perkemihan)
Kelamin pasien terlihat kotor, bagian skortum terlihat merah dan dan jumlah
urine < 400cc/hari, warna urine kuning jernih dan baunya khas, ada nyeri
tekan dan distensi kandung kemih.
f. B5 (pencernaan)
Makan 3x sehari, makan tidak habis, ada flatus, BAB normal,bising usus
normal, tidak ada benjolan atau nyeri tekan.
g. B6 (muskulokelental)
Kelemahan fisik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan elimminasi urine : retensi urine berhubungan dengan penurunan kontraksi
2. prostat. Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap
pelebaran.
NO
1.
DIAGNOSA
TUJUAN
Gangguan Tujuan:
Pola
elimminasi
INTERVENSI
RASIONAL
1. Jelaskan pada klien 1. Meningkatkan
eliminasi
normal .
urine
kontraksi
klien
sehingga
klien
kooperatif
dalam
Kriteria hasil :
berhubungan 1. Klien
penurunan
pengetahuan
retensi urine
dengan
tentang perubahan
tindakan keperawatan.
2. Meminimalkan retensi
dapat 2. Dorong
klien
berkemih dalam
untuk
jumlah normal,
tidak
bila dirasakan .
teraba
distensi
kandung kemih
2. Residu
pasca
3. Anjurkan
minum
berkemih
3000
kurang dari 50
dalam
ml
3. Klien
berkemih
klien
sampai
ml
sehari,
toleransi
jantung
dapat
diindikasikan.
kultur hasilnya
distensi
yang
berlebihan
pada
kandung kemih
3. Peningkatan
aliran
cairan, mempertahankan
perfusi
ginjal
membersihkan
dan
ginjal
pertumbuhan bakteri.
bila 4. Distensi kandung kemih
berkemih
volunter
4. Urinalisa
urine,
dan
urine untuk
5. Observasi
dan
aliran
kekuatan
negatif
5. Hasil
urine
pasca
laboratorium
berkemih.
fungsi
volume
ginjal
Jika
residu
mengevaluasi
adanya
obstruksi
normal
intermiten.
1.
Kaji
Nyeri
Tujuan :
berhubungan
Klien menunjukan
perhatikan lokasi,
dengan
bebas
intensitas ( skala 1-
menentukan
penyumbatan
ketidaknyamanan
10 ), dan lamanya.
Intervensi.
dari
saluran kencing
sekunder
terhadap
pelebaran
Kriteria hasil :
2.
Beri
nyeri, 1. Memberi
tindakan
kenyamanan,
1. Klien
contoh: membantu
melaporkan
klien
nyeri hilang /
posisi
melakukan
yang
terkontrol
2. Ekspresi wajah
nyaman,
klien rileks
3. Klien mampu
penggunaan
untuk
vital
dalam
batas normal
pilihan
2. Meningkatkan relaksasi,
memfokuskan
perhatian
dan
kembali
dapat
meningkatkan
kemampuan koping.
mendorong
relaksasi / latihan
istirahat
dengan cukup
4. Tanda-tanda
informasi
nafas dalam.
3.
3. Retensi
akut
mengeluh
urine
menyebabkan
saluran
kemih,
hidro
ureter
dan
hidro
nefrosis.
ingin
infeksi
4. Mengetahui
bisa.
4.
perkembangan
Observasi tanda
tanda
vital.
lanjut
5. Untuk
nyeri
menghilangkan
hebat
memberikan
5.
Kolaborasi
dengan
untuk
obat
indikasi,
dokter
memberi
sesuai
contoh:
eperidin ( Dumerol
)
lebih
berat,
relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran : EGC . Jakarta.
Suyono , Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai penerbit FKUI : Jakarta.
Herdman, T. Heaterth. (2012 - 2014). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC.
Jakarta.