Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ca PROSTAT

Tugas Sistem Reproduksi Blok XVI


Oleh Kelompok 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Danang Sugiarto
Fitri Syalafiah
Juliana Alvionita
Jener Jufiser selan
Moh Badrun
Nur Indahyani
Wahyu Tricaksono
Warlinda Jellynda Benu

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SATRIA BHAKTI NGANJUK
2012/2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah
kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki.
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel
khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal yang merupakan
kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada
bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba.
Kanker Prostat adalah pertumbuhan tumor ganas dari jaringan parenchym
kelenjar prostat.
B. Etiologi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya ca
prostat ; tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat
kaitannya dengan beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya ca
mamae adalah:
1.

Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada


usia lanjut.

2.

Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu


pertumbuhan stroma kelenjar prostat.

3.

Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati

4.

Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem
sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat
menjadi berlebihan. Seperti tumor ganas lain, maka etiologi kanker prostat
belum diketahui dengan tepat.

Ada yang menghubungkan dengan radang atau hormon. Hampir 75 % kanker


prostat ditemukan pada bagian posterior dari pada lobus medius, dan hampir
seluruhnya mulai dari bagian yang dekat dengan simpai. Ada pendapat tercatat bahwa
terdapat 3 kali lebih besar kasusnya karena ada riwayat ayah atau kakek menderita
kanker prostat. Karsinoma prostat ini merupakan tumor ganas yang sering ditemukan
pada pria dewasa ( 50% dari seluruh tumor ganas pria ) usia diatas 50 tahun dan akan
meningkat tajam pada usia di atas 80 tahun.

C. Manifestasi Klinis
Gangguan pola perkemihan baik frekuensi, adanya desakan, nokturia akibat
membesarnya ukuran kelenjar yang mendesak uretra. Terjadinya obstruksi uretra
mengganggu perkemihan, Lama - kelamaan berkembang terjadinya anemi.
Masalah kelenjar prostat, baik karena membesar atau karena mengalami
peradangan,boleh dikatakan menimbulkan gejala yang serupa, yaitu :
1.

Mengalami kesulitan dalam buang air kecil

2.

Buang air kecil lebih sering, terutama kalau pada malam hari.

3.

Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni .

4.

Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni

5.

Pancaran aliran air seni lemah

6.

Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna

7.

Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu
mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.

8.

Kadang-kadang, aliran air seni berhenti sendiri.

9.

Makin ada darah di dalam air seni atau air mani

10.

Pada kanker prostat, selain keluhan tersebut diatas juga disertai :

11.

Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.

12.

Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis.

13.

Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul.

14.

Mungkin air seni berdarah.

D. Patofisiologi
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa
hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang
diduga sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan
keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan
mengganggu proses diferensiasi dan proliferasi sel. Diferensiasi sel yang terganggu
ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang
stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena
berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi

genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel
kelenjar prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)
Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan
menghambat aliran urin,. Keadaan ini menyebabkan penekanan intravesikal, untuk
dapat mengeluarkan urin buli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan
tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari
buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan
divetikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi
(Purnomo,2000)
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu
dikenal dengan gejala - gejala prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi
uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu
lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang
semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi refluk
vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,
hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal (Price, 1995).
Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke
uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga menyebar
melalui jalur hematogen yaitu tulang tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan
kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000)
Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara
otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi sel
syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan
input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak
normal, maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan
disfungsi saluran kemih atas (Purnomo,2000).
Pertumbuhan sel yang abnormal ( adenokarsinoma ) yang berdeferensiasi di sel
parenchym kelenjar prostat secara infiltrat dibagian kapsul / pembungkusnya. Yang
sering terserang adalah di bagian lobus posterior dan membentuk massa sehingga
prostat membesar seperti hyperplasia kemudian dapat terjadi penekanan di semi
vesika urinaria atau penyempitan urethra.

Anak sel sebar menyebar ke lateral yaitu menuju otot anus / rectum melalui
hematogen dan kelenjar lymphe sehingga dapat metastasi ke paru - paru, otak, tulang
dan organ-organ lain.

E. Pathway
Perubahan
keseimbangan
hormon

Faktor
pertumbuhan yang
strouma

Proses diferensiasi
dan proliferasi
terganggu

Meningkatnya lama
hidup sel prostat

Perubahan materi
genetik
Perubahan
proliferasi
Produksi sel stroma
dan sel epitel

Kontraksi terus menerus


Perubahan
anatomik dari buli
buli
Penebalan otot
detrusor
Kompensasi

Ca PROSTAT
B
4

MK : Nyeri

Penyempitan lumen
uretra
Aliran urine terhambat
Penekanan intravesikal

Kemampuan
berkontarksi
Retensi urine
MK : Gangguan
Eliminasi

F. Penatalaksanaan
Hanya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian
prostat yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan menghilangkan
retensi urinaria akut, ada beberapa alternatif pembedahan meliputi :
1. Transsurethral resection of prostate (TURP)
Dimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra diangkat
dengana sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra.
2. Suprapubic /open prostatektomi
Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat jaringan
prostat diangkat melalui insisi garis tengah bawah dibuat melalui kandung
kemih,pendekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih. Pedekatan ini
lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih.
3. Retropubic prostatektomi
Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis) diangkat
melalui insisi abdomen bawah tanpa pembukaan kandung kemih
4. Perineal prosteatektomi
Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara
skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan dapat
mengakibatkan impotensi.
G. Test Diagnostik
1. Biopsi dengan jarum lewat perineal atau Transrektal
2. Biopsi dengan membuka jaringan kulit.
3. Cystoscopy
4. Pelvic CT Scan
5. Transrectal Ultrasonografi
6. Laboratorium :
a.

Alkali Phospatase

b.

PAP ( Prostatic Acid Phosphatase )

c.

Serum TAP ( Total Acid Phosphatase ).

d.

Hb, leukosit, trombosit.

BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1.

Pengkajian
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis.

2.

Riwayat penyakit sekarang


Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi , nokturia,
urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/ puas sehabis miksi,
hesistensi, intermitency, dan waktu miksi memenjang dan akirnya menjadi
retensio urine.

3.

Riwayat penyakit dahulu .


Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya ISK
(Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang. Penyakit kronis yang pernah di derita.
Operasi yang pernah di jalani kecelakaan yang pernah dialami adanya riwayat
penyakit DM dan hipertensi .

4.

Riwayat penyakit keluarga .


Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit ca prostat Anggota keluargayang menderita DM, asma, atau hipertensi.

5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
Pasien lemah, kesadaran kompos mentis, suhu meningkat, frekuensi denyut
nadi meningkat.
b. B1 (pernafasan)
Bentuk dada normal, pola nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada
sesak nafas.
c. B2 (kardiovaskuler)
Irama jantung reguler, tidak ada nyeri dada, bunyi jantung normal, CRT <3
detik, akral hangat.
d. B3 (persyarafan)
GCS Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6 Total : 15, reflek fisiologis : patella
normal, trisep normal,bisep normal,pupil isokor,tidak ada pernafasan
cuping hidung.
e. B4 (perkemihan)

Kelamin pasien terlihat kotor, bagian skortum terlihat merah dan dan jumlah
urine < 400cc/hari, warna urine kuning jernih dan baunya khas, ada nyeri
tekan dan distensi kandung kemih.
f. B5 (pencernaan)
Makan 3x sehari, makan tidak habis, ada flatus, BAB normal,bising usus
normal, tidak ada benjolan atau nyeri tekan.
g. B6 (muskulokelental)
Kelemahan fisik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan elimminasi urine : retensi urine berhubungan dengan penurunan kontraksi
2. prostat. Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap

pelebaran.

NO
1.

DIAGNOSA
TUJUAN
Gangguan Tujuan:
Pola

elimminasi

INTERVENSI
RASIONAL
1. Jelaskan pada klien 1. Meningkatkan

eliminasi

normal .
urine

kontraksi

klien

dari pola eliminasi.

sehingga

klien

kooperatif

dalam

Kriteria hasil :

berhubungan 1. Klien

penurunan

pengetahuan

retensi urine

dengan

tentang perubahan

tindakan keperawatan.
2. Meminimalkan retensi
dapat 2. Dorong

klien

berkemih dalam

untuk

jumlah normal,

tiap 2 4 jam dan

tidak

bila dirasakan .

teraba

distensi
kandung kemih
2. Residu
pasca

3. Anjurkan
minum

berkemih

3000

kurang dari 50

dalam

ml
3. Klien

berkemih

klien
sampai

ml

sehari,
toleransi

jantung
dapat

diindikasikan.

dan 4. Perkusi / palpasi

kultur hasilnya

distensi

yang

berlebihan

pada

kandung kemih
3. Peningkatan

aliran

cairan, mempertahankan
perfusi

ginjal

membersihkan

dan
ginjal

dan kandung kemih dari

pertumbuhan bakteri.
bila 4. Distensi kandung kemih

berkemih
volunter
4. Urinalisa

urine,

area supra pubik.

dapat dirasakan di area


supra pubik.
5. Observasi aliran
kekuatan

dan

urine untuk

5. Observasi
dan

aliran
kekuatan

urine, ukur residu

negatif
5. Hasil

urine

pasca

laboratorium

berkemih.

fungsi

volume

ginjal

Jika
residu

mengevaluasi

adanya

obstruksi

urine lebih besar

normal

dari 100 cc maka


jadwalkan program
kateterisasi
2.

intermiten.
1.
Kaji

Nyeri

Tujuan :

berhubungan

Klien menunjukan

perhatikan lokasi,

untuk membantu dalam

dengan

bebas

intensitas ( skala 1-

menentukan

penyumbatan

ketidaknyamanan

10 ), dan lamanya.

Intervensi.

dari

saluran kencing
sekunder
terhadap
pelebaran

Kriteria hasil :

2.

Beri

nyeri, 1. Memberi

tindakan

kenyamanan,
1. Klien

contoh: membantu

melaporkan

klien

nyeri hilang /

posisi

melakukan
yang

terkontrol
2. Ekspresi wajah

nyaman,

klien rileks
3. Klien mampu

penggunaan

untuk

vital

dalam

batas normal

pilihan

2. Meningkatkan relaksasi,
memfokuskan
perhatian

dan

kembali
dapat

meningkatkan
kemampuan koping.

mendorong
relaksasi / latihan

istirahat

dengan cukup
4. Tanda-tanda

informasi

nafas dalam.
3.

3. Retensi

Beri kateter jika


diinstruksikan
untuk retensi urine
yang

akut

mengeluh

urine

menyebabkan
saluran

kemih,

hidro

ureter

dan

hidro

nefrosis.

ingin

kencing tapi tidak

infeksi

4. Mengetahui

bisa.
4.

perkembangan

Observasi tanda

tanda

vital.

lanjut
5. Untuk
nyeri

menghilangkan
hebat

memberikan
5.

Kolaborasi
dengan
untuk
obat
indikasi,

dokter
memberi
sesuai
contoh:

eperidin ( Dumerol
)

lebih

berat,

relaksasi

mental dan fisik.

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran : EGC . Jakarta.
Suyono , Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai penerbit FKUI : Jakarta.
Herdman, T. Heaterth. (2012 - 2014). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai