PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam mata kuliah matematika III terdapat bab yang menjelaskan mengenai
Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen Orde n dengan Koefisien Konstan.
Dalam rangka memenuhi proyek akhir mata kuliah matematika III maka dibuatlah
suatu aplikasi untuk memenuhi penyelesaian beberapa persoalan matematika yang secara
khusus mengenai bab Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen Orde n dengan
Koefisien Konstan. Software yang kami gunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah
Matlab R2009a Student. Algoritma yang telah kami rancang lalu kami aplikasikan pada
program Matlab, kemudian di uji cobakan dengan membandingkan antara hasil perhitungan
manual dengan hasil dari output program aplikasi ini sehingga terdapat kesesuaian hasil yang
sama dan valid.
Dengan adanya aplikasi ini maka diharapkan untuk menyelesaikan permasalahan
matematika, khususnya Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen Orde n Koefisien
Konstan dapat dengan lebih cepat, mudah, dan akurat bagi pengguna aplikasi ini. Para
pengguna aplikasi ini diharapkan dapat mengerti juga cara membuat program ini. Adapun
aplikasi ini dapat dijadikan pembanding untuk mengkalibrasi
dengan perhitungan hasil operasi program dari aplikasi Persamaan Diferensial Linier Tidak
Homogen Orde n dengan Koefisien Konstan.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah tujuan dari pembuatan aplikasi ini?
2. Apa Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen Orde n dengan Koefisien Konstan?
3. Bagaimana kaidah atau perumusan dalam Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen
Orde n dengan Koefisien Konstan?
4. Bagaimana contoh penyelesaian soal dalam Persamaan Diferensial Linier Tidak
Homogen Orde n dengan Koefisien Konstan?
5. Bagaimana pengaplikasian dalam Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen Orde n
dengan Koefisien Konstan?
Page | 1
1.3 Tujuan
1. Tujuan dalam pembuatan aplikasi ini adalah untuk membantu mahasiswa menyelesaikan
soal mengenai Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen Orde n dengan Koefisien
Konstan dengan mudah menggunakan program bantuan Matlab R2009a Student .
2. Menyajikan aplikasi Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen Orde n dengan
Koefisien Konstan dengan penggunaan yang mudah dan cepat.
3. Sebagai acuan tetap pembantu perhitungan atau sebagai media pembanding antara hasil
perhitungan manual dengan output perhitungan program aplikasi yang dibuat.
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persamaan Diferensial Linear Tidak Homogen dengan Koefien Konstan (PDLTH)
0
1
+
+ + = ()
1
1
(1)
atau
() = ()
Catatan :
Untuk mencari jawab homogen maka langkah pertama yaitu dengan membuat () = 0
sehingga kita mensubstitusikan persamaan dari () = 0 dengan = sehingga
diperoleh:
(0 + 1 1 + 2 2 + + 1 + = 0
Persamaan diatas disebut persamaan karakteristik (PK). Setelah mendapatkan persamaan
karakteristik maka kita perlu mencari akar- akar persamaannya. Kemudian masukan akarakar persamaan tersebut kedalam jawaban homogen, namun ada beberapa syarat untuk
mendapatkan jawaban homogennya, yaitu sebagai berikut:
Dimana :
a, b, p0, p1, ..., pm, q0, q1, ..., qm adalah bilangan tetap dan mungkin diantaranya ada
yang sama dengan nol.
(aib) bukan akar dari persamaan karakteristik 0 + 1 1 + + = 0
Maka sebagai fungsi percobaan adalah :
= cos (0 + 1 1 + + ) + sin (0 + 1 1 + + ) .....(2)
Setelah dideferensialkan sebanyak n kali (sesuai dengan orde tertinggi yang diketahui
pada soal), kemudian masing-masing fungsi yang telah dideferensialkan dimasukan ke
dalam persamaan (1), maka dengan demikian harga dari k0, k1, ...., km, l0, l1, ...., ln sudah
dapat dicari. Dimana k0,k1,l0,l1 adalah konstanta.
Apabila a ib akar dari lipat h dari persamaan karakteristik, maka fungsi dari percobaan
(2) dikalikan dengan (x)h.
Perlu diingat, apabila a = 0, b = 0, maka fungsi percobaan menjadi :
= 0 (0 + 1 1 + + )
= (0 + 1 1 + + )
Page | 4
2.2
Contoh soal:
1. Tentukan jawab umum dari PDLTH berikut ini?
(soal aljabar)
4 = 16 2
Jawab:
Langkah pertama kita harus mencari jawab homogen terlebih dahulu dengan
mengubah fungsi f(x) menjadi 0.
4 = 0
Setelah didapat fungsi diatas maka kita mencari akar- akar persamaannya.
Persamaan karakteristik :
2 4 = 0
2 = 4 1 = 2
2 = 2
Karena terdapat dua akar- akar persamaan yang bernilai beda, maka jawab
homogennya adalah:
= 1 2 + 2 2
Setelah mendapatkan jawab homogen, maka langkah senjutnya adalah mencari jawab
khususnya dengan mencari terlelebih dahulu nilai m, a, dan b dari f(x).
4 = 16 2 () = 16 2
: = 2 , = 0 = 0
Kemudian masukan setiap nilai pada:
cos = 1
sin = 0
(O + Oi) adalah bukan akar, sebab tidak sama dengan 1 dan 2 . Sehingga fungsi
percobaannya adalah:
= 0 2 + 1 + 2
Karena m = 2 maka pangkat dari x mulai dari x2 sampai x0 . Kemudian kita
defferensialkan sebanyak pangkat yang terdapat dari fungsi (y). Karena pangkat
tertinggi dari fungsi (y) maka kita akan mendefferensialkan fungsi percobaan di atas
sebanyak dua kali.
= 20 + 1
= 20
Selanjutnya masukan y, y dan y kedalam (y)=f(x) atau persamaan pada soal.
Kemudian samakan koefisien- koefisien dari setiap pangkat x antara ruas kanan
persamaan dengan ruas kiri persamaan dengan 0.
4 = 16 2
20 40 2 41 42 = 16 2
40 = 16
0 = 4
Page | 5
20 42 = 0
41 = 0
2 =
1 = 0
1
= 2
4 0
= 1 2 + 2 2 4 2 2
2. Eksponensial
" 9 = 4
Langkah pertama kita harus mencari jawab homogen terlebih dahulu dengan
mengubah fungsi f(x) menjadi 0.
" 9 = 0
Setelah didapat fungsi diatas maka kita mencari akar- akar persamaannya. Persamaan
karakteristik :
2 9 = 0
1 = 3
2 = 3
Karena terdapat dua akar- akar persamaan yang bernilai beda, maka jawab
homogennya adalah:
= 1 3 + 2 3
Setelah mendapatkan jawab homogen, maka langkah senjutnya adalah mencari jawab
khususnya dengan mencari terlelebih dahulu nilai m, a, dan b dari f(x).
() = 4
= 4, = 0 , = 0
(O + Oi) adalah bukan akar, sebab tidak sama dengan 1 dan 2 . Sehingga fungsi
percobaannya adalah:
= 4 0
Page | 6
1 4
1 4
(soal trigonometri)
3 + 2 = sin 2
Langkah pertama kita harus mencari jawab homogen terlebih dahulu dengan
mengubah fungsi f(x) menjadi 0.
3 + 2 = 0
Setelah didapat fungsi diatas maka kita mencari akar- akar persamaannya.
Persamaan karakteristik :
Persamaan yh
2 3 + 2 = 0
( 2)( 1) = 0
=2 ;
=1
Karena terdapat dua akar- akar persamaan yang bernilai beda, maka jawab
homogennya adalah:
= 1 2 + 2
Page | 7
Setelah mendapatkan jawab homogen, maka langkah senjutnya adalah mencari jawab
khususnya dengan mencari terlelebih dahulu nilai m, a, dan b dari f(x).
Mencari persamaan khusus yk
() = sin 2
= 0; = 2; = 0
Kemudian masukan setiap nilai pada:
cos = cos 2
sin = sin 2
Maka fungsi percobaannya adalah:
= 0 cos 2 + 0 sin 2
Karena pangkat tertinggi dari fungsi (y) maka kita akan mendefferensialkan fungsi
percobaan di atas sebanyak dua kali.
= 20 sin 2 + 20 cos 2
= 40 cos 2 40 sin 2
(x2)
20 60 = 0
(x6)
120 40 = 2
120 360 = 0
+
400 = 2
1
0 = 20 = 0,05
Page | 8
60 20 = 1
60 2(0,05) = 1
60 0,1 = 1
0 = 0,15
Masukan nilai dari setiap k pada fungsi percobaan.
= (0,15) cos 2 (0,05) sin 2
Langkah terakhir kita gabungkan jawab homogen dengan jawab khusus.
= +
= 1 2 + 2 + 0,15 cos 2 0,05 sin 2)
20 + 31 42 = 0
Page | 9
0 = 4
2 ( 4) + 3 ( 8) 42 = 0
60 41 = 0
2 8 = 42
2 = 8
6 ( 4) = 41
3
2 = 41
12
8
= 42
3
1 = 8
Setelah itu akan ditemukan yk
1
3
3
= 2 + ( )
4
8
8
1
3
3
= 2
4
8
8
Sehingga jawab unmumnya adalah
= +
1
3
3
= 1 + 2 4 2
4
8
8
2. Eksponensial
" + 25 = 2
2 = 5
= 1 5 + 2 5
= cos 5 + sin 5
Mencari jawaban khusus yk
() = 2
= 4, = 0 , = 0
cos = 2
sin = 0
Fungsi percobaannya :
= 2 0
= 2 2 0
" = 4 2 0
Page | 10
1
29
1 4
1 2
29
3. Trigonometri
2 = 10 cos
Mencari jawaban homogeny
2 2 = 0
( 1)( + 1) = 0
1 = 1 dan 2 = 1
= 1 + 2
Mencari jawaban khusus yk
() = 10 cos
= 10; = 1; = 0
Fungsi percobaan
= cos + 0 sin
= sin + 0 cos
" = cos 0 sin
Masukkan fungsi percobaan ke PDL
2 = 10 cos
( cos 0 sin ) ( sin + 0 cos ) 2( cos + 0 sin )
= 10 cos
(30 0 ) + ( 30 ) = 10
30 0 = 10
; 30 = 0
= 3 ; 0 = 1
= 3
Page | 11
Dimana pada tegangan sumber (V) atau tegangan bolak balik (VAC) pada gambar di atas
dituliskan dalam persamaan :
= ( + )
Maka persamaan untuk mencari tegangan rangkaiannya dapat kita cari dengan menjumlahkan
tegangan pada inductor dan tegangan pada resistor sehingga kita dapat menuliskan;
= +
+ . = 0 sin(t + )
Dimana pada tegangan sumber (VS) atau tegangan bolak balik (VAC) pada gambar di atas
dituliskan dalam persamaan :
= ( + )
Maka persamaan untuk mencari tegangan rangkaiannya dapat kita cari dengan menjumlahkan
tegangan pada kapasitor dan tegangan pada resistor sehingga kita dapat menuliskan;
= . +
. +
= 0 sin( + )
Page | 13
2. 5 Algoritma Program
Mulai
Tampilan depan dengan judul Persamaan Differensial Linier Tidak Homogen
Masuk ke Latihan Soal
Masukan soal dari Persamaan Differensial Linier Tidak Homogen (PDLTH):
(y) = f(x) dimana f(x) berupa Aljabar, Eksponensial atau Trigonometri
Masukan fungsi (y) = 0 untuk mencari jawab homogennya.
Masukan konstanta dari persamaan karakteristik.
Proses :
roots(f)
: untuk mencari hasil akar- akar karakteristik dimana f adalah masukan
dari koefisien persamaan karakteristik
dsolve(d) : untuk mencari jawab homogen dimana d adalah masukan dari fungsi
(y) = 0
dsolve(b) : untuk mencari jawab umum dimana b adalah masukan dari soal
PDLTH
g = d b : untuk mencari jawab khusus
clear
: untuk mereset kembali suatu perhitungan
Hasil program akan mencetak akar- akar persamaan, jawaban homogen dan jawaban
umum, dan jawab khusus.
Selesai
Page | 14
INPUT
(y) = f(x) : Aljabar, Eksponen, Trigonometri
INPUT
(x) = 0 : Aljabar, Eksponen, Trigonometri
INPUT
Koefisien PK
Proses
Proses
Roots()
OUTPUT
? Akar-Akar Persamaan
Dsolve()
Proses
Dsolve()
OUTPUT
? Jawaban Homogen
OUTPUT
? Jawaban Umum
Proses
Jawab Khusus = Jawab Umum Jawab Homogen
OUTPUT
? Jawaban Khusus
SELESAI
Page | 15
2. 7 List Program
Tampilan Depan
function varargout = cover(varargin)
% COVER M-file for cover.fig
%
COVER, by itself, creates a new COVER or raises the existing
%
singleton*.
%
%
H = COVER returns the handle to a new COVER or the handle to
%
the existing singleton*.
%
%
COVER('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls the local
%
function named CALLBACK in COVER.M with the given input arguments.
%
%
COVER('Property','Value',...) creates a new COVER or raises the
%
existing singleton*. Starting from the left, property value pairs
are
%
applied to the GUI before cover_OpeningFcn gets called. An
%
unrecognized property name or invalid value makes property
application
%
stop. All inputs are passed to cover_OpeningFcn via varargin.
%
%
*See GUI Options on GUIDE's Tools menu. Choose "GUI allows only one
%
instance to run (singleton)".
%
% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES
% Edit the above text to modify the response to help cover
% Last Modified by GUIDE v2.5 06-Dec-2014 15:27:54
% Begin initialization code - DO NOT EDIT
gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name',
mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @cover_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @cover_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback',
[]);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end
if nargout
[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end
% End initialization code - DO NOT EDIT
Page | 16
% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = cover_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)
% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject
handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles
structure with handles and user data (see GUIDATA)
% Get default command line output from handles structure
varargout{1} = handles.output;
Page | 17
%
% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES
% Edit the above text to modify the response to help untitled
% Last Modified by GUIDE v2.5 09-Dec-2014 19:09:16
% Begin initialization code - DO NOT EDIT
gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name',
mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @untitled_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @untitled_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback',
[]);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end
if nargout
[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end
% End initialization code - DO NOT EDIT
% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = untitled_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)
% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject
handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles
structure with handles and user data (see GUIDATA)
% Get default command line output from handles structure
varargout{1} = handles.output;
Page | 18
Page | 19
Page | 20
Page | 21
% hObject
handle to pushbutton3 (see GCBO)
% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles
structure with handles and user data (see GUIDATA)
a=get(handles.awal,'string')
a=subs(a,'x','t')
a=str2mat(a)
b=dsolve(a)
b=subs(b,'t','x')
b=subs(b,'C2','C1')
b=subs(b,'C3','C2')
b=subs(b,'C4','C3')
b=subs(b,'C5','C4')
b=subs(b,'C6','C5')
b=str2mat(b)
b=mat2str(b)
set(handles.akhir,'string',b)
Page | 22
Page | 23
set(handles.akhir,'string','')
set(handles.masuk,'string','')
set(handles.awal,'string','')
set(handles.persamaan,'string','')
Tampilan Petunjuk
function varargout = petunjuk(varargin)
% PETUNJUK M-file for petunjuk.fig
%
PETUNJUK, by itself, creates a new PETUNJUK or raises the existing
%
singleton*.
%
%
H = PETUNJUK returns the handle to a new PETUNJUK or the handle to
%
the existing singleton*.
%
%
PETUNJUK('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls the local
%
function named CALLBACK in PETUNJUK.M with the given input
arguments.
%
%
PETUNJUK('Property','Value',...) creates a new PETUNJUK or raises
the
%
existing singleton*. Starting from the left, property value pairs
are
%
applied to the GUI before petunjuk_OpeningFcn gets called. An
%
unrecognized property name or invalid value makes property
application
%
stop. All inputs are passed to petunjuk_OpeningFcn via varargin.
%
%
*See GUI Options on GUIDE's Tools menu. Choose "GUI allows only one
%
instance to run (singleton)".
%
% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES
Page | 24
% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = petunjuk_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)
% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject
handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles
structure with handles and user data (see GUIDATA)
% Get default command line output from handles structure
varargout{1} = handles.output;
Page | 25
Tampilan Tentang
function varargout = tentang(varargin)
% TENTANG M-file for tentang.fig
%
TENTANG, by itself, creates a new TENTANG or raises the existing
%
singleton*.
%
%
H = TENTANG returns the handle to a new TENTANG or the handle to
%
the existing singleton*.
%
%
TENTANG('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls the local
%
function named CALLBACK in TENTANG.M with the given input arguments.
%
%
TENTANG('Property','Value',...) creates a new TENTANG or raises the
Page | 26
%
existing singleton*. Starting from the left, property value pairs
are
%
applied to the GUI before tentang_OpeningFcn gets called. An
%
unrecognized property name or invalid value makes property
application
%
stop. All inputs are passed to tentang_OpeningFcn via varargin.
%
%
*See GUI Options on GUIDE's Tools menu. Choose "GUI allows only one
%
instance to run (singleton)".
%
% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES
% Edit the above text to modify the response to help tentang
% Last Modified by GUIDE v2.5 09-Dec-2014 19:10:08
% Begin initialization code - DO NOT EDIT
gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name',
mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @tentang_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @tentang_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback',
[]);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end
if nargout
[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end
% End initialization code - DO NOT EDIT
Page | 27
% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = tentang_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)
% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject
handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles
structure with handles and user data (see GUIDATA)
% Get default command line output from handles structure
varargout{1} = handles.output;
Tampilan Flowchart
function varargout = flowchart(varargin)
Page | 28
Page | 29
axes(handles.axes1);
image(imread('flow','png'));
grid off
axis off
% UIWAIT makes latihan wait for user response (see UIRESUME)
% uiwait(handles.figure1);
% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = flowchart_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)
% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject
handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles
structure with handles and user data (see GUIDATA)
% Get default command line output from handles structure
varargout{1} = handles.output;
Page | 30
Tampilan Materi
function varargout = materi(varargin)
% MATERI M-file for materi.fig
%
MATERI, by itself, creates a new MATERI or raises the existing
%
singleton*.
%
%
H = MATERI returns the handle to a new MATERI or the handle to
%
the existing singleton*.
%
%
MATERI('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls the local
%
function named CALLBACK in MATERI.M with the given input arguments.
%
%
MATERI('Property','Value',...) creates a new MATERI or raises the
%
existing singleton*. Starting from the left, property value pairs
are
%
applied to the GUI before materi_OpeningFcn gets called. An
%
unrecognized property name or invalid value makes property
application
%
stop. All inputs are passed to materi_OpeningFcn via varargin.
%
%
*See GUI Options on GUIDE's Tools menu. Choose "GUI allows only one
%
instance to run (singleton)".
%
% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES
% Edit the above text to modify the response to help materi
% Last Modified by GUIDE v2.5 09-Dec-2014 19:07:40
% Begin initialization code - DO NOT EDIT
gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name',
mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @materi_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @materi_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback',
[]);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end
if nargout
[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end
% End initialization code - DO NOT EDIT
Page | 31
% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = materi_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)
% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject
handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles
structure with handles and user data (see GUIDATA)
% Get default command line output from handles structure
varargout{1} = handles.output;
Page | 32
Page | 33
Page | 34
Page | 35
Page | 36
Page | 37
BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Persamaan diferensial linier tidak homogen berbeda dengan persamaan differensial linier
homogen karena dalam PDLTH fungsi dari () tidak bernilai 0 melaikan terdapat f(x).
Dimana bentuk PDLTH sebagai berikut:
1
0 + 1 1 + + = ()
Atau
() = ()
Sehingga untuk menyelesaikan PDLTH kita harus melakukan beberapa langkah, yaitu:
Mencari jawab homogen (yh) dimana () = 0. Kemudian disubstitusikan dengan
=
Mencari jawab khusus (yk) dimana () = () 0 dengan menggunakan fungsi
percobaan
Maka jawab umum :
= +
3.2 Kesimpulan
Demikianlah yang dapat kami sajikan kepada pembaca tentang laporan makalah
Persamaan Diferensial Linier Tidak Homogen. Dalam pengerjaan Makalah ini kami
menggunakan beberapa buku sebagai sumber serta referensi lainnya. Untuk pemograman
kami menggunakan software Matlab R2009a Student dalam penyelesaian Persamaan
Diferensial Linier Tidak Homogen. Makalah kami sajikan secara bertahap, mulai dari
pengenalan teori, contoh soal latihan, latihan soal, algoritma, Flow Chart, list program
dan hasil program, sehingga makalah ini dapat mempermudah pembaca dalam mengikuti
panduan penggunaan dari Program tersebut. Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan
makalah kami dapat bermanfaat dan bakerja dengan optimal apabila digunakan. Saran
yang kami harapkan dari pembaca untuk pengembangan makalah dan program
kedepanya. Apabila diproyek dan dimakalah ini terdapat kesalahan kami mohon maaf
sebesar-besarnya.
Page | 38
Daftar Pustaka
Kreyszig, Erwin. (1991). Matematika Teknik Lanjutan Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rawuh, B. Kartasasmita, I Nyoman Susila.(1984). Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 2.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Riogilang, RH. (1979). Persamaan Diferensial. Bandung: Penerbit Bina Cipta.
Pptx. Bapak Dr.Ir, Rusmono, M.Pd
Page | 39