Damar Aji
PANEL
1. Klasifikasi Tegangan
TR
TM
TT
TET
TT
TM
TR
Load
1.KEAMANAN
Keamanan ditujukan untuk keselamatan manusia,ternak dan
harta benda. pemeriksaan, inspeksi, pengawasan dari instalasi
sebelum digunakan /disambung dan setiap perubahan yang
penting perlu diberi tanda (kode). untuk keamanan dalam
pekerjaan selanjutnya.
Lampu pijar kecil dengan daya 6 Watt akan mengalirkan arus 0,05
Ampere, arus sekecil itu dapat berakibat fatal, table diatas
beberapa efek dari arus listrik (dalam milli ampere) jika melalui
badan manusia seberat 60 kg ( data diatas untuk nilai 0,5 -1,5 mA)
Coba Sebutkan
Yang Lain ????
3
4
PERALATAN SAFETY
2. KEANDALAN
Keandalan yang tinggi diperlukan untuk
mengatasi kerusakan dalam batas-batas normal
termasuk kesederhanaan sistim misalkan
mudah untuk dimengerti dalam pengoperasian
pada keadaan normal maupun dalam keadaan
darurat . untuk selanjutnya dapat digabungkan
dengan peralatan -peralatan listrik yang lain.
3. KETERSEDIAAN
Semua peralatan termasuk peralatan harus
mudah diatur menurut operasinya baik dalam
pemeriksaan pengawasan pemeliharaan dan
perbaikan
serta
mudah
dalam
memasangnya.diberi label atau sejenisnya
yang menunjukan penggunaan peralatan
tersebut. Agar terhindar dari kebingungan
atau kesimpang siuran.
4. KEMUDAHAN
Pemberian daya yang kontinyu adalah
sangat penting. Sumberdaya cadangan
yang diperlukan untuk memberikan
daya seluruh atau sebagian dari beban.
Keluasan dari sistim listrik yaitu sistim
tersebut dapat diadakan perubahan jika
perlu diperbaharuai dan diperluas
untuk keperluan lain pada masa yang
akan datang.
6. EKONOMIS
Sejak Perencanaan
pemasangan sampai dengan
pengoperasian harus
diperhitungkan biayanya sesuai
dengan investasinya
Arus Kejut.
Arus yang mengalir melalui badan manusia atau
binatang dalam nilai tertentu( tergantung pada
frekwensi,harmonis,waktu) dan dapat
menimbulkan luka.
SAFETY MARKS.
BS
AS
JIS
ANSI
AS
ASTM
CAMA
CEBEC
CEC
CEE
CEI
CSA
DEMKO
DIN
IEE
IS
= British Standart
=Australian Standart.
= Japan Industrial Standart.
= American National Standart Instititut.
= Australian Standart.
= American Socety for Testing and Material.
= Control and Automation Manufactures Association (Inggris).
= Commite Electrotecnique Belge.
= Canadian Electrical Code.
= Commission on Rules for the Approval of Electrical Equipment.
= Comitato Electrotecnico Italiano.
= Canadian Standart Association.
= Danmark Elektriske Materiel Kontrol.
= Deutsches Institut fur Normung.
= Institution of Elecrical Engineers.
= Indian Standart.
KELAS O
dilengkapi pentanahan
KELAS I
seperti kelas O
tetapi dilengkapi pentanahan.
KELAS II
KELAS III
50 V
220 V
Peralatan yang dihubungkan pada
trafo isolasi.
KELAS IV
220 V
220 V
disamping itu ada simbol lain yang juga harus diperhatikan misalnya:
simbol yang biasa tertera pada peralatan,pintu,dll.
misalnya untuk menunjukan tegangan tinggi
Angka ke dua
4
5
I
Arus
t
waktu
Sub transien
transien
Steady state
Arus (Ampere)
CUT OFF
T (detik)
CUT OFF = Titik kerja dari sekring
JENIS-JENIS SEKRING
1. SEKRING DIAZED DAN NEOZED
(D-Fuse dan N-Fuse)
NH
= Niederspannungs-Hochleistungs-Sicherung (NH-Sicherung)
Fuse Base
Fuse Link/patron
Fuse Puller
3. CARTRIDGE FUSE
Untuk peralatan
Elektronika
KARAKTERISTIK SEKRING
Penandaan Sekring
Penandaan
FF atau UR
Karakteistik sekring
Verry Fast Acting,Sekring untuk pengaman semiconductor
TT
Karakteristik Sekring
GL ; gG; gB ; gTr ; gR
g = Full range
Lihat dibawah *
aM ; aR
a = Partial Range
Lihat dibawah *
Fungsional Class :
g = Full range = Sekring yang dapat dialiri arus sesuai ratingnya secara terus menerus, akan
putus jika dialiri arus yang rendah diatas ratingnya sampai dengan breaking capasitynya
a = Partial Range = Sekring yang dapat dialiri arus sesuai ratingnya secara terus menerus,
akan putus jika dialiri arus diatas ratingnya pada beberapa kali In sampai dengan breaking
capasitynya
Huruf ke dua
Karakteristik Sekring
Tr
Pengaman Tranformator
Karakteristik aM
Sebagai pengaman motor dan sebagai back-up pengaman jika terjadi
hubung singkat pada kabel. Tidak dapat sebagai pengaman over load.
Karakteristik aR
Sebagai pengaman semikonduktor dan sebagai back-up pengaman
jika terjadi hubung singkat Tidak dapat sebagai pengaman over load.
Karakteristik gB
Sebagai pengaman dan sebagai back-up pengaman pada
Instalasi pertambangan,
Fusenya jenis Quick acting sebagai pengaman jika terjadi hubung singkat
.
Karakteristik gL
Sebagai pengaman Instalasi secara umum dengan nama baru gG.
Karakteristik gG
Sebagai pengaman instalasi secara umum, pengaman jala-jala,
transformator dan kapasitor jika terjadi hubung singkat
Karakteristik gR
Sebagai pengaman penggunaan secara umum pada rangkaian
semi konduktor , umumnya untuk rating < 100 A.
Karakteristik gRL
Sebagai pengaman penggunaan secara umum pada rangkaian semi
konduktor dan jaringan suplai, jenis sekring kombinasi baru.
Karakteristik gTr
Sebagai pengaman penggunaan secara umum sebagai pengaman overload
pada transformator daya, sebagai pengaman hubung singkat pada bus bar
tegangan rendah, juga dirancang untuk diskriminasi pengaman pada
tegangan tinggi.
KOMPONEN PADA CB
a). Pengaman relay thermis
b). Pengaman relay elektromagnetis
Konstruksi MCB
1.Actuator lever
2.Actuator
mechanism
3.Contacts
4.Terminals
5.Bimetallic strip
6.Calibration
screw assembly.
7.Solenoid
8.Arc divider /
extinguisher
MCB 1 Phasa
MCB 3 Phasa
MCCB
KARAKTERISTIK
MCCB
Cara pengamanannya :
1. Isolasi pengaman:
2. Memberi isolasi tambahan pada peralatan
3. Memakai peralatan bertanda double isolasi :
Pengamanan dengan tegangan ektra rendah pengaman berupa :
Trafo pengaman.
ms
W aktu
1000
5000
1
1
2000
1000
500
200
100
50
20
10
0,1
0,2
0,5
10
20
50
100
200
1. Kesemutan.
2. Getaran kejut (tidak berbahaya).
500
1000
5. Denyutan jantung
kacau (berhenti).
ELCB
Test
Mengukur Dioda
OHMMETER
Ohmmeter dipasang PARALEL dengan tahanan
yang akan diukur (Rx) dan Rx harus tidak
bertegangan
Tipe Paralel
Tipe ini memiliki skala sama dengan
alat ukur yang lain, yaitu skala nol
(0) di sebelah kiri dan tipe ini
cocok untuk mengukur nilai tahanan
yang kecil (0-500)
Pada awal pemakaian, Rx harus
dihubungkan terlebih dahulu dengan
terminal Ohmmeter, barulah alat
ukur diposisikan pada batas
ukurnya.
VOLTMETER
Voltmeter dipasang PARALEL
terhadap tegangan yang akan diukur.
Untuk pengukuran tegangan DC
perlu diperhatikan polaritas (+ dan -)
alat ukur . Jika polaritas tegangan
yang akan diukur tidak sama dengan
polaritas alat ukur, akan
menyebabkan jarum bergerak ke kiri.
Hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan pada alat ukur. Selain itu
Voltmeter memiliki berbagai macam
skala dan batas ukur (range).
Pembacaan skala alat ukur ini harus
disesuaikan dengan batas ukur yang
digunakan.
Sebaiknya gunakanlah range yang
terbesar terlebih dahulu, baru
kemudian range diperkecil hingga
diperoleh pembacaan sedikitnya 2/3
dari batas ukur
Mengukur Tegangan DC
AMMETER
Pemasangan Ammeter
adalah SERI terhadap
arus yang akan diukur.
Biasanya skala Ammeter
sama dengan skala
Voltmeter, dan batas ukur
yang tersedia juga
bermacam-macam
seperti halnya Voltmeter
HUKUM OHM
Tahanan adalah salah
satu dari komponen yang
banyak digunakan di
dalam rangkaian Listrik,
satuan tahanan adalah
ohm (), biasanya di beri
tanda dengan huruf R.
Hukum Ohm menyatakan
hubungan antara
tegangan (V), arus (I) dan
tahanan (R) pada
rangkaian Listrik adalah :
V I R
V
R
I
Di mana :
V
= Tegangan pada tahanan (Volt)
I
= Arus yang mengalir pada tahanan
(Ampere)
R
= Besar nilai tahanan (Ohm)
Dalam pemakaian tahanan perlu diperhitungkan
besar daya tahanan, agar daya yang diberikan
tidak melebihi dari daya tahanan tersebut.
A
+
-
Vs
RT = R1 + R2 + R3 + .... + Rn .
PEMBAGI TEGANGAN
Hubungan seri dapat
dinamakan sebagai
Pembagi Tegangan.
Pembagi tegangan
dapat dipergunakan bila
tegangan yang akan
dipergunakan lebih kecil
dari sumber. Biasanya
pembagi tegangan terdiri
dari dua resistor.
E
V I R2
.R2
R1 R2
HUBUNGAN PARALEL
1
1
1
1
1
....
RT R1 R2 R3
Rn
R2 .R3
RT
R1
R2 R3
P V I
2
P I R
2
V
P
R
Dengan rumus:
energy = power time
Biasa energy in joules (J) and waktu in seconds (s). The kW = 1000 W
(1000 J/s). sedangkan 1 jam 3,600 seconds, maka
1 kWh = 1,000 J/s 3,600 s
1 kWh = 3,600,000 J
1 kWh = 36 MJ (mega joules:
kWh meter
2.
yang mengandung
kumparan kawat yang dililit pada inti besi, seperti Motor listrik, Las
listrik, Transformator, Ballast TL dan lain-lain. Beban ini mempunyai
ciri-ciri bahwa disamping mengkonsumsir daya aktif juga menyedot
daya reaktif yang diperlukan untuk pembentukan medan magnit
dalam beban-beban tersebut. (Pada beban resistif daya reaktifnya
adalah Nol).
Daya Reaktif
Daya Buta
= S = kVA
Daya Aktif
= P = kW
Daya Reaktif = Q = kVAr
Daya Aktif
Dinyatakan dalam Watt atau KiloWatt.
Adalah daya yang melakukan usaha
yang sebenarnya (Effective Power).
Daya Reaktif
Dinyatakan dalam VAR atau KVAR
Daya Buta
Dinyatakan dalam VA atau KVA.
Semua kapasitas aparat-aparat
listrik seperti Generator,
Transformator, Daya PLN dan lainlain dinyatakan dalam KVA.
= Cos j
Untuk daya terpasang (PLN atau Genset) tertentu, bila terdapat banyak
beban Induktif (Motor-motor, lampu-lampu TL dan sebagainya),
sehingga Faktor Dayanya rendah sekali, maka Daya Aktif yang
ditimbulkan akan jauh lebih kecil dari Daya Butanya
Contoh :
Pabrik dengan Genset 200 KVA, bila Faktor
Dayanya 0,5, maka Daya Aktifnya = 0,5 x 200
KVA = 100 KW.
Dengan perkataan lain, Genset atau
Transformator (Trafo) tidak dimanfaatkan
penuh (Under Utilized). Dalam keadaan
seperti ini bila dipergunakan Daya Aktif lebih
besar dari 100 KW, maka Genset akan
berbeban lebih (Over load), dengan
demikian Genset akan panas bahkan
terbakar.
Untuk Daya Aktif (KW) tertentu, bila Faktor Daya (Cos j)rendah,
maka dibutuhkan kapasitas daya (Daya Buta), Genset,
Trafo dan penampang kabel Transmisi dan Distribusi
yang sangat besar untuk memenuhinya.
Contoh :
Pabrik dengan Beban Total = 100 KW, bila Faktor Dayanya = 0,5 Maka dibutuhkan
Genset/Trafo dengan daya: 100
----- = 200 KVA
0,5
Tabel 1.
Kehilangan enersi dan penurunan tegangan
yang besar sepanjang kabel instalasi
Cos j awal
0,5
0,5
0,6
0,6
0,7
0,7
Cos j akhir
0,8
0,9
0,8
0,9
0,8
0,9
Pengurangan
Arus Listrik
dan Daya Buta
Pengurangan
Kehilangan
Enersi pada
kabel instalasi
37,5
44,5 25 % 33 % 12,5 22 %
61%
69%
43,5
55,5
23%
39,5
%
Cos j yang
diinginkan
100
95
90
85
80
60
1,333
1,000
0,849
0,713
0,583
62
1,266
0,940
0,782
0,646
0,516
64
1,201
0,937
0,717
0,581
0,451
66
1,138
0,872
0,654
0,518
0,388
68
1,078
0,749
0,594
0,458
0,328
70
1,020
0,691
0,536
0,400
0,270
72
0,964
0,635
0,480
0,344
0,214
74
0,909
0,580
0,425
0,289
0,159
76
0,855
0,526
0,371
0,235
0,105
78
0,802
0,473
0,318
0,182
0,052
80
0,750
0,421
0,266
0,130
82
0,698
0,369
0,214
0,078
84
0,646
0,317
0,162
0,026
86
0,593
0,264
0,109
88
0,540
0,211
0,056
90
0,484
0,155
92
0,426
0,097
94
0,303
0,034
96
0,292
98
0,203
100
Pf Asli
Cos j1
(Cos j 2)
Pada gambar berikut ini (Gambar 2) dapat dilihat suatu jaringan yang
disuplai dari transformator sebelum menggunakan kompensasi dan
sesudah menggunakan kompensasi.
SEBELUM KOMPENSASI Energi
reaktif seluruhnya disuplai oleh trafo
Tabel 3.
Pemilihan daya kapasitor untuk hubungan langsung ke motormotor listrik
Motor
kW
Power Rating
HP
Estimated
capacitor
3000 No
load
kVAR
u/min Full
load
kVAR
power
required
for variuous
speeds
1500 No load
kVAR
u/min Full
load
kVAR
1000 No load
kVAR
u/min
Full load
kVAR
0,18
1/4
0,1
0,2
0,2
0,3
0,4
0,5
0,37
1/2
0,3
0,4
0,4
0,5
0,5
0,6
0,55
3/4
0,4
0,5
0,4
0,5
0,5
0,6
0,75
0,5
0,6
0,5
0,7
0,6
0,8
1,1
1,5
0,7
0,9
0,7
0,9
1,2
1,5
0,8
1,2
1,1
1,4
2,2
1,1
1,4
1,2
1,5
1,4
1,8
1,5
1,8
1,6
1,8
2,4
5,5
1,8
2,3
2,6
2,2
2,9
5,5
7,5
2,2
2,9
2,4
3,3
2,7
3,6
7,5
10
3,4
4,4
3,6
4,8
4,1
5,4
11
15
6,5
5,5
7,2
15
20
6,5
8,5
9,5
10
18,5
25
11
12
10
13
22
30
10
12,5
11
13,5
12
15
37
50
18
24
20
27
22
30
45
60
19
28
21
31
24
34
PEMASANGAN CAPASITOR
1. Hubungan Langsung
(Direct Connection atau Direct Compensation)
Panel Capasitor
Kesimpulan:
1. Penambahan daya nyata (Active = KW)
dalam sistem, sehingga dapat digunakan
untuk beban yang lain.
2. Untuk beban yang sama, KVA yang
dibutuhkan berkurang, sehingga apabila
ada penambahan beban dan akibat
pengurangan KVA ini masih mencukupi,
sehingga tidak perlu menambah daya dari
PLN.
3. Dengan losses dalam sistem dapat
dikurangi, umur isolasi kabel dapat
bertambah sehingga biaya investasi untuk
penggantian kabel dapat ditunda.
Daya terpasang yang semula 200 KVA turun menjadi 140 KVA.
Kelebihan daya ini dapat dikembalikan kepada PLN atau dipakai
untuk perluasan produksi.
Contoh Aplikasi
Sebuah pabrik dengan Faktor Daya 0,6 dengan daya
terpasang 200 KVA tanpa kapasitor.
Faktor Daya 0,6; Daya Aktif 120 KW; Daya Reaktif 160 KVAR.
Terdapat rencana oleh PLN akan membebani biaya atas beban KVARH
kira-kira 40% dari biaya KWH/bulan. Selama Faktor Daya lebih besar
atau sama dengan 0,85 (Peraturan PLN tahun 1989), maka biaya/denda
KVARH ini ditiadakan.
KABEL/PENGHANTAR
Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti
penghantar(urat), baik yang berbentuk solid (pejal) ataupun
serabut yang masing-masing dilengkapi dengan isolasi
sendiri dan berbentuk kesatuan. Penyatuan/penggabungan
satu atau lebih inti pada umumnya dilengkapi dengan
selubung atau mantel pelindung dengan demikian ada 3
hal pokok dari kabel yaitu:
1. Konduktor/penghantar, merupakan media untuk
menghantarkan listrik.
2..Isolasi, merupakan bahan dielektrik yang berguna untuk
mengisolasi dari yang satu terhadap yang lain dan juga
terhadap lingkungannya.
3. Pelindung luar, yang memberikan perlindungan terhadap
kerusakan mekanis,pengaruh bahan kiamia,elektrolisis,api
atau pengaruh luar lainnya yang merugikan.
N
NA
Y
2Y
2X
S
SE
C
M
W...
N
- Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai penghantar
Y
- Isolasi PVC
F
- Kawat baja pipih
Gb - Perisai dari spiral pita baja.
Y
- Selubung luar PVC.
-I
- Kabel dengan sistim pengenal warna urat dengan hijau kuning.
4 x 120 - Dengan jumlah inti 4 dan masing masing inti memiliki luas
penampang 120 mm2
sm - Penghantar dipilin bentuk sektor
= R. A
.mm 2
Penggunaan Jala-jala/jaringan
0,5 %
1,5 %
3%
Contoh
Jenis Isolasi
Nomen
klatur
1
2
3
4
5
6
PVC biasa
PVC spesial
Karet biasa
Karet butil
Karet silikon
Polyethelene
(PE)
Cross Link
PE
Ethylene
Propy lene
Rubber
Mineral
Kertas
Y biasa
Yspesial
G
2G
Si
2Y
7
8
9
10
Maks
C
+5
-25
-25
-25
-
XLPE
85
75
-25
85
75
-25
EPR
85
75
25
85
75
-25
60
45
-25
-
1
2
3 atau lebih
Faktor pengisian
ISOLASI PVC
Tembaga serabut
Taha
nan
Kemam
Hantar
Suhu
puan
Arus
30 C
Reaktansi per
penghantar
Arus
Hubung
singkat
selama 1
detik
Test
Tegangan
mm2
Penghantar
(perhitungan
Ohm/Km
Isolasi
M,Ohm
per Km
Dalam
pipa
Ampere
di Udara
Ampere
Ohm/Km
kA
kV/menit
23,4
51
12
18
2,5
1,5
11,9
51
15
24
2,5
2,5
7,14
48
20
32
2,5
4,47
44
25
43
2,5
2,97
37
33
54
2,5
10
1,77
36
45
74
2,5
16
1,12
26
61
98
0,088
0,24
2,5
25
0,708
26
83
140
0,085
0,23
2,5
35
0,514
22
104
159
0,082
0,22
2,5
50
0,379
22
132
197
0,082
0,21
2,5
70
0,262
19
166
247
0,082
0,20
2,5
95
0,189
18
198
293
0,082
0,19
2,5
120
0,150
16
236
345
0,078
0,19
2,5
150
0,122
16
391
0,078
0,18
2,5
185
0,0972
16
448
0,078
0,18
2,5
240
0,0740
16
529
0,075
0,17
2,5
300
0,0590
15
609
0,075
0,17
2,5
400
0,0461
15
724
0,075
0,16
2,5
500
0,0366
15
828
0,075
0,16
2,5
Taha
nan
Kemam
Hantar
Suhu
puan
Arus
30 C
Arus
Hubung
singkat selama
1 detik
Test
Tegangan
kV/menit
mm2
Penghantar
(perhitungan )
Ohm/Km
Isolasi
M,Ohm per
Km
Dalam
pipa
Ampere
di Udara
Ampere
kA
0,5
37,1
65
2,5
0,06
0,75
24,7
58
0,09
18,5
53
11
19
0,12
2,5
1,5
12,7
50
15
24
0,17
2,5
2,5
7,6
46
20
32
0,29
2,5
4,71
40
25
42
0,46
2,5
3,14
32
33
54
0,70
2,5
10
1,82
36
45
73
1,16
2,5
16
1,16
23
61
98
1,86
2,5
25
0,743
23
83
129
2,91
2,5
35
0,527
20
103
158
4,07
2,5
50
0,368
19
132
197
5,81
2,5
70
0,259
17
165
245
8,14
2,5
95
0,196
16
197
290
11,05
2,5
120
0,153
15
235
345
13,95
2,5
150
0,123
15
390
17,44
2,5
185
0,101
14
445
21,51
2,5
240
0,0763
14
525
27,91
2,5
300
0,0611
13
605
34,88
2,5
400
0,0463
13
725
46,51
2,5
3.NYM.
Berinti tembaga pejal/padat
dengan isolasi PVC mempunyai
lapisan pengisi dan mempunyai
pelindung luar dari bahan PVC
berwarna putih. dengan cara
penulisan
NYM 3 x 2,5 mm2 artinya memiliki
3 buah inti dengan luas
penampang masing-masing inti
2,5 mm2
Penggunaan : Untuk instalasi
penerangan didalam ruangan bisa
didalam pipa ataupun tidak
dengan cara diklem dengan klem
kabel NYM.
ukuran
mm2
Tahanan
Penghantar
(perhitungan dc)
Ohm/Km
Tahanan
Isolasi
M,Ohm per
Km
KHA
di udara
pada 30 C
Ampere
Reaktansi per.
penghantar
Ohm/Km
Arus
Hubung
singkat
selama
1 detik
kA
Test Tegangan
kV/menit
1,5
12,1
48
19
0,108
0,17
2,5
7,28
43
25
0,104
0,29
4,56
40
34
0,1
0,46
3,03
34
44
0,094
0,7
10
1,81
33
61
0,088
1,16
16
1,15
27
82
0,083
1,86
25
0,74
26
108
0,080
2,91
35
0,524
22
134
0,077
4,07
ukura
n
mm2
Tahanan
Penghantar
(perhitungan
dc)
pada 20 C
Ohm/Km
Tahanan
Isolasi
M,Ohm
per Km
KHA
di
Tanah
pada
30 C
Amp
KHA
di
udara
pada
30 C
Amp
Reaktansi
per.
penghant
ar
Ohm/Km
Arus
Hubung
singkat
selama
1 detik
kA
Test
Teganga
n
kV/meni
t
1,5
12,1
62
24
18
0,115
0,17
2,5
7,28
57
32
25
0,110
0,29
4,56
52
41
34
0,107
0,46
3,03
44
52
44
0,1
0,7
10
1,81
36
69
60
0,094
1,16
16
1,14
26
89
80
0,090
1,86
25
0,74
26
116
105
0,086
2,91
35
0,524
22
138
130
0,083
4,07
50
0,387
22
165
160
0,083
5,81
Sistim Outbow:
Kelebihannya:
Waktu pemasangan nya relatif lebih cepat
Mudah dalam melaksanakan perbaikan dan
pengembangan Instalasi.
Biaya pemasangan relatif rendah
Kekurangannya:
Seluruh tarikan dan pasangan kabel dan
pipa terlihat oleh pemakai ruang atau
gedung, keindahan dan kerapihan ruang
sanagt tergantung dengan peralatan yang
dipakai.
Cukup mempengaruhi dalam penataan
ruang.
Standar
Terminal
Hubungan
VDE
(Eropa/Intern
ational)
U V W
UX
VY
WZ
BS
(British
Standart)
A B C
A2 A1
B2 B1
C2 C1
NEMA
(Amerika
standar)
T1 T2 T3
T1 T4
T2 T5
T3 T6
lebih dari 12
Sistim Pengasutan
DOL (Direct On Line)
Bintang Segitiga
Bintang Segitiga dilengkapi
Dengan tahanan tahanan
Transformator asut atau motor
Angker gelang seret dengan
tahanan asut rotor.
L
F
95
OL
96
So
13
S1
97
K1M
14
K1M
OL
98
A2
A2
OL
A1
K1M
A1
h1
M
3 phasa
120 f
(1 S )
p
f = frekuensi jala-jala
p = banyaknya kutub
S = slip.
Untuk mengubah kecepatan motor. dapat dilakukan
dengan mengubah paling sedikit satu dari faktor-faktor
tersebut.
Perubahan slip.
Slip diubah dengan memberi tahanan tambahan
pada rangkaian rotor. Kerugiannya ialah:
efisiensi turun
pengaturannya jelek
Perubahan frekuensi
Perubahan kutub.
Dengan mengubah jumlah kutub, maka putaran
sinkron akan berubah sehingga putaran rotor
berubah pula. Bila jumlah kutub bertambah,
putaran sinkron akan turun.
Untuk memperoleh karakteristik motor yang baik
pada tiap macam putarannya, hubungan lilitan
stator diubah dari delta ke bintang pada saat
banyaknya kutub diubah. Perubahan ini juga
mengubah tegangan per fasa yang dipakai.
Karena adanya kesulitan-kesulitan yang timbul
pada waktu mengubah hubungan, umumnya
perubahan kutub hanya dilakukan untuk dua
macam putaran saja.
Dalam motor induksi rotor lilit, perubahan
hubungan perlu dilakukan pada lilitan stator dan
lilitan rotor. Kalau tidak, kopel negatif akan timbul
Penggunaan
Warna
Merah
Kondisi darurat
gangguan
STOP atau OFF
atau
-Emergensi - Stop
-Pemadam kebakaran
-STOP
-Stop satu motor atau banyak motor
-stop bagian dari mesin
-Reset kombinasi dng Stop
Kuning
Intervensi
Hijau
START - ON
Biru
Tidak
dapat
dipakai
untuk
fungsi-fungsi
warna seperti diatas
Hitam
Abu-abu
putih.
Tidak
dapat
dipakai
untuk
fungsi-fungsi
warna seperti diatas
10. KONTAKTOR
SIMBOL
Pemilihan Kontaktor AC :
Intermitten duty:
Adalah kelas dari maksimum kerja kontaktor saat on
dan off per jam operasi
Class 0,3 maksimum 30 operasi per jam
Class 1 maksimum 120 operasi per jam
Class 3 maksimum 300 operasi per jam
Class 10 maksimum 1200 operasi per jam
Katagori penggunaan ( Utilisation catagory):
Ditunjukkan dari tipe beban yang dioperasikan , hal ini
sangat penting karena dapat meyakinkan kita dalam
memilih kontaktor sehingga tidak salah pilih
Katagori Penggunaan
Perkalian arus
beban penuh
KATAGORY PENGGUNAAN
Operasi
Menutup
Normal
Membuka
2,5
2,5
Plugging : Menyetop dan membalik motor secara cepat dengan merubah hubungan
motor ketika motor sedang bekerja.
Inching (Jogging): Menghidupkan motor berulang ulang untuk peride waktu yang cepat
danuntuk gerakan yang kecil dari mekanis penggerak.
Spesifikasi Kontaktor
Rating tegangan Operasi: Ve / Vn
nilai dari tegangan dimana kontaktor mampu beroperasi
sesuai arus Nominalnya. Tegangan ini tidak boleh lebih
besar dari rating tegangan isolasi.
Beban
Fungsi Kontrol
Aplikasi
AC1
Non induktif
Pf 0,95
. switch-on
.pemanas
.distribusi
AC2
.start
.mematikan saat
dijalankan
.rem reegeneratif
.inching
.mesin angkat
AC3
Motor rotor
sangkar
Pf 0,45
Ie<100A atau
Pf 0,35
Ie>100A
.start
.mematikan saat
dijalankan
.kompresor
.elevator
.mixer
.pompa
.eskaltor
.kipas angin
.penyejuk udara
AC4
Motor rotor
sangkar
Pf 0,45
Ie<100A atau
Pf 0,35
Ie>100A
.start
.mematikan saat
dijalankan
.rem regeneratif
.reversing
.inching
.mesin cetak
.mesin angkat
Gambar
JENIS MOTOR
PEMUTUS TENAGA
( CIRCUIT BREAKER)
PENGAMAN LEBUR
(SEKRING)
250
400
200
400
150
400
Asosiasi 2 komponen,
terdiri dari 2 komponen,
komponen
pertama
berfungsi sebagai pemisah
dan
proteksi
(hubung
pendek & beban lebih) dan
komponen kedua sebagai
control motor.
Asosiasi
2
komponen
memiliki koordinasi antar
gawai-gawai yang berfungsi
sebagai
proteksi
hubung
pendek dan beban lebih di
komponen 1, serta koordinasi
antara komponen 2 yang
berfungsi
sebagai
penyakelaran/control
NAME PLATE
- Design. This provides starting kVA, running kVA, and running KW characteristics. This is
a product of the internal resistance of the rotor. Generally, designs B, C, and D are used:
-- Design A is of limited usage. This motor has extremely high starting kVA, as much as
50 percent higher than the B, C, or D design motors.
-- Design B is a standard rotor design. This type of rotor has a low internal resistance. It
has normal starting torque, low starting current, and low slip at full load.
-- Design C has a higher internal rotor resistance. This improves the rotor power factor at
the start, providing more starting torque. Fully loaded, the extra resistance creates a greater slip.
-- Design D has more resistance. The starting torque is maximum.
-- Serial number. The serial number or identification number is extremely useful when
dealing with the manufacturer. The serial number and appropriate information is maintained on
file with the company.
-- Type. This is the manufacturer's specific application information. This will also identify
the housing characteristics (waterproof, drip-proof, and so forth).
--Service factor. This is an allowable overload above the full-load current. It is expressed as
a decimal. Multiplying the full-load current by the service factor establishes the
maximum allowable current acceptable above full-load current for a short period of time.
-- Frame. Many of the dimensions found on a blueprint are incorporated in the
frame identification. Some of these specifications may include the rotor shaft length, diameter,
and machining the motor housing and bolting placements; and so forth.
Terminal
VDE (Eropa/International)
Hubungan
V W
UX
VY
WZ
BS
(British Standart)
NEMA
(Amerika standar)
A B C
T1 T2 T3
A2 A1
B2 B1
C2 C1
T1 T4
T2 T5
T3 T6
Sistim Pengasutan
sampai antara 4 - 6
Bintang Segitiga
sampai antara 8 - 12
lebih dari 12
L
F
95
OL
96
So
13
S1
97
K1M
14
K1M
OL
98
A2
A2
OL
A1
K1M
A1
h1
M
3 phasa
BERAT (Kg)
KHA ( Ampere )
15 x 100 x 4000
54,1
2400
12 x 100 x 4000
43,2
2100
10 x 200 x 4000
72,0
3140
10 x 160 x 4000
57,28
2620
10 x 150 x 4000
54,1
2400
10 x 120 x 4000
43,2
2100
10 x 100 x 4000
36,0
1800
10 x 80 x 4000
28,64
1525
10 x 60 x 4000
21,5
1200
10 x 50 x 4000
18.0
1060
10 x 40 x 4000
14,35
880
10 x 30 x 4000
10,76
700
8 x 60 x 4000
17,28
1110
8 x 50 x 4000
14,34
950
8 x 40 x 4000
11,45
795
8 x 30 x 4000
8,66
630
7 x 35 x 4000
8,85
600
6 x 100 x 4000
21,5
1200
6 x 60 x 4000
12,88
955
6 x 50 x 4000
10,74
815
6 x 40 x 4000
8,76
675
6 x 30 x 4000
6,44
535
6 x 25 x 4000
6,54
460
5 x 125 x 4000
22,47
1500
5 x 100 x 4000
18,00
1345
5 x 80 x 4000
14,34
1110
5 x 60 x 4000
10,47
865
5 x 50 x 4000
9,00
740
5 x 40 x 4000
7,16
610
5 x 35 x 4000
6,27
535
5 x 30 x 4000
5,39
480
5 x 25 x 4000
4,47
415
5 x 20 x 4000
3,63
345
4 x 50 x 4000
7,16
660
4 x 40 x 4000
5,74
540
4 x 35 x 4000
5,00
475
4 x 30 x 4000
4,29
430
4 x 25 x 4000
3,61
365
4 x 20 x 4000
2,86
306
4 x 15 x 4000
2,15
235
3 x 50 x 4000
5,39
570
3 x 40 x 4000
4,29
470
3 x 35 x 4000
3,78
405
3 x 30 x 4000
3,33
350
3 x 25 x 4000
2,70
300
3 x 20 x 4000
2,20
245
3 x 17 x 4000
1,82
200
3 x 15 x 4000
1,61
165
2 x 30 x 4000
2.2
295
2 x 25 x 4000
1,8
255
2 x 20 x 4000
1,44
205
2 x 15 x 4000
1,1
155
hp
220V
A
240V
A
kW
hp
220-240V
A
0,37
0,5
3,9
3,6
0,37
0,5
1,8
0,55
0,75
5,2
4,8
0,55
0,75
0,75
6,6
6,1
0,75
1,1
1,5
9,6
8,8
1,5
12,7
1,8
2,5
2,2
415V
A
440V
A
500V
A
660V
A
1000V
A
1.03
0,99
0,6
0,4
2.75
1,6
1,36
1,21
0,9
0,6
3.5
1,68
1,5
1,1
0,75
1,1
1,5
4.4
2,6
2,5
2,37
1,5
11,7
1,5
6.1
3,5
3,5
3,06
2,6
1,3
15,7
14,4
2,2
8,7
4,42
3,8
2,8
1,9
18,6
17,1
11,5
6,6
6,6
5,77
3,8
2,5
24,3
22,2
3,7
13,5
7,7
7,5
7,1
5,9
4,4
29,6
27,1
5,5
14,5
8,5
8,4
7,9
6,5
4,9
3,3
4,4
34,7
31,8
5,5
7,5
20
11,5
11
10,4
6,6
1,3
5,2
39,8
36,5
7,5
10
27
15,5
14
13,7
12
8,9
5,5
7,5
42,2
38,7
12
32
18,5
17
16,9
13,9
10,6
44,5
40,8
10
13,5
35
20
15
11,5
7,5
49,5
45,4
11
15
39
22
21
20,1
18,4
14
54,4
50
15
20
52
30
28
26,5
23
17,3
12
18,5
25
64
37
35
32,8
28,5
21,3
14,5
22
30
75
44
40
39
33
25,4
17
25
35
85
52
47
45,3
39,4
30,3
20
30
40
103
60
55
51,5
45
34,6
23
33
45
113
68
60
58
50
39
25
7,5
380V
A
NAME PLATE
Design B
Design C memiliki
Design D
maximum.
Serial number.
Service factor. Nilai overload dari motor Jika Service factor =
1,1 maka motor dapat dibebani 10% lebih dari arus
JENIS MOTOR
PEMUTUS TENAGA
( CIRCUIT BREAKER)
PENGAMAN LEBUR
(SEKRING)
Motor
sangkar
atau
serempak,dengan
pengasutan - bintang
segitiga,DOL,dengan
reaktor atau tahanan,
dan motor 1 phasa
250
400
200
400
150
400