BIMBINGAN TEKNIS
2 Agustus 2008
Surakarta
PubliConsult - ARSADA
REMUNERATION SISTEM
RSUD KOTA YOGYAKARTA
BEBHU
P E S E R TA
K E PA L A I N S TA L A S I PAT O L O G I K L I N I K
R U M A H S A K I T U M U M D A E R A H K O TA Y O G YA K A R TA
RANCANGAN
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA
NOMOR .........................
TENTANG
SISTEM REMUNERASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA
Menimbang
Mengingat
1. Undang-undang Nonor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara
3. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN WALIKOTA TENTANG SISTEM REMUNERASI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA
BAB I.
KETENTUAN UMUM
Pasal 1.
1. Daerah adalah Kota Yogyakarta.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta
3. Walikota adalah Walikota Yogyakarta.
4. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Yogyakarta yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum
Daerah berkedudukan di Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Badan Pengawas Rumah Sakit adalah Badan Pengawas pada RSUD
6. Direksi adalah Direktur, dan Wakil - wakil Direktur pada RSUD
7. Direktur adalah Direktur pada RSUD
8. Wakil Direktur adalah Wakil Direktur pada RSUD
9. Dokter adalah dokter umum, dokter spesialis, dokter spesialis konsultan, dokter gigi,
dokter gigi spesialis yang merupakan pegawai tetap atau dokter yang sudah
menerima Surat Keputusan Direktur RSUD, termasuk dokter tamu.
10. Dokter tamu adalah dokter yang bukan pegawai RSUD, tetapi diperkenankan merawat
atau melakukan tindakan di RSUD
11. Residen adalah dokter peserta program pendidikan spesialis 1 dan spesialis 2 pada
RSUD
12. Pegawai adalah pegawai RSUD yang berstatus pegawai Rumah Sakit PPK-BLU
13. Sistem Remunerasi adalah sistem yang mengatur imbalan pegawai yang diberlakukan
di lingkungan RSUD
14. Pos Remunerasi adalah pos penerima distribusi jasa pelayanan sebagai sumber dana
insentif pegawai pada sistem remunerasi
15. Gaji adalah imbalan (upah) dasar yang bersumber dari pemerintah bagi pegawai
negeri sipil dan bersumber dari biaya operasional RSUD bagi pegawai non pegawai
negeri sipil.
16. Insentif adalah tambahan pendapatan bagi seluruh pegawai RSUD
Pasal 2.
AZAS
Sistem remunerasi berazaskan:
1. Proporsionalitas yang diukur dengan besarnya beban aset yang dikelola dan besaran
pendapatan RSUD
2. Kesetaraan yang memperhatikan industri pelayanan sejenis
3. Kepatutan yang melihat kemampuan RSUD dalam memberikan imbalan kepada
pegawai
Pasal 3.
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Manajemen RSUD berkewajiban menyediakan alokasi dana untuk remunerasi
pegawai RSUD yang dianggarkan melalui Rencana Bisnis Anggaran (RBA)
2. Setiap pegawai RSUD berhak mendapat imbalan dasar atau gaji
3. Setiap pegawai RSUD yang menghasilkan jasa pelayanan, berkewajiban
memberikan kontribusi ke Pos Remunerasi yang besaran persentasenya ditentukan
dalam sistem remunerasi.
4. Setiap pegawai RSUD yang memangku jabatan pada pusat pendapatan atau
revenue center berkewajiban untuk menyusun rencana bisnis atau business plan
unit yang dilengkapi dengan sistem akuntabilitas.
5. Yang tergolong kepada kelompok pusat pendapatan atau revenue center,
sebagaimana tercantum pada ayat 4 Pasal 3 diatas adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
2. Sumber biaya sebagaimana tercantum dalam pasal 5 ayat 1, dari Pemerintah adalah
untuk pegawai negeri sipil dan biaya operasional RSUD untuk pegawai non pegawai
negeri sipil.
3. Insentif pegawai RSUD bersumber dari komponen jasa pelayanan dan atau
keuntungan usaha - usaha lain serta biaya operasional RSUD.
4. Merit / bonus bersumber dari keuntungan RSUD dan atau biaya operasional RSUD
yang khusus dianggarkan
5. Tunjangan bersumber dari Pemerintah dan atau biaya operasional RSUD sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 6.
GAJI
1. Seluruh pegawai RSUD berhak menerima gaji sesuai dengan sistem remunerasi
yang diatur dalam ketentuan Sistem Remunerasi RSUD sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku
2. Besaran gaji disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan keuangan RSUD yang
berdasar kepada peraturan dan perundang undangan yang berlaku.
3. Gaji Direksi yang terdiri atas Direktur, Wakil Direktur Wakil Direktur, Dewan
Pengawas yang terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan Anggota, besarannya ditentukan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2006 atau Permenkes Nomor .............
Pasal 7.
JASA PELAYANAN
1. Jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif rumah sakit terdiri atas Jasa Sarana /
Prasarana atau akomodasi dan jasa pelayanan / jasa operator / jasa lainnya.
2. Jasa Pelayanan terdiri atas jasa dokter, jasa paramedis perawat, jasa paramedis
non perawat, jasa kefarmasian, dan jasa pelaksana teknis (sesuai dengan keadaan
RSUD)
3. Jasa Pelayanan yang tercantum didalam komponen tarif bukanlah insentif
4. Selanjutnya jasa dokter, jasa paramedis perawat, jasa paramedis non perawat, jasa
kefarmasian, dan jasa tenaga teknis yang tercantum di dalam tarif RSUD, disebut
sebagai Insentif setelah diatur distribusinya dalam Sistem Remunerasi
5. Jasa Dokter adalah pendapatan individu yang dihasilkan akibat pelayanan dokter
umum, dokter spesialis, dokter spesialis konsultan, dokter gigi, dokter gigi spesialis,
dokter tamu dan bagian dari jasa pelayanan RSUD yang tercantum dalam
komponen tarif RSUD bersifat inidividual.
6. Jasa Perawat adalah pendapatan kelompok yang dihasilkan akibat pelayanan
keperawatan merupakan bagian dari jasa pelayanan RSUD yang tercantum dalam
komponen tarif RSUD. Meliputi pendapatan perawat medis umum, perawat
anestesi, perawat gawat darurat, perawat bedah, dan bidan yang bersifat kelompok.
7. Jasa Paramedis Non Perawat adalah pendapatan kelompok Radiografer, Pranata
Laboratorium Kesehatan, Fisioterapis, Ahli Gizi, dan Kelompok Fungsional lainnya
yang dihasilkan akibat pelayanan non keperawatan yang merupakan bagian dari
jasa pelayanan RSUD yang tercantum dalam komponen tarif RSUD, yang bersifat
kelompok.rumah sakit.
8. Jasa Kefarmasian adalah pendapatan kelompok Farmasis / Apoteker, Asisten
Apoteker, dan pelaksanan farmasi yang dihasilkan akibat pelayanan kefarmasian
yang merupakan bagian dari jasa pelayanan RSUD yang tercantum dalam
komponen tarif
kelompok.
9. Jasa Pelaksana Teknis adalah pendapatan kelompok yang dihasilkan akibat dari
pelayanan tenaga pelaksana teknis non dokter, non paramedis, dan non
kefarmasian yang merupakan bagian dari jasa pelayanan RSUD dan tercantum
dalam komponen tarif rumah sakit, yang meliputi sopir ambulance, pelaksana kamar
jenazah, pelaksana laundry, dan pelaksana teknis lannya sesuai keadaan RSUD.
Pasal 8.
PROPORSI JASA DALAM TARIF RSUD
1. Proporsi Jasa Pelayanan Medis
Proporsi Jasa Pelayanan dalam komponen tarif rumah sakit berdasarkan ketentuan
sebagai berikut jika komponen Jasa Pelayanan tidak dipilah pilah sesuai dengan
jenis profesinya atau jika komponen tarif hanya mencantumkan Jasa Sarana /
Prasarana dan Jasa Pelayanan
a. Proporsi jasa pemeriksaan Dokter dan Perawat di Instalasi Rawat Jalan
Proporsi insentif jasa dokter di poliklinik adalah 90% dari total jasa pelayanan
yang tercantum dalam tarif, 10% adalah jasa pelayanan kelompok perawat
Instalasi Rawat Jalan (Klinik).
b. Proporsi jasa Tindakan dokter dan perawat di Instalasi Rawat Jalan
Proporsi insentif jasa dokter pada tindakan medis di Instalasi Rawat Jalan
adalah 80% dari total jasa dokter yang tercantum dalam tarif, 20% adalah jasa
pelayanan kelompok perawat di Instalasi Rawat Jalan.
c. Proporsi jasa visite dokter dan perawat di Instalasi Rawat Inap
Proporsi insentif jasa dokter pada visite di Instalasi Rawat Inap adalah 70% dari
total jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif, 30% adalah jasa pelayanan
kelompok perawat di Instalasi Rawat Inap.
d. Proporsi jasa pemeriksaan diagnostik dokter dan perawat di Instalasi Gawat
Darurat
Proporsi insentif jasa dokter pada pemeriksaan diagnostik di Instalasi Gawat
Darurat adalah 90% dari total jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif, 10%
adalah jasa pelayanan kelompok perawat Instalasi Gawat Darurat
e. Proporsi jasa Tindakan dokter dan perawat di Instalasi Gawat Darurat.
Proporsi insentif jasa dokter pada tindakan medis di Instalasi Gawat Darurat
adalah 50% dari total jasa dokter yang tercantum dalam tarif, 50% adalah jasa
pelayanan kelompok perawat di Instalasi Rawat Jalan.
f. Jasa Operasi / Pembedahan
Proporsi insentif jasa dokter bedah adalah dari jasa pelayanan tindakan operasi
yang tercantum dalam tarif, dengan jasa dokter anestesi 40 % dari jasa dokter
bedah, kelompok perawat bedah 15% dari jasa dokter bedah, perawat anestesi
10% dari jasa dokter anestesi.
g. Dokter spesialis pendamping operasi
Dokter spesialis pendamping dalam operasi mendapat insentif jasa yang
besarannya ditentukan dalam tarif rumah sakit, sesuai dengan jasa visite,
kecuali ada tindakan.
2.
10
Proporsi insentif jasa pelayanan dokter patologi anatomi adalah 70% dari total
jasa jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif, 30% adalah jasa kelompok
pranata laboratorium kesehatan dan tenaga fungsional patologi anatomik
lainnya.
e. Jasa Pelayanan pada Instalasi Bank Darah Rumah Sakit
Proporsi insentif jasa dokter patologi klinik / bank darah adalah 50% dari total
jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif, 50% adalah jasa pelayanan
kelompok pranata laboratorium kesehatan dan tenaga fungsional bank darah
lainnya.
f. Jasa Pelayanan Pada Rehabilitasi Medik
Proporsi insentif jasa pelayanan dokter Rehabilitasi Medik adalah 50% dari total
jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif , 50% adalah jasa kelompok
fisioterapis dan tenaga fungsional rehabilitasi medik lainnya.
g. Jasa Pelayanan Farmasi
Ditetapkan 6,25% dari omset penjualan apotik, proporsi kelompok Apoteker
adalah 60% dari total jasa pelayanan farmasi, 40% adalah jasa pelayanan
kelompok asisten apoteker dan tenaga fungsional farmasi lainnya, Dokter
h. Jasa Pelayanan Gizi
Proporsi jasa pelayanan dokter gizi klinik / nutrisionis adalah 70% dari total jasa
pelayanan konsultasi gizi, 30% adalah jasa pelayanan kelompok pegawai Instalasi
Gizi.
i. Jasa Pelayanan Pemulasaraan Jenazah / Kedokteran Forensik
Proporsi jasa pelayanan dokter forensik adalah 80% dari total jasa pelayanan
yang tercantum dalam tarif, 20% adalah jasa pelayanan tenaga lain pada
lingkungan forensik.
j.
Jasa pelayananan Instalasi Sanitasi dan Laundry adalah total dari jasa pelayanan
yang tercantum dalam tarif.
11
Pasal 9
KETENTUAN DISTRIBUSI INSENTIF
1. Setiap penghasil jasa diwajibkan memberikan kontribusi
2. Distribusi insentif terdiri atas insentif langsung dan insentif tidak langsung
3. Insentif langsung diberikan kepada individu atau kelompok yang menghasilkan jasa
pelayanan sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan dalam sistem remunerasi ini,
sebesar 50% dari proporsi jasa.
4. Sisanya sebesar 50% didistribusikan dengan rincian sebagai berikut::
a. Pos Remunerasi sebesar 35%
b. Insentif Direksi 5%
c. Insentif langsung pejabat pada staf direksi sebesar 5% secara kelompok
d. Dana taktis RS sebesar 5%
5. Insentif tidak langsung diberikan kepada seluruh karyawan berdasarkan indexing,
yang sumbernya berasal dari Pos Remunerasi
6. Direksi hanya mendapat insentif langsung dan tidak mendapat insentif tidak langsung
Pasal 10.
Distribusi Insentif Direksi
1. Insentif Direksi 5% dari total jasa pelayanan RSUD
2. Distribusi insentif direktur, 2 (dua) kali insentif wakil direktur
Pasal 11
Distribusi Insentif langsung Non Eksekutif
1. Insentif Pelayanan Non Eksekutif merupakan pelayanan terhadap pasien yang datang
ke rumah sakit dan tidak memilih dokter atau tidak memilih pelayanan eksekutif,
berlaku untuk semua kelas perawatan. Jasa pelayanan yang timbul akibat pelayanan
non eksekutif merupakan jasa pelayanan non eksekutif.
12
2. Setiap penghasil jasa pelayanan non eksekutif, berhak mendapatkan insentif langsung
50% dari jasa pelayanan yang dihasilkannya, kecuali kedokteran forensik sebesar
80%, sisanya masuk kedalam Pos Remunerasi RSUD dengan pembagian menurut
pola indexing.
a) Dokter berhak mendapat insentif langsung dengan 50% dari proporsi jasa
pelayanan dokter dan menjadi penghasilan individu dokter yang
bersangkutan.
b) Kelompok non dokter berhak mendapat insentif langsung kelompok sebesar
50% dari proporsi jasa pelayanan, termasuk di dalamnya tenaga fungsional
lain yang terlibat atau berkontribusi langsung dalam unit kerja yang
bersangkutan dengan distribusi berdasarkan indeksing yang telah ditetapkan
dalam sistem remunerasi
c) Indexing bagi tenaga fungsional lain seperti yang dimaksud dalam poin b)
pada Pasal 11 ayat 2 ini, hanya dihitung 25% dari total index yang mereka
miliki.
Pasal 12
DISTRIBUSI INSENTIF LANGSUNG PELAYANAN EKSEKUTIF
3. Insentif Pelayanan Eksekutif adalah jasa yang timbul akibat dari pelayanan eksekutif,
dibedakan dari pasien Non Eksekutif karena pasien yang dilayani adalah pasien yang
dibawa oleh masing masing dokter atau pasien yang berobat ke Instalasi Rawat Jalan
Eksekutif baik pagi maupun sore, pasien yang dengan sengaja datang ke RSUDi dan
meminta pelayanan melalui jalur pelayanan eksekutif, dengan
Ketentuannya adalah :
a. Dokter berhak mendapat insentif langsung pada Instalasi Rawat Jalan Eksekutif
secara individu sebesar 80% dari proporsi jasa pelayanan.
b. Insentif langsung pelayanan Eksekutif pada Instalasi Rawat Inap: Dokter
mendapat insentif langsung sebesar 80% dari proporsi jasa visite
13
score
individu
pegawai
yang
bersangkutan
dengan
rumus
INSENTIF = ( Score individu : Total Score RSUD) X Total Dana Pos Remunerasi.
4. Insentif tidak langsung dikaitkan dengan sistem Akuntabilitas Kinerja Pegawai
14
5. Jika pegawai mencapai kinerja 100% sesuai dengan target / standard, maka
pegawai yang bersangkutan mendapat insentif 100% sesuai dengan nilai total
index perorangan.
6. Jika pegawai hanya memiliki kinerja 80%, maka insentif pegawai yang
bersangkutan adalah 80% dikali insentif yang seharusnya diterima
Pasal 14
MERIT / BONUS, TUNJANGAN
1. Merit / Bonus adalah penghargaan dari RSUD atau Pemerintah Daerah atas dasar
prestasi kinerja pegawai.
2. Merit / Bonus bisa dalam bentuk Tunjangan Hari Raya, Bonus atau penghargaan
lain dalam bentuk reward
3. Reward dapat diberikan kepada pegawai yang berprestasi
4. Tunjangan berdasarkan ketentuan yang berlaku di lingkungan Pemerintah Daerah.
Pasal 15
DISTRIBUSI INSENTIF
1. Falsafah dasar insentif adalah motivasi kerja berdasarkan fee for performance .
2. Insentif langsung maupun tidak langsung dibayarkan pada bulan berikutnya
paling lambat pada setiap tanggal 10, setelah pelayanan dalam bulan berjalan
selesai.
3. Score individu dihitung oleh atasan yang bersangkutan dan perhitungan total
score individu yang menjadi score RSUD ditetapkan oleh Kepala Sub Bagian
SDM .
4. Besaran tidak langsung bagi setiap pegawai bisa berbeda setiap bulan
bergantung kepada besar kecilnya Pos Remunerasi
15
SMP
SMA /SAA
D-1
D-3
16
D-4
S1
10
kerja
yang
bersifat
radiasi
walaupun
pegawai
yang
17
Kelompok Jabatan
1
2
Staf
Kepala Ruangan, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi,
18
Index
1
2
4
Rate 1
2. Kualifikasi index
Rate 3
3. Risk Index
Rate 3
4. Emergency Index =
Rate 3
5. Position Index
Rate 3
6. Performance index =
Rate 4
Objek
Basic Index
Index
Rating
1
Score
19
Pasal 18
KRITERIA PENILAIAN KINERJA
20
Pasal 19
LAIN LAIN
1. Besaran jasa pelayanan dokter / dokter gigi, perawat, tindakan, operator dan
tenaga teknis ditetapkan dalam kebijakan tarif RSUD
2. Keuntungan apotek ditetapkan 25% dari harga pembelian, 10% masuk sebagai
pendapatan RSUD, 2% jasa pelayanan kefarmasian, 8% masuk Pos Remunerasi
dan 5% Dana Taktis RSUD.
Pasal 20
SANKSI
21
1. Pegawai RSUD yang memangku jabatan berkinerja buruk selama 2 (dua) tahun
berturut-turut, dapat diberhentikan dari jabatannya.
2. Pegawai RSUD yang berkinerja buruk selama 3 (tiga) tahun berturut-turut
dipertimbangkan untuk diberhentikan sebagai pegawai RSUD, sesuai dengan
ketentuan dan ketetapan yang berlaku dilingkungan RSUD
3. Pegawai RSUD yang mengambil cuti besar selama 3 (tiga) bulan, secara otomatis
tidak mendapatkan insentif selama waktu cuti.
4. Jika sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat ( 3 ) diatas pegawai tersebut digantikan
oleh pegawai yang setara, maka insentif yang seharusnya diterima adalah menjadi
hak pegawai pengganti, atau insentif langsungnya adalah menjadi hak dari
pegawai pengganti.
5. Jika pegawai RSUD terbukti mencuri, maka insentif langsung maupun insentif
tidak langsungnya dipotong sebesar 50%
6. Pegawai RSUD yang membocorkan rahasia Badan Layanan Umum Daerah RSUD
kepada pihak luar, insentifnya dipotong sebesar 50%
7. Pegawai RSUD yang terbukti menggunakan narkoba, insentifnya dipotong 100%
8. Karyawan yang berkelahi, insentif langsung keduanya dipotong 50%
Pasal 21
PENUTUP
1. Sistem ini dapat diubah sesuai dengan kesepakatan Pemerintah Daerah.
2. Sistem Remunerasi merupakan acuan syah secara hukum yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Walikota.
22
23