Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

Vol.2, No.1, Maret 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA


LASERASI PADA PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS
TANAH JAMBO AYE PANTON LABU
Factors affecting laceration Event In The Childbirth Normal In Public Health
Centres Tanah Jambo Aye Panton Labu
CUT ROSMAWAR
Tenaga Pengajar Pada STIKes UBudiyah Banda Aceh
Email: cut_rosmawar@yahoo.com
Abstrak
Laserasi perineum adalah robekan yang terjadi di garis tengah dan biasa menjadi luas
apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan yang salah
satunya disebabkan oleh laserasi jalan lahir 4-5%. Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas
Tanah Jambo Aye pada tahun 2012 ibu bersalin yang melahirkan sebanyak 140 orang dan yang
mengalami laserasi pada persalinan sebanyak 30 orang. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan crosssectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu bersalin yang ada di Puskesmas Tanah Jambo Aye.
Penelitian dilakukan pada tanggal 09-15 Juli 2012. Tehnik pengambilan sampel di lakukan secara
total sampling. Analisa data dilakukan dengan uji chi-square (p < 0,05).
Menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 (0,000) yang artinya ada pengaruh antara terjadinya
laserasi pada persalinan dengan berat badan bayi. Nilai p < 0,05 (0,004) yang artinya ada pengaruh
antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan paritas. Nilai p < 0,05 (1,000) yang artinya tidak
ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan jarak kelahiran.
Bahwa banyak ibu-ibu yang melahirkan di Puskesmas Tanah Jambo Aye dengan berat
badan bayi yang besar, dan jarak kelahiran yang beresiko serta ibu dengan persalinan pertama kali
sehingga rentan terjadinya laserasi pada persalinan normal. Diharapkan agar para bidan bisa lebih
teliti dalam melakukan tindakan agar dapat mencegah terjadinya laserasi pada persalinan normal
dan juga terhadap pihak puskesmas agar dapat menyediakan fasilitas yang memadai agar dapat
menangani kasus laserasi pada persalinan.
Kata kunci : Laserasi, Persalinan Normal
Abstract
Perineal laceration is a tear that occurred in the midline and become widely used if the
head of the fetus is born too soon. Causes of maternal deaths are haemorrhage, one of which is
caused by: the birth canal laceration 4-5%. According to data obtained from the Land Jambo Aye
health centers in 2012 birth mother who gave birth to as many as 140 people, and who suffered
lacerations at delivery 30 people. To determine the factors that influence the occurrence of
lacerations in normal births.
This study uses cross-sectional survey analytic approach. The population in this study were
mothers in the maternity health center Tanah Jambo Aye. The study was conducted on July 9 to 15,
2012. Sampling technique done in total sampling. The data analysis was done by chi-square test (p
<0.05).
Indicates that the value of p <0.05 (0.000) which means that there is an influence between
the laceration in labor with baby weight. Value of p <0.05 (0.004) which means that there is an
influence between the laceration in labor with parity. Value of p <0.05 (1.000), which means there
is no effect between the laceration in labor with birth spacing.
That many mothers who gave birth in health centers Jambo Aye land with a large weight
babies, and birth spacing and maternal risk with first deliveries so vulnerable to the occurrence of

-27-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

Vol.2, No.1, Maret 2013

lacerations in normal births. It is expected that midwives be more careful in taking action in order
to prevent the occurrence of lacerations in vaginal delivery and also to the health center in order to
provide adequate facilitiesto handle cases of lacerations of the birth.
Keywords: Laceration, Normal Delivery

PENDAHULUAN

Robekan jalan lahir


merupakan penyebab kedua
setelah atonia uteri. Hal ini
sering terjadi pada primipara
karena pada saat proses
persalinan tidak mendapat
tegangan yang kuat sehingga
menimbulkan robekan pada
perineum. Luka-luka biasanya
ringan tapi kadang juga terjadi
luka yang luas sehingga dapat
menimbulkan perdarahan yang
dapat membahayakan jiwa ibu
(Bone Selatan, 2012).
Menurut hasil berbagai
survei, tinggi rendahnya Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) disuatu
Negara dapat dilihat dari
kemampuan untuk memberikan
pelayanan
obstetrik
yang
bermutu dan menyeluruh. Dari
hasil survei yang dilakukan
AKI
telah
menunjukkan
penurunan dari waktu ke waktu,
namun demikian upaya untuk
mewujudkan
target
tujuan
pembangunan millenium masih
membutuhkan komitmen dan
usaha keras yang terus menerus
(SackarpU, 2011).
Upaya penurunan AKI
harus
difokuskan
pada
penyebab langsung kematian
ibu, yang terjadi 90% pada saat
persalinan dan segera setelah
pesalinan, yaitu perdarahan

(28%), eklamsia (24%), infeksi


(11%), komplikasi pueperium
8%, partus macet 5%, abortus
5%, trauma obstetrik 5%,
emboli 3%, dan lain-lain 11%
(Admin, 2011).
Berdasarkan hasil data
yang di lakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh
Utara jumlah ibu bersalin bulan
Januari - Desember tahun 2011
adalah 12.932 jiwa, sedangkan
cakupan
penanganan
Ibu
bersalin terhadap komplikasi
obstetri oleh Dinas Kesehatan
adalah sebanyak 1.294 jiwa
orang (Dinkes Aceh Utara,
2011).
Serta menurut data yang
diperoleh
dari
Puskesmas
Tanah Jambo Aye, pada tahun
2011 dari bulan Januari Desember jumlah ibu bersalin
di Puskesmas Tanah Jambo Aye
adalah sebanyak 976 jiwa. Dan
jumlah ibu bersalin yang
mengalami
laserasi
pada
persalinan normal sebanyak 120
orang (55,8%). Selain itu
menurut data yang diperoleh
dari Puskesmas Tanah Jambo
Aye pada tahun 2012 dari bulan
Januari sampai bulan Maret ibu
bersalin
yang
melahirkan
sebanyak 140 orang, dari 140
orang tersebut yang mengalami
laserasi
pada
persalinan
sebanyak 30 orang (Puskesmas
Tanah Jambo Aye, 2011).
-28-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

Vol.2, No.1, Maret 2013

mempengaruhi
terjadinya laserasi pada
persalinan normal.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang
telah dipaparkan dalam latar
belakang maka
rumusan
permasalahan dalam penelitian
ini adalah Adakah Pengaruh
Faktor

Faktor
Yang
Mempengaruhi
Terjadinya
Laserasi
Pada
Persalinan
Normal Di Puskesmas Tanah
Jambo Aye Panton Labu ?

Manfaat Penelitian
1.

2.
Tujuan Penelitian
1.

Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terjadinyalaserasi
pada
persalinan normal.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui
pengaruh
paritas
terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi
terjadinya laserasi pada
persalinan normal.
b. Untuk
mengetahui
pengaruh
jarak
kelahiran
terhadap
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya laserasi pada
persalinan normal.
c. Untuk
mengetahui
pengaruh berat badan
bayi terhadap faktorfaktor
yang

3.

Bagi Tenaga Kesehatan


Dengan
adanya
penelitian
ini,
tenaga
kesehatan
dapat
meminimalisir terjadinya
laserasi perineum pada
proses persalinan normal.
Bagi Institusi
Dengan
adanya
penelitian ini, diharapkan
dapat
memberikan
masukan dalam proses
pembelajaran dan menjadi
referensi pada penelitian
selanjutnya
Bagi Peneliti
Diharapkan
dengan
penelitian
ini
dapat
menambah informasi dan
pengalaman
untuk
mengatasi masalah laserasi
perineum.

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
V Independen
Dependen
Berat Badan
Bayi
Paritas

Laserasi

Jarak Kelahiran
-29-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

Variabel Penelitian
Dalam Penelitian ini
terdapat beberapa variabel yang
diteliti, yaitu sebagai berikut:
1. Laserasi perineum : Segala
sesuatu yang diketahui oleh
ibu tentang terjadinya
robekan
jalan
lahir.
Variabel ini akan diukur
dengan
wawancara
&
penyebaran
kuesioner.
Hasil ukur dikategorikan
dalam 2 kategori, yaitu: (1)
Pernah : x 10 dan (2)
Tidak pernah : x < 10.
Hasil
ukur
tersebut
berskala nominal
2. Berat Badan Bayi :
Timbangan
Bayi
saat
dilahirkan. Variabel ini
akan
diukur
dengan
wawancara & penyebaran
kuesioner.
Hasil
ukur
dikategorikan dalam 3
kategori, yaitu: (1) Bayi
Besar : > 4000 gr (2) Bayi
cukup : 2500-4000 gr dan
(3) BBLR : 2500 gr.
Hasil
ukur
tersebut
berskala nominal.
3. Paritas : jumlah yang
dilahirkan oleh seorang ibu
baik hidup maupun mati.
Variabel ini akan diukur
dengan
wawancara
&
penyebaran
kuesioner.
Hasil ukur dikategorikan
dalam 3 kategori, yaitu: (1)
Primipara : Bila ibu

Vol.2, No.1, Maret 2013

mempunyai anak 1 orang,


(2) Multipara : Bila ibu
mempunyai
anak
2-5
orang, dan (3)
Grande
Multipara : Bila ibu
melahirkan anak > 5 orang.
Hasil
ukur
tersebut
berskala nominal.
4. Jarak kelahiran : rentang
waktu antara kelahiran
anak sekarang dengan
kelahiran dengan anak
sebelumnya. Variabel ini
akan
diukur
dengan
wawancara & penyebaran
kuesioner.
Hasil
ukur
dikategorikan dalam 2
kategori, yaitu:
(1)
Berisiko : 2 Tahun, dan
(2) Tidak Berisiko : > 2
Tahun. Hasil ukur tersebut
berskala nominal
Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh antara
terjadinya
laserasi
pada
persalinan dengan berat badan
bayi, paritas, sedangkan antara
terjadinya
laserasi
pada
persalinan
dengan
jarak
kelahiran tidak ada pengaruh
yang bermakna
Wilayah Generalisasi
Puskesmas
Tanah
Jambo Aye merupakan salah
satu Puskesmas yang terletak di
Kabupaten Aceh Utara yang

-30-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

didirikan pada tahun 1974


dengan luas area 15.663 Km
persegi, yang terdiri 47 desa
yang
seluruhnya
dapat
dijangkau dengan kendaraan
roda dua maupun roda empat.
Puskesmas
ini
berbatasan dengan : Sebelah
Utara
berbatasan
dengan
Kecamatan Seuneddon, Selatan
berbatasan dengan Kabupaten
Aceh Tengah, Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten
Aceh Utara dan Sebelah Barat
berbatasan langsung dengan
Kecamatan Baktiya.
Populasi dan Sampel
1.

Populasi
Populasi
dalam
penelitian ini adalah ibuibu bersalin yang ada di
Puskesmas Tanah Jambo
Aye Panton Labu yang
berjumlah 36 responden.
2. Sampel
Sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh ibu bersalin yang
ada di puskesmas Tanah
Jambo Aye yang berjumlah
36 responden.
Tehnik
pengambilan sampel di
lakukan
secara
total
sampling, yaitu setiap
anggota
dari
populasi
menjadi sampel dengan
kriteria inklusi yaitu ibuibu bersalin yang ada di

Vol.2, No.1, Maret 2013

puskesmas Tanah Jambo


Aye dan bersedia menjadi
responden.
Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat
analitik dengan design cross
sectional
yaitu
untuk
mengetahui pengaruh paritas,
jarak kelahiran dan berat badan
bayi terhadap terjadinya laserasi
pada persalinan normal
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini telah
dilaksanakan di Puskesmas
Tanah Jambo Aye Panton
Labu.
2. Waktu
Penelitian ini telah
dilaksanakan pada tanggal
09-15 Juli tahun 2012.
Analisa Data
Analisa Bivariat
Analisis data yang akan
dilakukan
adalah
dengan
menggunakan
program
computer
yaitu
program
statistical program for social
science (SPSS) versi 16.00.
analisa
data
yang
akan
dilakukan untuk mengetahui
hubungan
antara
variabel
independen dengan variabel
dependent menggunakan uji

-31-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

Vol.2, No.1, Maret 2013

statistik chi-square (x2). Jika p


value < 0,05 maka dapat
disimpulkan
bahwa
ada
pengaruh
antara
variabel
independen dengan variabel
dependent, dan jika p value >
0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh antara
variabel independen dengan
variabel dependent
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Terjadinya
Laserasi Pada Ibu Bersalin Di
Puskesmas Tanah Jambo Aye
Panton Labu
No
1.
2.

Laserasi Perineum
Pernah
Tidak Pernah
Total
Sumber Data : Ruang Bersalin
PKM Tanah Jambo Aye Tahun
2012

f
27
9
36

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berat
Badan Bayi Di Puskesmas
Tanah Jambo Aye
Panton Labu

1.
2.
3.

Berat Badan Bayi


Lahir
Bayi Besar
Bayi Cukup
Bayi Lahir Rendah

Berdasarkan tabel 2
menunjukkan bahwa dari 36
responden mayoritas terdapat
23 orang (63,9%)
yang
mengalami laserasi perineum
didapat dari bayi besar.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Paritas Di
Puskesmas Tanah Jambo Aye
Panton Labu
N
o
% 1.
75 2.
25 3.
100

Paritas

Primipara
Multipara
Grandemultipar
a

2
1
7
8

58,
3
19,
4
22,
2

3
100
6
Sumber Data : Ruang Bersalin
PKM Tanah Jambo Aye Tahun
2012
Total

Berdasarkan tabel 1
menunjukkan bahwa dari 36
responden mayoritas terdapat
27 orang (75%) yang pernah
mengalami laserasi perineum.

No

Total
36
Sumber Data : Ruang Bersalin
PKM Tanah Jambo Aye Tahun
2012

f
23
9
4

Berdasarkan tabel 3
menunjukkan bahwa dari 36
responden mayoritas terdapat
21 orang (58,3%)
yang
mengalami laserasi perineum
didapat dari ibu Primipara.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Jarak
% Kelahiran Di Puskesmas Tanah
Jambo Aye Panton Labu
63,9
25
No Laserasi Perineum
f
%
11,1

-32-

100

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

1.
2.

Beresiko
6
Tidak Beresiko
30
Total
36
Sumber Data : Ruang Bersalin
PKM Tanah Jambo Aye Tahun
2012

Vol.2, No.1, Maret 2013

16,7
83,3
100

Berdasarkan tabel 4
menunjukkan bahwa dari 36
responden mayoritas terdapat
30 orang (83,3%)
yang
mengalami laserasi perineum
didapat dari ibu beresiko.

Tabel 5
Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan
Berat Badan Bayi Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu

No
1.
2.
3.

Laserasi
Pernah
Tidak Pernah
f
%
f
%
Bayi Besar
22
95,7
1
4,3
Bayi Cukup
2
22,2
7
77,8
BBLR
3
75
1
25
Jumlah
27
75
9
25
Sumber : Data Primer, Diolah 2012
Berat
Badan Bayi

Berdasarkan dari tabel 5


menunjukkan bahwa dari 23
responden dengan berat badan
bayi besar terdapat 22 orang
(95,7%)
yang
pernah
mengalami laserasi dan dari 9
responden dengan berat badan
bayi cukup terdapat 7 orang
(6,8%) yang tidak pernah
mengalami laserasi dan dari 4
responden
dengan
BBLR
terdapat 3 orang (75%) yang
pernah mengalami laserasi.

Total
f
23
9
4
36

%
100
100
100
100

0,000

Secara statistik tingkat laserasi


perineum dengan berat badan
bayi besar sangat bermakna
(signifikan) dengan nilai p =
0,000 (p < 0,05), hipotesa yang
ditegakkan adanya pengaruh
antara
terjadinya
laserasi
perineum dengan berat badan
bayi lahir diterima, artinya
semakin besar berat badan bayi
semakin
besar
terjadinya
laserasi
perineum
pada
persalinan.

Tabel 6
Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan
Paritas Di Puksesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu

No
1.

Paritas
Primipara

Laserasi
Pernah
Tidak Pernah
f
%
f
%
20
95,2
1
4,8

Total
f
21

%
100

p
0,004

-33-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

2.
3.

Vol.2, No.1, Maret 2013

Multipara
3
42,9
4
Grandemultipara
4
50
4
Jumlah
27
75
9
Sumber : Data Primer, Diolah 2012

Berdasarkan dari tabel 6


menunjukkan bahwa dari 21
responden dengan primipara
terdapat 20 orang (95,2%) yang
pernah mengalami laserasi dan
dari 7 responden dengan
multipara terdapat 4 orang
(57,1%) yang tidak pernah
mengalami laserasi dan dari 8
responden
dengan
grandemultipara terdapat 4
orang (50%) yang pernah dan
tidak
pernah
mengalami
laserasi. Secara statistik tingkat
laserasi
perineum
dengan
primipara sangat bermakna

57,1
50
25

7
8
36

100
100
100

(signifikan) dengan nilai p =


0,004 (p < 0,05), hipotesa yang
ditegakkan adanya pengaruh
antara
terjadinya
laserasi
perineum
dengan
paritas
diterima, artinya semakin lanjut
usia ibu dengan primipara
semakin terjadinya laserasi
perineum pada persalinan.

Tabel 7
Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan
Jarak Kelahiran Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu

No
1.
2.

Laserasi
Pernah
Tidak Pernah
f
%
f
%
Beresiko
5
83,3
1
16,7
Tidak Beresiko
22
73,3
8
26,7
Jumlah
27
75
9
25
Sumber : Data Primer, Diolah 2012
Jarak
Kelahiran

Berdasarkan dari tabel 7


menunjukkan bahwa dari 6
responden
dengan
jarak
kelahiran
yang
beresiko
terdapat 5 orang (83,3%) yang
pernah mengalami laserasi dan
dari 30 responden dengan jarak

Total
f
%
6
100
30
100
36
100

1.000

kelahiran yang tidak beresiko


terdapat 22 orang (70%) yang
pernah mengalami laserasi.
Secara statistik tingkat laserasi
perineum
dengan
jarak
kelahiran yang beresiko tidak
ada
pengaruh
(signifikan)
-34-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

Vol.2, No.1, Maret 2013

dengan nilai p = 1,000 (p >


0,05), hipotesa yang ditegakkan
pengaruh antara terjadinya
laserasi perineum dengan jarak
kelahiran
ditolak,
namun

laserasi pada persalinan normal


dapat terjadi karena ibu kurang
mengetahui bagaimana cara
meneran yang benar.

PEMBAHASAN

laserasi
perineum
pada
persalinan.
Berat badan janin dapat
mengakibatkan
terjadinya
rupture perineum yaitu berat
badan janin lebih dari 3500
gram, karena resiko trauma
partus melalui vagina seperti
distosia bahu dan kerusakan
jaringan lunak pada ibu.
Perkiraaan
berat
janin
bergantung pada pemeriksaan
klinik atau ultrasonografi. Pada
masa kehamilan hendaknya
terlebih
dahulu
mengukur
tafsiran berat badan janin
(Label, 2011)
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sekartini (2007)
menunjukkan
bahwa
ada
hubungan berat badan bayi lahir
dengan laserasi jalan lahir pada
ibu bersalin normal. Berat
badan
janin
dapat
mengakibatkan
terjadinya
laserasi pada jalan lahir yaitu
berat badan badan janin lebih
dari 3500 gram, karena resiko
trauma partus melalui vagina
seperti distosia bahu dan
kerusakan jaringan lunak pada
ibu. Berat badan lahir adalah
berat
badan
bayi
yang
ditimbang 24 jam pertama

Pengaruh
Terjadinya
Laserasi Pada Persalinan
Normal Berdasarkan Berat
Badan Bayi Di Puksesmas
Tanah Jambo Aye Panton
Labu
Berdasarkan dari tabel 5
menunjukkan bahwa dari 23
responden dengan berat badan
bayi besar terdapat 22 orang
(95,7%)
yang
pernah
mengalami laserasi dan dari 9
responden dengan berat badan
bayi cukup terdapat 7 orang
(6,8%) yang tidak pernah
mengalami laserasi dan dari 3
responden
dengan
BBLR
terdapat 3 orang (75%) yang
pernah mengalami laserasi.
Secara statistik tingkat laserasi
perineum dengan berat badan
bayi besar sangat bermakna
(signifikan) dengan nilai p =
0,000 (p < 0,05), hipotesa yang
ditegakkan adanya pengaruh
antara
terjadinya
laserasi
perineum dengan berat badan
bayi lahir diterima, artinya
semakin besar berat badan bayi
semakin
besar
terjadinya

-35-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

kelahiran. Semakin besar bayi


yang dilahirkan meningkatkan
resiko terjadinya laserasi pada
jalan lahir pada normalnya berat
badan bayi sekitar 2.500-3.800
gr.
Berdasarkan teori dan
hasil penelitian diatas, maka
asumsi penelitian bahwa faktor
resiko terjadi laserasi pada
persalinan normal pada bayi
besar yaitu > 4000 gr
dikarenakan semakin besar
berat badan bayi lahir semakin
besar kemungkinan terjadi
laserasi pada jalan lahir.
Pengaruh
Terjadinya
Laserasi Pada Persalinan
Normal Berdasarkan Paritas
Di Puksesmas Tanah Jambo
Aye Panton Labu
Berdasarkan dari tabel 6
menunjukkan bahwa dari 21
responden dengan primipara
terdapat 20 orang (95,2%) yang
pernah mengalami laserasi dan
dari 7 responden dengan
multipara terdapat 4 orang
(57,1%) yang tidak pernah
mengalami laserasi dan dari 8
responden
dengan
grandemultipara terdapat 4
orang (50%) yang pernah dan
tidak
pernah
mengalami
laserasi. Secara statistik tingkat
laserasi
perineum
dengan
primipara sangat bermakna
(signifikan) dengan nilai p =

Vol.2, No.1, Maret 2013

0,004 (p < 0,05), hipotesa yang


ditegakkan adanya pengaruh
antara
terjadinya
laserasi
perineum
dengan
paritas
diterima, artinya semakin lanjut
usia ibu dengan primipara
semakin terjadinya laserasi
perineum pada persalinan.
Paritas
mempunyai
pengaruh terhadap kejadian
ruptur perineum. Pada ibu
dengan paritas satu atau ibu
primipara memiliki resiko lebih
besar untuk mengalami robekan
perineum daripada ibu dengan
paritas
lebih
dari
satu.
Dikarenakan jalan lahir yang
belum pernah dilalui oleh
kepala bayi sehingga otot-otot
perineum belum merenggang
(Sarwono, 2002).
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa
ada
pengaruh
paritas
dengan
laserasi pada persalinan normal
pada ibu bersalin. Menurut
(BKKBN, 2006) paritas adalah
banyaknya kelahiran hidup
yang dipunyai oleh seorang
wanita, sedangkan menurut
(JHPIEGO,
2008)
paritas
adalah jumlah kehamilan yang
menghasilkan
janin
yang
mampu hidup di luar rahim (28
minggu).
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hutomo (2009)
menunjukkan
bahwa ada
hubungan laserasi pada jalan
lahir dengan paritas. Hasil

-36-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

penelitian ini diperoleh laserasi


pada perineum spontan pada
primigravida sebanyak 64 orang
(51,6%) dan pada multigravida
sebanyak 60 orang (48,4%).
Dari total sampel 230 orang
kejadian laserasi spontan pada
perineum ditemukan sebanyak
124 orang (53,9%) dan tidak
terjadi laserasi spontan pada
persalinan ditemukan sebanyak
106 (46,1%). Secara statistik
diperoleh bahwa ada hubungan
yang signifikan antara paritas
dengan
terjadinya
laserasi
(p=0,03). Dari nilai OR nya
dapat disimpulkan bahwa ibu
yang melahirkan pertama kali
mempunyai
risiko
terjadi
laserasi perineum dibandingkan
dengan seorang ibu yang
melahirkan lebih dari 1 kali
Berdasarkan teori dan
hasil penelitian diatas, maka
asumsi penelitian bahwa ibu
primipara dapat mempengaruhi
terjadinya laserasi perineum,
hal ini mencerminkan bahwa
pada ibu dengan paritas satu
atau ibu primipara memiliki
resiko lebih besar untuk
mengalami robekan perineum
daripada ibu dengan paritas
lebih dari satu. Dikarenakan
jalan lahir yang belum pernah
dilalui
oleh kepala bayi sehingga otot otot perineum belum meregang.

Vol.2, No.1, Maret 2013

Terjadinya
Pengaruh
Terjadinya Laserasi Pada
Persalinan
Normal
Berdasarkan Jarak Kelahiran
Di Puskesmas Tanah Jambo
Aye Panton Labu
Berdasarkan dari tabel
4.7 menunjukkan bahwa dari 6
responden
dengan
jarak
kelahiran
yang
beresiko
terdapat 5 orang (83,3%) yang
pernah mengalami laserasi dan
dari 30 responden dengan jarak
kelahiran yang tidak beresiko
terdapat 22 orang (70%) yang
pernah mengalami laserasi.
Secara statistik tingkat laserasi
perineum
dengan
jarak
kelahiran yang beresiko tidak
ada
pengaruh
(signifikan)
dengan nilai p = 1,000 (p >
0,05), hipotesa yang ditegakkan
pengaruh antara terjadinya
laserasi perineum dengan jarak
kelahiran
ditolak,
namun
laserasi pada persalinan normal
dapat terjadi karena ibu kurang
mengetahui bagaimana cara
meneran yang benar.
Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang diungkapkan
oleh Depkes, (2004) Jarak
kelahiran kurang dari dua
tahun tergolong resiko tinggi
karena dapat
menimbulkan
komplikasi pada persalinan.
Jarak kelahiran 2-3 tahun
merupakan jarak kelahiran yang

-37-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

Vol.2, No.1, Maret 2013

lebih aman bagi ibu dan janin.


Begitu juga dengan keadaan
jalan lahir yang mungkin pada
persalinan terdahulu mengalami
robekan perineum derajat tiga
atau
empat,
sehingga
pemulihan belum sempurna
dan robekan perineum dapat
terjadi.
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ruhama (2011)
menunjukkan bahwa dari 21
responden yang mengalami
laserasi perineum terdapat pada
ibu yang tidak beresiko yaitu
sebanyak 12 orang.
Berdasarkan teori dan
hasil penelitian diatas, maka
asumsi
penelitian
bahwa
laserasi perineum dapat terjadi
karena rupture spontan maupun
episiotomy, hal ini timbul pada
jarak kelahiran yang tidak
beresiko,
meskipun
tidak
terdapat penyulit, tetapi ibu
kurang mengetahui bagaimana
cara melahirkan yang benar
seperti
meneran
sebelum
waktunya atau belum ada
kontraksi (his) dan juga karena
bimbingan persalinan yang
salah sehingga dapat terjadi
rupture perineum.

0,05),
hipotesa
yang
ditegakkan
adanya
pengaruh antara terjadinya
laserasi perineum dengan
berat badan bayi lahir
diterima, artinya semakin
besar berat badan bayi
semakin besar terjadinya
laserasi perineum pada
persalinan
2. Ada pengaruh signifikan
dengan nilai p = 0,004 (p <
0,05),
hipotesa
yang
ditegakkan
adanya
pengaruh anatara terjadinya
laserasi perineum dengan
paritas diterima, artinya
semakin lanjut usia ibu
dengan primipara semakin
terjadinya
laserasi
perineum pada persalinan.
3. Tidak
ada
pengaruh
(signifikan) dengan nilai p
= 1,000 (p > 0,05), hipotesa
yang ditegakkan pengaruh
antara terjadinya laserasi
perineum dengan jarak
kelahiran ditolak, namun
laserasi pada persalinan
normal dapat terjadi karena
ibu kurang mengetahui
bagaimana cara meneran
yang benar.

PENUTUP

Saran

Kesimpulan

1.

1. Ada pengaruh signifikan


dengan nilai p = 0,000 (p <

Bagi Tenaga Kesehatan


Dengan
adanya
penelitian
ini,
tenaga
kesehatan
dapat

-38-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

2.

3.

meminimalisir terjadinya
laserasi perineum pada
proses persalinan normal.
Bagi Institusi
Dengan
adanya
penelitian ini, diharapkan
dapat
memberikan
masukan dalam proses
pembelajaran dan menjadi
referensi pada penelitian
selanjutnya
Bagi Peneliti
Diharapkan dengan
penelitian
ini
dapat
menambah informasi dan
pengalaman
untuk
mengatasi masalah laserasi
perineum.

DAFTAR PUSTAKA
Admin,
(2011),
Jaminan
Persalinan,
Upaya
Terobosan Kementerian
Kesehatan
Dalam
Percepatan Pencapaian
Target MDGs. Diakses
tanggal 18 Maret 2012.
http://www.kesehatanib
u.depkes.go.id,
BKKBN,
(2006),
Paritas
Dengan
Rupture
Perineum, Jakarta
Bone

Selatan,
(2012),
Gambaran Angka
Angka Kejadian Rupture
Perineum,
Diakses
tanggal 25 Mei 2012.

Vol.2, No.1, Maret 2013

http://mislamegarezkybo
ne1990.blogspot.com,
Depkes, (2011), Target MDGs
Bidang
Kesehatan.
Diakses tanggal 20
Maret
2012.
http://wartapedia.com,
________, (2004), Rupture
Perineum.
Diakses
tanggal 21 Maret 2012.
http://kti-kebidananfaktorfaktor.blogspot.com,
Hutomo, (2009), SC Ada
Hubungan
Laserasi
Pada
Jalan
Lahir
Dengan
Paritas.
Diakses tanggal 22
Maret
2012.
http://insanimj.blogspot.
com,
JHPIEGO, (2008), Paritas
Dengan
Rupture
Perineum, Jakarta.
Label,
(2011),
Ruptur
Perineum.
Diakses
tanggal 21 Maret 2012.
http://kti-kebidananfaktorfaktor.blogspot.com
Machfoedz
I,
(2009),
Metodologi Penelitian.
Yogyakarta, Fitramaya.

-39-

Jurnal Ilmiah STIKes UBudiyah

SackarpU, (2011), Survey AKI


dan AKB di Indonesia.
diakses
tanggal
12
Maret
2012.
http://j3ffunk.blogspot.c
om

Vol.2, No.1, Maret 2013

Baru
Lahir
dan
Pencegahan Komplikasi.
Diakses 12 Mei 2012.
http://digilib.uns.ac.id.

Sekartini,
R,
2007,
Penatalaksanaan Bayi

-40-

Anda mungkin juga menyukai