-27-
lacerations in normal births. It is expected that midwives be more careful in taking action in order
to prevent the occurrence of lacerations in vaginal delivery and also to the health center in order to
provide adequate facilitiesto handle cases of lacerations of the birth.
Keywords: Laceration, Normal Delivery
PENDAHULUAN
mempengaruhi
terjadinya laserasi pada
persalinan normal.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang
telah dipaparkan dalam latar
belakang maka
rumusan
permasalahan dalam penelitian
ini adalah Adakah Pengaruh
Faktor
Faktor
Yang
Mempengaruhi
Terjadinya
Laserasi
Pada
Persalinan
Normal Di Puskesmas Tanah
Jambo Aye Panton Labu ?
Manfaat Penelitian
1.
2.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terjadinyalaserasi
pada
persalinan normal.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui
pengaruh
paritas
terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi
terjadinya laserasi pada
persalinan normal.
b. Untuk
mengetahui
pengaruh
jarak
kelahiran
terhadap
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya laserasi pada
persalinan normal.
c. Untuk
mengetahui
pengaruh berat badan
bayi terhadap faktorfaktor
yang
3.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
V Independen
Dependen
Berat Badan
Bayi
Paritas
Laserasi
Jarak Kelahiran
-29-
Variabel Penelitian
Dalam Penelitian ini
terdapat beberapa variabel yang
diteliti, yaitu sebagai berikut:
1. Laserasi perineum : Segala
sesuatu yang diketahui oleh
ibu tentang terjadinya
robekan
jalan
lahir.
Variabel ini akan diukur
dengan
wawancara
&
penyebaran
kuesioner.
Hasil ukur dikategorikan
dalam 2 kategori, yaitu: (1)
Pernah : x 10 dan (2)
Tidak pernah : x < 10.
Hasil
ukur
tersebut
berskala nominal
2. Berat Badan Bayi :
Timbangan
Bayi
saat
dilahirkan. Variabel ini
akan
diukur
dengan
wawancara & penyebaran
kuesioner.
Hasil
ukur
dikategorikan dalam 3
kategori, yaitu: (1) Bayi
Besar : > 4000 gr (2) Bayi
cukup : 2500-4000 gr dan
(3) BBLR : 2500 gr.
Hasil
ukur
tersebut
berskala nominal.
3. Paritas : jumlah yang
dilahirkan oleh seorang ibu
baik hidup maupun mati.
Variabel ini akan diukur
dengan
wawancara
&
penyebaran
kuesioner.
Hasil ukur dikategorikan
dalam 3 kategori, yaitu: (1)
Primipara : Bila ibu
-30-
Populasi
Populasi
dalam
penelitian ini adalah ibuibu bersalin yang ada di
Puskesmas Tanah Jambo
Aye Panton Labu yang
berjumlah 36 responden.
2. Sampel
Sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh ibu bersalin yang
ada di puskesmas Tanah
Jambo Aye yang berjumlah
36 responden.
Tehnik
pengambilan sampel di
lakukan
secara
total
sampling, yaitu setiap
anggota
dari
populasi
menjadi sampel dengan
kriteria inklusi yaitu ibuibu bersalin yang ada di
-31-
Laserasi Perineum
Pernah
Tidak Pernah
Total
Sumber Data : Ruang Bersalin
PKM Tanah Jambo Aye Tahun
2012
f
27
9
36
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berat
Badan Bayi Di Puskesmas
Tanah Jambo Aye
Panton Labu
1.
2.
3.
Berdasarkan tabel 2
menunjukkan bahwa dari 36
responden mayoritas terdapat
23 orang (63,9%)
yang
mengalami laserasi perineum
didapat dari bayi besar.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Paritas Di
Puskesmas Tanah Jambo Aye
Panton Labu
N
o
% 1.
75 2.
25 3.
100
Paritas
Primipara
Multipara
Grandemultipar
a
2
1
7
8
58,
3
19,
4
22,
2
3
100
6
Sumber Data : Ruang Bersalin
PKM Tanah Jambo Aye Tahun
2012
Total
Berdasarkan tabel 1
menunjukkan bahwa dari 36
responden mayoritas terdapat
27 orang (75%) yang pernah
mengalami laserasi perineum.
No
Total
36
Sumber Data : Ruang Bersalin
PKM Tanah Jambo Aye Tahun
2012
f
23
9
4
Berdasarkan tabel 3
menunjukkan bahwa dari 36
responden mayoritas terdapat
21 orang (58,3%)
yang
mengalami laserasi perineum
didapat dari ibu Primipara.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Jarak
% Kelahiran Di Puskesmas Tanah
Jambo Aye Panton Labu
63,9
25
No Laserasi Perineum
f
%
11,1
-32-
100
1.
2.
Beresiko
6
Tidak Beresiko
30
Total
36
Sumber Data : Ruang Bersalin
PKM Tanah Jambo Aye Tahun
2012
16,7
83,3
100
Berdasarkan tabel 4
menunjukkan bahwa dari 36
responden mayoritas terdapat
30 orang (83,3%)
yang
mengalami laserasi perineum
didapat dari ibu beresiko.
Tabel 5
Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan
Berat Badan Bayi Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu
No
1.
2.
3.
Laserasi
Pernah
Tidak Pernah
f
%
f
%
Bayi Besar
22
95,7
1
4,3
Bayi Cukup
2
22,2
7
77,8
BBLR
3
75
1
25
Jumlah
27
75
9
25
Sumber : Data Primer, Diolah 2012
Berat
Badan Bayi
Total
f
23
9
4
36
%
100
100
100
100
0,000
Tabel 6
Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan
Paritas Di Puksesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu
No
1.
Paritas
Primipara
Laserasi
Pernah
Tidak Pernah
f
%
f
%
20
95,2
1
4,8
Total
f
21
%
100
p
0,004
-33-
2.
3.
Multipara
3
42,9
4
Grandemultipara
4
50
4
Jumlah
27
75
9
Sumber : Data Primer, Diolah 2012
57,1
50
25
7
8
36
100
100
100
Tabel 7
Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan
Jarak Kelahiran Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu
No
1.
2.
Laserasi
Pernah
Tidak Pernah
f
%
f
%
Beresiko
5
83,3
1
16,7
Tidak Beresiko
22
73,3
8
26,7
Jumlah
27
75
9
25
Sumber : Data Primer, Diolah 2012
Jarak
Kelahiran
Total
f
%
6
100
30
100
36
100
1.000
PEMBAHASAN
laserasi
perineum
pada
persalinan.
Berat badan janin dapat
mengakibatkan
terjadinya
rupture perineum yaitu berat
badan janin lebih dari 3500
gram, karena resiko trauma
partus melalui vagina seperti
distosia bahu dan kerusakan
jaringan lunak pada ibu.
Perkiraaan
berat
janin
bergantung pada pemeriksaan
klinik atau ultrasonografi. Pada
masa kehamilan hendaknya
terlebih
dahulu
mengukur
tafsiran berat badan janin
(Label, 2011)
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sekartini (2007)
menunjukkan
bahwa
ada
hubungan berat badan bayi lahir
dengan laserasi jalan lahir pada
ibu bersalin normal. Berat
badan
janin
dapat
mengakibatkan
terjadinya
laserasi pada jalan lahir yaitu
berat badan badan janin lebih
dari 3500 gram, karena resiko
trauma partus melalui vagina
seperti distosia bahu dan
kerusakan jaringan lunak pada
ibu. Berat badan lahir adalah
berat
badan
bayi
yang
ditimbang 24 jam pertama
Pengaruh
Terjadinya
Laserasi Pada Persalinan
Normal Berdasarkan Berat
Badan Bayi Di Puksesmas
Tanah Jambo Aye Panton
Labu
Berdasarkan dari tabel 5
menunjukkan bahwa dari 23
responden dengan berat badan
bayi besar terdapat 22 orang
(95,7%)
yang
pernah
mengalami laserasi dan dari 9
responden dengan berat badan
bayi cukup terdapat 7 orang
(6,8%) yang tidak pernah
mengalami laserasi dan dari 3
responden
dengan
BBLR
terdapat 3 orang (75%) yang
pernah mengalami laserasi.
Secara statistik tingkat laserasi
perineum dengan berat badan
bayi besar sangat bermakna
(signifikan) dengan nilai p =
0,000 (p < 0,05), hipotesa yang
ditegakkan adanya pengaruh
antara
terjadinya
laserasi
perineum dengan berat badan
bayi lahir diterima, artinya
semakin besar berat badan bayi
semakin
besar
terjadinya
-35-
-36-
Terjadinya
Pengaruh
Terjadinya Laserasi Pada
Persalinan
Normal
Berdasarkan Jarak Kelahiran
Di Puskesmas Tanah Jambo
Aye Panton Labu
Berdasarkan dari tabel
4.7 menunjukkan bahwa dari 6
responden
dengan
jarak
kelahiran
yang
beresiko
terdapat 5 orang (83,3%) yang
pernah mengalami laserasi dan
dari 30 responden dengan jarak
kelahiran yang tidak beresiko
terdapat 22 orang (70%) yang
pernah mengalami laserasi.
Secara statistik tingkat laserasi
perineum
dengan
jarak
kelahiran yang beresiko tidak
ada
pengaruh
(signifikan)
dengan nilai p = 1,000 (p >
0,05), hipotesa yang ditegakkan
pengaruh antara terjadinya
laserasi perineum dengan jarak
kelahiran
ditolak,
namun
laserasi pada persalinan normal
dapat terjadi karena ibu kurang
mengetahui bagaimana cara
meneran yang benar.
Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang diungkapkan
oleh Depkes, (2004) Jarak
kelahiran kurang dari dua
tahun tergolong resiko tinggi
karena dapat
menimbulkan
komplikasi pada persalinan.
Jarak kelahiran 2-3 tahun
merupakan jarak kelahiran yang
-37-
0,05),
hipotesa
yang
ditegakkan
adanya
pengaruh antara terjadinya
laserasi perineum dengan
berat badan bayi lahir
diterima, artinya semakin
besar berat badan bayi
semakin besar terjadinya
laserasi perineum pada
persalinan
2. Ada pengaruh signifikan
dengan nilai p = 0,004 (p <
0,05),
hipotesa
yang
ditegakkan
adanya
pengaruh anatara terjadinya
laserasi perineum dengan
paritas diterima, artinya
semakin lanjut usia ibu
dengan primipara semakin
terjadinya
laserasi
perineum pada persalinan.
3. Tidak
ada
pengaruh
(signifikan) dengan nilai p
= 1,000 (p > 0,05), hipotesa
yang ditegakkan pengaruh
antara terjadinya laserasi
perineum dengan jarak
kelahiran ditolak, namun
laserasi pada persalinan
normal dapat terjadi karena
ibu kurang mengetahui
bagaimana cara meneran
yang benar.
PENUTUP
Saran
Kesimpulan
1.
-38-
2.
3.
meminimalisir terjadinya
laserasi perineum pada
proses persalinan normal.
Bagi Institusi
Dengan
adanya
penelitian ini, diharapkan
dapat
memberikan
masukan dalam proses
pembelajaran dan menjadi
referensi pada penelitian
selanjutnya
Bagi Peneliti
Diharapkan dengan
penelitian
ini
dapat
menambah informasi dan
pengalaman
untuk
mengatasi masalah laserasi
perineum.
DAFTAR PUSTAKA
Admin,
(2011),
Jaminan
Persalinan,
Upaya
Terobosan Kementerian
Kesehatan
Dalam
Percepatan Pencapaian
Target MDGs. Diakses
tanggal 18 Maret 2012.
http://www.kesehatanib
u.depkes.go.id,
BKKBN,
(2006),
Paritas
Dengan
Rupture
Perineum, Jakarta
Bone
Selatan,
(2012),
Gambaran Angka
Angka Kejadian Rupture
Perineum,
Diakses
tanggal 25 Mei 2012.
http://mislamegarezkybo
ne1990.blogspot.com,
Depkes, (2011), Target MDGs
Bidang
Kesehatan.
Diakses tanggal 20
Maret
2012.
http://wartapedia.com,
________, (2004), Rupture
Perineum.
Diakses
tanggal 21 Maret 2012.
http://kti-kebidananfaktorfaktor.blogspot.com,
Hutomo, (2009), SC Ada
Hubungan
Laserasi
Pada
Jalan
Lahir
Dengan
Paritas.
Diakses tanggal 22
Maret
2012.
http://insanimj.blogspot.
com,
JHPIEGO, (2008), Paritas
Dengan
Rupture
Perineum, Jakarta.
Label,
(2011),
Ruptur
Perineum.
Diakses
tanggal 21 Maret 2012.
http://kti-kebidananfaktorfaktor.blogspot.com
Machfoedz
I,
(2009),
Metodologi Penelitian.
Yogyakarta, Fitramaya.
-39-
Baru
Lahir
dan
Pencegahan Komplikasi.
Diakses 12 Mei 2012.
http://digilib.uns.ac.id.
Sekartini,
R,
2007,
Penatalaksanaan Bayi
-40-