Seerrii T
Trriioo D
Deetteekkttiiff 000011
binatang
kesayangan
yang
memang
begitu,
umum,
dan
ketenteraman
menyingkirkannya dari sini."
aku
bermaksud
Jupiter
dan
(OodwkzoO)
Bab 5 GEMA GAIB
"Kaudengar itu?" kata Pete sambil meremas lengan
Jupiter. "Kita disuruh pergi! Yuk, aku tidak mau menunggu
sampai disuruh untuk kedua kalinya." Ia sudah mulai
melangkah. hendak lari.
"Tunggu!" kata Jupiter sambil menahan.
"Tunggu!" kata suara gaib itu. Kini terdengar agak
nyaring.
"Ya - seperti sudah kukira, itu cuma gema," kata Jupiter,
"Kau lihat sendiri, langit-langit ruangan ini tinggi. Dan
bentuknya melingkar. Dinding melingkar memantulkan
gema dengan sangat baik. Pembangunnya, Mr. Terrill,
memang sengaja membangun ruangan ini begini. Ia
memberinya nama Serambi atau Bilik Gema,"
Benar juga, kata-kata Jupiter langsung terpantul dengan
cara yang menyeramkan di situ, Tapi untuk apa takut pada
gema?
"Ah, aku tadi kan cuma main-main saja," kata Pete purapura tak acuh. "Dari semula aku sudah tahu, itu cuma
gema. Ia lantas tertawa keras, untuk membuktikan bahwa ia
"Dan
otakku
tersengal-sengal,
"ada
yang
Jupiter
saling
jawab
keringat. Bagaimana
bersamaku?"
kalian
mau
minum
limun
jalan
Jones
"Aku
akan
berulang-ulang
kata
itu
bisik Pete,
sambil
- melihat wanita yang menatap mereka tanpa bergerakgerak. Wanita itu tidak kelihatan seperti bernapas. Ia hanya
berdiri saja, sambil menatap. Pete merasa tahu siapa wanita
itu. Pasti hantu gadis yang menurut cerita Mr. Rex
menggantung dirinya sendiri, karena tidak mau dipaksa
menikah dengan pria pilihan ayahnya.
Sesaat kedua remaja itu berdiri seperti terpaku di tempat
masing-masing. Sedang bayangan mengerikan itu juga tidak
bergerak atau pun berbicara.
"Sorotkan sentermu ke arahnya," bisik Jupiter, Tunggu
sampai aku memberi aba-aba... ya!
Keduanya serempak mengarahkan sorotan senter mereka
pada wanita itu, Tapi seketika itu juga bayangan itu lenyap.
Mereka hanya menatap sebuah cermin, yang memantulkan
sinar senter ke mata mereka.
"Cermin!" seru Pete kaget. "Kalau begitu, selama ini ia
ada di belakang kita.
Dengan cepat ia berbalik, sambil mengarahkan sinar
senternya ke belakang, Tapi di situ pun tidak ada apa-apa,
Hanya mereka berdua saja yang ada dalam ruangan itu.
"Dia sudah pergi," kata Pete. "Dan aku juga mau pergi!
Itu tadi hantu!"
Tunggu!" Jupiter menggenggam pergelangan tangan
Pete, "Kelihatannya kita tadi melihat bayangan hantu
dalam cermin, tadi mungkin juga kita keliru. Aku menyesal
tadi bertindak terlalu tergesa-gesa. Padahal seharusnya
kejadian tadi perlu kita selidiki dengan lebih tenang,"
"Lebih tenang?" teriak Pete, "Tapi kenapa kau tadi tidak
memotretnya? Kan kau yang membawa kamera."
"Tepat! Hantu yang sebenarnya masih hidup. Menakutnakuti supaya tidak ada yang berani ke sini, sehingga rumah
ini bisa tetap dimilikinya."
"Tapi mana mungkin?" tanya Pete, "Maksudku, kita kan
sama-sama tahu, di sini sama sekali tidak ada tanda-tanda
bahwa ada orang yang keluar-masuk. Bagaimana caranya
memperoleh makanan serta perbekalan lainnya?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Dan justru itulah yang
ingin kutanyakan padanya. Tapi pokoknya sekarang kau
mengerti - ia memang sengaja menakut-nakuti kita, supaya
jangan datang ke sini. Ia sama sekali tidak bermaksud
mencelakakan siapa pun juga, Nah - sudah lebih enak
perasaanmu sekarang?"
"Ya, lumayanlah. kata Pete, "walau aku masih tetap
merasa kakiku ingin pergi ke tempat lain."
"Kalau begitu kita sempurnakan saja penyelidikan ini,
dengan menyingkapkan tabir rahasia hantu itu," kata
Jupiter.
Dengan segera ia menuju ke pintu yang terdapat di ujung
lorong, Tahu-tahu tanpa ia sendiri menyadarinya, Pete
sudah menyusul. Pete merasa semua bisa dimengerti,
setelah dijelaskan oleh Jupiter. Jadi rupanya Stephen Terrill,
Raja Kengerian itu sendiri yang selama itu tinggal dalam
purinya, menakut-nakuti orang supaya tidak ada yang
berani datang!
Kedua remaja itu sampai di depan pintu di ujung lorong.
Berlawanan dengan sangkaan mereka, pintu itu ternyata
bisa dibuka dengan gampang. Mereka melewati
ambangnya, memasuki tempat yang benar-benar gelap
gulita. Bunyi musik orgel semakin nyaring. Dari gemanya
mereka tahu, saat itu mereka berada dalam ruangan yang
jauh lebih luas dari lorong tadi.
menghampiri
mereka,"
bisik
Jupiter.
"Itu tidak
masuklah!"
perlu!"
katanya
terburu-buru.
"Ayo,
katanya.
"Aku
HITCHCOCK
MENGADAKAN
(OodwkzoO)
Kali ini mereka tidak mengalami kesulitan untuk
berjumpa dengan Mr. Hitchcock. Penjaga di gerbang besar
melambai sebagai tanda bahwa mereka boleh terus.
Beberapa saat kemudian, kedua remaja itu sudah duduk
dalam kantor sutradara kenamaan itu
"Nah," kata Mr. Hitchcock dengan suara yang berat.
"ada yang hendak kalian laporkan?"'
"Kami berhasil menemukan rumah yang ada hantunya,
Sir," kata Jupiter.
"Ah - begitu?" Alis sutradara itu naik ke atas, seakanakan heran. Lalu hantu yang ada di situ seperti apa
jenisnya?"'
"Itulah repotnya," kata Jupiter berterus terang.
"Hantunya seseorang yang masih hidup, bukan arwah
orang mati."
"Hmm - menarik juga kedengarannya," kata Mr.
Hitchcock. Ia menyandarkan diri ke punggung kursinya.
"Coba ceritakan."
Mr. Hitchcock mendengarkan dengan tekun, sementara
Jupiter bercerita dengan asyik Ketika remaja itu selesai
memaparkan pengalamannya bersama kedua temannya,
sutradara itu mengatakan, "Aku senang mendengar bahwa
Stephen Terrill ternyata masih hidup. Ia pemain film yang
ternama pada jamannya. Tapi terus terang saja, aku ingin
tahu bagaimana caranya menimbulkan suasana ngeri dalam
purinya, sehingga perasaan itu menghinggapi setiap orang
yang masuk ke situ."
"kalian
rahasia
Terrill?
dengan
remaja