Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHUUAN

A. Formula : Larutan Sejati Diphenhidramin HCl 12,5 mg / 5cc


B. Latar Belakang
a. Penggunaan sediaan: Larutan sejati oral
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang terlarut. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat
yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Larutan terjadi
jika sebuah bahan padat tercampur/terlarut secara kimia maupun
fisika ke dalam bahan cair. Komponen larutan terdiri dari pelarut
(solvent) dan zat terlarut (solute). Pada percobaan ini dibahas
larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain
misalnya benzena, kloroform, eter dan alkohol (Kartini, 2000)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan:

Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut


Molekul polar akan larut dalam media yang serupa, yaitu polar,
adapun nonpolar akan larut dalam media nonpolar.

Sifat kelarutan
Sifat kelarutan terbagi dua, yaitu dapat larut dalam air dan tidak
larit dalam air.

Temperatur
Temperatur terbagi dua, yaitu sifat eksoterm dimana zat terlarut
akan larut apabila jika temperatur dinaikkan dan endoterm yaitu zat
terlarut tidak akan larut jika temperatur dinaikkan.

Pembentukan kompleks
Efek ion berasam
Ukuran partikel
Kecepatan kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh ukuran partikel.
Semakin halus zat terlarut, semakin kecil ukuran partikel, semakin
luas permukaannya yang kontak dengan pelarut sehingga zat
terlarut makin cepat larut.

Struktur air
Hidrotofi

Hidrotofi yaitu peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa


yang tidak larut atau sukar larut dengan penambahan senyawa lain.

Salting in dan salting out


Co-colvency
Komposisi larutan :

Sirup dengan dasar sukrosa dan bukan sukrosa


Pengawet antimikroba
Pemberi rasa
Pemberi warna
Kontrol viskositas
Penampilan
Stabilitas
Keuntungan bentuk larutan:

Merupakan campuran homogen


Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatan
Dapat diberikan dalam larutan encer kapsul atau tablet lambung,
sedangkan bila
dalam bentuk kapsul atau tablet sulit diencerkan
Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat di absorpsi
Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna, dan hal ini cocok
untuk pemberian
obat pada anak-anak
Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan
Kerugian bentuk larutan:

b.

Volume bentuk larutan lebih besar


Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan
Efek farmakologi
Difenhidramin Hcl merupakan salah satu golongan obat antialergi
dan obat untuk anafilaksis, yaitu obat yang digunakan dalam terapi
untuk pengobatan gejala sakit alergi dan geala sakit oleh karena
terjadi anafilaksis, terhadap/oleh karena pengaruh lingkungan.
Indikasi: Gejala alergi seperti batuk, gatal-gatal di tenggorokan,
pilek,
bersin-bersin,
gatal
di
kulit,
mabuk
perjalanan,
antiparkinsonisme, insomnia jangka pendek dan sementara.
Kontra Indikasi: Asma
mengosongkan kandung

akut, glaukoma, kesukaran dalam


kencing, dua minggu sebelumnya

menggunakan obat golongan MAO Inhibitor, bayi dan ibu menyusui,


hipersensitif, terapi antibiotik ototoksik, hipertiroidisme, hipertensi,
tukak peptic.
Perhatian:
Tidak
boleh
mengendarai
kendaraan
bermotor/menjalankan mesin, hati-hati penggunaan pada penderita
epilepsi, prolatiza, penyakit jantung.
Efek samping: Mengantuk, retensi urine, mulut kering, gangguan
pencernaan, sedasi.
Dosis:

Dosis Lazim 1x = 25 mg , 1h = 100 mg


Dosis maximum 1x = 100 mg , 1h = 250 mg
Mekanisme kerja: Difenhidramin berkompetisi dengan histamin
bebas untuk mengikat reseptor H1. Difenhidramin bersifat antagonis
kompetitif terhadap efek histamin pada saluran gastrointestinal,
uterus, pembuluh darah besar, dan otot bronkial. Penghambatan
reseptor H1 juga menekan pembentukan edema, panas dan gatal
yang disebabkan oleh histamin.

BAB II
ISI
A. Monografi Zat Aktif
Difenhidramina Hidroklorida
a. Struktur

b. Pemerian
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit disertai rasa
tebal.
c. Kelarutan
Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam
kloroform P; sangat sukar larut dalam eter P, agak sukar
larut dalam aseton P.
d. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya.
e. Titik Leleh
Antara 167 dan 172
f. PH stabilitas
PH stabilitas sekitar 7,0
B. Monografi Eksipien
1) Sacharum Album
a. Pemerian
Hablur putih atau tidak berwarna, masa hablur atau
berbentuk kubus atau serbuk
hablur putih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis,
stabil diudara. Larutannya
netral terhadap lakmus.
b. Kelarutan
Sangat mudah larut dalam 0,5 bagian air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter.
c. Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapih.


2) Profil Paraben (Nipasol)
a. Stuktur

b. Pemerian
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak berasa.
c. Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, larut daam air, larut dalam 35
bagian etanol (95%)P dalam 3 bagian aseton P dalam 140
bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah
larut dalam larutan alkali hidroksida.
d. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik.
e. Titik leleh
Titik lelehnya antara 95 sampai 98
3) Profilenglikol
a. Pemerian
Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
manis, hidrokropik.
b. Kelarutan
Dapat bercamput dengan air, etanol(95%)P dan dengan
kloroform P, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur
dengan eter minyak tanah P dan minyak lemak.
c. Oksidasi
Pada 5ml dalam labu bersumbat tambahkan 5ml air, 2ml
larutan kalium iodida P dan 2ml asam sulfat encer P biarkan
ditempat gelap selama 15 menit. Titrasi dengan natrium
tiosulfat 0,005 N menggunakan indiktor larutan kanji P,
diperlukan tidak lebih dari 0,2 ml natrium tiosulfat 0,005 N.
d. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
4) Sorbitol
a. Struktur

b. Pemerian
Serbuk, utiran, kepingan; putih; rasa manis; higroskopik.
c. Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, sukar arut dalam etanol
(95%)P dalam metanol P dan dalam asam asetat P.

d. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat
5) Menthol
a. Struktur

b. Pemerian
Hablur berebntuk jarum/ prisma, tidak berwarna, bau tajam
seperti minyak permen ; rasa panas dan aromatik diikuti rasa
dingin.
c. Kelarutan
Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%)
dalam kloroform P dan dalam eter P.
d. Titik leleh
Antara 41 samapai 44
e. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
6) Etanol
a. Pemerian
Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan
memeberikan nyala biru yang tidak berasap.
b. Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P.
c. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, rapat, terlindungi dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
7) Aquadestilata
a. Pemerian
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa.
b. Oksidasi
Didihkan 100ml dengan 10 ml asam sulfat encer P dan 0,5 ml
kalium permanganat 0,01 N, warna tidak hilang.
c. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
C. Permasalahan farmasetika
a. Difenhidramin memiliki rasa yang pahit
b. Sediaan multiple dose rentan terhadap kontaminasi mikroba

c. Larutan sejati Difenhidramin bersifat cair sehingga mudah


tumpah
d. Usul umur 10 tahun dan signa 3 x 1 sendok takar (5 ml)
D. Penyelesaian masalah
a. Rasa pahit diatasi dengan penambahan pemanis
b. Untuk menghindari mikroba ditambahkan pengawet
c. Agar tidak encer ditambahkan sirup simplex untuk menaikkan
viskositas
E. Formulasi Lengkap
Nama
Diphenhidramine
HCl
Sacharum album
Profil Paraben
Profilenglikol
Sorbitol
Menthol
Etanol
Aquadestilata

Jumlah
12,5 mg /5ml

Kegunaan
Antihistamin

67%
0,02 %
0,5 g
15 %
0,015 %
0,5 ml
Ad 60 ml

Pemanis
Pengawet
Pelarut
Antiploking
Flavoring
Pelarut
Pelarut

F. Pehitungan Dosis Maksimum


DM F.I III
1 x = 100 mg
1 h = 250 mg
DM Resep

1 x = 12,5 mg
1 h = 37,5 mg

DM Umur

% DM

1x=

10
20

x 100 mg

= 50 mg

1h=

10
20

x 250 mg

= 125 mg

1x=

12,5
50

x 100%

= 25 % (TOD)

1h=

37,5
125

x 100%

= 30 % (TOD)

G. Perhitungan dan Penimbangan Formulasi


a. Perhitungan Bahan
Formulasi 60 ml

1. Diphenhydramin HCl

60 ml
12,5 mg=150mg
5 ml

2. Saccharum Album

67
60 ml=40,2 gram
100

3. Propil Paraben

0,02
60 ml=0,012 gram
100

4. Propilen Glikol
BJ = 1,036
Jumlah = 0,5 gram V =
5. Sorbitol

6. Menthol

0,5 gram
=0,48 ml
1,036

15
60 ml=9 gram
100

0,015
60 ml=0,009 gram
100

7. Etanol
= 0,5 ml
8. Aqua Destilata ad 60 ml
Untuk melarutkan Diphenhydramin HCl =

150 mg
1000

x 10 = 1,5 ml

Untuk melarutkan Saccharum Album = 40,2 x 0,5 = 20,1 ml


b. Penimbangan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Diphenhydramin HCl
= 150 mg
Saccharum Album = 40,2 gram
Propil Paraben
= 0,012 gram
Propilen Glikol
= 0,5 gram
Sorbitol
= 9 gram
Menthol
= 0,009 gram
Etanol
= 0,5 ml
Aqua Destilata ad 60 ml

H. Prosedur Pembuatan
1. Dikalibrasi botol 60 ml.
2. Siapkan alat dan bahan.
3. Setarakan timbangan.
4. Timbang bahan masing-masing. Untuk Propilenglikol dan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Menthol ditimbang dengan menggunakan neraca analitik.


Larutkan Diphenhydramin HCl dengan 1,5 ml aqua destilata.
Larutkan Saccharum Album dengn 20,1 ml air panas.
Larutkan Propil Paraben dengan Propilen Glikol.
Larutkan Menthol dengan Etanol.
Campur semua larutan dengan sorbitol dalam satu wadah.
Hitung viskositas dan pH larutan. Amati organoleptik larutan.
Setelah selesai, masukkan larutan ke dalam botol gelap yang

sudah dikalibrasi.
12. Tambahkan Aqua destilata sampai batas kalibrasi (60 ml).
13. Tutup botol, dan kocok.
14. Masukkan botol ke dalam wadah sekunder.
15. Tandai Sirup Diphenhydramin HCl

BAB III
PENUTUP
A. Evaluasi Sediaan
1. Organoleptik
a. Warna
= bening kecoklatan

b. Rasa
c. Bau

= manis
= mint

2. Viskositas
= 12 detik
3. pH
=6
4. Volume terpindahkan = 60 ml
B. Hasil Pengamatan
Setelah 1 minggu
1. Pengkristalan pada leher botol = 2. Warna
= bening kecoklatan
3. Rasa
= manis
4. Bau
= mint
C. Pembahasan
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa. Kadar sakarosa tidak kurang dari 64 % dan tidak lebih
dari 66 %.
Difenhidramin (C19H21NO.HCl )merupakan
antihistamin turunan etanolamin. Difenhidramin berbentuk
mikrokristalin berwarna putih yang tidak berbau. Adanya cahaya
akan mengubah warna menjadi kecoklatan, mudah larut dalam
air, dalam etanol dan dalam kloroform; ;agak sukar larut dalam
aseton; sangat sukar larut dalam benzena dan dalam eter.
Kandungan obat ini terdiri dari zat aktif dan eksipien. Eksipien
untuk menyeleseikan permasalahn zat aktifnya, seperti rasa
pahit dengan ditambah pemanis yaitu sacharum album dan obat
bisa tahan lama dengan ditambah pengawet yaitu profil
paraben. Difenhidramin Hcl merupakan salah satu golongan obat
antialergi dan obat untuk anafilaksis, yaitu obat yang digunakan
dalam terapi untuk pengobatan gejala sakit alergi dan geala
sakit oleh karena terjadi anafilaksis, terhadap/oleh karena
pengaruh lingkungan.
Difenhidramin berkompetisi dengan histamin bebas untuk
mengikat reseptor H1. Difenhidramin bersifat antagonis
kompetitif terhadap efek histamin pada saluran gastrointestinal,
uterus, pembuluh darah besar, dan otot bronkial. Penghambatan
reseptor H1 juga menekan pembentukan edema, panas dan
gatal yang disebabkan oleh histamin. Kontraindikasinya yaitu
hipersensitif terhadap antihistamin; serangan asma karena
aktivitas antikolinergik antagonis H1 dapat mengentalkan sekresi bronkial pada
saluran pernapasan sehingga memperberat serangan asma akut; jangan

digunakan pada bayi baru lahir atau prematur dan pada wanita
menyusui karena reaksi terhadap obatnya antagonis H1 tidak
direkomendasikan selama menyusui, dapat menginduksi
stimulasi SSP paradoksikal pada bayi atau kejang pada bayi
prematur. Juga dapat terjadi penghambatan laktasi. ;Perlu

dipertimbangkan pemberian pengganti ASI apabila diperlukan


terapi difenhidramin pada ibu menyusui. Pada ibu hamil,
klasifikasi
kehamilan
kategori
B.
;Biasanya
digunakan
difenhidramin parenteral untuk mengatasi reaksi alergi akut atau
berat pada kehamilan. Penggunaan antagonis H1 secara rutin
tidak direkomendasikan selama kehamilan. ;Difenhidramin hanya
diberikan bila perlu, jangka pendek dan di bawah pengawasan
dokter. Tidak direkomendasi penggunaan pada kehamilan
trimester pertama kecuali jika secara medis bermanfaat.
;Metode non farmakologis lebih disarankan (istirahat, minum
banyak cairan) untuk mengurangi gejala selesma atau alergi.
Difenhidramin memiliki efek sedasi yang besar dan bersifat
antikolinergik, sehingga tidak disarankan penggunaan jangka
waktu lama pada usila. ;Dapat menyebabkan eksitasi paradoksal
pada pediatri dan dapat menyebabkan halusinasi, koma dan
kematian jika over dosis. Minum obat ini sesuai anjuran, jangan
minum melebihi dosis yang disarankan. Hindari penggunaan
bersama dengan antidepresan, alkohol atau penenang tanpa
sepengetahuan dokter. ;Anda mungkin akan mengalami pusing
dan mengantuk (hati-hati berkendara atau menjalankan mesin)
atau mulut kering, mual atau muntah.
D. Kesimpulan
1. Larutan Difenhidramin yang dibuat pada percobaan kali ini
berkhasiat sebagai antihistamin.
2. Pengamatan organoleptis warna bening kecoklatan ; bau mint
; rasa manis.
3. Volume terpindahkan larutan adalah 99,9 %.
4. Dari pengamatan selama kurang lebih 1 minggu tidak terjadi
pertumbuhan mikroba dan tidak terjadi perubahan pada
warna, rasa dan bau serta tidak ada pengkristalan pada leher
botol sehingga sirup Difenhidramin Hcl aman dikonsumsi.

Daftar Pustaka

Andajaningsih, Dra.Msc.dkk. 1995. FARMAKOPE EDISI IV.


Jakarta:DEPKES RI.
Anief, Moh. 1987 ILMU MERACIK OBAT. Yogyakarta:Gadjah
Mada.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi.Jakarta : UI Press
Kasim, Fauzi dkk. 2013.ISO INDONESIA Volume 48 2013/2014.
Jakarta:DEPKES RI.
Purwanto, Hardjosaputra(alm) dkk. 2008. Data obat di
Indonesia. Jakarta : PT. Muliapurna Jayaterbit.
Sihombing, M. P. Drs, dkk. 1979. FARMAKOPE EDISI III.
Jakarta:DEPKES RI
Zubaidah, Dra.Apt. 2011. ILMU RESEP UNTUK SEKOLAH
MENENGAH KEGURUAN FARMASI. Jakarta : P2B, SMT-SMKT.

Anda mungkin juga menyukai