Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID

SIRUP DIFENHIDRAMIN HCL


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Praktikum Teknologi
Sediaan Liquid dan Semi Solid

Disusun Oleh :
CANDRA AYU ARISKA
P2.06.30.1.14.006

JURUSAN DIII FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN
TASIKMALAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut. Misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yanf saling bercampur. Komponen
larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Solvent yang
biasa dipakai adalah :
a. Air, untuk macam-macam garam
b. Spiritus, misalnya untuk kamfer, iodium, menthol
c. Gliserin, misalnya untuk tanin, zat samak, borax, fenol
d. Eter, misalnya untuk kamfer, fosfor, sublimat
e. Minyak, misalnya untuk kamfer dan menthol
f. Parafin Liquidum, untuk cera, cetaseum, minyak-minyak, kamfer,
menthol, chlorobutanol
g. Eter minyak tanah, untuk minyak-minyak lemak
Sirop adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11 tidak
kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%
Sediaan yang dibuat adalah larutan sejati karena zat aktif mudah
larut dalam air. Larutan sejati memiliki beberapa keuntungan, diantaranya
lebih mudah ditelan dibansing bentuk padat sehingga dapat digunakan
untuk bayi, anak-anak, dan usia lanjut. Segera diabsorpsi karena sudah
berada dalam bentuk larutan, obat secara homogen terdistribusi keseluruh
sediaan dan zat yang mengiritasi mukosa lambung akan berkurang karena
larutan akan diencerkan oleh cairan lambung. Karena molekul-molekul
dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai
bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan
memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur Selain
itu sediaan cair biasanya dapat menutupi rasa tidak enak atau rasa pahit
dari obat, tetapi sediaan cair lebih mudah rusak oleh tempat penyimpanan
sediaan, sediaan bentuk ini juga mudah terkontaminasi oleh bakteri karena
air merupakan media yang paling bagus untuk pertumbuhan bakteri.
Difenhidramin HCL merupakan antihistamin golongan pertama.
Difenhidramin HCL juga biasa digunakan sebagai antitusif untuk
meringankan batuk yang disebabkan iritasi tenggorokan dan bronkial.

Difenhidramin HCL efektif untuk mencegah dan menangani mual, muntah


dan atau vertigo yang berhubungan dengan mabuk perjalanan. Obat ini
juga bisa digunakan untuk membantu tidur pada malam hari pada
penanganan insomnia jangka pendek. Difenhidramin berguna untuk
penanganan simtomatik sindrom parkinson pada pasien geriatric yang
tidak tahan terhadap zat yang lebih poten seperti levadopa.
Dosis dari Difenhidramin HCL :
Dosis lazim untuk anak dan bayi : sehari 5mg/kg dibagi dalam 4 dosis
Dosis lazim untuk dewasa : sekali 25mg, sehari 100mg
Dosis maksimum untuk dewasa : sekali 100mg, sehari 250mg
B. Permasalahan Farmasetika
Preformulasi zat aktif
1. Difenhidramin HCl (FI III 228)
Struktur kimia

C17H22NOHCl
BM 291,82
Pemerian

: Serbuk hablur, putih; tidak berbau: rasa

Kelarutan

pahit disertai rasa tebal.


: mudah larut dalam air, dalam etanol
(95%)P dan dalam kloroform P, sangat sukar
larut dalam eter P : agak sukar larut dalam

Penyimpanan

aseton P.
: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

Titik leleh
pH stabilitas

cahaya.
: 167 dan 172
: 4-6 5% larutan difenhidramin HCl dalam

inkompatibilitas

air memiliki pH 4-6


: difenhidramin HCl tidak kompatibel
dengan amfopterisin B, Natrium sefmetazol,
Natrium sefalotin, Hidrokortison natrium
suksinat, beberapa barbiturat yang larut air,

larutan basa atau asam kuat (Martindale

edisi 35 hal 521)


Permasalahan
1. Zat aktif dapat teroksidasi karena cahaya
2. Sediaan merupakan multidose sehingga diperlukan pengawet
3. Zat aktif tidak memiliki rasa yang enak dan tidak berbau
4. Bentuk sediaannya berupa sirup, sehingga viskositasnya perlu
ditingkatkan untuk memudahkan penuangan
Problema Resep
Usul :
a. Nama pasien : An. Candra
b. Umur pasien : 10 tahun
c. Alamat pasien : Tasikmalaya

BAB II
ISI

A. Penyelesaian masalah
1. Untuk menjaga zat aktif dari oksidasi karena cahaya, maka wadah
yang digunakan adalah botol berwarna cokelat
2. Sediaan merupakan multidose sehingga ditambahkan suatu pengawet
antimikroba untuk menjaga stabilitas sediaan
3. Untuk meningkatkan penerimaan pasien, ditambahkan flavouring
agent
4. Untuk memudahkan penuangan sediaan, ditambahkan peningkat
viskositas
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka eksipien yang diusulkan untuk
sediaan ini adalah :
1. Propilenglikol (FI III 534)
Rumus kimia :

Struktur kimia
Berat molekul 76,09
Pemerian
: Cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak
Kelarutan

berbau; rasa agak manis: higroskopik.


: dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) dan
dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P :
tidak dapat campur dengan eter P : tidak dapat
campur dengan eter minyak tanah P dan dengan

minyak lemak.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik.
pH larutan
: 6,0 -8,0
Bobot jenis
: Antara 1,035 dan 1,037
2. Sucrosum (Sakarosa) (FI IV 762)
C12H22O11
BM 342,30
Pemerian
: hablur puttih atau tidak berwarna:massa hablur
atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih:
tidak berbau: rasa manis, stabil diudara. Larutannya
Kelarutan

netral terhadap lakmus.


: sangat mudah larut dalam air mendididh: sukar
larut dalam etanol: tidak larut dalam kloroform dan

dalam eter.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik.
3. Propylis Parabenum (FI III 535)
Struktur kimia :

C10H12O3
BM 180,21
Pemerian
Kelarutan

: serbuk hablur putih tidak berbau: tidak berasa.


: sangat sukar larut dalam air: larut dalam 3,5 bagian
etanol (95%)P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140

bagian gliserol P dari dalam 40 bagian minyak


Penyimpanan
Suhu lebur

lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.


: dalam wadah tertutup baik.
: 95 sampai 98

4. Sorbitolum (FI III 567)


Struktur kimia :

C6H14O6
BM 182,17
Pemerian

: serbuk, butiran atau kepingan putih: rasa manis:

Kelarutan

higroskopik.
: sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol (95%)P, dalam metanol P dan dalam asam

asetat P.
Penyimpanan
: dalam wadah tertututp rapat.
Suhu lebur
: hablur antara 174 dan 179
5. Mentholum (FI III 362)
Struktur kimia :

C10H20O
BM 156,30
Pemerian

: hablur berbentuk jarum atau prisma: tidak


berwarna: bau tajam seperti minyak permen: rasa

Kelarutan

panas dan aromatik diikuti rasa dingin.


: sukar larut dalam air, sanagat mudah larut dalam
etanol (95%), dalam kloroform P dan dalam eter P:

mudah larut dalam parafin cair P dan dalam minyak


atsiri.
Penyimpanan
: dalam wadah tertututp baik: ditempat sejuk.
Suhu lebur
: 1-menthol atau sintetik 41 sampai 44
6. Aetholum (FI III 65)
Pemerian
: cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak: bau khas: rasa panas. Mudah
terbakar denagan memberikan nyala biru yang tidak
Kelarutan

berasap.
: sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P

Penyimpanan

dan dalam eter P.


: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

: ditempat sejuk, jauh dari nyala api


7. Aqua Destillata (FI III 96)
H2O
BM 18,02
Pemerian
: cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
Penyimpanan
Zat teroksidasi

mempunyai rasa
: dalam wadah tertutup baik
: didihkan 100 ml dengan 10 ml asam sulfat encer P
dan 0,5 ml kalium permanganat 0,01 N, warna tidak
hilang

B. Formula Lengkap
No
1
2

Nama
Difenhidramin HCl
Saccharum album

Jumlah
60 ml
67 %

Kegunaan
Antihistamin/zat aktif
Pemanis dan pengikat

Propil Paraben Nipasol

0,02 %

viskositas
Pengawet/anti

4
5
6
7
8

Propilenglikol
Sorbitol
Menthol
Etanol
Aqua Destillata

0,5 g
15 %
0,015 %
0,5 ml
Ad 60 ml

mikroba
Pelarut Propil paraben
Antikaploking
Flavorin agent
Pelarut mentol
Pelarut

C. Perhitungan
Perhitungan Dosis
a. Dosis lazim untuk dewasa : sekali 25mg, sehari 100mg
Sekali : 10/20 x 25 mg = 12,5 mg
Sehari : 10/20 x 100 mg = 50 mg
b. Dosis maksimum untuk dewasa : sekali 100mg, sehari 250mg

Sekali : 10/20 x 100 mg = 50 mg


Sehari : 10/20 x 250 mg = 125 mg
Formulasi untuk 60 ml
1. Difenhidramin HCl
: 60 ml/5 ml x 12,5 mg = 150 mg
2. Saccharum album
: 67 g/100 ml x 60 ml = 40,2 g
3. Propil Paraben Nipasol : 0,02 g/100 ml x 60 ml = 0,012 g
4. Propilenglikol
: BJ 1,035+1,037/2 = 1.036
V = m/p = 0,5 g/1,036 = 0,48 g
5. Sorbitol
: 15 g/100 ml x 60 ml = 9 g
6. Etanol
: 0,5 ml
7. Aqua Destillata
: ad 60 ml
Formulasi untuk 300 ml
1. Difenhidramin HCl
: 300 ml/5 ml x 12,5 mg = 750 mg
2. Saccharum album
: 67 g/100 ml x 300 ml = 201 g
3. Propil Paraben Nipasol : 0,02 g/100 ml x 300 ml = 0,06 g
4. Propilenglikol
: BJ 1,035+1,037/2 = 1.036
300 ml/60 ml x 0,5 g = 2,5 g
V = m/p = 2,5 g/1,036 = 2,4 g
5. Sorbitol
: 15 g/100 ml x 300 ml = 0,045 g
6. Etanol
: 2,5 ml
7. Aqua Destillata
: ad 300 ml

D. Penimbangan
Untuk formula 60 ml
Nama Bahan
Difenhidramin HCl
Saccharum album
Propil Paraben Nipasol
Propilenglikol
Sorbitol
Etanol
Aqua Destillata

Jumlah
150 mg
40,2 g
0,012 g
0,48 g
9g
0,5 ml
ad 60 ml

Untuk formula 300 ml

Nama Bahan
Difenhidramin HCl
Saccharum album
Propil Paraben Nipasol
Propilenglikol
Sorbitol
Etanol
Aqua Destillata

Jumlah
750 mg
201 g
0,06 g
2,4 g
45 g
2,5 ml
ad 300 ml

E. Prosedur pembuatan
1. Kalibrasi botol
2. Siapkan alat dan bahan
3. Setarakan timbangan
4. Timbang dan ukur semua bahan
5. Dilarutkan Difenhidramin HCl dengan aquadest 1,5 ml didalam
beaker glass, lalu dimasukkan kedalam botol obat
6. Dilarutkan Saccharum album dengan air panas 100,5 ml (201 g x 0,5
= 100,5 ml) didalam beaker glass, lalu dimasukkan kedalam botol obat
7. Dilarutkan Propil paraben nipasol dengan propilenglikol dalam beaker
glass, lalu dimasukkan kedalam botol obat
8. Dilarutkan mentol dengan etanol didalam beaker glass, lalu
dimasukkan kedalam botol obat
9. Dimasukkan sorbitol kedalam botol obat
10. Dimasukkan Aqua Destillata hingga 300 ml, kocok hingga tercampur
homogen
11. Dimasukkan wadah obat 60 ml (300ml@5botol) dengan label kocok
dahulu
F. Evaluasi Sediaan
No
1.

Evaluasi
Organoleptik (bau, rasa, warna)

2.
3.
4.

Viskositas
Ph
Volume Terpindahkan

Hasil
Bau : beraroma mentol
Rasa : manis
Warna : coklat jernih
14,04 sekon
6
59 ml

G. Hasil Pengamatan
Pengamatan
Pertumbuhan
mikroorganisme
Pengkristalan

Jumat
_
_

pada leher botol


Warna
CJ
Bau
Mentol
Rasa
Manis
Ket : CJ (coklat jernih)

Sabtu
_

Minggu Senin
_
_

Selasa
_

Rabu
_

CJ
mentol
manis

CJ
mentol
manis

CJ
mentol
manis

CJ
mentol
manis

CJ
mentol
Manis

H. Pembahasan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut. Sedangkan sirup adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa
C12H22O11 tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%.
Adapun formula dari sirup Difenhidramin HCl ini adalah
Difenhidramin HCl sendiri sebagai zat aktif/antihistamin, Saccharum
album sebagai pemanis dan peningkat viskositas, Propil paraben nipasol
sebagai pengawet/antimikroba, Propilenglikol sebagai pembantu pelarut
Propil paraben, Sorbitol sebagai antikaploking (anti pengkristalan), Mentol
sebagai flavorin agent, Etanol sebagai pembantu pelarut mentol, dan Aqua
destillata sebagai pelarut.
Difenhidramin HCl (zat aktif) tidak memiliki rasa yang enak dan
tidak berbau seperti yang tertera pada monografi (Farmakope III halaman
228) Pemerian: Serbuk hablur, putih; tidak berbau: rasa pahit disertai
rasa tebal maka diperlukan corigens saporis atau pemanis seperti yang
digunakan dalam formula ini yaitu Saccharum album. Saccharum album
selain sebagai corigens saporis atau pemanis juga bisa digunakan sebagai
peningkat viskositas. Saccharum album berfungsi sebagai peningkat
viskositas karena bentuk sediaannya berupa sirup, sehingga viskositasnya
perlu ditingkatkan untuk memudahkan penuangan.
Difenhidramin HCl penyimpanannya dalam wadah tertutup baik
dan terlindung dari cahaya, maka wadah atau kemasan dibuat sedemikian
rupa agar seminimalisir mungkin cahaya tidak dapat mengoksidasi zat
aktifnya (Difenhidramin HCl).
Sediaan formula Difenhidramin HCl merupakan sediaan multidose
sehingga diperlukan pengawet. Sediaan multidose yaitu sediaan yang bisa
dipakai atau digunakan berulang kali. Pengawet yang digunakan yaitu
Propil paraben nipasol.
Zat-zat lain yang digunakan yaitu sebagai zat pembantu atau
penunjang zat yang lain misalnya Propilenglikol digunakan untuk

melarutkan Propil paraben, Etanol digunakan untuk melarutkan Mentol,


Aqua destillata sebagai pelarut sirup.
Keuntungan larutan adalah dosis dapat diubah-ubah dalam
pembuatan.Maksudnya adalah sediaan dalam bentuk larutan lebih mudah
untuk memberikan atau mengubah dosis yang akan diberikan karena
bentuk sediaannya sehingga perubahan dosis dapat dilakukan dengan
mudah. Disamping itu kerugian sediaan larutan adalah ada obat yang tidak
stabil dalam larutan. Maksudnya adalah kelarutan tiap-tiap senyawa yang
berbeda-beda dapat mempengaruhi kestabilan obat sehingga menyebabkan
ada sebagian senyawa yang agak sukar larut dalam sediaan obat yang
dibuat.
SUB KELAS TERAPI :Antialergi
KONTRA INDIKASI :Hipersensitif terhadap difenhidramin atau
komponen lain dari formulasi; asthma akut karena aktivitas antikolinergik
antagonis H1 dapat mengentalkan sekresi bronkial pada saluran
pernapasan sehingga memperberat serangan asma akut; ;pada bayi baru
lahir karena potensial menyebabkan kejang atau menstimulasi SSP
paradoksikal.
EFEK SAMPING :Kardiovaskuler : Hipotensi, palpitasi, takikardia
;Sistem saraf pusat : Sedasi, mengantuk, pusing, gangguan koordinasi,
sakit kepala, kelelahan, kejang paraksikal, insomnia, euforia, bingung.
;Dermatologi

Fotosensitif,

kemerahan,

angioedema,

urtikaria.

;Gastrointestinal : Mual, muntah, diare, sakit perut, xerostomia,


peningkatan nafsu makan, peningkatan berat badan, kekeringan mukosa,
anoreksia.;Genitourinari : Retensi urin, sering atau sebaliknya, susah
buang air kecil. ;Hematologi : Anemia hemolitika, trombositopenia,
agranulositosis. ;Mata : Penglihatan kabur. ;Pernapasan : sekret bronki
mengental.
PERINGATAN :Dapat menyebabkan sedasi, hati-hati menjalankan
mesin atau mengendarai kendaraan. Efek sedatif bertambah dengan
pemberian bersama. depresan SSP atau etanol. ;Gunakan hati-hati pada
pasien glaukoma sudut tertutup, obstruksi pyloroduodenal (termasuk ulkus
peptik stenotik), obstruksi saluran kemih, hipertiroidisme, peningkatan
tekanan intraokular, ;dan penyakit kardiovaskular (termasuk hipertensi dan

takikardia). Difenhidramin memiliki efek sedasi yang besar dan bersifat


antikolinergik, sehingga tidak disarankan penggunaan jangka waktu lama
pada usila. ;Dapat menyebabkan eksitasi paradoksal pada pediatri dan
dapat menyebabkan halusinasi, koma dan kematian jika over dosis.
Beberapa preparat mengandung natrium bisulfit; dan bentuk sirup
mengandung alkohol.
.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat


disimpulkan bahwa:
1. pembuatan sediaan liquid berupa larutan sirup terdapat kelebihan dan
kekurangan. Diharapkan agar dapat mempertahankan kelebihannya,
dan mengatasi kekurangan tersebut dengan membuatnya lebih baik
lagi
2. Bentuk sediaan sirup yang dibuat adalah berwarna coklat jernih dan
beraroma mentol menyengat

DAFTAR PUSTAKA

Howard, Ansel, C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Jakarta:Penerbit


Universitas Indonesia
Kasim, Fauzi, M.Kes, Apt.2010.Informasi Spesialite Obat.Jakarta:PT ISFI

Penerbitan Jakarta
Rowe, Raymond C, dkk.2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients.USA: RPS
Publishing
Sirait, Midian, dkk.1979.Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta:Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Soesilo, Slamet, dkk.1995.Farmakope Indonesia Edisi Keempat.Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Zubaidah.2011.Ilmu Resep Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi.
Jakarta:P2B SMF-SMKF

Anda mungkin juga menyukai