Anda di halaman 1dari 9

Cermin Datar

Sumber: Pustekom 2005

Pada akhir kegiatan, diharapkan Anda dapat :


melukis pembentukan bayangan pada cermin datar dengan benar,menyebutkan sifat-sifat
bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar dengan benar,menentukan tinggi cermin datar
minimal agar seseorang yang tingginya tertentu dapat melihat keseluruhan bayangannya
pada cermin itu,menentukan tinggi bayangan sebagian tubuh yang terbentuk pada cermin
datar bila diketahui data minimal yang dibutuhkan ,menentukan besar perputaran sudut
pantul bila cermin datar diputar dengan sudut tertentu dan menentukan jumlah bayangan
dari suatu benda yang dapat dibentuk oleh dua cermin datar yang digabung berhadapan bila
sudut antara dua cermin itu diketahui.

Uraian

Cermin memantulkan hampir semua sinar yang datang kepadanya. Di masa lalu cermin
dibuat dari kaca yang dilapisi perak. Dewasa ini banyak cermin dibuat dengan cara melapisi
suatu benda yang telah digosok hingga halus dengan alumunium yang diuapkan di ruang
hampa di atas alumunium dilapisi silikon monooksida agar tidak mudah berkarat.

Cermin juga dapat dibuat dari logam yang permukaannya digosok hingga mengkilap.
Dibandingkan cermin dari kaca, cermin ini lebih awet sebab tidak mudah pecah. Hanya saja
cermin menjadi lebih berat.

Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar. Pada Gambar 8 diperlihatkan
bagaimana bayangan sebuah lampu listrik terbentuk pada sebuah cermin datar. Untuk
memudahkan pembahasan, hanya dua sinar yang diperlihatkan pada gambar tersebut.

Gambar 8 :
Pembentukan bayangan pada cermin datar.

Pada gambar di atas mata melihat lampu listrik berada di X, sebab sinar-sinar yang datang
ke mata berasal dari X. Tentu saja ini tidak benar. Sinar-sinar yang bagi mata berasal dari X
sebenarnya merupakan sinar-sinar yang dipancarkan oleh lampu listrik ke permukaan cermin
datar di depannya. Oleh cermin datar sinar-sinar ini dipantulkan ke mata sehingga terkesan
bagi mata seolah-olah sinar-sinar tersebut datang dari X. Jadi yang dilihat oleh mata adalah
bayangan lampu listrik di X, bukan lampu listrik yang sebenarnya. Bayangan seperti ini
disebut bayangan maya . Bayangan maya dapat dilihat oleh mata, namun tidak dapat
ditangkap layar. Kebalikan dari bayangan maya adalah bayangan nyata atau bayangan
sejati.

Melukis Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar

Untuk melukis bayangan pada cermin datar sangat mudah. Gunakan saja hukum
pemantulan cahaya yang telah Anda pelajari pada Kegiatan 1. Misalkan saja Anda hendak
menentukan bayangan benda O sebagaimana terlihat pada Gambar 8 di bawah. Misalkan
sinar datang dari O ke C, lalu dari titik C ditarik garis normal tegak lurus permukaan cermin.
Dengan bantuan busur derajat, ukurlah besar sudut datang (i) yakni sudut yang dibentuk
oleh OC dan garis normal. Selanjutnya buatlah sudut pantul (r) yaitu sudut antara garis
normal dan sinar pantul CD yang besarnya sama dengan sudut datang. Posisi bayangan
dapat ditentukan dengan memperpanjang sinar pantul CD dari C ke O' yang berpotongan
dengan garis OO' melalui B.

Gambar 9
Melukis pembentukan bayangan benda O
menggunakan hukum pemantulan cahaya.
Bila Anda ukur akan Anda dapatkan bahwa jarak BO = BO'. Dengan bantuan geometri dapat
juga Anda buktikan kebenaran ini. Pada Gambar 8 sudut BOC = sudut datang
(berseberangan) dan sudut BO'C = sudut pantul (sehadap). Karena sudut datang = sudut
pantul, maka Anda dapatkan sudut BOC = sudut BO'C. Sementara itu sudut CBO = CBO'
(sama-sama tegak lurus) sehingga dapat disimpulkan bahwa segitiga CBO sama dan
sebangun dengan segitiga CBO'. Akibatnya panjang BO = BO'. Dalam hal ini BO = jarak
benda BO' = jarak bayangan. Pada cermin datar selalu didapatkan bahwa jarak benda sama
dengan jarak bayangan . Mudah, bukan?

Gambar 10
Melukis bayangan sebuah pensil menggunakan hukum pemantulan cahaya.

Bayangan sebuah pensil di depan cermin datar pada gambar 10 dapat ditentukan dengan
menggunakan hukum pemantulan cahaya. Cara melukisnya sama seperti melukis benda O
pada gambar 9. Hanya saja untuk benda yang memiliki tinggi seperti pensil ini Anda harus
melukis jalannya sinar datang dan sinar pantul minimal untuk dua titik yakni A dan B.
Dengan pembuktian yang serupa dengan gambar 9 Anda akan dapatkan bahwa AF = A'F dan
tinggi AB = A'B'. Jadi pada cermin datar tidak hanya jarak benda sama dengan jarak
bayangan tetapi juga bahwa tinggi benda sama dengan tinggi bayangan.

Untuk benda yang bukan berupa titik atau garis, ukuran bayangan sama dengan ukuran
bendanya. Benda dan bayangan hanya berbeda dalam hal kiri dan kanannya. Bagian kiri
benda menjadi bagian kanan bayangan dan sebaliknya.

Anda dapat membuktikan hal ini saat Anda di depan cermin. Untuk itu Anda membutuhkan
busur derajat, penggaris cm, pensil, penghapus dan kertas bersih untuk mengerjakan latihan
tersebut. Latihannya sendiri mudah saja. Untuk Gambar (a) di atas Anda dapat
mengerjakannya dengan cara melukis minimal tiga pasang sinar datang - sinar pantul,
sedangkan untuk gambar (b) Anda harus melukis minimal 5 pasang. Silahkan mencoba!

Berapakah Tinggi Minimal Cermin Datar Agar Saat Bercermin Seluruh Bayangan Tubuh Kita
Ada Di Dalam Cermin Tersebut?

Bila seorang anak yang tingginya 150 cm ingin melihat bayangannya pada cermin datar,
haruskah cermin itu mempunyai tinggi yang sama dengan anak itu?

Marilah kita jawab pertanyaan ini secara geometrik. Kita ambil misal tinggi anak dari ujung
kaki sampai atas kepala = h. Untuk melihat atas kepala, maka sinar harus datang dari
kepala menuju cermin lalu cermin memantulkan sinar itu ke mata. Untuk melihat ujung kaki,
sinar harus datang dari ujung kaki ke cermin lalu oleh cermin dipantulkan ke mata. Pada
Gambar 10 jarak atas kepala (topi) ke mata = d.

Gambar 11
Menentukan tinggi minimal cermin untuk melihat tinggi seluruh bayangan benda

Dari gambar terlihat bahwa tinggi minimal cermin datar L = s + ½ d, sedangkan h = 2s + d


atau s = ½ (h – d) sehingga kita dapatkan tinggi minimal cermin

L = ½ (h – d) + ½ d

atau

Persamaan untuk menentukan tinggi minimal cermin datar agar dapat


melihat tinggi seluruh bayangan benda

dengan
L = tinggi minimal cermin datar (m)

h = tinggi benda (m)

Jadi, agar dapat melihat tinggi seluruh bayangan benda pada sebuah cermin datar maka
tinggi cermin itu haruslah sama dengan setengah tinggi benda dengan posisi seperti
diperlihatkan oleh gambar 11 di atas.

Mungkin Anda bertanya bagaimana dengan jarak benda ke cermin datar, berpengaruhkah
hal ini dalam pembentukan bayangan? Jawabnya tidak. Perubahan jarak benda dari cermin
datar, hanya merubah besar sudut datang (i). Akan tetapi karena sudut pantul (r) selalu
sama dengan sudut datang (i), maka besar sudut-sudut pantul akan berubah sesuai dengan
perubahan besar sudut-sudut datang sehingga tidak merubah bayangan yang terbentuk.

Kini Anda dapat menjawab pertanyaan di atas. Agar dapat melihat keseluruhan bayangan
dirinya pada cermin datar, maka tinggi minimal cermin adalah 75 cm. Mudah, ya?

Bila tinggi cermin datar kurang dari ½ tinggi badan anak yang hendak bercermin, bagaimana
bayangan anak itu? Perhatikanlah contoh soal di bawah ini!

Contoh:

1. Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm berdiri di
depan cermin datar yang tingginya 30 cm. Cermin itu ditegakkan vertikal di atas meja yang
tingginya 80 cm dari lantai. Berapakah tinggi bayangan bagian badan orang itu yang dapat
dilihatnya di cermin?

Penyelesaian:

Dalam soal tinggi badan yang diketahui hanya dari ujung kaki sampai mata saja. Namun, ini
tidak masalah sebab yang melihat bayangan adalah mata. Jadi tinggi badan dari mata ke
atas tak perlu dipersoalkan. Untuk menyelesaikan soal ini kita membutuhkan bantuan
gambar seperti gambar di bawah.

Ingat, bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah dipantulkan oleh
cermin. Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya pengukuran dimulai dari mata
ke bawah.

Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin datar sama
dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang setelah
dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung tinggi CF ini dengan bantuan
gambar di atas.

Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm, sedangkan
tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut data soal adalah 30
cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung fari ujung kaki sampai mata sama
dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi
CD.

Tinggi DA

Jadi DA
= BA – BD
= 150 cm – 80 cm
= 70 cm
= CD = 70 cm

Dari gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2 CD = 2 DA = 140 cm


sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:

Tinggi BC = BA – CA =10 cm

Selanjutnya kita dapatkan tinggi BF = BD – BC = 70 cm sehingga kita dapat tentukan tinggi


FD, yakni:

Akhirnya tinggi CF pun dapat kita tentukan, yakni

Tinggi CF = BD – BC – FD
= 80 cm – 10 cm – 10 cm
= 60 cm

Jadi bagian badan yang terlihat bayangannya hanya 60 cm (pada gambar di atas, orang
tersebut hanya dapat melihat bayangan badannya kira-kira dari perut sampai dengkul).

Bagaimana, sulitkah? Cobalah amati gambar dan baca uraian di atas sekali lagi, perlahan
saja. Anda pasti bisa!

Berapakah Jumlah Bayangan Yang Dibentuk Oleh Dua Buah Cermin Datar Yang Digabung
Berhadapan?

Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut yang
dibentuk oleh kedua cermin itu. Namun, sebelum kita bahas hal ini cobalah Anda perhatikan
gambar 12 terlebih dahulu.

Ingat, bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah dipantulkan oleh
cermin. Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya pengukuran dimulai dari mata
ke bawah.

Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin datar sama
dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang setelah
dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung tinggi CF ini dengan bantuan
gambar di atas.

Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm, sedangkan
tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut data soal adalah 30
cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung fari ujung kaki sampai mata sama
dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi
CD.
Tinggi DA

Jadi DA
= BA – BD
= 150 cm – 80 cm
= 70 cm
= CD = 70 cm

Dari gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2 CD = 2


DA = 140 cm sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:

Tinggi BC = BA – CA =10 cm

Selanjutnya kita dapatkan tinggi BF = BD – BC = 70 cm sehingga kita dapat tentukan tinggi


FD, yakni:

Tinggi FD = BD – BF
= 80 cm – 70 cm
= 10 cm.

Akhirnya tinggi CF pun dapat kita tentukan, yakni

Tinggi CF = BD – BC – FD
= 80 cm – 10 cm – 10 cm
= 60 cm

Jadi bagian badan yang terlihat bayangannya hanya 60 cm (pada gambar di atas, orang
tersebut hanya dapat melihat bayangan badannya kira-kira dari perut sampai dengkul).

Bagaimana, sulitkah? Cobalah amati gambar dan baca uraian di atas sekali lagi, perlahan
saja. Anda pasti bisa!

Berapakah Jumlah Bayangan Yang Dibentuk Oleh Dua Buah Cermin Datar Yang Digabung
Berhadapan?

Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut yang
dibentuk oleh kedua cermin itu. Namun, sebelum kita bahas hal ini cobalah Anda perhatikan
gambar 12 terlebih dahulu.

Gambar 12
Agar sinar datang selalu sejajar dengan sinar keluar, maka besar sudut a harus
90°.

Pada gambar 12 sinar datang dan sinar keluar tampak sejajar. Untuk mendapatkan hasil
seperti ini, besar a yaitu sudut yang dibentuk oleh cermin A dan cermin B harus berharga
tertentu. Besar sudut ini dapat ditentukan dengan bantuan geometri sebagai berikut.

Berdasarkan gambar 12 sudut yang dibentuk oleh cermin A dan cermin B, yaitu a = q 1 + q
2 yang besarnya sama dengan 180°– ( 90° - r 1 ) – ( 90°– i 2 ) sehingga dapat ditulis,

a=r1+i2

karena besar r 1 = i 1 ( ingat hukum pemantulan pada cermin datar), maka

a=i1+i2

Andaikan d pada Gambar 12 adalah sudut antara sinar datang dan sinar keluar yang
besarnya,

d=q1+q2+q3+q4

atau

d = ( 90°– r 1 ) + ( 90°– i 2 ) + ( 90°– i 1 ) + ( 90°– r 2 )

karena r 1 = i 1 dan r 2 = i 2 , maka

d = ( 90°– i 1 ) + ( 90°– i 2 ) + ( 90°– i 1 ) + ( 90°– i 2 )

atau

a = 2 ( 90°– i 1 ) + 2 ( 90°– i 2 )
= (180°– 2i 1 ) + (180°– 2i 2 )
= 360°– 2(i 1 + i 2 )

agar sinar yang mendatangi cermin datar (sinar datang) sejajar dengan sinar yang keluar
dari cermin datar (sinar keluar)l, maka d = 180° sehingga

180° = 360°– 2(i 1 + i 2 )

atau

180° = 2(i 1 + i 2 )

akhirnya

(i 1 + i 2 ) = 90°

Jadi, pada sistem dua cermin datar yang digabung berhadapan agar sinar datang sejajar
dengan sinar keluar , maka besar a = 90°.

Contoh :

2. Pada gambar di bawah sinar AO mendatangi cermin datar CC dalam arah tegak lurus
permukaan cermin itu. Bila kemudian cermin di putar sebesar a sehingga posisinya menjadi
C'C'. Berapakah besar sudut AOB?
Penyelesaian:

Pada awalnya sinar AO tegak lurus cermin CC sehingga garis normal bidang cermin CC
berhimpit dengan sinar AO. Saat cermin diputar sebesar a sehingga posisi cermin berubah
dari CC menjadi C'C' garis normal juga berputar sebesar a menjadi ON yang tegak lurus
cermin C'C'. Sekarang sinar AO mendatangi cermin datar C'C' dengan sudut datang AON
yang besarnya sama dengan sudut a , sedangkan sudut NOB adalah sudut pantulnya yang
besarnya sama dengan a juga.

Dari gambar di atas juga terlihat Sudut AOB = sudut AON + sudut NOB = 2 a sehingga
dapat disimpulkan bahwa bila cermin diputar sebesar a, maka sinar pantul akan berputar 2 a
.

Latihan :
Berapakah perputaran sinar pantul bila cermin datar yang disoroti sumber cahaya diputar
15° ?

Ya, Anda benar jawabnya 30 !

Mulai sekarang ingatlah selalu bahwa sudut perputaran sinar pantul sama dengan 2 kali
perputaran cermin datar. Tentu saja ini hanya berlaku bila arah sinar datang tidak diubah.

Kini, saatnya kita menghitung bayangan yang dapat dibentuk oleh gabungan dua cermin
datar.

Gambar 13 memperlihatkan dua cermin datar yang digabung berhadapan membentuk sudut
90° satu dengan lainnya. Sebuah sumber cahaya P (misalnya lampu listrik) berada di antara
dua cermin.

Gambar 13

Dua cermin yang digabung membentuk sudut 90° menghasilkan 3 bayangan.

Sesuai dengan hukum pemantulan cahaya pada cermin datar sebagamana telah diuraikan
sebelumnya, bayangan benda P pada cermin A adalah A' dan pada cermin B adalah B'.
Bayangan A' berada di depan cermin B sehingga tercipta bayangan B'' di belakang cermin B.
Hal yang sama terjadi pada B' yang berada di depan cermin A sehingga terbentuk bayangan
A'' di belakang cermin A dan ternyata A'' berhimpit dengan B''. Karena keduanya berada di
belakang cermin, maka tidak ada lagi bayangan yang terbentuk. Jadi, gabungan dua cermin
datar seperti ini hanya menghasilkan 3 buah bayangan.

Bagaimana kalau sudut antara dua cermin itu 60° ?

Perhatikan gambar 14. Untuk membedakan bayangan benda oleh cermin A diberi notasi A
1 , A 2 dan seterusnya, sedangkan bayangan yang dibentuk oleh cermin B diberi notasi B 1 ,
B 2 dan seterusnya.

Gambar 14
Dua cermin yang digabung berhadapan membentuk sudut 60° menghasilkan 5
bayangan benda.

Bayangan yang dibentuk oleh cermin A yang pertama adalah A 1 , sedangkan bayangan
yang dibentuk oleh cermin B yang pertama adalah B 1 . Karena A 1 ada di depan cermin B,
maka terbentuklah bayangan B 2 oleh cermin B. Sebaliknya karena B 1 ada dihadapan
cermin A, maka terbentuklah bayangan A 2 .

Selanjutnya, karena B 2 ada di depan cermin A, maka terbentuklah bayangan A 3 .


Bersamaan dengan hal itu karena A 2 berada dihadapan cermin B, maka terbentuklah
bayanagn B 3 yang ternyata berhimpit dengan A 3 . Sampai di sini tidak ada lagi bayangan
yang dapat dibentuk oleh kedua cermin datar A dan B sehingga dapat disimpulkan bahwabila
sudut antara kedua cermin datar 60 dihasilkan sebanyak 5 bayangan yaitu A 1 , A 2 , B 1 , B
2 dan A 3 atau B 3 .

Bila berpusat di C yang merupakan titik perpotongan cermin datar A dan B dibuat sebuah
lingkaran dengan jari-jari CP, maka tampak bahwa lingkaran tersebut melewati semua
posisi-posisi atau titik-titik bayangan yang dibentuk oleh cermin A dan B seperti tampak
pada Gambar 14. Mengetahui hal ini, maka melukis bayangan yang dibentuk oleh dua
cermin yang digabung berhadapan dengan sudut tertentu akan menjadi lebih mudah bila
terlebih dahulu dibuat sebuah lingkaran dengan pusat (poros) di titik perpotongan kedua
cermin datar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai