205
TABEL BAB V
JARINGAN DISTRIBUSI
TEGANGAN MENENGAH
5-1 Konsep Dasar dan Sistem
5-1-1 Ruang Lingkup
Sistem tegangan menengah s/d 35 kV, sistem konstruksi saluran
udara, dan saluran kabel tanah.
Dasar pertimbangan;
Ditinjau dari segi persyaratan teknis masih memenuhi syarat untuk
digunakan dan dari segi ekonomis termasuk murah harganya dan jika
ditinjau dari estetika (keindahan) maka kabel tanah hanya dipasang untuk
keperluan keamanan dan keindahan pada daerah khusus karena biayanya
masih relatif mahal. Dari segi pelayanan maka pemasangan kabel tanah
akan menunjang kontinuitas pelayanan, karena tidak mudah terkena
gangguan alam.
206
207
208
isolator TM transformator.
Sistem Pentanahan
- Pentanahan pada BKT Tang dengan nilai tahanan tanah
maksimum 10 ohm.
- Pentanahan sistem bersama dengan penghantar netral
jaringan'Tegangan rendah.
- Pentanahan sistem pada transformator gardu induk dengan
tahanan 40 ohm, 500 ohm dan atau solid grounded/ pentanahan
langsung pada sistem jaringan netral bersama.
Kapasitas-kapasitas Transformator
- Pada gardu beton, kapasitas besar.
- Pada gardu portal/cantol, kapasitas 25 kVA, 50 kVA , 160 kVA, 250
kVA, 315 kVA, 400 kVA, sistem 3 fasa atau 25 kVA, 50 kVA satu
fasa pada sistem jaringan netral bersama.
- Cut-out fused dan arrester untuk proteksi transformator distribusi.
- Gardu distribusi beton, portal, cantol.
209
210
Tujuan :
- Pengaman manusia/ lingkungan.
- Pengamanan alat peralatan (kerusakan minimal)
- Pelayanan, selektifitas pemadaman.
Macam-macam gangguan
- Persistent/menetap
- Umumnya pada SKTM
- Non persistent/temporer, Umumnya pada SUTM
Jenis relay dan penempatannya
- Pola proteksi pada saluran kabel tanah
- Pada sisi 20 kV gardu induk transformator 150 kV/20 kV.
- Overcurrent relay - OCR
- OCR - Groundfault relay
PMT
Penghantar tanah
- Overcurrent relay
- Differensial relay
- Pemutus balik otomatis
SSO
PBO : Pemutus Balik Otomatis
(Automatic Redoser)
SSO : Sakelar Seksi Otomatis
(at. Sectionalizer)
CO : Cut Out Fused
HRC : HRC Fused pada Gardu
Beton
Pembumian
PBO
CO
HRC
REL- 20 kV
150/20 kV
Gambar 5-3 Pola proteksi
pada saluran kabel tanah
OCR
GF
OCR
OCR-GF
BUSBAR 20 kV (REL)
211
- Relai OCR
- Relai GF
- Relai arus sisa
L2
L3
Z
[Z] rendah
[Z] tinggi
[Z] kecil
[Z] besar
:
:
:
:
40, 20 Ohm
500 Ohm
<<<<
Mengambang
212
R = 40 ohm, sistem 3 fasa, 3 kawat untuk saluran kabel tanah.
Contoh : Jakarta, Jabar, Luar Jawa.
b). Pola Jaringan melalui pembumian tahanan tinggi R = 500 ohm.
Contoh di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
c). Pola jaringan melalui pembumian langsung.
R = 0 / kecil sekali
Contoh : sistem 3 fasa, 4 kawat multi grounded system di Jawa
Tengah.
d). Pola jaringan tanpa pembumian tidak ada pembumian netral
pada sisi TM. Umumnya di luar Jawa
213
214
(6)
REL 20 KV GI
TM
MOF KABEL
PENGHANTAR
NETRAL
(4)
BKT
TRAFO
DISTRI
BUSI
R
TIANG (2)
ARRESTER
(2)
(3)
(6)
TR
215
KABEL
TANAH
PENGHANTAR UDARA
MOMEN
JENIS
LUAS PENAM DAYA MAX LISTRIK
kHA (A)
PENGHANTAR PANG (MM2)
(MVA)
(MVA.KM)
TEMBAGA
50
5,8
46,7
168
TEMBAGA
95
8,7
83,3
250
TEMBAGA
150
11,4
116,1
328
ALUMINIUM
95
7
54,4
200
ALUMINIUM
150
9,2
78,9
266
ALUMINIUM
240
12,6
117,2
365
TEMBAGA
25
5
2,5
145
TEMBAGA
35
6,1
33
177
TEMBAGA
50
8
40,6
230
TEMBAGA
70
9,4
50
270
ACSR
187,5
13,9
60,9
400
ACSR
270
17,7
72,9
510
ALUMINIUM
110
48
310
ALMELEC
35
5
19,4
145
ALMELEC
70
7,8
33,3
225
ALMELEC
150
12,6
55,5
365
ALMELEC
228
16,6
69,4
480
216
Contoh:
a.
217
218
219
Jumlah
kabel
2
3
4
5
6
L
cm
60
90
120
150
180
220
Contoh:
2D
2D
(20 cm)
(20 cm)
221
HASPEL
222
HITAM
120
R > 15d
Gambar 5-14.
Lebar Galian dan Penanganan Kotak Sambungan
223
224
225
226
227
BUIS BETON
1000
Konstruksi Beton
Konstruksi itu terutama
untuk ketahanan kabel,
letak dan posisi serta ada
rencana pengembangan,
seperti di lokasi sekitar GI
- PVC AW 6 mm di cor di
dalam beton 1 : 3 : 5
- Untuk kontrol dibuat bak
kontrol tiap-tiap 50 m satu
buah bak kontrol dengan luas
2x3 m dan dalamnya 1,40 m
Gambar 5-22 Konstruksi Penanaman Kabel Tanah
228
POSISI/KEDUDUKAN KABEL
POTONGAN MEMANJANG
Potongan A - A
Ruang bebas 1 m
229
230
Penanganan dan Pengangkutan
Haspel
- Haspel
harus
digerakkan
dengan tangan secara hati-hati.
- Haspel harus di gusur atau
digelindingkan
- Haspel tidak boleh diikat dengan
rantai, kabel atau tambang
seputarnya
karena
akan
menekan bagian luar kabel.
- Haspel sama sekali tidak boleh
dilemparkan ke tanah dari atas
truk atau trailer.
Gambar 5-25 Penanganan dan
Pengangkutan dengan Haspel
231
232
Belokan Normal
233
R > 20d
d = diameter
234
235
236
237
Anyaman penghubung
( connecting brand)
Penampang : 60 mm
Panjang
: 2 meter
0,50 m
Karpet Isolasi
1,00 m
238
b.
239
240
Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan jarak
- Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter.
- Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter.
Pemasangan saluran udara TM dengan saluran telekomunikasi harus
lebih besar dari jarak 2,5 meter.
Pemasangan pada satu tiang saluran udara TM dengan saluran udara
TR (underbuilt) pada setiap 3 tiang harus di pasang penghantar
pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.
Contoh : Lihat standard konstruksi PT. PLN (Persero).
Jarak aman saluran udara terhadap bagian yang terhubung dengan bumi
adalah minimum 5 cm + 2/3 x kV sistem. .
Contoh : 5 cm + 2/3 x 24 kV = 5 cm + 16 cm = 21 cm,
(Pada tabel 4.131 PUIL tercantum 60 cm untuk Tegangan kerja 20 kV).
Namun jarak aman saluran pada lingkungan umum ditentukan juga oleh
pemerintah daerah.
Jarak antara 2 penghantar saluran udara TM (%20 kV) minimal 60 cm.
Jarak minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter.
(menurut PUIL-2000, cukup 5 meter).
241
242
243
SUDUT
PENGHANTAR PENGHANTAR
GAWANG
JALUR
A3C
TWISTED
JTM
5O M
0O 15O
15O -30O
35 mm2
35 mm2
X
X
30O 60O
35 mm2
35 mm
70 mm2
70 mm2
70 mm2
70 mm2
150 mm2
150 mm2
150 mm2
150 mm2
240 mm2
240 mm2
240 mm2
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
240 mm2
X
-
>60
0O 15O
15O -30O
30O 60O
>60O
0O 15O
15O -30O
30O 60O
>60O
0O 15O
15O -30O
30O 60O
_
>60O
0 15O
15O -30O
30O 60O
>60O
O
Double
Circuit
150 mm2
sudut
350
S00
800
2X800
1200
GUY
KETE-
WIRE
RANGAN
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
244
Untuk tiang lurus (line pole), memakai satu isolator Pin atau sejenis.
Untuk tiang sudut 0 -15, memakai satu isolator Pin atau sejenis
Untuk tiang sudut 15 - 30 memakai dua isolator Pin atau sejenis.
Untuk tiang sudut diatas 30 memakai dua isolator tarik dengan
cross arm minimal panjang 2200 cm.
e. Untuk pemakaian isolator jenis post insulator, dapat dipakai dengan
sudut sampai dengan 15, lebih besar dari 15 memakai 2 isolator
tarik (hang isolator).
245
246
247
248
249
Ke
but
1,1
16
5
16
1
6
1
No
Nama Material
Sat.
1
2
3
4
5
6
7
Twisted kabel 20 kV
Tiang besi/beton 11m 200&350 daN
Tiang besi/beton 11m 500 daN
Suspension assembly
Small angle assembly
Large angle assembly
Adjustable dead end assembly
Km
Bt
Bt
Set
Set
Set
Set
Mtr 20
60,
19
4, 2
mtr 45 20
9
10
Bh
No
11
12
13
14
15
16
17
18
Ke
But.
Stopping buckle
Bh 60
Overhead cable junction set 20 kV Set 2
Messenger compression joint
Bh 50
Span guy lengkap
Set 1
Down guy lengkap
Set 4
Pentanahan lengkap
Set 21
T. Box junction set 20 kV
bh 1
Cross arm UNP 100x50x6x2000
Bh 2
mm & U bolt
Cross arm UNP 100x50x6x350
Bh 6
mm D. Armb
Plat U (Strap) 200x80x5x & bolt
bh 9
Nama Material
Sat.
250
251
No
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
No
Nama Material
Sat
1
2
3
4
km
Bt
Bt
bh
Ke
but
4,6
18
3
3
bh
18
bh
61
5
6
17
18
19
20
21
22
23
24
Nama Material
Ke
but
bh 18
bh 6
Sat
Top Connector
Joint Sleeve
Cross arm UNP
100x50x6x2000 mm + U bolt Bh
Cross arm UNP 100x50x6x
Bh
2000 mm + d. arm bolt
Pelat baja penahan cross arm bh
Pentanahan lengkap
set
Preformed tie
bh
Down guy lengkap
set
Span guy lengkap
set
Penghalang panjat & papan
bh
tanda kilat
Strip Stainless steel
mtr
Stopping buckle
bh
Tap connector bimetal Al Cu bh
Isolator tarik TR
bh
Dudukan Isolator tarik TR tipe
& bolt
bh
Bolt U/.pemegang insulator
bh
Tention clamp
bh
U-bolt anchor shockle & Clevis
bh
eye
17
6
23
21
61
3
1
21
3
6
8
24
5
18
18
18
252
No
Nama Material
7
8
Tap Connector
Joint Sleeve
Cross arm UNP 100x50x6x2000
mm + U bolt
Cross arm UNP 100x50x6x 2000
mm + d. arm bolt
Pelat baja penahan cross arm
Pentanahan lengkap
Preformed tie
Down guy lengkap
Span guy lengkap
Penghalang panjat & papan tanda
kilat
Strip Stainless steel
Stopping buckle
Tap connector bimetal Al Cu
Isolator tarik TR
Dudukan Isolator tarik TR tipe
& bolt
Bolt U/.pemegang insulator
Tention clamp
U bolt, Anchor shockle & Clevis eye
9
10
Detail 10d
No
Nama Material
Sat
1
2
3
4
km
Bt
Bt
bh
Ke
but
4,6
18
3
3
bh
18
bh
61
5
6
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Ke
but
bh 18
bh 6
Sat
Bh 17
Bh 6
bh
set
bh
set
set
23
21
61
3
1
bh 21
mtr
bh
bh
bh
3
6
8
24
bh
bh
bh
bh
5
18
18
18
253
No
4
5
6
7
8
9
Kebut
2,2
18
3
10
16
No
Nama Material
1 Kawat AAAC / AAAC-S
2 Tiang beton 11m 200 daN
3 Tiang beton 11m 350 daN
Sat
km
Bt
Bt
11
12
13
14
15
17
18
19
20
Nama Material
Ke
but
bh 1
Sat
Lightning Arrester 24 kV 5 kA
Suspension/Strain rod insul.
bh
20kV lengkap
Insultator 20 kV lengkap (ansi
bh
56-3 tp Pin
Tap Connector
bh
Joint Sleeve
bh
Cross arm UNP 100x50x6x2000
Bh
mm + U bolt
Cross arm UNP 100x50x6x
Bh
2000 mm + d. arm bolt
Pelat baja penahan cross arm
bh
Pentanahan lengkap
set
Preformed tie
bh
Down guy lengkap
set
Span guy lengkap
set
Penghalang panjat & papan
bh
tanda kilat
St rop Stainless steel
mtr
Stopping buckle
bh
Tention Clamp
bh
U bolt, Anchor shockle & Clevis
bh
eye
12
40
12
4
17
6
23
21
40
3
1
21
3
6
8
24
254
5-5-16 Konstruksi Tiang SUTM
Berikut ini adalah beberapa jenis konstruksi tiang SUTM sesuai
dengan kebutuhan lokasi di mana tiang tersebut akan dipasang, serta daftar
Material Distribusi Kecil (MDK) yang diperlukan.
Catatan:
Catatan:
Material Distribusi Kecil (MDK) untuk tiang TM-1, seperti tertera pada
keterangan gambar 5-54. Konstruksi tiang penyangga ganda (TM-2)
untuk jaringan dengan sudut belok 15-30o. Material Distribusi Kecil
(MDK) seperti tertera pada keterangan gambar 5-55.
255
Konstruksi tiang tarik akhir (TM-4), sebagai tiang akhir dari suatu
jaringan. Material Distribusi Kecil (MDK) seperti tertera pada keterangan
gambar 5-6.
256
Gambar 5-59.
Konstruksi tiang penegang
dengan Cut Out Switch pada
tiang akhir lama (TM-4XC)
257
Gambar 5-60.
Konstruksi tiang tarik ganda (TM-5)
12. Alluminium tape 4,0 mm
13. Preformed Top Tie 240/150/70/35
14. Line Tap Connector
Catatan:
Gambar 5-61.
Konstruksi penegang dengan
Cut Out Switch (TM5C)
9. U Strap
10. String / Tension Disc. Insulator 20kV
11. Double Arm Band + Bolt & Nut + Washer
12. Cut Out Switch 22 kV+Fuse Link 100 A
258
Konstruksi penegang dengan Cut Out Switch (TM5C), maksudnya pada
konduktor penghubung antara dua strain dipasang cut out switch,
sehingga dapat digunakan sebagai pemisah rangkaian bila terjadi
gangguan atau untuk pemeliharaan.
Catatan:
No. 13, 14 Digunakan tanpa No.15
No. 15 Digunakan tanpa No.13, 14
259
Konstruksi portal dua tiang diperuntukkan pada jaringan yang memerlukan gawang lebih jauh dari jarak maksimum yang diijinkan untuk jaringan
normal. Misalnya SUTM yang ditarik diatas sungai, terletak disampingnya
jembatan pada sungai yang lebar. Untuk konstruksi ini diperlukan cross arm
3000 type tarik, dan perlengkapan yang lain disesuaikan seperti tertera pada
keterangan gambar 5-15.
260
Catatan:
No. 12 & 13 Digunakan tanpa No.14
No. 14 Digunakan tanpa No.12, 13
Catatan:
No. 13 & 14 Digunakan tanpa No.15
No. 15 Digunakan tanpa No.13 &14
261
Catatan:
No. 12 & 13 Digunakan tanpa No.14
No. 14 Digunakan tanpa No.12, 13
Konstruksi sudut portal tiga tiang (TMTP3A) secara teknik hampir sama
dengan konstruksi sudut portal dua tiang, yaitu merupakan kombinasi
antara konstruksi portal dengan tarikan tiang akhir jaringan. Untuk tarikan
tiang akhir bisa dari arah samping (konstruksi sudut) atau lurus dengan
tarikan portal. Dalam hal ini tinggal melengkapi dengan guy wire atau strut
pole.
262
Keterangan Gambar 5-69:
1. Strain / Tension Disc Insulator 20kV
2. Cross Arm 2000 (Square pipe/Np10) type tarik
3. Double Arm Band + Nut M16x400 + Washer
4. Arm Tie type 750 pipe
5. Arm Tie Band + Nut M16 & Washer
6. Double Arm Bolt + Nut & Washer
7. U Strap
8. HV Band Strap/Croos Arm Devis /Susp.VEE
9. Ball Devis & Socked Eye
45 -60
Gambar 5-70.
Konstruksi Guy Wire (GW)
Type
Tiang
11 Mtr
9 Mtr
7 Mtr
Galv. Steel
Stranded Wire (X)
13 Mtr
11 Mtr
9 Mtr
263
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Material
Strut Arm Band + Bolt & Nut M 16x50
Strut Arm
Pipa Galvaniz 2 1,5 Mtr
Single GW Band + Bolt & Nut M 16x75
Bolt & Nut M 16 x 75
TIANG
UTAMA
11-350
11-200
9-200
Type
Satuan dalam meter
Tiang
Strut A B C
D
E
Utama Pole
1
11
11
8,4 10 5,42 1,83 1
No.
11
6,75 8
4,2
1,5
Gambar 5-72.
Horizontal Guy Wire (HGW)
Keterangan:
Type tiang Galv. Steel Stranded Wire (X)
TM-9 Mtr
30 Mtr
TR-9/7 Mtr
28 Mtr
No. 11 dipasang sebagai pengganti No. 8, 9,10,13
264
5-6 Konstruksi Palang Sangga (Cross Arm, Travers)
Berkaitan dengan arah tarikan kawat yang harus mengikuti arah jalan
(raya), apakah lajur lurus atau berbelok dalam beberapa derajat, maka
diperlukan palang sangga sesuai dengan kebutuhan perlengkapan dalam
pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah. Berikut ini adalah
beberapa model/bentuk palang sangga pada jaring SUTM.
TAMPAK DEPAN
TAMPAK ATAS
POTONGAN A - A
No. Kode
1
tb
2
a-1
3
c
4
j
5
bkp
6
stp
7
e-1
8
e
9
stp
10
g
11
h
Jml
1 bt
2 bh
4 bh
2 bh
2 bh
4 bh
12 bh
4 bh
4 bh
6 set
6 bh
Jenis Material
Tiang beton bulat
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2000 mm
Klem beugel type II 50x6 mm
Double arming boll 5/8 x 300 mm
Arm tie broce 50.50 x 1270 mm
Steel plat type I
Mur baut spring washer 5/8 x 148 mm
Mur baut spring washer 5/8 x 70 mm
Steel plat type II
Isolator tumpu type post
Double side ties
Gambar 5-73.
Pemasangan Cross Arm double Tumpu pada Tiang Beton Bulat
265
TAMPAK DEPAN
TAMPAK ATAS
POTONGAN A-A
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kode
tb
a-1
c
stp
bkp
e
e-1
stp
g
h
e-1
Jml
1 bt
2 bh
2 bh
4 bh
2 bh
4 bh
12 bh
4 bh
6 set
6 bh
1 bh
Jenis Material
Tiang beton type H
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2000 mm
Klem beugel type II tiang H
Double arming boll 5/8 x 300 mm
Arm tie broce 50.50 x 1270 mm
Mur baut spring washer 5/8 x 70 mm
Mur baut spring washer 5/8 x 148 mm
Steel plat type II
Isolator tumpu type post
Prilarm double side ties
Klem beugel type I tiang H
Gambar 5-74
Pemasangan Cross Arm double Tumpu pada Tiang Beton H
266
TAMPAK ATAS
No. Kode
1
tb
2
a-1
3
c
4
j
5
bkp
6
stp
7
e-1
8
e
9
stp
10
g
11
h
Jml
1 bt
2 bh
4 bh
2 bh
2 bh
4 bh
12 bh
4 bh
4 bh
6 set
6 bh
Jenis Material
Tiang beton bulat
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2000 mm
Klem beugel type II 50x6 mm
Double arming boll 5/8 x 300 mm
Arm tie broce 50.50 x 1270 mm
Steel plat type I
Mur baut spring washer 5/8 x 148 mm
Mur baut spring washer 5/8 x 70 mm
Steel plat type II
Isolator tumpu type post
Double side ties
TAMPAK ATAS
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kode
tb
a-1
bkp
c
j
c-1
e-1
k
l
g
ml
prt
pil/tjn
Jml
1 bt
2 bh
2 bh
4 bh
2 bh
4 bh
10 bh
4 bh
4 bh
1 bh
6 set
1 bh
6 bh
Jenis Material
Tiang beton bulat
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2000 mm
Arm tie broce 50.50 x 1270 mm
Klem beugel type II tiang beton bulat
Double arming boll 5/8 x 300 mm
Klem beugel type II tiang beton bulat
Mur baut dan ring 5/8 x 148 mm
Steel plat type I
Steel plat type II
Isolator tumpu type post
Isolator penegang/afspan long rod
Prilarm lop ties
Paralel groove/non tension joint
267
268
TAMPAK ATAS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
tb
a-2
c-1
j
stp
e-1
g
h
ml
pil/tjn
2 bt
2 bh
4 bh
4 bh
6 bh
6 bh
3 set
3 bh
6 set
6 bh
269
TAMPAK ATAS
POTONGAN A-A
TAMPAK DEPAN
No. Kode
1
tb
2
a-2
3
stp
4
c
5
e
6
e-1
7
g
8
h
9
ml
10 pil/tjn
Jml
2 bt
2 bh
6 bh
4 bh
8 bh
6 bh
3 set
3 bh
6 set
6 bh
Jenis Material
Tiang beton H
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2200 mm
Steel plat type II
Klem beugel type II tiang beton H
Mur baut dan ring 5/8 x 70 mm
Mur baut spring washer 5/8 x 148 mm
Isolator tumpu type post
Prilarm lop ties
Isolator tarik
Paralel groove/non tension joint
270
TAMPAK ATAS
POTONGAN A-A
TAMPAK DEPAN
No. Kode
1
tb
2
a-2
3
c-1
4
j
5
stp
6
e-1
7
g
8
h
9
ml
10 pil/tjn
Jml
2 bt
4 bh
4 bh
8 bh
12 bh
12 bh
6 set
6 bh
12 set
12 bh
Jenis Material
Tiang beton H
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2200 mm
Klem beugel type II
Double arming boll 5/8 x 300 mm
Steel plat type II
Mur baut spring washer 5/8 x 148 mm
Isolator tumpu type post
Prilarm lop ties
Isolator tarik
Paralel groove
271
TAMPAK ATAS
POTONGAN A - A
TAMPAK DEPAN
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
tb
a-2
c
e
stp
e-1
g
h
ml
pil/tjn
Jml
2 bt
4 bh
8 bh
16 bh
12 bh
12 bh
6 set
6 bh
12 set
12 bh
Jenis Material
Tiang beton type H
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2200 mm
Klem beugel type I tiang H
Mur baut dan ring 5/8 x 70 mm
Steel plat type II
Mur baut spring washer 5/8 x 148 mm
Isolator tumpu type post
Prilarm lop ties
Isolator tarik
Paralel groove
272
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
No. Kode
1
tb
2
a-1
3
j
4
c-1
5
stp
6
stp
7
e-1
8
bkp
9
g
10
h
11
ml
12 pil/tjn
Jml
1 bt
4 bh
4 bh
4 bh
4 bh
8 bh
16 set
4 bh
1 set
1 bh
5 set
8 bh
Jenis Material
Tiang beton bulat
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2.000 mm
Double arming boll 5/8 x 300 mm
Klem beugel type II 50 x 6 mm
Steel plat type I
Steel plat type II
Mur baut spring washer 5/8 x 148 mm
Arm tie broce 50.50 x 1270 mm
Isolator tumpu type post
Side ties
Isolator tarik
Paralel groove
273
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kode
tb
a-1
e
c
stp
stp
e-1
bkp
g
h
ml
pil/tjn
c-1
Jml
1 bt
4 bh
8 bh
4 bh
4 bh
8 bh
16 bh
4 bh
1 set
1 bh
5 set
8 bh
2 bh
Jenis Material
Tiang beton H
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2.000 mm
Mur baut spring washer 5/8 x 70 mm
Klem beugel type I tiang H
Steel plat type I
Steel plat type II
Mur baut spring washer 5/8 x 148 mm
Arm tie broce 50.50 x 1270 mm
Isolator tumpu type post
Side ties
Isolator tarik
Paralel groove
Klem beugel type II tiang H
274
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
No. Kode
1
tb
2
a-1
3
a
4
c
5
c-1
6
stp
7
e
8
bkp
9
e-1
10
stp
11
g
12
ml
13
pll
14
h
15
h-1
Jml
1 bt
2 bh
1 bh
2 bh
1 bh
6 bh
10 bh
4 bh
12 bh
4 bh
5 set
6 set
16 bh
3 bh
2 bh
Jenis Material
Tiang beton H
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 2.000 mm
Cross Arm UNP 10 100.50.5 x 1.800 mm
Klem beugel type II untuk tiang beton
Klem beugel type I untuk tiang beton
Steel plat type I
Mur baut dan ring 5/8 x 70 mm
Arm tie brace 50.50 x 1270 mm
Mur baut dan ring 5/8 x 148 mm
Steel plat type II
Isolator tumpu type post
Isolator penegang/afspan long rod
Paralel groove
Performed top ties
Performed side ties
275
276
277
278
5-7-3-1 Peralatan Pengait
Sistem pengaitan (coupling system) diklasifikasikan menurut
pengaitan induktip dan pengaitan kapasitip. Karena jebakan saluran (line
trap) merupakan impedansi tinggi terhadap frekuensi pembawa, maka
jebakan ini diserikan dengan saluran transmisi tenaga guna memperbaiki
karakteristik penyaluran gelombang-gelombang pembawa.
Pengaitan induktip lewat udara menggunakan penghantar yang
dipasang sejajar dan dengan jarak tertentu dari saluran transmisi; sistem ini
dipakai untuk mengaitkan peralatan PLC dengan saluran transmisi pada
frekuensi tinggi. Sistem ini sekarang jarang digunakan.
Tabel 5-4. Karakteristik dan Struktur Kabel Telekomunikasi
(a) Karakteristik Listrik
Hal
Tahanan Isolasi
Tahanan Penghantar
Antara Penghantar
Tegangan
Dalam dan Luar
Ketahanan
(Withstand)
Antara Penghantar
Luar dan Kulit Luar
Impedansi Karakteristik
Attenuasi
Tahanan Penghantar
Tahanan Isolasi
Kapasitansi Elektrostatik
Antara Penghantar
Antara Penghantar
dan Tanah
(tanpa Perisaian)
Tegangan
Ketahanan
(Withstand)
Karakteristik
Di atas 10.000 M/km
Di bawah 20,7 /km (Templeratur 20OC
AC 3.000 V untuk 1 menit
AC 6.000 V untuk 1 menit
Antara '75 (+ 5 dan/atau -1)
Di bawah 3,7 dB/km
Di bawah 29,0 /km
Di atas 10.000 M/km
Di bawah 50 mF/km
AC 2.000 V untuk I menit
AC 4.000 V untuk I menit
Antara Penghantar
dan Perisai
Antara Kawat
Penolong dan Tanah
Impedansi
Karakteristik
()
1 KHz
10 KHz
30 KHz
450 (Standar)
150 (Standar)
130 (Standar)
Attenuasi
(dB/km)
1 K.Hz
10 KHz
30 KHz
0,75 (Standar)
1,7 (Standar)
2,2 (Standar)
279
Material
Diameter Luar
Material
Tebal
Diameter Luar
Material
Tebal Standar
Diameter Luar
Standar
Soft copper berlilit
Kira-kira 1,2 mm (7/0,4 mm)
Polyethylene (filled type)
Kira-kira 3 mm
Standar 7,3 mm
Soft copper wire braid
2,5 mm
Standar 13.2 mm
Maksimum 14 mm
Kira-kira 220 kg/km
280
Ada dua jenis pengaitan dengan kapasitor. Yang pertama adalah
sistem pengaitan dengan kapasitor jenis penala (tuning type), dimana
rangkaian penala (termasuk kapasitor pengait) dikaitkan secara seri dengan
saluran transmisi. Macam yang kedua adalah sistem pengaitan dengan
kapasitor jenis penyaring (filter), dimana pengaitan peralatan PLC dengan
saluran dilakukan melalui penyaring pengait dan kapasitor pengait Sistem
kedua ini sekarang banyak dipakai, lihat gambar 5-87.
Kapasitor pengait memisahkan saluran transmisi dari peralatan PLC
dan bersama penyaring pengait merupakan jaringan empat-kutub yang
meneruskan frekuensi tinggi. Yang dipakai biasanya adalah kapasitor kertas
terisi minyak seperti terlihat pada Gambar -88, dengan kapasitansi
elektrostatis 0,001 - 0,002 F.
Sebagai penyaring dipakai "band-pass filter". Rangkaiannya dari
jenis trafo seperti terlihat pada Gambar 5-87(b). Ruginya dalam daerah
frekuensi yang diteruskan (passing band) 1 - 1,5 dB ke bawah.
Jebakan saluran terdiri dari kumparan utama yang meneruskan
frekuensi niaga, alat penala yang memberikan impeclansi frekuensi tinggi
yang dikehendaki serta arester yang melindungi peralatan. Contoh
rangkaiannya dapat dilihat pada
Gambar 5-87 dan Gambar 5-88.
Induktansi kumparan utamanya
kira-kira 0, 1 -1 mH, sedang
impedansi
frekuensi
tingginya
mempunyai tahanan effektif kira-kira
400 600 .
5-7-3-2 Rangkaian Transmisi
Ada 4 sistem rangkaian
transmisi PLC, yaitu seperti tertera
pada Gambar 5-86. Untuk ke-empat
sistem ini karakteristik transmisinya
berbeda. Impedansi frekuensi tinggi
dari saluran transmisi berubah
menurut komposisi rangkaian dan
konstruksi
salurannya.
Namun
harga-harga berikut ini dapat
dipakai sebagai patokan:
Untuk pengaitan
fasa-tanah Z = 400
antar-fasa
Z = 600
Attenuasi frekuensi tinggi dari
saluran transmisi L. dinyatakan oleh
rumus beri kut :
281
LO = lL + 2Lc + La (dB)
dimana: o = konstanta attenuasi untuk pengaitan antar-fasa (dB/km);
berubah menurut konstruksi saluran transmisi; contoh untuk
saluran yang umum tertera pada Gambar 6-90.
IL = panjang saluran transmisi (km)
LC = atenuasi peralatan pengait per gardu (dB); biasanya diambil
2,5 dB (t4rmasuk rugi dijebakan saluran)
282
283
284
5-7-4 Komunikasi Radio
Telekomunikasi dengan pesawat radio banyak juga dipakai dalam
industri tenaga listrik seperti terlihat pada Tabel 6-5. Penggunaannya
kelihatannya tetap akan memegang peranan penting, terutama karena
keunggulannya dalam keadaan bencana alam (angin topan, banjir)
dibandingkan dengan komunikasi melalui kawat. Specifikasinya
berubah dengan frekuensi kerja yang digunakan, yaitu frekuensi tinggi
sekali (VHF) ke atas. Contoh spesifikasi peralatan komunikasi radio
tertera pada Tabel 5-6.
285
286
287
288
frekuensinya menjadi VHF, lalu memancarkannya kembali sesudah
merubah frekuensinya menjadi gelombang mikro. Sistem terakhir ini jarang
dipakai oleh perusahaan-perusahaan listrik.
289
290
291
A1
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
1. Artono Arismunandar, DR. M.A.Sc DR. Susumu Kuwahara. 1975. Buku
Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
2. Artono Arismunandar, DR. M.A.Sc, DR. Susumu Kuwahara. 1975. Buku
Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid II. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. APEI Pusat. 2004. Materi kursus/Pembekalan Uji Keahlian bidang
Teknik tenaga Listrik, Kualifikasi : AHLI MUDA. Jakarta: APEI.
4. APEI Pusat. 2006. Materi kursus/Pembekalan Uji Keahlian bidang
Teknik tenaga Listrik, Kualifikasi : AHLI MADYA. Jakarta: APEI.
5. Bambang Djaja. 1984. Distribution & Power Transformator. Surabaya :
B & D.
6. Bonggas L. Tobing. 2003. Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
7. Bonggas L. Tobing. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
8. Daryanto Drs. 2000. Teknik Pengerjaan
Aksara.
Daftar Pustaka
A2
B1
Daftar Istilah
DAFTAR ISTILAH
admitansi
andongan (lendutan)
arus bolak-balik
arus pemuat
arus searah
arus yang diperbolehkan
arus
atenuasi
bagian penguat
barang besi
batang pelindung
batas elastis
beban lawan
beban
berat jenis
berisik
besi tempaan
beton pelindung
daya
daya-guna
faktor beban
faktor daya
faktor hilang tahanan
faktor keamanan
faktor tegangan lebih
frekuensi frequency
gangguan radio
gardu induk
garis pusat
garis-tengah
gawang
gaya putar
gejala menghilang
gelombang berdiri
gelombang lenturan
gelombang mikro
gelombang pantulan
gulungan kerja (operasi)
gulungan pelindung
gulungan penghambat
gulungan peredam
gulungan
hilang kebocoran
hilang tenaga
hubung singkat
impedansi surJa
impedansi
induktansi
isolator gantung
isolator jenis batang-panjang
isolator jenis pasak
isolator jenis pos saluran
jam ekivalen tahunan
kapasitansi
admittance
sag
alternating current
charging current
direct current
allowable current
current
attenuation
bracing member
hardware
armor rod
elasticity limit
counterweight
load
specific gravity, density
noise
malleable iron
mulching concrete
power
efficiency
load factor
power factor
annual loss factor
safety factor
overvoltage factor
radio interference
substation
centerline
diameter
span
torsional force
fading
standing wave
diffracted wave
micro wave
reflected wave
operating coil
shielding coil
restraining coil
damper winding
coil, winding
leakage loss
energy loss
short-circuit
surge impedance
impedance
inductance
suspension insulator
long-rod insulator
pin-type insulator
line-post insulator
annual equivalent hour
capacitance
B2
Daftar Istilah
kapasitor
kawat berkas
kawat berlilit
kawat campuran
kawat komponen
kawat padat
kawat paduan
kawat pelindung
kawat penolong
kawat rongga
kawat tanah
kawat telanjang
kawat
keadaan peralihan
keadaan tetap
keandalan
kearahan
kelongsong reparasi
kepekaan
keporian
kisi-kisi
koeffisien elastisitas
koeffisien pemuaian linier
koeffisien suhu
komponen simetris
konduktansi
konduktivitas
konstanta saluran
kuat pancang
kuat patah
kuat pikul angkatan,
kuat pikul tekanan
kuat pikul
kuat tarik maksimurn
kuat tarik
kuat tindas
kuat tekan
kupingan (isolator)
lintasan
lompatan api
lubang kerja
panas jenis
panas spesifik
pancang
pangkal pengiriman
pantulan
papan penahan
pasak pengunci
pasangan
pekerja saluran
pelindung jaringan
pemanjangan
pembagian beban
pembawa saluran tenaga
pembumian
pemisah
pemutus beban cepat
pemutus beban
capacitor
bundled conductor
stranded conductor
alloy conductor
component wire
solid conductor
composite conductor
shield wire
messenger wire
hollow conductor
ground wire
bare conductor
conductor, wire
transient state
steady state
reliability
directivity
repair sleeves
sensitivity
porosity
lattice
elasticity coefficient
coefficient of linear expansion
temperature coefficient
symmetrical component
conductance
conductivity
line constants
cantilever strength
breaking strength
uplift bearing strength
compression bearing strength
bearing strength
ultimate tensile strength
tensile stress
crushing strength
compressive strength
shed
route
flashover
manhole
specific heat
specific heat
pile
sending end
flection
butting board
lock pin
fitting
lineman
network protector
elongation
load dispatching
power line carrier (PLC)
grounding
disconnect switch
high-speed circuit breaker
circuit breaker
B3
Daftar Istilah
penala
penegang kawat
penemu gangguan
pengait
pengapit
penghitung
penguat penerima
penguat penyama
pengubah fasa
penjepit kawat
pentanahan
penuntun gelombang
penutup cepat
penyaring
penyearah
penyeimbang
penyetelan
penyokong
peralatan hubung (-penghubung)
peralatan pengait
peralatan pengait
peralatan pengubah AC ke DC
peralatan pengubah DC ke AC
peralatan perisaian
peralihan
perancangan
perbandingan hubung-singkat
perbandingan kerampingan
percikan
peredam
peredaman
perentang
permitivitas
perolehan daya
pusat beban
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pusat Listrik Tenaga Termis (PLTT)
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
pusat-pusat listrik
rambatan
rangkaian ganda
rangkaian monitor penghambatrangkaian tunggal
reaktansi
regulasi tegangan
relc pencatat gangguan
rele arah
rele arus lebih
rele daya
rele diferensial
rele firkwensi
rele gelombang mikro
rele impedansi
rele jarak
rele konduktansi
rele Mho
rele offset-Mho
tuner, tuning
tensioner
fault locator
coupling
clamp
counter
receiving amplifier
matching amplifier
phase modifier
snatch block
gounding
wave guide
high-speed recloser
filter
rectifier
balancer
adjustment
bracket
switch gear
line coupling equipment
line coupling equipment
converter
inverter
shielding device
transient
planning
short-circuit ratio
slenderness ratio
sparkover
damper
lihat "atenuasi", damping
spacer
permittivity~
power gain
load centre
hydro power stations
thermal power station
diesel power stations
gas-fired power station
power stations
propagation
double circuit
delay monitor circuit
single circuit
reactance
voltage regulation
fault locating relay
directional relay
overcurrent relay
power relay
differential relay
frequency relay
microwave relay
impedance relay
distance relay
conductance relay
Mho relay
Offset-Mho relay
B4
Daftar Istilah
reclosing relay
closing relay
transmitter relay
power line carrier relay
wire-pilot relay
reactance relay
susceptance relay
resistance relay
undervoltage relay
overvoltage relay
resistivity
exciter response
bus
transmission loss
resistance loss
(cable) sheath
underground line
hot-line
double-circuit transmission line
communication channel
hot-line
feeder line
loop transmission line
transmission line
overhead line
rod gap
protective gap
appearance
Iihat Pusat Listrik
mulching angle
multi-terminal system
tandem system
spot-network system
loop system
transient stability
steady state stability
portable station
mobile station
base station
fixed station
pin structure
swing angle
switching surge
surge
center line survey
tower site study
profile survey
plan survey
susceptance
resistivity
resistance
arcing horn
operating shaft
shearing stress
everyday stress (EDS)
pulse voltage
withstand voltage
internal overvoltage
B5
Daftar Istilah
tegangan lebih
tegangan lentur
tegangan lumer
tegangan patah
tegangan perencanaan
tegangan pikul
tegangan tarik
tegangan tekan
tegangan serat
tenaga
titik lebur
ugi pancaran
ujung penerimaan
urutan negatip
urutan nol
urutan positip
waktu mati
waktu membuka
waktu menutup
waktu pasang kembali
overvoltage
bending stress
yielding stress
breaking strength
design stress
bearing stress
tensile stress
compression stress
fibre stress
energy
melting point
propagation loss
receiving end
negative sequence
zero sequence
positive sequence
dead time
opening time
making time
resetting time
C1
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1-1 Sistem Tenaga Listrik ...................................................................
3
2-1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik ................................................
11
2-2 Pembagian/pengelompokan Tegangan Sistem Tenaga Listrik
12
2-3 Konfigurasi horisontal ..................................................................
13
2-4 Konfigurasi Vertikal .....................................................................
13
2-5 Konfigurasi Delta .........................................................................
14
2-6 (a) dan (b) Jaringan distribusi lintas bangunan ............................
14
2-6 (c) dan (d) Jaringan distribusi lintas bangunan ............................
14
2-6(e) Jaringan distribusi lintas bangunan ..........................................
15
2-6 (f) Jaringan distribusi lintas bangunan .........................................
15
2-7 Saluran Udara dengan konduktor kabel ......................................
15
2-8 Saluran distribusi dimana saluran primer dan sekunder terletak pada
satu tiang .....................................................................................
15
2-9 Saluran Udara Lintas Alam ..........................................................
15
2-10 Jaringan radial tipe pohon ..........................................................
17
2-11 Komponen Jaringan radial .........................................................
17
2-12 Jaringan radial dengan tie dan switch ........................................
18
2-13 Jaringan radial tipe pusat beban ..............................................
18
2-14 Jaringan radial tipe phase area (kelompok fasa) .
19
2-15 Jaringan Distribusi tipe Ring .....................................................
20
2-16 Jaringan Distribusi ring terbuka .................................................
20
2-17 Jaringan Distribusi ring tertutup .................................................
20
2-18 Rangkaian Gardu Induk tipe Ring ............................................
21
2-19 Jaringan Distribusi NET .............................................................
21
2-20 Jaringan Distribusi NET dengan Tiga penyulang Gardu Hubung
21
2-21 Jaringan Distribusi NET dilengkapi breaker pada bagian tengah
masing-masing penyulang ........................................................
22
2-22 Jaringan distribusi Spindle ........................................................
23
2-23 Diagram satu garis Penyulang Radial Interkoneksi ....................
24
2-24 Komponen sistem distribusi .......................................................
25
2-25 Sistem satu fasa dua kawat tegangan 120Volt ..........................
26
2-26 Sistem satu fasa tiga kawat tegangan 120/240 Volt ..................
27
2-27 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt
27
2-28 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt
27
2-29 Sistem distribusi tiga fasa tiga kawat ........................................
28
2-30 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat 220/380 Volt .................
28
2-31 Contoh Gambar Monogram Gardu Distribusi ............................
30
2-32 Penampang Fisik Gardu Distribusi ............................................
31
2-33 Bagan satu garis pelanggan TM ................................................
32
2-34 Bagan satu garis Gardu Beton ..................................................
33
2-35 Bangunan Gardu beton .............................................................
33
3-36 Bardu Besi .................................................................................
34
2-37 Gardu tiang tipe portal dan Midel Panel .....................................
35
C2
2-38
2-39
2-40
2-41
2-42
2-43
2-44
2-45
2-46
2-47
2-48
2-49
2-50
2-51
2-52
2-53
2-54
2-55
2-56
2-57
36
37
37
38
38
39
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
47
48
48
49
50
51
55
57
57
58
58
58
58
59
59
59
60
60
60
60
61
61
61
62
65
66
66
C3
3-5 Rangkaian Prinsip Kerja Transformator .........................................
3-6 Transformator Arus .........................................................
3-7 Jenis-jenis Trafo Arus ...................................................................
3-8 Trafo Tegangan ...................................................................
3-9 Jenis-jenis trafo tegangan ..................................................
3-10 Alat Pembagi Tegangan Kapasitor ...........................................
3-11 Kombinasi-kombinasi transformator pengukur dan Wattmeter ....
3-12 Pengukuran arus pada kawat penghantar ...................................
3-13 Diagram Pengawatan kWH Meter 1 phasa 2 kawat ....................
3-14 Diagram Pengawatan kWH Meter 3 phasa 4 kawat ....................
3-15 Diagram Pengawatan kWH Meter 3 phasa 3 kawat ....................
3-16 Bentuk kWH Meter Elektronik ......
3-17 Bentuk meter standar .................................................................
3-18 Bentuk Kunci Elektronik .............................................................
3-19 Sambungan Listrik 3 Fasa Tarip Ganda Dari Gardu Tiang dengan
kabel TR NYFGBY ......................................................................
3-20 Lemari APP untuk TM-TR (100 A 500 A) (DenganTutup Luar)
3-21 Lemari APP untuk TM-TR (100 A 500 A) (Tanpa Tutup Luar) ..
3-22 Sambungan Listrik TM Pengukuran TM Tarif Tunggal Menggunakan peralatan Cubicle dg Kabel TM .........................................
3-23 Sambungan Listrik TM Pengukuran TM Tarif Ganda Menggunakan peralatan Cubicle dg Kabel TM kVARh (Sistem 4 kawat) ......
3-24 Lemari Pasangan Luar untuk Penempatan Alat Ukur TT-TM .....
3-25 Sambungan Listrik TM Pengukuran TM Tarif Tunggal Menggunakan Cut Out / Tiang dengan AAAC & KVARH (Sistem 3 kawat) ...
3-26 Sambungan Listrik TM Pengukuran TR Tarif Tunggal Menggunakan Peralatan Cubicle dengan Kabel TM & KVARH (Sistem 3
kawat/4 kawat TM) .......................................................................
3-27 Lemari APP untuk TM-TR ( 100 A - 500 A) (dengan Tutup Luar)
3-28 Lemari APP untuk TM-TR ( 100 A - 500 A) (Tanpa Tutup Luar)..
3-29 Sambungan Listrik TM Pengukuran TR Tarif Ganda Menggunakan Peralatan Cubicle dengan Kabel TM & KVARH (Sistem 3
kawat/4 kawat) .............................................................................
4-1 Konstruksi Tiang Beton .
4-2 Jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang ....
4-3 Mendirikan tiang cara manual .......................................................
4-4 Mendirikan Tiang dengan alat pengangkat ...................................
4-5 Kabel udara melintasi jalan umum yang dilalui kendaraan bermotor
4-6 Kabel udara yang dipasang di sepanjang jalan raya ....................
4-7 Kabel udara yang dipasang di bawah pekerjaan konstruksi .
4-8 Dua Kabel udara (SUTM & SUTR) dipasang pada satu tiang .....
4-9 Kabel udara melintasi sungai .......................................................
4-10 Kabel udara yang melintas di sebelah jembatan ........................
4-11 Kabel udara melintasi jalur listrik saluran udara .........................
4-12 Kabel udara yang melintasi rel kereta api ..................................
67
69
69
71
71
71
72
73
74
75
75
76
77
78
82
83
84
85
86
87
88
89
91
90
92
93
94
95
98
100
100
101
101
102
103
104
104
C4
4-13 Kabel udara yang melalui kabel udara telekomunikasi .............
4-14 Jarak dengan kabel telekomunikasi ...........................................
4-15 Pemasangan saluran udara di dekat kabel telekomunikasi ........
4-16 Kabel udara yang melintasi Rel kereta api .................................
4-17 Contoh skema jaringan tegangan rendah ..................................
4-18 Pemasangan TC pada jaringan 0o-45o pada tiang beton bulat
(sudut kecil) .................................................................................
4-19 Pemasangan TC pada jaringan 45o-120o pada tiang beton bulat
(sudut besar) ..............................................................................
4-20 Penyambungan TC pada tiang penegang tiang beton ...............
4-21 Konstruksi tiang penyangga(TR1) .............................................
4-22 Konstruksi tiang penegang/sudut(TR2) ......................................
4-24 Konstruksi tiang penyangga silang(TR4) ....................................
4-25 Konstruksi tiang penyangga & sudut silang (TR4A) ................
4-26 Konstruksi tiang penyangga & sudut silang (TR4B) ................
4-27 Konstruksi tiang penegang (TR5) ..............................................
4-28 Konstruksi tiang penegang dengan hantaran beda penampang
(TR5A) ........................................................................................
4-29 Konstruksi tiang percabangan (TR6) ..........................................
4-30 Konstruksi tiang percabangan (TR6A) ........................................
4-31 Konstruksi Penyambungan konduktor TC dan AAAC (TR7) ......
4-32 Konstruksi Guy Wire (GW) .........................................................
4-33 Konstruksi Strut Pole ..................................................................
4-34 Konstruksi Horizontal Guy Wire (GW) ........................................
4-35 Alat pelindung dari seng .............................................................
4-36 Kendaraan pengangkut kabel dan haspel (gulungan kabel) ......
4-37 Kantung Perkakas Tukang Listrik (Electrician tool pouche) .......
4-38 Kotak Perkakas (Tool box) ........................................................
4-39 Belincong (Pick) .........................................................................
4-40 Bor Listrik (Electric drill) ..............................................................
4-41 Cangkul (Shovel) .......................................................................
4-42 Bor Nagel (Auger (Ginlet) ...........................................................
4-43 Bor Tangan (Hand drill) .............................................................
4-44 Gergaji kayu (stang) ...................................................................
4-45 Gergaji kayu ...............................................................................
4-46 Kakatua .......................................................................................
4-47 Linggis (Digging Bar) ...................................................................
4-48 Kunci Inggris ( Adjustable Wrech) ...............................................
4-49 Kikir (File) ...................................................................................
4-50 Kunci Pas (Spanner)....................................................................
4-51 Kunci Ring (Offset Wrech) ..........................................................
4-52 Pahat Beton (Concrete Chisel) ..................................................
4-53 Obeng (Screw Driver) ..................................................................
4-54 Pahat Kayu (Wood Chisel) ...........................................................
4-55 Palu (Hammer) ............................................................................
4-56 Penjepit Sepatu Kabel Hidrolik (Hydraulic Crimping Tool)
105
106
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
112
113
113
113
114
114
115
115
116
116
118
118
119
119
119
119
119
119
119
119
120
120
120
120
120
120
120
120
120
121
C5
4-57
4-58
4-59
4-60
4-61
4-62
4-63
4-64
4-65
4-66
4-67
4-68
4-69
4-70
4-71
4-72
4-73
4-74
4-75
4-76
4-77
4-78
4-79
4-80
4-81
4-82
4-83
4-84
4-85
4-86
4-87
4-88
4-89
4-90
4-91
4-92
4-93
4-94
4-95
4-96
4-97
4-98
4-99
121
121
121
121
121
121
121
122
122
122
122
122
122
123
123
123
123
123
123
123
124
124
124
124
124
124
124
125
125
125
125
125
125
125
125
126
126
126
126
126
129
130
131
131
132
C6
4-102
4-103
4-104
4-105
4-106
4-107
4-108
4-109
4-110
4-111
4-112
4-113
4-114
4-115
4-116
4-117
4-118
4-119
4-120
4-121
4-122
4-123
4-124
4-125
4-126
4-127
4-128
4-129
4-130
4-131
4-132
4-133
132
135
138
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
C7
4-134 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya
aspal (digali) posisi paralel .........................................................
4-135 Susunan struktur penanaman kabel tanah ...............................
4-136 Pemasangan kabel tanah dengan pipa pelindung .....................
4-137 Cara meletakkan kabel tanah di dalam tanah galian .................
4-138 Ukuran dan penempatan untuk satu kabel dan dua kabel .........
4-139 Ketentuan umum sambungan pelanggan ..................................
4-140 Ketentuan umum sambungan luar pelanggan ...........................
4-141 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada STR
tanpa isolasi dan berisolasi .
4-142 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada STR
tanpa isolasi dan STR berisolasi .
4-143 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada
STR tanpa isolasi dan STR berisolasi ........................................
4-144 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada STR
tanpa isolasi dan berisolasi .
4-145 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada STR
tanpa isolasi dan berisolasi .
4-146 Konstruksi SLP 1 phasa / 3 phasa jenis Twisted pada STR
tanpa isolasi dan STR berisolasi .............................................
4-147 Konstruksi SLP 1 phasa / 3 phasa jenis Twisted pada STR
tanpa isolasi dan STR berisolasi
4-148 Konstruksi SLP 1 phasa / 3 phasa jenis Twisted pada
STR tanpa isolasi dan STR berisolasi .......................................
4-149 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX
padatiang atap .. .....................................................................
4-150 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada
titik tumpu dinding/tiang kayu ..................................................
4-151 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada titik
tumpu dinding/tiang beton ........................................................
4-152 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada
titik tumpu dinding/tiang kayu dan beton ...................................
4-153 Konstruksi SLP 1 phasa, 3 phasa Jenis twisted pada tiang atap
4-154 Konstruksi SLP 1 phasa, 3 phasa jenis twisted pada titik tumpu
dinding/tiang kayu dan beton ....................................................
4-155 Konstruksi SLP 1 phasa, 3 phasa jenis twisted pada titik tumpu
dinding/tiang kayu ......................................................................
4-156 Konstruksi SLP 1 phasa, 3 phasa jenis twisted pada titik tumpu
dinding/tiang kayu ......................................................................
4-157 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa
dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY di luar
Bangunan ..................................................................................
4-158 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa
dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY di luar
Plapon ........................................................................................
156
157
157
157
157
158
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
166
167
167
169
C8
4-159 Konstruksi SMP dengan titik tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa
dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY di luar
Bangunan ...................................................................................
4-160 Konstruksi SMP dengan titik tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa
dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY di luar
Bangunan ...................................................................................
4-161 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa
tanpa sambungan jenis Twisted .................................................
4-162 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa
tanpa sambungan jenis Twisted ..............................................
4-163 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa
tanpa sambungan jenis Twisted ..............................................
4-164 Konstruksi SMP dengan titik tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa
tanpa sambungan jenis Twisted ..............................................
4-165 Pemasangan APP pelanggan TR 1 phasa/3 phasa dengan OK
type I/III pada dinding yang telah ada pelindungnya ................
4-166 Pemasangan APP pelanggan TR 1 phasa dengan OK type I
dengan pelindung tambahan ...................................................
4-167 Pemasangan APP pelanggan TR 3 phasa dengan OK type III
dengan pelindung tambahan ....................................................
4-168 Pemasangan APP pelanggan TR 3 phasa pada Gd. Trafo Tiang
4-169 Pembagian daerah pengaruh arus bolak-balik (pada 50-60 hz)
terhadap orang dewasa ...........................................................
4-170 Sistem Pentanahan TR ............................................................
4-171 Sistem Pentanahan PNP...........................................................
4-172 Kasus Putusnya Penghantar Netral pada Sistem PNP ...........
4-173 Macam-macam hubungan singkat ..........................................
4-174 Pengaman Lebur Tabung Tertutup ..........................................
4-175 Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dan
pelebur tegangan rendah ..........................................................
4-176 Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dan
pelebur tegangan rendah (230/400V) Berdasarkan rekomendasi IEC 269 2 ......................................................................
4-177 Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dan
pelebur tegangan rendah (230/400V) Berdasarkan rekomen
dasi IEC 269 2 ...................................................................
5-1 Pola sistem tenaga Listrik
........
5-2 Pola proteksi pada saluran udara tegangan menengah
5-3 Pola proteksi pada saluran kabel tanah ......................................
5-4 Pola proteksi pada pembangkit ...................................................
5-5 Aspek Pembumian pada JTM ...................................................
5-6 Titik-titik pembumian pada jaringan ...........................................
5-7 Aturan Penanaman Kabel ..........................................................
5-8 Pekerjaaan sebelum penanaman kabel .....................................
5-9 Peletakan Kabel Tanah ...........................................................
5-10 Pengangkutan kabel tanah tegangan menengah dengan forklif ..
169
170
171
172
172
173
173
174
175
176
184
189
190
192
193
195
198
199
200
202
207
207
208
208
211
214
216
217
218
C9
5-11 Alat pelindung dari seng ..............................................................
5-12 Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah ................................
5-13 Penentuan Lintasan Kabel Tanah ................................................
5-14 Lebar Galian dan Penanganan Kotak Sambungan .....................
5-15 Dasar lubang galian .....................................................................
5-16 Aturan Penamanan Kabel ............................................................
5-17 Jembatan Kabel ...........................................................................
5-18 Konstruksi khusus penanaman kabel .........................................
5-19 Lintasan penyebrangan kabel tanah pada gorong-gorong/parit ..
5-20 Pekerjaan penanaman kabel ..................................................
5-21 Buis Beton ...................................................................................
5-22 Konstruksi Penanaman Kabel Tanah ..........................................
5-23 Pemasangan Kabel pada Jembatan Beton .................................
5-24 Posisi/kedudukan kabel di dasar rak kabel .................................
5-25 Penanganan dan Pengangkutan dengan Haspel .......................
5-26 Alat Penarik Kabel .......................................................................
5-27 Alat Penarik kabel (Grip) .............................................................
5-28 Roller untuk Kabel ......................................................................
5-29 Roll Penggelar Kabel ..................................................................
5-30 Dongkrak Kabel ........................................................................
5-31 Penarikan kabel TM dengan Roll dibelokan normal .....................
5-32 Penarikan kabel TM Belokan Tajam ............................................
5-33 Penggelaran Kabel .......................................................................
5-34 Persiapan Penyambungan Kabel ................................................
5-35 Tutup / Dop Ujung Kabel .............................................................
5-36 Aturan galian penyambungan ...........................................
5-37 Penamaan Timah Label ................................................................
5-38 Pemasangan Lebel pada Kotak Sambung ...................................
5-39 Alat Pembumian Kabel yang akan dipotong ................................
5-40 Tutup Asbes ...............................................................................
5-41 Anyaman penghubung .................................................................
5-42 Alat Kerja Pembumian .................................................................
5-43 Jarak aman antara kereta api dengan tiang ................................
5-44 Jarak aman antara SUTT dan SUTM ..........................................
5-45 Jarak aman antara Menara SUTT dan SUTM .............................
5-46 Jarak aman antara SUTR dan SUTM ..........................................
5-47 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi/beton Pin type
insulator & kawat AAAC/AAAC-S per kms jarak gawang 50
meter (sistem 3 kawat) ................................................................
5-48 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi / beton Pos type
insulator & kawat AAAC/AAAC-S per kms jarak gawang 50 meter
(sistem 3 kawat) ...........................................................................
5-49 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi / beton dengan kabel
udara Twisted 20 kV per kms jarak gawang 50 meter (sistem
3 & 4 kawat) ..................................................................................
219
219
220
220
220
221
221
222
222
223
224
224
225
226
227
227
228
228
229
229
229
230
230
231
231
232
232
233
233
234
234
234
237
238
238
239
244
245
246
C10
5-50 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi / beton Pin type
insulator & kawat AAAC / AAAC-S per kms jarak gawang
50 meter (sistem 4 kawat) ............................................................
5-51 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi / beton Pos type
insulator & kawat AAAC/ AAAC-S per kms jarak gawang
50 meter (sistem 4 kawat) ............................................................
5-52 JTM 1 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi/ beton Pin type
insulator & kawat AAAC / AAAC-S per kms jarak gawang
50 meter .......................................................................................
5-53 JTM 1 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi/beton Post
type insulator & kawat AAAC / AAAC-S per kms jarak
gawang 50 meter ........................................................................
5-54 Konstruksi tiang penyangga (TM-1) ............................................
5-55 Konstruksi tiang penyangga ganda (TM-2)..................................
5-56 Konstruksi tiang tarik akhir (TM-4) ..............................................
5-57 Detail rangkaian isolator tarik/gantung ........................................
5-58 Konstruksi tiang penegang (TM-5) ..............................................
5-59 Konstruksi tiang penegang dengan Cut Out Switch pada tiang
akhir lama (TM-4XC) ..................................................................
5-60 Konstruksi tiang tarik ganda (TM-5) ...........................................
5-61 Konstruksi penegang dengan Cut Out Switch (TM5C) ..............
5-62 Konstruksi Percabangan tiang penyangga dan tarik (TM8) ........
5-63 Konstruksi Tiang sudut (TM10) ..................................................
5-64 Konstruksi tiang sudut dilengkapi Cut Out Switch (TM10C)
5-65 Konstruksi portal dua tiang (TMTP2) ..........................................
5-66 Konstruksi portal tiga tiang (TMTP3) .........................................
5-67 Konstruksi sudut portal dua tiang (TMTP2A) ..............................
5-68 Konstruksi sudut portal tiga tiang (TMTP3A) ..............................
5-69 Konstruksi tiang akhir dengan pemasangan kabel tanah (TM11)
5-70 Konstruksi Guy Wire (GW) .........................................................
5-71 Strut Pole (SP) ............................................................................
5-72 Horizontal Guy Wire (HGW) ..
5-73 Pemasangan Cross Arm double Tumpu pada Tiang Beton Bulat
5-74 Pemasangan Cross Arm double Tumpu pada Tiang Beton H ....
5-75 Pemasangan Cross Arm Tention Support 2000 mm pada Tiang
Beton Bulat ..................................................................................
5-76 Pemasangan Cross Arm Tention Support 2000 mm pada Tiang
Beton H
5-77 Pemasangan Cross Arm Tention Support 2200 mm Double Pole
pada Tiang Beton Bulat .
5-78 Pemasangan Cross Arm Tention Support 2200 mm Double Pole
pada Tiang Beton H
5-79 Pemasangan 2 X Tention Support 2200 mm Diatas Dua Tiang..
5-80 Pemasangan 2 X Tention Support 2200 mm Diatas Dua Tiang
Beton H ......................................................................................
247
248
249
250
251
251
252
252
253
253
254
254
255
255
256
256
257
257
258
258
259
260
260
261
262
263
264
265
266
267
268
C11
5-81 Pemasangan 2 X Tention Support 2000 mm pada Tiang Beton
Bulat sudut 90o ............................................................................
5-82 Pemasangan 2 X Tention Support 2000 mm pada Tiang Beton
H sudut 90o .................................................................................
5-83 Pemasangan Cross Arm 2 x T- Off pada Tiang Beton bulat ......
5-84 Peralatan Pengait untuk komunikasi Pembawa (PLC) ...............
5-85 Peralatan Pengait (Coupling Equipment). dalam Gardu.
A: Jebakan Saluran (Line Trap) B: Kapasitor Pengait
(Coupling Capacitor) C: Penyaring Pengait (Coupling Filter)
5-86 Sistem Rangkaian Transmisi dengan Pembawa (PLC) ................
5-87 Contoh Peralatan Radio
5-88 Contoh Sistem Komunikasi Radio Mobil untuk Pemeliharaan
Saluran ........................................................................................
5-89 Lintasan Gelombang Mikro yang dipantulkan oleh reflektor Pasif.
5-90 Reflektor Pasif (A) dan Antena Parabola (B) Gelombang Mikro
(Panah menunjukkan Lintasan Gelombang .................................
5-91 Penghitungan Kapasitas Baterai ...................................................
5-92 Lengkung Pelepasan Baterai .......................................................
6-1 Bentuk lemari dengan bagian yang dapat ditarik keluar ...............
6-2 Busbar tipe terbuka (pandangan depan) ......................................
6-3 Salah satu contoh Busbar tipe tertutup (Kubikel) .........................
6-4 PHB/Gardu terbuka ......................................................................
6-5 PHB TR (Out Door) ......................................................................
6-6 Rangkaian Utama, Pengukuran & Kontrol PHB TR. ...................
6-7 PHB-TR Dua Jurusan dan Empat Jurusan ................................
6-8 Konstruksi PHB-TR type berdiri (Standing) ..................................
6-9 Diagram Pengawatan PHB-TR ....................................................
6-10 Pemeriksaan titik sambungan dengan Thermavision ..................
6-11 Pelaksanaan Pemeliharaan Salah Satu Komponen PHB TR ......
6-12 Diagram Segaris Gardu Trafo Tiang (GTT) ................................
6-13 Pemasangan PHB-TR pada Gardu ............................................
6-14 Diagram Satu Garis PHB-TR Gardu Tiang Trafo .......................
6-15 Pemasangan PHB-TR pada Gardu Control ...............................
6-16 Rangkaian Dasar Trafo ..............................................................
6-17 Diagram Arus Penguat ...............................................................
6-18 Rangkaian Trafo Berbeban .........................................................
6-19 Detail Load Break Switch .
6-20 Ruang Kontak Kontrol Load break switch ...................................
6-21 Panel Perlengkapan Load break switch ..
6-22 Menghubungkan Kabel ..
6-23 Melepaskan Kabel Kontrol ..........................................................
6-24 Pengujian Load Break ..
6-25 Terminal TeganganTinggi ..........................................................
6-26 Sambungan Suplai Tegangan Rendah ..
6-27 Sambungan Kabel Ujung .
6-28 Suplai Tegangan Rendah dan Terminal Grounding
269
270
271
276
277
278
281
283
285
285
287
287
291
291
292
293
293
294
295
296
297
299
300
300
301
302
302
305
306
307
318
323
323
327
329
329
330
331
332
332
C12
6-29
6-30
6-31
6-32
6-33
6-34
6-35
6-36
6-37
6-38
6-39
6-40
6-41
6-42
6-43
6-44
6-45
6-46
6-47
6-48
6-49
6-50
6-51
6-52
6-53
6-54
6-55
6-56
6-57
6-58
6-59
6-60
6-61
6-62
6-63
6-64
333
337
343
343
344
359
350
351
351
353
354
355
356
357
358
368
359
359
360
360
362
364
365
365
365
366
366
367
368
359
370
370
370
371
371
372
C13
DAFTAR TABEL
Tabel
2-1
2-2
2-3
3-1
3-2
3-3
3-4
4-1
4-2
4-3
4-4
4-5
4-6
4-7
4-8
4-9
4-10
4-11
4-12
4-13
4-14
5-1
5-2
5-3
5-4
5-5
5-6
6-1
6-2
6-3
6-4
6-5
Halaman
Penggolongan tarif tenaga listrik ...............................................
Nilai g untuk bermacam-macam jenis beban ..
Daya hantar arus AAAC & XLPE cable TR ...............................
Jenis Pembatas dan Penggunaannya ..
Contoh Data Teknik Pemutus Tenaga (MCB) ..........................
Arus Mula .................................................................................
Batas Kesalahan Presentase yang Diijinkan ......
Memilih Panjang Tiang ..............................................................
Batas minimum penggunaan tiang beton Pada jaring SUTR
TIC khusus ...............................................................................
Spesifikasi kabel LVTC .............................................................
Tahanan Jenis Tanah ...............................................................
Nilai rata-rata Tahanan Elektrode Bumi .................................
Ukuran galian tanah untuk beberapa pipa beton .....................
Daftar material konstruksi SMP dengan tiang atap dan titik
tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa dengan SLP jenis DX/QX dan
SMP jenis NYM/NYY................................................................
Daftar material konstruksi SMP dengan tiang atap/titik tumpu
untuk SR 1 phasa/3 phasa tanpa sambungan jenis Twisted....
Tegangan sentuh yang aman sebagai fungsi dari waktu ..........
Tahanan tubuh sebagai fungsi dari tegangan sentuh ..............
Kuat Hantar Arus Pangeman Lebur .........................................
KHA Penghantar Tembaga A2C dan A3C ...............................
Rekomendasi pemilihan arus pengenal pelebur 24 kV jenis
letupan (Publikasi IEC 282-2 (1970). NEMA disisi primer
berikut pelebur jenis pembatas arus (publikasi IEC 269-2
(1973)(230/400V) disisi sekunder yang merupakan pasangan
yang diserahkan sebagai pengaman trafo distribusi.................
Persamaan kurva ketahanan untuk bermacam-macam jenis
isolasi ........................................................................................
Momen listrik kabel dan hantaran udara TM (20kV) pada beban
diujung penghantar dengan susut tegangan 5% .........................
Pemilihan Kekuatan Tiang Ujung Jaring Distribusi Tegangan
Menengah ..
Jenis-jenis Fasilitas Komunikasi ................................................
Karakteristik dan Struktur Kabel Telekomunikasi ......................
Contoh spesifikasi Peralatan Pembawa Saluran tenaga ..........
Contoh spesifikasi Peralatan Radio ..........................................
Material Pemeliharaan GTT ......................................................
Tabel Daya dan Arus Fuse Link ..............................................
Tabel Daya dan Arus Fuse Link ...............................................
Kabel standar ...........................................................................
Panduan Pengujian Switchgear ...............................................
49
51
54
63
63
80
81
94
95
99
127
128
157
168
171
185
185
196
197
197
201
212
240
272
275
279
280
310
313
314
317
336