Konstruksi Baja 3 - Sambungan Baut PDF
Konstruksi Baja 3 - Sambungan Baut PDF
Latar Belakang
Sistem Sambungan
Contoh Sambungan
Sambungan balok - balok
Dasar perhitungan untuk sambungan baut dan paku keling adalah sama,
yang membedakan adalah cara pelaksanaan dan bahan yang dipakai.
Sambungan keling umumnya terbuat dari mutu normal.
Sambungan keling dipasang dengan pemanasan awal. Pada saat membara,
material keling diselipkan ke lubang keling dan salah satu ujungnya dipukul
sementara ujung lainnya ditahan. Pukulan tersebut akan membentuk
kepala keling pada ujungnya dan badan keling akan mengisi penuh lubang
keling
Pada saat pendinginan, lubang keling akan memberikan gaya tarik awal,
sehingga sambungan akan menjadi sangat fit.
Sambungan baut dapat terbuat dari baut mutu normal atau mutu tinggi.
Baut ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai A307,
dan merupakan jenis baut yang paling murah
Namun baut ini belum tentu menghasilkan sambungan yang paling murah
karena banyaknya jumlah baut yang dibutuhkan pada suatu sambungan
Pemakaian terutama pada struktur yang ringan, batang sekunder atau
pengaku, platform, gording, rusuk dinding.
Mutu baut dapat dibaca dibagian kepala baut, misalnya tertulis 4.6 artinya
tegangan leleh baut = 4 x 6 x 100 = 2400 kg/cm2
Baut mutu normal dipasang kencang tangan, tanpa gaya tarik awal dan
merupakan tipe tumpu.
Sambungan baut mutu tinggi mengandalkan gaya tarik awal yang terjadi
karena pengencangan awal.
Gaya tersebut dinamakan proof load.
Gaya tersebut akan memberikan friksi, sehingga sambungan baut mutu
tinggi hingga taraf gaya tertentu dapat merupakan tipe friksi. Sambungan
jenis ini baik untuk gaya bolak-balik.
Untuk taraf gaya yang lebih tinggi, sambungan tersebut merupakan tipe
tumpu.
Baut mutu tinggi dipasang dengan mula-mula melakukan kencang tangan
dan diikuti dengan setengah putaran setelah kencang tangan. Atau
menggunkana kunci torsi yang telah dikalibrasi sehingga menghasilkan
setengah putaran setelah kencang tangan.
Diameter yang paling sering digunakan pada konstruksi gedung adalah
inci dan 7/8 inci.
Diamter yang palins sering digunakan pada konstruksi jembatan adalah 7/8
inci dan 1 inci
Saat ini sambungan baut lebih ekonomis daripada sambungan keling.
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
Mutu
db (mm)
Proof Stress
(MPa)
A307
Normal
6,35 10,4
60
A325
Tinggi
12,7 25,4
585
825
28,6 38,1
510
725
12,7 38,1
825
1035
370
A490
Tinggi
Keling
Normal
Mutu
Tegangan
geser ijin
(kg/cm2)
Tegangan
tarik ijin
(kg/cm2)
A307
Normal
960
1600
A325
Tinggi
1225
3080
A490
Tinggi
1540
3780
Kerusakan Sambungan
a.
b.
c.
d.
10
9.
Sambungan baut sesuai untuk struktur ringan dengan beban statis yang
kecil, dan batang sekunder (seperti gording, pengikat, bracing, dsb)
Pelaksanaan pekerjaan baut sangat cepat, tidak memerlukan pekerja
dengan kecakapan tinggi
Bila struktur kelak akan dibongkar pasang, baut lebih sesuai untuk
digunakan dibandingkan las
Untuk beban fatique, sebaiknya menggunakan baut mutu tinggi dan las
Pemasangan baut mutu tinggi memerlukan perhatian khusus
Sambungan las memerlukan baja lebih sedikit, dan penampilan
sambungan baik
Pada sambungan yang menerus dan rigid, sambungan las lebih sesuai
Pengelasan sebaiknya dikerjakan di bengkel / work shop karena
pemeriksaan las di lapangan agak diragukan
Pekerjaan las untuk elemen batang yang sangat tebal memerlukan
perhatian ekstra. Lebih seusai jika menggunakan sambungan baut, lagipula
sambungan baut lebih kecil bahanya terhadap retak dan rapuh.
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
11
Mekanisme Sambungan
1.
Tipe tumpu
Sambungan tipe tumpu adalah sambungan yang dibuat dengan
menggunakan baut yang dikencangkan dengan tangan, atau baut mutu
tinggi yang dikencangkan untuk menimbulkna gaya tarik minimum yang
disyaratkan, yang kuat rencananya disalurkan oleh gaya geser pada baut
dan tumpuan pada bagian-bagian yang disambungkan
12
2.
Tipe friksi
Sambungan tipe friksi adalah sambungan yang dibuat dengan
menggunakan baut mutu tinggi yang dikencangkan untuk menimbulkan
tarikan baut minimum yang disyaratkan sedemikian rupa sehingga gayagaya geser rencana disalurkan melalui jepitan yang bekerja dalam bidang
kontak dan gesekan yang ditimbulkan antara bidang-bidang kontak
13
Klasifikasi Sambungan
1.
14
15
16
2.
17
18
3.
19
20
21
Bidang kerja :
1.
2.
3.
22
1.
23
2.
24
3.
25
3 db S 15 tp atau 200 mm
1,5 db S1 (4 tp + 100) atau
200 mm
S2 12 tp atau 150 mm
26
Perencanaan Baut
27
28
29
Kombinasi Geser
danTarik Rencana
Tumpu Baut
30
31
32
Kombinasi Geser
danTarik Rencana
Friksi Baut
(Tb)
33
Pada sambungan ini, beban bekerja pada bidang sambungan, tetapi tidak
melalui titik berat sambungan. Akibat eksentris tersebut akan
menimbulkan beban momen puntir pada sambungan, sehingga disamping
sambungan menerima geser sentris, juga ditambah menerima beban
geser puntir
Ada 3 cara pendekatan analisis untuk sambugan baut geser puntir yang
telah dikenal yaitu :
Cara elastis
Reduced Eccentricity Method
Ultimated Strength Method
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
34
A. Cara Elastis
35
(2)
Kalau diperhatikan, maka baut yang menerima beban terberat adalah baut terjauh
dari cg (Rmax)
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
36
Sin ai =
Cos ai =
Khi = Ki sin ai =
Kvi = Ki cos ai =
Dimana :
Kva =
Total beban yang diterima :
Rn
37
Cara elastis dapat dikatakan over estimate terhadap besarnya momen yang
bekerja pada sambungan sehingga dikembangkanlah suatu cara yang
memakai efektif eksentrisitas dengan memperhitungkan pengaruh tahanan
slip (gesekan) pada bidang gesek.
Baut satu baris, dan n adalah jumlah baut dalam satu baris :
eefektif = eaktual (1+2n)/4 (inchi)
Baut dua baris atau lebih, simetris, dan n jumlah baut dalam satu baris :
eefektif = eaktual (1+n)/2 (inchi)
1 inchi = 2,54 cm
Contoh baut 1 baris, n = 4
eefektif = 6 (1+2x4)/4 = 3,75 in
38
Kedua penyelesaian diatas dengan cara sifat sambungan elastis. Cara yang
lebih realistis adalah ultimate strength method
Jika pada baut yang terjauh belum mulai terjadi slip atau leleh, sambungan
belum gagal. Bila momen bertambah, baut yang lebih dekat akan menahan
beban bertambah besar, dan kegagalan tidak terjadi sebelum semua baut slip
atau leleh.
Pada beban eksentris ini cenderung terjadi baik rotasi maupun translasi pada
bahan sambungan, dan pengaruhnya sama dengan perputaran sambungan
terhadap suatu titik yang disebut pusat sesaat perputaran (titik O).
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
39
40
Rumus tsb berlaku untuk beban Mu saja dan baut hanya 1 baris
Untuk beban Mu dan Pu, nilai Ru direduksi
Untuk baut lebih dari 1 baris, nilai Ru dinaikkan
41
Pada tipe sambungan ini beban bekerja tidak lagi pada bidang sambungan,
maka akan timbul gaya lintang dan momen lentur pada bidang sambungan
itu
42
43
(1)
atau
(2)
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
44
45
Pada metode ini momen lentur yang terjadi, gaya tarik ditahan oleh baut
sedangkan tekan dipikul oleh pelat penyambung
Tarik yang diterima luasan baut dapat ditransformasi ke luasan pelat dengan
lebar be
dimana : be = (A . n) /
A = luasa penampang baut
= jarak baut vertikal
n = jumlah baut 1 deret
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
46
Pada baut yang terjauh dari garis netral (g.n) menerima tegangan :
47
48
Akibat momen terjadi tegangan tekan yang dipikul pelat dan tegangan tarik
yang dipikul oleh baut
49
Kontrol tarik :
dimana :
Anggap beban tarik baut = Td (diambil dari Td tarik murni dan kombinasi
geser tarik, mana yang terkecil)
Garis netral :
50
Dimana Vn = 1,13 m m Tb
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
51
Sambungan Balok
Pada potongan I akan terjadi gaya lintang sebesar DI dan momen lentur MI
DESAIN KONSTRUKSI BAJA MK-144020-Unnar-Dody Brahmantyo
52
53
Sambungan Sayap
Momen yang dipikul saya dijadikan sepasang gaya kopel sehingga sambungan
pada sayap menerima beban geser sentris sebesar gaya kopel tersebut
h = tinggi profil
54
Sambungan Badan
Momen pada pelat badan dan gaya lintang akan bekerja sebagai beban geser
eksentris dan momen puntir pada sambungan pelat badan
55
56