TEKNOLOGI BIOMASSA
PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH
KELOMPOK I
Derryl Tri Jaya
061340411682
Dody Saaputra
061340411683
Dwi Putri A
061340411684
061340411687
061340411689
Kelas: 6EGD
Dosen Pembimbing: Ahmad Zikri, S.T., M.T.
Tujuan Percobaan
a. Dapat membuat biodiesel dari minyak jelantah.
b. Dapat menganalisa kualitas produk (biodiesel) yang dihasilkan dari
minyak jelantah.
c. Dapat membedakan proses esterifikasi dan trans-esterifikasi pada
pembuatan biodiesel
II.
Gelas kimia
Pipet volum
Erlenmeyer
Bola karet
Corong pemisah
Gelas ukur
Spatula
Termometer
Biuret
Stirrer
Hot plate
Viscometer
Neraca analitik
Piknometer
Pipet tetes
b. Bahan yang digunakan
Minyak jelantah
Methanol
NaOH
Indikator pp
Aquadest
III.
Dasar Teori
Biodiesel merupakan suatu nama dari alkyl ester atau rantai panjang
asam lemak yang berasal dari minyak nabati maupun lemak hewan, biodiesel dapat
digunakan sebagai bahan bakar pada mesin yang menggunakan diesel sebagai bahan
bakarnya tanpa memerlukan modifikasi mesin. Biodiesel tidak mengandung petroleum
diesel atau solar.
Biodiesel adalah senyawa mono alkyl ester yang diproduksi melalui
reaksi transesterifikasi antara trigliserida (minyak nabati, seperti minyak sawit, minyak
jarak, dll) dengan metanol menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis biasa.
Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung oksigen.
Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petroleum diesel (solar) yang
komponen utamanya hanya terdiri dari hidrokarbon. Jadi, komposisi biodiesel dan
petroleum diesel sangat berbeda.
Biodiesel secara nyata dapat mengurangi pencemaran, mengurangi
hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, sulfat, poliskikaromatik
hidrokarbon dan hujan asam.
Sifat-sifat yang terdapat pada biodiesel, yaitu :
Ramah lingkungan
Refined bleached deodonized palm oil (RPO) merupakan minyak hasil kelapa
sawit yang telah mengalami proses penurunan di refinery.
Phosporic acid (H3PO4) digunakan sebagai zat yang akan mengurangi kadar
sabun dalam biodiesel, mengikat getah-getah (gum) dalam biodiesel, bersifat
asam dengan kadar >85% .
Proses Esterifikasi
Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester.
Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis yang cocok
adalah zat berkarakter asam kuat. Asam sulfat, asam sulfonat organik atau resin penukar
kation asam kuat merupakan katalis yang biasa dipilih dalam praktek industri.
Lalu untuk mendorong agar reaksi bisa berlangsung kekonversi yang
sempurna pada temperatur rendah (misalnya paling tinggi 120C ) reaktan metanol
harus ditambahkan dalam jumlah yang sangat berlebih (biasanya lebih besar dari 10 kali
misbah stoichiometrik) dan air ikutan reaksi harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu
fasa minyak. Melalui kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan
metoda peningkatan air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester metil nya dapat
dituntaskan dalam waktu 1 sampai beberapa jam.
Reaksi esterifikasi dapat dilhat pada:
RCOOH
CH3OH
RCOOCH3
H2O
Proses Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi
trigliserida (minyak nabati) menjadi alkil ester melalui reaksi dengan alkohol dan
menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Diantara alkohol-alkohol monohidrik yang
menjadi kandidat sumber (pemasok gugus alkil) metanol adalah yang paling umum
digunakan, karena harganya murah dan reaktivitasnya paling tinggi, selain itu lebih
mudah untuk direcoveri walaupun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan
alkohol jenis lainnya seperti etanol.
Transesterifikasi
merupakan
suatu
reaksi
kesetimbangan,
untuk
mendorong reaksi agar bergerak kekanan sehingga dihasilkan metil ester (biodiesel)
maka perlu menambahkan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang
harus dipisahkan. Reaksi transesterifikasi trigliserida dengan metanol untuk
menghasilkan metil ester (biodiesel).
O
R1
CH2
HOCH2
R2
RC
CH3
CH + 3CH3OH
HOCH + 3
CH2
HOCH2
R3
Trigliserida
metanol
gliserol
biodiesel
Tahap Esterifikasi
Refined oil
Lapisan bawah
adalah
gliserol
Tahap Transesterifikasi
Proses Pencucian
Biodiesel yang diperoleh masih mengandung residu, antara lain sisa
katalis, soap stock (sabun sisa), metanol yang tidak bereaksi dan sisa gliserol yang tidak
terpisah setelah pemisahan awal dengan corong pemisah.
Metode pencucian :
Water washing
Stir washing
Bubble washing
oleh pompa aerator. Gelembung udara timbul melalui air menuju biodiesel
dilapisan atas membawa pula air disekitarnya yang berfungsi mencuci biodiesel
disekitar gelembung.
menyerap impurities dalam biodiesel. Adsorber yang biasa digunakan antara lain
magnesium silikat, zeolit dan resin
IV.
Langkah Kerja
Apabila asam lemak bebas > 5 % proses esterifikasi dengan katalis asam pekat
dan dilanjutkan dengan proses transesterifikasi.
Apabila asam lemak bebas < 5 % maka langsung dilakukan proses
transesterifikasi.
% FFA =
25,6
gr
xV x N
mol
m
N = konsentrasi NaOH
m = massa sampel
B. Pembuatan Biodiesel
Proses Esterifikasi
1. Perbandingan metanol 15-35 % massa sampel dan H2SO4 0,5 % massa.
2. Mencampurkan metanol dan H2SO4.
3. Memanaskan sampel sampai 70C dan diaduk dengan kecepatan 300 rpm.
4. Memasukkan campuran metanol dan asam sulfat sedikit demi sedikit,
memanaskan campuran tersebut pada suhu 60C selama 1 jam.
5. Memasukkan campuran sampel tersebut kedalam corong pemisah sampai
terbentuk 2 lapisan.
6. Mencuci larutan ester dengan air panas pada suhu 70C dengan volume 50%
dari volume biodiesel (hasil pencucian disebut ester).
Proses Tranesterifikasi
1. Memindahkan ester kedalam gelas kimia.
2. Mencampurkan ester dengan metanol 15-35 % massa sampel dan NaOH 0,40,6 % massa sampel.
3. Memasukkan campuran metanol kedalam ester yang telah dipanaskan pada
suhu 60C dijaga selama 1 jam.
4. Memasukkan campuran kecorong pemisah sehingga terbentuk 2 lapisan
(lapisan atas biodiesel lapisan bawah gliserol)
Proses Pencucian
1. Memanaskan air hingga suhu 60C.
2. Selanjutnya memasukkan air panas dengan suhu 60C dengan volume yang
sama dengan biodiesel kedalam corong pisah, kocok selama 5 menit sampai
rata, didiamkan selama 24 jam.
3. Memisahkan air dengan biodiesel.
4. Memanaskan biodiesel pada suhu 40-48C.
5. Mendinginkan biodiesel hingga suhu sama dengan lingkungan.
6. Ulangi proses pencucian hingaa air pencucian berwarna bening
C. Analisa Biodiesel
Pengujian pH
1. Menyiapkan kertas lakmus (pH meter).
2. Memasukkan sampel biodiesel kedalam gelas kimia.
3. Mencelupkan kertas lakmus kedalam biodiesel.
4. Mencocokkan kertas lakmus dengan indikator pH
Pengujian viskositas
1. Ditentukan massa jenis bola dan massa jenis biodiesel.
2. Dimasukan biodiesel ke dalam tabung viskometer.
3. Dimasukan bola ke dalam tabung yang telah berisi biodiesel dan dijaga
jangan sampai ada gelembung udara. Pada saat bola sampai tanda paling
atas, stopwatch dihidupkan dan dimatikan pada saat bola sampai tanda
bagian bawah.
4. Dicatat waktu yang digunakan , yaitu gerakan bola dari tanda bagian atas
sampai tanda bagian bawah.
5. Dibalik tabung tersebut dan mengulangi pengikuran hingga dicapai harga
viskositas yang tepat.
6. Dihitung viskositas dengan rumus, = K (1 2 )t
V.
Data Pengamatan
Pembuatan biodiesel
Minyak
jelantah
mula-mula
Minyak
jelantah
sampel 1
Minyak
jelantah
sampel 2
Minyak
jelantah
sampel 3
Sisa
minyak
jelantah
Metanol
Komponen
sampel
(11%)
Metanol
sampel
(15%)
KOH
(13%)
Metanol
sampel
Metanol
Gliserol
dari
sampel 1
Biodiesel
dari
sampel 1
Pengotor
dari
sampel 1
Gliserol
dari
sampel 2
Biodiesel
dari
sampel 2
Pengotor
dari
sampel 2
Gliserol
dari
sampel 3
Biodiesel
dari
sampel 3
Pengotor
dari
Komponen
sampel 3
Komponen
Sampel minyak
NaOH
yang
digunakan
pada
Berat (gr)
o
In
po
ne
ut
n
Sampel 1
Ca
m
pu
5,
ra
n
Gl
ise
ies
ot
el
Pe
ng
rol
Bi
od
or
Hi
la
ng
(lo
ss)
Sampel 2
Ca
m
pu
6,
ra
n
Gl
ise
rol
Bi
od
ies
el
Pe
ng
ot
or
Hi
la
ng
(lo
ss)
Sampel 3
Ca
m
pu
6,
ra
n
Gl
ise
ies
ot
el
Pe
ng
rol
Bi
od
or
Hi
la
ng
(lo
ss)
To
tal
ke
sel
8,
ur
uh
an
Data Analisa
Kompone
n
Penentuan Densitas
Berat
gelas
kosong
Berat
kimia
sampel
Volume
sampel
gelas
kimia
Penentuan Viskositas
Waktu
tempuh
Percobaa
n kedua
Percobaa
n pertama
Penentuan pH
pH
VI.
Perhitungan
A. Pengujian FFA
FFA=
25,6
FFA=
: 5,06 g
: 0,1 mek/ml
g
.V . N
mol
m
g
mek
.13,5 ml .0,1
mol
ml
=6,83
5,06 g
B. Pembuatan Biodiesel
: 459,36 g
: 500 ml
% Konsentrasi metanol
: 11 %
Massa metanol
= 11 % x 459,36 g
= 50,52 g
: 435,19 g
: 500 ml
% Konsentrasi metanol
: 13 %
Massa metanol
= 13 % x 435,19 g
= 56,54 g
: 435,99 g
: 500 ml
% Konsentrasi metanol
: 15 %
Massa metanol
= 15 % x 435,99 g
= 65,40 g
% Konsentrasi KOH
Massa metanol
: 435,36 g
:2
= 2 % x 435,36 g
= 9,1872 g
Massa KOH
BM KOH
BM Metanol
KOH + CH3OH
Mol KOH
: 9,1872 g
: 56 g/mol
: 32 g/mol
CH3OK + H2O
= gr/BM
9,1872 g
g
56
mol
= 0,1641 mol
Mol KOH
= mol CH3OH
0,1641 mol
Massa CH3OH
= 5,2512 g
Massa CH3OH dilebihkan menjadi 6 g
C. Analisa
Penentuan Densitas
: 41,84 g
Volume biodiesel
: 10 ml
m
v
8,55 g
10 ml
=0,855 g /ml
: 33,29 g
Penentuan Viskositas
Koefisien bola
: 19,10 detik
: 8,02 g/ml
: 0,855 g/ml
: 0,01336
= K ( bola biodiesel) . t
= 1,8283 cst
= 1,8283 mm2/s
Karakteristik Biodiesel
Direktorat
Marketing
dan Bisnis,
PT.
PERTAMI
NA
(Persero)
Ti
Mi
Ma
815
87
2,0
5,0
60
VII.
Analisa Data
Pada percobaan yang dilakukan yaitu pembuatan biodiesel dari minyak
jelantah. Dengan tujuan dapat membuat biodiesel dari minyak jelantah dan dapat
menganalisa kualitas produk (biodiesel) yang dihasilkan dari minyak jelantah.
Pembuatan biodiesel dilakukan melalui reaksi transesterifikasi atau esterifikasi. Proses
transesterifikasi adalah proses pertukaran antara gugus alkyl dari trigliserida dengan
gugus alkyl methanol (alkohol), sehingga terbentuk FAME dan gliserin sebagai produk
samping. Persamaan umum dari reaksi transesterifikasi adalah
Trigliserida + 3CH3OH
3RCOOCH3 + Gliserol
Elektolisis adalah peristiwa terjadinya perubahan kimia karena mengalirnya arus listrik
melalui larutan elektrolit. Waktu yang digunakan untuk proses elektrolisis ini adalah 15
menit, semakin lama waktu elektrolisis maka semakin banyak biodiesel yang terpisah
dari pengotor.
Selanjutnya dilakukan pemisahan berdasarkan corong pisah, dimana
akan terbentuk 3 lapisan yaitu gliserol, metil ester dan pengotor atau sisa sabun. Pada
percobaan ini menggunakan 3 sampel yang berbeda dengan variasi methanol. Sampel
variasi 15% methanol yang paling banyak menghasilkan biodiesel yaitu 376,92 gr atau
435 mL. hal ini dikarenakan rasio perbandingan methanol dengan minyak jelantah lebih
besar dibandingkan dengan kedua sampel lain sehingga konversi ester yang dihasilkan
akan lebih banyak.
Selanjutnya dilakukan proses pengujian kualitas dari produk biodiesel
yang dihasilkan. Parameter yang diuji ada 4yaitu pH, densitas, viskositas dan flash
point. Pada pengujian pH didapat pH sebesar 7. Pada pengujian densitas didapat nilai
yaitu 855 kg/L. nilai yang dapat diperbolehkan oleh pertamina (menurut tabel parameter
dari pertamina). Pada pengujian viskositas, didapat nilai 1,83 cst atau 1,83 mm 2/sekon.
Nilai ini berada dibawah rentang nilai viskositas yang diberikan pertamina. Pada
pengujian flash point, didapat nilai 81oC. Nilai flash point mempengaruhi proses
eliminasi kontaminasi methanol akibat proses konversi minyak yang tidak sempurna.
Nilai flash point kecil menunjukkan bahwa biodiesel lebih mudah terbakar.
VIII.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dsimpulkan bahwa:
Percobaan ini berhasil sesuai dengan tujuan percobaan yaitu membuat biodiesel
dari minyak jelantah, menganalisa kualitas produk (biodiesel) yang dihasilkan
dari minyak jelantah.
pH
:7
: 855 kg/m3
Viscositas
: 1,83 mm2/s
: 81 oC
Analisa FFA bertujuan untuk menentukan bilangan asam yang terkandung dalam
biodiesel analisa ini dilakukan sebelum melakukan proses pembuatan biodiesel
karena yang dianalisa adalah bahan baku pembuatan biodiesel.
DAFTAR PUSTAKA
Anggi,Yudi.2013.Laporan
Praktikum
Biodiesel,
online,
Egen.2009.Pembuatan
Biodiesel
dari
Minyak
Goreng
Bekas,
online,
GAMBAR ALAT
Corong
Bola karet
Heater
Batang Pengaduk
Buret
Gelas Kimia
Viskometer
Kaca Arloji
Erlenmeyer
Labu Ukur
Pipet Tetes
Spatula
Neraca Analitik
Pipet Ukur