Anda di halaman 1dari 4

CeritaJika #14 : Jika Istrimu Seorang Bidan

Jika kamu berpikir bahwa memiliki seorang bidan berarti ia memiliki banyak waktu di rumah untuk
menemanimu dan keluarga, percayalah, bahwa asumsimu tak sepenuhnya benar. Aku ceritakan sedikit.
Bidan. Perempuan yang separuh hidupnya berhubungan dengan perempuan, keluarga, dan anak-anak. Lahan
kerja kami sedikit. Menolong persalinan, memeriksa ibu hamil, mendeteksi penyakit reproduksi, memberi
konseling remaja dan keluarga berencana. Dari pekerjaanku inilah, aku bersyukur karena aku bisa lebih dekat
dengan perempuan-perempuan di sekitarku, entah sebagai seorang ibu, seorang remaja, anak-anak, bahkan
wanita tuna susila. Aku belajar banyak dari mereka.
Perempuan. Kami makhluk yang spesial, bisa multitasking. Dalam profesi bidan, aku bisa bekerja di beberapa
tempat: di Rumah Sakit, puskesmas, atau membuka praktek di rumah sendiri. Di Rumah Sakit dan puskesmas,
tekanan pekerjaanku cukup tinggi. Pasien yang banyak, rekan sejawat yang tidak bisa bekerja sama dengan baik,
laporan harian dan bulanan yang harus diselesaikan, sampai kematian ibu atau bayi.
Ketika kau menyambutku pulang ke rumah dengan lesu, cukup berikan aku sebuah pelukan, lalu dengarkan
cerita-cerita yang ingin aku sampaikan. Mungkin saja saat itu aku sedang dimarahi atasan, dimarahi pasien, atau
mungkin baru saja melihat seorang ibu yang kehilangan anaknya, atau melihat seorang ibu yang meninggal
setelah persalinan, lebih buruk lagi; melihat seorang ibu yang menangis karena kehilangan bayi dalam
kandungannya, sedang ia telah menunggu bayi itu hadir setelah delapan tahun.
Jika aku membuka praktek bidan di rumah, aku bisa berinteraksi dengan pasien-pasienku lebih leluasa.
Menolong persalinan di rumah, melakukan konseling pribadi. Sebagian waktuku akan habis aku gunakan untuk
menangani klienku. Belum lagi jika ada pasien yang datang di malam hari. Ketika kau baru pulang kerja larut
malam, belum tentu aku bisa menyambutmu dengan membuatkan air panas untukmu mandi atau secangkir kopi.
Disaat yang sama, di ujung pintu rumah kita, bisa jadi ada seorang ibu yang kesakitan karena hendak
melahirkan, atau seorang ibu dengan wajah iba mengetuk pintu rumah kita, karena anaknya menderita demam.
Jika kau mendengar suara pintu diketuk ditengah malam, dan kau melihatku tertidur, bangunkan aku dengan
lembut dari tidurku. Itu akan sangat membantuku.
Jika pasien yang aku tangani memerlukan pertolongan lanjutan, tolong bantu aku mengantar pasienku ke rumah
sakit. Kau mungkin tak paham mengapa pasien ini harus dibawa ke rumah sakit. Jika kau terbiasa, maka kau
akan paham. Belum lagi jika agenda mingguan kita untuk pergi bersama batal karena ada yang hendak bersalin.
Tolong, jangan kecewa. Bantu aku memberikan pengertian pada anak kita kelak.
Aku memang sibuk dengan pasien-pasienku di rumah, namun tak perlu khawatir. Tak perlu kau takut kelaparan
hanya karena aku sibuk dengan pasienku. Aku sudah memasak untuk kau, dan pasienku yang hendak bermalam
untuk melahirkan. Disela-sela pasien yang datang, aku juga menemani anak kita belajar dan mengerjakan PR.
Jika kau menikahi seorang bidan, jangan pernah berasumsi kau menikahi seorang yang kaya raya. Penghasilan
kami tak seberapa. Jika lebih dari cukup, percayalah, itu hadiah dari Tuhan.

Jangan tuntut aku untuk melepas pengabdian dengan alasan menomerduakan keluarga. Bagiku, keluarga selalu
nomer satu, walau aku tak selalu bisa menemani, bahkan hanya mendoakan dalam hati. tapi pengabdian takkan
pernah benar-benar berhenti.
Sebagai Perempuan, aku memang terlahir dengan naluri mandiri dan multitasking. Namun, keberadaanmu disisi
akan lebih menenangkan.

CeritaJIKA #5 : Jika Istrimu Seorang Perawat

Seorang perawat dapat bekerja dimana saja. Di rumah sakit, puskesmas, perusahaan,
dan bisa juga membuka klinik keperawatan di rumah atau home care.
Jika isterimu seorang perawat, mungkin dia tak bisa selalu bersamamu setiap waktu.
Karena ada yang harus selalu dia jaga, pasiennya. Dia hanya dapat libur sekali dalam
seminggu. Itu pun tak selalu sabtu minggu, berbeda dengan kamu. Rumah sakit tak
mengenal tanggal merah, Sayang, jadi mengertilah. Bahkan yang paling ekstrem kau tak
bisa sholat Ied saat Hari Raya bersamanya jika jadwal memang mengharuskannya untuk
tetap bertugas.
Seorang perawat akan siap sedia mengatasi keluhan setiap pasiennya. Hampir setiap
hari yang dia dengar adalah keluhan. Ada pasien yang mengeluh sakit, mengeluh mual,
mengeluh selang infusnya macet, mengeluh tak nafsu makan, dan seterusnya. Maka
janganlah kau terlalu sering mengeluh di hadapannya. Terlebih tentang hal-hal yang
sepele. Jika ada masalah, bicaralah baik-baik. Bicarakan semua masalahmu padanya, dia
akan dengan rela hati mendengarkanmu. Karena seorang perawat adalah pendengar
yang baik.
Jika isterimu seorang perawat dia mungkin akan cerewet sekali menasehati segala hal
tentang kesehatan. Memperhatikan dengan cermat setiap masalah kesehatan yang kau
dan anak-anakmu alami. Dia paham betul mitos-mitos yang akan mempengaruhi
kesehatan. Jadi maafkanlah dia jika sesekali dia tak nurut dengan petuah-petuah ibumu.
Jika yang akan selalu sholat di belakangmu adalah seorang perawat, maka doakanlah dia
agar selalu memiliki daya imun yang luar biasa. Karena setiap harinya dia bersentuhan
dengan pasien yang beraneka rupa penyakitnya. Ingatkan dia untuk cuci tangan, untuk
selalu menggunakan sarung tangan, masker, dan ingatkan dia untuk langsung mandi
sepulang bekerja.
Bekerja di rumah sakit memang riskan, tapi semoga kau akan tetap meridhoinya. Karena
seorang perawat tak bisa tinggal diam begitu saja. Dia akan lebih bahagia ketika ilmunya
bermanfaat, dapat menyehatkan yang sakit dan membuat orang yang sehat menjadi
tetap sehat.
Aku sendiri belum dapat memutuskan akan bekerja dimana. Rumah sakit bagiku sedikit
terlihat menyeramkan. Bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten sepertinya
menyenangkan, bisa mempengaruhi kebijakan dan menjadi advokat bagi masyarakat.
Namun bekerja di perusahaan yang sama denganmu juga terlihat sangat menarik.
Berangkat dan pulang bersama. Menjadi konsultan kesehatan bagi rekan-rekan kerjamu.
Jika RUU Keperawatan sudah disahkan, mungkinhome care jadi pilihan terbaik. Karena
dengan membuka praktik sendiri di rumah, aku dapat mendampingimu selalu dan
mengamati tumbuh kembang anak-anakmu.
Entahlah aku masih belum bisa memutuskan sekarang. Yang jelas, aku selalu berharap
sesekali bisa menjadi tim kesehatan haji bagi rombonganmu. Melakukan wukuf dan sai
bersama-sama denganmu. Sepertinya menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai