Anda di halaman 1dari 2

Dokter adalah seseorang yang mempunyai jasa menyembuhkan pasien atau seseorang yang sedang sakit.

Dokter dapat menyembuhkan penyakit yang diderita pasien. Apabila aku besar nanti, aku akan menjadi dokter. Karena dokter adalah seseorang yang sangat berjasa. Aku ingin menjadi dokter karena dapat menyembuhkan pasien yang terkena penyakit. Dan di saat-saat ini aku akan belajar dengan sepandaipandainya agar aku dapat meraih cita-citaku yang ingin menjadi dokter. Karena disaat kita kecil kita selalu dibahagiakan orang tua. Tapi saat kita akan menjadi orang yang sukses, kita harus membahagiakan orang tua. Disaat aku kecil,aku selalu disayangi orang tua, tapi saat kita sudah besar, kita harus menyayangi orang tua kita. Aku mempunyai cita-cita menjadi dokter karena saat aku kecil waktu itu aku sedang sakit dan aku dibawa ke dokter. Dan saat itu aku akan menjadi dokter karena waktu itu aku sedang melihat seseorang yang kesakitan, dan aku melihat seorang dokter yang berjuang untuk mengobati pasien itu. Betapa besar jasa seorang dokter ketika mengobati pasiennya. Dan aku akan belajar sepandaipandainya agar aku dapat meraih cita-citaku menjadi dokter. Dan dokter telah berjuang demi pasiennya yang sedang sakit. Jasa seorang dokter tak akan aku lupakan. Karena dokter membantu dan berkorban untuk membantu menyembuhkan penyakit seseorang yang sedang melawan kesakitan. Tak akan kulupakan jasa seorang dokter yang amat besar memperjuangkan nyawa seseorang. Jika kau sakit, kau membantu menyembuhkanku, jasa mu tak ternilai dengan uang. Aku akan mengingat jasa mu yang mulia, tak akan kulupakan jasamu yang sangat besar. Jika tak ada kau, orang orang akan kesulitan menghadapi penyakit yang dideritanya. Karena itu aku akan menjadi dokter supaya bisa membantu orang-orang yang kesakitan. Juara II lomba mengarang Berkarya Melalui Internet dng tema Cita-citaku Kenapa aku ingin menjadi bidan? Bagiku menjadi bidan adalah suatu mimpi masa kecilku yang ingin kuwujudkan. Khayalan di masa lalu ketika aku selalu membayangkan memakai seragam putihputih, melingkarkan sebuah stetoskop di leher, serta memegang jarum suntik yang membuatku selalu kagum dengan sosok dokter, bidan, maupun perawat. Rasanya hal itu sungguh menyenangkan jika aku bisa menjadi salah satu sosok seperti mereka. Memilih menjadi bidan juga tak lepas dari dukungan keluarga besarku. Masih teringat di memoriku ketika aku dan saudara-saudaraku sakit ibu dan ayah sering membawa kami berobat ke rumah seorang bidan. Aku sering berkata kelak jika sudah besar nanti aku ingin menjadi seperti bidan tersebut. Begitulah kalimat yang pernah kulontarkan 13 tahun yang lalu dan masih terus diingat oleh ibuku saat ini. Keinginanku semakin besar ketika membayangkan suatu saat nanti aku juga memiliki klinik dan mengobati pasien. Aku ingin melalui profesi yang mulia ini, menjadi seorang bidan, lewat tanganku ini, aku bisa menghadirkan senyuman di wajah seorang ibu, seorang ayah yang menanti kehadiran putra-putrinya selama 9 bulan lamanya. Bagiku menjadi bidan berarti membawa kebahagiaan bagi banyak orang. Lewat tangan tangan bidanlah kehidupan baru itu muncul membawa berjuta impian, harapan dan cita-cita yang besar

pada sebuah janin yang kini hadir menjadi seorang bayi mungil. Tentunya semua tak lepas dari izin Tuhan Yang Maha Kuasa. Kuakui menjadi bidan tak semudah dari apa yang kubayangkan. Dua tahun lebih merasakan pendidikan di akademi kebidanan menuntutku menjadi pribadi yang tangguh dalam segala hal. Tak jarang rasa lelah dan bosan sering menghampiriku. Namun, aku selalu berjanji tidak akan pernah berputus asa meraih mimpiku Menjadi Bidan.

Anda mungkin juga menyukai