Anda di halaman 1dari 2

Membandingkan Jahitan Dan Staples Untuk Penutupan Kulit Setelah Bedah Ortopedi:

Studi Systematic Review Dan Meta-analisis


Penutupan kulit setelah operasi berperan penting dalam proses penyembuhan luka,
pencegahan komplikasi, dan percepatan durasi perawatan. Oleh karena itu, dibutuhkan
metode yang efektif untuk mencapai tujuan optimal dari penutupan luka. Dalam bidang
ortopedi, penjahitan dan staples merupakan metode yang paling sering digunakan. Namun,
belum ada konsensus yang menyatakan metode apa yang lebih baik dipilih. Pada tahun 2009,
sebuah penelitian systematic review dan meta-analisis menyatakan bahwa risiko infeksi
pasca-operasi lebih tinggi pada pasien yang mendapat tatalaksana staples.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan apakah masih ada keuntungan signifikan
dalam penggunaan jahitan, dibandingkan dengan staples, untuk penutupan kulit setelah bedah
ortopedi pada pasien dewasa.
Penelitian berdesain systematic review dan meta-analisis ini mengambil data dari MEDLINEOVID, EMBASE-OVID, CINAHL, dan Cochrane Library. Beberapa literatur yang belum
dipublikasikan juga diikutsertakan dalam penelitian ini. Artikel yang masuk ke dalam kriteria
inklusi adalah artikel berbahasa Inggris dari berbagai negara yang terbit setelah tahun 1950.
Peneliti juga memasukkan semua Randomised Control Trial (RCT) dan studi observasional
yang membandingkan penggunaan jahitan dan staples pada pasien di atas 18 tahun.
Berdasarkan kriteria inklusi tersebut, didapatkan 13 studi yang kemudian diolah dengan
Review Manager V.5.0. Heterogenitas dari efek terapi diukur dengan menghitung Risk Ratio
(RR).
Hal utama yang dinilai perbandingannya adalah insiden infeksi pada lokasi operasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara penggunaan
jahitan dan staples dalam kejadian infeksi, dengan nilai risiko relatif kumulatif sebesar 1,06
(0,46 2,44). Lokasi operasi yang dinilai adalah pada area pinggul dan lutut.
Penelitian ini juga membandingkan waktu penutupan, peradangan, durasi rawat inap, nyeri,
pembentukan abses, nekrosis, discharge, reaksi alergi, dan kualitas hidup yang berkaitan
dengan kesehatan. Dari semua faktor yang dinilai tersebut, tidak terdapat perbedaan
signifikan antara penggunaan jahitan atau staples, kecuali untuk waktu penutupan. Beberapa
data kualitatif menunjukkan bahwa penutupan luka berlangsung lebih cepat pada pasien yang
mendapatkan tatalaksana staples dibanding jahitan.

Penelitian ini memiliki kekuatan metodologis yang tinggi karena merupakan studi systematic
review dan meta-analisis. Jika dibandingkan dengan penelitian systematic review dan metaanalisis sebelumnya, penulis juga tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara jahitan
dan staples pada semua hasil. Namun, terdapat beberapa kelemahan, seperti minimnya
kualitas bukti dan heterogenitas yang signifikan pada beberapa studi. Selain itu, karena
kurangnya data, penulis tidak dapat menemukan efek bahan jahitan atau keterampilan dokter
yang mungkin menimbulkan bias dari efek penggunaan jahitan
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat efek yang berbeda bermakna
antara penggunaan jahitan dan staples, kecuali dalam hal waktu penutupan. Penulis dapat
mulai memikirkan faktor ekonomi dan keersediaan logistik untuk memilih antara metode
jahitan atau staples.
Disarikan dari:
Krishnan R, MacNeil SD, Mehta MSM. Comparing sutures versus staples for skin closure
after orthopaedic surgery: systematic review and meta-analysis. BMJ Open
2016:6:e009257.

Perbandingan penutupan kulit dengan jahitan dan staples setelah operasi ortopedi

Anda mungkin juga menyukai