06 - 199kebisingan Memengaruhi Tekanan Darah Pekerja PT PLN PDF
06 - 199kebisingan Memengaruhi Tekanan Darah Pekerja PT PLN PDF
HASIL PENELITIAN
EDUCATION
ABSTRAK
Intensitas kebisingan yang melebihi nilai ambang batas (NAB) merupakan masalah yang perlu dicegah, karena dapat berakibat buruk bagi
kesehatan dan keselamatan kerja, salah satunya terhadap tekanan darah. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan kohort prospektif, dengan sampel 30 pekerja di PT. PLN (Persero) Sektor Barito PLTD Trisakti Banjarmasin. Pengambilan sampel
menggunakan teknik quota sampling. Intensitas kebisingan diukur dengan alat Sound Level Meter (SLM) dan pengukuran tekanan darah dengan
sphygmomanometer digital. Pada intensitas kebisingan >NAB (Nilai Ambang Batas) vs intensitas kebisingan <NAB, didapatkan peningkatan
tekanan darah sistolik masing-masing pada 86,67% vs 33,33% pekerja (p = 0,009) dan peningkatan tekanan diastolik masing-masing pada 80%
vs 27% pekerja (p = 0,01).
Kata kunci: intensitas kebisingan, tekanan darah, NAB
ABSTRACT
The intensity of noise which exceeds threshold value is aproblem that needs preventing, it causes bad consequences for health and safety, one
of them is for blood pressure. This research is analytic research observasional with the approach of kohort prospektif, by sampel 30 employees
in PT PLN (Persero) of Sector of Barito PLTD Trisakti Banjarmasin, Intake Sampel use the technique of quota sampling. Noise intensity measured
by means of Sound Level Metre (SLM) And measurement of blood pressure by digital sphygmomanometer. At noise intensity >TLV (Threshold
Limit Value) vs noise intensity <TLV, there were increased systolic blood pressure at 86,67% vs 33,33% employees (p = 0,009) respectively and
increased diastolic blood pressure at 80% vs 27% employees (p = 0,01) respectively. Huldani. Noise Affects Blood Pressure of the Workers of
PT. PLN (Persero) of Sector of Barito PLTD Trisakti, Banjarmasin.
Key words: noise intensity, blood pressure, TLV
PENDAHULUAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No 51/Men/1999, Nilai Ambang Batas
(NAB) kebisingan sebesar 85 dB (A) untuk
pemaparan 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Seseorang hanya boleh bekerja selama 8 jam
di tempat dengan intensitas kebisingan 85
dB. Sedangkan bila intensitas kebisingan
mencapai 113 dB hanya diperkenankan
bekerja selama 94 menit.
Kebisingan merupakan masalah kesehatan
kerja yang selalu timbul pada industri besar
yang menggunakan mesin tenaga diesel.
Berkembangnya industri di Indonesia
menyebabkan makin banyak tenaga kerja
yang terpapar pada bising yang keras
Alamat korespondensi
email: huldani@yahoo.com
813
HASIL PENELITIAN
kebisingan 105 dB dan mesin Stork
Werkspoor Diesel (SWD) dengan tingkat
kebisingan 102 dB. Sehingga, diperlukan
penelitian pengaruh intensitas kebisingan
terhadap peningkatan tekanan darah
pekerja PT. PLN (Persero) sektor Barito PLTD
Trisakti Banjarmasin.
METODE PENELITIAN
Penelitian adalah penelitian kohort
prospektif. Populasi penelitian ini adalah
semua pekerja PT. PLN (Persero) Sektor
Barito PLTD Trisakti Banjarmasin yang
berjumlah 135 orang.
Sampel sebanyak 15 responden yang
bekerja pada intensitas kebisingan >NAB
(>85 dB) di bagian pemeliharaan mesin dan
15 responden yang bekerja pada intensitas
kebisingan <NAB (<85 dB) di bagian
operator menggunakan teknik quota
sampling. Kriteria inklusi: Jenis kelamin
laki-laki, usia 20-45 tahun, tidak merokok,
tidak mengkonsumsi alkohol, dan obatobatan yang dapat memengaruhi tekanan
darah (min 24 jam), tidak tinggal di daerah
bising, tidak memiliki riwayat penyakit yang
berhubungan dengan tekanan darah seperti
ginjal, jantung, dan hipertensi, kondisi
kesehatan tidak sedang/baru sembuh dari
sakit dan tidak tuli, bekerja pada shift II
(14.00-22.00 WITA), dan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD).
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Sound Level Meter (SLM) untuk
mengukur intensitas bising yang dihasilkan
dari suatu mesin dengan model SLM 308
aproval 2G-2556 dan Sphygmomanometer
digital merk Omron untuk mengukur tekanan
darah. Pengukuran intensitas kebisingan mesin
dengan Sound Level Meter (SLM) dibantu oleh
teknisi, dilakukan pada 6 titik lokasi berbeda.
Pengukuran tekanan darah sebanyak 3 kali
pada posisi duduk dengan selang waktu 1-2
menit dan diambil rata-ratanya. Analisis data
dilakukan dengan uji Chi Square dengan
derajat kepercayaan 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pekerja
Subjek penelitian para pekerja PT PLN (Persero)
yang sesuai kriteria inklusi sebanyak 15 pekerja
bagian pemeliharaan dan 15 pekerja bagian
operator.
814
Bagian
pemeliharaan
Bagian operator
20-25
26-30
31-35
36-40
41-45
Jumlah
15
15
105 dB
98 dB
113 dB
110 dB
96 dB
102 dB
77 dB
79 dB
74 dB
80 dB
69 dB
70 dB
HASIL PENELITIAN
Sebagian besar pekerja di bagian pemeliharaan
yaitu 12 orang (80%) mengalami peningkatan
tekanan darah diastolik. Sedangkan di bagian
operator hanya 4 pekerja (27%) pekerja yang
mengalami peningkatan darah diastolik.
Tabel 4 Perubahan tekanan darah sistolik pekerja di PT. PLN (Persero) sektor Barito PLTD Trisakti Banjarmasin tahun 2011
Tempat kerja
Tidak
Jumlah
Bagian pemeliharaan
13
86,67
13,33
15
100
Bagian operator
33,33
10
66,67
15
100
Tekanan darah sistolik meningkat pada 13 orang (86,67%) di bagian pemeliharaan dan pada 5
orang (33,33%) di bagian operator.
Tabel 5 Perubahan tekanan darah diastolik pekerja di PT. PLN (Persero) sektor Barito PLTD Trisakti Banjarmasin tahun 2011
Tempat kerja
Tidak
Jumlah
Bagian pemeliharaan
12
80
20
15
100
Bagian operator
27
11
73
15
100
815
HASIL PENELITIAN
Pengaturan tekanan darah tergantung pada
kontrol dua penentu utamanya, yaitu curah
jantung dan resistensi perifer total. Kontrol
curah jantung banyak bergantung pada
pengaturan kecepatan denyut jantung
dan volume sekucup. Sementara resistensi
perifer total terutama ditentukan oleh derajat
vasokonstriksi arteri. Peningkatan kecepatan
denyut jantung akan berpengaruh langsung
pada tekanan darah sistolik. Sedangkan tekanan darah diastolik lebih banyak di pengaruhi
oleh resistensi perifer total. Stres yang
berulang-ulang bisa menjadikan perubahan
tekanan darah itu menetap. Naiknya tekanan
darah, biasanya berjalan bersama-sama antara
sistolik dengan diastolik.3,4
Sungging Handoko menyatakan bahwa
20-45% penduduk yang tinggal di tempat
kebisingan lalu lintas melampaui batas
yang ditetapkan, mengalami gangguan
pendengaran.11
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kurniawati D. Intensitas kebisingan dan keluhan subyektif (non auditory effect) pada perawat di Irna Medik RSU DR. Soetomo Surabaya. Bul. Penelit. RSU Dr. Soetomo 2007; 9: 191-5.
2.
Sukarto H. Transportasi perkotaan dan lingkungan. Jurnal Teknik Sipil 2006; 3(2): 93-9.
3.
Hermawati E. Perbedaan tekanan darah tenaga kerja pada intensitas kebisingan yang berbeda di PT Purinusa Eka Persada Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang,
2006.
4.
Babba J. Hubungan antara intensitas kebisingan di lingkungan kerja dengan peningkatan tekanan darah. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro, 2007.
5.
Hantoro S. Analisis tingkat kebisingan di Departement Permesinan dan Fabrikasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Teknologi Industri 2002; 6(1): 121-30.
6.
Uuksulainen SO, Pirjo RH, Pekka S. Self-reported occupational health hazards and measured exposures to airborne impurities and noise in shoe repair work. Occup. Environment. Health
2002; 8(4): 320-7.
7.
8.
Siagian M, Bastaman B, Dede K. High intensity interior aircraft noise increases the risk of high diastolic blood pressure in Indonesian Air Force pilots. Med. J. Indon. 2009; 18(4): 276-82.
Kurniawan A. Perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas di Industri Mebel CV.Gion & Rahayu Kartasura, Sukoharjo Jawa Tengah. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010.
9.
Saryawati R. Faktor risiko kejadian hipertensi pada pekerja industri tekstil. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro, 2008.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/ XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 2002.
11. Handoko S. Studi kasus polusi udara di Jakarta. Jurnal Kebisingan dan Pengaruhnya pada Lingkungan. Universitas Mercu Buana.
816