Anda di halaman 1dari 11

Tekmapro: Journal of Industrial Engineering and Management

Vol. 12, No. 02, Tahun 2017


e-ISSN 2656-6109. URL: http://tekmapro.upnjatim.ac.id/index.php/tekmapro

ANALISIS KEBISINGAN SUARA MESIN UNTUK


PERANCANGAN TATA LETAK MESIN
PADA CV MITRA BARU TEKNIK
Abraham Reda R1), Sunardi2), dan Budi S3)
1,2,3
Program Studi Teknik Industri,
Fakultas Teknik, UPN “Veteran” Jawa Timur
Email : abredara@gmail.com1)

ABSTRAK
CV.Mitra Baru Teknik bergerak dalam Bidang Jasa Perbengkelan, Engineering, Konstruksi,
Reparasi, Fabrikasi alat-alat / sparepart untuk mesin pabrik, Industri. Perusahaan ini terletak di
desa masangan wetan rt 08, rw 02 kecamatan sukodono kabupaten sidoarjo. Kondisi lingkungan
kerja yang terjadi pada CV. Mitra Baru Teknik sangatlah mengganggu dan membahayakan para
pekerja. Sebab kebisingan pada area kerja CV. Mitra Baru Teknik mengalami kebisingan yang
sangat tinggi. Penelitian ini memaparkan kondisi area kerja yang ada di CV. Mitra Baru Teknik,
yang diperoleh dari pengukuran tingkat kebisingan suara mesin bubut, frais, gerinda dengan
menggunakan alat sound level meter, serta penyebaran kuisioner kepada para pekerja. Hasil
pengukuran tingkat kebisingan pada area kerja berada pada rentang 79 – 92 dB. Pemecahan
masalah dilakukan dengan metode analysis of varians dan melakukan uji sampel paired T test.
Dari hasil analysis of varians dan uji sampel paired T test diperoleh bahwa semua mesin
memberikan efek gangguan kebisingan. Maka dari itu dilakukan pengelompokan mesin
berdasarkan fungsinya (process layout). Setelah dilakukan pengelompokan terbukti bahwa
kebisingan yang ada pada area kerja CV. Mitra baru teknik berkurang.

Kata Kunci : Analysis of varians (Anova ), Uji Sampel paired T test, CV. Mitra Baru Teknik.

ABSTRACT
CV Mitra Baru Teknik engaged in the Mechanical Field Service, Engineering, Construction,
Repair, Fabrication tools or spare parts for factory machines and industrial. The company is
located in masangan wetan village rt 08 rw 02 Sukodono, Sidoarjo. Working conditions that occur
in the CV Mitra Baru Teknik is extremely disturbing and endangering the workers. Because of
noise in the work area of CV. Mitra Baru Teknik has a very high noise. This study describes the
condition of the work area in the CV Mitra Baru Teknik. It is obtained from the measurement of
the noise level by using a sound level meter, as well as questionnaires to the workers. The result of
measurements of noise levels in the work area is in the range 79-92 dB. Troubleshooting
performed using analysis of variance and test samples paired T test. Based on the results of
analysis of variance and paired T test sample, it is showed that all the machines effect noise
nuisance. Therefore the writer does engine clustering based on its functions (process layout). After
grouping, it is proved that the existing noise in the work area of CV. Mitra Baru Teknik is
decrease.
Keywords : Analysis of varians (Anova ), paired T test, CV. Mitra Baru Teknik.

56
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

I. PENDAHULUAN
Di dalam dunia industri , performance kerja seseorang tidak sama antara satu dengan
yang lain. Kadang–kadang dalam kondisi tertentu para pegawai mengalami titik klimaks,
dimana mereka mengalami kelelahan atas kondisi lingkungan yang ada sehingga
berpengaruh terhadap performansi dan kenyamanan kerja mereka. Masalah mengenai
kondisi lingkungan kerja ini mungkin terlihat sepele namun dampak yang ditimbulkan
sangat besar dan menyangkut masalah keuntungan dan kerugian perusahaan. Untuk itu
perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman
dan tenang sehingga pekerja akan menghasilkan perfomansi kerja yang baik. Para
pegawai akan mampu bekerja dengan baik dan optimal, apabila ditunjang dengan
lingkungan yang sesuai.
Dengan demikian kondisi lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap suatu rancangan
sistem kerja. Tetapi suatu kondisi lingkungan kerja yang baik tidak bisa ditemukan
dengan begitu saja, melainkan harus melalui tahapan-tahapan percobaan dimana setiap
kemungkinan dari kondisi tersebut diuji pengaruhnya terhadap kemampuan manusia
dengan melihat sifat dan tingkah laku manusia di ruangan yang terisolasi. Dari sekian
banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi, salah satu faktor yang dianggap lebih
mempengaruhi yang relevan dengan kondisi lingkungan kerja yaitu kebisingan suatu
ruangan. Kebisingan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, salah satu contoh
yang ditimbulkan oleh kebisingan adalah gangguan kosentrasi pekerja, gangguan
fisiologis dan gangguan komunikasi.
Bengkel adalah suatu usaha atau tempat untuk melakukan perawatan, pemeliharan,
perbaikan, modifikasi alat dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan
mesin. CV.Mitra Baru Teknik bergerak dalam Bidang Jasa Perbengkelan, Engineering,
Konstruksi, Reparasi, Fabrikasi alat-alat / sparepart untuk mesin pabrik, Industri. Pada
CV.Mitra Baru Teknik memiliki masalah pada kondisi lingkungan kerja. Salah satu
contoh masalah itu adalah kebisingan mesin – mesin , seperti suara dari mesin bubut,
mesin gerindra, mesin frais. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisa perbaikan pada tingkat
kebisingan yang timbul pada di perusahaan. Pemecahan masalah yang timbul pada CV.
Mitra Baru Teknik adalah dengan menggunakan metode ANOVA (Analysis Of Variance)
dan melakukan uji paired sampel T test.
ANOVA ( Analysis Of Variance ) merupakan salah satu uji hipotesis pada statistika
parametrik, untuk melakukan pengujian terhadap interaksi antara dua faktor dalam suatu
percobaan dengan membandingkan rata – rata dari lebih dua sampel. Sedangkan uji
paired sampel T test merupakan uji yang digunakan untuk dua sample data yang
berpasangan, jadi ke dua metode ini sangatlah membantu dalam hal pemecahan masalah
yang ada pada CV Mitra Baru Teknik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kondisi lingkungan sangat berpengaruh pada proses bekerja. Dengan penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan pada CV. Mitra Baru Teknik. Sehingga pegawai
merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan dan dapat meningkatkan performance kerja
mereka.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Pada umumnya, lingkungan tempat kita bekerja sehari-hari tidak terlepas dari paparan
berbagai jenis suara, baik yang diinginkan maupun tidak. Kebisingan merupakan paparan
terhadap suara-suara yang tidak diinginkan (unwanted sound), suatu fenomena yang
bersifat subjektif. Kebisingan umumnya dapat memberikan dampak buruk, mulai dari
sekedar munculnya rasa ketidaknyamanan, menurunya kinerja, serta kesulitan
berkomunikasi. Fokus kajian kebisingan industri sering kali diarahkan pada pencegahan
efek buruk berupa terjadinnya kehilangan pendengaran ( noise induced hearing loss ).

57
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

Kebisingan di industri dapat berasal dari proses, aktivitas, mesin-mesin, serta fasilitas
produksi. Kebisingan ini perlu dikendalikan dan tempat-tempat kerja haruslah dirancang
sedemikian rupa untuk memastikan bahwa para pekerja tidak terpapar pada kebisingan
yang melebihi batas yang diperbolehkan.
A. Akibat – akibat dari kebisingan
Menurut Ir. Soedirman, Dr. dr. Suma’mur Prawirakusumah, MSc., SpOK (2014)
gangguan akibat kebisingan dapat berupa :
1. Gangguan fisiologis
Pada umumnya bising bernada tinggi sangat mengganggu apalagi bila terputus – putus
atau yang datangnya tiba – tiba. Apabila manusia sering terkena bising antara 85 – 95
dB, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), jadi apabila
semakin tinggi lagi tingkat kebisingan maka akan semakin naik tekanan darah
manusia, sehingga lama kelamaan manusia akan mudah emosi.
2. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman , kurang konsentrasi, susah
tidur, bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit
psikomatik berupa gastritis, stres, kelelahan. Gangguan ini timbul akibat bising diatas
85dB
3. Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi
pendengaran yang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan
harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini bisa menyebabkan ter-
ganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak
mendengar isyarat atau tanda bahaya; gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
membahayakan keselamatan tenaga kerja. Gangguan ini bisa timbul akibat bising
yang terlalu keras yaitu kebisingan di atas 80 dB.

Analisis varians adalah variasi pengukuran karena adanya pengaruh yang menyebabkan
skor atau nilai data lebih condong ke satu arah tertentu dibandingkan kearah lain.Kita
tahu bahwa kumpulan hasil pengamatan mengenai sesuatu hal, dimana nilai datanya
bervariasi dari yang satu dengan yang lainnya. Karena adanya variasi atau ragam ini
untuk sekumpulan data telah dihitung alat ukurnya, utamanya varians. Dimana varian
bersama rata – rata telah banyak digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai
populasi, baik secara deskriptif maupun secara induktif melalui penaksiran dan pengujian
hipotesis mengenai parameter.(Metode Statistika.1996.Sudjana).

B. Perancangan Tata Letak


Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara
jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya,
kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang
efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan
perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah: 1). Utilasi ruang, peralatan
dan orang yang lebih tinggi, 2).Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik,
3)/Kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manager melatih silang karyawan,
merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja berdekatan,
dan menggunakan peralatan kecil yg mudah dipindahkan.

58
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya aliran bahan, manusia dan
informasi di dalam atau antar bagian. Sebuah tata letak yang bak perlu menetapkan hal –
hal sebagai berikut :
1. Peralatan penangan bahan – Manager harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan, seperti ban berjalan, cranes, automated storage and retrieval system, juga
kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang - Desain tata letak dan penyediaan ruang hanya
dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan perakitan diketahui.
Seperti persyaratan ruangan persegi empat minimal berukuran 6 x 6 kaki, ditambah
toilet, kantin, tangga, lift, juga pencegahan masalah keamanan, kebisingan, debu,
temperature, dan ruangan mesin.
3. Lingkungan hidup dan estetika – Penentuan tata letak juga membutuhkan keputusan
mengenai jendela, penghijauan, dan tinggu atap untuk menyediakan aliran udara,
mengurangi kebisingan, dan menyediakan keleluasaan pribadi.
4. Aliran informasi – Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran komunikasi
antar divisi, misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan, atau ruang kantor
terpisah. Biaya pergerakan antarwilayah kerja – pertimbangkan hal hal yang berkaitan
dengan pemindahan bahan dan kepentingan beberapa wilayah tertentun untuk
didekatkan satu sama lain.

C. Tujuan perencanaan dan pengaturan Tata Letak Pabrik


Menurut Sritomo Wignjosoebroto tujuan dari perencanaan tata letak adalah mengatur area
kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk oprasi produksi aman dan
nyaman sehingga akan dapat menaikan moral kerja dan perfomance dari operator. Lebih
spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan – keuntungan
dalam siste produksi yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Menaikan output produksi
Biasanya suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran ( output ) yang lebih
besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit.
2. Mengurangi waktu tunggu (delay)
Mengatur keseimbangan antara watu produksi dan beban dari masing – masing
departemen atau mesin.
3. Mengurangi proses pemindahan bahan
4. Penghematan penggunaan area untuk produksi gudang dan service
5. Pendayaguna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan atau fasilitas
produksi lainya.
6. Mengurangi inventory in-process
7. Proses manufacturing yang lebih singkat
8. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keslamatan kerja operator
9. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja
10. Mempermudah aktivitas supervisi

III. METODE PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui tingkat kebisingan yang ditimbulkan
oleh suara mesin yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, Merancang penempatan
mesin untuk mengurangi tingkat kebisingan sehingga tercipta kondisi yang nyaman bagi
pegawai. Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di CV. Mitra Baru
Teknik Jl. Mesangan Wetan RT.8 , RW2 , Desa Mesagan Wetan Kec.Sukodono Sidoarjo.
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2016 sampai penelitian
selesai.Variabel dapat diartikan sebagai faktor yang mempunyai besaran dan variasi
dalam suatu penelitian. Adapun variabel yang berpengaruh dalam penelitian ini adalah :

59
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

Variabel penelitian yang digunakan adalah Variabel Independen adalah variabel yang
keberadaannya mempengaruhi besar / kecilnya nilai dependent variable, baik secara
positif maupun negatif. Independent variable merupakan masalah yang menyebabkan
munculnya gejala ke permukaan yaitu : kombinasi pengelompokan beberapa mesin
seperti mesin bubut (B), gerindra (G), frais (F), bubut dan gerindra (BG), bubut dan frais
(BF), frais dan gerinda (FG), dan bubut,frais,gerinda (BFG). Sedangkan Variabel
Dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain yaitu : gangguan yang
ditimbulkan dari kombinasi pengelompokan beberapa mesin misalnya seperti gangguan
komunikasi, gangguan kosentrasi , gangguan emosi.
Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan menggunakan
anova, anova bertujuan untuk mengetahui mesin manakah yang paling berpengaruh besar
dalam menimbulkan kebisingan. Setelah itu data diolah lagi dengan menggunakan uji
paired T test.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini kondisi CV. Mitra baru Teknik

Gambar 1. Layout Penempatan Mesin pada CV. Mitra Baru Teknik (Sumber: CV. Mitra Baru teknik)

Dari layout diatas diketahui bahwa penempatan mesin pada CV. Mitra Baru teknik
sangatlah tidak teratur dan semua mesin di letakan pada satu ruangan yang sama. Maka
dari itu dilakukan pengukuran tingkat kebisingan di ruangan tersebut ketika mesin
beroprasi.
Pengukuran data kebisingan (dB) suara mesin pada bengkel CV. Mitra Baru Teknik
meliputi : suara mesin bubut, suara mesin gerindra dan suara mesin frais.Pengukuran data
kebisingan suara mesin dilakukan pada tanggal 10 agustus – 30 oktober 2016 dengan
menggunakan alat sound level meter. Waktu pengamatan dilakukan selama 15 menit saat
mesin beroprasi. Berikut ini beberapa tabel tingkat kebisingan suara mesin pada CV.
Mitra Baru Teknik.
TABEL 1
TINGKAT KEBISINGAN MESIN
No Gabungan Mesin Tingkat Kebisingan (dB)
1 Bubut 85
2 Frais 80
3 Gerindra 88
4 Bubut, Frais 86
5 Bubut, Gerindra 90
6 Frais, Gerindra 88
7 Bubut, Frais, Gerindra 91
8 Semua mesin mati 65
Sumber: Data diolah

60
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat kebisingan yang diperoleh dari gabungan
beberapa mesin berbeda – beda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebisingan tersebut
memberikan gangguan komunikasi, gangguan konsentrasi dan gangguan emosi. Setelah
dilakukan diperoleh hasil kuisioner diatas,maka langkah selanjutnya adalah dilakukan
pengujian one way anova. Berikut tabel data one way anova yang diperoleh dari rata –
rata pada jumlah tiap gangguan yang ditimbulkan oleh suara mesin.

TABEL 2
DATA ONE WAY ANOVA
Mesin Gangguan Komunikasi Gangguan kosentrasi Gangguan emosi
Bubut 3 4 3
Frais 3 2 2
Gerindra 4 4 3
Bubut, Frais 3 3 2
Bubut, gerindra 4 4 3
Frais, gerindra 3 3 3
Bubut,frais, gerindra 5 4 4
Sumber: Data diolah

A. One-way ANOVA: komunikasi versus mesin

Source DF SS MS F P
mesin 3 2,548 0,849 2,18 0,269
Error 3 1,167 0,389
Total 6 3,714

S = 0,6236 R-Sq = 68,59% R-Sq(adj) = 37,18%

Individual 95% CIs For Mean Based on


Pooled StDev
Level N Mean StDev ---+---------+---------+---------+------
bubut 1 3,0000 * (------------*------------)
bubutfraisgerindra 2 4,5000 0,7071 (--------*--------)
frais 1 3,0000 * (------------*------------)
gerindra 3 3,3333 0,5774 (------*-------)
---+---------+---------+---------+------
1,5 3,0 4,5 6,0

Pooled StDev = 0,6236

Grouping Information Using Fisher Method

mesin N Mean Grouping


bubutfraisgerindra 2 4,5000 A
gerindra 3 3,3333 A
frais 1 3,0000 A
bubut 1 3,0000 A

Means that do not share a letter are significantly different.


Fisher 95% Individual Confidence Intervals
All Pairwise Comparisons among Levels of mesin
Simultaneous confidence level = 85,94%

61
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

mesin = bubut subtracted from:


mesin Lower Center Upper
bubutfraisgerindra -0,9306 1,5000 3,9306
frais -2,8067 0,0000 2,8067
gerindra -1,9583 0,3333 2,6250
mesin +---------+---------+---------+---------
bubutfraisgerindra (-----------*------------)
frais (-------------*-------------)
gerindra (-----------*----------)
+---------+---------+---------+---------
-4,0 -2,0 0,0 2,0
mesin = bubutfraisgerindra subtracted from:
mesin Lower Center Upper +---------+---------+---------+---------
frais -3,9306 -1,5000 0,9306 (-----------*------------)
gerindra -2,9784 -1,1667 0,6450 (--------*--------)
+---------+---------+---------+---------
-4,0 -2,0 0,0 2,0
mesin = frais subtracted from:
mesin Lower Center Upper +---------+---------+---------+---------
gerindra -1,9583 0,3333 2,6250 (-----------*----------)
+---------+---------+---------+---------
-4,0 -2,0 0,0 2,0
Analisa :
 Dari hasil output uji one way anova diatas diketahui bahwa nilai f hitung ≤ f tabel =
2,18 ≤ 3,34 sehingga Ho diterima artinya tidak ada pengaruh perbedaan mesin
terhadap gangguan komunikasi
 Untuk analisa p value diperoleh p = 0,269. dengan tingkat signifikansi = 0,05,
diperoleh p > 0,05 berarti Ho diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa mesin
hampir memberikan efek gangguan komunikasi yang sama
 Untuk analisa grouping information using fisher method diketahui rata – rata untuk
setiap mesin terhadap gangguan komunikasi disebutkan bahwa mesin (bubut,frais
gerindra) memberikan pengaruh yang paling besar terhadap gangguan komunikasi
dengan nilai rata – rata sebesar 4,5.
 Untuk analisa covidence level diketahui bahwa
Mesin (bubut,frais,gerindra) = Mesin Bubut karena memuat nol
Mesin Frais = Mesin Bubut karena memuat nol
Mesin gerinda = Mesin Bubut karena memuat nol
Mesin frais = mesin (bubut,frais,gerindra) karena memuat nol
Mesin gerinda = mesin (bubut,frais,gerindra) karena memuat nol
Mesin gerindra = mesin frais karena memuat nol
Jadi dapat disimpulkan bahwa mesin bubut, frais dan gerindra memberikan pengaruh
gangguan komunikasi yang sama.
Dari analisa diatas maka diketahui bahwa semua mesin memberikan efek gangguan
komunikasi, konsentrasi dan emosi. Tetapi yang paling besar berpengaruh dalam
menyebabkan gangguan komunikasi, gangguan konsentrasi dan gangguan emosi pada
CV. Mitra Baru Teknik adalah mesin (bubut,gerindra,frais) ketika beroprasi bersama.
Langkah selanjutnya adalah melakukan usulan penempatan mesin agar kebisingan di
ruang produksi berkurang. Berikut ini adalah layout usulan penempatan mesin.

62
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

Gambar 2.Layout Usulan Penempatan Mesin (Sumber: Data diolah)

Setelah itu dilakukan uji paired T test terhadap layout sebelum dan sesudah usulan
masing – masing gabungan mesin, uji pired T test ini dilakukan untuk mengetahui apakah
ada perbedaan pengaruh kebisingan yang ditumbulkan terhadap para pegawai dan sebagai
acuan usulan perbaikan penempatan mesin yang ada pada ruang produksi CV. Mitra Baru
Teknik.

B. Uji sampel paired T test


Uji Paired Sampel T test Gangguan komunikasi pada mesin (Bubut, Frais,Gerindra)
sebelum perbaikan dan mesin Gerindra sesudah perbaikan.

TABEL 3
MESIN SEBELUM PERBAIKAN DAN SESUDAH PERBAIKAN
K. (B,F,G) K. Gerindra
2 2
2 2
5 4
5 3
5 3
5 4
5 5
5 4
5 3
4 3
5 4
5 4
5 4
5 4
5 4

Sumber: Data diolah

 K. B,F,G

1. Mean =
X i

2  2  4  ......  5
 4,53
n 15
Jadi nilai K.BFG mempunyai rata-rata dari ke 15 data adalah 4,53
2. Standar Deviasi :

63
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

 X  2
X
SD  i

n 1


2  3,42  2  4,532  .....  5  4,532  1,06
15  1
Standart deviasi yang di dapat adalah 1,06
SD 0,961
3. SE Mean =   0,274
n 15
SE mean yang di dapat adalah 0,274

 K. Gerinda

1. Mean = X i

2  2  4  ......  4
 3,53
n 15
Jadi nilai K.Gerinda mempunyai rata-rata dari ke 15 data adalah 3,53
2. Standar Deviasi :

 X  2
X
SD  i

n 1


2  3,532  2  3,532  .....  4  3,532  0,83
15  1
Standart deviasi yang di dapat adalah 0,83
SD 0,83
3. SE Mean =   0,215
n 15
SE mean yang di dapat adalah 0,215

C. Print output uji sampel paired T test


K. BFG (sebelum perbaikan) dan K. GERINDA (sesudah perbaikan)

Analisa :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata tentang gangguan komunikasi yang ditimbulkan
oleh kebisingan suara mesin bubut,frais,gerinda ketika bunyi bersamaan dengan
gangguan komunikasi yang ditimbulkan oleh kebisingan suara mesin gerinda saja.

64
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

H1 : Ada perbedaan rata-rata tentang gangguan komunikasi yang ditimbulkan oleh


kebisingan suara mesin bubut,frais,gerinda ketika bunyi bersamaan dengan gangguan
komunikasi yang ditimbulkan oleh kebisingan mesin gerinda saja.
Parameter:
t hitung ≤ t table = H0 diterima
t hitung ≥ t table = H0 ditolak
P_value ≥ 0,05 = H0 diterima
P_value ≤ 0,05 = H0 ditolak
T Tabel =
df = (n-1)
= (15-1) = 14

T= 100% (α/2)
= 100% (0,05/2)
= 100% -2,5%
= 0,975 : 14
ttabel = 0,975 dk = 14, maka nilai ttabel = 2,14

Gambar 3. Grafik one way Anova

Karena t hitung ≥ t table = 5,92 ≥ 2,14 = Ho ditolak dan P_value ≤ 0,05 = 0 ≤ 0,05 = Ho
ditolak maka ada perbedaan rata – rata tentang gangguan komunikasi yang ditimbulkan
oleh kebisingan suara mesin bubut,frais,gerinda yang bunyi bersamaan dengan mesin
gerinda saja.
Dari hasil analisa one way anova diatas diketahui bahwa mesin yang paling berpengaruh
besar dalam menimbulkan kebisingan adalah mesin bubut, frais dan gerinda ketika bunyi
bersamaan itu terlihat dari grouping information using fisher dengan nilai mean = 4,5.
Jadi seharusnya perusahaan perlu melakukan pengelompokan mesin untuk mengurangi
tingkat kebisingan, usulan pengelompokan mesin tersebut adalah dengan cara
mengelompokan mesin berdasarkan fungsinya atau procees layout. Proces layout adalah
metode pengaturan dan penempatan penempatan dari segala mesin serta peralatan
produksi yang memiliki tipe/ jenis yang sama (Sritomo Wignjosoebroto).
Jadi seharusnya perusahan ini melakukan penempatan mesin yang memiliki tipe / jenis
yang sama, misalnya gerinda dengan gerinda, bubut dengan bubut, frais dengan frais.
Sebab process layout lebih efektif daripada layout sebelumnya, dengan parameter
gangguan kebisingan yang ditimbulkan lebih rendah daripada layout yang sebelumnya.
Yang terbukti dari hasil output uji paired t test. Gangguan komunikasi BFG lebih besar
dari gangguan komunikasi Gerinda . Mean BFG = 4,533 > Mean GERINDA = 3,533, jadi
layout usulan perbaikan process layout lebih efektif daripada layout sebelumnya, dengan
parameter gangguan kebisingan yang ditimbulkan lebih rendah daripada layout yang
sebelumnya.

65
Abraham Reda R, Sunardi, dan Budi. S/ Tekmapro Vol.12, No.2, Tahun 2017

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh masing – masing mesin berbeda – beda
yaitu mesin bubut = 85 dB , mesin frais = 80 dB , mesin gerindra = 88 dB ,(bubut
frais) = 86 dB ,(bubut,gerinda) = 90 dB , (frais,gerindra) = 88 dB
,(bubut,frais,gerindra) = 91 dB.
2. Rancangan penempatan mesin pada penelitian ini adalah dengan cara memisah masing
– masing mesin yang sebelumnya tidak teratur dan dikelompokan berdasarkan
fungsinya atau process layout, seperti gerinda dengan gerinda saja, bubut dengan
bubut, dan frais dengan frais. Karena terbukti setelah dilakukan uji paired t test ,
bahwa mesin yang dikelompokan berdasarkan fungsinya tersebut lebih efektif
daripada rancangan kerja sebelumnya, dan efek gangguan yang ditimbulkan lebih
rendah dari sebelumnya

VI. PUSTAKA
C. Trihendradi 2010 Step By Step SPSS 18 Analisis Data Statistik, Penerbit CV ANDI,
Yogyakarta
Hadiguna Rika Ampuh, Heri Setiawan, ST, MT, 2008, Tata Letak Pabrik, Penerbit
Guna Widya, Surabaya.
Iridiastasi Hardianto, MSIE, Ph.D. Yessierli, Ph.D. 2014 Ergonomi Suatu Pengantar,
Edisi Pertama, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
M. Apple James 2007, Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga,
Penerbit ITB, Bandung
Nurmianto, Eko, 2004 Ergonomi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Edisi Kedua, PT.
Guna Widya, Surabaya
PROF. DR. Sudjana, M.A,M.Sc. 2003, Teknik Analisis Regresi Dan Kreasi, Penerbit
Tarsito, Bandung
Ronald J. Wonnacott, Thomas H. Wonnacott 2004 Pengantar Statistika Edisi Keempat
Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta
Sritomo Wignjosoebroto, Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan, Edisi Kedua,
Penerbit Guna Widya, Surabaya
Tarwaka, Solichul, HA. Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004 Ergonomi Untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja Dan Produktivitas, UNIBA PRESS, Surakarta
Wignjosoebroto Sritomo, Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan, Edisi Pertama,
Penerbit Guna Widya, Surabaya
http://arvinsoediana.blogspot.co.id/2011/12/anova-analysis-of-variance.html?m=1
httpwww.temukanpengertian.com201601pengertian-perencanaan-tata-letak-pabrik.html

66

Anda mungkin juga menyukai