Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PEMBAHASAN
1. Suhu tubuh Normal
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu
tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu
tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut
titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Suhu tubuh normal bervariasi tergantung masing-masing orang, usia dan
aktivitas. Rata-rata suhu tubuh normal adalah 37 derajat C. Suhu tubuh kita
biasanya paling tinggi pada sore hari. Suhu tubuh dapat meningkat disebabkan
oleh aktivitas fisik, emosi yang kuat, makan, berpakaian tebal, obat-obatan, suhu
kamar yang panas, dan kelembaban yang tinggi. Ini terutama pada anak-anak.
Suhu tubuh orang dewasa kurang bervariasi. Tetapi pada seorang wanita siklus
menstruasi dapat meningkatkan suhu tubuh satu derajat atau lebih. Perubahan
suhu inti tubuh naik/turun 2 oC dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh.
Berikut ini adalah temperatur normal tubuh manusia dari berbagai usia.

Umur

Core Body temperatur


o

0-3 month

F/oC
99.4 oF / 37.40 oC

3-6 month.

99.5 oF / 37.5 oC

0,5- 1 year

99.7 oF / 37.6 oC

1 - 3 year

99.0 oF / 37.2 oC

3 5 year

98.6 oF / 37.0 oC

5 9 year

98.3 oF / 36.8 oC

9 13 year

98.0 oF / 36.6 oC

> 13 year

97.8 - 99.1 oF / 36.5 37.2 oC

Dewasa

36.4 oC

> 70 year

36.0 oC

Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :

Hipotermi,

Normal,

Febris

bila
/

bila

suhu

tubuh

kurang

suhu

tubuh

berkisar

antara

36

antara

37,5

pireksia,

bila

suhu

tubuh

dari

36C

37,5C
-

40C

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40C


1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :
a.Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area
tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada
hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi
vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan
pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih
banyak.
b.Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu
yang melewati batas kritis, yaitu 37C. pengeluaran keringat menyebabkan
peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh

sebesar 1C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak


sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan
salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang
kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area
preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit
tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar
keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat
mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
c. Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan
menggigil dihambat dengan kuat.
Berikut adalah keadaan manusia pada suhu tubuh lebih tinggi dari suhu
lingkungan :
37C (98.6F) Suhu tubuh normal (36-37.5C /96.8-99.5F)
38C (100.4F) berkeringat,, sangat tidak nyaman, sedikit lapar
39C (102.2F) - berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan jantung
bedenyut kencang, kelelahan, merangsang kambuhnya epilepsi
40C (104F) -Pingsang, dehidrasi, lemahn, sakitkepala, muntah, pening
dan berkeringat
41C (105.8F) Keadaan gawat. Pingsan, pening, bingung sakit kepala,
halusinasi, , napas sesak, mengantuk mata kabur, , jantung berdebar
42C (107.6F) pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap,
muntah dan terjadi gangguan hebat. tekanan darah menjadi tingg/rendah
dan detak jantung cepat.
43C (109.4F) Ummumnya meninggal, kerusakan otak, gangguan dan
goncangan hebat terus menerus, fungsi pernapasan kolaps.
44C (111.2F) or more Hampir dipastikan meninggal namun ada
beberapa pasien yang mampu bertahan hingg diatas 46C (114.8F).

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :


a. Vasokontriksi
kulit di seluruh tubuh
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus
posterior.
b.Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel
rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang
tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap
lingkungan.
c. Peningkatan Pembentukan Panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme
menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan
sekresi tiroksin.
Berikut adalah keadaan manusia pada suhu tubuh lebih tinggi dari suhu
lingkungan :
37C (98.6F) - Suhu tubuh normal (36-37.5C /96.8-99.5F)
36C (96.8F) Menggigil ringan hingga sedang
35C (95.0F) - (Hipotermia suhu kurang dari 35C (95.0F) - menggigil
keras, kulit menjadi biru/keabuan. Jantung menjadi berdegup.
34C (93.2F) Mengggil yang sanagat keras, jari kaku, kebiruan dan
bingung.terjadi perubahan perilaku
33C (91.4F) Bingung sedang hingga parah, mengantuk, dpresi,
berhenti menggigil, denyut jantung lemah, napas pendek dan tidak
mamapu merespon rangsangan.
32C (89.6F) - (kondisi gawat Halusinasi, gangguan hebat, sanagat
bingung, tidur yang dalam dan menuju koma, detak jantung rendah , tidak
menggigil.
31C (87.8F) - Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, sjantung
dnagat lamabatTerjadi gangguan iarama jantung yangs serius.
28C (82.4F) Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian

24-26C (75.2-78.8F) or less Terjadi kematian namun beberapa pasien


ada yang mampu bertahan hidup hinggan dibawah 24-26C (75.2-78.8F)

2. Mekanisme Kehilangan Panas / Suhu Tubuh Secara Fisiologis


Mekanisme pengaturan suhu tubuh secara sederhana :
Kulit Reseptor ferifer Hipotalamus (posterior dan anterior) Presptika
hypothalamus Nervus eferent kehilangan / pembentukan panas
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan. Struktur kulit dan
paparan terhadap lingkungan secara konstan, pengeluaran panas secara normal
melalui Evaporasi, Radiasi, Konduksi dan Konveksi.
1. Penguapan (Evaporasi)
Penguapan dari tubuh merupakan salah satu melepaskan panas.
Walau tidak berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga
penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi disebut inspiration
perspiration (keringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible
water loss).
Dengan mengatur perspirasi atau berkeringat, tubuh meniggalkan
kehilangan panas evaporatif tambahan. Berjuta juta kelenjar keringat
yang terletak dalam dermis kulit menyekresi keringat melalui duktus kecil
pada permukaan kulit. Ketika suhu tubuh meningkat, hipotalamus anterior
memberi sinyal kelenjar keringat untuk melepaskan keringat. Evaporasi
berlebih dapat menyebabkan kulit gatal dan bersisik, serta hidung dan
faring kering.
2. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke
permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan (Thibodeau dan Patton,
1903). Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas tubuh dalam
bentuk gelombang panas inframerah dengan prosentase paling besar pada
kulit ( 60% ) atau 15% dari seluruh mekanisme kehilangan panas. Bila
suhu dipermukaan tubuh disekutar lebih panas dari badan akan menerima

panas, bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Perawat meningkatkan


kehilangan panas melalui radiasi dengan melepaskan pakaian atau selimut.
Posisi klien meningkatkan kehilangan panas melalui radiasi ( misalnya
berdiri memajankan area permukaan radiasi lebih besar dan berbaring dada
posisi janin meminimalkan radiasi panas ). Menutup tubuh dengan pakaian
gelap dan rajutan juga mengurangi jumlah kehilangan panas melalui
radiasi.
3. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan panas dari atom ke atom /
molekul molekul dengan jalan pemindahan berturut turut dari energi
kinetik. Konduksi terjadi apabila terjadi paparan langsung kulit dengan
benda benda yang ada disekitar tubuh contohnya ketika kulit hangat
menyentuh objek lebih dingin, panas hilang. Sentuhan dengan benda
umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena 2 (dua)
mekanisme yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan
benda relatif jauh lebih kecil daripada paparan dengan udara, dan sifat
isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi
secara terus menerus. Perawat meningkatkan kehilangan panas konduktif
ketika memberikan kompres es atau memandikan klien dengan air dingin.
Memberikan beberapa lapis pakaian mengurangi kehilangan konduktif.
4. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena gerakan udara.
Perantara yang digunakan adalah molekul, gas dan cairan. Panas
dikonduksi pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam
kontak dengan kulit. Arus udara membawa udara hangat. Pada saat
kecepatan arus udara meningkat, kehilangan panas konvektif meningkat.
Kipas angin listrik meningkatkan kehilangan panas melalui konveksi.
Kehilangan panas konvetif menigkat ketika kulit lembab kontak dengan
udara yang bergerak ringan.

3. Pengaturan Suhu Tubuh Oleh Hipotalamus


Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior
(AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan
menimbulkan keringat.
Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan
panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya
produksi panas,

meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi

epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate.


Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme
homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed
back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora,
2000). Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf
ke area preoptic dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel
neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin
releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf
dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar
pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon).
Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ
efektor. Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu
tubuh untuk mencapai nilai normal, diantaranya adalah :
Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi.
Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan
panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas
menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic
melanjutkan untuk produksi panas.
Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang
pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon

sebaliknya , menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana


meningkatkan produksi panas.
Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus
otot dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang
berulang-ulang yang disebut menggigil. Selama menggigil maksimum,
produksi panas tubuh dapat meningkat 4x dari basal rate hanya dalam waktu
beberapa menit
Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih
hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara
perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu
tubuh.
Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed
back negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya suhu
darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area
preoptic, dimana sebaliknya

merangsang pusat penurun panas dan

menghambat pusat peningkatan panas.


Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh
darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke
lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan
volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin.
Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan
tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar
keringat kulit melalui
aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan
kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas
dan membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal.
Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan ,
diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh
yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.

10

mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti telah melewati batas toleransi
tubuh untuk mempertahankan suhu yang disebut titik tetap (set point). Apabila
suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang
untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panan dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Peningkatan suhu tubuh yang
terlalu tinggai dapat menybabkan dehidrasi, letargi, penurunan nafsu makan
sehingga

asupan

gizi

berkurangtermasuk

kejang

yang

mengancam

kelangsungan hidupnya, lebih lanjut dapat mengakibatkan teganggunya proses


tumbuh kembang anak.
Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh
menghasilkan, mendistribusikan dan mempertahankan suhu tubuh dalam
keadaan konstan. Panas yang yang dihasilkan tubuh merupakan produk
tambahan proses metabolisme yng utama. Adapun suhu tubuh dihasilkan dari:
1. laju metabolisme basal di semua sel
2. laju cadangan metabolisme yang disebabkan akibat otot
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian
kecil lain
4. metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan
rnagsangan simpatis sel
5. Metabolisme tambahan akibatpeningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel
itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
Berdasarkan distribusi suhu tubuh didalam tubuh dikenal suhu inti
(core temperatur) yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti
kranial, torak, rongga abdomen dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya
dipertahankan relatif konstan (sekitar 370C). Suhu permukaan (surface
temperatus) yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringans ub kutan dan
lemak. suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20oC-40oC.
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat meliputi
a. Vasodilatasi

11

Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua


area tubuh, hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada
hipotalamus posterior yang menybabkan vasokontriksi sehingga terjadi
vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan
pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga 8 kali lipat lebih banyak.
b. Berkeringat
Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area
prioptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit
tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar
keringat, yang merangsang

produksi keringat. Kelanjar keringat juga

dapat mengeluarkan keringat kerena rangsangan dari epinefrin dan


norefineprin.
c. Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis
kimia dan menggigil dihambat dengan kuat
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun yaitu
a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis
hipotalamus posterior.
b. Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat
pada folikel

rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia,

tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi
sebagai isolator panas terhadap lingkungan.
c. Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui
mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis,
serta peningkatan sekresi tiroksin
Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan , diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur

12

dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat
pengaturan suhu di hipotalamus. apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu yang
disebut titik tetap (set point). Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik
tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian
mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan
produksi panan dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu
kembali pada titik tetap. Peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggai dapat
menybabkan dehidrasi, letargi, penurunan nafsu makan sehingga asupan
gizi berkurangtermasuk kejang yang mengancam kelangsungan hidupnya,
lebih lanjut dapat mengakibatkan teganggunya proses tumbuh kembang
anak.
Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan
tubuh menghasilkan, mendistribusikan dan mempertahankan suhu tubuh
dalam keadaan konstan. Panas yang yang dihasilkan tubuh merupakan
produk tambahan proses metabolisme yng utama. Adapun suhu tubuh
dihasilkan dari:
6. laju metabolisme basal di semua sel
7. laju cadangan metabolisme yang disebabkan akibat otot
8. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian
kecil lain
9. metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan
rnagsangan simpatis sel
10. Metabolisme tambahan akibatpeningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel
itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
Berdasarkan distribusi suhu tubuh didalam tubuh dikenal suhu inti
(core temperatur) yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti
kranial, torak, rongga abdomen dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya
dipertahankan relatif konstan (sekitar 370C). Suhu permukaan (surface

13

temperatus) yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringans ub kutan dan
lemak. suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20oC-40oC.

Suhu tubuh menunjukkan perbedaan antara jumlah energi yang


dihasilkan oleh tubuh dengan jumlah energi yang hilang. Dalam keadaan
normal suhu tubuh dipertahankan dalam batas normal, hal ini diatur oleh
pusat pengaturan panas (thermoregulatory) pada hypotalamus. Sistem ini
mengatur keseimbangan antara panas yang dihasikan oleh sistem
metabolisme pada tubuh seperti:menggigil, kontraksi otot, penyakit, olah
raga, peningkatan aktifitas kelenjer tiroid dengan panas yang hilang seperti
konduksi, konveksi dan evaporasi.
Bila produksi panas berlebihan akan menyebabkan demam panas
(hyperthermia).

Kebalikannya,

bila

aktivitas

berlebihan

dapat

menyebabkan suhu tubuh (abnormal) menurun disebut hyphothermia.


Dokter akan mengukur dan mencatat temperatur dengan satuan derajat
Fahrenheit (F) atau derajat Centrigrade atau Celsius (C).
Posisi Termometer:
Untuk mengukur suhu tubuh pasien termometer dapat diletakkan
pada :oral (mulut), rectal (anus), axial (ketiak). Pilihalah salah satu lokasi
tersebut yang paling sesuai dengan umur, keadaan fisik,
1. Oral
Pengukuran suhu melalui oral merupakan cara yang paling
menyenangkan bagi dokter dan pasien. Pakailah cara ini pada dewasa yang
sadar, tetapi jelaskan pada pasien agar bernapas tidak melalui mulut, tidak
minum air panas , air dingin dan merokok 15 menit sebelumnya. Faktorfaktor tersebut menyebabkan hasil pembacaan tidak tepat.

14

Termometer kaca yang berisi air raksa, letakkan ujung termometer


dibawah bahagian depan lidah.Untuk mendapatkan hasil yang tepat dibaca
setelah 7 menit.
Cara oral tidak boleh dilakukan pada pasien dengan kerusakan
pada mulut, setelah operasi mulut. Keadaan ini akan menyebabkan
termometer pecah. Termometer kaca-air raksa (kontra indikasi) tidak boleh
dilakukan secara oral pada : anak-anak (Young child), pasien yang tidak
sadar, pasien batuk-batuk,kejang-kejang, dan menggigil.
Sebelum pemakaian, termometer dikocok agar kolom air raksa
berada dibawah 35,5 C. Letakkan termometer dibawah lidah dan suruh
pasien menutup mulut. Tunggu 3-5 menit. Kemudian baca hasilnya.
Letakkan kembali termometer dibawah lidah beberapa menit, baca
hasilnya. Bila suhu masih bertambah, ulangi prosedur sampai temperatur
tetap.
Bila pasien baru saja minum air panas atau minuman dingin
pemeriksaan diundur 10-15 menit.
2. Rektal
Cara ini dilakukan bila cara oral tidak bisa. Misalnya pada infan,
young child atau pada pasien yang lemah, tidak sadar dan coma. Caranya,
pasien diletakkan pada supine positiion atau prone position . Lubrikasi
ujung bulat termometer dengan lubrikan yang larut dalam air dan dengan
cara hati-hati dan pasti (gently) letakkan termometer ke dalam anus lebih
kurang 2,5-3 cm pada orang dewasa dan 1 cm pada anak-anak dan infan.
Pegang termometer kira-kira 3 menit sambil menungguinya. Hati-hati
kadang-kadang pasien dewasa lebih suka untuk meletakkan termometer
sendiri dari pada diletakkan perawat.

15

Hindari pemakaian rektal pada pasien dengan lesi pada anus,


hemoroid yang berdarah, dan riwayat operasi rektal. Cara ini kontra
indilkasi untuk pasien kelainan jantung sebab cara ini akan merangsang
nervus vagus , sehingga menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan heart
rate.
Cara pengukuran suhu melalui rektal biasanya dipakai pada bayi.
Pilih termometer dengan ujung bundar, lubrikasi, dan masukkan ke anus 1
cm, paralel dengan umbilikus. Baca setelah 3 menit.
3. Axila
Cara ini dilakukan pada pasien dengan operasi mulut, deformitas
mulut sehingga tidak bisa menutup mulut pada cara oral, pasien yang
memakai oksigen. Beberapa bahagian rumah sakit lebih menyukai cara
axila untuk menghindari pecahnya termometer.dan ferporasi rektum.
Cara pengambilan suhu melalui axila dengan melatakkan ujung
bulat termometer pada ketiak (axilla, armpit). Suruh pasien memegang
tangan yang lain melalui dada, sehingga posisi termometer tetap. Bila
pasien tidak bisa anda hendaklah memegang termometer tersebut.
Temperatur melalui axilla dibaca setelah 10 menit.
Cara lain untuk mengukur suhu dengan termometer elektronik, alat
pengukur suhu paling cepat, lebih akurat, yaitu 30 detik. Letakkan
termometer ini pada lokasi tertentu, tapi ingat untuk mengganti tutup
disposible untuk setiap pasien.

4. Kelainan Pengaturan Temperatur Tubuh


Suhu tubuh manusia cenderung berfluktasi (berubah) setiap saat. Untuk
mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu
tubuh. Suhsu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpa balik (feed back)
yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Titik tetap tubuh

16

dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 370C dan apabila suhu tubuh
meningkat lebih dari 370C, maka hipotalamus akan terangsang melakukan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan
produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada
tiitk tetap.
1. Panas
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas
secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia
memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan,
mendistribusikan, dan mempertahankan suhu dalam keadaan konstan.
Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan
proses metabolisme yang utama.
Upaya upaya untuk menurunkan suhu tubuh
a. mengenakan pakaian tipis
b. banyak minum air putih
c. banyak istirahat
d. beri kompres
e. beri obat penurun panas
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat
a. Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan
pada semua area tubuh disebabkan oleh hambatan di
vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada
kulit sehingga memungkinkan percepatan perpindahan
panas dari tubuh ke kulit hingga 8x lipat lebih banyak.
b. Berkeringat
Pengeluaran

keringat

menyebabkan

peningkatan

pengeluaran panas melalui evaporasi dan merupakan


salah satu mekanisme tubuh suhu meningkat melampaui
ambang kritis
c. Penurunan pembentukan panas

17

Beberapa

mekanisme

pembentukan

panas,

seperti

termogenesis kimia dan menggigil di hambat dengan kuat


Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun
a. Vasokonfriksi : terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis
hipotalamus posterior
b. Piloereksi : sebagai isolator panas terhadap lingkungan
c. Peningkatan pembentukan panas : pembentukan panas oleh
sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil.
2. Demam
Peningkatan titik patokan / set point yaitu 370C suhu di
Hipotalamus. Dengan meningkatkan titik patokan tersebut ,maka
hipotalamus mengirim sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh dan tubuh
berespon dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. Jika
suhu > 37, 200C pada pagi hari dan > 37,700C pada sore hari disebut
demam (Gelfand, et al, 1998; Andreoli, et al, 1993; Lardo, 1999).
Sebaliknya Bennet & Plum (1996) mengatakan, demam (hipertemi) bila
suhu >37,20C. Walaupun tidak ada batasan tegas, namum dikatakan bahwa
apabila terdapat variasi suhu tubuh harian yang lebih 1 1,500C adalah
abnormal. Suhu tubuh dapat siukur melalui rektal, oral atau aksila, dengan
perbedaan kurang lebih 0,5 0,60C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi
(Andreoli, et al, 1993; Gelfand, et al, 1998).
Nukleus pre optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pengatur
suhu dan bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai sudah
ditentukan, yang disebut hypothalamus thermal set point (Busto, et al,
1987; Lukmanto, 1990; Lardo, 1999). Peningkatan suhu tubuh secara
abnormal dapat terjadi dalam bentuk hipertemi dan demam. Pada
hipertemi, mekanisme pengaturan suhu gagal, sehingga produksi panas
melebihi pengeluaran panas. Sebaliknya, pada demam hypothalamic
thermal set point meningkat dan mekanisme pengaturan suhu yang utuh
bekerja meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu yang baru. Tingginya
peningkatan suhu tubuh tidak dapat dipakai untuk membedakan hipertemi

18

dengan demam. Perbedaan antara demam dan hipertemi lebih dari


perbedaan teoritis belaka (Lukmanto, 1990).
Menurut Darlan Darwis cit.Lardo S(1999), pembagian demam, yakni :
1. Demam dengan peninggian set point hypothalamus
Cirinya : pembentukan panas meningkat, pembuangan menurun.
Penderita biasanya merasa demam tetapi mengigil dan kedinginan
serta ekstrimitas dingin. Keadaan ini biasanya diobati dengan
antipiretika yang langsung bekerja pada hypothalamus.
2. Demam dengan set point hypothalamus normal
2.1) Pembentukan panas meningkat, pembuangan norma
Keadaan

ini

sering

terdapat

pada

malignan

hyperthermia, hipotiroidisme, hipernatremia, keracunan


aspirin, memakai baju terlalu tebal, udara terlalu panas
(heat stroke). Dalam keadaan ini penderita merasa
kepanasan, berkeringat banyak, ekstremitas panas dan
lembab, menggigil dan pilloerection.
2.2) Pembentukan panas normal, pembuangan terganggu
Terdapat luka bakar, displasia ektodermal, keracunan akut
antikolinergik. Secara klinis pasien kepanasan, juga
keringat sedikit tidak ada dan pilloerection tidak ada.
Penanggulangan pada keadaan ini adalah dengan kompres
dingin, pemberian antipiretika tidak diperkenankan.
3. Demam tipe sentral
Pada keadaan ini terjadi kerusakan TRC. Misalnya pada
encephalitis, pendarahan intrakranial, trauma kapitis, dll. Biasanya
set point hypothalamus rusak sehingga penderita berubah menjadi
makhluk poikilothermis. Jika dikompres dingin suhu tubuh sulit
untuk naik lagi (Busto, et al, 1987). Pada penderita tipe sentral
dapat terjadi hiperpireksi, pasien menjadi gaduh gelisah, kejang.
Suhu rectal diatas 410C kalau dibiarkan berlama lama
menyebabkan kerusakan otak yang permanent, sedangkan suhu

19

rectal diatas 430C dapat menyebabkan kematian (Lukmanto,


1990).
Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari
dalam lekosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat
pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan
suatu infeksi (Benneth, et al, 1996; Gelfand, et al, 1998). Pirogen
eksogen ini juga dapat karena obat obatan dan hormonal,
misalnya progesterone. Penyebab demam selain infeksi adalah
keadaan toksemia, adanya keganasan atau akibat reaksi pemakaian
obat (Gelfand, et al, 1998). Sedangkan gangguan pada pusat
regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperatur
seperti pada heat stroke, ensefalitis, pendarahan otak, koma atau
gangguan sentral lainnya. Pada pendarahan internal saat terjadinya
reabsorbsi darah dapat pula menyebabkan peninggian temperatur
(Andreoli, et al, 1993).

5. Masalah masalah berhubungan dengan temperatur tubuh


1. Hiponatrenia
Kurang kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan
kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/l.
Hal tersebut mengakibatkan :

Mual

Muntah

Diare

Rasa yang ditimbulkan :

Haus yang berlebihan

Denyut nadi yang cepat

Hipotensi

Konvusi

Membran mukosa kering

20

2. Hipernatrenia
Kadar natrium dalan plasma tinggi ditandai dengan adanya mukosa
kering, oliguria atau anoria, turgor, kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerah merahan, lidah kering dan kemerahan,
konvusi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145
mEq/l.
Hal tersebut disebabkan oleh :

Dehidrasi

Diare

Asupan air yang berlebihan sedangkan garamnya sedikit

3. Hipokalenia
Kurangnya kadar kalium dalam darah. Hipokalenia terjadi dengan
sangat cepat pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
Hipokalenia ditandai dengan :

Lemahnya denyut nadi

Turunnya tekanan darah

Tidak nafsu makan dan muntah muntah

Perut kembung

Lemah dan lunaknya otot

Denyut jantung tidak beraturan (aritmia)

Penurunan bising usus

Kadar kalium plasma menurun hingga kurang dari 3,5 mEq/l

4. Hiperkalemia
Keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Sering terjadi
pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Pemberian
kalium yang berlebihan melalui intravena.
Hiperkalemia ditandai dengan :

Mual

Hiperaktivitas sistem pencernaan

21

Aritmia

Kelemahan

Jumlah urine sedikit sekali

Adanya kecemasan dan iritabilitas ( peka rangsang )

Kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/l

5. Hipokalsemia
Kurangnya kadar kalsium dalam plasma darah ditandai dengan :

Adanya keram otot dan perut

Kejang

Bingung

Kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/l

Kesemutan pada jari dan sekitar mulut

Hal iini disebabkan pengaruh

pengangkatan kelekjar gondok atau

hilangnya sejumlah kalsium karena sekresi interstinal.


6. Hiperkalsemia
Kelebihan kadar kalsium dalam darah. Terjadi pada pasien yang
mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara
berlebihan. Keadaan tersebut mengakibatkan :

Adanya nyeri pada tulang

Relaksasi otot

Batu ginjal

Mual mual

Koma

Kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4, 3 mEq/l

7. Hipomagnesia
Kurangnya kadar magnesium dalam darah. Ditandai dengan
adanya :

Iritabilitas

Tremor

22

Kram pada kaki dan tangan

Takikardi

Hipertensi

Disorientasi dan konvusi

Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/l

8. Hipermagnesia
Kelebihan kadar magnesium dalam darah. Ditandai dengan adanya:

Koma

Gangguan pernafasan

Kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/l.

6. Cairan Tubuh Fisiologis


Air merupakan bagian terbessar pada tubuh manusia dan kebutuhan cairan
merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki
preporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh,
sementara sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Presentase cairan tubuh bervariasi tergantung pad faktor usia, lemak dalam
tubuh dan jenis kelamin.
Kebutuhan cairan dan air berdasarkan umur dan berat badan
Usia
Bayi Prematur

Kg Berat ( %)
80%

Bayi lahir cukup 70 80 %

air dalam 24 jam


-

Ml / kg berat badan
-

bulan
3 hari
3 bulan

70 %

1 tahun

59 %

2 tahun

59 %

4 tahun

23

10 tahun

11 tahun

58 %

14 tahun

58 %

18 tahun

Dewasa

Dewasa 39 th

52 60 %

40 60 tahun

47 55 %

> 60 tahun

46 52 %

dengan 40 50 %

Dewasa
obesitas

Dewasa kurus

70 75 %

Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, dapat terjadi pada


pendarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare dan puasa preoperatif maupun
tidak perioperaatif, dapat menyebabkan gangguan fisiologis yang berat.
Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraseluler
dan kompartemen ekstraseluler. Pada orang dewasa sekitar dua pertiga dari cairan
dalam tubuhnya terdapat di intraseluler (sekitar 27 liter rata rata untuk dewasa
laki -

laki dengan berat badan sekitar 70 kg), sebaliknya pada bayi hanya

setengah dari berat badannya merupakan cairan intraseluler. Sedangkan jumlah


cairan ekstraseluler relatif berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir,
sekitar setengah dari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraseluler. Setelah usia 1
tahun, jumlah cairan ekstraseluler menurun sampai sekitar sepertiga dari volume
tota;. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa dengan berat rata rata 70
kg.

7. Kompartemen Cairan Tubuh


Seluruh cairan tubuh didisribusikan ke dalam kompartemen intraseluler
dan kompartemen ekstraseluler.

24

Kompartemen ekstraseluler dibagi lagi menjadi 2 (dua) yaitu :


1) Cairan Intraseluler
2) Cairan intersisial
Cairan Intraseluler
Cairan intraseluler adalah cairan yang terkandung didalam / diantara sel. Pada
orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraseluler
(sekitar 23 liter rata rata untuk dewasa laki laki dengan berat badan sekitar
70 kg), sebaiknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan
cairan intraselular.
Cairan Ekstraseluler
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel. Cairan ini jumlahnya
relatif berkurang seiring bertambahnya usia. Pada bayi baru lahir, sekitar
setengah dari cairan tubuh terdapat dicairan ekstraseluler. Setelah usia 1 tahun
jumlah cairan ekstrakulikuler menurun sampai sekitar sepertiga dari volume
total. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat
rata rata 70 kg.
Cairan ekstraseluler di bagi menjadi :
a) Cairan interstitial
Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel. Sekitar 11 12
liter pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume
interstitial. Realtif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2
kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
b) cairan Intravaskular
merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya
volume plasma). Rata rata volume darah orang orang dewasa
sekitar 5 6 liter dimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri
dari sel darah merah, sel darah putih dan plafelet
c) Cairan Transeluler
merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu
seperti serebrospinal, perikardinal, pleura,s endi sinovial, infraokular
dan sekresi saluran pencernaan. Pada keadaan sewaktu, volume cairan

25

transeluler adalah sekitar 1 liter. Tetapi cairan dalam jumlah banyak


dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler

Selain air, cairan tubuh mengandung 2 jenis zat yaitu elektrolit dan non
elektrolit.
a. Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus
listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif
(anion). Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur
dalam miliekuivalen).
b. Non Elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam
cairan. Zat lainnya yang termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.
Proses pergerakan cairan tubuh
Perpindahan air dan zat terlarut diantara bagian bagian tubuh
melibatkan mekanisme transpor aktif dan pasif. Mekanisme transpor
memerlukan

energi,s

edangkan

mekanisme

transpor

pasif

tidak

memerlukan energi. Difusi dan Osmosis adalah mekanisme transpor pasif.


Sedangkan mekanisme transpor aktif berhubungan dengan pompa Na K
yang memerlukan ATP. Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen
dapat berlangsung secara :
a. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui
membran semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih
rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama.
Seluruh membran sel dan kapiler permeabel terhadap air, sehingga tekanan
osmotik

cairan

tubuh

seluruh

kompartemen

sama.

Membran

26

semipermeabel ialah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun


tidak dapat dilalui zat terlarut misalnya protein.
Tekanan osmotik plasma darah ialah 285+ 5 mOsm/L. Larutan
dengan tekanan osmotik kira-kira sama disebut isotonik (NaCl 0,9%,
Dekstrosa 5%, Ringer laktat). Larutan dengan tekanan osmotik lebih
rendah disebut hipotonik (akuades), sedangkan lebih tinggi disebut
hipertonik.

b. Difusi
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan
akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi
rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk
berdifusi melewati pori-pori tersebut. Jadi difusi tergantung kepada
perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik.
c. Pompa Natrium Kalium
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang
memompa ion natrium keluar melalui membran sel dan pada saat
bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam. Tujuan dari pompa
natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan hiperosmolar di dalam
sel.

8. Kelainan Klinis Pengaturan Volume Cairan


Pergerakan cairan / keseimbangan cairan
Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang
utama dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Hilangnya
cairan intra seluler (CES) ke dalam ruang yang tidak mempengaruhi
keseimbangan antara cairan intra seluler dengan ekstra seluler, (CIS) dan (CES)
disebut sebagai perpindahan cairan ruang ketiga. Efek dari perpindahan cairan
ruang ketiga yaitu ditandai dengan pening, peningkatan frekuensi jantung,
penurunan tekanan darah, penurunan tekanan intra seluler (TIS), edema,

27

peningkatan berat badan, & ketidak seimbangan dalam masukkan dan haluaran
cairan.
Pergerakan cairan yang normal melalui dinding kapiler kedalam jaringan
tergantung pada kenaikan tekanan hidrostatik kepada kedua ujung pembulu arteri
dan vena. Arah perpindahan cairan tergantung pada perbedaan dari kedua arah
yang berlawanan antara tekanan hidrostatik dan osmotik. CES mengangkut enzim
dan hormon serta membawa sel darah merah dan sel darah putih ke seluruh tubuh.
Perpindanan air terjadi melalui membran dari daerah dengan konsentrasi zat
terlarut yang rendah ke daerah zat terlarut tinggi sampai dengan kedua konsentrasi
tersebut sama.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN
1. USIA
Dengan bertambahnyaa usia semua organ yang mengatur keseimbangan
akan menurun fungsinya, hasil fungsi juga menurun. Misal ; gagal ginjal,gagal
jantung dll.
2. TEMPERATUR LINGKUNGAN
Linkungan yang panas akan menyebabkan kita berkeringat sehingga cairan
banyak keluar.
3. DIET
Diet tinggi natrium akan berfungsi meretensi urine, demikian juga
sebaliknya.
4.OBAT OBATAN
Seperti steroid dan diuretik
5. STRESS
Mempengaruhi metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan
osmotik dan ADH akan meningkatkan sehingga urine menurun.
6. SAKIT
Dalam keadaan sakit akan mengeluarkan air yang banyak sperti gagal
ginjal.

28

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia adalah
makhluk homoeistetik yang artinya manusia dapat menyesuaikan suhu tubuh
terhadap lingkungannya.
B. Saran
Saran dan Kritik dari pembaca atas makalah yang telah kami tulis ini
sangat diperlukan agar dapat diperbaiki pada penulisan makalah selanjutnya.

29

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, WI dan Chayatin, NN (2007) Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia, Jakarta. ECG
Hidayat, AAA dan Uliyah, M (2008) Keterampilan Dasar Praktik Klinik,
Jakarta. Salemba Medika
www.google.co.id ; keyword : termoregulasi, suhu tubuh, cairan dalam tubuh

30

Anda mungkin juga menyukai