Anda di halaman 1dari 43

BAB III

SIKLUS UMUM PLTU REMBANG


3.1 Siklus Umum Pembangkitan Energi Listrik pada PT PJB UBJ O&M
PLTU Rembang
PLTU Rembang dirancang menggunakan bahan bakar utama batu bara
berkalori rendah dengan bantuan High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar
start up bersamaan dengan udara panas bertekanan. Panas hasil pembakaran
batubara dalam boiler digunakan untuk memanaskan air sampai mendidih dan
menghasilkan uap (steam). Uap (steam) yang dihasilkan tersebut digunakan untuk
memutar turbin uap. Turbin yang berputar telah dikopel dengan generator untuk
menghasilkan tenaga listrik.

Gambar 3.1 Siklus PLTU Rembang


3.1.1. Siklus Batubara
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

18

Pada PLTU Rembang memiliki proses pengangkutan batubara memiliki


tiga proses utama, yaitu loading, direct unloading dan unloading :
1. Proses unloading
Dalam proses unloading batubara dari kapal tongkang dibongkar oleh ship
unloader dan diangkut melalui belt conveyor menuju coal yard. Dalam
pengisian ke coal yard dapat dilakukan dengan dua alat yaitu telescopic
chutee atau stacker reclaim.
2. Proses loading
Proses loading ini merupakan proses pengisian batu bara ke coal bunker.
Proses ini juga memiliki dua cara, yaitu melalui stacker reclaim atau
reclaim hooper kemudian diangkut oleh belt conveyor ke coal bunker.
3. Proses direct unloading
Proses direct unloading juga dapat disebut proses loading, hal ini
dikarenakan proses ini adalah proses pengisian batu bara ke coal bunker.
Pengisian langsung ini berasal dari tongkang yang dibongkar oleh ship
unloader dan langsung dibawa ke coal bunker melalui belt conveyor.
Proses ini dilakukan saat batubara pada coal bunker kritis.
Dalam pengangkutan batubara dalam PLTU terdapat beberapa alat yang
digunakan dan memiliki fungsi tersendiri, mulai dari proses muat (load),
pengangkutan atau transportasi, dan pembongkaran yaitu sebagai berikut :
1. Ship Unloader (SU)
Ship Unloader merupakan alat utama dalam pembongkaran
batubara yang dikirim melalui kapal tongkang. Pada PLTU 1 Jawa
Tengah Rembang ship unloader yang terpasang berjenis ZQX1750. Ship
unloader jenis tersebut memiliki cara kerja dengan mengambil batubara
dari tongkang dan diletakkan pada hopper ship unloader yang kemudian
diumpankan ke belt conveyor untuk diteruskan ke coal yard maupun coal
bunker. Ship unloader jenis tersebut dapat beroperasi secara manual
maupun semi-auto.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

19

Gambar 3.2 Ship Unloader pada PLTU Rembang


2. Belt Conveyor (BC)
Conveyor merupakan suatu sistem mekanik untuk memindahkan
barang dari satu tempat ke tempat lain, dalam hal ini conveyor di PLTU
Rembang adalah conveyor berupa ban karet berjalan yang berguna untuk
mengirim atau mentransfer batubara untuk kebutuhan bahan bakar. Di
PLTU Rembang ada sembilan line conveyor, yaitu conveyor BC1, BC2,
BC3 (AB), BC5, BC6, BC7, BC8, BC9 (AB), dan BC10 (AB).

Gambar 3.3 Belt Conveyer pada PLTU Rembang

3. Junction Tower (JT)


PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

20

Suatu tempat untuk memindahkan batubara dari suatu line


conveyor ke conveyor lain. Di dalam junction tower (JT) ada hopper yang
berguna untuk mengatur perpindahan batubara dari conveyor ke conveyor
lain. Di PLTU Rembang ini ada enam junction tower, yaitu JT 1, JT 2, JT
4, JT 5, JT 6, JT 7.

Gambar 3.4 Junction Tower PLTU Rembang


4. Thelescopic Chute (TC)
Telescopic chute merupakan alat bantu pembongkaran batu bara
dalam keadaan darurat. Dilengkapi dengan chute untuk mencegah abu
batubara yang berterbangan saat pembongkaran. Peralatan ini bisa naik
secara otomatis jika level batubara di bawahnya sudah mempunyai jarak
sesuai pengaturan tertentu.

Gambar 3.5 Telescopic Chute PLTU Rembang


5. Stacker Reclaimer (SR)

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

21

Stacker Reclaimer adalah suatu peralatan untuk menaruh atau


menata (fungsi sebagai stacker) batubara di coal yard dan mengambil
(fungsi sebagai reclaimer) batubara dari coal yard untuk kemudian
disalurkan ke coal bunker melalui conveyor. Stacker reclaimer memiliki
dua prinsip kerja yaitu proses stacking dan reclaiming. Prinsip kerja
stacking adalah dengan menggerakkan belt conveyor pada boom tripper
dan boom bucket ke arah live stock area. Bucket wheel tidak digerakkan
karena tidak mempunyai peran untuk proses stacking. Sedangkan proses
reclaiming adalah dengan menggerakkan conveyor boom tripper dan
boom bucket ke arah coal bunker, dan juga dengan memutar bucket wheel
guna mengambil batubara dari tumpukan untuk diteruskan diangkut
melalui belt conveyor sampai masuk ke coal bunker.

(a)

(b)
(c)
Gambar 3.6 (a) Stacker Reclaimer pada PLTU Rembang (b) Posisi Stacking
(c) Posisi Reclaiming
6. Coal Yard
Coal yard merupakan area untuk penampungan batubara sementara
sebelum digunakan untuk pembakaran. Di coal yard ini batubara
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

22

ditimbun menggunakan bantuan dari SR (stacker Reclaimer) dan


thelescopic chute. Batubara yang ada di coal yard mudah sekali terbakar,
oleh karena itu batubara di coal yard ini perlu di siram dengan air. Di
PLTU Rembang ini batubara yang digunakan memiliki kandungan 4200
kkal/kg dan 5200 kkal/kg.

Gambar 3.7 Coal Yard pada PLTU Rembang


7. Crusher
Crusher berfungsi untuk menggerus batubara yang akan masuk
pada coal bunker menjadi lebih kecil sehingga dapat memudahkan kerja
pulverizer. Sebelum masuk dalam crusher, batubara berukuran diatas 3
cm akan tergerus sehingga memiliki ukuran dibawah 3 cm. Crusher yang
terdapat pada PLTU Rembang mempunyai tipe ring granulator dengan
kapasitas 700 ton/jam. Penggerak utama crusher yaitu motor 400 kW
1500rpm dengan kecepatan putar rotor 720 rpm.

Gambar 3.8 Crusher PLTU Rembang


8. Tripper dan Scrapper Conveyor
Tripper berfungsi untuk memasukkan batubara dari belt conveyor
menuju coal bunker. Pada PLTU Rembang terdapat dua buah tripper.
Selain itu digunakan scrapper yang berfungsi untuk membersihkan
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

23

tumpahan batubara pada belt conveyor untuk dimasukkan ke dalam coal


bunker.

Gambar 3.9 Tripper dan Scrapper Conveyor PLTU Rembang.


9. Coal bunker
Coal bunker merupakan sarana penampung (storage) sementara
batubara untuk memasok kebutuhan ketel. PLTU Rembang ini ada lima
bunker untuk tiap unitnya. Kapasitas bunker umumnya dirancang agar
dapat memasok kebutuhan ketel selama beberapa jam, tanpa ada
tambahan pemasokan batubara ke bunker.

Gambar 3.10 Coal Bunker PLTU Rembang.


10. Coal Feeder
Untuk kuantitas beban yang berbeda maka jumlah bahan bakar
yang dibakarpun juga akan berbeda. Oleh karena itu dipakailah Coal
Feeder, yaitu peralatan yang berfungsi untuk menimbang dan mengatur
mass flow rate batubara yang akan masuk ke mill sekaligus sebagai
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

24

penyalur batubara ke mill. Di PLTU Rembang ada 5 coal feeder untuk


tiap unit.

Gambar 3.11 Coal Feeder PLTURembang


11. Coal Pulverizer
Pulverizer berfungsi untuk menggiling bongkahan batubara
menjadi serbuk halus (PF), agar lebih mudah bercampur dengan udara
pembakaran didalam ketel sehingga proses pembakaran sempurna akan
berlangsung lebih cepat. Di PLTU Rembang sendiri ada lima unit
pulverizer untuk tiap unitnya. Penghalusan batubara dilakukan dengan
pulverizer dengan tingkat ukuran kehalusan sampai dengan ukuran 200
mesh. 200 mesh adalah saringan dengan lubang sebanyak 200 perpanjang
linier 1 inch atau 40000 lubang per-inchi2. Ukuran ini diperoleh dari
pertimbangan optimalisasi baik pada sistem pembakaran sendiri maupun
pada pada tingkat efisiensi pulverizer sendiri.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

25

Gambar 3.12 Coal Pulverizer PLTU Rembang.


12. Seal Air Fan (SA FAN)
SA Fan berfungsi menghasilkan udara sebagai udara perapat yang
digunakan pada Coal Feeder, Mill Purverizer, supaya kondisi udara
dalam coal feeder dan coal pulverizer menjadi vacuum.

Gambar 3.13 Seal Air Fan PLTU Rembang.


3.1.2.

Proses Pembakaran dan Flue Gas System


Proses pembakaran dan flue gas system dimulai batubara keluar dari coal
pulverizer sampai sisa debu pembakaran keluar dari stack menuju udara atmosfer.
Pertama-tama Batubara yang ditampung pada coal bunker keluar menuju coal
feeder. Coal feeder berfungsi mengatur laju pemakaian batubara sebelum digerus
oleh pulverizer. Setelah digerus oleh pulverizer, batubara yang berupa serbuk
halus tersebut dibawa ke burner oleh primary air melalui pipa-pipa primary air
heater. Saat awal proses pembakaran, batubara tidak langsung menjadi bahan
bakar utama tetapi dipatik terlebih dahulu menggunakan high speed disel (HSD)
yang dikeluarkan melalui oil gun. Pada pembakaran juga dibutuhkan udara
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

26

pembakaran (secondary air) yang berasal dari force draft fan dan ditampung
sementara pada wind box. Setelah proses pembakaran diatas 30% atau memiliki
load 100MW, maka HSD akan dimatikan mulai dari layer paling atas (layer E).
Tiap proses pematian oil gun HSD tiap layer, dilakukan penyalaan burner
batubara secara bersamaan dari layer yang paling bawah (layer A). Pada proses
pembakaran tersebut burner diarahkan pada sudut tertentu sehingga dapat
membentuk bola api (fire ball).

Gambar 3.14 Susunan burner pada masing-masing corner


Sisa pembakaran batubara ada yang turun kebawah dinamakan bottom
ash, dan ada yang terbang mengikuti udara pembakaran disebut fly ash. Fly
ash memiliki kandungan yang dapat membahayakan kesehatan, maka dari itu
digunakan electrostatic precipitator untuk menangkap fly ash. Setelah fly ash
berkurang sekitar 98%, flue gas tersebut dibuang ke udara atmosfer melalui
stack atau chimney. Sedangkan untuk bottom ash yang turun ke bawah
diangkut menggunakan Submerger Scrapper Conveyor dan ditampung dalam
bottom ash cylo. Begitu juga dengan fly ash yang telah disaring atau ditangkap

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

27

menggunakan electrostatic precipitator akan ditampung pada fly ash cylo


dengan transfer menggunakan udara kompresor.
1. Burner batubara
Burner batubara berfungsi untuk mencampur serbuk batubara
bertekanan dengan udara pembakaran. Dalam kondisi normal operasi,
perlu diyakinkan adanya panas yang cukup di zona pembakaran untuk
menyalakan semua bahan bakar yang masuk. PLTU Rembang dengan
sistem pembakaran tipe tangensial memiliki 20 buah coal burner dengan
rincian empat corner dan di masing-masing corner terdapat lima layer.

Gambar 3.15 Desain burner batubara

2. Oil burner
Boiler PLTU Rembang dengan tipe pembakaran tangential corner
memiliki tiga layer oil burner dari 12 oil burner yang terpasang di system
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

28

burner (empat corner). Satu layer dipasang pada grup atas system burner
(layer D dan E) sedangkan dua lainnya pada grup bawah (layer A, B, dan
C). Saat Oil burner tidak beroperasi, burner ini berfungsi sebagai nozzle
secondary air. Oil burner merupakan peralatan mekanis yang sederhana
digunakan untuk mengkabutkan bahan bakar minyak HSD. Oil burner
digunakan untuk start up boiler dan penyetabil pembakaran saat beban
rendah. Untuk penyalaan, digunakan high energy igniter, kemudian oil
burner menyalakan primary air pulverized coal nozzle. Total jumlah
penggunaan oil burner hanya sampai 30% BMCR (Boiler Maximum
Continuous Rate). Sistem insertdan retract oil burner digerakkan dengan
pneumatic actuator. Seluruh burner dapat digerakkan naik dan turun
dengan sudut 30.

Gambar 3.16 Desain swirler


3.

Wind box
Wind box berfungsi untuk mendistribusikan udara pembakaran ke
masing-masing burner agar terjadi proses pembakaran yang sempurna.
Udara pembakaran tersebut berasal dari force draft fan. Tiap unit memiliki
dua wind box dimana masing-masing wind box mensuplai dua corner. Tiap
wind box menyuplai dua corner, wind box akan mengikuti tren alur FD fan

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

29

Gambar 3.17 Wind box PLTU Rembang.


4. Primary Air Fan (PA Fan)
PLTU Rembang memiliki dua set PA Fan dengan kapasitas 2x50
%. PA Fan berfungsi untuk mensuplai udara primer (primary air) yang
digunakan sebagai udara pengangkut serbuk batubara dari pulverizer/ mill
menuju burner untuk dibakar. Disamping sebagai sarana transportasi
serbuk batubara, udara primer juga berfungsi untuk mengeringkan
batubara didalam pulverizer. Oleh karena itu, sebelum menuju pulverizer
udara primer terlebih dahulu melewati air preheater. Di dalam air
preheater udara dipanakan terlebih dahulu dengan memanfaatkan panas
dari gas buang.

Gambar 3.18 PA Fan PLTU Rembang


5. Forced Draft Fan (FD Fan)
PLTU Rembang memiliki 2 FD Fan untuk tiap unitnya. FD Fan
berfungsi untuk menyediakan atau menghasilkan udara sekunder
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

30

(secondary air) yang digunakan sebagai udara pembakaran pada furnace


di boiler.

Gambar 3.19 FD Fan PLTU Rembang


6. Air Preheater
Air preheater berfungsi untuk memanaskan udara dari PA Fan dan
FD Fan untuk menghasilkan udara primer dan udara sekunder. Udara
primer PA Fan digunakan untuk mensuplai udara ke pulverizer.
Sedangkan udara sekunder FD Fan digunakan untuk mensuplai ke boiler
sebagai udara utama ke boiler. Air preheater memanfaatkan media flue
gas untuk memanaskan udara tersebut.

Gambar 3.20 Air Preheater PLTU Rembang


7. Electrostatic Precipitators (ESP)
Electrostatic Precipitators berfungsi menangkap debu sisa
pembakaran yang disebut dengan fly ash. Fly ash yang berada pada Flue
Gas melewati ESP yang selanjutnya

diberi muatan ion negatif oleh

Discharge electrode (particle charging). Kemudian partikel fly ash


tersebut dilewatkan ke Collecting Electrode (Elektroda kutub positif)
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

31

yang menangkap fly ash / abu terbang (particle collecting). Collecting


Electrode digetarkan oleh rapper, fly ash yang menempel jatuh dan
terkumpul di hopper ESP. (transporting of collected materials).

Gambar 3.21 ESP PLTU Rembang.


8. Fly ash silo
Fly ash silo merupakan tempat penampungan sisa pembakaran berupa
serbuk-serbuk debu yang dapat dimanfaatkan campuran bahan baku semen.
Fly ash ini merupakan sisa-sisa pembakaran batubara yang berupa debu dari
economizer hopper, air preheater hopper, dan ESP.

Gambar 3.22 Fly ash cylo PLTU Rembang.


9. Induced Draft Fan (ID Fan)
PLTU Rembang memiliki 2 ID Fanuntuk tiap unitnya. ID Fan
berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace boiler supaya
bernilai negatif dengan caramenghisap gas hasil pembakaran batubara
pada furnace menuju stack dengan cara paksa oleh fan (ID Fan).

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

32

Gambar 3.23 ID Fan PLTU Rembang.


10. Stack atau chimney
Stack atau chimney merupakan cerobong pembuangan flue gas setelah
dilakukan penyaringan pada ESP. Dalam bangunan stack terdapat
pengukur kadar gas buang, antara lain NOx, CO, SO, O2, CO2, dan
temperatur.

Gambar 3.24 Stack atau chimney PLTU Rembang.


11. Submergerd Scrapper Conveyor
Submergerd Scrapper Conveyor atau yang biasa disebut (SSC)
berfungsi untuk memindahkan bottom ash pada bawah boiler menuju
bottom ash silo. Submergerd scrapper conveyor mempunyai penggerak
utama berupa motor. Motor tersebut akan menggerakkan rantai yang
terdapat scrapper untuk mengambil sisa pembakaran batubara pada dasar
boiler (bottom hopper), yaitu bottom ash.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

33

Gambar 3.25 Submerged scrapper conveyor PLTU Rembang.


12. Bottom ash cylo
Bottom ash cylo merupakan tempat penampung sisa pembakaran
batubara yang bersifat berat. Material bottom ash cylo ditampung pada
kolam ash pond yang telah disediakan.

Gambar 3.26 Bottom Ash Cylo PLTU Rembang.


3.1.3.

Siklus Air dan Uap


Siklus air dimulai pemompaan air laut oleh Sea Water Pump dan
dimasukkan ke Desalt Evaporation yang berfungsi untuk mengubah menjadi air
tawar dan ditampung dalam Feed Water Tank. Kemudian dialirkan menuju Demin
Plantuntuk dijadikan air murni dan menghilangkan kandungan mineral dan
ditampung di Cool Condensate Storage Tank, dan kemudian air murni tersebut
bersatu dengan air kondensat dalam hotwell. Setelah itu air mengalir dari hotwell
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

34

menuju Condensate Pump untuk dipompakan menuju LP heater (Low Pressure


Heater) yang berfungsi untuk meningkatkan temperatur air. Dari LP heater, air
memasuki Deaerator untuk diproses menghilangkan ion-ion oksigen dan lainnya.
Dapat pula dikatakan deaerator memiliki fungsi untuk menghilangkan buble atau
balon yang biasa terdapat pada permukaan air. Agar proses pelepasan ini
berlangsung sempurna, temperatur air harus memenuhi suhu yang disyaratkan.
Setelah pada kondensor, air dipompakan oleh boiler feed pump (BFP) menuju
boiler. Air yang dipompakan harus memiliki tekanan tinggi sehingga dapat
menghasilkan uap yang bertekanan tinggi pula. Sebelum memasuki boiler air
mengalami beberapa proses pemanasan dengan alat high pressure heater (HP
heater). Setelah memasuki boiler dan terjadi proses pemanasan, maka air akan
berubah menjadi uap. Uap uang dihasilkan pada proses awal ini memiliki kualitas
yang rendah yaitu berupa uap jenuh yang masih mengandung kadar air. Kadar air
ini berbahaya bagi turbin karena dapat menyebabkan sudu-sudu turbin terkikis.
Untuk menghilangkan kadar air pada uap jenuh dan merubahnya menjadi uap
kering agar dapat digunakan memutar turbin maka digunakan alat bernama
superheater. Uap yang telah keluar turbin akan didinginkan dengan kondensor
sehingga terjadi perubahan fasa dari uap menjadi air dan ditapung pada hotwell.
1.

Sea water pump (Pompa desalinasi)


Sea water pump atau pompa desalinasi digunakan untuk
memompakan air laut dari hasil filtrasi yang kemudian menuju
chlorination plant dan akhirnya ke desalination plant. Chlorination plant
sendiri adalah tempat pengolahan air untuk menghilangkan biota-biota laut
dengan menambah zat chlorine, dimana zat chlorine tersebut didapatkan
dari hasil reaksi kimia dengan penambahan arus listrik.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

35

Gambar 3.27 Sea water pump PLTU Rembang.


2.

Desalination plant
Desalinationt plant adalah suatu tempat yang digunakan untuk
pengolahan air laut menjadi air tawar. Pada PLTU 1 Jawa Tengah
menggunakan proses multi effect distillation (MED) dan terdapat dua unit.
Masing-masing plant terdiri dari limaseparate evaporatorstage, duafinal
condenser, vaccum system, chemical dosing system (antiscale, antifoam,
acid/ caustic untuk cleaning system), dan peralatan untuk unit pemanas.
Air laut yang akan digunakan di MED plant harus ditreatment terlebih
dahulu di seawater treatment plant untuk menghilangkan padatan dan
kotoran. Air laut yang sudah dibersihkan kemudian ditransfer ke MED
plant dengan seawater pump. Di MED plant, air laut didistribusikan ke
dua unit desalination yang terdiri dari beberapa tingkat dan masingmasing akan diuapkan. Dengan proses penguapan, garam-garam yang
terlarut akan tertinggal sehingga uap yang timbul bebas dari garam. Uap
air laut akan terkondensasikan di heat exchanger menjadi raw water yang
selanjutnya disimpan dalam raw water tank dan didistribusikan ke WTP
atau untuk kebutuhan lain di pembangkit listrik. Air laut dengan kadar
garam tinggi kemudian dibuang ke laut. Media pemanas (steam) yang
digunakan adalah medium pressure steam yang berasal dari auxiliary
boiler (pada saat start up) dan dari turbin (pada saat normal operasi). Pada
saat proses penguapan (evaporation) air laut, beberapa solids atau padatan
akan tertinggal pada permukaan heat exchanger, dan dapat dihilangkan
dengan proses acid cleaning.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

36

Gambar 3.28 Desalination plant PLTU Rembang.


3.

Demin plant atau water treatment plant (WTP)


Water treatment plant (WTP) berfungsi untuk memenuhi kualitas
air pengisi boiler setelah dilalukan penyulingan oleh desalination plant.
Water treatment plant memiliki dua proses kerja yaitu inservice dan
regenerasi. Proses inservice adalah proses pemurnian/ demineralisasi air
suling desalt (raw water). Dimana raw water diberi dengan resin-resin
sehingga unsur anion akan diikat oleh resin anion dan unsur kation akan
diikat oleh unsur kation. Sehingga raw water yang dihasilkan akan
memiliki nilai conduct dibawah 1 ms/cm. Proses inservice akan berhenti
apabila sudah terjadi kejenuhan dimana nilai conduct mengenai batas limit
yaitu 1 ms/cm. Proses regenerasi adalah proses mengembalikan/
mengaktifkan kondisi resin anion dan resin kation yang telah jenuh akibat
digunakan untuk proses pemurnian air. Adapun untuk regenerasi resin
anion menggunakan bahan kimia NaOH, sedangkan untuk regenerasi resin
kation digunakan bahan kimia HCl.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

37

Gambar 3.29 Demin plant atau water treatment plant PLTU Rembang.
4. Cool condensate storage tank dan Hotwell
Cool condensater storage tank merupakan tempat pencampuran
dari air hasil kondensasi dan mark up water yang berupa air dari water
treatment plant (air demin). Sedangkan hotwell adalah tempat
penampungan sementara dari air kondensasi.

Gambar 3.30 Cool Condensate Storage Tank PLTU Rembang.


5. Circulating water pump
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

38

Circulating water pump (CWP) sebagai bagian dari sistem


pembangkitan pada PLTU berfungsi sebagai penyedia pasokan bagi air
pendingin pada kondensor. CWP pada PLTU Rembang terdiri dari dua
buah pompa (2 x 50%) untuk satu unit PLTU. Jadi total terdapat empat
buah pompa CWP pada PLTU 2 x 300 MW. Jenis dari pompa ini menurut
alirannya adalah tipe mixed flow. Aliran air dari pompa CWP merupakan
aliran sirkulasi dari laut dan kembali ke laut. Suplai air diambil dari
intake kanal yang kemudian dialirkan ke area CWP untuk kemudian
dipompa. Air laut yang sudah dipompa akan menyuplai kondensor dan
heat exchanger sebelumnya melewati (Sea Water Booster Pump) yang
kemudian alirannya kembali dialirkan ke laut. Pompa CWP ini dilengkapi
dengan peralatan pendukungnya berupa bar screen, travelling screen, dan
screen wash pump. Bar screen merupakan penyaring awal dari aliran air
laut terhadap adanya kotoran terutama yang berdimensi besar. Setelah bar
screen terdapat travelling screen yang berfungsi untuk menyaring kotoran
yang lebih kecil yang tidak terjebak pada bar screen. Travelling screen
terdiri dari motor penggerak, yang dihubungkan dengan rantai untuk
memutar travelling screen. Travelling screen terdiri dari basket-basket
dengan kawat mesh yang berputar untuk menyaring sampah yang terbawa
air laut. Sampah yang menempel ini kemudian di semprot dengan spray
air laut yang di pompa oleh screen wash pump. Tekanan aliran screen
wash pump sebesar 7 Kg/cm2 untuk medorong sampah dari kawat saring
ke saluran buangan.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

39

Gambar 3.31 Circulating Water Pump PLTU Rembang.


6. Deaerator
Deaerator adalah alat yang digunakan untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan kadar gas O2 dari air pengisi. Deaerator juga
berfungsi sebagai pemanas kontak langsung dengan air pengisi. Karena
didalam deaerator uap dan air pengisi sama-sama disemprotkan didalam
dearator. Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gasgas tersebut bergerak dengan cepat kebagian atas deaerator dan
selanjutnya dibuang ke atmosfir. Uap yang digunakan adalah uap yang
berasal dari ekstraksi uap intermediet pressure turbin.

(a)

(b)

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

40

(c)
Gambar 3.32 Deaerator (a) bagian bawah (b) bagian atas (c) skema deaerator
PLTU Rembang.
7. Low Pressure Heater (LPH) dan High Pressure Heater (HPH)
Low Pessure Heater (LPH) adalah pemanas awal air pengisi
sebelum masuk ke deaerator. Media pemanasannya adalah uap yang
diambil dari low pressureturbine (LP turbine). Di PLTU Rembang
menggunakan 4 low pressure heater yaitu LPH 8, LPH 7,LPH 6, LPH 5.
Sedangkan untuk high pressureheater adalah alat pemanas kedua air
pengisi boiler dari deaerator setelah LP heater . Prinsip kerja HPH sama
dengan LPH, yang membedakan adalah tekanan kerja yang digunakan.
Pada LPH uap yang digunakan berasal dari ekstraksi uap low pressure
turbine, sedangkan pada HPH uap yang digunakan berasal dari ekstraksi
uap high pressure turbine dan intermediet pressure turbine. Pada PLTU
Rembang terdapat tiga buah HPH dan disusun secara seri berdasarkan
aliran air untuk mengisi boiler.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

41

(a)
(b)
Gambar 3.33 (a) High pressure heater (b) Low pressure heater PLTU
Rembang.
8. Boiler
Boiler adalah alat yang digunakan untuk menguapkan air pengisi
sehingga terjadi perubahan fasa, dari fasa cair menjadi uap basah. Uap
basah yang dihasilkan akan mengalami pemanasan lanjut menjadi fasa
super heated (uap kering) dengan komponen boiler yang dinamakan
super heater. Fasa super heated tersebut yang digunakan untuk memutar
turbin. Jenis boiler yang digunakan pada PLTU Rembang berjenis water
in tube (air dalam pipa) dan memiliki 9 lantai, dengan kapasitas uap yang
dihasilkan maksimal 1025 ton/jam pada tiap unit Boiler PLTU Rembang
memiliki

beberapa

komponen

yaitu

economizer,

steam

drum,

superheater, dan reheater. Masing-masing komponen tersebut memiliki


fungsi yang berbeda dalam proses perubahan fasa atau siklus uap dan air.
Economizer berfungsi sebagai pemanas sebelum memasuki steam drum,
economizer terletak pada bagian boler paling akhir sebelum ESP. Pada
steam drum akan terjadi pemisahan fasa antara uap basah dan air. Air
yang belum menjadi uap akan turun dan dipanaskan kembali dengan tube
wall yang terletak pada furnance. Sedangkan uap basah akan dipanaskan
kembali oleh low temperatur superheater, rear superheater, dan final
superheater sehingga menjadi uap kering. Uap kering tersebut memasuki
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

42

high pressure turbine dan uap keluaran high pressure turbine dipanaskan
kembali oleh reheater, dan menuju intermediet pressure turbine dan low
termperatur turbine.
Beban
300 MW
Main Steam Flow
837,7 ton/jam
Main Steam Pressure
16,1 MPa
Main Steam Temperature 539 oC
Reheat Pressure
3,4 MPa
Reheat Temperature
538,2 oC
Feed Water Temperature
280 oC
Coal Rate Max
170 ton/jam (B-MRC)
Burner system
20 Corner Burners
Boiler Efficiency
82,27 %
Tabel 3.1 Spesifikasi boiler

Gambar 3.34 Boiler pada PLTU Rembang.

9. Turbin
Turbin merupakan salah satu komponen utama dalam siklus
pembangkitan. Turbin berfungsi sebagai konversi energi termal pada uap
menjadi energi kinetik (gerak). Turbin memiliki cara kerja dengan
merubah energi termal uap menjadi kinetik dengan melewatkan uap
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

43

melalui nozzle, sehingga memiliki kecepatan tinggi. Uap tersebut


diarahkan ke sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan putaran poros
turbin. Pada PLTU Rembang terdapat tiga jenis turbin yang terangkai
dalam satu sistem, yaitu High pressure turbine, intermediet pressure
turbine, dan low pressure turbine.

Gambar 3.35 Spesifikasi Turbin PLTU Rembang.

Gambar 3.36 Turbin pada PLTU Rembang


10. Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengondensasikan
uap (merubah uap menjadi cair) dari LP Turbine. Dalam kondensor, uap
melewati pipa-pipa kondensor yang berisi air laut (air dingin). Sehingga
akan terjadi penurunan temperatur dan uap akan menjadi air. Air laut
sebagai

media

pendingin,

sehingga

setelah

digunakan

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

untuk
44

mendinginkan uap air laut akan dibuang langsung ke laut. Air hasil
pendinginan uap akan dimasukkan kembali kedalam boiler (stream
drum).

Gambar 3.37 Kondensor pada PLTU Rembang.


11. Boiler feed pump (BFP)
Boiler feed pump adalah jenis khusus dari pompa yang digunakan
untuk memompa air ke dalam steam drum melalui HPH. Pada PLTU
Rembang terdapat dua jenis BFP yaitu dengan penggerak turbin dua buah
dengan kapasitas 2x50% dan penggerak motor satu buah dengan
kapasitas 30%. Pada saat awal penyalaan, semua BFP menyala sehingga
total 130% tetapi setelah sistem stabil maka yang bekerja hanyalah
dengan penggerak turbin atau 100%.

(a)

(b)

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

45

Gambar 3.38 (a) Boiler Feed Pump Tipe Turbin (b) Boiler Feed Pump Tipe
Motor PLTU Rembang.
3.1.4.

Kelistrikan
Dalam PLTU Rembang, komponen untuk membangkitkan energi listrik
adalah generator. Setelah listrik keluar pada generator sebesar 20 KV akan
dinaikkan tegangannya menjadi 150 KV oleh trafo dan disalurkan ke gardu induk
Pati dan gardu induk Rembang.

3.1.4.1 Generator
Generator merupakan mesin konversi energi elektro mekanik yang berfungsi
untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi energi
listrik.
Konstruksi Generator
Komponen utama generator terdiri dari :
a. Bagian yang tetap disebut stator.
b. Bagian yang bergerak disebut rotor.
a. Stator
Stator pada umumnya merupakan tempat ggl dibangkitkan dan tempat
arus beban mengalir bila generator berbeban. Stator generator untuk pusatpusat pembangkit listrik umumnya terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Rangka Stator ( Stator Frame ).
Rangka stator dibuat menyerupai tabung silinder yang bagian
dalamnya diperkuat dengan rusuk-rusuk berupa lempengan-lempengan
cincin baja yang dilas. Disekeliling bagian dalam rangka silinder ini
kemudian dipasang baja-baja bulat yang juga dilas sehingga menyerupai
bentuk sangkar.
2. Inti stator ( stator core ).
Inti stator terbuat dari segmen-segmen dimana tiap segmen tersebut
terdiri dari laminasi lembaran plat baja silikon yang memiliki sifat
kemagnitan sangat baik (permeabilitasnya tinggi).
3. Kumparan stator (stator winding ).
Kumparan stator terbuat dari lempeng-lempeng

tembaga

berpenampang segi empat (copper strips) dan mempunyai konduktifitas


PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

46

yang tinggi yang dililit dengan pita isolasi diseluruh permukaannya


sehingga membentuk batang solid yang terisolasi. Batang tembaga
berisolasi ini kemudian ditempatkan pada alur (slot) inti stator dan dikunci
dengan pasak yang terbuat dari bahan isolasi.
b. Rotor
Pada umumnya rotor merupakan tempat dimana medan magnet
dibangkitkan. Rotor generator terdiri dari dua bagian yaitu body ( inti rotor
) dan kumparan rotor :
1. Inti Rotor
Inti rotor terbuat dari baja tuang yang dibubut atau bahan
ferromagnetik yang mempunyai permeabilitas tinggi disekeliling inti
motor dibuat alur-alur dalam arah aksial untuk menempatkan konduktor
kumparan dan sebagai saluran bagi media pendingin.
2. Kumparan Rotor
Kumparan rotor terbentuk dari lempengan konduktor tembaga, yang
mempunyai konduktifitas tinggi yang dimasukkan ke dalam alur-alur pada
inti rotor setelah seluruh permukaan alur dilapisi bahan isolasi. Konduktorkonduktornya sendiri juga dilapisi bahan isolator. Kedua ujung kumparan
masing-masing dihubungkan ke slipring yang terbuat dari baja tempa yang
diisolasi terhadap rotor bodi (untuk rotor generator dengan sistem eksitasi
statis). Untuk generator dengan sistem eksitasi tanpa sikat arang
(brushless), kedua ujung kumparan rotor disambungkan ke konduktor
yang melintasi lubang dipusat rotor agar dapat disambung ke output
rotating rectifier. Di kedua ujung rotor kemudian dipasang fan untuk
mensirkulasikan media pendingin.
3. Bantalan ( Bearing )
Rotor pada umumnya diitumpu dikedua ujungnya dengan bantalan
(bearing). Perlu diketahui bahwa salah satu atau bahkan kedua bantalan ini
diisolasi terhadap pondasi (ground). Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya sirkuit tertutup antara rotor, bantalan dan pondasi (ground) yang
dapat menimbulkan aliran arus liar. Bila aliran arus liar ini terjadi, maka
permukaan bantalan minyak pelumas akan rusak akibat efek elektrokimia
(electro chemical).
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

47

Gambar 3.39 Generator pada PLTU Rembang.


4. Main Transformator
Trafo yang digunakan untuk menyalurkan tegangan 20 KV yang
dihasilkan unit pembangkit ke saluran transmisi 150 KV melalui GIS
(Gas Insulated Substation).

Gambar 3.40 Main Transformator pada PLTU Rembang


5. Unit Auxiliriary Transformator (UAT)
Trafo yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik
pembangkit.Trafo ini mengambil tegangan dari main trafo kemudian
diturunkan menjadi 6 KV untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

48

Gambar 3.41 Unit Auxiliriary Transformator (UAT) pada PLTU Rembang.


6. Switch Yard
Saluran Udara Tegangan Tinggi atau biasa disingkat SUTT
merupakan saluran yang digunakan untuk menyalurkan energi listrik yang
telah diproduksi oleh pembangkitan energi listrik menuju gardu induk.
Tegangan yang mengalir pada SUTT adalah 150KV.

Gambar 3.42 Switch Yard PLTU Rembang.


3.2 Deskripsi Peralatan
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

49

Dibagian ini akan menjelaskan tentang peralatan pembangkit yang


menggunakan batu bara.
1. Coal Bunker
Coal bunker merupakan sarana penampung (storage) sementara
batubara untuk memasok kebutuhan ketel. Di PLTU Rembang ini ada 5
bunker untuk tiap unitnya. Kapasitas bunker umumnya dirancang agar
dapat memasok kebutuhan ketel selama beberapa jam, tanpa ada tambahan
pemasokan batubara ke bunker. Setiap bunker dilengkapi level indikator
untuk mengetahui level batubara didalam bunker. Dimulut bagian bawah
bunker dipasang Discharge Isolation Gate/ Bin Gate, yang berfungsi untuk
memblokir aliran batubara dari bunker. Pada beberapa jenis bunker, juga
dilengkapi dengan penghembus udara atau vibrator yang berfungsi untuk
mencegah menempelnya batubara pada dinding-dinding bunker, yang
lebih umum dikenal dengan istilah Channeling. Channeling merupakan
salah satu masalah yang sering terjadi pada bunker. Masalah lain yang
juga kerap terjadi adalah kebakaran dan penyumbatan (blockage). Untuk
menanggulangi kebakaran bunker dilengkapi dengan sistem pemadam
berupa deluge atau CO2. Penyumbatan sering terjadi terutama ketika
batubara dalam keadaan basah. Pengoperasian vibrator yang lebih intensif
cukup dapat diandalkan untuk mengatasi masalah ini.
2. Coal Feeder
Coal feeder berfungsi mengatur laju batubara yang akan digerus
oleh pulverizer. Pada PLTU Rembang jenis coal feeder yang
digunakanakan adalah jenis belt feeder. Belt feeder dapat beroperasi atau
mengontrol aliran batubara (Coal Flow) dalam satuan massa per waktu.
Belt conveyer digerakan dengan motor driver. Coal flow merupakan massa
batubara yang dapat dialirkan oleh belt conveyer tiap 1 jam. Pada PLTU
Rembang, pembacaan Coal flow menggunakan speed sensor.
Coal Flow =

BB
T

Dimana, BB adalah berat batubara pada belt coal feeder (Ton) dan, T
adalah waktu (Jam).
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

50

Besar kecilnya nilai coal flow dipengaruhi oleh kecepatan motor driver.
Sedangkan kecepatan motor driver diatur diruang control sesuai dengan
daya yang dihasilkan. Semakin besar daya yang dihasilkan, semakin cepat
gerak motor driver. Begitu juga sebaliknya, bila semakin kecil daya yang
dihasilkan, maka semakin lambat gerak motor driver.

(a)

(b)
Gambar 3.43 (a) Skema Belt Feeder (b) Coal Feeder pada PLTU Rembang.
3. Pulverizer atau Mill
Pulverizer atau mill berfungsi untuk menggiling bongkahan
batubara menjadi serbuk halus, sehingga lebih mudah bercampur dengan
udara pembakaran dan mempercepat proses pembakaran. Tujuan
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

51

menggiling batubara adalah membuat luas permukaan bubuk batubara


menjadi besar, sehingga dalamproses pembakaran antara batubara dan
udara lebih homogen dan pembakaran lebih sempurna. Pada PLTU
Rembang dalam 1 unit menggunakan 5 pulverizer/ mill, dimana 4 buah
mill dioperasikan dan yang 1 standby sebagai cadangan disaat salah satu
mill trouble. Pada mill ini terdapat 1 lubang input dan 4 lubang output.
Lubang input untuk memasukkan batubara yang masih kasar/ berupa
batubara kerikil untuk dihaluskan, bagian input terhubung langsung
dengan coal feeder. Lubang output yaitu untuk meneruskan batubara halus
hasil penggerusan ke dalam ruang bakar boiler (furnace). Bagian bawah
samping mill terhubung dengan PA Fan yang berfungsi sebagai sarana
transportasi batubara dari mill ke furnace, dengan cara meniupkan
batubara halus tersebut hingga mencapai bagian furnace. Pada mill
terdapat motor yang menggerakan grinding roll untuk menggerus
batubara, ada beberapa jenis dan Konstruksi Pulverizer adalah sebagai
berikut :
a. Roller Mill
Penggilingan dari jenis ini terdiri dari penggulung/ bowl
yang berbentuk seperti mangkok yang berputar pada saat gear box
pada bagian bawah digerakan oleh motor driver. Pada saat bowl
berputar, secara otomatis grinding roll juga ikut berputar seiring
dengan terisinya gape antara bowl dan grinding roll oleh batubara
yang masuk melalui inlet mill. Jenis mill ini digunakan pada PLTU
Rembang dengan type HP963, yaitu 96 inchi ukuran diameter bowl
dengan 3 grinding roll.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

52

Gambar 3.44 Desain HP 963 pulverizer PLTU Rembang.

Gambar 3.45 Roller mill


b. Penggilingan Jenis E
Batubara dari coal feeder jatuh ke pusat meja putar dan
kemudian melewati elemen penggilas. Elemen-elemen penggilas
terdiri dari sejumlah bola-bola baja antara dua cincin penggilas.
Cincin atas stasioner (diam) dan menekan bola-bola dari pegas
penekan, cincin bawah diikatkan dimeja penggilingan dan berpuar
dengannya. Dengan memutar cincin bagian bawah berarti memutar
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

53

bola-bola dan batubara digilas bila melewati elemen penggilas ini.


Batubara bubuk ini kemudian melewati ujung luar dari cincin
bawah dan dibawa oleh aliran udara primer. Campuran batubara
dan udara dibawa ke atas menuju classifier statis dimana partikelpartikel yang lebih berat dipisahkan oleh gerakan sentrifugal dan
dikembalikan ke meja untuk penggilasan lebih lanjut. Benda-benda
asing dalam batubara (pyrite) biasanya terlalu berat untuk dibawa
oleh aliran udara dan jatuh ke ruang pembuangan untuk akhirnya
dikeluarkan dari mill.

Gambar 3.46 Penggilingan Jenis E


c. Tube Ball Mill
Penggilingan ini terdiri dari drum dengan diameter yang
besar kira-kira 9 feet, yang diisi dengan bola-bola baja sejumlah 40
ton sampaikira-kira dari isi drum. Bola-bola ini diameternya
bervariasi antara inchi sampai dengan 2,5 inchi. Pada saat drum
berputar bola-bola akan berpencaran dan menghantam serta
memecahkan batubara yang masuk menjadi bahan bakar bubuk.
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

54

Gambar 3.47 Tube ball mill


4. Prinsip Kerja Pulverizer
Proses yang terjadi didalam mill yaitu batubara masuk melalui input
yang terhubung dengan coal feeder, turun ke mill ke meja penggilas/ bowl
untuk digerus, coal feeder berfungsi untuk mengatur jumlah coal flow
yang masuk kedalam mill agar mill tidak overload. Setelah digerus,
batubara yang tadinya berbentuk batu-batuan kecil berubah menjadi
butiran halus, butiran halus ini ditiupkan udara panas yang bertekanan dari
bawah pulverizer menggunakan bantuan PAF (Primary Air Fan) sehingga
butiran tersebut naik/ terbang menuju classifier. Classifier ini menjamin
bahwa hanya partikel-partikel yang halus saja yang diijinkan melewati
outlet. Partikel yang besar dikembalikan ke bowl untuk digiling ulang dan
sebagian keluar menjadi pyrite. Dari classifier pada meja outlet pulverizer
kemudian batubara halus tersebut menuju furnace bersama udara sebagai
bahan utama pembakaran pada boiler.
Syarat udara panas dari PAF (Primary Air Fan) yang masuk ke
pulverizer antara 66-82 oC, ini bertujuan untuk mengatur temperature
outlet

pulverizer,

karena

bila

temperature

terlalu

tinggi

dapat

mengakibatkan kebakaran pada pulverizer. Jumlah udara dari PA Fan juga


harus mencukupi untuk membawa batubara dari pulverizer menuju
furnace dengan kecepatan 23-27 m/s, agar pipa selalu bersih (tidak plug).
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

55

Udara yang melewati pulverizer harus mencukupi, hal ini diperlukan untuk
menjaga ratio berat udara minimum dengan batubara, ratio tersebut adalah
1,5 dibanding 1 pada full rated millcapacity. Bila aliran udara tidak cukup,
maka akan terjadi tumpahan pulverizer. Tetapi bila kelebihan udara dapat
menghasilkan pengoperasian pulverizer yang sangat kasar. Finenes yang
sesuai dari pulverizer juga diperlukan. Finenes adalah tingkat kehalusan
batubara. Batubara yang sudah dihaluskan pulverizer akan diayak dengan
lubang-lubang ayakan yang disebut mesh. Jenis pulverizer yang ada di
PLTU Rembang menggunakan tipe ayakan 200 mesh, artinya setiap lebar
1 inchi terdapat 200 lubang. Jadi kira-kira lebar perlubang = 1 inchi / 200
= 0,127 mm.
5. Komponen Pulverizer

(a)

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

56

(b)
Gambar 3.48 (a) Skema Pulverizer (b) Pulverizer pada PLTU Rembang
a. Bowl atau bull ring
Adalah berbentuk seperti piring besar dengan gerakannya berputar
sebagai dasar untuk menggiling batubara bersama grinding roll yang
berada diatasnya yang ikut berputar.
b. Grinding roll
Adalah berbentuk roda besar yang terbuat dari logamyang
berfungsi untuk menggerus atau menggiling batubara diatas bowl dan
berputar mengikuti putaran bowl. Gape antara grinding roll dan bowl
ring sekitar 3-5 mm
c. Motor driver
Berfungsi untuk memutar bowl melalui gigi redusi dari planetary
gear box.

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

57

Gambar 3.49 Motor driver pada Pulverizer PLTU Rembang


d. Planetary gear box
Berfungsi untuk mentransfer tenaga putar motor ke bowl. Di dalam
gear box terdapat 2 gear yakni n1 dengan putaran 977 rpm dan n2
dengan putaran 29,748 rpm. N2 ini adalah yang di couple dengan bowl
dan juga scrapper.
e. Millside
Adalah peralatan dan area dibawah bowl dimana udara dari PA Fan
(Primary Air Fan) masuk, dan untuk menampung batubara atau
material yang reject dari mill dan jatuh ke bottom liner yang dilengkapi
scrapper untuk membersihkan.
f. Scrapper
Untuk membersihkan tumpahan batubara sisa (pyrite) dari
pulverizer.

g. Vane Wheel
Untuk pemerataan distribusi udara dari millside melalui mill dan
terus ke atas menuju classifier, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pembagian batubara.
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

58

h. Classifier
Letaknya pada bagian atas pulverizer yang berfungsi untuk
memisahkan antara batubara halus dan kasar yaitu dengan cara
batubara halus langsung naik ke outlet dan menuju ruang bakar,
sedangkan batubara kasar akan jatuh kembali ke mill untuk ikut
tergiling lagi.
i. Gate Discharge Valve
Berfungsi untuk mengisolasi atau membatasi pada waktu
pulverizer tidak beroperasi, dengan maksud agar jangan sampai ada
gas panas dari ruang bakar yang masuk kedalam pulverizer/ mill.
j. Coal pipe Orifices
Dipasang diatas discharge pulverizer pada pipa batubara dari
pulverizer yang menuju furnace. Fungsinya untuk menyamakan aliran
campuran batubara dan udara dari pulverizer ke ruang bakar,
mengingat panjang pipa yang menuju keempat sudut furnace
panjangnya tidak sama demikian pula banyaknya belokan juga berbeda
satu sama lain.

3.3 Jadwal Kegiatan Selama di PLTU Rembang


Kegiatan Kerja Praktek dari awal hingga akhir di PT PJB UBJ O&M PLTU
Rembang dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah.

Waktu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

1-2

3-4

5-6

7-8

Kegiatan
PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

59

Perkenalan
siklus
perusahaan &
Briving oleh

HRD
kemudian
penempatan
dilapangan
Melakukan
observasi &
Pengambilan

data
dilapanagan
Pengambilan
data,
pembuatan

laporan

Tabel 3.2 Jadwal kegiatan di PLTU Rembang

PROSES PERUBAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DI PLTU REMBANG

60

Anda mungkin juga menyukai