Torsi Kista Ovarium
Torsi Kista Ovarium
1 Anatomi Ovarium
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak
menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai
saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat
tersebut.Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan
dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya
berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan
solid dan dapat bersifat ganas. 1,2,3
II.5 Klasifikasi Kista
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor
jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid
A. Tumor Non Neoplastik
a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo ovarial
iii. Kista tubo ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
B. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
i.
Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistadenoma ovarii musinosum
iii.
Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid
i.
Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,
ii.
iii.
limfangioma
Tumor Brenner
Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1
Etiologi
Pemeriksaan
ini
diagnosis banding.
Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker
spesifik pada keganasan ovarium adalah CA125.
CEA juga dapat diperiksa, namun CEA kurang
spesifik karena marker ini juga mewakili keganasan
kolorektal, uterus dan ovarium.
II.10 Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang
dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil
jika tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obatobatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID1,2,4
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Biasanya kista yang ganastumbuh dengan cepat dan pasien mengalami
penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista
itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan Patologi
Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi.
Biasanya untuk laparoskopidiperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4,
sedangkan untuk laparotomidiperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke9.1,2,4
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala
maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut. 1,2,4,6
II.11 Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila
sujdah dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu
13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan
dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan
keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.1
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel
granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel
8
Insiden
Kista ovarium terpuntir dapat terjadi pada berbagai usia, namun umumnya
terjadi pada awal usia reproduksi. Hampir 17% kasus ditemukan pada wanita
premenarche dan postmenopause. Usia median adalah 28 tahun dengan persentasi
pasien berusia <30 tahun mencapai 70-75%.
Patofisiologi
Kista ovarium terpuntir secara klasik terjadi unilateral pada ovarium yang
membesar patologis. Ireguleritas ovarium menimbulkan fulcrum di sekitar tuba
yang terlibat. Proses tersebut dapat berlangsung pada ovarium saja tapi lebih
sering mempengaruhi kedua ovarium dan tuba (adnexa terpuntir). Hampir 60%
torsi terjadi pada sisi kanan.
Berbagai faktor mempengaruhi perjalanan kista ovarium terpuntir. Kista
ovarium terpuntir normalnya paling sering terjadi pada usia muda, dimana
abnormalitas perkembangan misalnya tuba yang panjang atau ketiadaan
mesosalfing mungkin berperan. Faktanya, kurang dari setengah terpuntirnya
ovarium pada pasien anak melibatkan kista, teratoma, atau massa lainnya. Selama
hamil muda, adanya pembesaran kista korpus luteum mungkin merupakan
9
10
akhir bila ovarium mengalami nekrosis. Onset selama latihan fisik atau gerakan
aktif lainnya umum terjadi.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik, sebagaimana anamnesis biasanya tidak spesifik dan
sangat bervariasi. Massa adnexa kenyal, unilateral, dilaporkan pada 50-90%.
Bagaimanapun, tidak adanya temuan ini tidak menyingkirkan diagnosis.
Nyeri tekan umum ditemukan; tetapi cukup ringan pada 30% pasien. Oleh
karena itu, tidak adanya nyeri tekan tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan
kista ovarium terpuntir. Nyeri lepas dan muscle rigidity dapat ditemukan dan
sering sulit dibedakan dari abses pelvis atau apendisitis.
Temuan massa ovarium mungkin mengarahkan, namun bisa menyesatkan
asal sumber nyeri. Karena massa yang terlibat biasanya non-neoplasma atau kista
hemoragik, yang memang menimbulkan nyeri pada lokasi dan dengan kualitas
yang sama.
c. Pemeriksaan penunjang
USG adalah modalitas pencitraan utama untuk pasien yang dicurigai
Prognosis
Baik dengan diagnosis dini dan penanganan tepat.
Kista Pecah/ Robekan Dinding Kista
Bila kistanya kecil, pecahnya kista biasanya tidak disadari. Bila besar, atau
terdapat perdarahan dari kista, pecahnya kista dapat disertai nyeri. Nyeri awalnya
hanya pada satu sisi, kemudian menyebar ke seluruh pelvis.
Terjadi pada torsi tangkai kista ovarium dan karena trauma seperti jatuh,
diurut, pukulan pada perut, koitus. Apabila kista hanya mengandung cairan serous,
rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritonium tidak begitu hebat, tapi robekan
pada dinding kista disertai perdarahan yang timbul mendadak dan berlangsung
terus menerus kedalam rongga abdomen, maka akan menimbulkan gejala nyeri
yang terus menerus dengan akut abdomen.
Pada kista pecah, misalnya pada kista coklat/kista endometriosis, pecahnya
kista terjadi akibat perlekatan-perlekatan yang bersifat infiltratif dan makin
menipisnya dinding kista karena makin bertambahnya darah yang menumpuk
dalam rongga kista.
12
Gejala klinis berupa nyeri pelvis sampai seluruh abdomen. Nyeri dan rasa
tidak nyaman dapat menjadi lebih berat dan perdarahan juga dapat terjadi setelah
kista pecah. Nyeri sangat mendadak, tajam, dan dapat meningkat dengan adanya
aktivitas. Selain itu dapat terjadi perdarahan, baik ringan maupun berat. Apabila
terjadi perdarahan berat atau hemoperitoneum, dapat menimbulkan sinkop.
Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas,
akibat adanya iritasi peritoneum. Abdomen dapat terdistensi dengan adanya
penurunan bising usus. Pada pemeriksaan pelvis, seringkali ditemukan massa
kista yang pecah namun belum mengalami ruptur secara menyeluruh. Demam dan
leukositosis jarang ditemukan. Penurunan hematokrit terjadi hanya jika
perdarahan terus berlangsung.
Tatalaksana
Pada umumnya kista pecah memerlukan terapi pembedahan, baik berupa
laparoskopi
maupun
laparotomi.
Kuldosentesis
dapat
membantu
dalam
13
14