SUNTIK KB
Puskesmas
No. Dokumen
PROTAP
RAWAT JALAN
No Dokumen
No Revisi
........
Tanggal Terbit
.........................
Pengerti
an
Halaman
.................
1/1
Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas
....................................
Tujuan
Kebijaka
n
Prosedur
Unit
terkait
SOP
PEMASANGAN AKDR
Puskesmas
No Dokumen
PROTAP
No. Dokumen
RAWAT JALAN
.....
Tanggal Terbit
Pengerti
an
Tujuan
Kebijaka
n
Prosedur
No Revisi
Halaman
.................
1/2
Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas
.........................
....................................
Prosedur pemasangan AKDR merupakan teknik pemasangan alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasangan AKDR
Sebagai acuan untuk pemasangan AKDR
1. Persiapan pasien dan lingkungan
a. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
b. Siapkan lingkungan yang mendukung pelaksanaan tindakan, aturr
penerangan yang cukup, jaga privasi klien
2. Persiapan alat
a. Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)
b. Bengkok
c. IUD steril
d. Forsep / korentang
e. Mangkok untuk larutan antiseptik
f. Kain kasa atau kapas
g. Bak instrumen
h. Sarung tangan steril 2 pasang
i. Tampon tang
j. Tenakulum
k. Sonde uterus
l. Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
3.
Prosedur pelaksanaan
a. Jelasakan kepada klien apa yang dilakukan dan mempersilahkan
klien mengajukan pertanyaan sampaikan pada klien kemungkinan
akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu
pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai pada langkahlangkah tersebut. Pastikan klien telah mengosongkan kending
kencingnya
b. Periksa genitalia eksternal, lakukan pemeriksaan spekulum,
lakukan pemeriksaan panggul
c. Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada indikasi
d. Masukka lengan AKDR copper T 380 A di dalam kemasan sterilnya
e. Masukkan spekulum, dan usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
f. Masukkan sonde uterus
g. Pasang AKDR Copper T 380 A. Pemasangan AKDR Copper T 380 A
1) Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks setelah
melakukan metode uterus) sehingga kavum uteri, kanalis
servikalis dan vagina berada dalam satu garis lurus, masukkan
dengan pelan-pelan dan hati-hati tabung inserter yang sudah
berisi
AKDR
ke
dalam
kanalis
servikalis
dengan
mempertahankan posisi kevum uteri, dorong tabung inserter
sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri, pastikan leher biru tetap dalam
2)
3)
Unit
terkait
posisi horizontal
Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan, sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai
pangkal pendorong
Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan
tabung inserter, setelah pendorong keluar dari tabung inserter,
dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan hati-hati
sampai terasa ada tahanan fundus.
KIA
SOP
PENCABUTAN IMPLANT
Puskesmas
No Dokumen
PROTAP
No. Dokumen
RAWAT JALAN
.....
Tanggal Terbit
.........................
No Revisi
Halaman
.................
1/2
Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas
....................................
Pengerti
an
Tujuan
Kebijaka
n
Prosedur
sebagai acuan
Alat
1) Meja periksa untuk berbaring klien
2) Alat penyangga lengan
3) Batang implant dalam kantong
4) Kain penutup steril
5) Sepasang sarung tangan yang sudah steril
6) Sabun untuk mencuci tangan
7) Larutan antiseptik untuk disinfeksi kulit
8) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinerpin)
9) Trokar 10 dan mandrin
10) Skalpel 11 atau 15
11) Kasa pembalut atau plester
12) Kasa steril dan pembalut
13) Epinefrin (untuk tindakan emergency)
14) Klem lengkung dan lurus
15) Bak instrumen
16) Tiga mangkok steril atau DTT
Instruksi kerja
1. Tindakan sebelum pencabutan
a. Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan
dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya, pastikan
tidak terdapat sabun
b. Tutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang kering
c. Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
2.
3.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4.
a.
b.
c.
Unit
terkait
KIA
SOP
ANTENATAL CARE
Puskesmas
No Dokumen
PROTAP
No. Dokumen
RAWAT JALAN
.....
Tanggal Terbit
Pengerti
an
No Revisi
Halaman
.................
1/2
Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas
.........................
....................................
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan
selama kehamilannya
Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ),
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang
sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta
dapat menyusui dengan baik dan benar
Tujuan
Kebijaka
n
Prosedur
Sebagai acuan
Alat
1) Leanec
2) Doppler / spekulum corong
3) Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri
4) Meteran pengukur LILA
5) Selimut
6) Reflex Hammer
7) Jarum suntik disposibel 2,5 ml
8) Air hangat
9) Timbangan Berat Badan dewasa
10) Tensimeter Air Raksa
11) Stetoscope
12) Bed Obstetric
13) Spekulum gynec
14) Lampu halogen / senter
15) Kalender kehamilan
Bahan
1) Sarung tangan
2) Kapas steril
3) Kassa steril
4) Alkohol 70 %
5) Jelly
6) Sabun antiseptik
7) Wastafel dengan air mengalir
8) Vaksin TT
1. Persiapan
1. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
2. Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.
3. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas
dengan air mengalir dan keringkan.
2. PELAKSANAAN
1. Anamnesa:
a. Riwayat perkawinan.
b. Riwayat penyakit ibu dan keluarga
c. Status wayat Haid, HPHT.
d. Riwayat imunisasi Ibu saat ini
e. Kebiasaan ibu.
f. Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat
taksiran persalinan.
2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum.
Keadaan umum Bumil
Ukur TB, BB, Lila.
Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstremitas).
1) Leopold 1.
a) Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan
agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah
(jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan
meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi
atas simfisis)
b) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa
sehingga menghadap kebagian kepala ibu.
c) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada
bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut
dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian
2) Leopold 2.
a) Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding
perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian
yang sama.
b) Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian
geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian
yang kecil (ekstremitas).
3) Leopold 3.
a) Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap kebagian kaki ibu.
b) Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara
lembut
bersamaan
atau
bergantian
untuk
menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat
dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah
bokong).
4) Leopold 4.
a)
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan
pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah,
ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada
tepi atas simfisis.
b)
Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian
rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba
dinding bawah uterus.
c)
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari
kiri dan kanan (konvergen/divergen)
d)
Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala,
upayakan memegang bagian kepala didekat leher
dan bila presentasi bokong, upayakan untuk
memegang pinggang bayi)
e)
Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas
panggul, kemudian letakkan jari0jari tangan kanan
diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai
seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki
pintu atas panggul.
c. Auskultasi
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
d. Pemeriksaan Tambahan
- Laboratorium rutin : Hb, Albumin
- USG
3. Akhir pemeriksaan
a. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
KIA
SOP
PELAKSANAAN MTBS
Puskesmas
No. Dokumen
PROTAP
RAWAT JALAN
........
Tanggal Terbit
Pengerti
an
Tujuan
No Dokumen
No Revisi
Halaman
.................
1/1
Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas
.........................
....................................
Suatu manejemen untuk balita yang datang di pelayanan kesehata,
dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi,status gizi,status imun
maupun penangan dan konseling yang diberikan
Menilai,mangklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul
Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah
Kebijaka
n
Prosedur
1. Anamnesa
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, keluhan tambahan, lamanya sakit, pengobatan yang telah
diberikan, riwayat penyakit lainnya
Keluhan Utama.
Keluhan tambahan.
Lamanya sakit.
Pengobatan yang telah diberikan.
Riwayat penyakit lainnya.
2. Pemeriksaan
Keadaan Umum.
Respirasi.
Derajat dehidrasi
Suhu tubuh.
Telinga.
Status gizi.
Status imunisasi dan pemberian Vitamin A.
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
- Periksa kemungkinan kejang.
- Periksa gangguan nafas.
- Ukur suhu tubuh.
- Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri.
- Periksa kemungkinan adanya icterus.
- Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan diare.
- Ukur berat badan.
- Periksa status imunisasi.
- Dan seterusnya lihat formulir MTBS.
b. Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun
:
- Keadaan Umum.
- Respirasi ( menghitung nafas )/
- Derajat dehidrasi ( turgor kulit ).
- Suhu tubuh.
- Periksa telinga ( apakah keluar cairan dari lubang telinga ).
- Periksa status gizi.
- Periksa status imunisasi dan pemberian vitamin A.
- Penilaian pemberian makanan untuk anemia / BGM.
3. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta
mengklasifikasi dalam form klasifikasi dan memberikan penyuluhan.
4. Petugas memberikan pengobatan sesuai Buku Pedoman MTBS, bila
perlu dirujuk ke ruang Pengobatan untuk konsultasi dokter
Unit
terkait
KIA