Anda di halaman 1dari 16

TORUS PALATINUS

Torus palatinus merupakan suatu penonjolan tulang yang terjadi di tengah-tengah palatum dan
biasa disebut exostosis. Torus juga sering disebut sebagai Tori, suatu nodular jinak yang tumbuh
berlebihan dari tulang kortikal. Keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut dengan
kartilago. Bentuk dan ukuran dari torus palatinus bervariasi.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Penyebab torus palatinus belum dapat diketahui secara pasti tetapi pada beberapa orang
diturunkan secara autosomal dominan (faktor genetik). Faktor lingkungan juga diyakini merupakan

salah satu faktor yang berperan. Walaupun gambaran fisiknya merupakan suatu alarm keganasan
tetapi secara umum tidak memerlukan perhatian khusus. Tori atau torus ini dilapisi jaringan
epitelium yang tipis, mudah mengalami trauma dan ulkus. Penyembuhan pada ulkus yang terjadi
cenderung sangat lambat karena tori miskin vaskularisasi. Torus palatinus tumbuh sangat lambat
dan dapat terjadi pada semua umur, tetapi sebagian besar terjadi pada usia 30 tahun. Torus
palatinus lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria dengan perbandingan 2:1.
GAMBARAN KLINIS
Tonjolan tulang yang keras ditengah-tengah palatum ini biasanya berukuran diameter kurang lebih 2
cm. Namun terkadang perlahan-lahan dapat bertambah besar dan memenuhi seluruh langit-langit.
Eksostosis tulang tampak sebagai tumor yang kaku dengan permukaan mukosa yang normal. Apabila
muncul di daerah midline pada palatum durum maka disebut torus palatinus dan bila muncul di
lateral regio lingual (bagian samping lidah) gigi premolar mandibula (rahang bawah) disebut torus
mandibula. Torus palatinal dan torus mandibula jarang ditemui sekaligus pada seorang pasien.
DIAGNOSA
Diagnosa didapatkan dari pemeriksaan klinis. Biopsi, oral radiographs dan CT scan untuk
menegakkan diagnosa.
DIFERENTIAL DIAGNOSA
1. Gingival fibrosis
2. granuloma abses.
3. oral neufibroma.
4. fibrous dysplasia.
5. osteoma
6. pagets disease.
PERAWATAN
Bila tidak ada keluhan maka torus palatinus tidak memerlukan perawatan. Pembedahan pada torus
palitinus diperlukan apabila torus ini mengganggu dalam pembuatan protesa gigi tiruan. Prosedur
pengambilannya adalah sebagai berikut :
1. lakukan anastesi yaitu anastesi untuk nervus palatinus anterior dan nervus insisivum.
2. lakukan insisi pada pertengahan palatal (langit2) dimulai 1 cm di depan garis vibrasi dan
dilanjutkan ke depan tepat dibelakang papaila insisiva.
3. insisi serong bagian anterior membentuk huruf V.
4. insisi V pada posterior untuk memperlebar jalan masuk (hati2 mengenai a. Palatina mayor).

5. flap mukoperiosteal dibuka ke arah bukal (lateral).


6. untuk memungkinkan retraksi dan jalan masuk yang aman, flap ini dijahit sementara pada
puncak linggir residual.
7. torus di bur dengan menggunakan bur fissure sampai kedalaman tertentu disertai dengan irigasi
larutan salin steril, kemudian dibuat segmen2.
8. segmen2 dikeluarkan dengan osteotom.
9. penghalusan dengan bur bulat atau bur akrilik.
10. irigasi/ inspeksi.
11. jaringan lunak yang berlebihan dibuang.
12. dilakukan penutupan flap dengan jahitan matras horizontal terputus.
PERAWATAN PASCA BEDAH
1. pasien kembali setelah 2 hari kontrol.
2. luka dibersihkan.
3. setelah 5 hari jahitan dibuka.

http://silver-cyber.com/forum/viewtopic.php?f=20&t=144

Alveolplasti Sejenis Bedah Prostetik


[7:02 AM | 0 comments ]

DEFENISI ALVEOPLASTI :

Mempertahankan pembentukan lingir kembali yang tersisa ( secara pembedahan ) agar permukaannya
dapat dibebani protesa dengan baik, dilakukan untuk mempersiapkan linger berkisar 1 gigi sampai setelah
gigi dalam rahang.

INDIKASI
a.Bumbungan alveolus tidak rata, tajam atau ad undercut yang menyilitkan pemasangan protesa.
b.Penderita yang bibir atasnya pendek, sehingga tidak dapat menutupi gigi tiruan.

TUJUAN
1.Memperbaiki kelainan dan kista ridge alveolar yang menganggu adaptasi protesa
2.Meratakan tekanan kunyah yang besar pada permukaan jaringan yang mendukung gigi tiruan.

ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ALVEOPLASTI


Syringe (spoit)
Mallet
Kaca mulut
Rongeurs
Kuret
Gunting jaringan
Hemostat
Scalpel
Pisau No. 15 (PENTING!!!!!!)
Elevator 31
Jarum disposable
Bone forceps
Bone file
Pemegang jarum
Excavator
Pinset
Sonde
Benang silk 000
Jarum jahit
Gunting benang.

1. ALVEOPLASTI TUNGGAL
Gigi yang berdiri sendiri/ island teeth
Ekstrusi /supraerupsi-----> tulang dan jaringan lunak pendukung berkembang berlebihan ----->memerlukan
penatalaksaan yang khusus.
Mendapatkan ruang antar lingir
Erupsi berlebihan diperlukan pembentukan kembali celah antar rahang, supaya terdapat ruang yang cukup
untuk menempatkan protesa.
Prosedur Kerja :
1.Incisi elips meliputi leher gingival sebelah bukal dan lingual
2.Eksisi kedua ujung yang berbentuk segitiga
3.Buka flap lingual dan bukal, bila ada serpihan tulang yang tersisa , dibuang diikuti reduksi undercut.
4.Irigasi dengan larutan salin 0,9 %
5.Permukaan tulang dihaluskan dengan file tulang dengan tekanan tarikan
6.Irigasi kembali dengan salin 0,9 %
7.Mukoperiosteum dijahit, satu mesial dan satu distal.

2. ALVEOLPLASTI MULTIPLE
Alveoplasti Konservatif
Menghindarkan pemotongan mukoperiosteal dan pengambilan tulang alveolar yang berlebihan.
Pemisahan periost tulang mempercepat resorpsi dan apabila berlebihan akan menambah rasa sakit.

Prosedur Kerja :
1.Incisi hampir sejajar pad bukal dan lingual untuk mengambil papilla interdental.
2.Flap mukoperiost pada bagian bukal disingkapkan setinggi pertemuan antara mukosa bergerak dan
cekat.
3.Tulang yang mengalami trauma pada pencabutan, penonjolan tulang tajam, eksostosis, daerah undercut
besar diambil dari posterior ke anterior, kemudian dilakukan penghalusan.(full stroke)
4.Irigasi dengan larutan saline steril , evaluasi permukaan yang tajam / kasar, aposisi flap, jahit luka.

PENTING!!!!!: Saline konsentrasi 0,9 %, penghalusan dengan teknik full stroke.

Alveoplasti Sekunder

Alveoplasti tertunda
Memperbaiki cacat pada linger yang tetap tertinggal sesudah pencabutan atau karena resorpsi atau atrofi
yang tidak teratur.
Prosedur Kerja :
1.Incisi mukoperiost tunggal bagian lingual dari linger yang akan diperbaiki, diperluas ke anterior posterior.
2.Perluasan flap kontinu ke bukal dan lingual menuju daerah operasi untuk memperoleh jalan masuk.
3.Pengambilan tulang dan perbaikan kontur dengan menggunakan rongeurs/bur, haluskan irigasi dengan
saline.

PREPARASI JARINGAN KERAS


Torus RA dan RB -----> gangguan pembuatan dan pemakaian protesa.
PENGAMBILAN TORUS
Torus palatinus : ukuran dan bentuk bervariasi , tonjolan kecil/tunggal, multilokuler.
Prosedur :
1.Incisi pada bagian sagital (incisi sagital) tinggal pada pertengahan palatal line di depan garis vibrasi ke
depan tepat di belakang papilla incisivus
2.2 Incisi serong bagian anterior membentuk huruf V
3.2 incisi V pada podterior untuk memperlebar jalan masuk(hati-hati->a.pal. mayor)
4.Flap mukoperiost disingkapkan kea rah bukal
5.Pertahankan flap dengan jahita retraksi.
6.torus dibur dengan bur fissure sampai ke dalaman tertentu, dibuat segmen-segmen.
7.Segmen-segmen dikeluakan dengan osteotom
8.Penghalusan akhir dengan bur bulat dan kikir
9.Irigasi/ inspeksi
10. jaringan lunak yang berlebihan dibuang
11.Dilakukanpenutupan flap dengan jahitan matras horizontal tertutup.

Torus Mandibula
Letak : Di atas perlekatan otot mylohyoid, bilateral
Prosedur :
1.Buat flap, flap disingkapkan buat alur memanjang pada perbatasan antara tonjolan torus dan korteks
lingual dengan menggunakan fissure bur
2.Pemisahan tulang dengan menggunakan osteotom

3.Tulang dihaluskan dengan menggunakan kikir


4.Irigasi dan periksa sebelum ditutup dengan penjahitan.

PROSEDUR YANG LAIN


Eksostosis / gangguan penulangan , pengambilan eksostosis dan reduksi untuk pengambilan puncak
milohyoid/tuberkulum genial
Lingir mylohioid : pendekatan serupa dengan torus mandibula, tidak dilakukan kembali pencekatan kembali
m. myloioideus.
Spina nasalis, diambil dengan menggunakan rongeur/bur tulang melalui flap semiluner.

PREPARASI JARINGAN LUNAK


1.FRENEKTOMY
Frenektomy Labial
Frenektomy labial superior paling sering menimbulkan masalah
Prosedur :
1.Eksisi dengan incise elips di sekitarnya
2.Setelah mukosa diambil, tali- tali fibrosa dibebaskan dari tempat perlekatan.
3.Penempatan jahitan pertama paling penting karena menentukan kedalaman vestibuler.
4.Jahitan melalui tiga lapisan : mukosa, periost, dan mukosa lagi.

Frenectomy Lingual
Prosedur :
a.Immobilisasi lidah dengan jahitan pada ujungnya
b.Garis besar ditentukan dengan incise mucosal.
c.Eksisi frenulum dengan gunting atau tang fiksasi jaringan
d.Eksisi lebih dekat kea rah lidah, bukan ke dasar
e.Penutupan dengan bahan absorbable (cat gut, dll) ---> PENTING!!!!!!!

2. REDUKSI TUBEROSITAS
1.Terutama melibatkan eksisi jaringan lunak
2.Diperlukan pemotongan tulang bila : hipertrofi ekstrim, celah antar lignir kurang m,emadai
3.Reduksi melalui dua arah vertical dan horizontal
4.Incisi elips dari distal tuberositas ke premolar

5.Eksisi pada bagian bukal dan palatinal serong dan bertemu pada supra periosteal (bentuk V)
6.Flap dijahit untuk sementara untuk mendapatkan celah antar lingir.

3. PROSEDUR JARINGAN LUNAK YANG LAIN :


a. Hiperplasia papilla : kondisi yang terjadi pada daerah palatum yang tertutup protesa
b. Hiperplasia fibrosa : hyperplasia vestibuler yang melalui keradangan danlingir yang kendur akibat cedera
karena pemakaian protesa ditambah resorpsi tulang
c. Jaringan lunak yang berlebihan : keadaan jaringan yang berlebihan terutama diagnosa dengan palapasi

KONDISI EDENTULOUS YANG IDEAL(Penting)


1.Lingir pada mandibula dan maksilla yang cembung dan luas
2.Jaringan lunak pendukung protesa yang tidak bergerak
3.Vestibulum facial dan lingual yang cukup dalam
4.Hubungan antar lingir yang baik.
5.Hamular notch cukup luas, dukungan tulang memadai
6.Bentuk palatum melengkung
7.Ketebalan jaringan lunak tidak berlebihan
8.Tidak ada jaringan parut pada lingir
9.tidak ada undercut/ tonjolan permukaan yang ekstrim
10.Perlekatan otot tidak terlalu tinggi
11.Lingir bentuk V/tajam seperti pisau.

Note
ALVEOPLASTI
Tunggal
Multiple
PREPARASI JARINGAN KERAS
Pengambilan Torus
Prosedur yang lain
PREPARASI JARINGAN LUNAK
Frenektomy
Reduksi tuberositas
Prosedur yang lain.

PEMBEDAHAN UNTUK PROTESA MEDIATE


VESTIBULOPLASTI
PENAMBAHAN LINGIR
IMPLANTOLOGI
Imp. Subperiostal
Imp. Endosteal
Imp. Transosteal.

Alveolektomi : Alveolotomi ; alveolplasti; sering rancu


Alveolektomi : Tindakan bedah radikal untuk mereduksi atau mengambil proc. Alveolaris sehingga bias
dilakukan aposisi mukosa / persiapan linger sebelum terapi radiasi.
Alveolotomi : Pengambilan sebagian Proc. Alveolaris. Sering juga tulang antar akar untuk pencetakan /
molding dan pengkonturan .
Alveoplasti : Mempertahankan, pembentukan kembali llingir yang tersisa (dengan pebedahan) supaya
permukaannya dapat dibebani protesa dengan baik.

http://iqbalsandira.blogspot.com/2009/05/alveolplasti-sejenis-bedahprostetik.html

Torus Palatinus
Torus palatinus merupakan suatu exostosis.
Exostosis : pertumbuhan benigna jaringan tulang yang menonjol keluar dari permukaan
tulang. Secara khas keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut oleh kartilago.
Etiologi dan Pathogenesis
Merupakan suatu pembengkakan nodular yang terdiri dari tulang lamelar normal, sekalipun
lesi luas mungkin memiliki tulang cancellous pada bagian tengahnya. Penyebab exostosis ini
belum diketahui tetapi pada beberapa orang diturunkan secara autosomal dominan.
Sering disebut juda tori adalah suatu nodular jinak yang tumbuh berlebihan dari tulang
kortikal. Walaupun gambaran fisiknya dapat merupakan suatu alarm tanda keganasan, tetapi
secara umumm tidak dibutuhkan suatu perhatian khusus. Protuberensia tulang yang terdapat
di midline palatum dimana maxilla menyatu. Tori bisa terdapat di mandibula, khas disisi
lingual dari gigi molar. Tori dilapisi jaringan epitelium yang tipis, yang mudah mengalami
trauma dan ulcus. Penyembuhan pada ulcus yang terjadi cenderung sangat lambat karena tori

miskin vaskularisasi. Torus palatiinus tumbuh sangat lambat dan terjadi pada semua umur,
tetapi sebagian besar terjadi sebelum usia 30 tahun. Torus palatinus dua kali lebih sering
terjadi pada wanita.
Pathology:
Potongan melintang pada exostosis terlihat tulang yang padat dengan gambaran lamellar atau
berlapis-lapis. Selalu dengan ciri tebal, matur dan tulang lamellar dengan osteocytes yang
menyebar dan ruang sumsum tulang yang kecil diisi lemak tulang atau stroma fibrovascular
longgar. Beberapa lesi dengan tepi tulang kortikal yang tipis melapisi tulang cancellous yang
inaktif dengan lemak dan jaringan hematopoietic. Minimal aktivitas osteoblastic selalu
terlihat, tetapi sering lesi menunjukan aktivitas periosteal yang banyak. Area yang luas pada
tulang mungkin menunjukkan pembesaran lakuna yang lepas atau pyknotic osteocytes
mengindikasikan terjadinya gangguan iskemi pada tulang. Perubahan iskemi seperti fibrosis
sumsum dan dilatasi vena mungkin ditemukan pada susmsum tulang, dengan contoh yang
jarang menunjukkan aktual infraksi dari lemak sumsum. Gardner syndrome sulit dibedakan
dengan exotosis tulang biasa, merupakan suatu osteoma-producing syndrome, pada orang
dengan exotosis tulang perlu dievaluasi apakah ada sindroma ini. Apakah penderita memiliki
pertumbuhan tulang multiple atau lesi tidak pada lokasi klasik torus atau bucal exostosis.
Intestinal polyposis dan cutaneous cysts atau fibromas gambaran lain dari autosomal
dominant syndrome. Polip pada intertinal ini memiliki kecendrungan yang kuat berubah
menjadi kanker.
Gambaran klinik
Exostosis tulang tampak sebagai tumor (pembengkakan) yang kaku dengan permukaan
mukosa yang normal. Ketika muncul di daerah midline pada palatum durum maka disebut
torus palatinus dan ketika muncul dilateral di redio lingual premolar dari mandibula disebut
torus mandibularis. Yang sangat mengherankan, torus palatinus dan torus mandibularis
jarang ditemukan muncul bersama-sama pada satu individu. Prevalence dari torus palatinus
dan torus mandibularis adalah 20-25% dan 6-12% dari populasi umum. Pada wanita
insidennya lebih tinggi. Biasanya pasien baru menyadari ada exostosis ini bila ada trauma.
Diagnosis
Diagnosis didapatka dari gejala klinik. Bisa dilakukan biopsi, oral radiographs dan CT scans
untuk menegakkan diagnosis.
Diffential diagnosis
Gingival fibrosis, fibroma formation secondary to irritation, granuloma, abses, oral
neurofibroma pada palatum, fibrous dysplasia, osteomas, dan pagets disease.
Terapi
Tidak ada menajemen aktif yang wajib dilakukan, menenangkan pasien bahwa keadaanya
merupakan bukan suatu keganasan. Bila mukosa yang melapisinya tipis dan cenderung
trauma, pasien mungkin membutuhkan antiseptik pencuci mulut jika terdapat ulcus.
Adakalanya jika dibutuhkan dental prosthesis mungkin mengenai bagian yang exostosis,
dibutuhkan tindakan bedah untuk menghilangkannya dengan conservative surgical excision.

http://nengsari.blog.friendster.com/2007/09/torus-palatinus/

Torus palatinus
From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Jump to: , Langsung ke: navigasi, cari
This article needs additional for . Tambahan Artikel ini
membutuhkan catatan kaki untuk verifikasi.
Please help by adding . Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang dapat diandalkan. Unsourced material may
be and . (May 2009) Materi disertai rujukan dapat ditantang dan dihapus.
(Mei 2009)

Torus palatinus Torus palatinus


Classification and external resources Klasifikasi
& sumber eksternal

An example of palatal torus. Contoh palatal


torus.
ICD - 10 ICD - 10

K K 10,0

Torus palatinus (pl. palatal tori ) is a on the . Torus palatinus (jamak palatal tori) adalah
sebuah kurus pertumbuhan di langit-langit. Palatal tori are usually present on the midline of
the hard palate. Most palatal tori are less than 2 cm in diameter, but their size can change
throughout life. Palatal tori biasanya terdapat pada garis tengah langit-langit mulut yang
keras. [1] Kebanyakan palatal tori kurang dari 2 cm diameter, tetapi ukuran mereka dapat
mengubah sepanjang hidup.
The prevalence of palatal tori ranges from 9% - 60% and are more common than bony
growths occurring on the , known as torus mandibularis . Palatal prevalensi tori berkisar dari
9% - 60% dan lebih umum daripada pertumbuhan tulang yang terjadi pada mandibula, yang

dikenal sebagai mandibularis torus. Palatal tori are more common in Asian and Inuit
populations, and twice more common in . Palatal tori lebih sering terjadi pada populasi Asia
dan Inuit, dan dua kali lebih sering terjadi pada perempuan. In the United States, the
prevalence is 20% - 35% of the population with similar findings between blacks and whites.
Di Amerika Serikat, prevalensi adalah 20% - 35% dari populasi dengan temuan serupa antara
kulit hitam dan putih.
Although some research suggest palatal tori to be an autosomal dominant trait, it is generally
believed that palatal tori are caused by several factors. [ 1 ] They are more common in early
adult life and can increase in size. Walaupun beberapa penelitian menyarankan palatal tori
menjadi dominan autosomal sifat, umumnya percaya bahwa tori palatal disebabkan oleh
beberapa faktor. [1] Mereka lebih sering terjadi pada awal kehidupan dewasa dan dapat
meningkatkan ukuran. In some older people, the size of the tori may decrease due to bone
resorption. Pada beberapa orang tua, ukuran tori karena dapat menurunkan resorpsi tulang.
Consequently, it is believed that mandibular tori are the result of local stresses and not solely
on influences. Akibatnya, diyakini bahwa rahang tori adalah hasil dari tekanan lokal dan
tidak semata-mata pada genetik pengaruh.
Sometimes, the tori are categorized by their appearance. [ 1 ] Arising as a broad base and a
smooth surface, flat tori are located on the midline of the palate and extend symmetrically to
either side. Kadang-kadang, tori dikategorikan oleh penampilan mereka. [1] Berasal sebagai
dasar yang luas dan permukaan halus, rata tori terletak di garis tengah langit-langit mulut dan
memperpanjang simetris di kedua sisi. Spindle tori have a ridge located at their midline.
Spindle tori memiliki punggung bukit yang terletak di garis tengah mereka. Nodular tori have
multiple bony growths that each have their own base. Tori nodular memiliki beberapa
pertumbuhan tulang yang masing-masing mempunyai dasar mereka sendiri. Lobular tori have
multiple bony growths with a common base. Lobular tori memiliki beberapa tulang tumbuh
dengan basis yang sama.
Palatal tori are usually a clinical finding with no treatment necessary. It is possible for to
form on the area of the tori due to repeated trauma. Palatal tori biasanya klinis menemukan
tanpa perawatan yang diperlukan. [2] Hal ini dimungkinkan untuk borok terbentuk di daerah
tori karena trauma berulang-ulang. Also, the tori may complicate the fabrication of . Juga,
tori mungkin menyulitkan fabrikasi gigi palsu. If removal of the tori is needed, can be done
to reduce the amount of bone present. Jika penghapusan tori diperlukan, operasi dapat
dilakukan untuk mengurangi jumlah tulang hadir.
[Sunting] Referensi
1. ^ Neville, BW, D. Damm, C. Allen, J. Bouquot. Oral & Maxillofacial
Pathology . ^ A b c Neville, BW, D. Damm, C. Allen, J. Bouquot. Oral &
Maxillofacial Pathology. Second edition. Edisi kedua. 2002. 2002. Page 20.
. Halaman 20. ISBN 0-7216-9003-3.

2.

. ^ Tori Gigi, berkenaan dgn rahang atas, dan palatal. Study guide for
Oral Pathology students at the University of Oklahoma College of
Dentistry. Panduan belajar untuk Oral Pathology mahasiswa di University
of Oklahoma College of Dentistry.
[hide]

: Stomatognathic disease ( , 526-529 ) Oral Patologi:


penyakit Stomatognathic (K06-K14, 526-529)

Ruang depan
mulut

Bibi ( , ) Cheilitis (sudut, Actinic) Herpes labialis


r

Hard, soft, Keras, ( , , Necrotizing ulcerative


lembut, gingivitis , ) penyakit
and periapicalgingiva (Gingivitis, Pericoronitis,
tissues dan jaringanNecrotizing ulcerative gingivitis,
periapical Noma) Periodontitis Ulcer

( ) Glossitis (Geografis
lidah) Fissured lidah
Tongue
Glossodynia Black hairy lidah
Strawberry lidah
Rongga mulut
yang tepat

( , , Retrognathism )
Gnathitis rahang kelainan
Dentofacial
(Micrognathism, Prognathism,
anomalies
Retrognathism)
Dentofacial anomali
Temporomandibular joint
disorder

Maxillomandibular Cherubism kongenital


anomaliesepulis Keratocystic
Maxillomandibularodontogenic tumor Torus
anomali mandibularis Torus palatinus

Kelenjar liur

( ) Sialadenitis (Parotitis) lymphoepithelial lesi jinak


Necrotizing sialometaplasia Ranula Sialolithiasis
: air liur: Drooling / sialorrhea xerostomia

( , Herpetic stomatitis ) Stomatitis (Aphthous ulkus, herpes


stomatitis)
General Umum

Velopharyngeal ketidakmampuan
: ( ) lisan mukosa: Erythroplakia leukoplakia
(Hairy leukoplakia) White spons Nevus

navs: / , / / / , , mulut navs: Anat / dev, noncongen / congen wajah /


congen GI / neoplasia, gejala, proc
[Sunting] Pranala luar

MedPix Teaching File Radiologi dan Patologi MedPix Pengajaran File

Retrieved from " " Diperoleh dari "http://en.wikipedia.org/wiki/Torus_palatinus"


http://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Torus_palatinus

Imaging Findings: Abnormal ossification is noted in the hard palate. The ossification has well
corticated margins. No apparent mass effect is seen.

Figure 1:

Figure 2:

Figure 3:
Diagnosis: Torus palatinus

Discussion: Torus palatinus is a bony growth on the palate. Palatal tori are usually present on the
midline of the hard palate. Most palatal tori are less than 2 cm in diameter, but their size can change
throughout life. The prevalence of palatal tori ranges from 9% - 60% and are more common than bony
growths occurring on the mandible, known as torus mandibularis. Palatal tori are more common in
Asian populations, and twice more common in females. They are more common in early adult life and
can increase in size. In some older people, the size of the tori may decrease due to bone resorption.
Sometimes, the tori are categorized by their appearance. Arising as a broad base and a smooth
surface, flat tori are located on the midline of the palate and extend symmetrically to either side.
Spindle tori have a ridge located at their midline. Nodular tori have multiple bony growths that each
have their own base. Lobular tori have multiple bony growths with a common base. Palatal tori are
usually a clinical finding with no treatment necessary. It is possible for ulcers to form on the area of
the tori due to repeated trauma.
Differential diagnoses:
Osteochondroma
Osteomas
Gardner syndrome, with multiple osteomas.
References:
1. Neville BW, Damm D, Allen C, Bouquot J. Oral & Maxillofacial Pathology, 2nd ed. 2002. Page
20. ISBN 0-7216-9003-3.
2. Tori Mandibular, Maxillary, and Palatal. Study guide for Oral Pathology students at the
University of Oklahoma College of Dentistry.
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Torus_palatinus

Anda mungkin juga menyukai