SKIZOFRENIA PARANOID
LEMBAR PENGESAHAN
LONGCASE
SKIZOFRENIA PARANOID
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Disusun oleh:
Woro Nugroho
20100310103
Mengetahui
Dosen Penguji Klinik
STATUS PSIKIATRI
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 35 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Tukang Becak
Bangsa/suku
: Indonesia/Jawa
Alamat
: Pandak, Bantul
Nomor RM
: 371***
2. ALLOANAMNESIS
Nama
: Ny. R
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 65 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
:-
Pekerjaan
Bangsa/suku
: Indonesia/Jawa
Alamat
: Pandak, Bantul
Hubungan
: Ibu
Lama kenal
Sifat perkenalan
: Dekat
Tempat wawancara
: Rumah Keluarga
Namun ibu pasien tidak tau bahwa pasien mendengar bisikanbisikan, pasien tidak pernah bercerita kepada ibunya. Ibu pasien
mengetahui bahwa pasien sering berlari menenggelamkan diri di kali
namun ibu pasien tidak mengetahui bahwa tingkah laku anaknya karena
ada bisikkan yang menyuruhnya berlari. Ibu pasien mengatakan pasien 8
kali mondok di rumah sakit karena perilakunya seperti orang gila
kambuh. Semenjak minum obat teratur, ibu pasien mengatakan pasien
tidak pernah kambuh lagi kira-kira setahun terakhir ini dan tidak pernah
mondok di rumah sakit lagi. Ibu pasien merasa perilaku anaknya
sekarang sudah kembali normal seperti dulu sebelum sakit.
2.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi
Sosial dan Kemandirian) autoanamnesis
Sistem Saraf
: demam (-)
Sistem Digestiva
Sistem Urogenital
: BAK normal
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2015
Fungsi peran
2.5. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu
2.5.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit
Faktor Organik
Panas, kejang, dan trauma fisik satu tahun sebelum mengalami
gangguan disangkal oleh pasien maupun ibu pasien.
Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)
Tidak ada
Faktor Predisposisi
Penyakit herediter disangkal oleh narasumber.
Faktor Presipitasi
Dari penuturan autoanamnesis dan alloanamnesis pada pasien,
setelah bapaknya meninggal, pasien sering murung seperti
ngelamun. Sejak saat itu pasien mulai mendengar bisikanbisikan.
Mental
Health
Line
2.6.2.
2.6.3.
Silsilah Keluarga
Keterangan:
: Perempuan
: laki-laki
: Pasien
: tinggal serumah
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir normal di rumah dibantu oleh dukun bayi, dengan
berat lahir 3,6 kg, lahir sesuai hari perkiraan lahir. Selama hamil
tidak ada penyakit tertentu selama kehamilan.
2.7.2.
2.7.3.
Perkembangan Awal
Ibu pasien mengatakan perkembangan pasien sesuai dengan
teman-teman usia sebanyanya.
2.7.4.
Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
punya biaya.
2.7.5.
Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai buruh.
2.7.6.
2.7.8.
Agama Islam
Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah.
2.7.9.
Riwayat
Kehidupan
Emosional
(Riwayat
Kepribadian
Premorbid)
Pendiam
Cenderung tertutup
Laki-laki 34 tahun, pada tahun 2008 mulai memperlihatkan gejalagejala seperti pasien sering murung dan melamun dan jarang mau
bersosialisasi
dengan
orang-orang
sekitarnya.
Pasien
mulai
Pada tahun 2008 pasien 2 kali rawat inap di RSUP Dr. Sardjito
karena masalah kejiwaannya.
Setiap tahun pasien pasti rawat inap di rumah sakit dengan masalah
yang serupa.
Pasien mulai berobat rutin sejak pertama rawat inap tahun 2008,
namun tingkat kepatuhan minum obat masih kurang.
3. PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Status Pemeriksaan Fisik
3.1.1. Status Internus
Tanggal Pemeriksaan: 13 Januari 2015
Bentuk Badan
Berat Badan
Tinggi Badan
Tanda Vital
- Tekanan Darah
- Nadi
- Respirasi
- Suhu
Kepala
Thorax
Abdomen
Sistem Gastrointestinal : tidak dilakukan pemeriksaan
Sistem Urogenital
Ekstremitas
Tanda Meningeal :
dilakukan
tidak
Sensibilitas
tidak
Refleks Fisiologis :
tidak
dilakukan
dilakukan
Refleks Patologis :
tidak
dilakukan
Gerakan Abnormal
: tidak
ada
Gangguan
Keseimbangan
dan
batas normal.
3.1.3.
EKG
EEG
CT Scan
LAB darah
Kesan Umum
Status Psikiatri
Hasil
Keterangan
1.
Mood
Eutimik
Kisaran
mood
normal,
Afek
Appropriate
3.
Pembicaraan
5.
Persepsi
Pikiran
yang
Kuantitas : cukup
diungkapkannya.
Pasien berbicara cukup, dapat
relevan
4.
apa
wawancara
Pasien membenarkan
Ilusi (-)
Bentuk pikir: Realistik
yang
adanya
disampaikan
oleh
Pembicaraan
pasien
langsung
6.
Orientasi
Orang: baik
Waktu: baik
Tempat: baik
Situasi : baik
Pasien
mengerti
situasi
saat
Memori
jangka
(recent)
pendek Pasien
dapat
menceritakan
jangka
(remote)
4.
Sikap/tingkah laku
Perilaku
7.
aktivitas
Penampilan/rawat
Baik
8.
diri
Perhatian
Mudah
9.
Insight
dicantum
Derajat 6
Kooperatif
5.
dan Normoaktif
ketika diwawancarai
Perilaku dan aktivitas normal
Pasien terlihat rapi dan cukup
ditarik,
bersih.
mudah Pasien memperhatikan pemeriksa
saat ditanya dan tetap fokus
Pasien sadar sepenuhnya tentang
situasi dirinya disertai motivasi
untuk mencapai perbaikan.
3.2.2.
Tidak ada
3.3. Hasil Pemeriksaan Psikologis
3.3.1.
Kepribadian
Ekstrovert
3.3.2.
IQ
Lain-Lain
Tidak ada
Tanda-Tanda (Sign)
a. Penampilan
Sikap baik, rawat diri baik, tak tampak gangguan jiwa.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Cara berjalan biasa, gerakan tubuh biasa, semua dalam batas normal
c. Pembicaraan (kuantitas, kecepatan produksi bicara, kualitas)
Dalam batas normal.
4.2.
Gejala
a. Halusinasi Auditorik (-), halusinasi visual (-)
b. Bentuk pikir realistis, isi pikir waham (-) ide (-)
c. Perhatian mudah ditarik, dapat dicantum.
d. Orientasi orang, waktu, tempat dan situasi baik
e. Mood eutimik.
f. Afek appropriate.
4.3.
pikiran
yang
terputus
yang
berakibat
inkoherensi
keseluruhan
dari
berbagai
aspek
perilaku
pribadi,
5. DIAGNOSIS BANDING
-
6. PEMBAHASAN
Pedoman menurut DSM IV
DSM-IV mempunyai kriteria diagnosis resmi dari American Psychiatric
Association untuk skizofrenia. Kriteria diagnosis skizofrenia menurut DSMIV adalah:
a) Gejala karakteristik: dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan
untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang
jika diobati dengan berhasil):
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara terdisorganisasi (misalnya, sering menyimpang atau inkoheren)
4. Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas
5. Gejala negatif, yaitu, pendataran afektif, alogia, atau tidak ada
kemauan (avolition)
Catatan: hanya satu gejala kriteria A yang diperlukan jika waham adalah
kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus-menerus mengkomentari
perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara yang saling
bercakap satu sama lainnya.
b) Disfungsi sosial atau pekerjaan: untuk bagian waktu yang bermakna sejak
onset gangguan, satu atau lebih fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di bawah tingkat yang
dicapai sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau remaja,
kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik,
atau pekerjaan yang diharapkan).
c) Durasi: tanda gangguan menetap terus-menerus menetap selama
sekurangnya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus termasuk sekurangnya 1
bulan gejala (atau kurang jika diobati dengan berhasil) yang memenuhi
kriteria A (yaitu, gejala fase aktif) dan mungkin termasuk periode gejala
prodormal atau residual. Selama periode prodormal atau residual, tanda
gangguan mungkin dimanifestasikan hanya oleh gejala negatif atau dua
atau lebih gejala yang dituliskan dalam kriteria A dalam bentuk yang
diperlemah (misalnya, keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang
tidak lazim).
d) Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood: Gangguan
skizoafektif dan gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan
karena:
1. Tidak ada episode depresif berat, manik, atau campuran yang telah
terjadi bersama-sama dengan gejala fase aktif; atau
2. Jika episode mood telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya
adalah relatif singkat dibanhdingkan durasi periode aktif dan residual.
e) Penyingkiran zat/kondisi medis umum: Gangguan tidak disebabkan oleh
efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang salah
digunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.
f) Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif: jika terdapat riwayat
adanya gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasif lainnya,
diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika waham atau halusinasi
yang menonjol juga ditemukan untuk sekurangnya 1 bulan (atau kurang
jika diobati secara berhasil).
3. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
-
Atau paling sedikit dua gejala ini yang harus selalu ada secara jelas:
5. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;
6. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
7. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan stupor;
8. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon
emosional
yang
menumpul
atau
tidak
wajar,
biasanya
prodormal);
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatau, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Pedoman menurut PPDGJ III
Dalam PPDGJ III dijelaskan bahwa untuk menegakkan diagnosis skizofrenia
paranoid :
(F20.0.5), karena :
- Pasien pernah mengalami gejala psikotik pada masa lampau yang
-
Risperidone 2 x 2 mg
Clozapine 1 x 12,5 mg
Psikoterapi
o Terapi Interpersonal
Peran terapi ini untuk menekankan pada apa penyebab gangguan
depresifnya kemudian dijadikan sebagai metode penyembuhannya. Pasien
diajari untuk menilai secara realistik interaksi mereka dengan orang lain
dan menjadi menyadari bagaimana mereka mengisolasi diri mereka
sendiri, yang menyebabkan atau memperberat depresi yang mereka
keluhkan sehingga dengan ini pasien dapat menemukan penyebab dari
depresinya dan dapat mencari solusi dari permasalahannya tersebut.
o Terapi keluarga
Peran keluarga dalam perawatan pasien skizoafektif, memberikan
pendidikan dan informasi tentang skizoafektif pada keluarga pasien
o Terapi kelompok
Terapi kelompok biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan
hubungan dalam kehidupan nyata. Terapi kelompok efektif dalam
menurunkan isolasi sosial dan meningkatkan rasa persatuan. Pasien
dengan gejala negative, meskipun mereka tampak tidak berpartisipasi aktif
tapi biasanya mereka tetap mendengarkan.
10. PROGNOSIS
Indikator
Pada Pasien
Prognosis
FAKTOR PREMORBID
1.
Introvert
Jelek
Faktor kepribadian
Tidak ada
Baik
2.
Demokratis
Baik
Faktor genetik
Tidak ada
Baik
3.
Ada
Baik
Pola asuh
Ekonomi kurang
Jelek
4.
Ada
Baik
Faktor organik
Belum menikah
Jelek
5.
Buruk
Jelek
10.
Dewasa
Baik
Onset usia
Kronik
Jelek
Dukungan keluarga
6.
Sosioekonomi
7.
Faktor pencetus
8.
Status perkawinan
9.
Kegiatan spiritual
FAKTOR
11.
Skizofrenia
Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam
Jelek