Rumah Sakit
PERMATA
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal SUMUT
No. Dokumen
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
B
Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
Pasien luka bakar adalah pasien yang mengalami trauma termal yang
menimbulkan gangguan hemostatik baik lokal maupun sistemik.
II. Tujuan
Sebagai acuan penanganan pasien luka bakar dengan cepat dan tepat.
III. Kebijakan
IV. Prosedur
V. Unit Terkait
IGD
Laboratorium
PENANGGULANGAN PENANGANAN
PASIEN KASUS KERACUNAN
Rumah Sakit
PE R M AT A
M AD I N A
Jl.
Merdeka
No.
155
Panyabungan
Telp
(0636)-20279,
Fax
(0636)-20712
Kabupaten
Mandailing
Natal SUMUT
No. Dokumen
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
B
Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
II. Tujuan
III. Kebijakan
IV. Prosedur
V. Unit Terkait
1.
Penilaian Umum :
a.
Anamnese teratur
b.
Pemeriksaan fisik teratur
c.
Mengidentifikasi bahan penyebab keracunan yang diambil
dari ekskresi pasien
2.
Penatalaksanaan :
a.
Stabilisasi hemodinamik / perbaikan keadaan umum, maximal
b.
Pelihara jalan nafas, tetap dalam keadaan terbuka serta berikan
O2
c.
Decontaminasi :
Decontaminasi saluran cerna dengan emesis atau lavage
lambung sesuai jenis penyebab keracunan. Activate charcaol (1 gr
/ kg BB) dapat diberi untuk mengurangi absorpsi racun oleh usus
Decontaminasi permukaan kulit dengan melepaskan pakaian
dan membersihkan kulit dengan air yang cukup
d.
Peningkatan eliminasi racun (baik dengan hemodialisis,
diuretik, alkalinisasi urine) sesuai bahan keracunan
e.
Pemberian bahan antidotum
f.
Pengobatan suportif dan rehabilitatif
g.
Pengambilan sampel muntahan dan urine untuk pemeriksaan
toxicologi
3.
Evaluasi Hasil Pengobatan :
a.
Derajat penyakit dan komplikasi yang terjadi
b.
Kerjasama dengan disiplin lain
4.
Hal-hal lain yang belum tercakup dalam prosedur ini mengacu pada
buku petunjuk
1.
2.
3.
IGD
Laboratorium
Rekam Medik
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
B
Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
Gastro Enteritis akut adalah proses radang akut yang mengenai usus yang
ditandai oleh diare disertai atau tidak dengan mual dan muntah.
II. Tujuan
III. Kebijakan
IV. Prosedur
1.
V. Unit Terkait
IGD
PENANGANAN
TRAUMA KEPALA
Rumah Sakit
PE R M AT A
M AD I N A
Jl.
Merdeka
No.
155
Panyabungan
Telp
(0636)-20279,
Fax
(0636)-20712
Kabupaten
Mandailing
Natal SUMUT
No. Dokumen
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
B
Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
II. Tujuan
III. Kebijakan
IV. Prosedur
Prosedur penatalaksanaan :
1. Perhatikan kepala dan leher pasien pada waktu mengangkatnya (bila
perlu pasang neck collar)
2. Dokter melakukan triase dengan menilai :
a. Tanda Vital
b. Tingkat Kesadaran
c. Neurologis : pupil, reflek patologis, motorik
d. Lakukan BHD dan atasi perdarahan (bila diperlukan)
e. Berikan O2 infus, ringer solution, Nootropil drips atau bokis
perlahan-lahan
f. Konsultasi kepada dokter spesialis Neurologis
g. Selalu dipantau tingkat kesadaran pasien (sebaiknya dirawat)
h. Bila keadaan umum pasien dianggap perlu ditindaklanjuti ke
dokter ahli
V. Unit Terkait
1. IGD
2. Konsulen
PENANGGULANGAN
KEJANG DEMAM
Rumah Sakit
PE R M AT A
M AD I N A
Jl.
Merdeka
No.
155
Panyabungan
Telp
(0636)-20279,
Fax
(0636)-20712
Kabupaten
Mandailing
Natal SUMUT
No. Dokumen
No. Revisi
B
Halaman
1/1
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang ditimbulkan oleh panas tubuh
dengan penyebab di luar susunan syaraf pusat (otak).
II. Tujuan
III. Kebijakan
IV. Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
V. Unit Terkait
Luminal 1 mg / Kg BB / hari
PENANGANAN EPILEPSI
Rumah Sakit
PE R M AT A
M AD I N A
Jl.
Merdeka
No.
155
Panyabungan
Telp
(0636)-20279,
Fax
(0636)-20712
Kabupaten
Mandailing
Natal SUMUT
No. Dokumen
No. Revisi
B
Halaman
1/2
Prosedur Tetap
IGD
I. Pengertian
II. Tujuan
III. Kebijakan
V. Prosedur
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
Epilepsi adalah suatu kedaruratan sistem saraf pusat dan ditandai dengan bangkitan
kejang yang berlangsung cukup lama atau berulang dengan antara cukup pendek,
tanpa diselingi keadaan sadar, serta bersifat umum atau lokal.
Supaya dokter dapat memberikan tindakan segera sebab bila berlangsung lama
berakibat kerusakan neuron dan kematian.
Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di Instalasi
Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1. Tabung Oksigen
2. Karet Pengganjal
3. Obat obatan anti kejang (anti konvulsef)
3.1. Diazepam / Valium : injeksi I.V
3.2. Golongan Fenobarbital
Luminal : injeksi I.M
3.3. Cairan Infus : 2A KCl, Dextrose 5%
3.4. Antibiotik
3.5. Kortikosteroid
4. Seperangkat alat infus
5. Kompres es atau alkohol
6. Obat obatan Hibernasi
1. Untuk Anak anak :
1.1. Jalan nafas harus terjaga bebas.
1.2. Letakkan karet pengganjal diantara ke dua rahang agar lidah tidak tergigit.
1.3. Pakaian ketat harus dilonggarkan.
1.4. Letakkan tubuh penderita pada posisi dan tempat yang aman.
1.5. Pasang Oksigen.
1.6. Beri obat anti kejang secepatnya dengan dosis :
1.1. Diazepam (Valium) injeksi I.V. selama 2 3 menit dosis 0,5 mg / kg
BB.
1.7. Observasi selama 20 menit, bila masih kejang suntikkan lagi dengan dosis
yang sama secara I.V.
1.8. Bila masih kejang lagi dalam observasi 20 menit, suntikkan lagi secara
I.M. dengan dosis yang sama.
1.9. Bila penderita sudah sadar, hentikan suntikkan.
1.10. Beri obat fenobarbital (Luminal) injeksi secara I.M. (Intra Musculer)
supaya masa kerja obat lebih lama, dengan dosis awal :
Neonatus
: 30 mg
1 bln 1 thn : 50 mg
1 thn keatas : 75 mg
PENANGANAN
ASMA BRONCHIALE
Rumah Sakit
PE R M AT A
M AD I N A
Jl.
Merdeka
No.
155
Panyabungan
Telp
(0636)-20279,
Fax
(0636)-20712
Kabupaten
Mandailing
Natal SUMUT
No. Dokumen
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
B
Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
II. Tujuan
III. Kebijakan
IV. Prosedur
1.
2.
V. Unit Terkait
PENANGANAN
SHOCK
Rumah Sakit
PE R M AT A
M AD I N A
Jl.
Merdeka
No.
155
Panyabungan
Telp
(0636)-20279,
Fax
(0636)-20712
Kabupaten
Mandailing
Natal SUMUT
No. Dokumen
No. Revisi
B
Halaman
1/2
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
Shock adalah keadaan dimana sirkulasi darah arterial tidak adekuat untuk
menerima kebutuhan metabolisme jaringan.
II. Tujuan
III. Kebijakan
IV. Prosedur
-
1. Shock Anafilaktik
Pengobatan :
Injeksi Adrenalin 1/1000 0,3 cc im / iv
Injeksi Hidrocortison 100 mg / 6 jam im
Injeksi Dexametasone 5 mg / 6 jam iv
Tindakan :
Stop pemberian obat, torniquet dipasang daerah proximal tempat
masuk obat, posisi trandelenberg, pasang oksigen
2. Shock Hipovolemik
Pengobatan :
- Tergantung penyebab untuk diare dengan dehidrasi hebat cairan infus
diguyur (20 cc / BB)
- Untuk perdarahan stop penyebabnya, bila perlu transfusi dan setelah 2
bag, beri Calsium glukonas, 1 ampul
Tindakan :
- Perdarahan : infus darah / whole blood, plasma darah, plasma
expander
- Diare : infus cairan kristaloid (RL atau NaCl 0,9 %) volume sesuai
cairan yang hilang
- Oksigenasi
- Cateterisasi
- Stop Perdarahan
- Pasang CVP
- Rawat ICU
3. Shock Neurogenik
Pengobatan / Tindakan :
Posisi terlentang
- Infus cairan kristaloid (ringer laktat) atau NaCl 0,9 % 1 liter
20 40 menit
Oksigenasi
Kateterisasi untuk monitor diuresis
Rawat ICU
dalam
PENANGANAN
SHOCK
Rumah Sakit
PE R M AT A
M AD I N A
Jl.
Merdeka
No.
155
Panyabungan
Telp
(0636)-20279,
Fax
(0636)-20712
Kabupaten
Mandailing
Natal SUMUT
No. Dokumen
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
B
Halaman
2/2
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
4.
V. Unit Terkait
1.
2.
3.
Shock Kardiogenik
Pengobatan :
Dopamin 5 10 mikrogram / kg BB / menit atau 200 milligram dalam
100 cc Dextrose 5 % atau NaCl 0,9 % 10 20 tetes mikro / menit
(dewasa)
Pethidin : 50 100 mg im
Sedatif : Diazepam 3 x (2 10 mg) im / iv
Tindakan :
Oksigenasi 8 15 L / menit
Infus dan intravenous fluid
Pasang CVP
Pasang kateter urine
Rawat ICU
IGD
ICU
Rekam Medik
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
B
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
Penanganan henti nafas dan henti jantung adalah suatu tindakan disaat pasien tibatiba tidak bernafas oleh karena kehilangan suplai O 2 dijaringan otak, jantung dan
organ lainnya dan ditandai dengan tidak terabanya nadi besar (carotis dan femoralis)
yang disebabkan tidak adanya ventilasi fungsional dan tidak adanya curah jantung
yang efektif.
II. Tujuan
Sebagai acuan langkah-langkah dalam penanganan henti nafas dan henti jantung
dengan cepat.
III. Kebijakan
IV. Prosedur
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
A
Halaman
2/2
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
Rumah Sakit
PERMATA
MADINA
PENANGANAN MCI
(MYO CARD INFARK )
No. Dokumen
Prosedur Tetap
IGD
Tanggal terbit
No. Revisi
B
Halaman
1/3
Ditetapkan
Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
15 / 09 / 09
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian
II. Tujuan
Supaya dokter dan perawat IGD dapat lebih mengenal gejala-gejala MCI
serta memberi tindakan yang cepat dan tepat, sehingga pasien dapat
tertolong.
III. Kebijakan
IV. Persiapan Peralatan
V. Prosedur
Infus set
Cairan Dextrose 5 % atau Nacl 0,9 %
Obat-obat analgesik yang memiliki efek
menghilangkan nyeri ( morfin atau petidin )
Oksigen (O2)
EKG
Pemeriksaan Laboratorium darah
yang
kuat
untuk
PENANGANAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
RSUD
EMBUNG FATIMAH
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp.0778-364446
Fax.0778361363
1/2
Tanggal Terbit
Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam
SPO
Tujuan
Kebijakan
Pengertian
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria diagnosis
o
Hamil muda
o
Muntah-muntah hebat setiap yang dimakan dan
minum segera dimuntahkan kembali
o
Keadaan umum lemah, dengan tanda-tanda
dehidrasi seperti suara yang serak, turgor kulit yang menurun,
mata cekung.
o
Pemeriksaan obstetri menunjukkan tanda-tanda
hamil muda
Diagnosis banding
a. Hepatitis dalam kehamilan
Pemeriksaan penunjang
3.1.
Urin
3.2.
Fungsi hati
3.3.
Ultrasonografi
Konsultasi
4.1. Penyakit dalam
4.2. Penyakit
Terapi
5.1 Pengobatan medikal
Pemberian cairan perinfus, larutan ringer dextrose, ditambah obat
anti emetik atau diberikan 6-8 jam perbotol selama masih muntah
pasien dipuaskan kemudian realimentasi bertahap dimulai
dengan minum, makan cair, lunak sampai makan biasa
PENANGANAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp.0778-364446 Fax.0778361363
No.
Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/2
Prosedur
6.
Unit Terkait
PENANGANAN KEHAMILAN
EKTOPIK TERGANGGU
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/2
Tanggal Terbit
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PENANGANAN KEHAMILAN
EKTOPIK TERGANGGU
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/2
4.1.
4.2.
Pemeriksaan Kuldosentesis :
4.1.1. Untuk membuktikan adanya darah di cavum douglasi.
Pemeriksaan laproskopi
4.2.1. Dapat melihat dengan jelas genitalia apakah ada infeksi
tumor atau KET.
4. Terapi
4.1. Perbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan infus dan
transfusi
4.2 Laparotomi segera setelah diagnosa dipastikan.
4.3 Dilakukan salpingektomi, overektomi atau reparasi korna
tergantung lokasi kehamilan
4.4 Pada kehamilan abnormal apabila plasenta sulit diangkat,
ditinggal saja dirongga abdomen dan dipasang drain pada
dinding perut.
5. Perawatan Rumah Sakit : Pasien perlu segera dirawat
6. Konsultasi : Dokter ahli kebidanan
7. Penyulit : syok yang irreversible
8. Informed Consent : diperlukan untuk tindakan operasi
9. Lama perawatan : Bila tidak ada penyakit lain, pasien dipulangkan
sesudah hari keempat pasca operasi
10. Masa pemulihan : masa pemulihan optimal 6 minggu
11. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat
melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Bedah
4. UGD
Unit Terkait
PENANGANAN PRE-EKLAMPSI/
EKLAMPSI
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No.
Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/4
Tanggal terbit
SPO
Pengertian
1.
2.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PENANGANAN PRE-EKLAMPSI/
EKLAMPSI
RSUD
EMBUNG FATIMAH
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
2/4
2. Pemeriksaan penunjang :
2.1. Laboratorium : Protein urin, Hb, Ht Trombosit, asam urat, fungsi
ginjal dan fungsi hati.
3. Diagnosa banding :
3.1. Hipertensi menahun, kelainan ginjal dan epilepsi.
4. Terapi :
4.1.
Pre-eklampsi ringan
4.1.1. Rawat jalan
4.1.1.1Banyak istirahat dengan tidur miring
4.1.1.2Diet cukup protein, rendah karbohidrat, rendah
lemak
dan garam
4.1.1.3Sedativa ringan seperti luminal 3 X 30 mg atau
valium 3
X 2 mg Kunjungan ulang setiap minggu
4.1.2. Rawat Inap
4.2.1.1Pada kehamilan pre-term (37 minggu) Bila tekanan darah
normal selama perawatan, persalinan ditunggu sampai
aterm
4.2.1.2Bila tekanan darah turun tidak sampai normal,
kehamilan diterminasi pada usia kehamilan 37
minggu
4.2.1.3Pada kehamilan aterm (37 minggu) persalinan
ditunggu
spontan atau dipersalinan pada
tanggal
taksiran
persalinan. Persalinan dapat
dilakukan spontan atau
kalau perlu memperpendek partus kala II dengan ektraksi
vakum.
4.2. Pre-eklampsi berat
4.3.1 Segera dirawat dan ditentukan jenis perawatan tindakan
yang akan diambil, aktif atau konservatif.
4.3.2 Tindakan aktif : kehamilan diakhiri bersama dengan
pengobatan medisina.
4.3.3
Tindakan konservatif : kehamilan tetap dipertahankan
bersama dengan pengobatan medika mentosa.
5. Perawatan :
5.1.
Perawatan aktif
Indikasi : bila didapatkan satu atau lebih keadaan dibawah ini.
5.1.1. Pada ibu :
5.1.1.1. Kehamilan lebih dari 37 minggu
5.1.1.2. Adanya tanda-tanda/ gejala impending eklampsi
5.1.1.3. Kegagalan perawatan konservatif
5.1.1.3.1. Dalam waktu 6 jam setelah pengobatan
tekanan darah naik
5.1.1.3.2. Setelah 24 jam pengobatan tidak ada
perbaikan
PENANGANAN PRE-EKLAMPSI/
EKLAMPSI
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
3/4
7. Terapi
7.1. Terapi medikamentosa :
7.1.1. Infus dekstrose 5 %, tiap 500 ml ditambah valium 40 mg 20
tetes/ menit.
7.1.2 Anti hipertensi diberikan hanya bila tekanan darah diastolik >
110 mmHg, berupa tablet nifedipin 10 mg digerus dibawah lidah.
7.3.1 Anti hipertensi diberikan hanya bila tekanan darah
diastolik >
110 mmHg, berupa tablet nifedipin 10 mg digerus dibawah lidah.
7.3.2 Diuretika hanya diberikan bila ditemukan :
7.3.2.1
Edem paru-paru
7.3.2.2 Payah jantung kongesti
7.3.2.3 Edem anasarka
7.3.3 Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
7.2. Terapi Obstetrik : terminasi kehamilan dengan cara yang sesuai
7.2.1. Bila belum infartu :
7.2.1.1.
Induksi persalinan,
7.2.1.2. Kateter foley
7.2.1.3. Infus oksitosin
7.2.1.4. Amniotomi.
7.2.2 Seksio Caesarea bila induksi persalinan gagal yaitu 12
jam sejak dimulai infus oksitosin belum masuk fase aktif
7.2.3. Bila sudah inpartu :
7.2.3.1 Kala 1 : fase laten : Seksio Caesarea
7.2.3.2 Fase aktif : Amniotomi, bila kemudian pembukaan
belum lengkap, seksio caesarea.
7.2.3.3 Kala II : Persalinan pervaginam, dibantu ekstrak vakum.
7.3
Perawatan konservatif :
7.3.1 Indikasi : kehamilan preterm (< 37 minggu)
tanpadisertai tanda-tanda impending eklampsi dengan
keadaan janin baik
7.3.2 Pengobatan medikamentosa : sama dengan
pengobatan pada perawatan aktif
7.4 Pengobatan obstetri :
7.4.1 Selama perawatan konservatif dilakukan observasi dan
evaluasi sama dengan perawatan aktif, hanya disini tidak
dilakukan terminasi
7.4.2 Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan dianggap
pengobatan gagal dan dilakukan terminasi
7.5
Perawatan Eklampsi :
Pengobatan medikamentosa :
7.5.1. Obat anti kejang infus dextrose 5 % ditambah
dengan 40 mg Valium 20 tetes/ mnt, bila kejang
diberikan injeksi valium secara bolus.
1. Obat-obat lain seperti anti hipertensi, anti piratik,
anti biotika, kardiotonik, diberikan apabila ada
PENANGANAN DISTOSIA
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Tanggal Terbit
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1.
Kriteria Diagnosis
1.1. Persalinan sudah berlangsung selama beberapa waktu, bayi
baru lahir.
1.2. Kontraksi rahim bisa dirasakan kuat dan sering bisa juga
tidak
1.3 Pemeriksaan obstetri, meliputi tinggi fundus uteri, letak dan
presentasi janin, denyut jantung janin, kualitas his/ kontraksi
rahim dan taksiran berat janin.
1.4 Periksa dalam vagina : keadaan serviks besarnya pembukaan
keadaan selaput ketuban, turunnya bagian terbasah janin, posisi
denominator.
2. Pemeriksaan Penunjang
2.1 Ultrasonografi
2.2 Kardiotokografi
3. Diagnosis banding
3.1. Kelainan tenaga yaitu kurang kuatnya his.
3.2. Kelainan janin : besar, bentuk, jumlah, letak, presentasi.
3.3. Kelainan jalan lahir : kelainan tulang panggul atau jaringan
lunak panggul
4. Terapi
4.1 Disesuaikan dengan penyeban distosia, dengan memperhatikan
indikasi, kontra indikasi dan komplikasi misalnya
dengan
melakukan :
1.3.
Akselerasi persalinan dengan memperbaiki his dengan oksitosin
1.4. Mempercepat kala dua dengan ekstraksi pakum atau forsep
1.5. Seksio Caesarea
5. Konsultasi : tidak ada
6. Perawatan rumah sakit ; diperlukan untuk pemulihan setelah dilakukan
persalinan
7. Penyulit
7.1 Partus lama
7.2 Infeksi Intra partun
7.3 Ruptura uteri
7.4 Perlukaan jalan lahir
8. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat
melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Bedah
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446
Fax.0778-36136
No. Dokumen
Halaman
1/2
Tanggal Terbit
SPO
No. Revisi
Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam
Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda
NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian
Definisi :
Adalah terjadinya pengeluaran darah pervagina pada kehamilan lebih dari
20 minggu.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Kriteria diagnosis :
a. Hamil 20 minggu atau lebih
b. Perdarahan pervagina secara spontan disertai nyeri atau
tanpa nyeri akibat kontraksi rahim
c. Faktor-faktor predisposisi seperti :
i. Riwayat solusi plasenta
ii. Perokok
iii. Hipertensi
iv. Multi paritas
1.4. Pemeriksaan obstretrik :
Periksa luar, tinggi fundus uteri, letak dan presentasi janin,
masuknya bagian terbawah janin ke pintu atas panggul,
konstraksi rahim, denyut jantung janin.
Inspeculo : darah keluar dari osteum.
2. Pemeriksaan penunjang :
2.1 Ultrasonografi : terutama untuk melihat letak, implementasi
plasenta, usia gestasi dan keadaan janin.
a. Laboratorium : Hb, Ht, Trombosit, waktu pembekuan darah
b. Kardiotokografi : untuk menilai staus (kesejahteraan) janin
3. Diagnosa banding :
3.1. Solutio plasenta : terlepasnya plasenta yang letaknya normal
sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir.
3.2 Plasenta previa : plasenta yang letaknya tidak tidak normal
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir
3.3 Vasa previa : tali pusat berisensi pada selaput ketuban dimana
pembuluh darahnya berjalan diantara lapisan amnio dan korion
melalui pembukaan cervix
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/2
Tanggal Terbit
SPO
Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam
Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda
NIP : 19580912 198703 2 006
Prosedur
Unit terkait
4. Terapi :
4.1. Tidak terdapat renjatan (syok) usia gestasi < 30 minggu
atau taksiran berat janin < 250 gram
4.1.1. Solutio plasenta
Ringan :
Ekspesktatif bila ada perbaikan (perdarahan
berhenti, kontraksi uterus tidak ada dan janin hidup) :
tirah baring, pemeriksaan USG dan KTG. Tunggu
persalinan spontan.
Aktif bila ada perburukan (perdarahan berlangsung
terus, konstraksi uterus berlangsung terus dan dapat
mengancam ibu dan janin) dicoba partus pervagina
dengan infus oksitosin dan amaiosintesis Bila
perdarahan banyak dan skor pelvik <5 atau persalinan
masih lama > 6 jam dilakukan seksiocaesare.
Sedang berat :
Resustasi cairan dan transfusi darah.
Partus pervagina bila diperkirakan dapat berlangsung
dalam 6 jam dengan amniotomi dan infus oksitosin.
Partus perabdominan dipertimbangkan bila partus
pervagina tak dapat berlangsung dalam 6 jam.
i. Plasenta previa
1. Perdarahan sedikit, dirawat sampai 36 minggu,
mobilisasi bertahap. Bila ada kontaksi dilakukan
tokolisis.
2. Perdarahan banyak
Resusitasi cairan dan atasi anemia (tranfusi
darah) Seksio Caesarea
ii. Vasa previa :
Janin mati : partus pervaginam
Janin hidup : dipertimbangkan partus per abdominan
5. Perawatan Rumah Sakit : Pasien perlu segera dirawat
6 Konsultasi : dokter ahli bedah
7. Penyulit : Syok yang irreversible
8. Informed Consent : diperlukan untuk tindakan operasi
9. Lama perawatan : Bila tidak ada penyulit pasien dipulangkan sesudah
hari ke-empat pasca operasi.
10. Masa pemulihan : masa pemulihan optimal 6 minggu
11. Out put : Komplikasi diharapkan minimal
Kesembuhan diharapkan sempurna
12. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat
melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
1.
2.
3.
4.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Bedah
UGD
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
Tanggal Terbit
SPO
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam
Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda
NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Kriteria diagnosis :
1.1. Umur kehamilan lebih dari 20 minggu
1.2. Keluar air ketuban dari rahim
a.
Kontraksi mungkin ada mungkin tidak
d. Pemeriksaan obstetri :
1. Tinggi fundus uteri, letak dan presentasi janin, turunnya bagian
terbawah janin, kontraksi rahim denyut jantung janin.
2. Inspekulo (tampak cairan keluar dari ostium uteri eksternum).
2 Pemeriksaan penunjang
2.1. Laboratorium : lekosit > 15.000/cu.mm menunjukkan infeksi
a. USG : membantu menentukan usia kehamilan, letak janin,
berat janin, letak dan gradasi plasenta dan jumlah air ketuban.
b. CTG : untuk mendeteksi adanya gawat janin.
3. Terapi
3..1. Konservatif
3.1.1. Rawat di Rumah Sakit
i. Antibiotika kalau ketuban pecah > 6 jam
i. Bila umum kehamilan < 32 minggu, dirawat selama
air ketuban tidak keluar lagi. Diberikan steroid
selama 7 hari untuk mematangkan pertumbuhan
janin.
ii. Bila pada usia kehamilan 34 minggu masih keluar air
ketuban maka pada usia kehamilan 35 minggu
dipertimbangkan untuk terminasi
iii. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit)
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/2
3.2.
Aktif
1.
2.
3.
4.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Bedah
UGD
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Tanggal Terbit
Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam
SPO
Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda
NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
Kriteria diagnosis
1.1. Plasenta belum lahir
1.2. Biasanya disertai perdarahan
a. Obstetri :
1. Fundus uteri masih tinggi
2. Inspekulo (tanpak tali pusat, darah keluar dari ostium uteri
eksternum)
2. Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium : Hemoglobin, masa perdarahan dan masa
Pembekuan
3. Diagnosis banding
a. Atonia uteri
b. Luka jalan lahir
4.
Terapi :
4.1. Beri oksitosin drip 20 u
4.2. Setelah kontraksi rahim baik lakukan pelepasan plasenta secara
manual
4.3. Setelah plasenta lepas seluruhnya, plasenta dilahirkan
4.4. Berikan Ergometri 0,2 mg im atau iv
4.5. Obat-obatan : Antibiotika, uterotonika, analgetik dan roburansia
5.
Informed Consent : Perlu bila akan diadakan tindakan plasenta
manual
6. Konsultasi : 7. Perawatan Rumah Sakit harus segera dirawat
8. Penyulit : Syok hipovolemik
9. Informed Consent : perlu untuk operasi
10. Lama perawatan 5 7 hari
11. Out Put : baik
12. Patologi anatomi : 13.Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan
pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit Terkait
1.
2.
3.
4.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Bedah
UGD
PENANGANAN ABORTUS
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/2
Tanggal Terbit
SPO
Pengertian
Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam
Tujuan
Kebijakan
1.
Prosedur
1.
Kriteria Diagnosa :
1.1 Riwayat terlambat haid
1.2 Perdarahan pervaginam
1.3 Nyeri supra public dan uterine cramping
1.4 Hasil konsep dapat masih bertahan atau sudah keluar
1.5 Hilangnya tanda-tanda kehamilan
1.6 Abortus immenens
1.6.1 Besarnya rahim sesuai dengan umur kehamilan
1.6.2 Ostium uteri tertutup
1.7. Abortus incipiens
1.7.1. Besarnya uterus sesuai dengan umur kehamilan
1.7.2 Ostium uteri terbuka, teraba selaput ketuban
1.8.
Abortus inkomplit
1.8.1. Rahim sedikit lebih kecil dari usia kehamilan
1.8.2. Ostium uteri terbuka dan teraba jaringan konspsi
1.9.
Abortus komplit
1.9.1. Besarnya uterus lebih kecil dari usia kehamilan
1.9.2. Ostium uteri tertutup
PENANGANAN ABORTUS
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/2
Prosedur
2.
Pemeriksaan penunjang :
2.1. Laboratorium
Urine : test kehamilan
Darah : Hb, Lekosit, BT, CT
2.2. Ultrasonografi
3. Diagnosa banding : KET
4. Penatalaksanaan :
4.1.
Pada abertus incipiens dan atau abortus inkomplit
Pasang infus
Berikan Ab
Kuretase
4.2.
Pada abortus imminens
Istirahat tempat tidur
Medikamentosa
4.3.
Pada abortus komplit, cukup dengan simptomatis saja.
5.
Konsultasi : 6.
Perawatan rumah sakit
Untuk abostus imminens pasien perlu dirawat
Abortus incipies dan inkomplit pasien dirawat untuk pemulihan
post kuretage
Abortus komplit pasien tidak perlu dirawat
7.
Penyulit : Anemia, Infeksi dan pertorasi
8.
Informed consent : Perlu bila akan dilakukan kuretase
9.
Lama perawatan : tergantung jenis abortus dan keadaan pasien
10. Out put : Pada umumnya baik
11. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat
melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit Terkait
1.
2.
3.
4.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Bedah
UGD
PENANGANAN MOLAHIDATIDOSA
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/2
Tanggal Terbit
Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
1.
Prosedur
1.
PENANGANAN MOLAHIDATIDOSA
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9
Batu Aji 29432
Telp. 0778-364446 Fax.0778361363
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/2
Prosedur
5.
6.
Unit Terkait
1.
2.
3.
4.
Rekam Medik
Komite Medik
SMF Bedah
UGD