Anda di halaman 1dari 104

PROTAP

INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 06
MULAI BERLAKU: 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah penegakan diagnosis Infeksi Saluran


Pernafasan Akut dan tata laksananya.

TUJUAN

KEBIJAKAN

1. Menegakkan diagnosis Infeksi Saluran Pernafasan Akut.


2. Melakukan tata laksana sesuai pengobatan rasiona.
1. Hitung respirasi tiap pasien dengan gejala Infeksi Saluran Pernafasan
Akut.
2. Pasien pneumonia berat dirujuk ke Rumah Sakit.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1.
2.
3.
4.
5.

PROSEDUR

Timbangan badan
Termometer
Tensimeter
Stetoskop
Timer hitung respirasi/ jam tangan

1. Pengertian
2.1. ISPA adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsia) ke
dalam saluran pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang
dapat berlangsung sampai 14 hari.
3. Perjalanan dan patofisiologi
3.1. ISPA dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan sebagian kecil
riketsia. Penularan terjadi melalui percikan air liur atau sekresi
saluran nafas yang terinfeksi. ISPA viral dapat sembuh sendiri atau
berlanjut menjadi infeksi bakteri sekunder, tergantung pada daya
tahan tubuh dan virulensi kuman.
4. Klasifikasi dan diagnosis
4.1. ISPA diklasifikasikan menjadi pneumonia jika mengenai parenkim
paru dan bukan pneumonia jika mengenai organ pernafasan selain
parenkim paru.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 06

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

Mulai berlaku : 02-03 2009

INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)

No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

A. Pneumonia:
5. Tanda dan gejala:
5.1. Demam tinggi > 39.50C
5.2. Batuk
5.3. Kesukaran bernafas, nafas cepat dan pada pneumonia berat terjadi
retraksi dinding dada
5.4. Kecepatan respirasi
umur < 2 bulan : > 60 x /menit
2 bulan - 1 tahun : > 50 x /menit
1 tahun - 5 tahun : > 40 x /menit
6. Penatalaksanaan:
6.1. Pada pneumonia berat dirujuk ke rumah sakit
6.2. Untuk dewasa antibiotik terpilih adalah penisilin prokain atau ampisilin
dengan pilihan lain eritromisin
6.3. Untuk anak-anak
6.3.1. Pilihan I:
1) Kotrimoksazol selama 14 hari
Anak:

2-6 bulan

: 2 x 1/4 tab/hr

6 bln-3 thn

: 2 x tab/hr

3-5 tahun

: 2 x 1 tab/hr

2) Paracetamol sehari 3-4 kali selama demam


Anak:

2-6 bulan

: 3 x 1/8 tab

6 bln-3 thn

: 3 x 1/4 tab

3-5 tahun

: 4 x tab

6.3.2. Pilihan II:


1) Amoksisilin 20-40 mg/kgbb/hr dibagi 3 dosis selama 7 hari
2) Parasetamol sehari 3-5 x selama demam
B. ISPA Bukan Pneumonia:
1. ISPA bukan pneumonia adalah batuk pilek biasa
yang tidak
menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan retraksi dinding
dada.
2. Penyakit ini paling banyak disebabkan oleh virus, dapat sembuh sendiri
dalam 3-5 hari tergantung daya tahan tubuh dan virulensi kuman.
3. Pengobatan bersifat simtomatis sesuai gejala yang ada, bila ada tandatanda infeksi bakteri sekunder dapat diberikan antiinfeksi sesuai
keperluan.
REFERENSI

Tata Laksana Penyakit ISPA Pada Anak.WHO.1995

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 08

PROTAP

Tanggal terbit: 02-03-2009

ASMA BRONKIAL

PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


menangani serangan asma dan asma jangka panjang

TUJUAN

1. Mengupayakan penanganan serangan asma yang cepat dan tepat untuk


menyelamatkan jiwa pasien
2. Dengan pengobatan yang cepat dan tepat, prognosis asma menjadi lebih
baik

KEBIJAKAN

Semua pasien dengan serangan asma lakukan segera penilaian derajat


asma untuk menentukan tindakan penanganan yang cepat dan tepat

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

A. Anamnesis:
1. Gejala batuk dan atau mengi berulang yang mempunyai karakteristik
episodik, terjadi pada malam hari (nokturnal), musiman, berkaitan dengan
aktifitas atau pencetus, reversibel, adanya riwayat atopi dalam keluarga.
2. Sesak nafas terutama saat ekspirasi.
B. Pemeriksaan fisik:
1. Pada auskultasi terdengar ronki basah kasar dan atau mengi (wheezing)
2. Kadang disertai geographic tongue atau dermatitis atopik
Tabel Penilaian Derajat Serangan Asma
Parameter
klinis

Ringan

Sedang

Berat

Ancaman henti
nafas

Sesak

Berjalan

Berbicara

Istirahat

Bicara

Kalimat

Penggal kalimat

Kata-kata

Posisi

Bisa berbaring

Lebih suka
duduk

Duduk bertopang
lengan

Kesadaran

Mungkin iritabel

Biasanya iritabel

Biasanya iritabel

Kebingungan

Sianosis

Tidak ada

Tidak ada

ada

Nyata

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 08

PROTAP
ASMA BRONKIAL

PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

Tanggal terbit: 02-03-2009

Parameter
klinis

Ringan

No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

Sedang

Berat

Ancaman henti
nafas

Mengi

Sedang, hanya
pada akhir
ekspirasi

Nyata, sepanjang
eksp, kadang
insp

Terdengar tanpa
stetoskop

Sesak nafas

Minimal

Sedang

Berat

Otot bantu
nafas

Biasanya tidak

Biasanya ya

ya

Gerakan paradok
torako-abdominal

Retraksi

Dangkal,
interkostal

Sedang,
ditambah retaksi
suprasternal

Dalam, ditambah
nafas cuping
hidung

Dangkal/ hilang

Laju nafas

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Menurun

Penatalaksanaan:
A. Terapi pada asma terdiri dari terapi nonfarmakologi dan farmakologi
1. Terapi nonfarmakologi:
1.1. Oksigen, bila diperlukan
1.2. Hindari faktor pencetus
1.3. Fisioterapi, bila diperlukan
1.4. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
2. Terapi farmakologi:
Sebagian besar pasien asma dengan serangan asma akut umumnya
telah mencoba obat yang rutin dipakai atau telah diberikan
pengobatan oleh sejawat lainnya sehingga harus dianggap sebagai
asma berat.
2.1. Serangan asma ringan beri obat pereda berupa agonis oral
(Salbutamol) atau adrenalin 1/1000 subkutan 0.01 ml/kgBB/kali
dengan dosis maksimal 0,3ml/kali. Bila respon baik pasien boleh
pulang dan dibekali dengan agonis oral. Bila respon buruk rujuk
ke rumah sakit.
2.2. Pada serangan sedang dan berat rujuk ke rumah sakit.

REFERENSI

Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI, 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
KEJANG DEMAM

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 09
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana kejang demam

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien kejang demam

KEBIJAKAN

Diazepam rektal harus tersedia.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Kejang demam adalah kejang yang berhubungan dengan demam tanpa
adanya infeksi sistem saraf pusat / gangguan elektrolit akut.
2. Jenis kejang demam
2.1. KDS:
Bersifat umum, singkat < 5 menit, hanya terjadi sekali dalam 24
jam, umur anak waktu kejang pertama 6 bulan -4 tahun, kejang
terjadi dalam 16 jam pertama. Setelah demam tinggi, frekuensi
bangkitan kejang < 4 kali/ tahun (multiple), tidak ada kelainan
neurologik.
2.2. KDK :
Kejang disertai demam bersifat fokal, lamanya > 10-15 menit atau
berulang dalam 24 jam.
3. Penatalaksanaan
3.1. Pengobatan saat kejang:
beri diazepam rektal 0,5 mg/kgBB atau
< 10 kg: 5mg
> 10 kg: 10 kg.
Bila setelah 5 menit masih kejang, rujuk ke rumah sakit
3.2. Pengobatan intermiten pada saat demam
3.2.1. Menurunkan demam dengan paracetamol 10 mg/kg/bb/x tiap
4-6 jam atau ibuprofen 5-10 mg/kgbb/hr tiap 4-6 jam

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 09

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

Tanggal terbit: 02-03-2009

KEJANG DEMAM

No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

3.2.2. obat anti kejang


- Diazepam oral 0.3 mg/kgbb/dosis tiap 8 jam saat demam
atau
- Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb/hr tiap 12 jam saat demam
4. Indikasi rujuk ke rumah sakit:
4.1. Kejang demam komplek(KDK)
4.2. Hiperpireksia
4.3. Usia < 6 bulan
4.4. Kejang demam pertama
4.5. Dijumpai kelainan neurologist
5. STATUS KONVULSIVUS
Adalah kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit atau kejang
berulang selama lebih dari 30 menit, selama kejang pasien tidak sadar.
SKEMA KEJANG
Kejang

Diazepam rektal

Bila > 5 belum reda rujuk rumah sakit


Diazepam rektal 0.5 mg/kgbb atau

REFERENSI

BB< 10 kg : 5 mg
BB> 10 kg : 10 mg

SPM IDAI hal 197, 201-211, 2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

DEMAM TANPA PENYEBAB YANG


JELAS

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

NIP 195208051983032004

No Dokumen : PTBPU 10
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis dan tata laksana demam tanpa penyebab yang jelas

TUJUAN

Memberikan penatalaksanaan yang tepat pada demam tanpa penyebab yang jelas

KEBIJAKAN

Protap ini berlaku untuk semua pasien demam tanpa penyebab yang jelas

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

PROSEDUR

1. Stetoskop
2. Termometer
Umumnya demam pada anak disebabkan oleh virus, yang dapat sembuh sendiri.
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
1.1. Ditanyakan riwayat imunisasi, paparan terhadap infeksi, nyeri telan,
nyeri telinga, batuk/ sesak nafas, muntah, nyeri/ menangis waktu
BAK.
2. Pemeriksaan Fisik
2.1. Ukur suhu tubuh apabila demam 380C rectal.
2.2. Tentukan derajat sakitnya: kualitas tangis, reaksi terhadap orang tua,
tingkat kesadaran, warna kulit/selaput lendir, derajat hidrasi, tidak
tampak/ tampak sakit, sakit berat/.tidak.
2.3. Demam sebagai prediktor bakterimia tersembunyi:
-

390C 39,40C
: < 2%
39,40C 400C
: 2-3 %
400C 40,50C
: 3-4 %
> 40,50C : 4-5 %

2.4. Anak dengan risiko rendah dan orang tua yang kooperatif dapat
berobat jalan dengan pemantauan setiap hari sampai demam turun.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

DEMAM TANPA PENYEBAB


YANG JELAS

No Dokumen : PTBPU 10
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

3. Pemeriksaan penunjang
3.1. Bila anak terlihat sakit berat diperlukan pemeriksaan laborat
termasuk darah lengkap, urinalisis.
4. Penatalaksanaan
4.1. Anak yang tidak tampak sakit tidak perlu dirawat,diberikan
antipiretik, diperiksa laborat dan tidak perlu diberi antibiotik.
4.2. Apabila anamnesis, pemeriksaan fisik, laborat menunjukkan hasil
risiko tinggi untuk terjadinya bakteremia tersembunyi, harus segera
diberikan antibiotik (t.u. bila AL> 15.000/l) berikan amoksisilin 60100mg/kgbb/hr.
5. Indikasi rujukan :
5.1. Bila setelah demam hari ke-3 tidak ada perbaikan setelah diterapi
suportif dan keadaan mengarah ke tanda bahaya.

REFERENSI

SPM IDAI hal 91-93,2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
DEMAM THYPOID

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 11
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis dan penatalaksanaan demam thypoid.

TUJUAN

Mampu mendiagnosis dan memberikan tata laksana yang tepat pada demam thypoid.

KEBIJAKAN

Demam > 7 hari dapat dicurigai sebagai demam thypoid, pastikan dengan pemeriksaan
laboratorium.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Stetoscope
2. Termometer

PROSEDUR

Merupakan penyakit endemis di Indonesia yang disebabkan oleh infeksi sistemik


Salmonella typhi dan atau Salmonella paratyphi
Diagnosis

1. Gejala klinis
1.1. Panas lebih dari 7 hari, biasanya mulai dengan panas nglemeng
yang makin hari makin meninggi sehingga pada minggu kedua
panas tinggi terus-menerus terutama malam hari, siang hari panas
agak turun tapi tidak pernah sampai normal (febris intermitten)
1.2. Gejala gastrointestinal: obstipasi, kadang diare, mual muntah,
kembung.
1.3. Gejala saraf sentral: kesadaran menurun, mengigau, delirium
1.4. Hepatomegali ringan, jarang splenomegali
1.5. Lidah kotor (tepi lidah hiperemis, bagian tengah kotor)
2. Tanda laboratorik
2.1. Leukopenia, eosinopilia, limfositosis relatif
2.2. Reaksi widal (+) : titer > 1/160 atau 1/200 biasanya baru positif
pada minggu kedua, pada stadium rekonvalesen titer makin tinggi
atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase rekonvalesen

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

DEMAM THYPOID

No Dokumen : PTBPU 11
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

3. Penatalaksanaan:
3.1. Istirahat (tirah baring) dengan alih baring. Boleh mulai duduk 5 hari
bebas panas, boleh berdiri 6 hari bebas panas, boleh jalan 7 hari
bebas panas
3.2. Diit bubur saring TKTP
3.3. Medikamentosa :
- bila demam
- pilihan I
- pilihan II
- pilihan III

: Paracetamol 10 mg/kgbb/x
: Kloramphenikol 50-100 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis selama
10-14 hari
: Amoksisilin 100 mg/kgbb/hr selama 10 hr
: Kotrimoksazol 6 mg/kgbb/hr selama 10 hari

4. Indikasi rawat inap:


4.1. penderita dengan komplikasi
4.2. intake makanan/cairan kurang
4.3. orang tua tidak mampu merawat sendiri di rumah
4.4. gangguan kesadaran
5. Penderita dinyatakan sembuh:
Bila gejala klinis sudah hilang, bebas panas 7 hari, tidak ada komplikasi/
sudah sembuh dari komplikasi.

REFERENSI

SPM IDAI, hal 109-113, 2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 12

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

Tanggal terbit: 02-03-2009

DEMAM BERDARAH DENGUE


(DBD)

No Revisi

: 00

Halaman

:1/3

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah penegakkan diagnosis DBD dan


penatalaksanaannya.

TUJUAN

1. Menegakkan diagnosis DBD.


2. Melakukan tatalaksana yang cepat dan tepat.

KEBIJAKAN

1. Semua pasien dengan demam tinggi 2-7 hari tanpa penyebab jelas harus
dicurigai sebagai demam berdarah.
2. Pasien dengan tanda syok harus segera dirujuk.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Termometer

PROSEDUR

1. Anamnesis:
1.1. Demam mendadak tanpa sebab yang jelas, terus menerus selama
2 7 hari.
1.2. Lesu, nafsu makan turun, muntah.
1.3. Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri perut, diare atau konstipasi.
1.4. Perdarahan kulit/ mimisan.
2. Pemeriksaan fisik:
2.1. Pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital (kesadaran,
tekanan darah, nadi, suhu.
2.2. Observasi kulit (pada daerah wajah, lengan, tungkai, dada,
perut,paha) dan konjungtiva untuk mengetahui tand perdarahan.
2.3. Penekanan pada ulu hati (epigastrium).adanya rasa sakit/nyeri
dapat disebabkan karena adanya perdarahan di lambung.
2.4. Perabaan hati.
2.5. Uji Tourniquet (Rumple Leede). Uji Tourniquet positif bila terdapat
10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5x2,5cm) di
volar lengan bawah.
3. Pemeriksaan laboratorium:
3.1. Trombosit 100.000/ul
3.2. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hamatokrit > 20%

No Dokumen : PTBPU 12

PROTAP
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROSEDUR

4. Tersangka DBD:
4.1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas, berlangsung terus
menerus selama 2 7 hari
4.2. Disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet
positif) dan atau trombositopenia (trombosit 100.000 ul)
5. Klasifikasi derajat DBD:
5.1. Derajat I : Demam disertai gejala klinis tidak khas, hanya uji
Torniquet positif
5.2. Derajat II : Gejala pada derajat I ditambah perdarahan spontan
5.3. Derajat III : Adanya kegagalan sirkulasi yang ditandai denyut nadi
yang cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi
(20 mmHg) atau hipotensi yang ditandai kulit dingain
dan lembab dan gelisah
5.4. Derajat IV : Syok berat dengan nadi dan tekanan darah tak teraba
6. Tata Laksana Tersangka DBD (rawat jalan)
6.1. Adakah tanda kedaruratan: yaitu syok, muntah terus menerus,
kejang, kesadaran menurun,muntah darah, berak darah. Bila ada
maka pasien perlu dirujuk ke RS
6.2. Apabila tidak ada tanda kedaruratan, periksa uji Torniquet dan hitung
trombosit
6.2.1. Bila uji Torniquet positif dan trombosit 100.000 ul, pasien
dirujuk ke RS
6.2.2. Bila uji Torniquet negatif dengan trombosit > 100.000ul atau
normal, pasien boleh pulang dengan pesan datang kembali
setiap hari sampai suhu turun. Anjurkan pasien banyak
minum. Beri antipiretik golongan parasetamol.Apabila selama
di rumah demam tidak turun pada sakit hari ketiga, evaluasi
tanda klinis adakah tanda-tanda syok (gelisah, akral dingin,
sakit perut, berak hitam, kencing berkurang).Bila perlu periksa
Hb,Ht dan trombosit.Apabila terdapat tanda syok atau terdapat
peningkatan Ht dan atau penurunan trombosit segara rujuk ke
RS

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 12

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

Tanggal terbit: 02-03-2009

DEMAM BERDARAH DENGUE

PROSEDUR

No Revisi

: 00

Halaman

:3/3

ALUR PENANGANAN TERSANGKA DBD

Tersangka DBD

Demam tinggi mendadak terus


menerus < 7 hari tak disertai
ISPA , lemah, lesu

Tak ada
kedaruratan

Ada kedaruratan

Tanda syok, muntah


terus, kejang,
kesadaran , muntah
darah, berak hitam

AT
100.000/l

Periksa RL

RL +

AT
>100.000/l

Rawat jalan
(minum
banyak 1.5-2
l/hr, beri PCT,
kontrol
tiap
hari
sampai
demam
,periksa
AT&Hmt,Hb
tiap kali

Segera bawa
ke RS

REFERENSI

RL -

Rawat jalan, beri


PCT, kontrol tiap
hari sampai
demam hilang

Nilai tanda
klinis periksa
AT & Hmt bila
demam
menetap
setelah hari
sakit ke3

Pesan: bila timbul tand


syok(gelisah,lemah akral
dingin, sakit perut, berak
hitam, BAK kurang, Hmt
&AT

Pencegahan dan Pemberantas DBD di Indonesia, Dirjen PP & PL, 2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
VARISELA

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 13
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis dan penatalaksanaan varisela

TUJUAN

Memberikan tata laksana sesuai pengobatan rasional

KEBIJAKAN

Pengobatan varisela hanya bersifat simtomatis

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Stetoscope
2. Termometer

PROSEDUR

1. Definisi
Merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan virus varisela
zoster, penularan secara kontak langsung dan droplet, periode menular
1-2 hari sebelum sampai 5-6 hari setelah timbulnya ruam (rush). Gejala
umumnya timbul 11-20 hari setelah terinfeksi.
2. Anamnesis
2.1. riwayat kontak
2.2. riwayat demam ringan timbul dalam 24 jam pertama diikuti oleh
nyeri kepala. Selanjutnya timbul ruam yang umumnya muncul
pertama kali di kulit kepala, muka, dada.
3. Pemeriksaan Fisik
3.1. Ruam mula-mula papuler berubah jadi vesikel kemudian keruh dan
dalam waktu 3-5 hari jadi krusta
3.2. Pada satu saat ditemukan bermacam stadium lesi (polimorf).
4. Penatalaksanaan
4.1. Bila demam tinggi beri parasetamol 10mg/kgbb/x.
4.2. Kulit beri bedak salicil.
4.3. Boleh mandi bila tidak demam.
4.4. Untuk menghindari infeksi sekunder jangan di garuk.
4.5. Asiklovir masih kontroversial, hanya efektif memperpendek lama
demam, diberikan t.u pada imunokompremais dosis acyclovir 20
mg/kgbb/x dalam 4 dosis selama 5 hari.

REFERENSI

SPM IDAI hal 125-126, 2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PAROTITIS

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 14
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat diagnosis dan penatalaksanaan parotitis

TUJUAN

1.
2.

Mengupayakan penanganan morbili yang tepat


Mencegah komplikasi

KEBIJAKAN

Parotitis merupakan self limited disease sehingga penetalaksanaan hanya


bersifat simptomatis

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Gejala Klinis
1.1. Stadium prodomal, berlangsung 1 - 2 hari dengan gejala panas,
anoreksia, sakit kepala, muntah, nyeri otot,
1.2. Nyeri dan bengkak pada salah satu atau kedua kelenjar parotis
yang nyeri bila ditekan,
1.3. Kadang terjadi trismus dan disfagi.
2. Penatalaksanaan : bersifat suportif dan simptomatis
2.1. Diet makanan lunak/ mudah dicerna, hindari makanan yang bersifat
asam
2.2. Antipiretik/analgetik
2.3. Kompres hangat/dingin untuk mengurangi nyari
3. Bila ada komplikasi rujuk ke rumah sakit.

REFERENSI

Penyakit Infeksi Tropis Pada Anak, hal 75-87, 1992

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
MORBILI

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 15
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah diagnosis morbili dan


penatalaksanaannya.

TUJUAN

1. Mengupayakan penanganan morbili yang tepat .


2. Mencegah komplikasi.

KEBIJAKAN

Morbili merupakan self limiting desease sehingga penanganannya hanya


bersifat simptomatis.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Termometer

PROSEDUR

1. Anamnesis
1.1. Demam tinggi terus menerus (38C atau lebih) disertai batuk pilek,
nyeri menelan, mata merah, silau bila kena cahaya (fotofobia),
sering disertai diare
1.2. Hari ke 4 5 demam timbul ruam (rash) kulit
1.3. Kadang anak mengalami kejang demam
1.4. Adanya sesak napas dan atau dehidrasi
1.5. Adanya kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat
merupakan tanda penyembuhan.
2. Pemeriksaan Fisik
2.1. Stadium prodomal, berlangsung 2 4 hari ditandai demam tinggi
diikuti batuk pilek, faring merah, stomatitis, konjungtivitis. Tanda
patognomonik: timbulnya enentema mukosa pipi di depan molar 3
(= bercak koplik).
2.2. Stadium erupsi, timbulnya ruam makulopapular yang bertahan 5 -6
hari, dimulai dari batas rambut di belakang telinga kemudian
menyebar ke wajah, lehar dan ekstremitas.
2.3. Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam
berangsur-angsur menghilang.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

MORBILI

No Dokumen : PTBPU 15
Mulai berlaku : 02-03 2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

3. Penatalaksanaan:
3.1. Bersifat suportif: pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi
bila perlu.
3.2. Anti piretik/ analgetik.
3.3. Antibiotik bila ada infeksi sekunder.
3.4. Vitamin A dengan dosis sebagai berikut :
1) Umur 0-6 bulan (yang tidak mendapat ASI)
50.000 iu hari l dan 50.000 iu hari ll
2) Umur 6-11 bulan
100.000 iu hari l dan 100.000 iu hari ll
3) Umur 12-59 bulan
200.000 iu hari l dan 200.000 iu hari ll
Bayi berumur < 6 bulan yang mendapat ASI tidak perlu diberikan
vitamin A karena kebutuhan vitamin A sudah terpenuhi melalui ASI.
4. Indikasi rujuk ke rumah sakit:
Morbili dengan komplikasi, dehidrasi, kejang, asupan oral sulit.

REFERENSI

1. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, IDAI, hal 95-98, 2004


2. Petunjuk teknis epidemiologi Depkes RI, 2008

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
OTITIS MEDIA AKUT

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 16
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat diagnosis dan tata laksana otitis media akut.

TUJUAN

Menegakkan diagnosis otitis media akut dan memberikan tata laksana yang
tepat.

KEBIJAKAN

Penanganan yang tepat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih


berat.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Tanda dan gejala


1.1. Demam, nyeri pada telinga dan gelisah.
1.2. Sering disertai batuk pilek.
2. Pemeriksaan
2.1. Membrana timpani tampak kemerahan karena inflamasi dan
menggembung.
2.2. Keluar cairan dari telinga dengan atau tanpa inflamasi pada
membran timpani.
2.3. Pendengaran berkurang pada telinga yang sakit dan rasa penuh di
telinga.
3. Pengobatan
3.1. Antibiotik oral amoksisilin 20-40 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis
dengan alternatif eritromisin 4 kali 40 mg/kgbb/hari.
3.2. Dapat diberikan analgetik-antipiretik : parasetamol 3 kali sehari
10mg/kgbb/kali.

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I hal 79-81, 2001.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

OTITIS MEDIA SUPURATIF


KRONIK

No Dokumen : PTBPU 17
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana otitis media supuratif kronik

TUJUAN

Menegakkan diagnosis otitis media supuratif kronik dan memberikan tata


laksana yang tepat.

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien yang memerlukan penanganan otitis media


supuratif kronik.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Tanda dan gejala


Keluhan otore yang terus menerus selama > 6 minggu atau sering
kambuh, pendengaran berkurang.
2. Pemeriksaan
Peradangan pada telinga tengah disertai discharge yang berbau pada
liang telinga.
3. Pengobatan
3.1. Tetes telinga klorampenikol 3 kali sehari selama 1-2 minggu
( dalam jangka waktu lama bisa ototoksik).
3.2. Diberi antibiotik oral : amoksisilin (20-40 mg/kgbb/hr) atau ampisilin
dengan alternative kloramphenikol selama 7 hari.

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I hal 82-83, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
SINUSITIS

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 18
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana sinusitis

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien sinusitis

KEBIJAKAN

Protap berlaku untuk semua pasien sinusitis

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Sinusitis adalah radang sinus (paranasal) baik akut (< 1 bulan) sub akut
(gejala 1-3 bulan) maupun kronik (>3 bulan)
2. Anamnesis
2.1. Biasanya keluhan batuk kronik berulang, pilek dengan cairan
hidung kuning-hijau.
2.2. Gejala infeksi respiratorik atas tidak sembuh > 7 hari, nyeri kepala,
nyeri di daerah muka menjalar sampai ke geraham atas.
2.3. Kadang pendengaran menurun, penciuman menurun, demam,
nafas/mulut berbau.
3. Pemeriksaan Klinis
3.1. Nyeri tekan di lokasi sinus maksilaris dan frontalis.
3.2. Spatel lidah kadang tampak post nasal drip di dinding belakang
faring.
4. Penatalaksanaan
4.1. Pilihan I : ampisilin/amoksisilin selama 2-3 minggu
4.2. Pilihan II : kotrimoksazol
4.3. Sinusitis sub akut dan kronik :
Amoksisilin/ kotrimoksazol 21 hari, jika curiga kuman anaerobik
berikan metronidazol

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SINUSITIS

No Dokumen : PTBPU 18
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

PROSEDUR

5. Terapi suportif:
untuk mempercepat hilangnya gejala dan mencegah kekambuhan
inhalasi uap hangat dan drainase dengan garam fisiologi dapat
membersihkan sekret yang kering

REFERENSI

SPM IDAI TH.2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
ANEMIA

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 19
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat diagnosis dan terapi anemia terutama anemia


defisiensi besi.

TUJUAN

Menegakkan diagnosis anemia dan melakukan pengobatan dan penyuluhan


untuk pencegahan anemia.

KEBIJAKAN

Pencegahan dan penanganan anemia diharapkan dapat mencegah


menurunnya produktivitas pada orang dewasa dan gangguan tumbuh
kembang pada anak-anak.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

6. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar Hb < 14 gr% dan Ht <
41% pada pria dan Hb < 12 gr% dan Ht lang < 47% pada wanita.
Gejala-gejala umum anemia antara lain cepat lelah, takikardi, palpitasi
dan takipnea pada latihan fisik.
7. Gejala klinis
Gejala umum anemia disertai mukosa bibir, faring, telapak tangan, dasar
kuku dan konjungtiva tampak pucat.
8. Penatalaksanaan:
8.1. Beri fero sulfat 3 x 325 mg oral untuk dewasa dan 3 x
10mg/kgBB/hari pada anak dalam keadaan perut kosong atau
bersama makanan pada pasien yang tidak kuat.
8.2. Penting dilakukan pencegahan untuk menanggulangi anemia
kekurangan besi dengan penyuluhan kesehatan, pemenuhan
kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan, pengobatan infeksi
kronis, dan pemberantasan penyakit cacing.

REFERENSI

1. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 hal 547-548, FKUI, 2001


2. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 hal 493-494, FKUI, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

KECACINGAN
(ENTEROBIASIS)

No Dokumen : PTBPU 20
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat diagnosis dan penatalaksanaan kecacingan

TUJUAN

1. Mengenali gejala kecacingan terutama pada anak


2. Memberikan terapi obat yang rasional

KEBIJAKAN

Semua pasien di identifikasi penyebab kecacingan dan edukasi tentang


pencegahannya

PETUGAS

Dokter, perawat

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Enterobiasis adalah infeksi parasit yang disebabkan Enterobius
Vermicularis . Parasit ini terutama menyerang anak-anak, cacing tumbuh
dan berkembang biak didalam usus.
2. Gejala klinis
2.1. rasa gatal hebat disekitar anus, kulit disekita anus menjadi lecet
atau kasar atau terjadi infeksi.
2.2. Rewel (karena rasa gatal)
2.3. Kurang tidur
2.4. Nafsu makan berkurang dan berat badan turun, rasa gatal atau
iritasi vagina.
3. langkah diagnostik:
3.1. Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus
penderita, setelah 1 sampai 2 jam anak tertidur pada malam hari.
3.2. Telur atau cacingnya bisa di dapat dengan menempelkan selotype
dilipatan kulit disekita anus pada pagi hari sebelum anak terbangun.
Kemudian selotype tersebut di tempelkan pada kaca objek dan
diperiksa dengan mikroskop.
4. Penatalaksanaan
4.1. Pyrantel Pamoat 10 mg/kg BB dosis tunggal, diulang 2 minggu
kemudian
5. Penyuluhan pencegahan
5.1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
5.2. Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku.
5.3. Menghindari penggarukan di daerah anus.

REFERENSI

1. Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas 2007 hal 36-37

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
FARINGITIS AKUT/
TONSILITIS AKUT

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 21
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana faringitis akut/Tosilitis akut

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien faringitis akut/ tonsilitis
akut.

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

PROSEDUR

Tensimeter
Stetoskop
Tongue spatel
Senter
Kassa steril
Termometer

1. Tanda dan Gejala


1.1. Demam, sakit menelan, gatal/kering di tenggorokan, lesu, nyeri
sendi, anoreksia dan otalgia.
2. Pemeriksaan
2.1. Faring hiperemis, tonsil membengkak, hiperemis, terdapat detritus,
atau berupa membran semu, kelenjar submandibula membengkak
dan nyeri tekan.
3. Penatalaksanaan:
3.1. Istirahat cukup, makan cukup, minum air hangat cukup, obat kumur
antiseptik/ air garam.
3.2. Bila demam beri paracetamol 10 mg/kgbb/kali pemberian
3.3. Antibiotik bila ada indikasi berikan penisilin V 30-50 mg/kgbb/hr
dibagi 4 dosis dengan alternatif amoksisilin atau eritromisin.

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, hal 118, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
FARINGITIS AKUT/
TONSILITIS AKUT

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 21
Tanggal terbit : 20-04-2009
No Revisi

: 01

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana faringitis akut/Tosilitis akut

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien faringitis akut/ tonsilitis
akut.

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

7. Tensimeter
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Senter
11. Kassa steril
12. Termometer

PROSEDUR

4. Tanda dan Gejala


4.1. Demam, sakit menelan, gatal/kering di tenggorokan, lesu, nyeri
sendi, anoreksia dan otalgia.
5. Pemeriksaan
5.1. Faring hiperemis, tonsil membengkak, hiperemis, terdapat detritus,
atau berupa membran semu, kelenjar submandibula membengkak
dan nyeri tekan.
6. Penatalaksanaan:
6.1. Istirahat cukup, makan cukup, minum air hangat cukup, obat kumur
antiseptik/ air garam.
6.2. Bila demam beri paracetamol 10 mg/kgbb/kali pemberian
6.3. Antibiotik bila ada indikasi berikan penisilin V 30-50 mg/kgbb/hr
dibagi 4 dosis dengan alternatif amoksisilin atau eritromisin.

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, hal 118, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
KONJUNGTIVITIS

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 26
Tanggal Terbit : 02 02 2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat diagnosis dan tata laksana konjungtivitis.

TUJUAN

Menegakkan diagnosis konjungtivitis dan memberikan tata laksana yang


tepat.

KEBIJAKAN

Semua pasien konjungtivitis berikan antibiotika lokal.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

7. Pengertian
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva dapat
disebabkan oleh bakteri,virus, jamur, parasit, reaksi alergi/bahan kimia
8. Tanda dan gejala
8.1. Mata merah dan berair, tajam penglihatan normal
8.2. Rasa gatal
8.3. Rasa mengganjal seperti ada benda asing di mata,pedih
8.4. Bangun tidur kelopak mata lengket karena discharge yang banyak
8.5. Kelopak mata bengkak.
9. Pemeriksaan
9.1. Konjungtiva hiperemis, lakrimasi, eksudat +
9.2. Pseudoptosis
10. Pengobatan
10.1. Mata dibersihkan sebelum diobati
10.2. Tetes mata kloramphenikol 1 % 2 tetes 3-4 kali atau salep
mata,obat-obat per oral sesuai kausa.

REFERENSI

SPM RS. DR SARDJITO TH. 2000

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
DIARE AKUT

PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr. Septina Ayu Samsiati

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

NIP:198409132010012015

No Dokumen : PTBPU 23
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis diare kronis, penilaian dehidrasi dan tata
laksananya.

TUJUAN

Memberikan penatalaksanaan yang menyeluruh

KEBIJAKAN

Mempertahankan status hidrasi, status nutrisi memperbaiki kerusakan


mukosa. Pada keadaan tertentu memberi anti biotik yang tepat

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Timbangan badan
2. Stetoskop
3. Termometer

PROSEDUR

1.

Definisi
1.1.

Penyakit diare non infeksi yang berlangsung lebih dari 2 minggu.


2.
Faktor Resiko
Umur 1 tahun kehidupan
Status nutrisi kurang
kejadian infeksi sebelumnya
tatalaksana diare akut yang salah
3.
Anamnesis
Diare lebih dari 2 minggu
riwayat penggunaan anti biotik
kemungkunan maabsoprsi : laktosa, lemak, protein (termasuk
protein susu sapi)
4.
Pemeriksaan fisik :
4.1. Tekanan darah
4.2. Tanda dehidrasi : volume urine, warna urine, keadaan umum
4.3. Pemeriksaan berat badan
5.
Pemeriksaan laboratorium : untuk pelacakan kausa yang
mungkin
5.1. Feses rutin
5.2. pH feces
5.3. darah rutin
6.
Tatalaksana :
6.1.
Pemberian oralit sesuai kebutuhan cairan
6.2.
Pemberian medika mentosa hanya atas indikasi (tergantung
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

etiologi)

PROTAP
DIARE AKUT

PUSKESMAS
KALASAN

PROSEDUR

6.3.

6.4.
6.5.

No Dokumen : PTBPU 23
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

Konsultasi gizi : sangat penting, prinsip pemberian adekwat,


mudah di cerna dan diabsorpsi, diberi sedikit-sedikit tetapi
frekuen
menghilangkan faktor resiko
pemberian cairan intravena kalau ada indikasi (rujuk ke rawat
inap)

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

DIARE AKUT

No Dokumen : PTBPU 22
TANGGAL TERBIT: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:3/3

C. Penatalaksanaan
1.
Langkah promotif /preventif
i.
upayakan ASI tetap diberikan
ii.
kebersihan perorangan, lingkungan
iii.
imunisasi campak
iv.
memberikan makanan penyapihan yang benar
v.
penyediaan air minum yang bersih
vi.
selalu memasak makanan yang benar
2.
Langkah kuratif
i.
tidak boleh diberikan obat anti diare
ii.
pemberian cairan: per oral ( cairan rumah tangga, oralit)
a) Pemberian cairan disesuaikan derajat dehidrasi
1) Tanpa dehidrasi : cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya,
oralit diberikan sesuai usia setiap kali BAB atau muntah dengan
dosis:
- kurang dari 1 tahun : 50-100 cc
- 1 5 tahun
: 100-200 cc
- > 5 tahun
: semaunya
2) Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang)
Rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama dilanjutkan
pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umur
seperti diatas tiap kali BAB
3) Dehidrasi berat : rujuk rumah sakit
b) Antibiotik diberikan sesuai hasil pemeriksaan laboratorium (bila ada
indikasi), bila tidak memungkinkan pemeriksaan laboratorium untuk
menentukan penyebab maka adanya darah dalam tinja (bentuk disentri)
bisa dijadikan indikasi pemberian antibiotik
c) Anti parasit bila ada indikasi
d)

REFERENSI

SPM IDAI hal 49-52, 2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
DIARE KRONIS

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 23
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis diare kronis,penilaian dehidrasi dan tata


laksananya.

TUJUAN

Memberikan penatalaksanaan yang menyeluruh

KEBIJAKAN

Mempertahankan status hidrasi, status nutrisi memperbaiki kerusakan


mukosa. Pada keadaan tertentu memberi anti biotik yang tepat.

PETUGAS

Dokter
1. Timbangan badan

PERALATAN

2. Stetoskop
3. Termometer

PROSEDUR

1. Definisi
1.1. Penyakit diare non infeksi yang berlangsung lebih dari 2 minggu.
2. Faktor resiko
2.1. Umur 1 tahun kehidupan
2.2. Status nutrisi kuranfg
2.3. Kejadian infeksi sebelumnya
2.4. tatalaksana diare akut yang salah
3. Anamnesis
3.1. Diare lebih dari 2 minggu
3.2. Riwayat penggunaan anti biotik
3.3. Kemungkinan malabsoprsi : laktosa,lemak,protein ( termasuk
protein susu sapi)
4. Pemeriksaan fisik :
4.1. Tekanan darah
4.2. Tanda dehidrasi : volume urine, warna urine, keadaan umum.
4.3. Pemeriksaan berat badan
5. Pemeriksaan laboratorium : untuk pelacakan kausa yang mungkin.
5.1. Feses rutin
5.2. pH feces
5.3. darah rutin

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

6. Tatalaksana :
6.1. Pemberian oralit sesuai kebutuhan cairan
6.2. Pemberian medika mentosa hanya atas indikasi (tergantung

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

DIARE KRONIS

No Dokumen : PTBPU 23
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

6.3. etiologi)
6.4. Konsultasi gizi : sangat penting, prinsip pemberian adekwat,
mudah dicerna dan diabsorpsi, diberi sedikit-sedikit tetapi frekuen
6.5. Menghilangkan faktor resiko
6.6. Pemberian cairan intravena kalau ada indikasi (rujuk ke rawat
inap)

REFERENSI

Komite Medik RSUP dr Sardjito, Standar Pelayanan Medis RSUP dr


Sardjito, Buku 2, Medika FK UGM, Yogyakarta

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
RHINITIS ALERGI

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 24
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini memuat diagnosis dan penatalaksanaan Rhinitis Alergi.

TUJUAN

Memberikan terapi yang rasional

KEBIJAKAN

Cari faktor pencetus untuk mencegah keluhan berulang

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

PROSEDUR

Stetoskop
Tensimeter
1. Anamnesis
3. Riwayat atopi dalam keluarga
4. rasa gatal di hidung dan mata
5. bersin, sekresi hidung (beringus), hidung tersumbat.
6. Bernafas melalui mulut pada malam hari sehingga dapat
menimbulkan gejala tenggorokan kering, mendengkur, gangguan
tidur.
7. Kadang disertai suara sengau, gangguan penciuman dan
pengecapan.
8. Biasanya dicetuskan oleh alergen seperti debu rumah, binatang
peliharaan, tumbuhan, obat-obatan, panas atau dingin.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Pada kasus kronik sering dijumpai warna gelap dan bengkak di
bawah mata.
2. alergic salute: sering menggosokkan hidung karena rasa gatal.
E. Penatalaksanaan
1. Hindari faktor pencetus/ alergen
2. Antihistamin oral: CTM 0,01 mg/kg BB.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

REFERENSI

SPM IDAI, hal 21-24, 2004

PROTAP
BRONKHITIS AKUT

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 25
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana bronkhitis akut

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien bronkhitis akut

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Gejala Klinis
3. demam (jarang tinggi)
4. batuk mula mula non produktif kemudian jadi berdahak, kadang
purulen, batuk kadang disertai muntah
5. bila batuknya berat biasanya disertai nyeri dada
6. ada gejala rhinitis
7. ronkhi basah basal tanda khas radang di bronkus, bila lender
banyak dan tidak terlalu lengket terdengar ronki basah kasar
F. Penatalaksanaan:
1. Selama demam beri parasetamol 10 mg/kgbb/x.
2. Dekstrometorpan Hbr 1 mg/kgbb/hr dibagi 3 dosis (bila batuk
kering).
3. Ekspectoran :GG bila batuk berdahak
4. Antibiotic diberikan bila lebih dari 4 hari demam dengan
amoksisilin atau eritromisin.

REFERENSI

SPM RS DR. Sardjito Th. 2000

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
KONJUNGTIVITIS

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 26
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat diagnosis dan tata laksana konjungtivitis.

TUJUAN

Menegakkan diagnosis konjungtivitis dan memberikan tata laksana yang


tepat.

KEBIJAKAN

Semua pasien konjungtivitis berikan antibiotika lokal.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva dapat
disebabkan oleh bakteri,virus, jamur, parasit, reaksi alergi/bahan kimia
G. Tanda dan gejala
1. Mata merah dan berair, tajam penglihatan normal
2. Rasa gatal
3. Rasa mengganjal seperti ada benda asing di mata,pedih
4. Bangun tidur kelopak mata lengket karena discharge yang
banyak
5. Kelopak mata bengkak.
H. Pemeriksaan
1. Konjungtiva hiperemis, lakrimasi, eksudat +
2. Pseudoptosis
I. Pengobatan
1. Mata dibersihkan sebelum diobati
2. Tetes mata kloramphenikol 1 % 2 tetes 3-4 kali atau salep
mata,obat-obat per oral sesuai kausa.

REFERENSI

SPM RS. DR SARDJITO TH. 2000

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
HORDEOLUM

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 27
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana hordeolum

TUJUAN

Menegakkan diagnosis hordeolum dan memberikan tata laksana yang tepat

KEBIJAKAN

Semua pasien hordeolum berikan antibiotika lokal.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Tanda dan gejala


3. Penderita merasa seperti ada benda asing yang mengganjal di
kelopak mata
4. Benjolan berwarna merah di kelopak mata.
J. Pemeriksaan
1. Pembengkakan berwarna merah di kelopak mata.
2. Nyeri tekan
3. Bisa ada pus di dalam lumen kelenjar (abses) ke geraham atas.
K. Penatalaksanaan
Kompres air hangat 10-15 menit 3-4 kali sehari kemudian diberikan
kloramphenikol tetes mata atau salep tiap 3 jam

REFERENSI

SPM RS. Dr Sardjito Th. 2000

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 28

PROTAP

Tanggal terbit: 02-03-2009

HIPERTENSI

PUSKESMAS
KALASAN

No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup tanda dan gejala, klasifikasi tekanan darah dan tata
laksananya.

TUJUAN

Menentukan klasifikasi tekanan darah dan memberikan tata laksana yang


tepat pada penderita hipertensi.

KEBIJAKAN

1. Hipertensi ditegakkan setelah 2 kali atau lebih pengukuran.


2. Pemberian obat anti hipertensi dimulai dari dosis minimal.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Diagnosis hipertensi hanya dapat ditetapkan setelah 2 kali atau lebih
pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali ada kenaikan
tekanan darah atau gejala klinis. Pengukuran darah dilakukan pada
posisi duduk standar setelah beristirahat 5 menit.
L. Tanda dan gejala:
1. Peninggian tekanan darah kadang satu-satunya gejala.
2.
Sakit kepala, rasa berat ditengkuk, telinga berdengung, sukar
tidur
3.
Epistaksis.
4.
Riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
M. Pemeriksaan Penunjang:
Untuk menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko: urin rutin,
GDN, kolesterol, dan asam urat.
N. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII:
TD sistolik
(mmHg)
Normal
< 120
Pre hipertensi
120-139
Hipertensi stage 1 140-159
Hipertensi stage 2
160
Klasifikasi

dan
atau
atau
atau

TD diastolic
(mmHg)
< 80
80-89
90-99
100

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

HIPERTENSI

No Dokumen : PTBPU 28
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

PROSEDUR

O. Penatalaksanaan:
1. Modifikasi gaya hidup (diet rendah garam, mengurangi makanan
lemak, menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol,
mengendalikan berat badan, meningkatkan aktifitas fisik) dengan
target tekanan darah < 140/90 mmHg atau < 130/80 pada pasien
DM atau penyakit ginjal kronis. Bila target tidak tercapai maka
berikan obat inisial.
2. Pada hipertensi stage 1: HCT 12.5-25 mg / hari, pertimbangkan
pemberian ACE inhibitor (kaptopril), kalsium inhibitor (nifedipin).
3. Pada hipertensi stage 2; diberikan kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretic tiazid dan ACE inhibitor atau penghambat
kalsium.
4. Pada USILA termasuk penderita hipertensi sistolik terisolasi berikan
diuretik dimulai dosis 12.5 mg/hr.
5. Pada kehamilan berikan antagonis kalsium (nifedipin), tidak boleh
diberikan ACE inhibitor dan antagonis reseptor AII.
6. Pada obesitas dengan modifikasi gaya hidup yang intensif + ACE
inhibitor, alternative dengan kalsium inhibitor.

REFERENSI

Panduan Pelayanan Medik, PAPDI,hal 168-170 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
DIABETES MELITUS (DM)

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 29
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/3

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan penatalaksanaan DM.

TUJUAN

Memberikan penatalaksanaan yang menyeluruh.

KEBIJAKAN

Tiap bulan perlu diperiksa GDN, GD2jpp dan urin rutin.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN
PROSEDUR

1.

Tensimeter

2.Stetoskop
1. Anamnesis:
7. Keluhan khas : poliuria,polidipsi,polifagi, penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
8. Keluhan tidak khas DM: lemah, kesemutan, gatal, penglihatan
kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulva.
P. Faktor resiko DM tipe 2:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Usia > 45 tahun


Berat badan > 110% BB ideal/ IMT > 23 kg/m2
Hipertensi (TD140/90 mmHg)
Riwayat DM dalam garis keturunan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat/ BB lahir bayi >
4 kg
Riwayat DM gestational
Riwayat toleransi glukosa terganggu/ glukosa darah puasa
terganggu.
Penderita penyakit jantung koroner, TBC, hipertiroidisme.
Cholesterol HDL 35 mg/dl

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

DIABETES MELITUS (DM)

No Dokumen : PTBPU 29
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/3

Q. Pemeriksaan fisik:
1. TB, BB, tekanan darah
2. Keadaan kaki ( termasuk rabaan nadi kaki) , kulit dan kuku
R. Kriteria diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa:
1. GDS (plasma vena) > 200 mg/dl atau
2. GDN (plasma vena) > 126 mg/dl atau
S. Pemeriksaan penunjang :
1. Hb, AL, KED, GDN, GD2jpp, urin rutin, cholesterol
T. Penatalaksanaan:
1. Edukasi : tentang penyakit DM, perlunya pengendalian dan
pemantauan DM, penyulit DM , intervensi farmakologis.
2. Perencanaan diet: mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal, diet dengan komposisi seimbang (bila perlu rujuk ke poli gizi)
3. Latihan jasmani: olahraga teratur dan disesuaikan kondisi
4. Intervensi farmakologis
5. Jika diet sesuai aturan dan olah raga dengan baik selama 1-6 bulan
tapi diabetesnya belum terkontrol, maka penderita ditambahkan
obat antidiabetik:
1) Glibenklamid dosis awal 2.5 mg sampai maks. 15 mg/hr atau
2) Bila dengan OAD glibenklamid tidak terkendali, lakukan evaluasi
diet dan olah raga, bila tetap tak ada perbaikan rujuk ke rumah
sakit.
6. Kunjungan ulang dilakukan tiap bulan diperiksa GDN dan GD2jpp,
urin rutin dan tiap tahun periksa kolesterol, dan urinalisa (bila
diperlukan)
U. Indikasi ke rumah sakit:
1. Bila kadar gula darah sangat tinggi (>350 mg/dl) dengan gejala
mencolok.
2. Timbul komplikasi berat (koma diabetic, koma hipoglikemia,
gangren, gagal ginjal).

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 29

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

DIABETES MELITUS (DM)

No Revisi

: 00

Halaman

:3/3

V. Kriteria pengendalian DM:

Unsur Pemeriksaan

Baik

Sedang

Buruk

GDN (mg/dl)

72 - 108

109 - 125

126

GD2jpp (mg/dl)

72 - 140

141 - 179

180

Kolesterol total
(mg/dl)

< 200

200 - 239

240

< 130/80

130 - 140
80 - 90

> 140/ 90

Tek. Darah (mmHg)

REFERENSI

Tanggal terbit: 02-03-2009

Panduan Pelayanan Medik, PAPDI,hal 9-14, 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 30

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

Tanggal terbit: 02-03-2009

INFEKSI SALURAN KEMIH

No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih.

TUJUAN

Penatalaksanaan ISK yang tepat dapat mencegah timbulnya infeksi asenden.

KEBIJAKAN

Semua pasien dengan keluhan gengguan miksi dengan atau tanpa nyeri pinggang
dilakukan pemeriksaan urin.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

3. Stetoskop
4. Tensimeter

PROSEDUR

1. Langkah diagnosis
1.
Anamnesis
1) Neonatus2 bulan
2) Bayi
3) Anak besar

2.

: demam, apatis, BB tidak naik, muntah, mencret,


anoreksia, ikterik, problem minum, sianosis.
: demam, BB sulit naik, anoreksia.
: sakit untuk miksi, frekuensi miksi meningkat, nyeri
perut/pinggang, mengompol, polakisuria atau urin
yang berbau menyengat.

Pemeriksaan klinis :
Demam, nyeri ketok sudut kosto-vertebral, nyeri tekan supra simfisis, kelainan
genitalia eksterna ( fimosis, sinekia vulva, hipospadia, epispadia).

3.

Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan urinalisis : proteinuria
2) Leukosituria (AL> 5/lpb)
3) Hematuria (eritrosit > 5/lpb

PROTAP

No Dokumen : PTBPU 30

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

Tanggal terbit: 02-03-2009

INFEKSI SALURAN KEMIH


PUSKESMAS
KALASAN

No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

PROSEDUR

W. Penatalaksanaan
1. Untuk eradikasi infeksi akut selama 7-10 hari
1) Amoksisillin 20-40 mg/kgbb/hr atau
2) Ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr atau
3) Kotrimoksazol 120-150 mg/kgbb/hr
4) Cairan cukup
5) Perawatan hiegene perineum peri uretra
6) Pencegahan konstipasi
2. Dalam 2x24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai, biasanya
gejala infeksi saluran kemih hilang. Bila belum berkurang, ganti
antibiotik.

REFERENSI

SPM IDAI hal 176-180, 2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
DISPEPSIA

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 31
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan penanganan dispepsia fungsional

TUJUAN

Memberikan tata laksana sesuai pengobatan rasional

KEBIJAKAN

Selain pengobatan simtomatik perlu juga diberikan psikoterapi

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoscope

PROSEDUR

1. Definisi
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala yang terdiri dari rasa
tidak enak/ sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. Pengertian dispepsia terbagi menjadi 2 yaitu:
3. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebab
4. Dispepsia nonorganik atau fungsional, bila tidak jelas
penyebabnya
X. Diagnosis dispepsia fungsional
1. Rasa sakit dan tidak enak di ulu hati
2. Perih, mual, kembung, cepat kenyang, muntah, sering
bersendawa
3. Keluhan dirasakan terutama berhubungan/ dicetuskan dengan
adanya stres
4. Berlangsung lama dan sering kambuh
5. Sering disertai gejala-gejala anxietas dan depresi
Y. Penatalaksanaan
1. Simtomatik diberikan antasida, obat-obatan penghambat H2
seperti simetidin, ranitidin
2. Psikoterapi suportif dan perilaku

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

DISPEPSIA

No Dokumen : PTBPU 31
Mulai berlaku : 02-02 2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

PROSEDUR

Z. Diagnosis banding
1. Dispepsia oleh sebab organik misalnya ulkus peptikum,gastritis
erosif, dan sebagainya
2. Gangguan pada sistem hepato bilier
3. Dispepsia yang disebabkan penyakit kronik lain misalnya gagal
ginjal, diabetes melitus dan sebagainya

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran, hal 488-491, FKUI, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
GASTRITIS

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 32
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana gastritis.

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien gastritis.

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien gastritis.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

REFERENSI

1. Tanda dan Gejala


4. Nyeri/perih di daerah ulu hati
5. Kembung/ rasa penuh di perut
6. Mual dan atau muntah
AA.

Pemeriksaan
1. Nyeri tekan epigastrium

BB.

Penatalaksanaan:
1. Antasid 1 tablet 3- 4 kali sehari, diminum di antara waktu makan.
Penderita dengan tanda perdarahan (hematemesis atau melena)
harus dirujuk ke rumah sakit, karena mungkin terjadi perdarahan
pada tukak lambung atau perforasi.
2. Beri nasihat: makan secara teratur , makan porsi kecil tapi sering,
menghindari makanan dengan rasa yang
merangsang,
menghindari stres.

Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, hal 492-493, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
MIGREN

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 33
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis migren dan penatalaksanaannya.

TUJUAN

Diagnosis migren berdasarkan gambaran klinis.

KEBIJAKAN

Mengetahui faktor pencetus agar keluhan migren dapat berkurang/ diatasi.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

CC.

Pengertian

Migren adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan


nyeri yang berlangsung 4 72 jam, biasanya sesisi, intensitas nyeri
sedang sampai berat, diperhebat oleh aktivitas fisik rutin. Migren dapat
terjadi pada anak-anak dengan lokasi nyeri lebih sering bifrontal.
DD.

Gambaran Klinis
1. Nyeri kepala berdenyut biasanya unilateral tetapi dapat bilateral
atau ganti sisi
2. Kadang disertai mual, muntah, fotofobia dan atau fonofobia,
wajah pucat, vertigo, tinitus, iritabel..

EE. Penatalaksanaan
Secara umum tatalaksana berupa:
1. Saat serangan beri terapi simtomatik parasetamol.
2. Bila faktor pencetus dikenali maka harus dihindari.

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 hal 35-38, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

FLU BURUNG

No Dokumen : PTBPU 34
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis dan penatalaksanaan flu burung.

TUJUAN

Memberikan tatalaksana/penanganan flu burung.

KEBIJAKAN

Pengobatan flu burung ditujukan untuk mengatasi gejala dan mencegah


komplikasi..

PETUGAS

Dokter, perawat

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus yang pada umumnya
menyerang unggas dan dapat juga menular dari unggas ke manusia.
FF.Anamnesis
1. Demam tinggi diatas 38 C
2. Batuk,nyeri tenggorokan, pilek, sesak nafas.
3. Lemas,sakit kepala.
4. Muntah, diare, nyeri perut.
GG. Gejala klinis :
Seperti flu biasa yang dirtandai dengan batuk, pilek, nyeri tenggoroka
sesak nafas. Demam tinggi disertai satu atau lebih dari pajanan dibawah
ini dalam 7 hari sebelum timbulnya gejala, yaitu :
1. Kontak erat (dalam jarak 1 meter) seperti merawat, berbicara
atau bersentuhan pasien tersangka, probabel atau kasus H5N1
yang sudah terkonfirmasi.
2. Terpajan (misalnya memegang, menyembelih, mencabuti bulu,
memotong, mempersiapkan untuk konsumsi) dengan ternak
ayam, unggas liar, bangakai unggas atau dengan lingkungan
yang tercemar leh kotoran unggas itu dalam wilayah dimana
infeksi dengan H5N1 pada hewan atau manusia telah dicurigai
atau dikonfirmasi dalam 1 bulan terakhir.
3. Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak
dengan sempurna di wilayah yang dicurigai atau dipastikan
terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1 dalam satu
bulan terakhir.
4. Kontak erat dengan binatang lain (selain ternak unggas atau
unggas lain), misalnya kucing atau babi yang telah dikonfirmasi
terinfeksi H5N1.
5. Memegang/menangani sampel (hewan/manusia) yang dicurigai.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
FLU BURUNG

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 34
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

: 2/ 2

6. mengandung virus H5N1 dalam suatu laboratorium atau tempat


lainnya.
7. Ditemukan Leukopenia.
HH.

REFERENSI

Penatalaksanaan
1. Tersangka flu burung diberikan Oseltamivir 75mg, 2 X sehari,
dosis anak sesuai berat badan ( usia > 1 tahun : 2 mg per kg BB)
2. Dirujuk ke rumah sakir rujukan flu burung.

Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas, Dep Kes RI 2007 hal 67-69

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
OSTEOARTRITIS

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 35
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana osteoartritis

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien osteoartritis


1.KIE tentang osteoertritis penting untuk mencegah kekambuhan

KEBIJAKAN

2.Pengobatan hanya untuk mengurangi proses inflamasi, bukan untuk


menyembuhkan

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Merupakan kerusakan tulang rawan sendi (degeneratif) berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.
II. Gejala
1. Nyeri sendi yang terkena t.u untuk gerak timbul perlahan mulamula rasa kaku kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang
dengan istirahat
2. Hambatan gerak sendi dan kaku pagi hari
3. Pembesaran sendi
4. Perubahan gaya jalan
JJ. Penatalaksanaan:
1. Paracetamol dosis 1,5-3 g/hr atau ibuprofen 3x400 mg/hr.
2. Istirahatkan sendi yang sakit.
3. Diet gizi seimbang dengan mengurangi berat badan.

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, hal 535-536, 2001

PROTAP

No Dokumen : PTBPU 36

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

Tanggal terbit: 02-03-2009

RHEUMATOID ARTHRITIS
PUSKESMAS
KALASAN

No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


menangani rheumatoid arthritis

TUJUAN

Penatalaksaan rheumatoid arthritis yang tepat dapat mengurangi keluhan


dan mempertahankan kualitas hidup penderita

KEBIJAKAN

1. KIE tentang rheumatoid arthritis penting untuk mencegah kekambuhan


2. Pengobatan hanya untuk mengurangi proses inflamasi, bukan untuk
menyembuhkan

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoscope

PROSEDUR

1. Pengertian
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit inflamsi sistemik kronik yang
terutama mengenai sendi diartrodial. Termasuk penyakit autoimun
dengan etiologi yang tidak diketahui.
KK.

Diagnosis
1. Kriteria Diagnosis:
i.
kaku pagi, sekurangnya 1 jam
ii.
arthritis pada sekurangnya 3 sendi
iii.
arthritis pada sendi pergelangan tangan, metacarpophalanx
(MCP) dan Proximal Interphalanx (PIP)
iv.
arhtritis yang simetris
v.
nodul rheumatoid
vi.
faktor reumatoid serum positif
vii.
gambaran radiologik yang spesifik
2. Untuk diagnosis RA diperlukan 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria
2.1.1 2.1.4 harus diderita minimal selama 6 minggu.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

RHEUMATOID ARTHRITIS

No Dokumen : PTBPU 36
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

PROSEDUR

LL. Terapi
1. penyuluhan tentang penyakitnya dan ketaatan berobat dalam
jangka waktu lama
2. ibuprofen 3x 400 mg/hr

REFERENSI

Pedoman Diagnosis danTerapi di Bidang Penyakit Dalam, FKUI, hal 243244, 1999.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
URTIKARIA

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 37
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis dan penatalaksanaan urtikaria.

TUJUAN

1. Memberikan terapi obat yang rasional.


2. Mengidentifikasi pencetus dan menghindarinya.

KEBIJAKAN

Semua pasien urtikaria diidentifikasi faktor pencetusnya

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Urtikaria merupakan ruam kulit yang timbul berupa edema kulit
superficial (maculopapular, bentol) berbatas tegas, berwarna memutih
bila ditekan dan terasa gatal.
MM.

Urtikaria dibagi dua:


1. Urtikaria akut: berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari
(< 6 minggu)
2. Urtikaria kronis: berlansung lebih dari 6 minggu bisa sampai
beberapa tahun

NN.

Langkah Diagnostik
1. Anamnesis
Dari anamnesis bisa dicari pencetusnya seperti:
i.
Makanan (perhatikan riwayat hubungan antara setiap
makanan dengan timbulnya urtikaria), yang perlu dicurigai :
ikan, udang, kepiting, telur, jamur, bahan pengawet, pewarna
ragi
ii.
Obat, seperti penicillin, aspirin dll
iii.
Inhalan (tepung sari,bulu ,debu),vaksin, serum
iv.
Sengatan binatang/tungau debu (pada karpet,sofa,kasur
kapuk,tirai,boneka dll), binatang peliharaan, tumbuhan
v.
Tekanan/kontak pada tempat-tempat yang tertekan : ikat
pinggang, gelang,jam tangan dll)
vi.
Fisik : dingin, panas, sinar
vii.
Kolinergik (dapat dicetus dengan olahraga hingga
berkeringat)

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
URTIKARIA

PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

OO.

No Dokumen : PTBPU 37
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

Pemeriksaan klinis
1. Erupsi kulit berbatas tegas dan gatal
2. Bidur (ruam kulit edema superficial)
3. Memutih bila erupsi kulit ditekan

PP.Penatalaksanaan:
1. Mengidentifikasi pencetus dan menghindari faktor pencetus
2. Menghilangkan gejala :
i.
Daerah urtikaria dihangatkan
ii.
Bedak anti pruritus mengandung mentol, kamfer
iii.
Medikomentosa : CTM 0,35 mg/kgbb/hr
iv.
Kortikosteroid diberikan bila diduga reaksi yang terjadi
adalah reaksi alergi fase lambat (misal bila tidak berespon
terhadap antihistamin)
QQ. Monitoring :
Penyuluhan untuk menghindari allergen (suhu lingkungan harus optimal,
pakaian jangan terlalu ketat, baju harus bersih, nutrisi seimbang
pengganti diet makanan hiperalergenik, kuku harus bersih untuk
menghindari infeksi sekunder akibat garukan).

REFERENSI

SPM IDAI, hal 7-9, 2010

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
DERMATOMIKOSIS

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 38
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana dermatomikosis.

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien dermatomikosis.

KEBIJAKAN

Hygiene penting untuk mempercepat penyembuhan.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

REFERENSI

1. Tanda dan Gejala


1. Plak atau bercak kemerahan.
2. Gatal terutama saat berkeringat.
RR.

Pemeriksaan
1. Terasa gatal terutama saat berkeringat
2. Ada lesi berupa lingkaran, batas tegas, tepi meninggi yang terdiri
dari papul-papul, berskuama, sedikit eritematous, bagian tengah
halus
3. Lesi-lesi dapat bergabung disebut polisiklik
4. Sesuai lokasinya : tinea kapitis, tinea korporis, tinea kruris, tinea
pedis,tinea manum, tinea unguinumMenurunkan demam dengan
paracetamol 10 mg/kg/bb/x tiap 4-6 jam atau ibuprofen 5-10
mg/kgbb/hr tiap 4-6 jam

SS.

Penatalaksanaan:
1. Pengobatan topical : salep antifungi DOEN.
2. Pengobatan sistemik: griseofulvin 4 tablet 125 mg (500mg) sekali
sehari.
3. Beri nasihat: mandi min. 2 kali/ hr dan jaga kebersihan badan.

SPM RS Dr. Sardjito th. 2000

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
SKABIES

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 39
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana Skabies

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien Skabies

KEBIJAKAN

Hygiene penting untuk memutuskan rantai penularan dan mempercepat


proses penyembuhan

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Tanda dan Gejala


4. Gatal pada sela jari terutama malam hari
TT.Pemeriksaan
1. Pada daerah predileksi misalnya sela jari tangan terdapat vesikel
maupun pustule. Pada anak erupsi dapat terjadi di seluruh tubuh,
sedangkan pada Usila erupsi lebih banyak ditemukan didaerah
tertutup (pinggang, lipat paha, sekitar anus), kelainan ini sering
disertai infeksi sekunder
UU.

REFERENSI

Penatalaksanaan:
1. Oleskan salep 2-4
2. Beri nasihat: rantai penularan diputus
kebersihan diri maupun lingkungan.

dengan

menjaga

SPM RS Dr. Sardjito th. 2000

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
DERMATITIS KONTAK
ALERGI/IRITAN

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 40
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana dermatitis kontak alergi

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien dermatitis kontak alergi

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Dermatitis akibat alergi terhadap bahan kontaktan yang bersifat allergen.
VV.

Diagnosis
1. Anamnesis: pernah kontak dengan bahan kontaktan, setiap kali
kontak dengan bahan kontaktan timbul reaksi dermatitis.
2. Pemeriksaan : dermatitis/ bekas dermatitis pada tempat yang
sering kontak dengan bahan allergen , gatal, bagian tepi
dermatitis batasnya tidak tegas mungkin terdapat lesi satelit.

WW. Penatalaksanaan
1. Hentikan kontak dengan bahan allergen (logam, kosmetik, jam
tangan, perhiasan, dll)
2. Pada dermatitis ringan :
dewasa beri CTM 3x4mg/hr
: anak beri 1-2 mg 3 kali sehari untuk BB>
10 kg.
: beri juga hidrocortison krim 1%

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 hal 87-89, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PIODERMA

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 41
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana pioderma.

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien pioderma.

KEBIJAKAN

Hygiene penting untuk mempercepat penyembuhan.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Tanda dan Gejala


3. Lepuh-lepuh bernanah (impetigo) yang dapat menjadi koreng.
4. Bintil-bintil bernanah (furunkel) banyak ditemukan di ketiak atau
pantat. Kelainan ini dapat juga berbentuk abses.
XX.

Pemeriksaan
1. Terdapat lepuh-lepuh bernanah.
2. Furunkel dapat membentuk nodul bernanah atau abses.

YY.Penatalaksanaan
1. Jaga kebersihan kulit
2. Mandi dengan air dan sabun
3. Kompres dengan rivanol 0.1% 2 kali sehari setelah mandi atau
bila terjadi abses, bila bisul belum pecah kompres air hangat 3-4
kali sehari
4. Bila lepuh atau furunkel banyak beri antibiotic min. 5 hari:
i.
Pilihan I:
- Penisilin V dewasa 4x500 mg/hr
- Anak 25-50 mg/kgbb/hr dibagi 4 dosis
ii.
Pilihan II:
- Eritromisin dewasa 4x 500mg/hr
- Anak 30-50 mg/kgbb/hr dibagi 4 dosis

REFERENSI

Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, hal 76-77, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
DERMATITIS ATOPIK

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 42
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana dermatitis atopik

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien dermatitis atopik

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Dermatitis pada orang atopi sebagai konsekuensi dari keadaan atopiny,
yang bersifat bawaan, dapat menurun, kumat-kumatan, pruritus dengan
gambaran yang khas pada usia tertentu
ZZ.

Anamnesis
1. Penyakit di mulai sejak dini
2. Ada keluarga yang berpenyakit atopik (asma, rhinitis alergika,
eksema atopik)
3. Sering gatal atau terus menerus sekalipun tidak ada lesi kulit
4. Kumat-kumatn berupa dermatitis pada tempat-tempat predileksi
5. Peka terhadap hal tertentu ( cuaca, emosi, keringat, makanan
tertentu, wol dll)

AAA. Pemeriksaan Fisik


1. terdapat tanda- tanda dermatitis atopik:
i.
Pada bayi: dermatitis akut/subakut pada pipi,ekstremitas
ekstensor, simetris, kepala
ii.
Pada anak-anak; dermatitis kronik t.u pada lipatan-lipatan
siku, lutut, ketiak, simetris, gatal
iii.
Pada dewasa: seperti pada anak-anak dapat meluas sampai
di tempat lain : ekstremitas dll bahkan dapat samapi seluruh
tubuh, bisa ada likenifikasi.
2. Terdapat skarifikasi akibat garukan
3. Terdapat tanda atopik : kulit kering, hiperlinearis palmaris, fisura
periaurikular, iktiosis, keratokonus

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

DERMATITIS ATOPIK

No Dokumen : PTBPU 42
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

PROSEDUR

BBB. Penatalaksanaan
1. Hindari bahan yang mengiritasi, hindari stress, hindari garukan
kulit
2. Untuk lesi akut membasah kompres dengan PK selama 15-30
menit 4 kali sehari dan bila sudah mongering beri pelembab kulit
3. Berikan hidrokortison krim 1%
4. Antihistamin :CTM 1-4 mg/hr 3 kali sehari
5. Prednison diberikan untuk yang kronis khusus dewasa
6. Antibiotik bila ada infeksi sekunder: ampicillin atau eritromisin

REFERENSI

SPM RS DR. Sardjito, 2000

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
MALARIA

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PT BPU 43
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana Malaria

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien Malaria

KEBIJAKAN
PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

CCC. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh
satu atau lebih spesies plasmodium, ditandai dengan panas tinggi
bersifat intermitten, anemia, hepato-splenomegali. Masa inkubasi 9-30
hari.
DDD. Tipe malaria
1. Plasmodim falciparum menyebabkan malaria Tropicana
2. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana
3. Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale
4. Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana
EEE. Langkah Diagnosis
1. Anamnesis
i.
Adanya riwayat berasal dari daerah endemis malaria
ii.
Adanya riwayat pergi ke daerah asal malaria
iii.
Riwayat demam paroksisme disertai lemah, nyeri kepala,
mual, muntah mialgia, athralgia, nyeri perut (biasanya pada
infeksi tunggal)
iv.
Demam tanpa interval biasanya pada infeksi majemuk.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

MALARIA

No Dokumen : PT BPU 43
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

2. Pemeriksaan Klinis
i.
Pada malaria ringan bisa dijumpai anemia, muntah, diare,
ikterik, hepatomegali.
ii.
Malaria berat adalah malaria falcifarum disertai 1 atau lebih
kelainan berikut:
a. hiperparasitemia, bila > 5% eritrosit dihinggapi parasit
b. malaria serebral dengan kesadaran menurun
c. anemia berat, Hb < 7,1 gr/dl
d. perdarahan/ DIC
e. ikterik, bilirubin serum > 50 g/dl
f. hipoglikemia, kadang akibat obat kuinin
g. gagal ginjal, kreatinin serum > 3 g/dl, diuresis < 400
ml/24 jam
h. hiperpireksia
i. edema paru
j. syok,hipotensi, gangguan asam basa
3. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan apusan darah tepi tebal untuk cek ada tidaknya
plasmodium, apusan darah tipis untuk cek identifikasi spesies
plasmodium/tingkat parasitemia
FFF. Komplikasi yang Bisa Terjadi:
1. Malaria palciparum
: malaria serebral, black water fever, syok
2. Malaria malariae
: sidrom nefrotik.
GGG. Penatalaksanaan
1. Rujuk ke RS

REFERENSI

SPM RS DR. Sardjito, 2000

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

HEMORRHOID

No Dokumen : PT BPU 44
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan dan terapi pada pasien Hemorrhoid

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien Hemorrhoid

KEBIJAKAN

Berlaku pada semua pasien Hemorrhoid

PETUGAS

Dokter , Perwat

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop

PROSEDUR

1. Pengertian
Hemorrhoid adalah pembesaran vena (varises) dari fleksus venosis
Hemorrhoid
Ada 2 macam yaitu Hemorrhoid interna dan Hemorrhoid eksterna
2. Patofisiologis
2.1. Hipertensi sistem fortal
2.2. Idiopatik
2.2.1.
Faktor keturunan
2.2.2.
Faktor konstipasi kronis/obstipasi
2.2.3.
Diet rendah serat
2.2.4.
Penurunan tonus sphineter
3. Manifestasi klinis
3.1. Perdarahan per anus waktu berak yang berupa darah merah segar
yang menetes atau mengucur tanpa rasa nyeri
3.2. rasa nyeri dapat terjadi pada Hemorrhoid yang mengalami infeksi
3.3. Benjolan pada anus yang menetap pada Hemorrhoid eksterna
3.4. Benjolan yang berupa prolaps mukosa pada Hemorrhoid interna
sesuai dengan gradasinya yaitu :
3.4.1.
Derajad I : tidak mengalami prolaps
3.4.2.
Derajad II : Waktu berak benjolan keluar (prolaps) dan
waktu selesai berak masuk sendiri
3.4.3.
Derajad III : Benjolan yang keluar waktu berak tidak
masuk sendiri tanpa di dorong dengan jari
3.4.4.
Derajad IV : Benjolan mengalami inkarserasi, tidak dapat
didorong masuk kedalam anus

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

HEMORRHOID

No Dokumen : PT BPU 44
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

3.5. Anemia Hemorrhoid yang mengalami perdarahan kronis


PROSEDUR

4. Penatalaksanaan
4.1. Hemorrhoid eksterna dirujuk ke Rumah Sakit atau spesialis bedah
4.2. Hemorrhoid Interna
4.2.1. Dengan derajad I dan II konservatif dengan diet berserat
dengan laksansia ringan, hilangan faktor penyebab
obstipasi dengan

Banyak makan makanan berserat ( buah-buahan)

Banyak minum

Mengurangi daging

Bila ada infeksi berikan antibiotik oral

Bila nyeri terus menerus berikan suppositoria atau


salep rektal
4.2.2.

REFERENSI

Derajad III dan IV operatif ( dirujuk ke rumah sakit atau


spesialis bedah)

Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, 2001

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PEMERIKSAAN KIUR DOKTER

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PT BPU 45
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah bagaimana seseorang mendapatkan


surat keterangan sehat dari dokter.

TUJUAN

Semua pasien yang membutuhkan surat keterangan sehat harus dilakukan


pemeriksaan fisik.

KEBIJAKAN

Surat keterangan sehat diberikan kepada seseorang/pasien sesuai hasil


pemeriksaan fisik,dan bila diperlukan termasuk hasil tes buta warna.

PETUGAS

Dokter

PERALATAN

1.
2.
3.
4.

Timbangan badan
Pengukur tinggi badan
Tensimeter
Stetoskop
5. Kartu Ischihara

PROSEDUR
1. Menanyakan kepada pasien maksud mencari surat keterangan sehat
HHH. Melakukan pengukuran tinggi badan,berat badan, tekanan darah
III. Melakukan pemeriksaan fisik
JJJ. Bila golongan darah belum diketahui, sarankan pasien untuk periksa
golongan darah di laboratorium
KKK. Bila pasien tidak tahu golongan darahnya tapi tidak mau periksa
laboratorium, di surat keterangan sehat isian golongan darah dibei tanda
coret
LLL. Bila memerlukan tambahan tes buta warna lakukan tes buta warna
menggunakan kartu Ischihara
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

MMM. Tulis kesimpulan hasil pemeriksaan fisik dan atau buta warna
NNN. Bila ada catatan khusus misal: cacat fisik, tuna netra, tuliskan
dibawah tulisan BB, TB, TD, Golongan darah
OOO. Tanda tangani surat keterangan sehat
PPP. Surat keterangan sehat dimintakan stempel diruang pendaftaran

REFERENSI

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

PENUTUPAN PELAYANAN BP
UMUM

No Dokumen : PTBPU 05
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur sistem penutupan pelayanan pasien di BP umum

TUJUAN

Menutup pelayanan BP Umum dengan pencatatan secara baik dan lengkap

KEBIJAKAN

Semua pasien yang dilayani di BP Umum tercatat di register pencatatan

PETUGAS

Paramedis/perawat

PERALATAN

Buku register

PROSEDUR

1. Catat kunjungan pasien ke dalam buku register


2. Kembalikan status pasien ke ruang rekam medik
3. Bersihkan alat-alat medis yang telah dipakai dan disiapkan untuk
sterilisasi di ruang sterilisasi.
4. Rapikan ruang pemeriksaan, kembalikan alat diagnostik dan buku-buku
administrasi ke tempatnya

REFERENSI

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

APABILA TERJADI KESALAHAN


PENULISAN DALAM KARTU
STATUS DAN REGISTER BP
UMUM

No Dokumen : PTBPU 04
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur sistem perbaikan bila terjadi kesalahan penulisan


dalam kartu status dan buku register pasien

TUJUAN

Memperbaiki kesalahan penulisan dalam kartu status dan register.

KEBIJAKAN

Semua kartu status dan register harus benar dalam penulisan

PETUGAS

Dokter,perawat, bidan

PERALATAN

Buku register

PROSEDUR

Tulisan yang dianggap salah dicoret, yang dicoret tersebut tetap terbaca
kemudian yang benar dituliskan diatas atau dibawahnya dan diparaf

REFERENSI

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

PERSIAPAN PELAYANAN BP
UMUM

No Dokumen : PTBPU 02
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur persiapan pelayanan di BP Umum

TUJUAN

Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelayanan BP


Umum

KEBIJAKAN

Semua pasien di BP Umum siap di layani

PETUGAS

Dokter,perawat,

PERALATAN

Alkes, ATK.

PROSEDUR

1. Cek kebersihan, kerapian dan penerangan ruangan


2. Siapkan peralatan pemeriksaan diagnostic rutin (stetoskop, tensimeter,
thermometer, senter, timbangan BB, pengukur TB)
3. Siapkan peralatan medis yang sudah disteril
4. Cek kelengkapan peralatan medis
5. Siapkan kelengkapan administrasi yang ada di ruang BP umum
(blangko-blangko, buku register, buku Bantu)

REFERENSI

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 01

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

Tanggal terbit: 02-03-2009

ALUR KEGIATAN BP UMUM

No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

PERSIAPAN RUANG BP UMUM

PERSIAPAN ALAT MEDIS DAN


ADMINISTRASI

PELAYANAN PASIEN DI BP
UMUM

MENYELESAIKAN
REGISTER

BP GIGI
KIA
GIZI

- LABORATORIUM
- PSIKOLOGI/KES-WA

MEMBERESKAN ALAT-ALAT
MEDIS YANG TELAH
DIPAKAI DAN
RUANGANNYA
PASIEN KEMBALI KE R. BP UMUM

MENGAMBIL RESEP

MENGAMBIL OBAT

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg
NIP.

RUANG LINGKUP

Pros

TUJUAN

Mela

KEBIJAKAN

Berla

PETUGAS

Dokt

PERALATAN

1. S

2. T

3. T
PROSEDUR

1. P
U
d
p

2. L

3. L
b

4. L
4

4
u
4

5. C
d
REFERENSI

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 53

PROTAP

Tanggal terbit: 02-03-2009

PARAMETER PENGUKURAN
SASARAN MUTU
BP UMUM

PUSKESMAS
KALASAN

No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur parameter pengukuran sasaran mutu BPU

TUJUAN

Kartu status rekam medis tertulis lengkap

KEBIJAKAN

Kelengkapan penulisan kartu status rekam medis tercapai 100%

PETUGAS

1. Dokter
2. Perawat

PERALATAN

1. Buku bantu sasaran mutu


2. Alat tulis kantor

PROSEDUR

1. Pengukuran dilakukan untuk pasien yang terdiagnosa sesuai sasaran


mutu (Tonsilitis akut)
2. Status rekam medis dianggap lengkap apabila kolom status tertulis :
2.1. Tanggal pemeriksaan
2.2. Keluhan ( S: Subyek)
2.3. Pemeriksaan ( O: Obyek )
2.4. Diagnosa ( A: Assesment)
2.5. Terapi (P : Planning)
2.6. paraf Petugas Pemeriksa
3. Mencatat kelengkapan status rekam medis dan memberi kode L :
Lengkap, TL : Tidak Lengkap
4. Melakukan analisa pencapaian sasaran mutu
5. Format Sasaran Mutu
No

Nama Pasien

No. Status
Rekam Medis

Kelengkapan Status Rekam


Medis
Lengkap

Tidak
Lengkap

6. Rumus perhitungan :Jumlah ketepatan pemeriksaan pasien TA X 100%


Jumlah keseluruhan pasien TA
7. Sasaran mutu dihitung tiap satu bulan satu kali
REFERENSI

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

REFERENSI

No Dokumen : PTBPU 47
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

: 12 / 12

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SERUMEN PROP

No Dokumen : PT24JT-25
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

Impala
NIP 196608151988122002

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tatalaksana serumen

TUJUAN

Memberikan tatalaksana yang tepat pada pasien serumen.

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien serumen prop.

PETUGAS

Dokter, perawat.

PERALATAN

1. Tensimeter.
2. Stetoskop.
3. Otoskop.

PROSEDUR

1. Pengertian
1.1 Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen yang terdapat dikulit sepertiga luar liang telinga.
2.1 Konsistensinya biasanya lunak tetapi kadang-kadang padat.
3.1 Keadaan normal serumen tidak akan tertumpuk diliang telinga, akan
keluar sendiri pada waktu mengunyah, setelah sampai keluar liang
telinga akan menguap karena panas.
4.1 Serumen yang menumpuk akan menggangu pendengaran, bila
kemasukan air akan mengembang, sehingga akan menyebabkan
rasa tertekan yang menggangu diliang telinga.
2. Penatalsanaan.
2.1 Membersihkan serumen dari liang telinga tergantung pada
konsistensi serumen itu.
2.1.1 Bila serumen ittu cair, dibersihkan dengan mempergunakan
kapas.
2.1.2 Bila serumen keras, berikan fenolgliserin dulu selama 3 hari,
untuk melunakannya kemudian dapat dikeluarkan dengan
pengait atau kuret. Bila tidak berhasil, ditetesi lagi dengan
fenolgliserin lagi sehingga obat habis (tiga hari) kemudian
dicoba dikeluarkan lagi. Bila tetap tidak berhasil dikeluarkan
dirujuk ke Rumah Sakit.

REFERENSI

Buku ajar THT kepala leher, FKUI, EDISI ke 5 hal 45, 2003

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SYOK ANAFILAKTIK PADA BAYI

No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


menangani syok anafilaktik pada bayi
1.

TUJUAN

Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat


untuk menyelamatkan jiwa pasien
2. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang ( gagal organ,
distress nafas dll)

KEBIJAKAN

1. Semua pasien dengan syok anafilaktik utamakan Airway, Breathing,


Circulation
2. Untuk semua tindakan yang beresiko syok anafilaktik harus siap
dengan set anafilaktik syok

PETUGAS

Dokter dan perawat

PERALATAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

PROSEDUR

Adrenalin/ Epinefrin (1:1000) 3 Ampul


Antihistamin/diphenhydramine 2 Ampul
Kortikosteroid/ dexamethasone/hidrokortison 2 Ampul
Stetoskop
Tensimeter
Infus set dan cairan infus (mikro)
Spuit Injeksi 3 buah
O2

A. Segera evaluasi jalan nafas, jantung dan respirasi


1. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan dengan
atau tanpa O2 (perhatikan air way).
2. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
2.1. Baringkan pasien di atas alas keras dan datar.
2.2 Garis imajinasi di buat diantara putting susu; pada posisi tengahtengah sternum tepat dinawah garis imajiner, Letakkan ibu
jari tangan kiri dan kanan pada bawah tulang dada / sternum,
tangan kiri dan kanan melingkari badan bayi dengan jari-jari
tangan (plantar) berada di punggung bayi.
2.3. Lakukan pijatan dengan kedua ibu jari pada tulang dada
(mendorong 1-2 cm ke bawah) dengan frekuensi 100-120 kali
per menit.
2.4. Setiap 2 kali pijatan dinding dada, lakukan peniupan udara 1
kali.
3. Beri suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,01 mg/ KgBB (anak) secara
intra muskuler dan dapat diulang tiap 15 menit maksimum 3 pengulangan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SYOK ANAFILAKTIK PADA BAYI

No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

2 - 6 bulan
0.07 mL
6 12 bulan
0.07-0.1 mL
12 -18 bulan
0.1-0.15 mL
18 bulan - 4 tahun
0.15 mL
5 tahun
0.20 mL
6 - 9 tahun
0.30 mL
10 -13 tahun
0.40 mL
14 tahun
0.50 mL
4. Dapat diberikan kortikosteroid, sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel. Dosis yang dapat diberikan adalah 7-10 mg/kg i.v
prednisolon dilanjutkan dengan 5 mg/kg tiap 6 jam atau dengan
deksametason 2-6 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal
disuntikkan IV sampai kondisi pasien stabil dan tidak lebih dari 48-72
jam.

PROSEDUR

5. Antihistamin diindikasikan pada kasus reaksi yang memanjang atau


bila terjadi edema angioneurotik dan urtikaria. Difenhidramin dapat
diberikan dengan dosis 1-2mg/kg dengan dosis maksimum 50 mg
dosis tunggal i.m. Untuk anak-anak dosisnya 1mg/kg tiap 4 -6 jam.
Penyuntikan tidak boleh diulang.
Di bawah 2 tahun
0.25 mL
2 - 4 tahun
0.50 mL
5 - 11 tahun
0.50 to 1.00 mL
12 tahun
1.00 mL
6. Bila renjatan anafilaktik karena sengatan serangga beri suntikan
adrenalin kedua 0,1 0,3 cc pada tempat sengatan kecuali bila
sengatan di kepala, leher , tangan, dan kaki.
B. Pasang tournikuet proksimal dari suntikan atau sengatan serangga (bila
memungkinkan) dilonggarkan 1 2 menit setiap 10 menit.
C.Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 5 L/menit dengan kanul nasal.
D.

Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg lakukan pemasangan cairan


intra vena dengan kristaloid (RL, NaCl).

E. Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS

REFERENSI

Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 289-290, 2006


Neonatal Resuscitation, Skills Lab, Fakultas Kedokteran UGM, 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
SYOK ANAFILAKTIK

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 04
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi

: 01

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


menangani syok anafilaktik

TUJUAN

1. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat untuk


menyelamatkan jiwa pasien
2. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang ( gagal organ,
distress nafas dll)

KEBIJAKAN

1. Semua pasien dengan syok anafilaktik utamakan Airway, Breathing,


Circulation
2. Untuk semua tindakan yang beresiko syok anafilaktik harus siap dengan
set anafilaktik syok

PETUGAS

Dokter dan perawat

PERALATAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

PROSEDUR

Adrenalin/ Epinefrin (1:1000) 3 Ampul


Antihistamin/diphenhydramine 2 Ampul
Kortikosteroid/ dexamethasone/hidrokortison 2 Ampul
Stetoskop
Tensimeter
Infus set dan cairan infus
Spuit Injeksi 3 buah
O2

A. Segera evaluasi jalan nafas, jantung dan respirasi


1. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan dengan
atau tanpa O2 (perhatikan air way).
2. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
a.
Baringkan pasien di atas alas keras dan datar.
b.
Satu penolong: 2x nafas buatan - 15x kompresi jantung.
c.
Dua penolong: 1x nafas buatan 5 x kompresi jantung.
3. Beri suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,3 0,5 cc s.c/i.m pada
lengan atas atau paha.
4. Bila renjatan anafilaktik karena sengatan serangga beri suntikan
adrenalin kedua 0,1 0,3 cc pada tempat sengatan kecuali bila
sengatan di kepala, leher , tangan, dan kaki.
5. Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau
deksametason 510 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

SYOK ANAFILAKTIK

No Dokumen : PTBPU 04
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi

: 01

Halaman

:2/2

6. Antihistamin diindikasikan pada kasus reaksi yang memanjang atau


bila terjadi edema angioneurotik dan urtikaria. Difenhidramin dapat
diberikan dengan dosis 1-2mg/kg dengan dosis maksimum 50 mg
dosis tunggal i.m. Untuk anak-anak dosisnya 1mg/kg tiap 4 -6 jam.
B. Pasang tournikuet proksimal dari suntikan atau sengatan serangga (bila
memungkinkan) dilonggarkan 1 2 menit setiap 10 menit.
C. Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 5 L/menit dengan kanul nasal
D. Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg lakukan pemasangan cairan intra
vena dengan kristaloid (RL, NaCl).
E. Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS.

REFERENSI

Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 289-290, 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)

No Dokumen : PTBPU 57
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/3

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup kriteria pasien yang perlu dirujuk ke bagian lain
untuk menunjang penegakan diagnosis.

TUJUAN

Untuk menegakkan diagnosis yang pasti guna ketepatan dalam pemberian


terapi

KEBIJAKAN

Semua pasien yang perlu mendapatkan pemeriksaan tambahan untuk


penegakan diagnosis

PETUGAS

Dokter / Paramedis

PERALATAN

Blanko Rujukan Internal

PROSEDUR

QQQ. Pasien harus diperiksa dulu di bagian yang dituju.


RRR. Bila pasien setelah pemeriksaan perlu pemeriksaan penunjang,
pasien dirujuk ke bagian lain dengan diberi blanko rujukan internal.
Pasien-pasien yang memerlukan rujukan internal :
Dari BP ke KIA
Pasien dengan gejala :
a. Haid terlambat
b. Muntah-muntah
c. Menomethoragi
d. Kontak bleeding
Dari BP ke Gizi
Pasien dengan gejala
a. DM
b. Hipertensi
c. Tiroid
d. Asam urat
e. Kolesterol
f. Obesitas

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)

No Dokumen : PTBPU 57
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/3

Dari BP ke Psikolog, Pasien dengan


a. Hipertensi lama
b. Psikosomatis
Dari BP ke BPG, pasien dengan:
a. Abses gusi
b. Gigi goyah
Dari BP/IGD ke RIBB, pasien dengan
a. Febris > 38o C lebih dari 2 hari
b. TF
c. GEA + dehidrasi ringan sedang
d. Gastritis Kronis
e. Asma Bronkial ringan sedang
f. Colic Abdomen
Pasien KB yang perlu dirujuk ke BPU:
Pasien KB hormonal (pil, suntik, implan), dengan:
a. Hipertensi
b. Ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Perdarahan yang tidak diketahui sebabnya
d. Ada tumor di ketiak/ payudara
Dari KIA dirujuk ke BPU:
Kehamilan dengan penyakit penyerta
Dari KIA ke Gizi, pasien dengan
a. Anemia
b. LLA < 23 cm
c. BB < 45 kg
d. Obesitas
Dari KIA ke BPG
Pemeriksaan gigi untuk bumil

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)

No Dokumen : PTBPU 57
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/3

Dari KIA ke Psikolog


a. Caten
b. Kehamilan pranikah
Dari KIA ke Laboratorium
1. Pemeriksaan Lab. (Hb, protein) untuk bumil
Dari KIA ke RIBB
a. Inpartu
b. Abortus Iminens
Dari poli Gigi ke BPU
Pasien dengan:
a. Hipertensi
b. Hipotensi
c. DM
d. Anemia
e. Perdarahan
f. Jantung
g. Post Stroke
Dari Laboratorium Ke BP
Pembacaan hasil Lab

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PENULISAN RESEP

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 55
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup kewenangan petugas kesehatan dalam penulisan


resep.

TUJUAN

Meminimalisir penyalahgunaan obat.

KEBIJAKAN

Penulisan resep boleh dilakukan oleh paramedis dengan berpedoman pada


surat pelimpahan wewenang dokter kepada paramedis.

PETUGAS

Dokter dan paramedis

PERALATAN

6. ATK
7. Blanko Resep

PROSEDUR

i.

Resep ditulis oleh seorang dokter, dan nama dokter yang bersangkutan
ditulis pada lembar resep.

ii.

Pada keadaan tertentu, bila dokter tidak ada, resep boleh ditulis oleh
perawat/bidan dengan berpedoman pada surat limpah wewnang dan
nama perawat/bidan yang bersangkutan ditulis pada lembar resep.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SYOK ANAFILAKTIK PADA BAYI

No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


menangani syok anafilaktik pada bayi
3.

TUJUAN

Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat


untuk menyelamatkan jiwa pasien
4. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang ( gagal organ,
distress nafas dll)

KEBIJAKAN

3. Semua pasien dengan syok anafilaktik utamakan Airway, Breathing,


Circulation
4. Untuk semua tindakan yang beresiko syok anafilaktik harus siap
dengan set anafilaktik syok

PETUGAS

Dokter dan perawat

PERALATAN

3.
4.
3.
4.
5.
6.
7.
9.

PROSEDUR

Adrenalin/ Epinefrin (1:1000) 3 Ampul


Antihistamin/diphenhydramine 2 Ampul
Kortikosteroid/ dexamethasone/hidrokortison 2 Ampul
Stetoskop
Tensimeter
Infus set dan cairan infus (mikro)
Spuit Injeksi 3 buah
O2

A. Segera evaluasi jalan nafas, jantung dan respirasi


3. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan dengan
atau tanpa O2 (perhatikan air way).
4. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
4.1. Baringkan pasien di atas alas keras dan datar.
4.2 Garis imajinasi di buat diantara putting susu; pada posisi tengahtengah sternum tepat dinawah garis imajiner, Letakkan ibu
jari tangan kiri dan kanan pada bawah tulang dada / sternum,
tangan kiri dan kanan melingkari badan bayi dengan jari-jari
tangan (plantar) berada di punggung bayi.
4.3. Lakukan pijatan dengan kedua ibu jari pada tulang dada
(mendorong 1-2 cm ke bawah) dengan frekuensi 100-120 kali
per menit.
4.4. Setiap 2 kali pijatan dinding dada, lakukan peniupan udara 1
kali.
3. Beri suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,01 mg/ KgBB (anak) secara
intra muskuler dan dapat diulang tiap 15 menit maksimum 3 pengulangan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SYOK ANAFILAKTIK PADA BAYI

No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

2 - 6 bulan
0.07 mL
6 12 bulan
0.07-0.1 mL
12 -18 bulan
0.1-0.15 mL
18 bulan - 4 tahun
0.15 mL
5 tahun
0.20 mL
6 - 9 tahun
0.30 mL
10 -13 tahun
0.40 mL
14 tahun
0.50 mL
4. Dapat diberikan kortikosteroid, sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel. Dosis yang dapat diberikan adalah 7-10 mg/kg i.v
prednisolon dilanjutkan dengan 5 mg/kg tiap 6 jam atau dengan
deksametason 2-6 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal
disuntikkan IV sampai kondisi pasien stabil dan tidak lebih dari 48-72
jam.

PROSEDUR

7. Antihistamin diindikasikan pada kasus reaksi yang memanjang atau


bila terjadi edema angioneurotik dan urtikaria. Difenhidramin dapat
diberikan dengan dosis 1-2mg/kg dengan dosis maksimum 50 mg
dosis tunggal i.m. Untuk anak-anak dosisnya 1mg/kg tiap 4 -6 jam.
Penyuntikan tidak boleh diulang.
Di bawah 2 tahun
0.25 mL
2 - 4 tahun
0.50 mL
5 - 11 tahun
0.50 to 1.00 mL
12 tahun
1.00 mL
8. Bila renjatan anafilaktik karena sengatan serangga beri suntikan
adrenalin kedua 0,1 0,3 cc pada tempat sengatan kecuali bila
sengatan di kepala, leher , tangan, dan kaki.
B. Pasang tournikuet proksimal dari suntikan atau sengatan serangga (bila
memungkinkan) dilonggarkan 1 2 menit setiap 10 menit.
C.Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 5 L/menit dengan kanul nasal.
F.

Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg lakukan pemasangan cairan


intra vena dengan kristaloid (RL, NaCl).

G. Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS

REFERENSI

Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 289-290, 2006


Neonatal Resuscitation, Skills Lab, Fakultas Kedokteran UGM, 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
SYOK ANAFILAKTIK

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 07
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi

: 01

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


menangani syok anafilaktik

TUJUAN

3. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat untuk


menyelamatkan jiwa pasien
4. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang ( gagal organ,
distress nafas dll)

KEBIJAKAN

3. Semua pasien dengan syok anafilaktik utamakan Airway, Breathing,


Circulation
4. Untuk semua tindakan yang beresiko syok anafilaktik harus siap dengan
set anafilaktik syok

PETUGAS

Dokter dan perawat

PERALATAN

3.
4.
3.
4.
5.
6.
7.
9.

PROSEDUR

Adrenalin/ Epinefrin (1:1000) 3 Ampul


Antihistamin/diphenhydramine 2 Ampul
Kortikosteroid/ dexamethasone/hidrokortison 2 Ampul
Stetoskop
Tensimeter
Infus set dan cairan infus
Spuit Injeksi 3 buah
O2

F. Segera evaluasi jalan nafas, jantung dan respirasi


6. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan dengan
atau tanpa O2 (perhatikan air way).
7. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
a.
Baringkan pasien di atas alas keras dan datar.
b.
Satu penolong: 2x nafas buatan - 15x kompresi jantung.
c.
Dua penolong: 1x nafas buatan 5 x kompresi jantung.
8. Beri suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,3 0,5 cc s.c/i.m pada
lengan atas atau paha.
9. Bila renjatan anafilaktik karena sengatan serangga beri suntikan
adrenalin kedua 0,1 0,3 cc pada tempat sengatan kecuali bila
sengatan di kepala, leher , tangan, dan kaki.
10. Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau
deksametason 510 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

SYOK ANAFILAKTIK

No Dokumen : PTBPU 07
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi

: 01

Halaman

:2/2

6. Antihistamin diindikasikan pada kasus reaksi yang memanjang atau


bila terjadi edema angioneurotik dan urtikaria. Difenhidramin dapat
diberikan dengan dosis 1-2mg/kg dengan dosis maksimum 50 mg
dosis tunggal i.m. Untuk anak-anak dosisnya 1mg/kg tiap 4 -6 jam.
G. Pasang tournikuet proksimal dari suntikan atau sengatan serangga (bila
memungkinkan) dilonggarkan 1 2 menit setiap 10 menit.
H. Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 5 L/menit dengan kanul nasal
I. Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg lakukan pemasangan cairan intra
vena dengan kristaloid (RL, NaCl).
J. Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS.

REFERENSI

Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 289-290, 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PENULISAN RESEP

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 55
Tanggal terbit : 02-022009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup kewenangan petugas kesehatan dalam penulisan


resep.

TUJUAN

Meminimalisir penyalahgunaan obat.

KEBIJAKAN

Penulisan resep boleh dilakukan oleh paramedis dengan berpedoman pada


surat pelimpahan wewenang dokter kepada paramedis.

PETUGAS

Dokter dan paramedis

PERALATAN

8. ATK
9. Blanko Resep

PROSEDUR

iii.

Resep ditulis oleh seorang dokter, dan nama dokter yang bersangkutan
ditulis pada lembar resep.

iv.

Pada keadaan tertentu, bila dokter tidak ada, resep boleh ditulis oleh
perawat/bidan dengan berpedoman pada surat limpah wewnang dan
nama perawat/bidan yang bersangkutan ditulis pada lembar resep.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SYOK ANAFILAKTIK PADA BAYI

No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


menangani syok anafilaktik pada bayi
5.

TUJUAN

Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat


untuk menyelamatkan jiwa pasien
6. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang ( gagal organ,
distress nafas dll)

KEBIJAKAN

5. Semua pasien dengan syok anafilaktik utamakan Airway, Breathing,


Circulation
6. Untuk semua tindakan yang beresiko syok anafilaktik harus siap
dengan set anafilaktik syok

PETUGAS

Dokter dan perawat

PERALATAN

5.
Adrenalin/ Epinefrin (1:1000) 3 Ampul
6. Antihistamin/diphenhydramine 2 Ampul
3. Kortikosteroid/ dexamethasone/hidrokortison 2 Ampul
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Infus set dan cairan infus (mikro)
7. Spuit Injeksi 3 buah
10. O2

PROSEDUR

A. Segera evaluasi jalan nafas, jantung dan respirasi


5. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan dengan
atau tanpa O2 (perhatikan air way).
6. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
6.1. Baringkan pasien di atas alas keras dan datar.
6.2 Garis imajinasi di buat diantara putting susu; pada posisi tengahtengah sternum tepat dinawah garis imajiner, Letakkan ibu
jari tangan kiri dan kanan pada bawah tulang dada / sternum,
tangan kiri dan kanan melingkari badan bayi dengan jari-jari
tangan (plantar) berada di punggung bayi.
6.3. Lakukan pijatan dengan kedua ibu jari pada tulang dada
(mendorong 1-2 cm ke bawah) dengan frekuensi 100-120 kali
per menit.
6.4. Setiap 2 kali pijatan dinding dada, lakukan peniupan udara 1
kali.
3. Beri suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,01 mg/ KgBB (anak) secara
intra muskuler dan dapat diulang tiap 15 menit maksimum 3 pengulangan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SYOK ANAFILAKTIK PADA BAYI

No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:2/2

2 - 6 bulan
0.07 mL
6 12 bulan
0.07-0.1 mL
12 -18 bulan
0.1-0.15 mL
18 bulan - 4 tahun
0.15 mL
5 tahun
0.20 mL
6 - 9 tahun
0.30 mL
10 -13 tahun
0.40 mL
14 tahun
0.50 mL
4. Dapat diberikan kortikosteroid, sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel. Dosis yang dapat diberikan adalah 7-10 mg/kg i.v
prednisolon dilanjutkan dengan 5 mg/kg tiap 6 jam atau dengan
deksametason 2-6 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal
disuntikkan IV sampai kondisi pasien stabil dan tidak lebih dari 48-72
jam.

PROSEDUR

9. Antihistamin diindikasikan pada kasus reaksi yang memanjang atau


bila terjadi edema angioneurotik dan urtikaria. Difenhidramin dapat
diberikan dengan dosis 1-2mg/kg dengan dosis maksimum 50 mg
dosis tunggal i.m. Untuk anak-anak dosisnya 1mg/kg tiap 4 -6 jam.
Penyuntikan tidak boleh diulang.
Di bawah 2 tahun
0.25 mL
2 - 4 tahun
0.50 mL
5 - 11 tahun
0.50 to 1.00 mL
12 tahun
1.00 mL
10. Bila renjatan anafilaktik karena sengatan serangga beri suntikan
adrenalin kedua 0,1 0,3 cc pada tempat sengatan kecuali bila
sengatan di kepala, leher , tangan, dan kaki.
B. Pasang tournikuet proksimal dari suntikan atau sengatan serangga (bila
memungkinkan) dilonggarkan 1 2 menit setiap 10 menit.
C.Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 5 L/menit dengan kanul nasal.
H.

Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg lakukan pemasangan cairan


intra vena dengan kristaloid (RL, NaCl).

I. Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS

REFERENSI

Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 289-290, 2006


Neonatal Resuscitation, Skills Lab, Fakultas Kedokteran UGM, 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

SYOK ANAFILAKTIK

No Dokumen : PTBPU 07
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi

: 01

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


menangani syok anafilaktik

TUJUAN

5. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat untuk


menyelamatkan jiwa pasien
6. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang ( gagal organ,
distress nafas dll)

KEBIJAKAN

5. Semua pasien dengan syok anafilaktik utamakan Airway, Breathing,


Circulation
6. Untuk semua tindakan yang beresiko syok anafilaktik harus siap dengan
set anafilaktik syok

PETUGAS

Dokter dan perawat

PERALATAN

5. Adrenalin/ Epinefrin (1:1000) 3 Ampul


6. Antihistamin/diphenhydramine 2 Ampul
3. Kortikosteroid/ dexamethasone/hidrokortison 2 Ampul
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Infus set dan cairan infus
7. Spuit Injeksi 3 buah
10. O2

PROSEDUR

K. Segera evaluasi jalan nafas, jantung dan respirasi


11. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan dengan
atau tanpa O2 (perhatikan air way).
12. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
a.
Baringkan pasien di atas alas keras dan datar.
b.
Satu penolong: 2x nafas buatan - 15x kompresi jantung.
c.
Dua penolong: 1x nafas buatan 5 x kompresi jantung.
13. Beri suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,3 0,5 cc s.c/i.m pada
lengan atas atau paha.
14. Bila renjatan anafilaktik karena sengatan serangga beri suntikan
adrenalin kedua 0,1 0,3 cc pada tempat sengatan kecuali bila
sengatan di kepala, leher , tangan, dan kaki.
15. Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau
deksametason 510 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

SYOK ANAFILAKTIK

No Dokumen : PTBPU 07
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi

: 01

Halaman

:2/2

6. Antihistamin diindikasikan pada kasus reaksi yang memanjang atau


bila terjadi edema angioneurotik dan urtikaria. Difenhidramin dapat
diberikan dengan dosis 1-2mg/kg dengan dosis maksimum 50 mg
dosis tunggal i.m. Untuk anak-anak dosisnya 1mg/kg tiap 4 -6 jam.
L. Pasang tournikuet proksimal dari suntikan atau sengatan serangga (bila
memungkinkan) dilonggarkan 1 2 menit setiap 10 menit.
M. Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 5 L/menit dengan kanul nasal
N. Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg lakukan pemasangan cairan intra
vena dengan kristaloid (RL, NaCl).
O. Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS.

REFERENSI

Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 289-290, 2006

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)

No Dokumen : PTBPU 54
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/3

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna.


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup kriteria pasien yang perlu dirujuk ke bagian lain
untuk menunjang penegakan diagnosis.

TUJUAN

Untuk menegakkan diagnosis yang pasti guna ketepatan dalam pemberian


terapi

KEBIJAKAN

Semua pasien yang perlu mendapatkan pemeriksaan tambahan untuk


penegakan diagnosis

PETUGAS

Dokter / Paramedis

PERALATAN

Blanko Rujukan Internal

PROSEDUR

1. Pasien harus diperiksa dulu di bagian yang dituju.


SSS. Bila pasien setelah pemeriksaan perlu pemeriksaan penunjang,
pasien dirujuk ke bagian lain dengan diberi blanko rujukan internal.
Pasien-pasien yang memerlukan rujukan internal :
Dari BP ke KIA
Pasien dengan gejala :
a. Haid terlambat
b. Muntah-muntah
c. Menomethoragi
d. Kontak bleeding
Dari BP ke Gizi
Pasien dengan gejala
a. DM
b. Hipertensi
c. Tiroid
d. Asam urat
e. Kolesterol
f. Obesitas
g. Malnutrisi
h. Hipotensi

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)

PUSKESMAS
KALASAN

PROSEDUR

No Dokumen : PTBPU 54
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman

:2/3

Dari BP ke Psikolog, Pasien dengan


a. Hipertensi lama
b. Psikosomatis
Dari BP ke Konsultasi Sanitasi, Pasien dengan
a. Kasus diare
b. Kasus DBD
Dari BP ke BPG, pasien dengan:
a. Abses gusi
b. Gigi goyah
c. Stomatitis pada rongga mulut
Dari BP ke LAB, pasien dengan
a. DM
b. Hipertensi
c. Hipotensi
d. Asam urat
e. Kolesterol
f. TBC
g. ISK
h. Diare
i. Suspect Morbili
j. Febris > 2hari
Dari BP/IGD ke RIBB, pasien dengan
a. Febris > 38o C lebih dari 2 hari
b. TF
c. GEA + dehidrasi ringan sedang
d. Gastritis Kronis
e. Asma Bronkial ringan sedang
f. Colic Abdomen
Pasien KB yang perlu dirujuk ke BPU:
Pasien KB hormonal (pil, suntik, implan), dengan:
a. Hipertensi
b. Ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Perdarahan yang tidak diketahui sebabnya
d. Ada tumor di ketiak/ payudara
Dari KIA dirujuk ke BPU:
Kehamilan dengan penyakit penyerta
Dari KIA ke BPG
Pemeriksaan gigi untuk bumil

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)

No Dokumen : PTBPU 54
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi

: 00

Halaman

:3/3

Dari KIA ke Gizi, pasien dengan


a. Anemia
b. LLA < 23 cm
c. BB < 45 kg
d. Obesitas
Dari KIA ke Psikolog
a. Caten
b. Kehamilan pranikah
Dari KIA ke Laboratorium
Pemeriksaan Lab. (Hb, protein) untuk bumil
Dari KIA ke RIBB
a. Inpartu
b. Abortus Iminens
c. Hiperemesis Gravidarum
Dari poli Gigi ke BPU
Pasien dengan:
a. Hipertensi
b. Hipotensi
c. DM
d. Anemia
e. Perdarahan
f. Jantung
g. Post Stroke
Dari poli Gigi ke LAB
a. GDS
b. Hb
Dari poli Gigi ke Psikolog
Psikosomatis
Dari Laboratorium Ke BP
Pembacaan hasil Lab

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

PENULISAN RESEP

No Dokumen : PTBPU 55
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup kewenangan petugas kesehatan dalam penulisan


resep.

TUJUAN

Meminimalisir penyalahgunaan obat.

KEBIJAKAN

Penulisan resep boleh dilakukan oleh paramedis dengan berpedoman pada


surat pelimpahan wewenang dokter kepada paramedis.

PETUGAS

Dokter dan paramedis

PERALATAN

1. ATK
2. Blanko Resep

PROSEDUR

1. Resep ditulis oleh seorang dokter, dan nama dokter yang bersangkutan
ditulis pada lembar resep.
2. Pada keadaan tertentu, bila dokter tidak ada, resep boleh ditulis oleh
perawat/bidan dengan berpedoman pada surat limpah wewnang dan
nama perawat/bidan yang bersangkutan ditulis pada lembar resep.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


(GONORHOE)

No Dokumen : PTBPU 46
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup diagnosis dan penatalaksanaan gonorhoe

TUJUAN

Memberikan terapi obat yang rasional

KEBIJAKAN

Semua pasien gonorhoe, diberi informasi tentang penyakit yang dideritanya

PETUGAS

Dokter, Perawat

PERALATAN

1. Tensimeter
2. Stetoskop
1. Pengertian

PROSEDUR

Gonorhoe adalah infeksi bakteri di alat kelamin, dubur atau tenggorokan


yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae yang merupakan
diplococcus gram negatif. Kuman ini terutama menginfeksi selaput lendir
manusia, yaitu alat kelamin, liang dubur, selaput lendir mats dan
tenggorokan. Gonore dapat menular melalui hubungan seks vagina,
dubur, atau mulut.
2. Gambaran klinik : Biasanya gejala muncul 2 10 hari setelah kontak
dengan penderita.
2.1.Pada laki-laki biasanya terdapat tanda radang di ujung saluran
keluar air seni, dengan gejala nyeri sewaktu berkemih dan
mengeluarkan cairan putih dari saluran kemihnya.
2.2. Pada wanita bisa, menunjukkan gejala nyeri pads perut bagian
bawah, keputihan dan kadang-kadang perdarahan tidak normal dari
rahim serta rasa tidak nyaman di liang dubur.
2.3.

Komplikasi pads wanita : peradangan alat-alat panggul

yang dapat menyebabkan sterilitas, kehamilan diluar kandungan,


nyeri panggul yang menahun.
2.4. Komplikasi lain : radang sendi dan kulit yang ditandai demam, nyeri
sendi dan bengkak sendi, menggigil serta kelainan kulit berbentujk
nanah dan gelembung. Kadang jugs bisa, te6adi perikarditis dan
hepatitis.
3. Langkah Diagnostik
3.1. Gonorhoe dapat diketahui dengan pemeriksaan sampel dari usapan
saluran kemih, dubur, atau tenggorokan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


(GONORHOE)

No Dokumen : PTBPU 46
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

: 2/ 2

4. Penatalaksanaan :
4.1. Amoksilin 3000 mg dosis tunggal + 1 gram probenosid
4.2. Bila terjadi komplikasi di berikan Ciprofloksasin 500 mg 2 X sehari
selama 5 s/d 7 hari per oral
5. Monitoring :
Penyuluhan untuk menghindari penularan, dan pengobatan pasangan
serta edukasi seks bebas

REFERENSI

Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Dep Kes RI, 2007

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
HERNIA

PUSKESMAS
KALASAN

No Dokumen : PTBPU 50
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management
Representative

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004

drg Sri Herwindra Ratna


NIP. 196011221987122001

dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tats laksana Hernia

TUJUAN

Dapat mendiagnosis pasien Hernia dengan tepat

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien Hernia

PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR

1.
2.
1.
2.
1.

Dokter
Perawat
Tensimeter
Stetoskop
Pengertian
1.1. Hernia adalah : penonjolan abnormal dari jaringan atau organ intra,
abdominal melalui tempat yang lemah pads Binding abdomen
1.2. Hernia yang banyak dijumpai :
1.2.1. Hernia Inguinalis lateral (indirekta) lateral(indirekta)
1.2.2. Hernia inguinalis medialis(direkta)
1.2.3. Hernia femoralis
1.3. Faktor pencetus : semua keadaan yang menyebabkan kenaikan
tekanan intra abdominal

2. Gambaran klinis :
2.1.

Benjolan di daerah lipat pada yang timbul bila penderita


berdiri atau megejan dan hilang bila berbaring

2.2. Hernia irreponibilis : bila benjolan timbul dan tidak dapat hilang
(masuk) kembali
2.3. Hernia inkarserata, bila, hernia irreponsibilis disertai dengan tandatanda ileus obstruksi
2.4.

Hernia stangulata bila hernia irreponibilis disertai rasa


nyeri karena jepitan sehingga tedadi gangguan vaskularisasi

3. Penatalaksanaan
Dirujuk ke rumah sakit
REFERENSI

SPM RS Sardjito, Jilid I hal 119-120 tahun 1999

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

No Dokumen : PTBPU 52

PROTAP
PEMBERIAN SURAT RUJUKAN
APABILA PASIEN TIDAK DATANG

PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management Representative

dr Maria Sulistyowati

drg Sri Herwindra Ratna

dr Tunggul Birowo

NIP 195208051983032004

NIP. 196011221987122001

NIP. 197005252002121003

Tanggal terbit : 02-032009


No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat pemberian surat rujukan apabila pasien tidak datang

TUJUAN

Memberikan surat rujukan pada pasien yang tidak dapat datang ke puskesmas

KEBIJAKAN

Dalam keadaan tertentu; rujukan ke pusat pelayanan kesehatan yang lebih


lengkap dapat diberikan kepada pasien, walaupun pasien tidak datang
dengan kriteria dibawah ini :
1. Pasien dalam perawatan di Rumah sakit, dengan menunjukkan keterangan
diagnosa dari dokter yang merawat
2. Perpanjangan rujukan ke Rumah sakit, untuk kontrol ulang,
setelah sebelumnya di rujuk oleh Puskesmas ke Rumah Sakit
tersebut dan kondisinya tidak memungkinkan untuk datang ke
Puskesmas misalnya pasien kontrol post operasi
3. Perpanjangan rujukan ( lihat IK-BPU-28)untuk pasien dengan kasus yang
masuk kriteria rujukan , setelah sebelumnya dirujuk oleh puskesmas
(bukan rujukan pertama kali )

PETUGAS

Dokter

PROSEDUR

1. Tensimeter
2. Stetoskop
Mengikuti prosedur mutu BP Umum

REFERENSI

PERALATAN

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PEMBERIAN OBAT
APABILA PASIEN TIDAK DATANG

PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management Representative

dr Maria Sulistyowati

drg Sri Herwindra Ratna

dr Tunggul Birowo

NIP 195208051983032004

NIP. 196011221987122001

NIP. 197005252002121003

No Dokumen : PTBPU 51
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

RUANG LINGKUP

Prosedur ini memuat pemberian obat bila pasien tidak datang

TUJUAN

Pasien mendapatkan obat sesuai dengan penyakitnya dan keteraturan


minum obat tetap terjamin meskipun pasien berhalangan datang ke
puskesmas

KEBIJAKAN

Dalam keadaan tertentu; pengobatan dapat diberikan kepada pasien,


walaupun pasien tidak datang dengan kriteria dibawah ini :
1. Pasien rutin dengan gangguan jiwa, karena kondisinya tidak dapat
ke puskesmas setelah sebelumnya menunjukan surat rujukan
untuk pengobatan di puskesmas dari RS / Psikiater yang sebelumnya
merawat. Setelah jangka waktu tertentu ( I tahun, dapat lebih atau kurang
sesuai perkembangan pasien ) pasien dirujuk kembali ke RS/
Psikiater yang sebelumnya merawat untuk evaluasi
2. Pasien TB paru dan kondisinya tidak memungkinkan untuk datang
ke puskesmas ( misalnya; bekerja, sekolah dsb ). Obat dapat
diambilkan oleh PMO ( Pengawas Minum Obat ) kecuali saat jadwal
pemeriksan dahak ulang.

PETUGAS

1. Dokter
2. Perawat

PERALATAN

PROSEDUR

Mengikuti prosedur mutu BP Umum

REFERENSI

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PEMERIKSAAN TEKANAN
DARAH

PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management Representative

dr Maria Sulistyowati

drg Sri Herwindra Ratna

dr Tunggul Birowo

NIP 195208051983032004

NIP. 196011221987122001

NIP. 197005252002121003

No Dokumen : PTBPU 49
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup penatalaksanaan pemeriksaan tekanan darah

TUJUAN

Untuk mengetahui tekanan darah pasien

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien dewasa

PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR

1.
2.
1.
2.
1.

Dokter
Perawat
Tensimeter
Stetoskop
Siapkan tensimeter dan stetoskop

2. Penderita dapat dalam keadaan duduk atau berbaring


3. Lengan dalam keadaan bebas dan rileks, bebaskan dari tekanan oleh
karena pakaian
4. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara
rapi dan tidak terlalu ketat, kira-kira 2,5 5cm diatas siku
5. Tempatkan lengan sedemikian rupa sehingga siku dalam keadaan sedikit
fleksi
6. Carilah arteri brachialis, biasanya terletak disebelah medial tendo biseps
7. Dengan 1 jari meraba arteri brachialis, pompa manset dengan cepat
sampai kirakira 30 mmHg di atas tekanan ketika pulsasi arteri brachialis
meghilang
8.

Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan arteri


brachialis teraba kembali inilah tekanan sistolik palpatoir.

9. Ambillah stetoskop, pasanglah corong stetoskop pada arteri brachialis.


10. Pompa manset kembali sampai kurang lebih 30 mmHg diatas tekanan
sistolik palpatoir
11. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan, perhatikan saat dimana
denyutan arteri brachialis terdengar, inilah tekanan sistolik
Lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah dan
kemudian menghilang, tekanan pada saat itu adalah tekanan diastolik
REFERENSI

Buku Skills Lab, FK.UGM, 1999

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

APENDIKSITIS AKUT

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management Representative

dr Maria Sulistyowati

drg Sri Herwindra Ratna

dr Tunggul Birowo

NIP 195208051983032004

NIP. 196011221987122001

NIP. 197005252002121003

No Dokumen : PTBPU 48
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

RUANG LINGKUP

Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana Apendiksitis Akut

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien Apendiksitis Akut

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien Apendiksitis Akut

PETUGAS

1. Dokter
2. Perawat

PERALATAN
PROSEDUR

1. Tensimeter
2. Stetoskop
1. Pengertian
Apendiksitis Akut adalah peradangan akut pada appendiks vermiformis.
2. Keluhan
2.1. Nyeri di epigastrium atau sekitar pusar dan setelah beberapa jam nyeri
akan menetap di kanan bawah
2.2. Sering dengan mual dan muntah
2.3. Bila tidak ada komplikasi suhu badan tetap atau sub febris
2.4. Bila ada komplikasi suhu badan naik
3. Pemeriksaan fisik
Adanya rangsangan peritonium yang berpusat didaerah Mc. Burney
3.1. Nyeri tekan di Mc. Burney
3.2. Nyeri tekan lepas
3.3. Rousing sign : dengan penekanan pada perut kiri bawah dan dirasakan
nyeri pada perut kanan bawah
3.4. Psoas sign : penderita mengangkat tungkai kanan dalam keadaan
ekstensi
akan merakan nyeri pada perut kanan bawah, juga dilakukan
hiperekstensi
pada papa kanan akan timbul nyeri pada perut kanan bawah
3.5. Obturator sign : fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan akan
dirasakan
nyeri perut kana bawah
Gejala-gejala diatas tidak harus semua positif
4. Penatalaksanaan dirujuk ke rumah sakit

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

REFERENSI

S PM RS dr Sar dji to ,20 00, jili d I hal 117 -118

PROTAP
GAGAL JANTUNG

PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management Representative

dr Maria Sulistyowati

drg Sri Herwindra Ratna

dr Tunggul Birowo

NIP 195208051983032004

NIP. 196011221987122001

NIP. 197005252002121003

No Dokumen : PTBPU 47
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/2

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

RUANG LINGKUP

Protap, ini mencakup diagnosis dan tata laksana gagal jantung

TUJUAN

Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien gagal jantung

KEBIJAKAN

Berlaku untuk semua pasien gagal jantung

PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR

1.
2.
1.
2.
1.

Dokter
Perawat
Tensimeter
Stetoskop
Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan pada
fungsi
jantung,sehingga jantung tidak mampu memompa darah memenuhi
kebutuhan
metabolisms jaringan
2. Manifestasi Klinis
2.1. Gagal jantung dapat berupa tanda, gagal jantung kiri atau kanan yang
dapat
muncul bertahap tetapi dapat pula mendadak dengan tanda udem
paru
2.2. Gagal jantung kiri ditandai dengan
2.2.1. Sesak nafas setelah suatu kerja fisik
2.2.2. Batuk atau paroxysmal nocturnal dispneu
2.2.3. Mungkin tampak pulsasi karotis yang melemah
2.2.4. Terdengar bunyi jantung III dan IV
2.3. Gagal jantung kanan ditandai dengan
2.3.1. Udem dipergelangan kaki yang bersifat pitting
2.3.2. Pembesaran hati
2.3.3. Lemah
2.3.4. Mungkin nyeri diperempat kanan atas perut
2.3.5. . Asites (tahap lanjut)
2.4. Gagal jantung akut : biasanya suatu gagal jantung kiri yang ditandai
udem
paru akut yaitu

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

2.4.1. Sesak nafas berat dan nafas cepat


2.4.2. Batuk saat berbaring
2.4.3. Sianosis
3. Penatalaksanaan:
3.1. Istirahat sesuai dengan beratnya penyakit
3.2. Gejala yang berat : berbaring setengah duduk
3.3. Aktifitas fisik disesuaikan dengan kemampuan jantungnya

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

GAGAL JANTUNG

No Dokumen : PTBPU 47
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

: 2/ 2

3.4. Membatasi asupan garam


3.5. Gagal jantung dengan tanda bendungan yang menonjol, berikan
diuretik furosemid tablet 1 2 x 40 mg (dapat diberikan tanpa
digitalis bila tidak ada takikardia)
3.6. Gagal jantung yang lebih berat Rujuk ke Rumah Sakit
Penderita jantung yang menunjukkan keluhan dalam keadaan
istirahat atau disertai gejala udem pare perlu dirujuk ke rumah sakit,
sebelumnya diberi dulu furosemid, KCL, dan digoksin (0,25mg/hr)
REFERENSI

3.7. Bila mungkin berikan oksigen


Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, hal 63, DEPKES RI, 2002

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN

APABILA TERJADI KESALAHAN


PENULISAN DALAM KARTU
STATUS DAN REGISTER BP UMUM

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh
Management Representative

dr Maria Sulistyowati

drg Sri Herwindra Ratna

dr Tunggul Birowo

NIP 195208051983032004

NIP. 196011221987122001

NIP. 197005252002121003

RUANG LINGKUP

No Dokumen : PTBPU 04
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi

: 00

Halaman

:1/1

Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan

Prosedur ini mengatur sistem perbaikan bila terjadi kesalahan penulisan dalam
kartu status dan buku register pasien

TUJUAN

Memperbaiki kesalahan penulisan dalam kartu status dan register

KEBIJAKAN

Semua kartu status dan register harus benar dalam penulisan

PETUGAS

1. Dokter
2. Perawat
3. Bidan

PERALATAN

1. Buku register

PROSEDUR

Tulisan yang dianggap salah dicoret, yang dicoret tersebut tetap terbawa
kemudian yang benar dituliskan diatas atau dibawahnya dan di paraf

REFERENSI

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan

Anda mungkin juga menyukai