INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 06
MULAI BERLAKU: 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1.
2.
3.
4.
5.
PROSEDUR
Timbangan badan
Termometer
Tensimeter
Stetoskop
Timer hitung respirasi/ jam tangan
1. Pengertian
2.1. ISPA adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsia) ke
dalam saluran pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang
dapat berlangsung sampai 14 hari.
3. Perjalanan dan patofisiologi
3.1. ISPA dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan sebagian kecil
riketsia. Penularan terjadi melalui percikan air liur atau sekresi
saluran nafas yang terinfeksi. ISPA viral dapat sembuh sendiri atau
berlanjut menjadi infeksi bakteri sekunder, tergantung pada daya
tahan tubuh dan virulensi kuman.
4. Klasifikasi dan diagnosis
4.1. ISPA diklasifikasikan menjadi pneumonia jika mengenai parenkim
paru dan bukan pneumonia jika mengenai organ pernafasan selain
parenkim paru.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 06
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
A. Pneumonia:
5. Tanda dan gejala:
5.1. Demam tinggi > 39.50C
5.2. Batuk
5.3. Kesukaran bernafas, nafas cepat dan pada pneumonia berat terjadi
retraksi dinding dada
5.4. Kecepatan respirasi
umur < 2 bulan : > 60 x /menit
2 bulan - 1 tahun : > 50 x /menit
1 tahun - 5 tahun : > 40 x /menit
6. Penatalaksanaan:
6.1. Pada pneumonia berat dirujuk ke rumah sakit
6.2. Untuk dewasa antibiotik terpilih adalah penisilin prokain atau ampisilin
dengan pilihan lain eritromisin
6.3. Untuk anak-anak
6.3.1. Pilihan I:
1) Kotrimoksazol selama 14 hari
Anak:
2-6 bulan
: 2 x 1/4 tab/hr
6 bln-3 thn
: 2 x tab/hr
3-5 tahun
: 2 x 1 tab/hr
2-6 bulan
: 3 x 1/8 tab
6 bln-3 thn
: 3 x 1/4 tab
3-5 tahun
: 4 x tab
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 08
PROTAP
ASMA BRONKIAL
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
A. Anamnesis:
1. Gejala batuk dan atau mengi berulang yang mempunyai karakteristik
episodik, terjadi pada malam hari (nokturnal), musiman, berkaitan dengan
aktifitas atau pencetus, reversibel, adanya riwayat atopi dalam keluarga.
2. Sesak nafas terutama saat ekspirasi.
B. Pemeriksaan fisik:
1. Pada auskultasi terdengar ronki basah kasar dan atau mengi (wheezing)
2. Kadang disertai geographic tongue atau dermatitis atopik
Tabel Penilaian Derajat Serangan Asma
Parameter
klinis
Ringan
Sedang
Berat
Ancaman henti
nafas
Sesak
Berjalan
Berbicara
Istirahat
Bicara
Kalimat
Penggal kalimat
Kata-kata
Posisi
Bisa berbaring
Lebih suka
duduk
Duduk bertopang
lengan
Kesadaran
Mungkin iritabel
Biasanya iritabel
Biasanya iritabel
Kebingungan
Sianosis
Tidak ada
Tidak ada
ada
Nyata
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 08
PROTAP
ASMA BRONKIAL
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
Parameter
klinis
Ringan
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
Sedang
Berat
Ancaman henti
nafas
Mengi
Sedang, hanya
pada akhir
ekspirasi
Nyata, sepanjang
eksp, kadang
insp
Terdengar tanpa
stetoskop
Sesak nafas
Minimal
Sedang
Berat
Otot bantu
nafas
Biasanya tidak
Biasanya ya
ya
Gerakan paradok
torako-abdominal
Retraksi
Dangkal,
interkostal
Sedang,
ditambah retaksi
suprasternal
Dalam, ditambah
nafas cuping
hidung
Dangkal/ hilang
Laju nafas
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Menurun
Penatalaksanaan:
A. Terapi pada asma terdiri dari terapi nonfarmakologi dan farmakologi
1. Terapi nonfarmakologi:
1.1. Oksigen, bila diperlukan
1.2. Hindari faktor pencetus
1.3. Fisioterapi, bila diperlukan
1.4. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
2. Terapi farmakologi:
Sebagian besar pasien asma dengan serangan asma akut umumnya
telah mencoba obat yang rutin dipakai atau telah diberikan
pengobatan oleh sejawat lainnya sehingga harus dianggap sebagai
asma berat.
2.1. Serangan asma ringan beri obat pereda berupa agonis oral
(Salbutamol) atau adrenalin 1/1000 subkutan 0.01 ml/kgBB/kali
dengan dosis maksimal 0,3ml/kali. Bila respon baik pasien boleh
pulang dan dibekali dengan agonis oral. Bila respon buruk rujuk
ke rumah sakit.
2.2. Pada serangan sedang dan berat rujuk ke rumah sakit.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
KEJANG DEMAM
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 09
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Kejang demam adalah kejang yang berhubungan dengan demam tanpa
adanya infeksi sistem saraf pusat / gangguan elektrolit akut.
2. Jenis kejang demam
2.1. KDS:
Bersifat umum, singkat < 5 menit, hanya terjadi sekali dalam 24
jam, umur anak waktu kejang pertama 6 bulan -4 tahun, kejang
terjadi dalam 16 jam pertama. Setelah demam tinggi, frekuensi
bangkitan kejang < 4 kali/ tahun (multiple), tidak ada kelainan
neurologik.
2.2. KDK :
Kejang disertai demam bersifat fokal, lamanya > 10-15 menit atau
berulang dalam 24 jam.
3. Penatalaksanaan
3.1. Pengobatan saat kejang:
beri diazepam rektal 0,5 mg/kgBB atau
< 10 kg: 5mg
> 10 kg: 10 kg.
Bila setelah 5 menit masih kejang, rujuk ke rumah sakit
3.2. Pengobatan intermiten pada saat demam
3.2.1. Menurunkan demam dengan paracetamol 10 mg/kg/bb/x tiap
4-6 jam atau ibuprofen 5-10 mg/kgbb/hr tiap 4-6 jam
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 09
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
KEJANG DEMAM
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
Diazepam rektal
REFERENSI
BB< 10 kg : 5 mg
BB> 10 kg : 10 mg
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
NIP 195208051983032004
No Dokumen : PTBPU 10
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup diagnosis dan tata laksana demam tanpa penyebab yang jelas
TUJUAN
Memberikan penatalaksanaan yang tepat pada demam tanpa penyebab yang jelas
KEBIJAKAN
Protap ini berlaku untuk semua pasien demam tanpa penyebab yang jelas
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
PROSEDUR
1. Stetoskop
2. Termometer
Umumnya demam pada anak disebabkan oleh virus, yang dapat sembuh sendiri.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
1.1. Ditanyakan riwayat imunisasi, paparan terhadap infeksi, nyeri telan,
nyeri telinga, batuk/ sesak nafas, muntah, nyeri/ menangis waktu
BAK.
2. Pemeriksaan Fisik
2.1. Ukur suhu tubuh apabila demam 380C rectal.
2.2. Tentukan derajat sakitnya: kualitas tangis, reaksi terhadap orang tua,
tingkat kesadaran, warna kulit/selaput lendir, derajat hidrasi, tidak
tampak/ tampak sakit, sakit berat/.tidak.
2.3. Demam sebagai prediktor bakterimia tersembunyi:
-
390C 39,40C
: < 2%
39,40C 400C
: 2-3 %
400C 40,50C
: 3-4 %
> 40,50C : 4-5 %
2.4. Anak dengan risiko rendah dan orang tua yang kooperatif dapat
berobat jalan dengan pemantauan setiap hari sampai demam turun.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
No Dokumen : PTBPU 10
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
3. Pemeriksaan penunjang
3.1. Bila anak terlihat sakit berat diperlukan pemeriksaan laborat
termasuk darah lengkap, urinalisis.
4. Penatalaksanaan
4.1. Anak yang tidak tampak sakit tidak perlu dirawat,diberikan
antipiretik, diperiksa laborat dan tidak perlu diberi antibiotik.
4.2. Apabila anamnesis, pemeriksaan fisik, laborat menunjukkan hasil
risiko tinggi untuk terjadinya bakteremia tersembunyi, harus segera
diberikan antibiotik (t.u. bila AL> 15.000/l) berikan amoksisilin 60100mg/kgbb/hr.
5. Indikasi rujukan :
5.1. Bila setelah demam hari ke-3 tidak ada perbaikan setelah diterapi
suportif dan keadaan mengarah ke tanda bahaya.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
DEMAM THYPOID
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 11
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
Mampu mendiagnosis dan memberikan tata laksana yang tepat pada demam thypoid.
KEBIJAKAN
Demam > 7 hari dapat dicurigai sebagai demam thypoid, pastikan dengan pemeriksaan
laboratorium.
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Stetoscope
2. Termometer
PROSEDUR
1. Gejala klinis
1.1. Panas lebih dari 7 hari, biasanya mulai dengan panas nglemeng
yang makin hari makin meninggi sehingga pada minggu kedua
panas tinggi terus-menerus terutama malam hari, siang hari panas
agak turun tapi tidak pernah sampai normal (febris intermitten)
1.2. Gejala gastrointestinal: obstipasi, kadang diare, mual muntah,
kembung.
1.3. Gejala saraf sentral: kesadaran menurun, mengigau, delirium
1.4. Hepatomegali ringan, jarang splenomegali
1.5. Lidah kotor (tepi lidah hiperemis, bagian tengah kotor)
2. Tanda laboratorik
2.1. Leukopenia, eosinopilia, limfositosis relatif
2.2. Reaksi widal (+) : titer > 1/160 atau 1/200 biasanya baru positif
pada minggu kedua, pada stadium rekonvalesen titer makin tinggi
atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase rekonvalesen
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
DEMAM THYPOID
No Dokumen : PTBPU 11
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
3. Penatalaksanaan:
3.1. Istirahat (tirah baring) dengan alih baring. Boleh mulai duduk 5 hari
bebas panas, boleh berdiri 6 hari bebas panas, boleh jalan 7 hari
bebas panas
3.2. Diit bubur saring TKTP
3.3. Medikamentosa :
- bila demam
- pilihan I
- pilihan II
- pilihan III
: Paracetamol 10 mg/kgbb/x
: Kloramphenikol 50-100 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis selama
10-14 hari
: Amoksisilin 100 mg/kgbb/hr selama 10 hr
: Kotrimoksazol 6 mg/kgbb/hr selama 10 hari
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 12
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Revisi
: 00
Halaman
:1/3
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
1. Semua pasien dengan demam tinggi 2-7 hari tanpa penyebab jelas harus
dicurigai sebagai demam berdarah.
2. Pasien dengan tanda syok harus segera dirujuk.
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Termometer
PROSEDUR
1. Anamnesis:
1.1. Demam mendadak tanpa sebab yang jelas, terus menerus selama
2 7 hari.
1.2. Lesu, nafsu makan turun, muntah.
1.3. Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri perut, diare atau konstipasi.
1.4. Perdarahan kulit/ mimisan.
2. Pemeriksaan fisik:
2.1. Pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital (kesadaran,
tekanan darah, nadi, suhu.
2.2. Observasi kulit (pada daerah wajah, lengan, tungkai, dada,
perut,paha) dan konjungtiva untuk mengetahui tand perdarahan.
2.3. Penekanan pada ulu hati (epigastrium).adanya rasa sakit/nyeri
dapat disebabkan karena adanya perdarahan di lambung.
2.4. Perabaan hati.
2.5. Uji Tourniquet (Rumple Leede). Uji Tourniquet positif bila terdapat
10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5x2,5cm) di
volar lengan bawah.
3. Pemeriksaan laboratorium:
3.1. Trombosit 100.000/ul
3.2. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hamatokrit > 20%
No Dokumen : PTBPU 12
PROTAP
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROSEDUR
4. Tersangka DBD:
4.1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas, berlangsung terus
menerus selama 2 7 hari
4.2. Disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet
positif) dan atau trombositopenia (trombosit 100.000 ul)
5. Klasifikasi derajat DBD:
5.1. Derajat I : Demam disertai gejala klinis tidak khas, hanya uji
Torniquet positif
5.2. Derajat II : Gejala pada derajat I ditambah perdarahan spontan
5.3. Derajat III : Adanya kegagalan sirkulasi yang ditandai denyut nadi
yang cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi
(20 mmHg) atau hipotensi yang ditandai kulit dingain
dan lembab dan gelisah
5.4. Derajat IV : Syok berat dengan nadi dan tekanan darah tak teraba
6. Tata Laksana Tersangka DBD (rawat jalan)
6.1. Adakah tanda kedaruratan: yaitu syok, muntah terus menerus,
kejang, kesadaran menurun,muntah darah, berak darah. Bila ada
maka pasien perlu dirujuk ke RS
6.2. Apabila tidak ada tanda kedaruratan, periksa uji Torniquet dan hitung
trombosit
6.2.1. Bila uji Torniquet positif dan trombosit 100.000 ul, pasien
dirujuk ke RS
6.2.2. Bila uji Torniquet negatif dengan trombosit > 100.000ul atau
normal, pasien boleh pulang dengan pesan datang kembali
setiap hari sampai suhu turun. Anjurkan pasien banyak
minum. Beri antipiretik golongan parasetamol.Apabila selama
di rumah demam tidak turun pada sakit hari ketiga, evaluasi
tanda klinis adakah tanda-tanda syok (gelisah, akral dingin,
sakit perut, berak hitam, kencing berkurang).Bila perlu periksa
Hb,Ht dan trombosit.Apabila terdapat tanda syok atau terdapat
peningkatan Ht dan atau penurunan trombosit segara rujuk ke
RS
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 12
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
No Revisi
: 00
Halaman
:3/3
Tersangka DBD
Tak ada
kedaruratan
Ada kedaruratan
AT
100.000/l
Periksa RL
RL +
AT
>100.000/l
Rawat jalan
(minum
banyak 1.5-2
l/hr, beri PCT,
kontrol
tiap
hari
sampai
demam
,periksa
AT&Hmt,Hb
tiap kali
Segera bawa
ke RS
REFERENSI
RL -
Nilai tanda
klinis periksa
AT & Hmt bila
demam
menetap
setelah hari
sakit ke3
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
VARISELA
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 13
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Stetoscope
2. Termometer
PROSEDUR
1. Definisi
Merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan virus varisela
zoster, penularan secara kontak langsung dan droplet, periode menular
1-2 hari sebelum sampai 5-6 hari setelah timbulnya ruam (rush). Gejala
umumnya timbul 11-20 hari setelah terinfeksi.
2. Anamnesis
2.1. riwayat kontak
2.2. riwayat demam ringan timbul dalam 24 jam pertama diikuti oleh
nyeri kepala. Selanjutnya timbul ruam yang umumnya muncul
pertama kali di kulit kepala, muka, dada.
3. Pemeriksaan Fisik
3.1. Ruam mula-mula papuler berubah jadi vesikel kemudian keruh dan
dalam waktu 3-5 hari jadi krusta
3.2. Pada satu saat ditemukan bermacam stadium lesi (polimorf).
4. Penatalaksanaan
4.1. Bila demam tinggi beri parasetamol 10mg/kgbb/x.
4.2. Kulit beri bedak salicil.
4.3. Boleh mandi bila tidak demam.
4.4. Untuk menghindari infeksi sekunder jangan di garuk.
4.5. Asiklovir masih kontroversial, hanya efektif memperpendek lama
demam, diberikan t.u pada imunokompremais dosis acyclovir 20
mg/kgbb/x dalam 4 dosis selama 5 hari.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PAROTITIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 14
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
1.
2.
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Gejala Klinis
1.1. Stadium prodomal, berlangsung 1 - 2 hari dengan gejala panas,
anoreksia, sakit kepala, muntah, nyeri otot,
1.2. Nyeri dan bengkak pada salah satu atau kedua kelenjar parotis
yang nyeri bila ditekan,
1.3. Kadang terjadi trismus dan disfagi.
2. Penatalaksanaan : bersifat suportif dan simptomatis
2.1. Diet makanan lunak/ mudah dicerna, hindari makanan yang bersifat
asam
2.2. Antipiretik/analgetik
2.3. Kompres hangat/dingin untuk mengurangi nyari
3. Bila ada komplikasi rujuk ke rumah sakit.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
MORBILI
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 15
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Termometer
PROSEDUR
1. Anamnesis
1.1. Demam tinggi terus menerus (38C atau lebih) disertai batuk pilek,
nyeri menelan, mata merah, silau bila kena cahaya (fotofobia),
sering disertai diare
1.2. Hari ke 4 5 demam timbul ruam (rash) kulit
1.3. Kadang anak mengalami kejang demam
1.4. Adanya sesak napas dan atau dehidrasi
1.5. Adanya kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat
merupakan tanda penyembuhan.
2. Pemeriksaan Fisik
2.1. Stadium prodomal, berlangsung 2 4 hari ditandai demam tinggi
diikuti batuk pilek, faring merah, stomatitis, konjungtivitis. Tanda
patognomonik: timbulnya enentema mukosa pipi di depan molar 3
(= bercak koplik).
2.2. Stadium erupsi, timbulnya ruam makulopapular yang bertahan 5 -6
hari, dimulai dari batas rambut di belakang telinga kemudian
menyebar ke wajah, lehar dan ekstremitas.
2.3. Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam
berangsur-angsur menghilang.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
MORBILI
No Dokumen : PTBPU 15
Mulai berlaku : 02-03 2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
3. Penatalaksanaan:
3.1. Bersifat suportif: pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi
bila perlu.
3.2. Anti piretik/ analgetik.
3.3. Antibiotik bila ada infeksi sekunder.
3.4. Vitamin A dengan dosis sebagai berikut :
1) Umur 0-6 bulan (yang tidak mendapat ASI)
50.000 iu hari l dan 50.000 iu hari ll
2) Umur 6-11 bulan
100.000 iu hari l dan 100.000 iu hari ll
3) Umur 12-59 bulan
200.000 iu hari l dan 200.000 iu hari ll
Bayi berumur < 6 bulan yang mendapat ASI tidak perlu diberikan
vitamin A karena kebutuhan vitamin A sudah terpenuhi melalui ASI.
4. Indikasi rujuk ke rumah sakit:
Morbili dengan komplikasi, dehidrasi, kejang, asupan oral sulit.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
OTITIS MEDIA AKUT
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 16
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Prosedur ini memuat diagnosis dan tata laksana otitis media akut.
TUJUAN
Menegakkan diagnosis otitis media akut dan memberikan tata laksana yang
tepat.
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 17
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana otitis media supuratif kronik
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
SINUSITIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 18
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Sinusitis adalah radang sinus (paranasal) baik akut (< 1 bulan) sub akut
(gejala 1-3 bulan) maupun kronik (>3 bulan)
2. Anamnesis
2.1. Biasanya keluhan batuk kronik berulang, pilek dengan cairan
hidung kuning-hijau.
2.2. Gejala infeksi respiratorik atas tidak sembuh > 7 hari, nyeri kepala,
nyeri di daerah muka menjalar sampai ke geraham atas.
2.3. Kadang pendengaran menurun, penciuman menurun, demam,
nafas/mulut berbau.
3. Pemeriksaan Klinis
3.1. Nyeri tekan di lokasi sinus maksilaris dan frontalis.
3.2. Spatel lidah kadang tampak post nasal drip di dinding belakang
faring.
4. Penatalaksanaan
4.1. Pilihan I : ampisilin/amoksisilin selama 2-3 minggu
4.2. Pilihan II : kotrimoksazol
4.3. Sinusitis sub akut dan kronik :
Amoksisilin/ kotrimoksazol 21 hari, jika curiga kuman anaerobik
berikan metronidazol
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
SINUSITIS
No Dokumen : PTBPU 18
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
PROSEDUR
5. Terapi suportif:
untuk mempercepat hilangnya gejala dan mencegah kekambuhan
inhalasi uap hangat dan drainase dengan garam fisiologi dapat
membersihkan sekret yang kering
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
ANEMIA
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 19
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
6. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar Hb < 14 gr% dan Ht <
41% pada pria dan Hb < 12 gr% dan Ht lang < 47% pada wanita.
Gejala-gejala umum anemia antara lain cepat lelah, takikardi, palpitasi
dan takipnea pada latihan fisik.
7. Gejala klinis
Gejala umum anemia disertai mukosa bibir, faring, telapak tangan, dasar
kuku dan konjungtiva tampak pucat.
8. Penatalaksanaan:
8.1. Beri fero sulfat 3 x 325 mg oral untuk dewasa dan 3 x
10mg/kgBB/hari pada anak dalam keadaan perut kosong atau
bersama makanan pada pasien yang tidak kuat.
8.2. Penting dilakukan pencegahan untuk menanggulangi anemia
kekurangan besi dengan penyuluhan kesehatan, pemenuhan
kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan, pengobatan infeksi
kronis, dan pemberantasan penyakit cacing.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
KECACINGAN
(ENTEROBIASIS)
No Dokumen : PTBPU 20
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter, perawat
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Enterobiasis adalah infeksi parasit yang disebabkan Enterobius
Vermicularis . Parasit ini terutama menyerang anak-anak, cacing tumbuh
dan berkembang biak didalam usus.
2. Gejala klinis
2.1. rasa gatal hebat disekitar anus, kulit disekita anus menjadi lecet
atau kasar atau terjadi infeksi.
2.2. Rewel (karena rasa gatal)
2.3. Kurang tidur
2.4. Nafsu makan berkurang dan berat badan turun, rasa gatal atau
iritasi vagina.
3. langkah diagnostik:
3.1. Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus
penderita, setelah 1 sampai 2 jam anak tertidur pada malam hari.
3.2. Telur atau cacingnya bisa di dapat dengan menempelkan selotype
dilipatan kulit disekita anus pada pagi hari sebelum anak terbangun.
Kemudian selotype tersebut di tempelkan pada kaca objek dan
diperiksa dengan mikroskop.
4. Penatalaksanaan
4.1. Pyrantel Pamoat 10 mg/kg BB dosis tunggal, diulang 2 minggu
kemudian
5. Penyuluhan pencegahan
5.1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
5.2. Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku.
5.3. Menghindari penggarukan di daerah anus.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
FARINGITIS AKUT/
TONSILITIS AKUT
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 21
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana faringitis akut/Tosilitis akut
TUJUAN
Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien faringitis akut/ tonsilitis
akut.
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PROSEDUR
Tensimeter
Stetoskop
Tongue spatel
Senter
Kassa steril
Termometer
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
FARINGITIS AKUT/
TONSILITIS AKUT
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 21
Tanggal terbit : 20-04-2009
No Revisi
: 01
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana faringitis akut/Tosilitis akut
TUJUAN
Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien faringitis akut/ tonsilitis
akut.
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
7. Tensimeter
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Senter
11. Kassa steril
12. Termometer
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
KONJUNGTIVITIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 26
Tanggal Terbit : 02 02 2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
7. Pengertian
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva dapat
disebabkan oleh bakteri,virus, jamur, parasit, reaksi alergi/bahan kimia
8. Tanda dan gejala
8.1. Mata merah dan berair, tajam penglihatan normal
8.2. Rasa gatal
8.3. Rasa mengganjal seperti ada benda asing di mata,pedih
8.4. Bangun tidur kelopak mata lengket karena discharge yang banyak
8.5. Kelopak mata bengkak.
9. Pemeriksaan
9.1. Konjungtiva hiperemis, lakrimasi, eksudat +
9.2. Pseudoptosis
10. Pengobatan
10.1. Mata dibersihkan sebelum diobati
10.2. Tetes mata kloramphenikol 1 % 2 tetes 3-4 kali atau salep
mata,obat-obat per oral sesuai kausa.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
DIARE AKUT
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
NIP:198409132010012015
No Dokumen : PTBPU 23
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup diagnosis diare kronis, penilaian dehidrasi dan tata
laksananya.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Timbangan badan
2. Stetoskop
3. Termometer
PROSEDUR
1.
Definisi
1.1.
etiologi)
PROTAP
DIARE AKUT
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
6.3.
6.4.
6.5.
No Dokumen : PTBPU 23
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
DIARE AKUT
No Dokumen : PTBPU 22
TANGGAL TERBIT: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:3/3
C. Penatalaksanaan
1.
Langkah promotif /preventif
i.
upayakan ASI tetap diberikan
ii.
kebersihan perorangan, lingkungan
iii.
imunisasi campak
iv.
memberikan makanan penyapihan yang benar
v.
penyediaan air minum yang bersih
vi.
selalu memasak makanan yang benar
2.
Langkah kuratif
i.
tidak boleh diberikan obat anti diare
ii.
pemberian cairan: per oral ( cairan rumah tangga, oralit)
a) Pemberian cairan disesuaikan derajat dehidrasi
1) Tanpa dehidrasi : cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya,
oralit diberikan sesuai usia setiap kali BAB atau muntah dengan
dosis:
- kurang dari 1 tahun : 50-100 cc
- 1 5 tahun
: 100-200 cc
- > 5 tahun
: semaunya
2) Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang)
Rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama dilanjutkan
pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umur
seperti diatas tiap kali BAB
3) Dehidrasi berat : rujuk rumah sakit
b) Antibiotik diberikan sesuai hasil pemeriksaan laboratorium (bila ada
indikasi), bila tidak memungkinkan pemeriksaan laboratorium untuk
menentukan penyebab maka adanya darah dalam tinja (bentuk disentri)
bisa dijadikan indikasi pemberian antibiotik
c) Anti parasit bila ada indikasi
d)
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
DIARE KRONIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 23
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
1. Timbangan badan
PERALATAN
2. Stetoskop
3. Termometer
PROSEDUR
1. Definisi
1.1. Penyakit diare non infeksi yang berlangsung lebih dari 2 minggu.
2. Faktor resiko
2.1. Umur 1 tahun kehidupan
2.2. Status nutrisi kuranfg
2.3. Kejadian infeksi sebelumnya
2.4. tatalaksana diare akut yang salah
3. Anamnesis
3.1. Diare lebih dari 2 minggu
3.2. Riwayat penggunaan anti biotik
3.3. Kemungkinan malabsoprsi : laktosa,lemak,protein ( termasuk
protein susu sapi)
4. Pemeriksaan fisik :
4.1. Tekanan darah
4.2. Tanda dehidrasi : volume urine, warna urine, keadaan umum.
4.3. Pemeriksaan berat badan
5. Pemeriksaan laboratorium : untuk pelacakan kausa yang mungkin.
5.1. Feses rutin
5.2. pH feces
5.3. darah rutin
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
6. Tatalaksana :
6.1. Pemberian oralit sesuai kebutuhan cairan
6.2. Pemberian medika mentosa hanya atas indikasi (tergantung
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
DIARE KRONIS
No Dokumen : PTBPU 23
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
6.3. etiologi)
6.4. Konsultasi gizi : sangat penting, prinsip pemberian adekwat,
mudah dicerna dan diabsorpsi, diberi sedikit-sedikit tetapi frekuen
6.5. Menghilangkan faktor resiko
6.6. Pemberian cairan intravena kalau ada indikasi (rujuk ke rawat
inap)
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
RHINITIS ALERGI
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 24
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
PROSEDUR
Stetoskop
Tensimeter
1. Anamnesis
3. Riwayat atopi dalam keluarga
4. rasa gatal di hidung dan mata
5. bersin, sekresi hidung (beringus), hidung tersumbat.
6. Bernafas melalui mulut pada malam hari sehingga dapat
menimbulkan gejala tenggorokan kering, mendengkur, gangguan
tidur.
7. Kadang disertai suara sengau, gangguan penciuman dan
pengecapan.
8. Biasanya dicetuskan oleh alergen seperti debu rumah, binatang
peliharaan, tumbuhan, obat-obatan, panas atau dingin.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Pada kasus kronik sering dijumpai warna gelap dan bengkak di
bawah mata.
2. alergic salute: sering menggosokkan hidung karena rasa gatal.
E. Penatalaksanaan
1. Hindari faktor pencetus/ alergen
2. Antihistamin oral: CTM 0,01 mg/kg BB.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
REFERENSI
PROTAP
BRONKHITIS AKUT
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 25
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Gejala Klinis
3. demam (jarang tinggi)
4. batuk mula mula non produktif kemudian jadi berdahak, kadang
purulen, batuk kadang disertai muntah
5. bila batuknya berat biasanya disertai nyeri dada
6. ada gejala rhinitis
7. ronkhi basah basal tanda khas radang di bronkus, bila lender
banyak dan tidak terlalu lengket terdengar ronki basah kasar
F. Penatalaksanaan:
1. Selama demam beri parasetamol 10 mg/kgbb/x.
2. Dekstrometorpan Hbr 1 mg/kgbb/hr dibagi 3 dosis (bila batuk
kering).
3. Ekspectoran :GG bila batuk berdahak
4. Antibiotic diberikan bila lebih dari 4 hari demam dengan
amoksisilin atau eritromisin.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
KONJUNGTIVITIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 26
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva dapat
disebabkan oleh bakteri,virus, jamur, parasit, reaksi alergi/bahan kimia
G. Tanda dan gejala
1. Mata merah dan berair, tajam penglihatan normal
2. Rasa gatal
3. Rasa mengganjal seperti ada benda asing di mata,pedih
4. Bangun tidur kelopak mata lengket karena discharge yang
banyak
5. Kelopak mata bengkak.
H. Pemeriksaan
1. Konjungtiva hiperemis, lakrimasi, eksudat +
2. Pseudoptosis
I. Pengobatan
1. Mata dibersihkan sebelum diobati
2. Tetes mata kloramphenikol 1 % 2 tetes 3-4 kali atau salep
mata,obat-obat per oral sesuai kausa.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
HORDEOLUM
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 27
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 28
PROTAP
HIPERTENSI
PUSKESMAS
KALASAN
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Protap ini mencakup tanda dan gejala, klasifikasi tekanan darah dan tata
laksananya.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Diagnosis hipertensi hanya dapat ditetapkan setelah 2 kali atau lebih
pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali ada kenaikan
tekanan darah atau gejala klinis. Pengukuran darah dilakukan pada
posisi duduk standar setelah beristirahat 5 menit.
L. Tanda dan gejala:
1. Peninggian tekanan darah kadang satu-satunya gejala.
2.
Sakit kepala, rasa berat ditengkuk, telinga berdengung, sukar
tidur
3.
Epistaksis.
4.
Riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
M. Pemeriksaan Penunjang:
Untuk menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko: urin rutin,
GDN, kolesterol, dan asam urat.
N. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII:
TD sistolik
(mmHg)
Normal
< 120
Pre hipertensi
120-139
Hipertensi stage 1 140-159
Hipertensi stage 2
160
Klasifikasi
dan
atau
atau
atau
TD diastolic
(mmHg)
< 80
80-89
90-99
100
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
HIPERTENSI
No Dokumen : PTBPU 28
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
PROSEDUR
O. Penatalaksanaan:
1. Modifikasi gaya hidup (diet rendah garam, mengurangi makanan
lemak, menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol,
mengendalikan berat badan, meningkatkan aktifitas fisik) dengan
target tekanan darah < 140/90 mmHg atau < 130/80 pada pasien
DM atau penyakit ginjal kronis. Bila target tidak tercapai maka
berikan obat inisial.
2. Pada hipertensi stage 1: HCT 12.5-25 mg / hari, pertimbangkan
pemberian ACE inhibitor (kaptopril), kalsium inhibitor (nifedipin).
3. Pada hipertensi stage 2; diberikan kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretic tiazid dan ACE inhibitor atau penghambat
kalsium.
4. Pada USILA termasuk penderita hipertensi sistolik terisolasi berikan
diuretik dimulai dosis 12.5 mg/hr.
5. Pada kehamilan berikan antagonis kalsium (nifedipin), tidak boleh
diberikan ACE inhibitor dan antagonis reseptor AII.
6. Pada obesitas dengan modifikasi gaya hidup yang intensif + ACE
inhibitor, alternative dengan kalsium inhibitor.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
DIABETES MELITUS (DM)
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 29
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/3
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
PROSEDUR
1.
Tensimeter
2.Stetoskop
1. Anamnesis:
7. Keluhan khas : poliuria,polidipsi,polifagi, penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
8. Keluhan tidak khas DM: lemah, kesemutan, gatal, penglihatan
kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulva.
P. Faktor resiko DM tipe 2:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
No Dokumen : PTBPU 29
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/3
Q. Pemeriksaan fisik:
1. TB, BB, tekanan darah
2. Keadaan kaki ( termasuk rabaan nadi kaki) , kulit dan kuku
R. Kriteria diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa:
1. GDS (plasma vena) > 200 mg/dl atau
2. GDN (plasma vena) > 126 mg/dl atau
S. Pemeriksaan penunjang :
1. Hb, AL, KED, GDN, GD2jpp, urin rutin, cholesterol
T. Penatalaksanaan:
1. Edukasi : tentang penyakit DM, perlunya pengendalian dan
pemantauan DM, penyulit DM , intervensi farmakologis.
2. Perencanaan diet: mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal, diet dengan komposisi seimbang (bila perlu rujuk ke poli gizi)
3. Latihan jasmani: olahraga teratur dan disesuaikan kondisi
4. Intervensi farmakologis
5. Jika diet sesuai aturan dan olah raga dengan baik selama 1-6 bulan
tapi diabetesnya belum terkontrol, maka penderita ditambahkan
obat antidiabetik:
1) Glibenklamid dosis awal 2.5 mg sampai maks. 15 mg/hr atau
2) Bila dengan OAD glibenklamid tidak terkendali, lakukan evaluasi
diet dan olah raga, bila tetap tak ada perbaikan rujuk ke rumah
sakit.
6. Kunjungan ulang dilakukan tiap bulan diperiksa GDN dan GD2jpp,
urin rutin dan tiap tahun periksa kolesterol, dan urinalisa (bila
diperlukan)
U. Indikasi ke rumah sakit:
1. Bila kadar gula darah sangat tinggi (>350 mg/dl) dengan gejala
mencolok.
2. Timbul komplikasi berat (koma diabetic, koma hipoglikemia,
gangren, gagal ginjal).
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 29
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
No Revisi
: 00
Halaman
:3/3
Unsur Pemeriksaan
Baik
Sedang
Buruk
GDN (mg/dl)
72 - 108
109 - 125
126
GD2jpp (mg/dl)
72 - 140
141 - 179
180
Kolesterol total
(mg/dl)
< 200
200 - 239
240
< 130/80
130 - 140
80 - 90
> 140/ 90
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 30
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
Semua pasien dengan keluhan gengguan miksi dengan atau tanpa nyeri pinggang
dilakukan pemeriksaan urin.
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
3. Stetoskop
4. Tensimeter
PROSEDUR
1. Langkah diagnosis
1.
Anamnesis
1) Neonatus2 bulan
2) Bayi
3) Anak besar
2.
Pemeriksaan klinis :
Demam, nyeri ketok sudut kosto-vertebral, nyeri tekan supra simfisis, kelainan
genitalia eksterna ( fimosis, sinekia vulva, hipospadia, epispadia).
3.
Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan urinalisis : proteinuria
2) Leukosituria (AL> 5/lpb)
3) Hematuria (eritrosit > 5/lpb
PROTAP
No Dokumen : PTBPU 30
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
PROSEDUR
W. Penatalaksanaan
1. Untuk eradikasi infeksi akut selama 7-10 hari
1) Amoksisillin 20-40 mg/kgbb/hr atau
2) Ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr atau
3) Kotrimoksazol 120-150 mg/kgbb/hr
4) Cairan cukup
5) Perawatan hiegene perineum peri uretra
6) Pencegahan konstipasi
2. Dalam 2x24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai, biasanya
gejala infeksi saluran kemih hilang. Bila belum berkurang, ganti
antibiotik.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
DISPEPSIA
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 31
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoscope
PROSEDUR
1. Definisi
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala yang terdiri dari rasa
tidak enak/ sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. Pengertian dispepsia terbagi menjadi 2 yaitu:
3. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebab
4. Dispepsia nonorganik atau fungsional, bila tidak jelas
penyebabnya
X. Diagnosis dispepsia fungsional
1. Rasa sakit dan tidak enak di ulu hati
2. Perih, mual, kembung, cepat kenyang, muntah, sering
bersendawa
3. Keluhan dirasakan terutama berhubungan/ dicetuskan dengan
adanya stres
4. Berlangsung lama dan sering kambuh
5. Sering disertai gejala-gejala anxietas dan depresi
Y. Penatalaksanaan
1. Simtomatik diberikan antasida, obat-obatan penghambat H2
seperti simetidin, ranitidin
2. Psikoterapi suportif dan perilaku
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
DISPEPSIA
No Dokumen : PTBPU 31
Mulai berlaku : 02-02 2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
PROSEDUR
Z. Diagnosis banding
1. Dispepsia oleh sebab organik misalnya ulkus peptikum,gastritis
erosif, dan sebagainya
2. Gangguan pada sistem hepato bilier
3. Dispepsia yang disebabkan penyakit kronik lain misalnya gagal
ginjal, diabetes melitus dan sebagainya
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
GASTRITIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 32
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
REFERENSI
Pemeriksaan
1. Nyeri tekan epigastrium
BB.
Penatalaksanaan:
1. Antasid 1 tablet 3- 4 kali sehari, diminum di antara waktu makan.
Penderita dengan tanda perdarahan (hematemesis atau melena)
harus dirujuk ke rumah sakit, karena mungkin terjadi perdarahan
pada tukak lambung atau perforasi.
2. Beri nasihat: makan secara teratur , makan porsi kecil tapi sering,
menghindari makanan dengan rasa yang
merangsang,
menghindari stres.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
MIGREN
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 33
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
CC.
Pengertian
Gambaran Klinis
1. Nyeri kepala berdenyut biasanya unilateral tetapi dapat bilateral
atau ganti sisi
2. Kadang disertai mual, muntah, fotofobia dan atau fonofobia,
wajah pucat, vertigo, tinitus, iritabel..
EE. Penatalaksanaan
Secara umum tatalaksana berupa:
1. Saat serangan beri terapi simtomatik parasetamol.
2. Bila faktor pencetus dikenali maka harus dihindari.
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
FLU BURUNG
No Dokumen : PTBPU 34
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter, perawat
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus yang pada umumnya
menyerang unggas dan dapat juga menular dari unggas ke manusia.
FF.Anamnesis
1. Demam tinggi diatas 38 C
2. Batuk,nyeri tenggorokan, pilek, sesak nafas.
3. Lemas,sakit kepala.
4. Muntah, diare, nyeri perut.
GG. Gejala klinis :
Seperti flu biasa yang dirtandai dengan batuk, pilek, nyeri tenggoroka
sesak nafas. Demam tinggi disertai satu atau lebih dari pajanan dibawah
ini dalam 7 hari sebelum timbulnya gejala, yaitu :
1. Kontak erat (dalam jarak 1 meter) seperti merawat, berbicara
atau bersentuhan pasien tersangka, probabel atau kasus H5N1
yang sudah terkonfirmasi.
2. Terpajan (misalnya memegang, menyembelih, mencabuti bulu,
memotong, mempersiapkan untuk konsumsi) dengan ternak
ayam, unggas liar, bangakai unggas atau dengan lingkungan
yang tercemar leh kotoran unggas itu dalam wilayah dimana
infeksi dengan H5N1 pada hewan atau manusia telah dicurigai
atau dikonfirmasi dalam 1 bulan terakhir.
3. Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak
dengan sempurna di wilayah yang dicurigai atau dipastikan
terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1 dalam satu
bulan terakhir.
4. Kontak erat dengan binatang lain (selain ternak unggas atau
unggas lain), misalnya kucing atau babi yang telah dikonfirmasi
terinfeksi H5N1.
5. Memegang/menangani sampel (hewan/manusia) yang dicurigai.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
FLU BURUNG
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 34
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
: 2/ 2
REFERENSI
Penatalaksanaan
1. Tersangka flu burung diberikan Oseltamivir 75mg, 2 X sehari,
dosis anak sesuai berat badan ( usia > 1 tahun : 2 mg per kg BB)
2. Dirujuk ke rumah sakir rujukan flu burung.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
OSTEOARTRITIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 35
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Merupakan kerusakan tulang rawan sendi (degeneratif) berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.
II. Gejala
1. Nyeri sendi yang terkena t.u untuk gerak timbul perlahan mulamula rasa kaku kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang
dengan istirahat
2. Hambatan gerak sendi dan kaku pagi hari
3. Pembesaran sendi
4. Perubahan gaya jalan
JJ. Penatalaksanaan:
1. Paracetamol dosis 1,5-3 g/hr atau ibuprofen 3x400 mg/hr.
2. Istirahatkan sendi yang sakit.
3. Diet gizi seimbang dengan mengurangi berat badan.
REFERENSI
PROTAP
No Dokumen : PTBPU 36
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
RHEUMATOID ARTHRITIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoscope
PROSEDUR
1. Pengertian
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit inflamsi sistemik kronik yang
terutama mengenai sendi diartrodial. Termasuk penyakit autoimun
dengan etiologi yang tidak diketahui.
KK.
Diagnosis
1. Kriteria Diagnosis:
i.
kaku pagi, sekurangnya 1 jam
ii.
arthritis pada sekurangnya 3 sendi
iii.
arthritis pada sendi pergelangan tangan, metacarpophalanx
(MCP) dan Proximal Interphalanx (PIP)
iv.
arhtritis yang simetris
v.
nodul rheumatoid
vi.
faktor reumatoid serum positif
vii.
gambaran radiologik yang spesifik
2. Untuk diagnosis RA diperlukan 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria
2.1.1 2.1.4 harus diderita minimal selama 6 minggu.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
RHEUMATOID ARTHRITIS
No Dokumen : PTBPU 36
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
PROSEDUR
LL. Terapi
1. penyuluhan tentang penyakitnya dan ketaatan berobat dalam
jangka waktu lama
2. ibuprofen 3x 400 mg/hr
REFERENSI
Pedoman Diagnosis danTerapi di Bidang Penyakit Dalam, FKUI, hal 243244, 1999.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
URTIKARIA
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 37
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Urtikaria merupakan ruam kulit yang timbul berupa edema kulit
superficial (maculopapular, bentol) berbatas tegas, berwarna memutih
bila ditekan dan terasa gatal.
MM.
NN.
Langkah Diagnostik
1. Anamnesis
Dari anamnesis bisa dicari pencetusnya seperti:
i.
Makanan (perhatikan riwayat hubungan antara setiap
makanan dengan timbulnya urtikaria), yang perlu dicurigai :
ikan, udang, kepiting, telur, jamur, bahan pengawet, pewarna
ragi
ii.
Obat, seperti penicillin, aspirin dll
iii.
Inhalan (tepung sari,bulu ,debu),vaksin, serum
iv.
Sengatan binatang/tungau debu (pada karpet,sofa,kasur
kapuk,tirai,boneka dll), binatang peliharaan, tumbuhan
v.
Tekanan/kontak pada tempat-tempat yang tertekan : ikat
pinggang, gelang,jam tangan dll)
vi.
Fisik : dingin, panas, sinar
vii.
Kolinergik (dapat dicetus dengan olahraga hingga
berkeringat)
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
URTIKARIA
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
OO.
No Dokumen : PTBPU 37
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
Pemeriksaan klinis
1. Erupsi kulit berbatas tegas dan gatal
2. Bidur (ruam kulit edema superficial)
3. Memutih bila erupsi kulit ditekan
PP.Penatalaksanaan:
1. Mengidentifikasi pencetus dan menghindari faktor pencetus
2. Menghilangkan gejala :
i.
Daerah urtikaria dihangatkan
ii.
Bedak anti pruritus mengandung mentol, kamfer
iii.
Medikomentosa : CTM 0,35 mg/kgbb/hr
iv.
Kortikosteroid diberikan bila diduga reaksi yang terjadi
adalah reaksi alergi fase lambat (misal bila tidak berespon
terhadap antihistamin)
QQ. Monitoring :
Penyuluhan untuk menghindari allergen (suhu lingkungan harus optimal,
pakaian jangan terlalu ketat, baju harus bersih, nutrisi seimbang
pengganti diet makanan hiperalergenik, kuku harus bersih untuk
menghindari infeksi sekunder akibat garukan).
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
DERMATOMIKOSIS
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 38
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
REFERENSI
Pemeriksaan
1. Terasa gatal terutama saat berkeringat
2. Ada lesi berupa lingkaran, batas tegas, tepi meninggi yang terdiri
dari papul-papul, berskuama, sedikit eritematous, bagian tengah
halus
3. Lesi-lesi dapat bergabung disebut polisiklik
4. Sesuai lokasinya : tinea kapitis, tinea korporis, tinea kruris, tinea
pedis,tinea manum, tinea unguinumMenurunkan demam dengan
paracetamol 10 mg/kg/bb/x tiap 4-6 jam atau ibuprofen 5-10
mg/kgbb/hr tiap 4-6 jam
SS.
Penatalaksanaan:
1. Pengobatan topical : salep antifungi DOEN.
2. Pengobatan sistemik: griseofulvin 4 tablet 125 mg (500mg) sekali
sehari.
3. Beri nasihat: mandi min. 2 kali/ hr dan jaga kebersihan badan.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
SKABIES
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 39
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
REFERENSI
Penatalaksanaan:
1. Oleskan salep 2-4
2. Beri nasihat: rantai penularan diputus
kebersihan diri maupun lingkungan.
dengan
menjaga
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
DERMATITIS KONTAK
ALERGI/IRITAN
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 40
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana dermatitis kontak alergi
TUJUAN
Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien dermatitis kontak alergi
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Dermatitis akibat alergi terhadap bahan kontaktan yang bersifat allergen.
VV.
Diagnosis
1. Anamnesis: pernah kontak dengan bahan kontaktan, setiap kali
kontak dengan bahan kontaktan timbul reaksi dermatitis.
2. Pemeriksaan : dermatitis/ bekas dermatitis pada tempat yang
sering kontak dengan bahan allergen , gatal, bagian tepi
dermatitis batasnya tidak tegas mungkin terdapat lesi satelit.
WW. Penatalaksanaan
1. Hentikan kontak dengan bahan allergen (logam, kosmetik, jam
tangan, perhiasan, dll)
2. Pada dermatitis ringan :
dewasa beri CTM 3x4mg/hr
: anak beri 1-2 mg 3 kali sehari untuk BB>
10 kg.
: beri juga hidrocortison krim 1%
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PIODERMA
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 41
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
Pemeriksaan
1. Terdapat lepuh-lepuh bernanah.
2. Furunkel dapat membentuk nodul bernanah atau abses.
YY.Penatalaksanaan
1. Jaga kebersihan kulit
2. Mandi dengan air dan sabun
3. Kompres dengan rivanol 0.1% 2 kali sehari setelah mandi atau
bila terjadi abses, bila bisul belum pecah kompres air hangat 3-4
kali sehari
4. Bila lepuh atau furunkel banyak beri antibiotic min. 5 hari:
i.
Pilihan I:
- Penisilin V dewasa 4x500 mg/hr
- Anak 25-50 mg/kgbb/hr dibagi 4 dosis
ii.
Pilihan II:
- Eritromisin dewasa 4x 500mg/hr
- Anak 30-50 mg/kgbb/hr dibagi 4 dosis
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
DERMATITIS ATOPIK
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 42
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Dermatitis pada orang atopi sebagai konsekuensi dari keadaan atopiny,
yang bersifat bawaan, dapat menurun, kumat-kumatan, pruritus dengan
gambaran yang khas pada usia tertentu
ZZ.
Anamnesis
1. Penyakit di mulai sejak dini
2. Ada keluarga yang berpenyakit atopik (asma, rhinitis alergika,
eksema atopik)
3. Sering gatal atau terus menerus sekalipun tidak ada lesi kulit
4. Kumat-kumatn berupa dermatitis pada tempat-tempat predileksi
5. Peka terhadap hal tertentu ( cuaca, emosi, keringat, makanan
tertentu, wol dll)
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
DERMATITIS ATOPIK
No Dokumen : PTBPU 42
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
PROSEDUR
BBB. Penatalaksanaan
1. Hindari bahan yang mengiritasi, hindari stress, hindari garukan
kulit
2. Untuk lesi akut membasah kompres dengan PK selama 15-30
menit 4 kali sehari dan bila sudah mongering beri pelembab kulit
3. Berikan hidrokortison krim 1%
4. Antihistamin :CTM 1-4 mg/hr 3 kali sehari
5. Prednison diberikan untuk yang kronis khusus dewasa
6. Antibiotik bila ada infeksi sekunder: ampicillin atau eritromisin
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
MALARIA
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PT BPU 43
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
CCC. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh
satu atau lebih spesies plasmodium, ditandai dengan panas tinggi
bersifat intermitten, anemia, hepato-splenomegali. Masa inkubasi 9-30
hari.
DDD. Tipe malaria
1. Plasmodim falciparum menyebabkan malaria Tropicana
2. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana
3. Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale
4. Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana
EEE. Langkah Diagnosis
1. Anamnesis
i.
Adanya riwayat berasal dari daerah endemis malaria
ii.
Adanya riwayat pergi ke daerah asal malaria
iii.
Riwayat demam paroksisme disertai lemah, nyeri kepala,
mual, muntah mialgia, athralgia, nyeri perut (biasanya pada
infeksi tunggal)
iv.
Demam tanpa interval biasanya pada infeksi majemuk.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
MALARIA
No Dokumen : PT BPU 43
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
2. Pemeriksaan Klinis
i.
Pada malaria ringan bisa dijumpai anemia, muntah, diare,
ikterik, hepatomegali.
ii.
Malaria berat adalah malaria falcifarum disertai 1 atau lebih
kelainan berikut:
a. hiperparasitemia, bila > 5% eritrosit dihinggapi parasit
b. malaria serebral dengan kesadaran menurun
c. anemia berat, Hb < 7,1 gr/dl
d. perdarahan/ DIC
e. ikterik, bilirubin serum > 50 g/dl
f. hipoglikemia, kadang akibat obat kuinin
g. gagal ginjal, kreatinin serum > 3 g/dl, diuresis < 400
ml/24 jam
h. hiperpireksia
i. edema paru
j. syok,hipotensi, gangguan asam basa
3. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan apusan darah tepi tebal untuk cek ada tidaknya
plasmodium, apusan darah tipis untuk cek identifikasi spesies
plasmodium/tingkat parasitemia
FFF. Komplikasi yang Bisa Terjadi:
1. Malaria palciparum
: malaria serebral, black water fever, syok
2. Malaria malariae
: sidrom nefrotik.
GGG. Penatalaksanaan
1. Rujuk ke RS
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
HEMORRHOID
No Dokumen : PT BPU 44
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Protap ini mencakup diagnosis dan dan terapi pada pasien Hemorrhoid
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter , Perwat
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PROSEDUR
1. Pengertian
Hemorrhoid adalah pembesaran vena (varises) dari fleksus venosis
Hemorrhoid
Ada 2 macam yaitu Hemorrhoid interna dan Hemorrhoid eksterna
2. Patofisiologis
2.1. Hipertensi sistem fortal
2.2. Idiopatik
2.2.1.
Faktor keturunan
2.2.2.
Faktor konstipasi kronis/obstipasi
2.2.3.
Diet rendah serat
2.2.4.
Penurunan tonus sphineter
3. Manifestasi klinis
3.1. Perdarahan per anus waktu berak yang berupa darah merah segar
yang menetes atau mengucur tanpa rasa nyeri
3.2. rasa nyeri dapat terjadi pada Hemorrhoid yang mengalami infeksi
3.3. Benjolan pada anus yang menetap pada Hemorrhoid eksterna
3.4. Benjolan yang berupa prolaps mukosa pada Hemorrhoid interna
sesuai dengan gradasinya yaitu :
3.4.1.
Derajad I : tidak mengalami prolaps
3.4.2.
Derajad II : Waktu berak benjolan keluar (prolaps) dan
waktu selesai berak masuk sendiri
3.4.3.
Derajad III : Benjolan yang keluar waktu berak tidak
masuk sendiri tanpa di dorong dengan jari
3.4.4.
Derajad IV : Benjolan mengalami inkarserasi, tidak dapat
didorong masuk kedalam anus
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
HEMORRHOID
No Dokumen : PT BPU 44
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
4. Penatalaksanaan
4.1. Hemorrhoid eksterna dirujuk ke Rumah Sakit atau spesialis bedah
4.2. Hemorrhoid Interna
4.2.1. Dengan derajad I dan II konservatif dengan diet berserat
dengan laksansia ringan, hilangan faktor penyebab
obstipasi dengan
Banyak minum
Mengurangi daging
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PEMERIKSAAN KIUR DOKTER
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PT BPU 45
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PERALATAN
1.
2.
3.
4.
Timbangan badan
Pengukur tinggi badan
Tensimeter
Stetoskop
5. Kartu Ischihara
PROSEDUR
1. Menanyakan kepada pasien maksud mencari surat keterangan sehat
HHH. Melakukan pengukuran tinggi badan,berat badan, tekanan darah
III. Melakukan pemeriksaan fisik
JJJ. Bila golongan darah belum diketahui, sarankan pasien untuk periksa
golongan darah di laboratorium
KKK. Bila pasien tidak tahu golongan darahnya tapi tidak mau periksa
laboratorium, di surat keterangan sehat isian golongan darah dibei tanda
coret
LLL. Bila memerlukan tambahan tes buta warna lakukan tes buta warna
menggunakan kartu Ischihara
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
MMM. Tulis kesimpulan hasil pemeriksaan fisik dan atau buta warna
NNN. Bila ada catatan khusus misal: cacat fisik, tuna netra, tuliskan
dibawah tulisan BB, TB, TD, Golongan darah
OOO. Tanda tangani surat keterangan sehat
PPP. Surat keterangan sehat dimintakan stempel diruang pendaftaran
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PENUTUPAN PELAYANAN BP
UMUM
No Dokumen : PTBPU 05
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Paramedis/perawat
PERALATAN
Buku register
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 04
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter,perawat, bidan
PERALATAN
Buku register
PROSEDUR
Tulisan yang dianggap salah dicoret, yang dicoret tersebut tetap terbaca
kemudian yang benar dituliskan diatas atau dibawahnya dan diparaf
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PERSIAPAN PELAYANAN BP
UMUM
No Dokumen : PTBPU 02
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter,perawat,
PERALATAN
Alkes, ATK.
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 01
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
PELAYANAN PASIEN DI BP
UMUM
MENYELESAIKAN
REGISTER
BP GIGI
KIA
GIZI
- LABORATORIUM
- PSIKOLOGI/KES-WA
MEMBERESKAN ALAT-ALAT
MEDIS YANG TELAH
DIPAKAI DAN
RUANGANNYA
PASIEN KEMBALI KE R. BP UMUM
MENGAMBIL RESEP
MENGAMBIL OBAT
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
drg
NIP.
RUANG LINGKUP
Pros
TUJUAN
Mela
KEBIJAKAN
Berla
PETUGAS
Dokt
PERALATAN
1. S
2. T
3. T
PROSEDUR
1. P
U
d
p
2. L
3. L
b
4. L
4
4
u
4
5. C
d
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 53
PROTAP
PARAMETER PENGUKURAN
SASARAN MUTU
BP UMUM
PUSKESMAS
KALASAN
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
1. Dokter
2. Perawat
PERALATAN
PROSEDUR
Nama Pasien
No. Status
Rekam Medis
Tidak
Lengkap
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
REFERENSI
No Dokumen : PTBPU 47
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
: 12 / 12
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
SERUMEN PROP
No Dokumen : PT24JT-25
Tanggal terbit: 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
Impala
NIP 196608151988122002
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter, perawat.
PERALATAN
1. Tensimeter.
2. Stetoskop.
3. Otoskop.
PROSEDUR
1. Pengertian
1.1 Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen yang terdapat dikulit sepertiga luar liang telinga.
2.1 Konsistensinya biasanya lunak tetapi kadang-kadang padat.
3.1 Keadaan normal serumen tidak akan tertumpuk diliang telinga, akan
keluar sendiri pada waktu mengunyah, setelah sampai keluar liang
telinga akan menguap karena panas.
4.1 Serumen yang menumpuk akan menggangu pendengaran, bila
kemasukan air akan mengembang, sehingga akan menyebabkan
rasa tertekan yang menggangu diliang telinga.
2. Penatalsanaan.
2.1 Membersihkan serumen dari liang telinga tergantung pada
konsistensi serumen itu.
2.1.1 Bila serumen ittu cair, dibersihkan dengan mempergunakan
kapas.
2.1.2 Bila serumen keras, berikan fenolgliserin dulu selama 3 hari,
untuk melunakannya kemudian dapat dikeluarkan dengan
pengait atau kuret. Bila tidak berhasil, ditetesi lagi dengan
fenolgliserin lagi sehingga obat habis (tiga hari) kemudian
dicoba dikeluarkan lagi. Bila tetap tidak berhasil dikeluarkan
dirujuk ke Rumah Sakit.
REFERENSI
Buku ajar THT kepala leher, FKUI, EDISI ke 5 hal 45, 2003
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
2 - 6 bulan
0.07 mL
6 12 bulan
0.07-0.1 mL
12 -18 bulan
0.1-0.15 mL
18 bulan - 4 tahun
0.15 mL
5 tahun
0.20 mL
6 - 9 tahun
0.30 mL
10 -13 tahun
0.40 mL
14 tahun
0.50 mL
4. Dapat diberikan kortikosteroid, sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel. Dosis yang dapat diberikan adalah 7-10 mg/kg i.v
prednisolon dilanjutkan dengan 5 mg/kg tiap 6 jam atau dengan
deksametason 2-6 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal
disuntikkan IV sampai kondisi pasien stabil dan tidak lebih dari 48-72
jam.
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
SYOK ANAFILAKTIK
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 04
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi
: 01
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
SYOK ANAFILAKTIK
No Dokumen : PTBPU 04
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi
: 01
Halaman
:2/2
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)
No Dokumen : PTBPU 57
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/3
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup kriteria pasien yang perlu dirujuk ke bagian lain
untuk menunjang penegakan diagnosis.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter / Paramedis
PERALATAN
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)
No Dokumen : PTBPU 57
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/3
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)
No Dokumen : PTBPU 57
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/3
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PENULISAN RESEP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 55
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
6. ATK
7. Blanko Resep
PROSEDUR
i.
Resep ditulis oleh seorang dokter, dan nama dokter yang bersangkutan
ditulis pada lembar resep.
ii.
Pada keadaan tertentu, bila dokter tidak ada, resep boleh ditulis oleh
perawat/bidan dengan berpedoman pada surat limpah wewnang dan
nama perawat/bidan yang bersangkutan ditulis pada lembar resep.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
3.
4.
3.
4.
5.
6.
7.
9.
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
2 - 6 bulan
0.07 mL
6 12 bulan
0.07-0.1 mL
12 -18 bulan
0.1-0.15 mL
18 bulan - 4 tahun
0.15 mL
5 tahun
0.20 mL
6 - 9 tahun
0.30 mL
10 -13 tahun
0.40 mL
14 tahun
0.50 mL
4. Dapat diberikan kortikosteroid, sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel. Dosis yang dapat diberikan adalah 7-10 mg/kg i.v
prednisolon dilanjutkan dengan 5 mg/kg tiap 6 jam atau dengan
deksametason 2-6 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal
disuntikkan IV sampai kondisi pasien stabil dan tidak lebih dari 48-72
jam.
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
SYOK ANAFILAKTIK
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 07
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi
: 01
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
3.
4.
3.
4.
5.
6.
7.
9.
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
SYOK ANAFILAKTIK
No Dokumen : PTBPU 07
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi
: 01
Halaman
:2/2
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PENULISAN RESEP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 55
Tanggal terbit : 02-022009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
8. ATK
9. Blanko Resep
PROSEDUR
iii.
Resep ditulis oleh seorang dokter, dan nama dokter yang bersangkutan
ditulis pada lembar resep.
iv.
Pada keadaan tertentu, bila dokter tidak ada, resep boleh ditulis oleh
perawat/bidan dengan berpedoman pada surat limpah wewnang dan
nama perawat/bidan yang bersangkutan ditulis pada lembar resep.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
5.
Adrenalin/ Epinefrin (1:1000) 3 Ampul
6. Antihistamin/diphenhydramine 2 Ampul
3. Kortikosteroid/ dexamethasone/hidrokortison 2 Ampul
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Infus set dan cairan infus (mikro)
7. Spuit Injeksi 3 buah
10. O2
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 56
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/2
2 - 6 bulan
0.07 mL
6 12 bulan
0.07-0.1 mL
12 -18 bulan
0.1-0.15 mL
18 bulan - 4 tahun
0.15 mL
5 tahun
0.20 mL
6 - 9 tahun
0.30 mL
10 -13 tahun
0.40 mL
14 tahun
0.50 mL
4. Dapat diberikan kortikosteroid, sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang
membandel. Dosis yang dapat diberikan adalah 7-10 mg/kg i.v
prednisolon dilanjutkan dengan 5 mg/kg tiap 6 jam atau dengan
deksametason 2-6 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal
disuntikkan IV sampai kondisi pasien stabil dan tidak lebih dari 48-72
jam.
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
SYOK ANAFILAKTIK
No Dokumen : PTBPU 07
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi
: 01
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
SYOK ANAFILAKTIK
No Dokumen : PTBPU 07
Tanggal terbit : 07-05-2009
No Revisi
: 01
Halaman
:2/2
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)
No Dokumen : PTBPU 54
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/3
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup kriteria pasien yang perlu dirujuk ke bagian lain
untuk menunjang penegakan diagnosis.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter / Paramedis
PERALATAN
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
No Dokumen : PTBPU 54
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:2/3
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
RUJUKAN INTERNAL
(DALAM GEDUNG)
No Dokumen : PTBPU 54
Tanggal terbit : 02-03-2009
No Revisi
: 00
Halaman
:3/3
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PENULISAN RESEP
No Dokumen : PTBPU 55
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
1. ATK
2. Blanko Resep
PROSEDUR
1. Resep ditulis oleh seorang dokter, dan nama dokter yang bersangkutan
ditulis pada lembar resep.
2. Pada keadaan tertentu, bila dokter tidak ada, resep boleh ditulis oleh
perawat/bidan dengan berpedoman pada surat limpah wewnang dan
nama perawat/bidan yang bersangkutan ditulis pada lembar resep.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 46
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter, Perawat
PERALATAN
1. Tensimeter
2. Stetoskop
1. Pengertian
PROSEDUR
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
PROSEDUR
No Dokumen : PTBPU 46
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
: 2/ 2
4. Penatalaksanaan :
4.1. Amoksilin 3000 mg dosis tunggal + 1 gram probenosid
4.2. Bila terjadi komplikasi di berikan Ciprofloksasin 500 mg 2 X sehari
selama 5 s/d 7 hari per oral
5. Monitoring :
Penyuluhan untuk menghindari penularan, dan pengobatan pasangan
serta edukasi seks bebas
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
HERNIA
PUSKESMAS
KALASAN
No Dokumen : PTBPU 50
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management
Representative
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
dr Maria Sulistyowati
NIP 195208051983032004
dr Tunggul Birowo
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR
1.
2.
1.
2.
1.
Dokter
Perawat
Tensimeter
Stetoskop
Pengertian
1.1. Hernia adalah : penonjolan abnormal dari jaringan atau organ intra,
abdominal melalui tempat yang lemah pads Binding abdomen
1.2. Hernia yang banyak dijumpai :
1.2.1. Hernia Inguinalis lateral (indirekta) lateral(indirekta)
1.2.2. Hernia inguinalis medialis(direkta)
1.2.3. Hernia femoralis
1.3. Faktor pencetus : semua keadaan yang menyebabkan kenaikan
tekanan intra abdominal
2. Gambaran klinis :
2.1.
2.2. Hernia irreponibilis : bila benjolan timbul dan tidak dapat hilang
(masuk) kembali
2.3. Hernia inkarserata, bila, hernia irreponsibilis disertai dengan tandatanda ileus obstruksi
2.4.
3. Penatalaksanaan
Dirujuk ke rumah sakit
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
No Dokumen : PTBPU 52
PROTAP
PEMBERIAN SURAT RUJUKAN
APABILA PASIEN TIDAK DATANG
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management Representative
dr Maria Sulistyowati
dr Tunggul Birowo
NIP 195208051983032004
NIP. 196011221987122001
NIP. 197005252002121003
: 00
Halaman
:1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
RUANG LINGKUP
Prosedur ini memuat pemberian surat rujukan apabila pasien tidak datang
TUJUAN
Memberikan surat rujukan pada pasien yang tidak dapat datang ke puskesmas
KEBIJAKAN
PETUGAS
Dokter
PROSEDUR
1. Tensimeter
2. Stetoskop
Mengikuti prosedur mutu BP Umum
REFERENSI
PERALATAN
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PEMBERIAN OBAT
APABILA PASIEN TIDAK DATANG
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management Representative
dr Maria Sulistyowati
dr Tunggul Birowo
NIP 195208051983032004
NIP. 196011221987122001
NIP. 197005252002121003
No Dokumen : PTBPU 51
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
1. Dokter
2. Perawat
PERALATAN
PROSEDUR
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PEMERIKSAAN TEKANAN
DARAH
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management Representative
dr Maria Sulistyowati
dr Tunggul Birowo
NIP 195208051983032004
NIP. 196011221987122001
NIP. 197005252002121003
No Dokumen : PTBPU 49
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR
1.
2.
1.
2.
1.
Dokter
Perawat
Tensimeter
Stetoskop
Siapkan tensimeter dan stetoskop
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
APENDIKSITIS AKUT
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management Representative
dr Maria Sulistyowati
dr Tunggul Birowo
NIP 195208051983032004
NIP. 196011221987122001
NIP. 197005252002121003
No Dokumen : PTBPU 48
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
1. Dokter
2. Perawat
PERALATAN
PROSEDUR
1. Tensimeter
2. Stetoskop
1. Pengertian
Apendiksitis Akut adalah peradangan akut pada appendiks vermiformis.
2. Keluhan
2.1. Nyeri di epigastrium atau sekitar pusar dan setelah beberapa jam nyeri
akan menetap di kanan bawah
2.2. Sering dengan mual dan muntah
2.3. Bila tidak ada komplikasi suhu badan tetap atau sub febris
2.4. Bila ada komplikasi suhu badan naik
3. Pemeriksaan fisik
Adanya rangsangan peritonium yang berpusat didaerah Mc. Burney
3.1. Nyeri tekan di Mc. Burney
3.2. Nyeri tekan lepas
3.3. Rousing sign : dengan penekanan pada perut kiri bawah dan dirasakan
nyeri pada perut kanan bawah
3.4. Psoas sign : penderita mengangkat tungkai kanan dalam keadaan
ekstensi
akan merakan nyeri pada perut kanan bawah, juga dilakukan
hiperekstensi
pada papa kanan akan timbul nyeri pada perut kanan bawah
3.5. Obturator sign : fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan akan
dirasakan
nyeri perut kana bawah
Gejala-gejala diatas tidak harus semua positif
4. Penatalaksanaan dirujuk ke rumah sakit
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
REFERENSI
PROTAP
GAGAL JANTUNG
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management Representative
dr Maria Sulistyowati
dr Tunggul Birowo
NIP 195208051983032004
NIP. 196011221987122001
NIP. 197005252002121003
No Dokumen : PTBPU 47
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
RUANG LINGKUP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR
1.
2.
1.
2.
1.
Dokter
Perawat
Tensimeter
Stetoskop
Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan pada
fungsi
jantung,sehingga jantung tidak mampu memompa darah memenuhi
kebutuhan
metabolisms jaringan
2. Manifestasi Klinis
2.1. Gagal jantung dapat berupa tanda, gagal jantung kiri atau kanan yang
dapat
muncul bertahap tetapi dapat pula mendadak dengan tanda udem
paru
2.2. Gagal jantung kiri ditandai dengan
2.2.1. Sesak nafas setelah suatu kerja fisik
2.2.2. Batuk atau paroxysmal nocturnal dispneu
2.2.3. Mungkin tampak pulsasi karotis yang melemah
2.2.4. Terdengar bunyi jantung III dan IV
2.3. Gagal jantung kanan ditandai dengan
2.3.1. Udem dipergelangan kaki yang bersifat pitting
2.3.2. Pembesaran hati
2.3.3. Lemah
2.3.4. Mungkin nyeri diperempat kanan atas perut
2.3.5. . Asites (tahap lanjut)
2.4. Gagal jantung akut : biasanya suatu gagal jantung kiri yang ditandai
udem
paru akut yaitu
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
GAGAL JANTUNG
No Dokumen : PTBPU 47
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
: 2/ 2
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan
PROTAP
PUSKESMAS
KALASAN
Dibuat Oleh
Disetujui Oleh
Management Representative
dr Maria Sulistyowati
dr Tunggul Birowo
NIP 195208051983032004
NIP. 196011221987122001
NIP. 197005252002121003
RUANG LINGKUP
No Dokumen : PTBPU 04
Tanggal terbit : 02-032009
No Revisi
: 00
Halaman
:1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas
Kalasan
Prosedur ini mengatur sistem perbaikan bila terjadi kesalahan penulisan dalam
kartu status dan buku register pasien
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
1. Dokter
2. Perawat
3. Bidan
PERALATAN
1. Buku register
PROSEDUR
Tulisan yang dianggap salah dicoret, yang dicoret tersebut tetap terbawa
kemudian yang benar dituliskan diatas atau dibawahnya dan di paraf
REFERENSI
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Kalasan