Warta Yanmed XXIII (27112010) PDF
Warta Yanmed XXIII (27112010) PDF
Dan Kepada
salamredaksi
Susunan Redaksi
Pembina
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Penanggung Jawab
Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik
Dr. dr. Sutoto, M.Kes
Pimpinan Redaksi
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
V.A. Binus Manik, SH,MH
Sekretaris Redaktur
Kepala Sub Bagian Humas
Imin Suryaman, S.Sos
Tim Redaktur
1. Kabag. Program dan Informasi
2. Kabag. Keuangan
3. Kabag. Umum & Kepegawaian
4. Kasubag TU Dit Bina Yan Medik Dasar
5. Kasubag TU Dit Bina Yan Medik Spesialistik
6. Kasubag TU Dit Bina Yan Keperawatan
7. Kasubag TU Dit Bina Yan Kesehatan Jiwa
8. Kasubag TU Dit Bina Yan Penunjang Medik
9. Kasubag Hukum Bagian Hukormas
10. Kasubag Organisasi Bagian Hukormas
11. Kasubag Perbendaharaan Bagian Keuangan
12. Kasubag Data dan Informasi Bagian Program dan
Informasi
13. Kasubag Rumah Tangga Bagian Umum dan
Kepegawaian
Penyunting/Editor
1. Sufermi Sofyan
2. Eti Ekawati.SH.MH
3. Ani Mindo Ch.SE
4. Auliyana Zahrawani. SKM
5. Pelita Apriany, SKM
6. Desi Syetiani, S.Sos
Sekretariat
1. Drs. Ahmad Haryanto
2. Denny Sugarna
3. Benny Bremer
4. Rita Desmawati
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
daftarisi
beritautama
04
06
08
liputan
12
04
19
20
22
24
26
12
27
13
22
15
17
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
43
28
44
30
48
32
50
Usia Lanjut?
Bermasalah Pada Kesehatan Jiwa?
ragam
resensibuku
35
53
36
38
40
42
54
lensayanmed
54
58
42
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
RIWAYAT HIDUP
Millenium Development Goals
(MDGs).
Diakhir
pelantikan
Menkes
berpesan
kepada
pejabat
baru
untuk
tidak
ragu-ragu
melaksanakan
reformasi
dan
inovasi guna meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, namun tetap
dalam koridor hukum. Menjaga
suasana kerja yang kondusif serta
membangun team work yang
solid. Dalam melaksanakan tugas
mengacu pada tagline Kemenkes,
yaitu pro rakyat, inklusif, responsif,
efektif dan bersih. Di samping itu
juga perlu menjalin kerja sama dan
bersinergi dangan stake holders
terkait
dalam
melaksanakan
program-program
bidang
kesehatan.
Nama
Pangkat
Tempat/Tanggal Lahir
Status
Agama
Pendidikan
Sekolah Dasar Xaverius Pringsewu Lampung (1966)
Sekolah Menengah Pertama Xaverius Pringsewu Lampung (1969)
Sekolah Menengah Atas Negeri III, Yogyakarta (1972)
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1979)
Spesialis Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta (1989)
Pasca Sarjana KARS Universitas Indonesia, Jakarta (1988)
Peserta Program Pendidikan S 3 Fakultas Kedokteran Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta (2010)
Penghargaan
Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun
Satya Lencana Kesetiaan 16 tahun
Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun
Satya Lencana Dwija Sista
Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Menkes Melantik
20 Pejabat Eselon II
disiplin, sistematis dalam
bekerja, adil, transparan,
bekerjakeras
dalam
melaksanakan tugas, penuh
tanggung jawab, senantiasa
berpedoman pada prosedur,
standar, dan peraturan yang
berlaku, sehingga hasil
kerja dapat dipertanggung
jawabkan
dan
dipertanggung gugatkan.
setiap
pejabat
dapat
menjadi agen perubahan
yang memiliki semangat
pionir untuk melakukan
inovasi guna meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan,
Mengikrarkan diri untuk melaksanakan tugas, dan bertanggungjawab pada Pemerintah, Bangsa dan Negara.
antisipatif, proaktif dan
responsif
serta
peka
KEMENKES Pada tanggal 26 Juli 2010 sebanyak 20 terhadap dinamika tuntutan masyarakat berdasarkan
pejabat baru Eselon II dilantik Menteri Kesehatan dr. nilai-nilai sesuai dengan visi dan misi Kementerian
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. Mereka Kesehatan dan tetap dalam koridor hukum.
terdiri dari pejabat pusat dan para direksi Rumah Sakit
Selain itu, melakukan konsolidasi dengan stake
Umum Pusat (UPT) Kemenkes di daerah.
holders terkait, sesuai dengan tugas pokok dan
Menkes mengatakan mengatakan, rumah sakit fungsi masing-masing, sehingga terjalin kemitraan
merupakan salah satu ujung tombak Kemenkes dalam yang sinergis lintas program dan lintas sektor dalam
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pelaksanaan tugas serta mampu menyiapkan kader
masyarakat. Pada era globalisasi ini, Rumah Sakit harus penggantinya.
mampu menyusun strategi peningkatan mutu pelayanan
Menkes menyatakan pelaksanaan rotasi, mutasi,
kepada masyarakat agar dapat berkompetisi dengan dan promosi jabatan merupakan bagian dari Reformasi
Rumah Sakit lain secara sehat, serta mengembangkan Birokrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
rumah sakit berbasis pelayanan kesehatan kelas dunia kinerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. dengan
(World Class Hospital).
diangkat dan dilantik pejabat baru, diharapkan prestasi
Menkes, minta para pejabat yang baru dilantik dapat dan kinerja Kementerian Kesehatan dapat meningkat
menjadi panutan dalam menerapkan nilai-nilai dasar lebih baik lagi. Sehingga dapat mengikuti dinamika
budaya kerja aparatur yang meliputi : komitmen yang tuntutan masyarakat dalam memberikan pelayanan
tinggi pada tugas, konsisten, berintegritas, profesional, publik yang lebih bermutu.
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
2. Rencana strategik
3. Fokus pada pelanggan
4. Manajemen
pengukuran,
analisis
manajemen berbasis pengetahuan
5. Fokus pada tenaga kerja
6. Manajemen proses
7. Hasil dan output
dan
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
c.
d.
e.
f.
g.
10
a. Standar Struktur :
- Tenaga spesialis yang komprehensif yaitu
dokter spesialis jantung dan pembuluh
darah dengan berbagai bidang sub spesialis
berkualitas internasional
- Keseimbangan rasio perawat dengan jumlah
tempat tidur yang tersedia yaitu 2 :1
- Kelengkapan teknologi muktahir
- Kelengkapan pelayanan penderita untuk
mengatasi
berbagai
kasus
penyakit
kardivaskuler yang multikompleks
- Adanya pusat penelitian kardivaskuler
- Jumlah pasien yang dilayani tidak melampaui
Bed OccpancyRate
b. Standar Proses :
Guna memenuhi standard dan kepuasan pasien
maka proses pelayanan yang diberikan oleh Pusat
Jantung Nasional hendaknya bersifat komprehensip
mulai dari pendidikan kesehatan untuk pencegahan
penyakit kardiovaskular kepada pasien dan keluarganya.
Diagnosis dan terapi yang dilaksanakan melalui proses
pemeriksaan dengan metode keilmuan dan peralatan
medik paling mutakhir serta menjunjung tinggi aspek
kenyamanan pelanggan.
Terbentuknya jejaring nasional pelayanan jantung
yang berpedoman pada sistem rujukan yang
dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. Perlu adanya
dukungan kuat pemerintah melalui terbentuknya
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
-
-
-
-
-
-
-
PENUTUP :
Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun Pusat
Jantung Nasional sudah mencapai kualifikasi World
Class Cardiovasculer Center yang terkemuka di wilayah
Asia Pasific, namun semuanya hanya bisa terjadi bila
ada komitmen pemerintah, Karena banyak hal yang
sifatnya lintas sektoral dan lintas internasional yang
tentunya memerlukan biaya besar.
11
liputan
saat
ini
semakin
bertambah
tidak
salah
boleh
satu
aspek
dilupakan
pengembangan
yang
adalah
pelayanan,
baik dan lebih ramah. Untuk itu, salah satu prakondisi yang
wrong procedure
surgery); Kurangi
risiko
infeksi
nosokomial
(Reduce
the
health
associated
risk
care
Sekretaris Ditjen Bina Yanmed, Dr. dr. Sutoto, M.Kes
12
of
infections);
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
2.
3.
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
keperawatan, manajemen
dan
administrasi
pelayanan keperawatan
masih belum berorientasi
pada mutu pelayanan
serta
belum
kuatnya
peran bidang dan komite
keperawatan
Sebelumnya, pedoman
ini telah melalui berbagai
proses yaitu penyusunan
draft pedoman, ujicoba
dan evaluasi pedoman di
Direktur Jenderal Pelayanan Medik
sedang memberikan sambutan.
lima rumah sakit dan hasil
ujicoba menjadi masukan
dalam penyempurnaan pedoman, demikianlah laporan
Direktur Bina Pelayanan Keperawatan (Suhartati, SKp,
M.Kes) pada acara pembukaan Workshop di Bandung
pada tanggal 26 Juli 2010.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna (promotif,
prefentif, kuratif, dan rehabilitatif) yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan,
Rumah Sakit diwajibkan memberi pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan efektif sesuai dengan
standar dan pedoman yang berlaku. Dalam pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit yang memiliki peran yang
amat penting adalah pelayanan keperawatan untuk
mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan.
Direktur
Jenderal
Bina
Pelayanan
Medik
menyampaikan
dalam
pembukaan
Workshop
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di
13
liputan
Foto bersama peserta dengan Direktur Bina Pelayanan Medik (Dr. Supriyanto, Sp.P, MARS).
14
dari
keperawatan
dari
perawat
vokasional
menjadi
profesional dikarenakan tekanan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan
teknologi
keperawatan,
tekanan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan-asuhan
keperawatan yang bermutu dan
terjangkau, tekanan perkembangan
Sistem
Pemberian
Pelayanan
Kesehatan kepada masyarakat.
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
Pertemuan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS; Sesditjen, Dr. dr. Sutoto, M.Kes; Direktur RS Vertikal dan para pakar perumahsakitan
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
15
liputan
Tim Pembina RSIKD yang akan
bertugas melakukan pemantauan
pelaksanaan
Pengembangan
Rumah Sakit Indonesia Kelas
Dunia sekaligus dengan instrumen
pembinaan dan penilaiannya.
Tim Pembina RSIKD terdiri
dari para pakar perumahsakitan,
akademisi
dan
klinisi
yang
mempunyai perhatian besar di
bidang
peningkatan
kualitas
pelayanan kesehatan di Indonesia.
Terbentuk
berdasarkan
SK
Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik
Nomor
HK.03.05/
III/2459/08 tentang Kelompok
Kerja Pengembangan World Class
Hospital di Indonesia.
Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
menyatakan apresiasi yang sangat
besar kepada seluruh Tim Kelompok
Kerja agar segera terwujud suatu
Pedoman Rumah Sakit Kelas Dunia
di Indonesia. Sehingga pedoman ini
dapat dijadikan rujukan oleh Rumah
Sakit dalam mengembangkan
dirinya menuju Rumah Sakit
Indonesia Kelas Dunia yang dapat
dipertanggungjawabkan
baik
nasional maupun Internasional..
Pertemuan ini
dijadikan forum
untuk
pengkayaan
substansi
Peraturan Menteri Kesehatan dan
ola
makan
yang
sehat ialah makan
makananaik
yang
mengandung semua
unsur gizi seimbang
sesuai dengan kebutuhan tubuh
baik karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral. Bahan
makanannya pun dipilih sealami
mungkin.
Anjuran pola makan sehat :
1. Mengkonsumsi makanan yang
rendah lemak dan rendah
kolesterol
misalnya
susu
kedelai, ayam yang dibuang
kulitnya, konsumsi buah, sayur,
ikan, daging tanpa lemak.
2. Mengurangi konsumsi makanan
yang digoreng, kuning telur,
16
3.
4.
5.
6.
7.
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
sekaligus sinkronisasi
program
antara
Rencana
Strategis
Kementerian
Kesehatan
dengan
pelaksanaan program
sesuai
dengan
struktur
organisasi
Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan
adalah
merupakan
tujuan terlaksananya Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan
kegiatan pertemuan Humas, V.A. Binus Manik, SH, MH sedang
menyampaikan laporan ketua panitia.
tersebut.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan
inventarisasi dan pemetaan program dan
kegiatan sesuai tupoksi untuk mengetahui
tugas yang telah dan belum dilakukan sehingga
mengurangi tumpang tindih tugas serta
memperjelas koordinasi dengan unit kerja
lainnya, demikian laporan Kepala Bagian Hukum
Organisasi dan Humas, V.A. Binus Manik, SH,
MH saat pembukaan acara Pertemuan Penataan
Organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan di Bandung.
Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa, Dr.
Irwansyah, Sp.Kj yang mewakili Direktur Bina
Pelayanan Medik saat membuka acara Pertemuan
Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan di Bandung menyampaikan
bahwa Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik dan unit utama telah berproses dalam
penyusunan perubahan organisasi dan tata
kerja dari Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik menjadi Direktorat Bina Upaya Kesehatan
yang menjadikan beban kerja dan tupoksi
17
liputan
Direktorat Bina
Upaya
Kesehatan
Dasar
Direktorat
Bina
Upaya
Kesehatan
Rujukan
semakin
besar
sementara
besaran organisasi tidak boleh
bertambah.
Struktur
Organisasi
Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan
terdiri dari:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat
Bina
Upaya
Kesehatan Dasar
3. Direktorat
Bina
Upaya
Kesehatan Rujukan
4. Direktorat
Bina
Pelayanan
Keperawatan dan Keteknisian
Medik
5. Direktorat
Bina
Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan
6. Direktorat Bina Kesehatan Jiwa
Pelaksanaan
Pertemuan
18
Direktorat Bina
Pelayanan
Keperawatan
dan
Keteknesian
Medik
Direktorat Bina
Pelayanan
Penunjang
Medik
dan Sarana
Kesehatan
Direktorat
Bina
Kesehatan
Jiwa
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
Menkes menjenguk Ridho, korban ledakan tabung gas (kanan) di RSCM Jakarta Pemulihan secara teknis terus dilakukan dokter RSCM
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
19
liputan
Pekan ASI Sedunia Tahun 2010
20
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
serta 3) mengembangkan regulasi
untuk mendukung keberhasilan
menyusui, inilah yang disampaikan
Menteri Kesehatan, dr. Endang
Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH
pada hari Minggu 8 Agustus 2010.
Melalui Ibu Hj. Ani Susilo
Bambang Yudhoyono, Presiden
berpesan
mendukung
penuh
peringatan pekan ASI Sedunia,
karena kegiatan ini terkait dengan
masa depan generasi bangsa dan
negara.
Menkes
mengamanatkan
kepada seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia, baik
Pemerintah
maupun
Swasta
diminta menerapkan 10 Langkah
Menuju Keberhasilan Menyusui,
antara lain :
1. Menetapkan
Kebijakan
Peningkatan Pemberian Air
Susu Ibu yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua
petugas.
2. Melakukan
pelatihan
bagi
petugas untuk menerapkan
kebijakan tersebut.
3. Memberikan penjelasan kepada
ibu hamil tentang manfaat
menyusui dan talaksananya
dimulai sejak masa kehamilan,
masa bayi lahir, sampai umur 2
tahun.
4. Membantu ibu mulai menyusui
bayinya dalam 60 menit setelah
melahirkan di ruang bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami
cara menyusui yang benar
dan cara mempertahankan
menyusui meski ibu dipisah
dari bayi atas indikasi medis.
Ibu Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono meminta untuk terus dilakukan pemantauan pada fasilitas pelayanan
kesehatan.
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
21
liputan
22
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
sebagai pelajaran dan AKB, memberikan pelayanan yang
merencanakan untuk berkesinambungan dan paripurna,
mengaplikasikannya berfokus pada aspek pencegahan
di daerah masing- melalui pendidikan kesehatan dan
masing.
konseling, promosi kesehatan,
Standar
dan pertolongan persalinan normal
Pedoman
Asuhan dengan berlandaskan kemitraan
Kebidanan
telah dan pemberdayaan perempuan,
di
ujicoba
dan serta melakukan deteksi dini pada
diterapkan
di kasus kasus rujukan.
Para peserta rapat konsolidasi penerapan standard an pedoman asuhan Rumah Sakit yang
Pelayanan
kebidanan
kebidanan tahun2010
menyelenggarakan dilaksanakan pada berbagai jenjang
setiap Kabupaten/Kota dan PONEK di 16 Propinsi.
tatanan pelayanan sesuai dengan
menyediakan 1 Pelayanan
Pembukaan acara (kiri ke sistem pelayanan kesehatan yang
PONEK 24 jam di Rumah Sakit kanan)
Kandinkes
Propinsi ada, mulai dari tingkat primer,
Kabupaten/Kota.
Kepulauan Riau dr. Achmad Budi sekunder, dan tersier yang tersusun
Anto,MM., Sesditjen Bina Yanmedik dalam suatu mekanisme rujukan
Melalui Pengelolaan pelayanan Dr. dr. Sutoto, M.Kes, Direktur Bina timbal balik.
rujukan Obstetri & Neonatal Dasar Pelayanan Keperawatan Suhartati,S.
Pelayan
kebidanan
yang
dan Konprehensif (PONED & Kp.M.Kes,
Kasubdit Bina Yan bermutu memerlukan ketersediaan
PONEK) Rumah Sakit dan Puskesmas Keperawatan Kebidanan
Dra. bidan dalam jumlah dan kualitas
diharapkan bisa menjadi lembaga Nurjasmi, M.Kes.
yang memadai, terdistribusi secara
dimana kasus rujukan diharapkan
Pelayanan kebidanan adalah merata, serta dimanfaatkan secara
dapat di atasi dengan cepat dan bagian
integral
dari
sistem berhasil guna dan berdaya guna,
tepat.
pelayanan kesehatan yang diberikan sehingga dapat diselenggarakan
Salah satu upaya Akselerasi oleh bidan, dilakukan secara pelayanan
kebidanan
sesuai
penurunan AKI dan AKB dalam mandiri, kolaborasi, konsultasi dengan kebutuhan seluruh tatanan
mendukung program MDGs yang dan rujukan yang mencakup pelayanan kesehatan.
dilakukan Direktorat Jenderal Bina pelayanan kesehatan reproduksi,
Sufermi Sofyan
Pelayanan Medik, melalui Direktorat remaja, pra nikah,hamil, bersalin,
Bina Pelayanan Keperawatan adalah nifas, bayi baru lahir, balita sehat,
menyusun standar dan pedoman pelayanan KB, psimonopause pada
asuhan kebidanan . Pada tanggal kasus normal dan
23 Agustus 2010 di Batam diadakan kegawatdaruratan
Rapat
Konsolidasi
Penerapan maternal
dan
Standar dan Pedoman Asuhan neonatal di semua
Kebidanan yang dihadiri oleh Bidan fasilitas kesehatan.
Supervisor / Koordinator Rumah
Bidan sebagai
Sakit Vertikal Dirjen Bina Pelayanan salah satu tenaga
Medik dan Bidan Koordinator kesehatan
yang
Dinas Kesehatan Propinsi, untuk memiliki
posisi
mendengarkan
pemaparan penting
dan
pengalaman dari Propinsi yang strategis
dalam
sudah menerapkan, menjadikannya penurunan AKI dan Foto bersama Sesditjen Bina Yanmedik
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
23
liputan
Kemenkes Dukung
Pendirian RS Pelita Rakyat
BANTEN - Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setingginya. Akses terhadap
pelayanan kesehatan tidak boleh membeda-bedakan
masyarakat atas tingkat sosial ekonominya. Penduduk
yang tidak mampu atau miskin harus mempunyai
kesempatan yang sama dengan penduduk yang
mampu dalam mengakses pelayanan kesehatan yang
berkualitas, demikian sambutan Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS pada
acara pendirian Rumah Sakit Pelita Rakyat di Jl. Anyer,
Serang Banten tanggal 7 Agustus 2010. Hadir dalam
acara tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo,
beberapa anggota Komisi IX DPR-RI, dr. Budihardja
Singgih, MPH, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, drg.
Naydial Roesdal, Inspektur Jenderal, dr. Chalik Masulili,
M.Sc., Staf Ahli Menkes Bidang Pembiayaan dan
Pemberdayaan Masyarakat, dr. Krishnajaya, Staf Ahli
Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
dan Desentralisasi.
Menurut Dirjen Bina Yanmed, pada dasarnya
pemerintah menginginkan semua orang dapat
Peletakan batu pertama untuk pembangunan rumah sakit oleh Dirjen Bina
Pelayanan Medik
24
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
epatu
wanita
memang
kini
menajdi
pelengkap
kita
dalam
berbusana.
Tak lengkap rasanya bila
pakaian yang kita kenakan
tidak matching dengan sepatu yang
kita pakai.Bagi wanita, sepatu ada
dua jenis yang sering kita kenakan.
Sepatu high heels dan sepatu flat. Buat
anda yang pekerja kantoran, pastinya
sangat membutuhkan sepatu high
heels setiap harinya. Namun, anda
harus lebih berhati-hati atas dampak
yang ditimbulkan bila anda keseringan
menggunakan sepatu high heels.
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
25
liputan
Kementerian Kesehatan
Dukung Sail Banda
AMBON Kementerian Kesehatan mendukung Sail
Banda melalui kegiatan Bakti Sosial (Baksos) yang berlangsung tanggal 12 Juli 3 Agustus 2010 di Provinsi
Maluku. Baksos kesehatan Surya Baskara Jaya merupakan kerjasama TNI-AL dengan Kemenkes dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi penduduk di pulaupulau kecil, terluar dan terpencil mencakup 10 lokasi di
5 Kabupaten/Kota.
Bakti Sosial Operasi Surya Baskara Jaya kegiatan
utamanya adalah pelayanan dan penyuluhan kesehatan. Dalam Baksos Sail Banda juga melibatkan beberapa sector bahkan beberapa Negara tetangga di Asia
Tenggara, Australia, didukung pula oleh Angkatan Laut
Amerika, Singapura, Malaysia dan Australia.
Tanggal 4 Juli 2010 Menteri Kesehatan dr. Endang
Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH melepas keberangkatan Kapal KRI Suharso di Kolinlamil Tanjung Priok.
Kapal ini membawa alat transportasi, peralatan kesehatan dan obat-obatan yang akan digunakan dalam bakti
sosial kesehatan disamping bahan kontak baksos lainnya.
Dukungan Kemenkes dalam kegiatan baksos Sail
Banda berupa 1 unit ambulans transportasi, 3 unit
Puskesmas Keliling (Pusling) Roda 4 untuk Maluku Utara,
1 unit Pusling Roda 4 untuk Maluku, 5 buah emergency
set perorangan, 2 emergency set tim, 2 tim unit defibrillator, 2 unit examination lamp, 5 unit minor surgery,
dan 2 ventilator dari PPK Regional Makassar.
Bantuan lainnya berupa asistensi gawat darurat,
pengiriman dokter ahli serta perawat mahir, simulasi
kegawat daruratan, sosialisasi masalah kesehatan, kegiatan survey vector dan penyuluhan pengendalian penyakit menular dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan masyarakat (Desa Siaga), pelayanan kesehatan
di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
di wilayah Maluku yaitu Maluku Tenggara Barat, Maluku
Barat Daya, Aru, Seram Bagian Barat, Buru Selatan, dan
lain-lain.
Selain itu, Kemenkes juga memberikan bantuan
10 ton makanan pendampingan air susu ibu (MP-ASI),
1.900 kg obat pelayanan dasar, 200 obat TBC, 500 obat
26
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
27
liputan
28
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
Penyerahan sertifikat kepada Peserta dari Rumah Sakit Ratatotok dan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Foto Bersama: Peningkatan Kemampuan Tenaga Kehumasan Dilingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
29
liputan
Peningkatan Kemampuan
Bendahara di Lingkungan
Ditjen Bina Pelayanan Medik
Bandung Pada tanggal 31 Agustus s/d 2 September
2010 telah dilaksanakan Peningkatan Kemampuan
Bendahara di lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik di
Bandung. Pelatihan ini merupakan upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia agar lebih mampu dan
terampil dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan
di rumah sakit. Pengelolaan keuangan di rumah sakit
dan satuan kerja saat ini menjadi ukuran keberhasilan
kinerja pengelolaan keuangan di masing-masing unit
kerja, demikian uraian dari Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik yang saat itu diwakili oleh Direktur
Keuangan RSUP Hasan Sadikin Bandung pada saat
Pembukaan Peningkatan Kemampuan Bendahara di
lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik (dr. Ahmad
Soebagyo. T, MARS).
Bendahara
adalah
orang
yang
ditunjuk
untuk
menerima,
menyimpan,
membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN
pada Kantor/Satuan Kerja. Dalam rangka mendukung
30
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
Sakit yang mandiri menuju
Indonesia Sehat 2011
2. Pengawasan
oleh
aparat
fungsional
3. Tata
cara
pembukuan
bendahara dan penyusunan
LPJ Bendahara
4. Prosedur dan Permintaan uang
persediaan & tambahan uang
persediaan
5. Prosedur dalam penerbitan
SP2D
6. Pelaporan realisasi anggaran
(SAI, Pelaporan)
7. Penyelesaian
tuntutan
perbendaharaan/tuntutan ganti
rugi.
Harapan dari Direktur Jenderal
Bina Pelayanan Medik yang saat
itu diwakili oleh Direktur Keuangan
RSUP Hasan Sadikin Bandung
pada saat Pembukaan Peningkatan
Para Peserta Peningkatan kemampuan petugas bendahara rumah sakit/satuan kerja di lingkungan Ditjen
Bina Pelayanan Medik
Kemampuan
Bendahara
di
lingkungan Ditjen Bina Pelayanan
Medik agar kewenangan yang
diberikan dalam hal pengaturan
keuangan salah satunya adalah
eh hijau mengandung
bahan
aktif
epigallocathechin
gallate
yang
multi
fungsi. Minum
air
jeruk saja biar lemaknya hancur,
mungkin Anda sering mendengar
saran tersebut untuk mengurangi
rasa berdosa setelah menyantap
makanan enak, tapi penuh lemak.
Padahal,
penghancur
lemak
alami yang paling baik adalah teh
hijau.
Menurut dr. Phaidon Toruan,
dalam bukunya Fat-Loss Not
Weight-Loss, ada dua keuntungan
mengonsumsi teh hijau, yakni
sebagai fat burner yang optimal
dan kaya akan antioksidan.
Teh hijau akan membantu
meningkatkan
pembakaran
lemak, dalam arti membantu
meningkatkan
metabolisme
trigliserida (misalnya lemak yang
tebal di bawah kulit) untuk diubah
menjadi asam lemak. Tapi ingat,
lemak di bawah kulit hanya bisa
dibakar bila bentuknya sudah
diubah menjadi asam lemak. Proses
pembakarannya adalah dengan
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
Pembukaan Penyusunan Pagu Sementara Tahun Anggaran 2011 oleh Dirjen Bina Pelayanan Medik
32
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
liputan
Kerja Pemerintah, Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga
(RKAKL),
dan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran tahun 2011. Hal ini
berarti bahwa alokasi anggaran
Kementerian/Lembaga
harus
ditetapkan berdasarkan Program
sesuai
hasil
restrukturisasi.
Restrukturisasi
program
dan
kegiatan ini terjadi pada hampir
seluruh
kementerian/lembaga.
Kedua, perubahan Undang-undang
Legislatif juga telah mengubah
hubungan kelembagaan antara
Pemerintah dan DPR berkaitan
dengan penetapan APBN, termasuk
didalamnya jadwal pembahasan
APBN
pada
masing-masing
kementerian/lembaga.
Penganggaran
Tahun
2011
menganut
pendekatan
Penganggaran Terpadu (unified
budget)
yaitu
pendekatan
penganggaran yang dilakukan
dengan
mengintegrasikan
seluruh proses perencanaan dan
penganggaran
di
lingkungan
Kementerian/Lembaga
untuk
menghasilkan dokumen RKA-KL
sesuai dengan dengan klasifikasi
anggaran menurut organisasi,
fungsi,
dan
jenis
belanja.
Pengintegrasian seluruh proses
perencanaan dan penganggaran
tersebut dimaksudkan agar tidak
terjadi duplikasi dalam penyediaan
dana untuk Kementerian/Lembaga
baik yang bersifat investasi maupun
untuk keperluan biaya operasional.
Penganggaran
2011
juga
menganut
pendekatan
Penganggaran Berbasis Kinerja
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
33
liputan
dimana ; Program : berada pada
level eselon I yang merupakan
nomenklatur refleksi dari tugas dan
fungsi Eselon I dan mempunyai
outcome dan bersifat mengikat.
Kegiatan : berada pada level
eselon II/Satker yang merupakan
nomenklatur refleksi dari tugas dan
fungsi eselon II dan mempunyai
output dan bersifat mengikat.
Output : berada pada level eselon II/
Satker dan merupakan output atau
keluaran yang harus dicapai oleh
Eselon II/Satker dan diukur dengan
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK),
bersifat mengikat. Komponen Input
: merupakan pembentuk output
dan strukturnya tergantung pada
masing-masing unit kerja, bersifat
tidak mengikat. Semoga dengan
berbagai perubahan paradigma
tersebut
tidak
mengurangi
semangat dalam penganggaran
guna pemberian pelayanan kepada
masyarakat
Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P,
MARS menyampaikan saat ini Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik
sebagaimana disebutkan dalam
Laporan Penyelenggaraan Kegiatan
oleh Sesditjen Bina Yanmed adalah
sebanyak 35 Unit terdiri dari 34
Satuan Kerja Badan Layanan Umum
dan 1 Unit Kerja Rumah Sakit Vertikal
yang baru saja bergabung dengan
Ditjen Bina Yanmed sejak tanggal
01 April 2010.
Beberapa hal yang harus
34
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
35
ragam
36
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ICU, dll)
2. Pengadaan peralatan non medik (meubelair, lift, AC,
nurse call, dll) hanya untuk kelengkapan gedung
baru
3. Biaya operasional pemeliharaan untuk gedung dan
peralatan rumah sakit disesuaikan dengan status
kepemilikan rumah sakit
4. Tidak diperbolehkan untuk gedung kantor,
gedung asrama, rumah dokter, rumah direktur,
garasi, workshop, aula, masjid, jalan lingkungan/
kompleks, parkir, pagar atau taman.
Direktur
Jenderal
Bina
Pelayanan
Medik
menggarisbawahi hal penting yang sering dilupakan,
yakni tentang peran Dinas Kesehatan Provinsi. Seringkali
usulan/proposal kegiatan disampaikan RSUD/BLK/
Labkesda langsung kepada Kementerian Kesehatan
cq. Ditjen Bina Pelayanan Medik tanpa melalui Dinas
Kesehatan Provinsi setempat. Ini harus diluruskan,
kata Dirjen Bina Yanmed. Beliau melanjutkan, Dinas
Kesehatan Provinsi adalah kepanjangan tangan dari
Kementerian Kesehatan yang ada di daerah. Mereka
lebih mengetahui keadaan RSUD di wilayahnya. Jadi
semua usulan yang masuk baru akan kami proses
ketika ada rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi
setempat. Ini menguntungkan bagi kami, karena cukup
memonitor 33 provinsi yang ada di Indonesia, bukan
700-an satker yang ada yang pasti sangat memusingkan.
Sehingga untuk sekarang dan masa yang akan datang,
semua usulan yang masuk ke Kementerian Kesehatan RI
harus melalui Dinas Kesehatan Provinsi dulu baru dapat
diproses di Ditjen Bina Pelayanan Medik. Tentunya hal
ini menjadi catatan penting dan sentilan bagi RSUD
yang mengajukan usulannya langsung tanpa melalui
Dinkes Provinsi setempat.
(Ockti, Program & Informasi Setditjen Bina Yanmed)
37
ragam
Sejalankah?
Catatan kecil dari Seminar dan Forum Alumni & Mahasiswa MMR Fakultas Kedokteran UGM, Juli 2010
Satu potret sebuah RSUD di Jawa, agak pelosok untuk ukuran Pulau Jawa, dengan susah payah menggeliat
untuk bertahan, meskipun dengan peralatan kesehatan seadanya serta dokter spesialis yang terbatas
jumlahnya. Sementara di Jakarta, rumah sakit tumbuh bak jamur di musim hujan, berkembang dan
berkompetisi begitu tajam. Adu kecanggihan teknologi alat kesehatan, dokter sub spesialis yang bertebaran,
serta bangunan gedung yang sedemikian menawan.
38
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
39
ragam
40
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
PUNCAKNYA PADA STADIUM EMPAT, (4)
Terjadi pembusukan jaringan atau gangren pada
organ tubuh yang paling distal. Biasanya ditandai jarijari membiru bahkan menghitam, seperti membusuk.
Untuk ini, jalan satu-satunya terpaksa diamputasi. Untuk
itu, mereka yang menunjukkan tanda-tanda stadium
satu (1) seharusnya memeriksakan diri ke dokter untuk
mencari penyebab masalah tersebut.
APA PENYEBAB BUERGERS DISEASE ?
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara jelas.
Penyakit ini sering di derita pria dewasa muda hingga
usia pertengahan (20-40 tahun) terutama perokok berat.
Penyakit ini jarang ditemukan pada bukan perokok,
oleh sebab itu merokok merupakan faktor penyebab
timbulnya penyakit ini. Kira-kira 40% penderita memiliki
riwayat peradangan pembuluh pena ( blebistis) yang
berperan penting dalam perkembangan penyakit
buerger . penyakit ini terutama terjadi pada tungkai,
tetapi dapat terjadi pada lengan. Gejala awal berupa
menurunnya aliran darah ( iskemia pada arteri) serta
peradangan pembuluh darah supervisiar ( dibawah
permukaan kulit).
BAGAIMANA GEJALA BUERGERS DISEASE ?
Gejala klinis penyakit bueger adalah gejala-gejala
iskemia pada ekstremitas ( terutama tungkai ) , seperti
: pucat, nyeri, hilangnya pulsasi, dan INFARK. Jarang
ditemukan claudi clasio , dan bila ditemukan biasanya
hanya terasa ditungkai. Pemeriksaan arteriografi
umumnya menunjukkan pembuluh yang normal di atas
poplitea.
Gejala utama adalah rasa sakit pada daerah yang
dipengaruhinya. Timbulnya penyakit ini secara perlahanlahan dan pertama kali timbul pada tungkai dan lengan.
Peradangan terjadi pada arteri dan vena berukuran
sedang dan kecil dipermukaan tubuh. Pada kasus yang
lebih lanjut pembuluh darah pada bagian lain tubuh
dapat juga dipengaruhi . Terjadi penurunan aliran darah
secara progresif pada daerah yang dipengaruhi. Denyut
nadi pada tungkai sangat lemah atau tidak teraba. Aliran
darah yang sangat berkurang dapat menyebabkan
gangren yaitu matinya jaringan tubuh akibat aliran
darah yang sangat terbatas. Penderita mengeluh rasa
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
41
ragam
Motto Radiologi
Kepuasan pelanggan adalah kebanggaan kami.
Instalasi Radiologi di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.
Bagian Radiotherapi.
2.
Bagian Radiodiagnostik
42
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
A. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi ini yang ditandai oleh iklim
yang sangat kompetitif, ketersediaan informasi yang
tepat waktu dan akurat sangat dibutuhkan oleh
organisasi manapun dalam menunjang usahanya.
Akhir-akhir ini manajemen informasi mendapat
perhatian yang sangat besar, baik oleh instansi
pemerintah maupun swasta. Ada dua faktor utama
yang mendorong hal tersebut yakni (1) kegiatan
usaha yang cenderung semakin kompleks dan (2)
kemampuan komputer yang cenderung meningkat
(McLeod,1995).
Kompleksitas kegiatan usaha ini
didorong oleh beberapa hal, diantaranya pengaruh
perekonomian internasional, kompetisi yang bersifat
global, teknologi yang digunakan semakin kompleks
serta tuntutan masyarakat
akan pelayanan yang
cepat. Dapat dikatakan, di era kejagatan ini, informasi
merupakan suatu kekuatan atau yang dikenal dengan
istilah information si power.
Perkembangan teknologi informasi bukanlah suatu
mukjizat, dimana teknologi tersebut datang secara
tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses yang panjang
dan bertahap. Diawali dari revolusi industri dimana
laju pertumbuhan ekonomi tidak lagi dapat dihindari,
maka terjadilah apa yang disebut beniger dalam Putu
Laxman Pendit (1994) sebagai krisis pengendalian
dan pengawasan, yang juga berdampak pada
pembengkakan birokrasi yang menimbulkan masalahmasalah baru, pada saat inilah timbul dorongandorongan yang kuat untuk menciptakan teknologi baru
yang dapat mengatasi kelambanan manusia dalam
mengolah informasi dalam rangka pengawasan dan
44
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
C. BERUBAHKAH PERAN ARSIP SEHUBUNGAN DENGAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI ?
Lundgren and Lundgren dalam Record Management
in the Computer Age menjelaskan, bahwa arsip
merupakan suatu bukti dari suatu kejadian atau
kegiatan yang direkam yang bersifat tangible sehingga
memungkinkan untuk diketemukan kembali (1989:4).
Dalam arti ini, maka :
1. Arsip harus merupakan evidence (bukti) dari
suatu kejadian, tetapi bukti tersebut memiliki
arti sosial;
2. Arsip harus disimpan dalam bentuk yang nyata
misalnya dalam media kertas, film dan media
magnetik;
3. Arsip harus dapat diketemukan kembali secara
fisik maupun informasinya.
Pendapat lain yang disampaikan oleh Smith, yang
membagi media arsip ke dalam beberapa kategori
yaitu :
1. Arsip-arsip dengan media elektronik yang meliputi
cakram magnet, disket, pita magnet dan cakram
optik. Umumnya media elektronik digunakan
untuk menyimpan informasi arsip dalam kapasitas
yang besar.
2. Media mikrofotografik yang meliputi mikrofilm atau
microfiche dan bentuk miro lain yagn dihasilkan
oleh komputer.
Media ini digunakan untuk
menyimpan informasi yang membutuhkan akses
cepat atau penyimpanan yang sangat lama.
3. Arsip-arsip bermedia kertas. Arsip ini umumnya
berbentuk hardcopy seperti memo, surat, kontrakkontrak dan sebagainya. Keuntungan bentuk
ini adalah dapat menyediakan informasi untuk
referensi jangka pendek dan sering kali digunakan
untuk arsip vital.
4. Media penyimpana terakhir menurut Smith adalah
video dan suara atau biasa dikenal dengan media
audio visual. Media ini digunakan untuk menyimpan
arsip-arsip gamber bergerak serta suara seperti
kaset audio dan kaset video. Kecenderungan
terakhir mengarah kepada media digital seperti
laserdisc, video compact disc yang menyimpan
arsip-arsip multimedia, teks, gambar, grafik dan
suara.
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Bila dikaitkan
dengan pengertian arsip yang
termuat dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1971,
secara eksplisit mengatakan bahwa arsip juga termuat
dalam berbagai media, termasuk arsip elektronik.
Dengan demikian pengertian arsip tidak berubah
sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi
dalam menunjang kegiatan organisasi.
Arsip merupakan bukti adanya pelaksanaan
kegiatan administrasi atau bukti berjalannya suatu
fungsi organisasi. Sehingga terciptanya arsip mustahil
untuk dihindarkan. Arsip sebagai sumber informasi
terekam dibutuhkan dan dipertahankan oleh lembaga
untuk kepentingan informasi, pembuktian dan
akuntabilitas. Arsip dipertahankan karena informasi
yang dikandungnya yang diperlukan untuk mendukung
kegiatan bisnis terutama dalam prosespengambilan
keputusan dan kebijakan pada level pimpinan. Arsip
juga merupakan alat bukti dalam melindungi suatu
organisasi dalam kasus-kasus hukum atau tuntutan
lainnya yang memungkinkan untuk memberikan
pembuktian bahwa organisasi tersebut telah bertindak
dengan benar dan telah memenuhi kewajibannya.
Untuk kepentingan tersebutlah maka arsip perlu dikeloa
secara profesional. Dari pernyataan tersebut dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa arsip tidak hanya
endapan kegiatan organisasi tetapi arsip sebagai suatu
sumber informasi merupakan aset penting sekaligus
juga merupakan bahan bukti dan akuntabilitas sehingga
organisasi dapat mencapai tujuannya.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam menunjang
pelaksanaan kegiatan organisasi tidak merubah arti
dan peranan arsip itu sendiri. Hanya saja yang berbeda
adalah media dan cara pengelolaanya, umumnya arsip
yang tercipta dari pemanfaatan teknologi informasi atau
komputer disebut dengan arsip elektronik. Menurut
ISO resources management standard pengertian arsip
elektronik adalah arsip dalam media penyimpanan
elektronik yang dibuat, dikomunikasikan, disimpan dan
diakses menggunakan perangkat elektronik. Dalam
mengelola arsip elektronik, hal yang harus dipahami
dan dipertahankan adalah elemen maya (virtual) yang
dimiliki arsip yang mencakup isi (content), struktur
(structure), konteks (context) sekaligus maknanya
(menaing).
45
ragam
Dari apa yang di uraikan di atas dapat diketahui
bahwa tidak terjadi pergeseran makna dan peran arsip
itu sendiri sebagai salah satu sumber informasi.
D. APAKAH ADA PERBEDAAN ANTARA ARSIP
MANUAL DAN ARSIP ELEKTRONIK ?
Cara-cara penanganan arsip elektronik boleh
dikatakan secara konseptual sama saja dengan
penanganan arsip pada umumnya. Media komputer
yang dipakai dalam penanganan arsip elektronik tidak
lebih hanyalah merupakan suatu alat (tools). Kegiatan
pengelolaan arsip elektronik meliputi : penciptaan;
deskripsi; filing dan rujukan.
Menurut Rick dan Gow (1984) ada tiga pendekatan
untuk menangani manajemen arsip yaitu : internal
tak terstruktur; pendekatan internal terstruktur
dan pendekatan eksternal.
Pendekatan internal
tak berstruktur dilakukan oleh seseorang untuk
menentukan arasip mana yang bernilai dan harus
disimpan, dan mana arsip yang tak bernilai guna.
Pendekatan internal berstruktur mempercayakan pada
suatu sistem untuk mengumpul dan memaintain arsiparsipnya. Sedangkan pendekatan eksternal adalah
mempercayakan pihak ketiga untuk mengelol arsip
yang ada. Arsip elektronik tidak terlalu tergantung
kepada ketiga pendekatan tersebut.
E. PERMASALAHAN KEARSIPAN SEHUBUNGAN
PAMANFAATAN TI
Begitu
hebatnya
perkembangan
teknologi
informasi, sampai-sampai seringkali dilupakan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan
kegiatan organisasi hanyalah alat penunjang
pelaksanaan kegiatan. Anggapan yang ada bahwa
teknologi informasi adalah segala-galanya. Anggapan
ini juga berpengaruh pada arsip. Kita memang setuju
bahwa tak ada yang kebal dengan perkembangan
teknologi informasi ini, tapi bukan berarti teknnologi
adalah segala-galanya. Ada beberapa permasalahan
yang timbul dalam bidang kearsipan sehubungan
dengan pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaan
kegiatan, yaitu :
1. Kecepatan perkembangan teknologi menyebabkan
46
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
Akhir dari tulisan ini adalah seberapa mampukah
arsiparis menjawab tantangan ini ? maju dengan
berani atau mundur dengan segala konsekuensinya
Daftar Pustaka :
Amsyah Zulkifli. 1995. Manajemen Kearsipan. PT Gramedia, Jakarta.
McLeod, R. Management Information Systems, 6th edition. Prentice-Hall, New Jersey.
Laxman Pendit, Putu : Seba Open di Jagat Informasi. Buletin Perpustakaan Serat Universitas Indonesia, Vol 1
No. 2, Desember 2007.
Lundgren and Lundgren. 1989. Record Management in the Computer Age.
Parker, Elizabeth. 1999. Managing Your Organizations Record. Library Association Publishing, London.
Undang-undang No. 7 Tahun 1971 Ketentuan Pokok Kearsipan
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
47
ragam
Penanggulangan Varises
Dengan Laser
Jakarta Bagi setiap orang Varises (varices) adalah
suatu kelainan dinding pembuluh darah yang sifatnya
melebar di permukaan kulit. Varises yang ringan
bukan merupakan masalah karena tanpa keluhan dan
gangguan sama sekali tetapi untuk yang stadium lanjut
dapat mengakibatkan komplikasi seperti : perdarahan,
luka infeksi dan gangguan sirkulasi darah balik dari
paru paru ke jantung akibatnya bisa meninggal
mendadak.
Varises adalah pembuluh darah balik yang venanya
melebar dan berkelok-kelok akibat gangguan
(hambatan) aliran darah, ini terjadi akibat ketidak
mampuan katub (klep) vena dalam mengatur
aliran darah. Akibatnya aliran darah yang
seharusnya mengalir lancar ke arah
jantung mengalami hambatan dan
terjadi arus balik sebagian aliran
darah dalam pembuluh darah vena
sehingga menjadi melebar dan
berkelok-kelok dan terdapat di kaki.
48
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
49
ragam
Usia Lanjut?
Bermasalah Pada Kesehatan Jiwa?
Oleh : Heri Djuwanto dan Auliyana
50
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
ragam
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
51
ragam
sakit cukup berat serta lama dan
kematian pasangan hidup dan lainlain.
Untuk itu para lanjut usia
diharapkan lebih mandiri dalam
mengatasi masalah kehidupan dan
membiasakan gaya hidup sehat
sejak dini yaitu dengan :
1. Teratur melakukan olah raga
ringan yaitu jalan kaki, senam
otak, senam pernafasan, senam
osteoporosis dll.
2. Mengkonsumsi makanan sehat
3. Menghindari rokok, minumam
keras
4. Menjaga
kesehatan
serta
memeriksakan
kondisi
kesehatan
secara
teratur
termasuk kesehatan gigi
5. Melakukan
aktifitas
yang
menyenangkan (baca Koran,
nonton TV, main game, musik,
menyanyi, main tebak tebakan,
mengisi TTS, berlibur)
6. Lebih rajin mendekatkan diri
pada Allah sang Pencipta (
berdoa, dan lebih mengasah
spiritual )
7. Selalu berpikir positif tanpa
menyalakan siapapun juga
8. Menjalin relasi soaial seluas
mungkin (ikut arisan, aktif
menjadi anggota organisasi,
pengajian, dll)
9. Bila memungkinkan mempunyai
binatang peliharaan atau rajin
berkebun
10. Sering bersilahturami dengan
keluarga atau sahabat.
Untuk masyarakat Indonesia
yang berbudaya ketimuran maka
lansia yang memiliki keluarga
masih sangat beruntung karena
52
b. Pet therapy
Mempergunakan
kedekatan
klien
dengan
binatang
peliharaan untuk membangan
emosi positif
c. Multisensory stimulation
Memperbaiki fungsi panca
indera
d. Reality orientation training
Terapi yang dirancang unik
untuk
mempertahankan
orientasi klien terhadap diri
dan lingkungannya
e. Reminisceence therapy
Terapi yang mempergunakan
berbagai benda, kisah, maupun
lagu dari masa lalu klien untuk
merangsang kembali memori
jangka panjangnya
f. Modifiled occupational therapy
Terapi okupasi yang disesuaikan
dengan latar belakang sosial
ekonomi,
pendidikan
dan
budaya klien
g. Respite care
Pengasuhan sementara bagi
lansia pabila pengasuh tetap
atau keluarganya berhalangan
mengasuh selama beberapa
saat dalam menerima stimulus
dari sekitar.
(Dikutip dari berbagai sumber)
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
resensibuku
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
53
lensayanmed
54
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
lensayanmed
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
55
lensayanmed
Pemberian Cenderamata
56
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
lensayanmed
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
57
lensayanmed
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
lensayanmed
Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
59
PELAYANAN PSIKOGERIATRI
RSJ DR.RADJIMAN WEDIODININGRAT - LAWANG
Terapi Reminiscence
Rehabilitatif
Medical Student