ARGENTOMETRI
THE EFFECT OF THIOSULFATE IONS ON THE MEASUREMENT CHLORIDE LEVELS
ARGENTOMETRI METHOD
Ni Putu Yuli Purnama Sari1, I Made Oka Adi Parwatha2, Ida Ayu Manik Parthasutema1
1Program Studi Analis Kesehatan STIKes Wira Medika Bali
2Program Studi KIMIA FMIPA Universitas Udayana
ABSTRAK
Pengukuran kadar klorida dapat dilakukan dengan titrasi yaitu titrasi Argentometri. Titrasi Argentometri memiliki 3 jenis
metode yang berbeda. Metode yang umum dipakai adalah metode Mohr. Titrasi Argentometri tidak dapat dilakukan jika
dalam sampel terkandung ion-ion sejenis yang bersifat mengganggu. Salah satu ion tersebut adalah ion tiosulfat.
Pengukuran dilakukan dengan penambahan ion tiosulfat pada larutan natrium klorida. Konsentrasi ion tiosulfat yang
ditambahkan yaitu : 0%; 2%; 4%; 6%; 8%; dan 10%. Selanjutnya ditambahkan indikator kalium kromat dan dititrasi
dengan larutan perak nitrat sampai terbentuk endapan warna merah bata. Hasil pengukuran kadar klorida dengan
penambahan ion tiosulfat konsentrasi 0%; 2%; 4%; 6%; 8%; 10% berturut-turut adalah : 0,354mg/L; 0,221mg/L;
0,110mg/L; 0,102mg/L; 0,085mg/L; 0,036mg/L. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ion tiosulfat semakin
rendah kadar klorida. Titik akhir titrasi menunjukkan perbedaan warna endapan yaitu semakin menghitam di setiap
kenaikan konsentrasi ion tiosulfat yang ditambahkan.Hasil analisis statistik didapatkan ion tiosulfat berpengaruh dengan
nyata terhadap penurunan kadar klorida. Hal ini ditunjukkan dengan output nilai p adalah 0,009 sehingga H1 diterima
dan H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh ion tiosulfat terhadap pengukuran kadar
klorida metode Argentometri.
Kata kunci : Ion Tiosulfat, Klorida, Metode Mohr, Titrasi Argentometri
ABSTRACT
Measurement of chloride levels can be done with titration namely titration Argentometri. Titration Argentometri has 3
differences type method. A common method that used is the Mohr method. Titration cant be done if within a product
there are disruptive. One of them is thiosulfate ion. Measurement can be performed with additional of thiosulfate ion to
measurement natrium chloride. Concentrate of thiosulfate ion are added : 0%; 2%; 4%; 6%; 8%; and 10%. Further,
added indicator calium chromate and titrated with silver nitrate solution up to sediment sorrel form. Measurement result
chloride levels with the additional thiosulfate of concentrate ion 0%; 2%; 4%; 6%; 8%; 10% continuously are : 0,354mg/L;
0,221mg/L; 0,110mg/L; 0,102mg/L; 0,085mg/L; 0,036mg/L. Discussion : This shown that the higher thiosulfate ion
concentrate than the lower chloride levels. The end point is titration shows a difference deposition color namely
increasingly blackened in each raising concentrate thiosulfate ion which added. Statistically analysis result obtained with
the real effect of thiosulfate ion to decrease chlorine levels this has showed with output mark p is 0,009 so that H1 can be
receive and H0 rejected. Based on these result shown that, there are thiosulfate ion influence the measurement of
chloride levels Argentometri method.
Keywords : Thiosulfate ion, Chloride, Mohr Method, Titration Argentometri
Alamat Korespondensi
: Jln. Pulau Saelus II Gg. Aggrek No.2 Kec. Pedungan, Denpasar Selatan - Bali
: yulipurnama95@yahoo.com
PENDAHULUAN
dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat
toksik. Tetapi kelebihan garam klorida dapat
menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena
itu sangat penting dilakukan analisa terhadap
klorida, karena kelebihan klorida dalam air akan
menyebabkan noda berwarna putih di pinggiran
badan air (Rukaesih, 2004).Kebanyakan klorida
larut dalam air. Merkurium (I) klorida (HgCl2), perak
klorida (AgCl), timbal klorida (PbCl2) merupakan
senyawa yang sedikit larut dalam air dingin tetapi
mudah larut dalam air mendidih. Sedangkan
tembaga (I) klorida (CuCl), bismuth oksiklorida
Klor di dalam air berbentuk ion klorida (Cl). Klorida(Cl-) adalah salah satu senyawa umum
yang terdapat pada perairan alam. Senyawasenyawa klorida tersebut mengalami proses
disosiasi dalam air membentuk ion. Ion klorida
pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil
terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan.
Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat
dalam keadaan mudah larut. Ion klorida secara
umum tidak membentuk senyawa kompleks yang
kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat
83
84
Ni Putu Yuli Purnama Sari, dkk : Pengaruh Ion Tiosulfat terhadap Pengukuran ...
perak, larutan tiosianat standar atau untuk titrasi
tak langsung dari ion klorida. Indikator yang dipakai
adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS, untuk
menentralkan kadar garam perak dengan titrasi
kembali setelah ditambah larutan standar berlebih.
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan KCNS,
dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh
ion Fe3+ membentuk warna merah darah dari
Fe(SCN)3 (Khopkhar, 2008)
Titrasi Argentometri dengan metode
Fajans adalah sama seperti pada cara Mohr,
hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator
yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam
cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine
atau fluonescein menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3
hingga suspensi violet menjadi merah. Indikator
absorpsi adalah zat yang dapat diserap oleh
permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya
warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi
pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih
macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum
titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam
lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka
kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan
digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada
pada lapisan sekunder (Khopkhar, 2008).
Titrasi Argentometri dipengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pembentukan endapan. Faktor-faktor tersebut
antara lain :
1. Temperatur
Kelarutan semakin meningkat dengan
naiknya suhu, jadi dengan meningkatnya suhu
maka pembentukan endapan akan berkurang
disebabkan banyak endapan yang berada pada
larutannya.
2. Sifat alami pelarut
Garam anorganik mudah larut dalam air
dibandingkan dengan pelarut organik seperti
alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan
suatu zat dalam pelarut organik dapat
dipergunakan untuk memisahkan campuran antara
dua zat. Setiap pelarut memiliki kapasitas yang
berbeda dalam melarutkan suatau zat, begitu juga
dengan zat yang berbeda memiliki kelarutan yang
berbeda pada pelarut tertentu.
3. Pengaruh ion sejenis
Kelarutan endapan akan berkurang jika
dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion
sejenis dibandingkan dalam air saja. Sebagai
contoh kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika
kita larutkan dalam larutan NH4OH dibanding
dengan kita melarutkannya dalam air, hal ini
disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat
86
Ni Putu Yuli Purnama Sari, dkk : Pengaruh Ion Tiosulfat terhadap Pengukuran ...
dengan menimbang 6 gr padatan natrium tiosulfat
dan dilarutkan dalam 100 ml aquades bebas
klorida. Kemudian disimpan pada botol berwarna
gelap. Natrium tiosulfat 8% dengan menimbang 8
gr padatan natrium tiosulfat dan dilarutkan dalam
100 ml aquades bebas klorida. Kemudian disimpan
pada botol berwarna gelap. Natrium tiosulfat 10%
dengan menimbang 10 gr padatan natrium tiosulfat
dan dilarutkan dalam 100 ml aquades bebas
klorida. Kemudian disimpan pada botol berwarna
gelap.
Proses analitik terdiri dari proses
standarisasi larutan perak nitrat 0,01 N dengan
larutan natrium klorida 0,01 N. Untuk standarisasi
dipipet 10,0 ml natrium klorida dan aquades bebas
klorida (blanko) ke dalam erlenmeyer. Indikator
kalium kromat ditambahkan masing-masing 5-6
tetes kemudian dititrasi dengan larutan perak nitrat
pada buret sampai terbentuk endapan berwarna
merah bata. Standarisasi dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan dengan 1 kali standarisasi blanko.
Dicatat penurunan volume perak nitrat
pada buret. Kemudian dihitung normalitas dari
larutan perak nitrat dengan rumus:
N AgNO3 =
Dengan keterangan:
N AgNO3 adalah normalitas larutan baku AgNO3
(grek/L);
VA adalah volume larutan baku AgNO3 untuk
titrasi larutan NaCl
VB adalah volume larutan baku AgNO3 untuk
titrasi blanko (mL);
N1 adalah normalitas larutan NaCl yang
digunakan (grek/L);
V1 adalah volume larutan NaCl yang digunakan
(mL)
Selanjutnya dilakukan pengukuran sampel
untuk mengetahui adanya pengaruh ion tiosulfat
terhadap pengukuran kadar klorida. Disediakan 6
buah Erlenmeyer 250 ml diisi dengan label I, II, III,
IV, V, VI kemudian masing-masing diisi dengan
10,0 ml NaCl. Erlenmeyer I, II, III, IV, V
ditambahkan natrium tiosulfat dengan ketentuan:
a.Erlenmeyer I diisi 5-6 tetes natrium
tiosulfat 2%
b.Erlenmeyer II diisi 5-6 tetes natrium
tiosulfat 4%
c. Erlenmeyer III diisi 5-6 tetes natrium
tiosulfat 6%
d.Erlenmeyer IV diisi 5-6 tetes natrium
tiosulfat 8%
87
Warna
endapan
10,40
10,40
10,40
10,40
0,354
Merah bata
7,40
6,20
7,00
7,00
0,221
Merah
kehitaman
3,70
3,60
3,30
3,00
0,110
Merah
kehitaman
3,00
3,20
3,20
3,20
0,102
Merah hitam
0,085
Kehitaman
0,036
Kehitaman
Konsentr
asi Ion
Tiosulfat
(%)
(A B) X N X 35,450
V
dengan pengertian :
- A adalah volume larutan baku AgNO3 untuk
titrasi contoh uji
- B adalah volume larutan baku AgNO3 untuk
titrasi blanko (mL)
- N adalah normalitas larutan baku AgNO3
(grek/L)
- V adalah volume contoh uji (mL)
Untuk memastikan kebenaran titrasi dapat
digunakan rumus perhitungan kadar NaCl yang
ditimbang yaitu :
mg/L NaCl = (mg/L Cl-) x 1,65
Rumus ini digunakan setelah mendapatkan hasil
kadar klorida dan untuk mencocokkan berat NaCl
yang ditimbang.
Kadar klorida yang didapat pada masingmasing konsentrasi tiosulfat yang ditambahkan
pada larutan NaCl 0,01 N, ditentukan rata-rata
kadar klorida untuk mewakili di setiap konsentrasi
tiosulfat.
Data yang diperoleh dari penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan
program SPSS 16.0 yang selanjutnya dilakukan uji
normalitas untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak dengan
menggunakan
Saphiro-Wilk.Uji
Saphiro-Wilk
digunakan pada jumlah data kurang dari 50. Jika
nilai p yang didapatkan lebih dari 0,05 maka, data
tersebut terdistribusi normal dan jika nilai p <0,05
maka, data tersebut tidak terdistribusi normal
(Saryono, 2009).
Data selanjutnya diuji dengan Regression
Linier untuk mengetahui pengaruh penambahan
ion tiosulfat terhadap pengukuran kadar klorida.
Jika nilai p yang didapatkan lebih dari 0,05 maka,
H0 diterima dan H1 ditolak. H0 diterima yang
10
Volume
titrasi
diulang 4
kali (mL)
2,80
2,70
2,60
2,60
1,40
1,20
1,20
1,30
88
Ni Putu Yuli Purnama Sari, dkk : Pengaruh Ion Tiosulfat terhadap Pengukuran ...
juga menunjukkan penurunan volume titran yang
semakin sedikit dari volume titran sampel tanpa
penambahan ion tiosulfat.
Hasil
analisa
juga
menunjukkan
perbedaan warna dari endapan titik akhir titrasi.
Warna endapan yang terbentuk pada sampel yang
tidak ditambahkan natrium tiosulfat (0%) adalah
merah bata. Sampel dengan konsentrasi ion
tiosulfat 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% warna
endapan pada titik akhir titrasi menjadi lebih merah
kehitaman sampai menghitam yang konstan.
Penurunan volume titran karena ion
tiosulfat dan perbedaan warna endapan titik akhir
titrasi dari teori yang disebutkan memiliki hubungan
yang erat. Natrium tiosulfat yang mengandung ion
tiosulfat ditambahkan pada larutan sampel yaitu
natrium klorida dan dititrasi dengan larutan AgNO3.
Ion tiosulfat dan ion klorida akan berlomba
berikatan dengan ion perak (Ag+) dari larutan
AgNO3 karena kedua ion tersebut memiliki muatan
yang sama yaitu muatan negatif. Ion tiosulfat
membuat ion klorida yang diikat semakin sedikit
dan hal tersebut melibatkan proses elektrolisis.
Penelitian Linda et al pada tahun 2004 dengan
judul Pengambilan Kembali Perak Buangan
Berdasarkan
Metode
Reduksi
Kimiawi,
menyatakan pada proses elektrolisis ion-ion
tiosulfat bertindak sebagai ligan pengompleks
perak, mengakibatkan terjadinya dekomposisi
tiosulfat. Hasil dekomposisi bereaksi dengan ion
perak menghasilkan campuran oksida, hidroksida,
dan sulfida perak yang memburamkan warna
endapan.
Warna
endapan
yang
buaram
menyebabkan seolah-olah telah terjadi titik akhir
titrasi pada sampel. Keadaan ini menimbulkan
volume titran yang habis pada titrasi kurang tepat
dan akurat pada penetapannya, karena hasil yang
didapat bukan pada titik akhir titrasi yang
sebenarnya. Volume titran yang habis pada hasil
analisa seolah-olah mengalami penurunan.
Penetapan volume titran yang keliru berpengaruh
pada pengukuran kadar klorida. Hasil pengukuran
kadar klorida seolah-olah mengalami penurunan
dari kadar klorida sebenarnya (tanpa penambahan
natrium tiosulfat).
Penelitian ini memakai konsentrasi ion
tiosulfat yang terlalu besar dan kurang relevan jika
sampel dengan kadar klorida yang sebenarnya
hanya 0,01 N. Hal ini membuat hasil titrasi bukan
mengukur kadar klorida melainkan mengukur kadar
ion tiosulfat yang terkandung karena besarnya
variasi konsentrasi yang digunakan.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan secara langsung pengaruh ion tiosulfat
terhadap pengukuran kadar klorida dengan metode
Argentometri dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsentrasi ion tiosulfat yang digunakan terlalu
tinggi dan kurang relevan, karena konsentrasi
dari larutan natrium klorida hanya 0,01 N.
2. Volume titran mengalami penurunan sehingga
hasil pengukuran kadar klorida mengalami
penurunan pada konsentrasi ion tiosulfat yang
semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya
ion tiosulfat berperan aktif dalam mengikat ion
perak (Ag+) selain ion klorida yang juga
mengikat ion perak, sehingga hasil pengukuran
bukan merupakan kadar klorida yang
sebenarnya.
3. Ion tiosulfat berpengaruh juga terhadap titik
akhir titrasi yaitu memburamkan titik akhir titrasi
dengan warna endapan yang semakin
menghitam. Hal ini disebabkan adanya
elektrolisis antara ion tiosulfat dan ion perak.
Hasil elektrolisis adalah campuran oksida,
hidroksida, dan sulfida perak yang
memburamkan warna endapan. Maka dari itu,
titik akhir titrasi sukar atau tidak dapat
dipastikan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka
penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Pengukuran kadar klorida dengan metode
Argentometri hendaknya dilakukan persiapan
sampel yang lebih baik agar ion-ion pengganggu
yang kemungkinan terdapat pada sampel dapat
dihilangkan sehingga hasil pengukuran yang
didapatkan tepat dan teliti.
2. Penelitian ini memakai konsentrasi natrium
tiosulfat yang kurang relevan karena terlalu
tinggi. Untuk selanjutnya, mungkin dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh ion tiosulfat terhadap pengukuran
kadar klorida metode Argentometri dengan
memakai konsentrasi yang lebih kecil dapat
dimulai dari 0,01 %.
90
Ni Putu Yuli Purnama Sari, dkk : Pengaruh Ion Tiosulfat terhadap Pengukuran ...
KEPUSTAKAAN
Sutiawan,Kadek
(2011).
Pengaruh
Jarak
Reservoar Dengan Titik-Titik Distribusi
Air Terhadap Kadar Klor Pada Air PDAM
Kota Denpasar Yang Sumber Airnya
Dari Reservoar 1 Blusung. Program
Studi D3 Analis Kesehatan Stikes Wira
Medika Bali. Karya Tulis Ilmiah
2012.
Seachem
Prime.
(http://www.reefsforum.com/index.php?t
hreads /seachem-prime.6184/ Diakses
Desember 2013)
91