PENDAHULUAN
1. Pengertian
Badan Perencana Pembangunan Nasional (BAPPENAS) ~ Bappenas dibentuk berdasarkan
SK Presiden RI No. 35 Tahun 1973 dan dalam menjalankan tugasnya dipimpin oleh seorang
ketua dan wakil ketua. Biasanya, jabatan ketua dirangkap oleh Menteri Negara Perecanaan
Pembangunan Nasional, dengan tugas pokok sebagai berikut. Menyusun rencana
pembangunan nasional untuk jangka panjang, menengah, dan jangka pendek. Melakukan
koordinasi perencanaan dan mengusahakan keserasian di antra rencana-rencana tersebu ke
dalam suatu Rencana Pembangunan Nasional. Menyusun APBN bersama-sama Departemen
Keuangan. Menyusun kebijaksanaan perkreditan dan kebijaksanaan penanaman modal
bersama-sama dengan lembaga yang bersangkutan. Menyusun kebijaksanaan penerimaan dan
penggunaan kredit dan bantuan luar negeri untuk pembangunan bersama dengan lembagalembaa yang bersangkutan. Mengamati persiapan dan perkembangan pelaksanaan
pembangunan nasional dan melakukan penilaian pelaksanaan Rencana Pembangunan
Nasional, melakukan usaha-usaha dan penelitian serta melahirkan kegiatan-kegiatan lain
yang ditugaskan Presiden.
Struktur Organisasi Kementerian PPN/Bappenas
Dr. Hadiat, MA
dan Kebudayaan
Direktur Keluarga, Perempuan, Anak,
Pemuda dan Olahraga
Deputi Menteri PPN/Kepala
Bappenas Bidang Politik, Hukum,
Pertahanan dan Keamanan
Direktur Politik dan Komunikasi
Direktur Aparatur Negara
Direktur Hukum dan Regulasi
Direktur Politik Luar Negeri dan
Kerjasama Pembangunan
Internasional
Direktur Pertahanan dan Keamanan
Deputi Menteri PPN/ Kepala
Ekonomi Kreatif
Deputi Menteri PPN/ Kepala
Bappenas Bidang Kemaritiman
dan Sumber Daya Alam
Direktur Pangan dan Pertanian
Direktur Kehutanan dan Konservasi
Prasarana
Direktur Pengairan dan Irigasi
Direktur Transportasi
Direktur Energi, Telekomunikasi dan
Informatika
Direktur Kerjasama PemerintahSwasta Rancang Bangun
Deputi Menteri PPN/Kepala
Bappenas Bidang Pengembangan
Regional
Direktur Tata Ruang, dan Pertanahan
Direktur Pengembangan Wilayah dan
Kawasan
Direktur Daerah Tertinggal,
Bilateral
Direktur Pendanaan Luar Negeri
Multilateral
Direktur Sistem & Prosedur
Pendanaan Pembangunan
Deputi Menteri PPN/Kepala
Umum
Inspektur Bidang Kinerja
Kelembagaan
SesMenteri PPN/Sekretaris Utama
Kepala Biro Humas dan Tata Usaha
Pimpinan
Kepala Biro Sumber Daya Manusia
Kepala Biro Hukum
Kepala Biro Perencanaan, Organisasi
Perencanaan Pembangunan
Kepala Pusat Analisis Kebijakan
Andal
2.
Kredibel
transparansi,
taat hukum, partisipatif, keterbukaan, dan akuntabilitas
3.
Proaktif
: Antisipatif dan aktif dalam turut menentuka arah tujuan berbangsa dan
bernegara, serta mampu dengan cepat menyelesaikan dan atau memberikan
kontribusi secara signifikan dalam penyelesaian permasalahan pembangunan
nasional
PENJELASAN MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 3 (tiga) misi
sesuai dengan peran-peran Kementerian PPN/Bappenas, adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
2.
3.
Penjelasan Misi
Misi merupakan langkah utama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian
PPN/Bappenas. Karena itu, ada 3 (tiga) Misi atau langkah utama yang kesemuanya
dimaksudkan untuk mencapai Visi: Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yang andal,
kredibel dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara.
Kementerian PPN/Bappenas bertanggungjawab untuk menghasilkan rencana pembangunan
nasional berdasarkan proses perencanaan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dimulai dari daerah
hingga tingkat nasional, melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders) dan dalam
rangka mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik antardaerah,
antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dan daerah;
mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; serta menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Misi pertama ini sebagai bagian dari
pelaksanaan peran Kementerian PPN/Bappenas sebagai pengambil kebijakan (policy maker).
Agar penyusunan rencana dapat dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan rencana
pembangunan yang berkualitas, maka diperlukan masukan dari hasil pemantauan, evaluasi,
dan kajian atau evaluasi kebijakan. Pemanfaatan hasil-hasil pemantauan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan rencana serta hasil kajian atau evaluasi kebijakan, tidak hanya terbatas
untuk proses perencanaan pembangunan saja, tetapi juga dapat menjadi masukan untuk
perumusan kebijakan pembangunan di berbagai bidang. Misi kedua ini merupakan
pelaksanaan peran sebagai think tank yang strategis, mengingat hasil evaluasi terhadap
6
Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 Ayat (1) UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) pada 8 Januari 2015 lalu, telah menandatangani Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019.
Dalam Perpres ini disebutkan, RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi
dan program Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2014.
RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program
Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas
kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif, bunyi Pasal 2 Ayat (2) Perpres ini.
Adapun agenda satu tahun pertama dalam Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019,
menurut Perpres ini, juga dimaksudkan sebagai upaya membangun fondasi untuk melakukan
akselerasi yang berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya, disamping melayani kebutuhankebutuhan dasar masyarakat yang tergolong mendesak. Sementara, agenda lima tahun
selama tahun 2015-2019 sendiri diharapkan juga akan meletakkan fondasi yang kokoh bagi
tahap-tahap pembangunan selanjutnya.
Dengan demikian, strategi pembangunan jangka menengah, termasuk di dalamnya strategi
pada tahun pertama, adalah strategi untuk menghasilkan pertumbuhan bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat secara berkelanjutan, bunyi pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 itu.
Dalam lampiran Perpres itu juga disampaikan sasaran angka-angka ekonomis yang
ditargetkan bisa dicapai pada RPJM Nasional 2015-2019, di antaranya adalah: a.
Pertumbuhan PDB tahun 2015 sebesar 5,8% menjadi 7,1% (2017), dan 8,0 (2019); b.
Kebutuhan investasi tahun 2015 sebesar Rp 3.945 triliun, menjadi Rp 5.188 triliun (2017),
dan menjadi Rp 6.947 triliiun (2019); c. Laju inflasi sebesar 5,8% (2015) menjadi 4,0 (2017),
dan menjadi 3,5% (2019).
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
10