Anda di halaman 1dari 7

TUTORIAL GIS

MEMBUAT PETA BUFFERING BERBASIS GOOGLE MAPS


(Studi Kasus Erupsi Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa tengah)
Oleh : Lilik Tri Wahyono / lilik.geogis88@gmail.com / Gis Alam
Assalamualaikum...!!!
Pripun kabar rencang rencang sedaya? mugi mugi Allah Taala maringi kasehatan saha kasempatan
dumateng njenengan sedatya. Alhamdulillah dalam kesempatan ini saya mendapat pesenan tutorial dari
project erupsi gunung Kelud yang kemarin saya bagikan kemarin di grup GIS. sebenarnya ini adalah teknik
sederhana dalam visualisasi data. namun untuk kali ini saya akan sedikit mengubah objeknya kalau
kemarain adalah gunung kelud maka dalam tutorial ini saya akan menggunakan objek berupa erupsi
Gunung Lawu, walaupun pada kenyataan Gunung ini dalam keadaan baik baik saja. selamat mengerjakan...
semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. mari belajar dan berbagi....!!!
Sebelum dimulai mari kita siapkan alat dan bahannya terlebih dahulu, download jika diperlukan:
Alat

Input device GIS

Modem / Koneksi Internet

Bahan

Shapefile Titik Puncak Gunung Lawu tepat pada kawah dan batas administrasi kab Karanganyar
(disini)

Memiliki akun google

Memiliki Software GIS, saya menggunakan Arcview 3.3 (cukup ringan dan mudah), jika
menggunakan yang lain tinggal menyesuaikan (jika ada)

Memiliki extensi shp2kml.avx (disini) cara menginstal extensi di arcview .avx (disini)

Langkah Langkah :
1. Aktifkan extensi geoprocessing dan shp2kml
Jalankan Arcview 3.3 > plih file > extension > centang shp2kml > OK

2. Buka File Karanganyar_degree.shp dan puncak lawu.shp


pilih view > add theme > pilih ke folder anda penyimpan file > pilih 2 file tsb > OK

3. Buat buffering
Pilih layer puncak lawu pada side bar > pilih theme > create buffer
pastika features yg terpilih adalah pungcak lawu.shp > next > pilih as mutiple rings
dan isi sesuai kebutuhan (number of rings jumlah lingkaran ; distance between rings jarak antar
ring disesuaikan dengan satuan unti dibawah bisa meter/kilometer; sesuai keinginan) disi kita akan
mencoba num.rings (4), dist betw rings (5) dan dist unit (kilometer), jadi total radius adalah 20 km >

> next > pilih in a new theme > save ke direktori yg mudah diingat > beri nama buffer_lawu_20km
> OK > finish

ini hasilnya

4. Cropping buffer_lawu_20km
klik view > GeoProcessing Wizard > OK

Pilih Clip theme based on another > next >

Pastikan no 1. adalah buffer_lawu_20km dan no 2. adalah karanganyar degree.


pilih output filenya > namai file tersebut clip_buffer_lawu_20km > Finish

5. Lakukan editing tabel untuk menambahkan atribut keterangan pada setiap radius
klik open theme table

> Klik theme > start editing

tambahkan field > edit > add field > isi seperti gambar berikut > OK

6. beri nama pada setiap shape sesuai gambar dibawah ini

7. Convert Shapefile ke .kml


Pastikan shape file clip_buffer_lawu_20km telah terpilih > klik shp2kml
dibawah ini

> dan isi sesuai gambar

pilih OK > save ke folder yang diinginkan > namai dengan > clip_buffer_lawu_20km.kml > OK >
Close

8. Masuk / daftar ke google account ke sini


9. Jika akun sudah aktif > masuk ke halaman google maps disini
10. Pilih tempatku / my places
11. Pilih Buat Peta > Pilih buat dengan Petaku Klasik

12. Beri Judul Erupsi Gunung Lawu Kabupaten Propinsi Jawa tengah

13. Impor data kml clip_buffer_lawu_20.kml ; klik impor > pilih file > upload dari file.

14. Lakukan Perubahan warna dan judul pada setiap radius.


klik pada setiap shape >

> lakukan juga editing warna dan tingkat keburaman pada garis tepi dan garis isi, pilih warna
gradasi pada wilayah sangat bahaya (gelap) siaga (terang).
dan inilah hasilnya..jeng jeeeenggg....!!!

dan ini jika di view melalui google earth

jika memiliki file lain silahkan di convert dengan cara yang tadi, saya juga sudah menambahkan titik
puncak lawu.kml bisa di download disini
lihat hasil peta saya klik disini
Hasil dari map klasik ini bisa dikembangkan dengan maps engine tetapi maps engine memiliki
keuntungan dan kelemahan.
keuntungan

lebih rapi dan mirip dengan webgis

base map bisa diubah dengan 9 base map yg ada, sedangkan map klasik hanya 2 base map

dapat editing tabulasi sehingga dapat menambah atribut pada data spasial.

Kelemahan

Terbatas hanya 3 layer saja, lebih dari itu harus upgrade (membayar)

import poligon dari klasik ke maps engine akan ada beberapa data yang hilang, kalau
beruntung poligon akan tetap jumlahnya.

hanya dapat membaca file format .csv / spreadsheet (dalam bentuk point saja)

SELAMAT MENCOBA
...SEMOGA BERMANFAAT...

Anda mungkin juga menyukai