Anda di halaman 1dari 248

(taVXt uloEEuy)

0E?0I euB{Bf
I I'oN

AI lBruBr)I 'If
E66t

:qelo

Exsrytrffi

Exffiffi&xaffieEad EKsrrx{}pad

,-,*t'^\

^S
,,otf*^*h ,rfia>

Judul : :f ti:,t';i irt,liAi'ii

!:',,i- i,i,i-i-t,'i.,-,,,,,-:',

r':j

ioi

Hak Cipta @ 1993 pada Penerbit Erlangga

Oleh ;

,:;:;t; ;l:., !r.,=,.,i


Kepala Depademen Teknik SiPil
Kanlor izin Bangunan Roltedam

ia;rg F" Kcie


Staf anggota Teknik SiPil CUR

nr. Gideose E{" lli(us,"rir.i;a iii{.[.ii*


Dosen Fakultas Teknik Sipil
Univercitas Kristen Pelra Surabaya

Editor : {r" Furn-romo

1?"airyei llaciae't,o"

Buku ini diset dan layout oleh Bagian Produksi Penerbit Erlangga
dengqn huruf Time 10 pt.
Dicetak oleh : iitT'

i"i;:;ii,t,,-':ai.

i,,.:,,1.,',,1

,;r'q'11ii1,r::,r.

..:

Cetakan pertama 1993

Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini serta
memperjualbelil<annya tanpa izin tertulis dari Penerbil Erbngga

O I{AK C5PT,{ E}XH,INDUNG{ OL.EEfl

EJF{}i'}r-LIqG

"iJNI}ANG

9Z

nz
t7,

i
ouas rut

07,

6I

6t
6t
8I
8t

9T

EI

****iT*J*iHJiffifi-,$**

f
L

N)Y'I
II
0[

ZT

ZT

II
OI
8

::

::

irdu_irdlr
:... . ::. i:.li*rIg].yIIy*ohr
""'NVUVA\VNAd

NYVNVSXV-IAd

.il;;;i$;;;;;J.Htffi*#
:::: :::

:::.......::....:...:::....::

rsyrsirud NvrmNff.Drirsas
NVN-INHVONAd

E
7.

vi

Daftar

BAB

3.

Menggambar dan Membaca Gambar Tulangan............c.

3t

PENDAHI..ILUAT.I

3l

MENGGAMBAR KONSTRUKSI BETON


MENGGAMBAR TI'LANGAN

33
35

Bekisting

4f

PENDAHI.JLUAN

4t

BAHAN.BAHAN BEKISTING DAN PERLENGKAPANNYA


BEKISTING LANTAI
BEKISTING BALOK
BEKISTING DINDING
BEKISTING KOLOM
BEKISTING KHUSUS
RENCANA BEKISTING

EIAEI 4"

4
5

6
7
8

72

8l
84
87

103

PENGANYAMAN

113

PENGELASAN
MEMPERPANJANG BATANG BAJA BETON
MENYAMBI.'NG PERULANGAN BAJA BETON
PEMERIKSAAN

l0

ii

9l
9l
95

126

t32
r38
139

BUTIR-BUTIR PERHATIAN PENGANYAMAN PADA LOKASI BANGUNAN

aji

,ri 4:

5
7

I\3!t'

68

140

.>
!.'

j:aJ

PENDAHULUAN

143

SEMEN

t4
148

AGREGAT

AIR

155

BAHAN KIMIA TAMBAHAN (ADMXTURES)

155

PEMERIKSAAN
PRINSIP PERHITI'NGAN CAMPURAN
PENUANGAN SPESI - BETON

7
8

I
2
3

PENDAHULUAN
KERUSAKAN BETON AKIBAT PENGARUH MEKANIS
KERUSAKAN BETON AKIBAT PENGARUH FISIKA
KERUSAKAN BETON AKIBAT (KIMIAWI) PENGARUH

156
161

172

192
194
194

KIMIA

197

PEMEzuKSAAN (INSPEKSI) DAN PERAWATAN

2W

42

PENDAHI.JLUAN
DARI BUI BESI SAMPAI BAJA BETON
BAJA BETON
PEMOTONGAN DAN PENGBENGKOKAN

fu

48

8A# 5'" "1-itfarer:iars

.F!',)

lsr

gEA

ZOZ

L6r

n6t
n6t
z6t
'r'{.)r ij'

ZLI

I9I
99r

ssr
ssI
8?I

wt
Ett
:;y,,;.

0nt
6ET

8r
zEt

9Zt

tI
EOI

s6

I6
I6
r /-

n&;

L8

,8
I8
7,L

89

8'
ZT

SX---GN i9
SE

OEZ

6ZZ
SOZ

NOIlI8 U(}.IXNUIS NWSXNIaI^EId NVIVIVJNIId


NOIgg N\rXIVSTIAd VqVd SVII-IVn) N\ruruVDNlId
NOIgg ISXOUISNOX NV)IIVEIIAd }IVq NV9NN(INITUAd

l!^

IEt
,IE
L

el8
.tst

lq

reUeo

iit',,:;..;jr,!,ie;,i
.

,:=

i,

!:r,,

ii, ;;; ,-

Adalah merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk memberikan Kata pengantar bagi
buku ini. Hal ini terutama disebabkan oleh kondisi pada saat ini di mana kita secara
bersama sedang menjalani transisi penggunaan dari Standar Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung-.SKSNI T-15-199143. Hadirnya suatu buku referensi dalam
bahasa [ndonesia yang menyajikan penjelasan dasar dan uraian mengenai beberapa latar
belakang dari konsep yang diadopsi dalam Standar Beton l99l ini jelas merupakan suatu

dukungan yang sangat berarti. Makna dari dukungan ini makin terasa karena memang
hingga saat ini belum hadir referensi lain, dalam bahasa lndonesia, ymg mampu mengisi
kebutuhan tersebut. Dapat dikatakan bahwa dengan hadirnya buku ini, tuntutan yang selalu
membututi seorang teknisi Sipil untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu teknik sipil,
khususnya teknik beton, dapat lebih mudah dijangkau.
Menarik untuk disimak upaya penyajian yang disampaikan oleh Tim Penulis di mana
bukan saja penurunan matematis dari formula yang dipakai yang dikemukakan, tetapi
disampaikan juga uraian akan filosophi dari masalah yang ditinjau yang disampaikan
secara berurutan, elegan, dan dalam bahasa teknis yang mudah dimengerti. Ini merupakan
langkah yang relatif jarang kita jumpai dalam buku referensi lainnya. Langkah ini mernberi
kesempatan pada mereka yang berminat untuk mendalami masalah untuk mengerti konsep
konsep dasar yang dipakai dan dengan demikian dapat memupuk potensi untuk
mengembangkan penguasaannya untuk mencari solusi akan masalah yang lebih kompleks.
Sebagai tenaga pengajar yang juga aktif berprofesi di lapangan, pengalaman kami
menunjukkan bahwa langkah ini sangat positif. Kami sarankan, bagi mereka yang ingin
mengerti secara lebih dalam, untuk secara "sabar" mencerna urutan uraian yang disajikan.
Kami sangat menyarankan agar pembaca tidak hanya tertarik pada formula-formula yang
ada, tetapi juga menyelami latar belakang dari "lahirnya" formula tersebut.
Walaupun belum dapat dikatakan lengkap, uraian yang disajikan bisa berfungsi sebagai
jembatan awal bagi pembaca untuk memudahkan upaya untuk memahami seclra lebih
mendalam uraian yang tercantum dalam referensi dasar dari sumber Standar Beton lggl,
yaitu Standar ACI 318-86 dan Standar New 7*aland NZS 3101 -1982 Part I danZ,dan NZS
4203-1984.

Kami ucapkan selamat kepada Tim Penulis yang telah berhasil dengan baik menyajikan
suatu referensi dasar yang mendukung Standar Beton l99l yang banr.
Jakarta,
Juli 1993
t,'
"t"

:i,;1i;,i;li5,r 1]piii, - ;,,g

IBnsaS 'nEfuplp lBpll IUI ueleu ue>lelurd-uolaq rsusrlerseds r8as uep Suepuudrq .g qug eped
netultlp uu{u lur 1ug 'Euusudrp tedep ue8uulnl Bluur ue4ufta1rp reseles Burlsqaq r{glalas
'uolaq upuduep sulllenl
rqnreEuadueul ledep Eue{ Eurlsg3q epud pq uderaqeq elnd sequqrp uB{B !u! qBq rltple rp e8nf
ue>fl1eq:adlp uE{E (e33uu,{uad)

laduas uup'1e1uo:1 3ur1sn1aq'sn:eueur loluq :rpxJas uurBeq

rcSuqraq lnlun Bueqrepes BruJes 3ur1so1eq ue8unlrqrad epo1e61 '3unpa8-Sunpa8 uep ueun8ueq
ru8uqraq tuelup uulcun8rp SuFas 8ue,( Suqsqeq sruaf-sruaf sequqrp 'lu!s IO 'le/rls deqq tuEIEp
UBBUB$lslad uup (uencu) .3ur1s11aq. qBlBSBru sBqBqrp ue{B , qBg tuBIEp .e,(ulnfue1e5
'n1r uer8uq-uerEeq EJsluB ueupaqrad undnutu uuqrunlese{ uJBJes
luqlllp lppnur 8ue{ requret uelEeqtued elnd sequqlp uu>tu nlr SurduBS IC 'reqtueE tuulep rp
pdeprol Eue[ epol-epol Bues upusl-Bpuel ueleunEEueu uep rs{eruatu tuBIBp rp uqeledasal
uelnlradrp lu8ues B{BuI'ueuusluled rEuq undnuu Bueouerad r8eq lruq selef rpefuetu e{uunuos
reEV 'ueuuuslelad uup ueuuuJuarad urelue Supuad 8ue( uu8unqnq ueledruatu n1r ruqtue8
-JeqruBC 'uIuqnEEunsas uBuuuslelad {nlun uedersrad re8eqas Euepuedrp sruuq rur uer8eg
'seqeqlp uB{E rur requru8 uep uoleq uetuelnuad adp pEeqas reqtuuS ledeprel qug eped
'SunsEuepaq ueun8ueq
ueuus$[Blad sasord uweles uqnTe1rp sruBq 8ue{ uuefralad sruaf uup rsesruu8ro upolatu
trlsJetlt rcSeqreq rtusqutueur uceqtued ered efudns re8e uolpn$leturp u{ueq nlle,( ruulupuatu
nlBIJal {Bpp lul qBq unpe{ upud uenefutl '..uee[ra1ad uedersred uBp rsBsruetro srua[-srua[..
suqeqrueu us{B Z qug uup ..ueun8uuqued Isu{ol eped uatua[uue1A1.. suqequau I qeg

'qoq qn{nt YDP !r!Pra, !u! nlng

'speuelsrs Sued UBBUB$luled uep sr3o1


tue{ uerDlrlued uutuap redecrp tedep >peq tue{ gseq'e{un1uel'uBBuBsIBled tue1u4 splad
{nfuqod ueryedupueu undneul lroel lEas urupp turdures Ip tuuruueq 8ue,( e^\srsur{Bru Inlun
etnf taqurd upud uolaq l$ltulsuo{ useues)t?lad uu8uap usUB{reg Suuf ucequred ured 1n1un
uplas'e,(u1nfuu1e5 'ufuueeuusluled uB{tlepntuetu nluequeu spes uuuntueq uBr.IBq qllFuatu
Irrulup euecuarad qelo uulleun8rp ludep Euef spprd 1o1od-1o>1od lentuaur rur n{ng
'l?ra uqrBryaq Suqus srLrsq uBeuB$lBlad uup usBusJueJad'nlr BuaJBX 'untSuntu uersuaas
eJBc ueEuap ueun8uuq nluns uBlutpuetu Buerureteq qelepu qeleserr rpefuaur Euea 'ere8au
nluns uelulouo{arad uep uueralqefase{ ue{ts>ltuguatu urEIBp Suquod ueuurad tue8auaur
ueun8uuqJoD[es uullgqple8uatu $! senl uBrxnrepas tue^ qruuEue4'u{ureEuqes uBp uelequaf
lHEs Llelrrru'1gqud-{lrqud'toguul-roluul'uutleuruad :luadas'uuunEuuq uelep Ip nele rz1plas
Ip Bpuraq ulg:l dnprq FBp reseq uultuqeg 'np!^ryq depas rtuq dnpg Bu?suns gruutuadua(u
gulEuuas usp le{Brursetu uudnpgal tuulsp Eunuad ueuered us{ureuau ueun8ueg

sEEffihEHffiffi

#'ffiBEeffimHnffiC

Pedoman Pengerlaan Beton

dengan pelaksanaan bekistingnya di sini juga dibahas berbagai macam metode penganyaman

tulangan. Membuat daftar pemotongan dan pelengkungan tulangan, serta pengerjaan


baja
beton merupakan bagian dari bab ini. Guna meningkatkan pemahu-un dasar t*turg

bahan

baja beton maka akan dibicarakan pula masalah pengenalan dan pembuatan berbagai

tile Ua5a.
Pengetahuan dasar ini sangat dibutuhkan pada pengelasan baja beton. Setelah penul"ng*

selesai, maka pengecoran beton dapat dimulai.


Bab 6 berjudul Beton, bab ini akan membahas pembuatan, pengerjaan dan perawatan
beton. Titik awal pemikiran campuran beton sederhana itu berdasarkan prinsip teknik beton.

Selanjutnya dibahas beberapa hal yang penting untuk membuat beton yang berkualitas,
khususnya pada bagian-bagian yang pokok untuk negara beriklim tropis.
Akhirnya, pada Bab 7 akan dibahas mengenai perawatan dan perbaikan dan konstruksi
beton. Sebagai akibat dari kesalahcampuran dan perawatan betol yang kurang baik, serta
pengaruh faktor luar (seperti kerusakan oleh zaUunsurkimia) dapat mengakibatkan
kerusakan
pada konstruksi beton. Mekanisme terjadinya kerusakan ini sangatlah rumit, tetapi

mutlak
untukdiperhatikan. Berbagaimacammekanismeyangmengakibatkankerusakan sertaberbagai
macam metoda untuk mengatasinya akan dibahas dalam bab ini. Karena pentingnya mencegah
masalah kerusakan ini maka metode untuk melakukan pemeriksaan dan bahan-Uut
un pengawet
yang dibutuhkan juga akan dibahas.

Di negeri Belanda dan Indonesia buku ini dikoordinasi oleh CUR Commissie F-l
"Kerjasama dengan Indonesia samenwerking met IndonesiE".
Penyusun Indonesia adalah Ir. Gideon Kusuma, M.Eng. (Tenaga Pengajar (Jniversitas
Kristen

Petra Surabaya).

Penyusun Belanda adalah Ing. P. Kole, Karyawan Pusat Pelaksanaan Riset dan peraturan
Teknik S"r/ (CUR Belanda); Ing. R. Sagel, Pejabat Pengawasan Bangunan dan perumahan

di Rottterdam.

Susunan "Kerjasama dengan Indonesia

Samenwerking met Indonesid" terdiri dari:

Pembimbing penyusun terdiri dari Meijer, Ir. S. F; Jansma,Ir, p. H; Btankers,


Ir. B. A.
Patut pula dicantumkan

Ir. s. T. utomo yang telah menerjemahkan buku ini dari bahasa

Belanda ke dalam bahasa Indonesia.

Akhirnya ucapan terima kasih kepada 'Vereniging Nederlandse Cementindustrie (VNC)'


yang
telah mengizinkan pemakaian clatadari buku'CBl9 - Uitvoering van Betonconstructies,di
mana Ing. R. Sagel adalah salah satu penyusun dari buku tersebut.

uusulefuad

uB{rrequau uup rs{nJlsuox uaun{oc uBEpBSued uuluuuslclau


u1o1a8ua4 nluuquatu {nlun rs8un;raq BuBJueJad uullnsuo)

{nlun 4e,(o:4

EUE3UA"i'a65 [ru ] insr.

a,

=-:

'(uul1nsuo) upE nclul !Ucraq rpuf :c,(rpru


1 redtuus e,(uu.(urq qulunf 8ue,( 1e,(o:d 1n1un uuldulalrp se,nc8ua4 uellnsuo;
Sii,r'LU-1i E-;-*{e -J

jiii

lij.

ij J ;-

'snsnq{ Isuulproo{ ue{nlretuaur u88urqes uBrl.[Be1 urldrsrp re8eqraq

ue{leqlleu e,(uueeuus{pled 8ue,( e,(urgu 'qr83uec dn>1nc 8ue,( 1a,{ord eped nelu
'refrlrru I sele rp u,(uu,(erq qelunf 8ue,( :1a,(ord upud uuldqallp 11h[ uullnsuoy
'leuorsgrado telSutt 1p undnuu tuerSord 1e13uq Ip {luq rs{rulsuo{
deqn epud uurlupua8uad uup'uuuuecuarad duqur eped rsuullnsuo{ uu{Bues{clatu
nlucqueu {nlun su8npaq r$lrulsuo) uauafeuutr4l uellnsuo)

ruBIEp 1a,(or4 u1o1a8ua4

Esqn.nlseiog uaenafeirsg,q

utr;[r1sui]){

'(atd 1a{or4 uursl rBUu(I r.uBIBp rp unluecral e(ueueu usp 'e8cqtual


Bnla)/rJaluah[ qalo ue>ldeleUp 1a,(or4 ue/hureqepueg uup 1a,(o-r4 urdurtua;
uelEuupas 'r{BreEO ue-u,ftuy utd13-al Jnsun nBlB quraeq ere8ap 3unpag-Sunpag
uele^\uf Jnsun qelo uB{n{BIIp tluraBp rp efuueeuuslulad epud sgu>1aa c1o1a8ua4
'luuolserado te13u1t tp undnetu tuerSord tu>13uq Ip

{leq 'uuere33ua1a,(uad

deqel derlas epud se8nuaq lnqasrol luqu[ad eturlay '1a[or4

{!qel

u1o1a8ue4

uep >1a{or4 ue8ueney B1olaEua4 '1a[or4 Iserlslulrupy e1o1atue4 '(or8uqtuld)


1efor4 uer8eg uldurpueg'(ordurr6) 1a[or4 urdturua; sels Frprel:ta,(or4 u1o1a8ua4
:;aAt-::.g lricl;'1';tr

-1

:qelupe ueun8uequad saso:d ruulep rp Surluad ueuuad ue{ururuatu 8ur i


ryqrd->pqld 'lul 1uq pepe,(uau nlnp qlqal srueq ueurdurd Eruulrual 'ur18unu JIII:ja:j
uerlsedal uB{lBBJuBtueu ledep e88urq 'Bruus ef.ra>1aq 3ur1es uup sulaf 3ue{ su8nl 1eduprc'r:a
sruuq Suuro durlag'tull nluns rc8uqas e,(use8nl uu{n{Blar.u'qepuar rcduus r38urt Suri
uup'1uqrd enuas re8e uu>lnfntlO 'urul-urul uup dele tuusetuad'n[u1 3uc1n1 'uleq Suuscu.reJ

tuls 1p luqrlrel 'ueleun8rp 8ue[ uequq tupcetu-ruecetruaq uBp Ju{B 8ue{ lsagord ryina1
dnlnc Buurrr 1p 'uuun8uuqtuad sasord ue8uap uetunqnq ruelep ueryr11drp nlrad tue,( ssd
lqlpes upy 'pnfnn:at (u,(uru8eqas u?p uulBqtuef 'SunpaE) uuunEuequrad u8Eutq ueltrrtuapet
rsn1ol nluns uped uuufta>1ad uelmlularu re8uqas

uuluulp ueunEuuquad ueeuuqulad

IWJITIIxtr#i-Igd 'r

EHffiBffiffiHHffiqEEHffiffi

EsB{oT Bpud

fr

uourefuuBtr/tl

sYe

Pedoman Pengeqaan Beton

Pekerjaan pada waktu pelelangan, serta memberikan penjelasan terhadap persoalanpersoalan perencanaan yang timbul selama tatrap konstruksi.

e. Kontraktor
Kontraktor berfungsi membantu Pengelola Proyek untuk melakukan pekerjaan
konstruksi. Misalnya untuk perumahan dinas tertentu (tipe C, n Oun n)
pengembangannya dilaksanakan oleh Perum Perumnas di atas tanah kapling tanah
matang Perum Perumnas.

fl

Sub Kontraktor: Pengawas bangunan, Perusahaan Air Minum, Perusahaan Listrik


Negara, Pemadam kebakaran.

Pihak-pihak ini bekerja tergantung dari fase-fase pembangunan di mana mereka harus
berfungsi, dan sedikit banyak juga berhubungan satu sama lain. Pertanggungiawaban terletak
pada semua pihak sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing.
Pengelola Proyek mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pembayaran apabila
pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Pemborong utama bertanggung
jawab untuk keseluruhan pelaksanaan pembangunan. Ia harus mentaati perjanjian-iung
telah disepakati dalam hal penggunaan bahan, kualitas bangunan dan waktu pelaksanaan.
Hubungan dengan sub pemborong menjadi tanggung jawab pemborong utama (setelah disetujui oleh Pengelola Proyek). Instansi pemerintah mengawasi apakah rencana yang ada
sesuai atau tidak dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Proses pembangunan dapat diterangkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
in q.^i
{ >r
-.--jJ;: i- r i:-.: ':

!jeneelotaloyet J
f
Konsultan Perencana

@
Bagian penting dari proses ini adalah cara dalam menyiapkan rencana. Tentunya dalam
hal ini dituntut suatu kerja sama yang baik antara pengelola proyek dengan Iionsultan
Perencana dan antara Konsultan Perencana (bersama penasihatnya) dengan pelaksana. Di

dalam perencanaan selain seorang Konsultan Perencana harus dapat menterjemahkan secara

baik keinginan dari pengelola proyek, juga harus memahami keinginan dari instansi
pemerintah. Perencanaannya dalam hal bentuk, penggunaan dan letak, juga harus
sesuai
dengan tata kota yang telah ditentukan. Perencanaan juga harus memqnuhi persyaratan
struktur seperti kekuatan dan stabilitas. Hal yang sama berlaku dalam pemilihan bahan
bangunan. Bahan harus cukup awet dan di dalam hal tertentu juga harus memenuhi

persyaratan khusus misalnya: mempunyai sifat tahan api. Dari informasi yang
ada atau dari
pengetesan akan terlihat apakah bahan bangunan memenuhi persyaratan atau
tidak. Di

uup

nfel

uue[:a8uad (!:tpues) uB{BuBs{EIau ue{e Br urulas B^rquq {Bqollp ledep JuurTullu

BuI4n tuotoqurad FuC 'ueun8uuqtuad uelur8al untuas rsusrueS:o8ueu uep rse.trEis31s


?sslluuuas Intun BIp Bs{Etuetu IUI uup 'ueqrunlasa{ uueuuslelad ue>1u qemef 8un88trn:ac
BI uBIIIuap urBuaq 'utuuln 3uo:oqtuad uu8uap ue{nlulrp e,(uuq uurfuef:ad q?:T,r
ue8unqe8 {olsaq uu>punSSuetu e,{uuq uu8uap ue8untunol nlens 'l:rpuosJal lelsaq uEIrEr':-rrE
(uurulSuoqued 'tsupuod) uuuf:a1ed uer8uq durlas Inlun elnd ledep unuuN '(latsaq n-rms
uu8unqu8 {alsaq tuulep ue{turnlp ledup ueun8ueq ueefrala6 'ErBJ tuereru re8uq:aq urypf
ue{ruplrp ledup ueuntuuq uuelre>1ad qenqes {nlun uure/nuued 'nluauat (ueru,(uqud) ui-wq
usteqtul ue8uep ueulra1ad uuIBuBS{BIetu {nlun uBBrposa{ re8eqas uB{ruBIp uereir\euad

li$Vtlli.,:. iri.?.:i 'I


'lEuoISEU JStiUE:$

{nlun ueut>13unura1 ulnd uer{rtuaq 'uruu^\ uBp uulu^\erad 'uqara6r


:e(ulestu 'lul IBtl uelsq 'e.(ursuurqtuo{ nele uuun8ueq uer8uq-uelteq q:p

(:atu1) uuluunSSueu
'ue1un1e>1

rynuadrp sruEq Suef lgJls-lsJrs retuqas ug{ru?rp lul pq tuulup sutlleq uelnlunJ,'ueluriurp

Eue{ selllerul uqnlunl unluBcral nlr rBpuBls BpBd 'uElpn$lBurrp Eue{ wqBq Inlun

rEFirErs

uEnf uelnlulJaqrp 'ueun8ueq wqeq ueeunE8uad >1ntun '..{BJluo) uoun{oq.. uE1urwg.


B{BLu 'uetunlop qenqas LUEIBp ue{nlBsrp sBlE rp uepru{srad enuas ulrqedy 'uerre?ua4
suurC qelo uBIEunBrp 3uu,( Ialseq JBpuEls sruaf nlgns uep untun uuoJrun uetere.isreJ
'utntuS lserlslunupv ueruuola) DIBJraq tedep qotuoc ru8eqag 'Ielsaq ruulep rp uBr{EIEsEur:ai
Jpnq-Jpnq u?unlussuad urulup BtuBS 8uu,{ repuels re,(undueur B{aJau B{Brrr'uu>lderaIp ru
ultqedy 'ru>pdrp unun Suef uBIBrn uB{n{BIreQIp tedep B{Eur sruafas tuer( ueqepseur-aJ
re,(undtuaut - ueeftalad Sueluel uerBrn rlenoe{ - ueefra1ad lefueq BuarB{ qal6
'Suoroqtuad qalo rqnuedrp sruEq Suuf urBI uelere,{s:ad
uu-ru,(equad e:ec-erec uep uBBuBS{EIad n11e.r

ueeuus{ulad eruc-uJec
uu>luun8rp 8uu[ uuqeq nlntuTsruaf :ruua8uatu uercuHad uu{r.unluuJuar.u sruBrl lqlpas 3ur1ed \fls3,g

'uur.leluserruad rrlnq-:ltnq upp qeq ederaqaq ssrz rir,qg


{elsaq ufuunun BpPd 'uu>leunErp uE{B 8uu{ ueqeq sruaf uup eueture8eq srs.rad rtm,.!a
ufuruupp Ip Buutu rp uuun8uuqtuad nlsns uusue$lulad uep ueselaluad qBIBpe >ta]sag

ESVeSgUd &rVJ,ft.E&fr1?S/:ggI
'uue

"tgg'

T.

lra1ad uB)tBrrE$tEI:Er

Inlun efuuuur8ule{ nr.Iullrequau qela 8ue[ 8uo:oqurad qulur remuuad BrBd '{atsaq rpeJ
de18ua1ad uopdrueur uup (rsuugsur) uusulafuad lepunq tuulup uellndtunllp lul usqRqrxrc
-uuquqruua '(rulgepuad) rur'reued Bnues epud lnfunlad uep ueselafuad ue{qpqurnr:@
lBdup uEn[ rslarrp 'e,(uruqruut uuEuap lelsaq Eurdures rq '(ryduul uup Euedureuad \1rs:p
{nlun 00t:I upls) UBIBUB$IBIIp uu:[B tuuf Buuruer pep {elsaq reqrueE-requrpt raCms
ua1e {alseq BpBd )talseq nlref 'uautnlop qunqes tuelup uu{unluu3rp snrurl tuolowd
uuqrfemal uup uuuntuuq uuqsq srua[ uqeru,(srad 'uuuueslelad lnfuntad 'uqeuusplqr 4
tuuf ueu[ra1ad 'uuluunEtp Euur( s1u{al ueleJufsrad unuasay 'luJnr?p BJsces uepsalafuad
uurygrdrp nped uesue$lulad eped BIBru {pq rypll useuuJualad ulrq uep 'ure1 @
nles uutuBllsreq uqB ls?Islsur u?rnlBs reEeqraq )Ipll {u,(uuq upud BA\qBq uslsqlq q
.11rtSII
uoJUpuoJ rp :rpadas uulurtunp tc,[
'(JV)
11ulap Bpsd 'ueuetuetuad 'peqauur rurp
uqsulafuau sruBq euecuarad uslpml

Isulslsq uetuesutuad puatuatu rcuuadral


Iu:IBf

- sqalduol ueun8uuq

uped Btuu1rual

BJBces

tunuad le8ues

tuef

1eq nlens BpE

nrl

ueun6ueque4 lsolo7 eped

turfu

uaabqp

ry
Pedoman Pengerlaan Beton

BENTUK BESTEK

BESMK T]FRSENIURI

Pemborong

-;'--.-='----"--"- '

ti

iJ

PemborongC
y*.., j i

-L:sEr:qtLL-

i3

ES

c--,i:l

i
'..-*-".-..,*qffi_l

r=-"5--n+.!E-*ryr
1

I
I

i P.*.rungun
i instalasai
a.*...=-*=-*--_-.:,-__r_,
-

)
4,

i
i

=_..",,_l

Pemborong

:j:o-:

ffiffi1
ffid,i
i+iitanahr
rlt:

pemborongE

_-- :.]:-

ij

t"', Q,rLF-i ii':i G.{"

, i;";;;ili; P,;;&

i,qPembetonan

_=

Pekerjaan

i
tanah 1
i ,'.,,",..,...,',:

::j

iit Pemasanganl

batu bata I
r: -*-.:-r.*---:---=3
;

i
i

1,1

l
1'-:=-'.,'-,.-'-..-_"-.....--=;

lPemborong Ag

.-.

--,..--.

--

*--,- -- -i

dsb.

'{e,(ord ueuefuuer{

r{EIEFq

IUI JILpIB-JItptB reledrp Euuas 8uu,( 1a,(ord rsusruuErg '>1a,(ord rsusruu8ro unsnsrp ntrr{
u{Btu uetsge uup leturldo 8ue,( IISeq ue{llseqlp ledup 1a,(ord UBBuES{BIad tuelep re8y
',J1totrtyrtyf tofistaq o{uts1npottl oKotq '{rloatasuoq to!staq ;
D?tot1,, srusrq {llsual{EJe1 ru,(unduou 3ue,( Is{rulsuo{ usuf rslesuerl uuludruau prsauoF'j-

"

Ip {urtuo) stuslg Blutu '(uotlelecsE/pexlC) eclrd lrun nElB aorrd paxlg tung dun-I ualsis
ue8uap ue8uorog {Brluo) Ipleuer.u slse^\S 1a,(o-t4 undneu quluFaua4 1a,{o:4 entu}s
rrduruq'n VII'IE4 uu8uap tedutes I VII-IAd '-rrg>1etal unqq SZ apoued eurelas rpel
lp1a,{qo uep -rnfnf 3ue[ uerelruad
lunqueu esrq ueqdereqrp Blaretu '8ur1uad le8ues (g)) ro,(aarn5 ,(11uen| nele rsrruadn5
uellnsuoy ueuu:ad 'rur acu6 llun ualsrs {erluo) IUBIB(I 'rollurluo; qalo 8un88uqrp
e,(uesrs uep su8na uaquad 8un83uqrp 1e,(o:d 1p e,(urq uBIrEua{ uer8eqas B{etu 'acFd
duper.lral BIBIraq ISEIB{sg uusnuruad nele uenlualal Bpu {srluo{ tuBIBp BItf

tpn

'JOI{BJIUO) otrrsar

rpefuau u4elerad so>13uo uep utrel qedn'uuqeq u8:eq ue{reue{ tuqHe eferq grrnqnfi-auepx
'su8n; ueqruad ue8unSSuel rpufuatu ueeFalad eunlo^ uer.luqu?uad tuqr>p 1a[or4 rp e.{erq
rsenqnlC'Jol{uJluo)t uup se8nt Faquad qelo leuors.rodo:d Eruces Br,uesraq SunSSuulrp 1a.io-d

rp e,(urq rsenl{nu olrsal 'rur ecu4 llun ualsrs {BJluo; uuEuaq 'rur usefta{ed eunlo.\
uu8unlrq:ad 3ue1n llrlaueu ESrq Jol{Brluo) 'uur>lrtuap unuuN 'Japuel uaun{oq TUEIEF
uultrrnluuclp uep uu1nsuo) qalo Sunllqlp qelal @il Kt1ruon6 {o ruA lnqeslp esurq Suui
ueepalad etunlol BueJBI 'uuefrela4 uBnlBS e8reg UBIJBA\Buatu ur(ueq Jol{EJluoX e,{uruy
'aryd Uun luu'elsrs le{Bruetu lerluoy uu8uap leuorssuretul lspedtuoy repuel uB{n{Epp

sruBq 'pa8ap Jun'I uEo'I IJBp ufuqrunlas uup uur8eqas u,(ueuup Jaquns 8ue( resaq trep
qu8uauatu 1a,(ord-4e,(o:d 1n1un 'u,(ulnfuelas duqel uup II deqel unqel Eru!'I uuun8ueqtua4
urBIBp 'n1r acrr4

pexld urng dwn'I uelsrs ue8uep {Erluo{ u8.ruq Eurdtues rq

JIDIaJa uBp uersua BJucos uueuus{Blod n11um uup u,(erq ue{Ilepua3uar-u

ue8uep e[:a1aq esrq sruBq'nBtu lepll neur rollurluoy e33urqe5 'roqBrluo) ollsar 1pu[uarr
u,(uqnuadas 'Suns8uslraq lqnnsuo{ saso:d BruEIas 1a,(o:d rp e,{etq IsBru{nU tpeftal BIIq e:1e;{
lqrulsuol e{erq rsenl{ng e,(uepe rn4e8uaur lepll se8nl uaqtuad 'dotat de33wp

'1a,(or4 Ip

{erluo{ u8req qrunles'tut utalsts uu8uap uu8uo.rog {Brluoy el(u1uv

'nyd paqi

wng durrT

ualsrs re{Brueru 8ue[ {?rtuol uu8uap IB)to'I lsrladtuo;1 rapual Inleleru uqrupllp (OgdY)
qereeq ufuelag uup uuledepuad ueruEtuy undneut (NgaV) ere8aSl u[ue1ag uup uuledspuad
uuruSSuy uup efueuBp Jaquns Euu{ r.lulupeue6laford Bnues BIun 'BruBS tuef uuettuy
unqeJ urelpp ereEelq uuludepuad IrBp uuerulraued ue8uap Brues lerul$lutu lsnrDqlp esef uep
Suereq uerlaquad {nlun uru8ell efueleg uerenla8uad qeltunf e,(u1uy 'Suequuag uu:e88uy
uueuesluftqay tnuu8ueru'ruseqrel ueun8usqued rolse^ul n>leles qquuaue d'lL6l ue8uap
Edtues 696l'I duqel unqul Brul'I uuun8uuqtua4 efu8uns8uul:aq qeleles uelpnuay

JplaJe uep uarsue Brures uueuusplad


nl{B/h uep u.furq uerlepua8uad uolnlBlau qnt8uns-qn8tuns 3uurn1 rol{Erluo) et8urq"s
'seEnl lraqured o{lsal rpufuau ufuqnuadas'1a[ord rp ufurq IsBnlInU rpeftal elyq'u{u1otrd
Bped '1ar(ord rp r$lulsuo>1 ur(erq WFun[ dupeqral tseluaso:d nele dqal quptn[ ue8uap
eal nelB esef uulequr uB{uequeu uup JoDIB$uoy upedol eftqadord uuguuqulad ue8uap
uslplreq SuuI u[e1q qrunlas lpque{ rulequraur4tuuttuaut uB{B sutn; IJequlad e,(urw
laag snld lsoc rualsls uutuap uu8uoroq ler1uol lu:letuatu ufuleford uopuu$lulau {nlm
JoDlB4uoX epuda:l suEnl ue:llJegtuaru Brsauopul r.p ryKot4 )tlytad nop to$aauJ u,(uunutn
uu8uep rudues 6g6t '1 duqu; unqel Butl'I uuunEuuqua4 e(uplnru unlaqas
:uuloqurauad

'lL6l

uup uunferyad ueuntueq uu{?uus{Bletu uBIB ulnd uelerlryadrp 'nleq ue8ueseurad

ueunduequta4 lsefo7 eped ueue/eury

Pedoman Pengerlaan Beton

4. TIPE.TIPE

MITNA"TEMEN KONSTRT'KSI

Konvensional

tanpa Fast Track


tanpa Fast Track
tanpa Fast Track
dengan Fast Track

Semi konvensional
Semi murni
MK murni

s. YEpe Korevemsg.oeraB'*amps $'asl: Tru:*Ei

Il- Pemilik Proyek


-

ts-i--

f**'----t

iere
i----i,

Pemilik
Provek

L __"-:_

'

- --:

r---'
.,
-- -:--i Team
!t

iMK
rl

;
!

-.--i

Fungsi team MK sebagai koordinator yang mengkoordinir pekerjaan perencana (AlE)


dan Kontraktor Utama (sebagai kontraktor struktur) beslrta kontraktor-kontraktor
spesialis lainnya. (Kontraktor AC, kontraktor instalasi peralatan mekanikal dan lain-

lain).

*" Ttm*

segmi {;riixjrd-1i itiilii,ln

;i'*st

':;.

ii"ee;i4.

u?p ugr{Eq ufulu{ueq 'u8unq ufuresaq {nssrurel 1pu[ .ue:enla8uad sod ueurlfun:r;r
Bnues qelo uB{nluallp ue8uoroq e8ruq qBIBI uns dunl ue8uap uu{pns{Brurp 3ue.1
,(11uen[ Jo IIIS

ung dunl
IC 'ue{nlE:T

:sulB uslepaqlp luls

uutunlrq:ad epoleu
uu{qequqrp u8n[3u!-reg'uBTunluBJIp lrlp uBlre/t\Buaur tedrua
ltunuou
uep uuldsJeUp 3uu{ snsnq{ uelere,(srad
usJBA\Buad
'!rlp
n11u,n seleq rur uur,unun8uad
BpBd 'uulrBll uqlqrauad qlqel nBlB nlus InlBler,u
(rsuelsur nlens) ruseJ srpeu rnlPlilt
uup
uB{tllnunlp sruEl{ BInqJel UBJB/hBuad
:ln{lJeq
re8eqas
lBrl-lBrl n)IuFeq e,(uuntun BpEd
'JoDIsJluoX rsBrsosv ueEuep qquuatuad
.ISuElsuI utuuseftel sElE unsnsrp Suur( uernleJed DIBIJaq B{nqJel uBJs^tBued lUun
ooo ooo oos

du redues 3ffi:3ffi:331
000'000'00S

:I ',',dil;
dU

:lnlpaq rc8eqas uu8uoloSSued

seqaq V

ueeunSSua6

'Frp ue{ru^rpuatu tudep {nlun tuoroqtuad ue8uolot


uu8uap lenses ueeFaled qu:pde uBp tul ueefralad Jesaq uderaq uepefueu sruBq Euoroqruad
tueroas E^\qBq lul IBtl tuBIBp 3ur1ua4 'lrrp uBIrBUBpuau ledup uueFalad ueleuu$[elru
durs uup ueur8utal u,{und 3ue[ Euoroqurad derlas Blnqral uBJB^\?ued upe4

I$un

'.r(e>1u:n1.

Is{eles ard qelalas ueJBA\Bued


ue8uepun ueEuap ueJu/heuad
ue8ue1 qu/heq rp ueJeAreued
:

u BrB

ed

ere

^\B

'uq1nsuo1 Eueleleq r,l,Iraq Eue[ nElB

BrBr ruB r

ep'Jl[|rlx':['

:11,

nlu

"

r,s

t;:f';ff'Jti -

rolrerluo{ Buqelaq r,lcrraq


'quluFauad uuuuuslefiqal
'uauafsuetu Euuprq tuEIBp

gdureral e8nf ':pu1a Euuprq rrrBIBp qqe Eurdtuus rp tafeuuu

'xhr

eporatu depeqrar

{lrqal e8uual efuupasra

re,(orirffi*:"ffi

:urBI BJBIUB

JoDIEJ ruBceru ry(ueq


Inluag

upud EunluuS:eq 'u{utueceu >1e{uuq leuu )IAI rsesruuS:o ueeleuad

TsBIJB^

'ue8uedel Ip {lsu ErBces e,(uueeues{Blad IrBp Jssluatualdurr undneur


uuuse{e>1arad'un8uuq Suecuer Eueprq ruelep >1req'qnuad Brecas leuorsutado srolel elola8uad

uup tuucuered re8eqas {Epuruag 'rusaq 8ur1ed 8ue,( seluolns plrlruaru

XhI tuBel

i*l

Iei
[*_

al-v

_:T:_

:IrEr& 3seg ueSuap ltilmffi Xm adU p


ueun6ueque4 !s0to7 eped uauae-ryy

r
Pedoman Pengerlaan Beton

sebagainya' Pada Bill of Quantity beberapa pos yang telah


disetujui boleh dihitung lebih
dahulu' Ini adalah Pos yang sebelumnya dapai diperkirakan besarnla
beton,
-iratnya: baja
-terdapat
pekerjaan tanah, banyaknya beton. Teniu saja di antara

kedua bentui ini

kemungkinan-kemungkinan variasi. Pada hari penawaran yang


telah ditentukan, hargaharga yang diajukan dibuka dan disebutkan nama serta besarnya
harga yang ditawarkan
masing-masing. Pada dasarnya diajukan secara tertulis. Tahap
b"rikilya adalatr menentukan
penawar yang berhak untuk melaksanakan pekerjaan. Pilihan
biasanya jatuh pada penawar
yang mengajukan penawaran terendah dengan mengajukan cara-;
pelaksanaan yang
memungkinkan terlaksananya pekerjaan dengan
Sering
sejumlah
!"ik.
-p"nu** penawar saling
bersaing secara ketat. OIeh karena itu perlu diteliti
apakah
mempunyai dana,
peralatan dan pengalaman yang cukup untuk dapat meiaksanukan
pekerjuun. gitu terlalu

rendah penawaran' kebanyakan akan mengakibatkan selumtatr


lersoatran pada

pelaksanaannya.

Pada penawaran di bawah tangan, direksi aias nama pemberi kerja


mengundang beberapa

pemborong untuk menawarkan diri. Pemilihan pemborong diten;ukan


oleh pengalaman

pemborong pada pekedaan sebelumnya, ketersediaan peralatan,


kemampuan keuangan dan
sebagainya' Juga dalam hal ini harga penawaran terendah yang wajar
akan mendapat izin
melakukan pekerjaan.

Dalam hal penawaran dengan undangan, hanya seorang pemborong


yang diundang
untuk mengajukan penawaran harga. Suatu p"nu*urun dengan
undangan; terutama terjadi

pada pekerjaan khusus yang menuntut kemampuan


tertentu dari pemborong atau keharusan
menggunakan alat bantu spesial. Pada umumnya pada cara
penawaran ini bukan harga
borongan terendah yang menentukan, tetapi juga tebirr memandang
pada kualitas pekerjaan
yang ditawarkan' oleh karenanya kemungkinun
..n.*ui kesulitan utuu kesalahan pengertian
pada pelaksanaan menjadi lebih kecil.

Bentuk lain di antara penaw:uan dengan undangan


dan penawaran terbuka adalah
penawaran sesudah pre seleksi. Pada tahap awal penawaran
ini dibuat terbuka, kemudian
oleh pemberi pekerjaan dan penasihatnyu oipitit puru prnuwar
dalam jumlah yang terbatas.
Selanjutnya para penawar yang terpilih akan iiunaong
kembari untuk mengajukan penawaranpekerjaan yang lebih terperinci.
Akhirnya ada suatu bentuk khusus dari penawaran yang
dinamakan sistem ,Turnkey,.
pemborong hanya atas dasar penguraian sasaran,
bertanggung jawab untuk

Di sini

perencanaan dan pelaksanaan.


Sasaran yang dimaksud misalnya ukuran, jumlah penduduk
yang dapat ditampung,
maksud penggunaan, penghematan energi. Pemberi keda
mungkin didampingi penasihat
- dapat menentukan pilihan dari beragzlm rencana termasut aspet keuangannya. Apabila

izin peke$aan diberikan dan pemborong kemudian bertanggunjiawab


secara keseluruhan
untuk terlaksananya pekerjaan itu. Pada penyerahan pekerjaan,
pemberi keda akan meneliti
apakah pemborong telah memenuhi sasarannya.

5.

Pm&eKSASgAe"rS
Pihak yang

mendapat tugas untuk melakukan fungsi pengawasan


pada pembangunan
merupakan penanggung jawab langsung atas pelaksanaan
pekerjaan yang diawasinya, seperti
pengawasan pada penancapan tiang atau pengawasan
tr,rrrr puao p.*asangan instalasi
Iistrik dan gas' Dalam kenyataannya ada oua ca.a yang
berbeda dalam iubungannya dengan
pengawasan dan pertanggungan jawab:
Pembangunan dengan tanggung jawab sendiri,
Pembangunan dengan tanggung jawab direksi.

.ueBunlrqrad
ruelep uu)plnssulp ledep .uu>pun1a1lp ute,(u 8uu,( e,(urq JBSEp selp uup detat Buu,( JBSeq
ruBIBp uers8Eue rp uuT.unluuJrp Eue,( e{erq qBIBpe,uolsodualalJa| uop ua$odla$,
'!U!S

Ip lBlBJIp ue:e,(uqtuad n11ern InsuuJal ueelre4ad uer{Bquel uuurlSuntual uep uuu[.ra>1ad


ue8uern8uad nele u?quqtuel 'Stalsodualauai uDp uatsodlrtr, .ue8unilq:ad entuas BuBru
tp 'uenSSurtu ue:odBl r.lgnqas r^uBIBp unsnsrp n88unu derlag .(uotaq rsrrulsuo{ rseredar
wP uele^\u'nd 'L uerteg lBt{ll) tut ue8uerela{ u?{BunSSuatu elnd ledep rsereder ueelre1ed

uEp uule^\u-rad 1n1un

nll Surdures Iq

'ue{n>lelrp BpB 8ue,( uerfuefrad uep ue3uedurrfuad

u{uqeqas ude urlEunu BIIq uup e{uuelpu[a1 lses BueruruEuq :luadas rleqtual unsnlalrp
ludep uBBuus{Bled'ueqelesal rpuFal IBrl ruBIBp rp EuerBI qalo Eurluad le8uus rur uglqeouad
'e,(uru8eqes uup e[ra1 e8eual qelunt 'e.(uqeqa,(uad uep ueluqtuul:ale>1 ,ucunc usBpBaI
'uuqeq-ueqeq usJtlle,(ued'uuefte1ad uenfetua1 'lenqlp 8ue,( uerlueftad :ue{unluu3rp rurs rC

'ueuEq DInq LuBIBplp ueun8uequad lefemlJ leleJueur uBIu se/tre8uad 'uuueq uese^re8ued
uB{nIBIau Surdures IO 'uolaq uoulela rsulpqed :efulesrur 'ue{eues{e1rp uuuftalad uurfleq
ledual uep IIrqBd rxnseuaut e8nf {Bqreq 'uuun8ueqtuad rsulol Ip uBunquruad leduat
Suepn8 D{nsgtuatu qaloq {e{ ledepuetu BI rlgnoal 5llgq ue8uap uruse8nr uBIBuB$lBIetu lgdgp
ruEV 'uuunEueq ueqeq Bs{lreuetu uep Euo.roquad IrBp BFa{ Brur uB{B loruo{ .uern>ln3uad
Io4uo{ :{ns?uuel UIBI BrBluV '{elsaq tuBIEp r,unluecJal 3ue{ uee[ra1ad uep ugguequlad
rselre8uau u8nf suirre8uad uep se8nl 'qeqnlp - IBel uulerecrqrp eduq - ledep
{Epll
uBp ue{n{e11p q1[e,n efuueqeqruad ueuq8untual uep uelureolqlp qe1al 8ue,( ueresale[ua4
'|PeFa ludep Euef efuuqtlnse{ uep ueeue$lelad uer8eq edu-raqaq
Inlun rqnuadrp sn;gq
ue{rrxluau sruBq Btuetrual selre8ua4 'lqerlp leqrseuad qalo elnd Flperllp

Euer( uulerufsrad

lnqasrq leder B{BuI 'uelSuuculqradlp ueuue$leled eped uBqBIBSa{ Enruas suarel qal6
'e,(uru8eqas uup'uu>1u:ucrqrp

uB{B efutunlaqas uelSunlrqradrp

{el

3ue( uulrlnsa{ e,(u1nqturl ueurlflunuel


epa{ Buecuer uped rlequa{ ue{r.lere8uau
uBBuBsIBIad >1n1un

uolnpadrp 8ue{ uuqeq-uBt{Bq uup rnfnlasrp qelat 8ue[ reque8 IrBp uur.Ierafuad nDlB^\
:Suelua uurygrdrp sruBl{ Iuls I(I 'ueefta1ad uunleua1 usp rsusrue8ro lnltuefuau
Suef uuluosrad epEes ue{Brsclqlp - se/heEuad e1eda1 nBlE Buucue:ad ueurdurd qu^ruq rp
uB)lBuB$lBIIp - ueun8uequrad leder BpEd 'uuun8uequrad leder ue{Brueurp rur uuEurpurued
'Suoroqurad uep ls{aJlp ursluB Jnlural eJeces ueEurpuruad uu:1n1ullp uB)tB .nlueual ueetralad
uwue$lBlad lees eped 'e{usualu{ qeto 'uEBuBs{B1ad uulep rp rlepue{ Eue8auaur Brues
-BtuBsreq eueqelad uep l$lerlp BinqBq luqrlral sslu Ip uerurn IrBC 'ueulralad uuqerafuad
nDlB^r ue1uda1a1 {nlun qe,nef SunSsueuaq u8nf 'lnqtull 8uu,( uuleosrad uulesalaluatu
{nlun se,ne8uad uu8uap Sutpunraq undneu ueefralad usqnrnlesel uu>lrensafueu
uBp {IBq Euer( BuBJuaJ rnletuau Surdues Ip 'senl l?rrre eueslelad r:ep su8n;
'..Buss{Pled.. uulutueurp 3uu{ tuerooses qeto rlD{utrrp ulnd Supas Suo.loquad
Eueroas 'ueunEuuqured rsu>1ol IO 'lrlpuas Euoroqtued qelo uqmlulrp rur e[.re1 Buecuer Lrsp
unsnfuad uep (e[a:l u8euat) ufre1ed erud epud lerutsur Feqtud retuqes ue{pn$[Brulp
luls lp
- ueunEuuquad l$)tol epud uldurpued 'uuepa:1ad uunfuurel uup sslrluml sulu uese^\utuad
uB)lmfBleul sues ls:lerlp IIpIB/$au rylBPB se,i\uEuad B^\qBq ednl uutuuf 'Bpeqraq tetuBs
tue,( pq Bnp uulgdruau utdurueu IrEp IsBAlBEuau B,t\rIBq uolrtuqredlp nlJed .ls"plsu-r
ueEuessuad se^reEuad nstu 8te1l uedscueued semutuad $p,( uqpprua{lp rIBIq tue,( qoluoo
padas sstre8ued qns nule efuEuuplq nuurlerrau tuu.( se^ruEued qalo lturdureplp setre8uad
epdey 'uuuntuequad 1so1o11p su^reEuad epdal tuuroas qelo ${Btlrp ufuesvlq uuun8uuqruad
qelo snsnq:l BrBces uldruldrp
I$lerlq 'ueuntuequad
ruBIBp usp
Is{arlp
"npel IBrl spsd
'ueunEuequad uulurEal ugqrunlasal IJIpuas urdunuau BFa{ Iraqud.uuuped
IBq

ueun0ueque4 lsslo7 eped ueue/euen

r
10

Pedoman Pengeqaan Beton

Tambahan pekerjaan diartikan sebagai pekerjaan tambahan yang dilakukan


oleh
pemborong di luar dari yang telah dicantumkan dalam bestek. Pekerjaan ini
ditentukan
dalam pembicaraan dengan direksi termasuk permintaan biaya tambahan. Seperti juga pada
pekerjaan tambahan dapat pula bagian pekerjaan yang telah tercantum di dalam
bestek

dihapuskan. Dalam hal

ini juga harus dilakukan pembicaraan dengan direksi untuk

menetapkan pefiitungan biayanya. Ini disebut pengurangan pekedaan. Buku harian


dan
laporan mingguan ditandatangani oleh konsultan perencana, pengawas dan pemborong.
I-aporan yang teJah ditandatangani dikirim ke pengelola proy.k, Lonsultan
[rrn"rnu*,
pemborong dan kemungkinan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan peterjaan.
ffi

'

ELF$"9'sKe]\Yfl.""Affi/&.&]

:A #;g]Rii F,ffiE{e$H

s,trsi{{:t-{.}r,i,t+Jts.

Sebelum persiapan nyata untuk pelaksanaan dimulai, ukuran dan perbedaan ketinggian
dari lokasi bangunan sudah harus diketahui. Apabila keterangan tenrang hal ini tak dikeLhui,
maka situasi yang ada dari lokasi harus diukur. Untuk itr akan dilakukan oleh ahli
ukur
tanah dengan bantuan alat waterpas, alat ukur sudut dan pita ukur. Lokasi bangunan yang
pasti dapat diukur berdasarkan batas-batas yang jelas sepertijalan, saluran uir,
utuu teterangan
yang diminta dari kadaster (instansi pemerintah). Apabila hal itu telah diketahui,
maka
ukuran lokasi bangunan dapat dinyatakan dan sekeliling lokasi dipatok dengan tonggaktonggak "bench mark". Tonggak-tonggak ini berupa patok bertanda yang ujungnya
JiUrri
warna dan dimasukkan sampai tersisa beberapa cm di atas permrkuun tanah. Akhirnya
pengukur tanah membuat gambar dari jarak-jarak ke titik tetap, iempat dari tonggak-tonggak
dan ukuran-ukuran lain yang relevan. Di samping penentuan tempat, penting.lrga
menent [ketinggian dari lokasi yang disebut tanda tinggi. Pengukur tanah melu[rm pengukuran
dengan waterpas untuk mendapatkan titik-titik sebagai tanda dari lokasi bangunan
mendatang.
Sering pula oleh instansi pemerintah dituntut suatu tanda ukur tertentu. Ketinggian
lantai
dasar dapat ditentukan dengan perbedaan ketinggiannya dari as jalan
ltengatr-tengah). Jika
di sekitar tak terdapat tinggi ukur yang tetap, maka dapat diletakkan sebuahlanda k-etinggian
pada lokasi bangun an (Gambar l.l). Apabila seluruh ukuran dari lokasi
diketahui, dibuattatr

: i::

:.1.."i-.,1

..,-.1,'r

.\::-)

Gasnnar tr.!. Tanda ketinggian.

ilambapr

.?

Konus Sonder.

000

'(snuo{ uqBqr.uEq tsBrlslSaJ) Japuos ruBJSBlq g"E

r.sqlEiBe;B
&mdrret
JBSB)I .llsBd

Bss)l
snleq

00'gz +
0'92 *

ol'rz *

,qnc pdurBc
lsrd uuqdrl
&rq1 6untn

fi
pquq

x
(n'8!

B
E'

,e

e
o
o
7.

Ounduel
yEurBo

=
T'
06'zl

99'Zl +

6
c3
x
o
D
:,

o
o.

o
o
3

nqB-ngB

pquq

xtrtr

Oundtucl

0g'9 +

ylqurB9

6undurl

08'8 +
oz'8 +

Jlsed uBqqurEued

002

001

NVN.UJ OZ'O
t qeuel utulnr.ure6

.,-lqf tuqrp souol rrqoqurBl{

ue8uetala) 'q?puarel rIB s{ntu 63ull uup lerurs{Bru rle B{nu r33up slnd rnqu1alrp srueq sTeru

'uIISnut spud SunluuS-raq quuel JtB Blnut uueJEI qalg 'lsepuod uelsrs ueqrlrtuad ue8uap
uslplreq lul uep qBuBl rIB u{nu uett8ulla{ Jn{ntuaur Inlun uurynfuurp lBBuBs uBBpBaI

sderaqeq UIBIuO 'uoleq Suucued tuult nBlE uuJnuns 'nfu>I tuucued Euelt IsBpuod :Bfulesrut
'lsupuod tuelsls qllruteu uup tlsusl tunlnp elep uulnlueueu ledep tltp tueJoes rul stsp
uEnluBq ueEuaq '(g'7 nqupg) ropuos IBIB BpBd lelecrp snuo{ ueleqtuBq uep r{Buul ruBIBp
eI wla{p Q'l rDquDg) snuol Inluaqreq rDIn Bdrd rur epolau BpBd 'rapuos ruurEurp
uuEuep nIIBF urcl EuBI uullllauad epole1a1 'Bsrluuerp uerpntuel ledeprp Eue[ qeuel 'qBust
Joq uBnluBq uB8uep MtuBIp sruBq LIBuBI L{oluoJ rur {nlun'qewl uBqrlaued uqn{Blrp snrBq

B:IBIu BlPesrel {Epll uBBuBJele{ BIIS 'uBtuulu8ued uep wllrleued uu{rpseproq uu8ueraud
usllregtuaur ludup tlelulJauld Isuslsur pl IBrl ruele(I'ruperuatu u(u8unlnp sfup Eue{ uBSrdsI
XAelJal BuBtu IP nele 'quuu1 tunlnp ulup ruseq BdBraqes uB)lrprlefuad u)ln)pletu srurq
u,(uulnlaqes s^\quq uBsnrBIIeI nlens qulupe rusag ?lBIs ru?lup uBuntuuqtuad 1n1u61

IiltNVT T{tiTTIAGNgd 'L


'usBuB$lB1ad

uupp

BurcUed uBlBltal nlBns ug)lBdruatr

uuJmlneued uep uuEuqeutad 'Ju:lEuoqlp sruuq BuBI wunErcq nu1u uunfuq-nleq luads
uBtuBIBtI q?Fun[es nu1e Uqecrp sruuq uuqnqunl-qngunl pq Bdaraqeq urBIB(I .lselrg^raq
tetuus lur urFetuad 'ueuntueqruad ue:lmlErp pdep lnqe$al Isu>lol uped utEug ueptlurapc
uueftoEuad wp un[Bpull uuuuus)tgld pEuqas ue>lltrelp Isu:Iol uetueluulad 'ls?)lol uetuqsuEd

]1

pap7 eped ueue/euq1

ueunduequa4

Pedoman Pengeqaan Eeton

12

ini dibutuhkan untuk mengatur tiang pancang kayu senantiasa berada di bawatr permukaan
air agar pelapukan kayu dapat dihindari.
Dalam hal gudang bawah tanah penting pula untuk memperhitungkan kemungkinan
adanya tekanan ke atas disebabkan air tanah. Untuk menentukan tinggi muka air dapat
dengan menggali lubang dan membiarkannya beberapa saat, dan didapatlah muka air. Hal
yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan pipa ukur yang dimasukkan ke dalam
tanah. Setelah itu dengan bantuan sebuah perangkai dan pengukur muka air dapat diukur.
Untuk menentukan muka air tertinggi dan terendah tentu saja harus diperhitungkan pengamh
dari musim.

8.

Efl{JtsUHGA}S PEH&.&ffi EffiS"trtsiHSE PE&E&EA-EF{T',4}H

Pada bab terdahulu diperbincangkan secara teratur soal fteda sama) dengan pemerintah.
Pembangunan adalah suatu proses yang tergantung pada lokasi dan sedikit banyak mengikut-

sertakan instansi pemerintah. Dalam hal bagaimanapun penting juga untuk mendapatkan
penjetasan tentang prosedur yang harus diikuti dan untuk mendapatkan izin bangunan.
Hendaknya diperhitungkan bahwa bangunan dalam skala besar paling sedikit akan dinilai
oleh instansi pemerintah dalam beberapa hal yakni:
penampakan (arsitektur),
persyaratan tata kerja (ukuran, garis arah, tinggi, volume dan peruntukan),
keamanan (perhitungan struktur),
keawetan (mutu bahan),
kegunaan (ukuran dari nrangan, lendutan),
penghematan energi.
Sebelum pelaksanaan konstruksi beton dimulai harus diketahui lebih dahulu apakah
gambar-gambar dan perhitungan dari pekerjaan beton telah disetujui oleh direksi dan instansi
pemerintah. Juga sebelumnya harus dibuat perjanjian mengenai pengujian terhadap tulangan
dan penjagaan kualitas dari beton mortal. Sebelum pengecoran, pengawas setempat sering

akan melakukan pengujian terhadap tulangan-tulangan. Bila dalarn hal ini tidak dibuat
perjanjian yang jelas, maka tak terelakkan kesalahan pengertian yang membawa ketidakharmonisan dan kelambatan. Di samping penjelasan itu juga penting pada masa persiapan
untuk mengetahui keinginan dan harapan dari instansi yang mengelola air, gas, dan listrik.
Untuk kemungkinan pelayanan sementara selama periode pembangunan berlaku peraturan
khusus.

9.

PER.SE"qPA}T PMffiB#ffi.SFgG

Pemborong yang akhirnya bertanggung jawab akan pelaksanaan, sebelumnya harus


mengatur organisasi secara baik. Ini berlaku terutama pada pembangunan berskala besar.
Mencari penyelesaian atas persoalan yang timbul pada saat pelaksanaan senantiasa akan
mengakibatkan kelambanan, ketidakharmonisan, dan juga rendahnya kualitas dan diperlukan
tambahan biaya yang tidak sedikit. Ada sejumlah tindakan organisasi yang berlaku umum
yang dibutuhkan agar pelaksanaan berjalan dengan baik. Harus diingat bahwa kerjasama
yang baik antara semua pihak tidaklah datang begitu saja. Untuk memberikan gambaran
akan hal yang perlu diperhitungkan di dalam masa persiapan, perlu diikuti beberapa butir
di bawah ini:

Personel dan permasalahan umum


Pada bagian personalia dicari pelaksanaan yang tepat, pimpinan proyek dan pimpinan
perusahaan, personel dan sub pemborong. Di samping itu, sudah merupakan keharusan

'..uBdB{ ugp BdB wauep 'Buutu rp ,udurs ,lufueq ede:aq ,euerure8eq


'BdV.. :EuBl|ropes Suuf letutle{ ue8uep
3ue,( uuuruor nlgns rn1e3ua61 .r1i1rr Bulruad
lruq
tuapotu uuuqusruad rFnqas eped
BuBJueJ rnquloSuau
rdelat ,urpues:e1 uerufe1aJ
1ru1el
rnlun
nlBns uB{qnlnqueu lul BUaJEI qolo 'ualetu rJEp qnuf n1e1:al
Iupll :e8e uuecual lruls:
-{!tDlel Bnuas lluElepueu {nlun 'euBJuar qulupB uuu[:a>1ad uersesrue8ro8uad ue:eqturF
uB{uaquau 8ue,( uup ueuuuslelad uup ueders:ad luus epud lreq 8ue,( nlueq lBIe qgnqas

qi.hI?3BJffiF.Y

'+r

'{oJoJ EueF leuos:ad uuurxnued >1n1un ueu.(erquad ue8uap


turpuuqrp r33ur1 qlqal
e,(erq uep uBuelelad nl{B/r\ qeludu ue>lSuuquluadp sruf,q
uodsuerl
uJBJas Jnlerp lruosrad rseuodsueJl uep ueruDlnuuad .resaq luflues

Iul IEt{ tll?luq 'lJlpuasJel

?lDlsreq 8ue{ ueunEuuquad epu4 'Suo.roqtuad qns ue8uep ue8unqnq uup ufte1 BuBJuar
'uBqBq qBltun['utsatu4tuleprad derlas uup uelur8ullp 3uu,( ueruses 'ueun8uuquad aseg derlx
uped lodulola:1 u,(uresaq unsnstp ufurq>Jy 'uelelerad uep lruosred ueerpesrale{ ue3uap
uBIIBnsesIp sruBq npad BIIfl 'lorluollp uup tBrlllp sruBq lsuelsut ru8eq.raq ue8uap uerfue&ad
'u[:el BuEcueU 'ue>lIBqBIp qeloq lul ueJenla8uad usp uelnseuad -rn1ef euas u,(uJelqes uE'[i
uuun8uequad rse1o1 uedep ssetu uE{B resepuoru 8ue{ rsladsur nlens 'ueun8uequad uudurs-rad
ue8uap u,(uuu8unqnr{ BpB 8ue,( ryqld Bnues r8unqnq8uau srusq Br nt! qglalas .ueef.ralaJ
uep uer8eq uBqunlasa{ uBIB Jesupuetu 8ue,( rpnls ue8uap rulnruau srueq Eues{eled
UBBUB$lB1ad 1n1un uudels:a4

uBp

usllequd

'Euoroquad qns ue8uap uerfuufJad lBnqtuatu ugp uBlBlBJad uee^tafuad


'Uodsuurl 'n1ueq ueqeq 'Euu:eq-Suureq rnlu8ueur uerlaqurod uurfleg
uBrlaqrued

'u,{utunlaqas uerfueFad tenQlp n1:ad rpef .uesruBqal nlEns


rpefuetu Suoroquad-qns IrBp ugnlugq B^rqeq JBSeq uuurl8unue) .ntle,n uuqeuau Buei
uBqBqlusl uuef.ra8uad ueurlSunual uup uerlera,(uad nlle,rl ue8uap e8nf ue13un1rq:adp
sruBq luls IO 'uEllaquad uer8uq upud ue>lsuellp uep Suereq uenlradel uBIe JsUBp lpnqlp
Ielsaq uBp JBqureB ueryesepJag 'efuue>lureJrqueu uup e&a1 reque8 uu>pnfuulau Innn
dnlnc Eue[ ue8uenr eps srueH 'rs{arp qalo - epa{ Buecuer uelep uBltunluBcrp ufupsnu
1nfnlasrp qgpns sruBq requruS-requet uep ue8unllqrad uedel ug{nluelrp sruBH

rnllnrls aPolalt

'JBseq eo:1 qu8ual-quEual Ip BpBJaq EueF rulsnl nele uBUDInuad


Fup qnef 8ue[ ueuntuuq
rsu>lol UBIB luls Ip unuplld 'lul prl rnle8uau Inlun e,(utunlaqes Euenl qlqal Euer ru{e.!
Ireqlp nped uEBurqas 'ue1t1nsa1 uaqulau uu>p uodsuerl BuerBI qelo 'rueq 8ue,( ueun8urq
Is?{ol a{ uelBIBJad uelqepunueur {nlun Uodsuuq euuJuer unsnsrp uBrpnruey .e,,(uueuun8al
p11el1p uep lsesuulue^ullp srusq usT{nlnqrp 8uu{ uelelerad 'efes e/rra[uau nglg
lleqtuxx
uuEuap 'uuquqruq nped nElB Blpesral dnlnc qupns efuenuas qopde iueefueuad BpB usAl
u,(unluaa 'unsnslp uernleEuad {nlun uelnlradrp EuuI uuquq uup'rslJup e,(ulnfuelag
'ue{Brpasrp uu>le ufuereEuqes wp uerpq
uBunquluad pdural '11uosrad ledtuq 'ls{erlp u1oE8ue Inlun tudruaa 'tunq1p uuunlueqruad
IsB)lol uelnleEuad unleqas BuBJuaJ uuEuap rcnses :p[un1ed uu>llrequreru EuB$[BIad

uqep.rad uup uuun8ueq lsellot ue.lnletuql


'ue:lrsnsesp nped BIrq uep urul uue[a1ad
uu:lnqlsq uutuap uetunqnq tuBIBp lerll1p sruerl upe tue,( IeuosJed ..)q^ISV. :efqeslu
ueefra1ad pgls uetuap renses rsuurnsuu luqld rtunqnqEuau {ru@

uu leus$lu1rp

l
3
u

IB

'
u
-l

'r

qn
'Jn

utt
IE

lu
uBl

tuef

8t

ueun6ueque4 lsato7 eped

uau&.ql

Pedoman Pengeq'aan Beton

14

Dapat ditemukan di dalam bestek dan gambar bestek


Analisa proses yang memberikan petunjuk akanjenis pengerlaanl
tiniakan yang harus dilakukan.
Contoh: penyetelan bekisting lantai penganvaman/pengikatan
tulangan lantai,

Apa
Bagaimana

pengecoran beton,
pengerasan beton,

pembongkaran bekisting.
Dapat ditemukan di dalam bestek dan gambar bestek, dapat disusun
sesuai dengan jumlah satuan.
Memberikan jawaban atas pertanyaan berapa tenaga kerja dan

Berapa banyak
Siapa

bagian disiplin yang mana (pekerja kayu, pemasang batu,


penganyaman/pengikat) melakukan bermacam pekerjaan. Ini

Di

memerlukan rencana personil.


Memberitahu jawaban apakah suatu pekerjaan dilakukan setempat
atau di tempat lain.

mana

Alat bantu yang digunakan harus ditentukan menurut

Dengan apa

rencana

peralatan.
Untuk pengerjaan beton pada umumnya terdiri:

jumlah bekisting (ukuran, jenis dan tipe),


alat transport (trirk, keran).

Dalam rencana waktu harus sampai pada penjelasan apa, di mana


dan kapan harus dikerjakan.
Ini dibedakan atas:
Rencana primer : l). Rencana waktu primer,
(rencana kasar 2). Anggaran kerja.

Kapan

pelaksanaan).
Rencana sekunder:

l).

pelaksanaan)

2). Rencana personil,


3). Rencana bahan,

(detail

Rencana bahan,

4). Rencana gambar,


5). Rencana tanggung pembayaran,
6). Rencana pematangan lokasi bangunan,
7). Rencana pelaksanaan dan sebagainya.

Dalam perjalanan waktu berbagai teknik rencana telah dikembangkan. Dalam


pembangunan telah banyak digunakan sistem yang didasarkan atas diagram balok dan
diagram blok. Dengan diagram ini kemajuan dapat dijaga dan dapat diuji antara perkiraan
kemajuan yang telah dibuat dengan kemajuan pada kenyataannya. Di sini sering rnelihat
padalalur kritis 'kritike pat.lilur kritic dipandang sebagai bagian pekerjaan-pekerjaan
yang bila terjadi keterlambatan akan mempengaruhi kemajuan dari seluruh pembangunan.
Dengan memakai rencana waktu itu terutama pada jalur kritis merupakan yang sangat
penting. Metode yang berdasarkan pada jalur kritis ini disebut 'Critical Path Methode
(CPIO'. Untuk teknik perencanaan ini semakin banyak tersedia program.komputer, sehingga
dengan bantuan komputer rencana dapat disusun.
;i

,.. i.;.!,r-ii;ftq

i;;iJii L;fi.

Dengan rencana balok (Gambar 1.4) dapat dilihat secara lebih jelas kebutuhan waktu
dan hubungan antara berbagai pekerjaan. Pada arah mendatar tercantum rencana waktu,
bervariasi dari jam sampai bulan. Pada arah vertikal tercantum berbagai macam bagian
pekerjaan. Dengan bantuan panah terlihat hubungan antara bagian pekerjaan.

'{otq IrBrSBIq

g.i,i Jer:g'618'13l]

i?,r T"c- r*
lO
"'
t.c/r l%
(
;'-

F,.-.

*!

robirebeqi

l_!*T":*I!,'

j "::

gsepuod ue

6uulnl ue0un>10ua1

0rrurtu 6uelunuad

itzii*I--o l*e --

ilt

lsepu6d6upi!1aq

i_::
,

-ad ue6uoloua6

uelenQul?J:

i;r;ri*i'o*i-r -l
i-.r -t

i--, --: ----;. -..'z/rt'z/t:


0
,1.
, rEsep lBluE-I B

\ ;is-t--v;-

uerel6uoqrua6

HZ
uesela6ua6

ldat ue6ue;n1

i
f E Fi=e Er a lji,Trj

lffi 3El-a6ffi d

uElas

rllplBral lBseles = J
uBJBBEuols{ = e
JltppJel IB/rlB
nlnqepral rBseles

rt

rl

i
:*

!p
I
:

c;ota

iB
t"

e[ra{ uuq tuBIEp nl{B/}r - q


nlnqepJal IBlr{B = B

uBBfte8uad

'u?q Bnp uDlqnlnqureu uBsBJe8uad 's'I JcquBD r{otuGr rfB!


Ipadas nluaual uesquq ue>llraqlp qeued EpBd uep 'ueefra8uad uErBBq nlens urlr-:=un
Inlun uB)r{nlnqrp 8ue,( nDlB^r Ereuel {olq dBrlas BPBd '{olq UBP r,lBuPd uBruwq dr
uqpeg1p 1uls Ip (,spou, eEn[tnqasrp nqe 5tolq) ueuf.raEued uslteq urelus uqrsil.rarl;:t
qolg qrB-d:ftii ?iln:
1ur6eqes1 )topq urur8ul6 S'"{ .aaql,'rs6;3

lB

BlEq ue6ueser.r,.ras

!u

'n

Tl

mT:i?,,'7/7,8l

ISEPu:'E

rrB

Ouelt updmuerad

tlBuBl

uEd.ffid

UEOnE*}l

tqna

9l

ueun6uequa4 lsap7

@ tnffi,

usl

uof

16

Pedoman Pengerjaan Beton

I 1. ruff{TISAR, PERATURA.I{T-PtrRATUR.Aru PEIIEERINTAI{


YANG BDRII\KU
ll.l. Keputusan Presiden (Keppres) No, 29 tahun 1984
Keputusan

ini

merupakan penyempurnaan dari keputusan-keputusan presiden

sebelumnya, yaitu Keppres l4A tahun 1980 dan Kepres 18 tahun 1981
Keputusan ini mempakan peraturan yang paling penting karena berkenaan dengan
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Keppres 29 ini berisi
antara lain tentang :
Pedoman pokok penerimaan, pengeluaran, penatausahaan anggaran
Pedoman pelaksanaan Anggaran Belanja Rutin, Anggaran Belanja Pembangunan,
serta Anggaran dalam lingkungan Departemen Pertahanan dan Keamanan.
Keppres 29 juga memuat penjelasan dan 3 buah lampiran.

Lampiran

berisikan ketentuan-ketentuan tentang Pelelangan, pengadaan, dan


penunjukan langsung.

Lampiran II berisikan ketentuan-ketentuan tentang .......


Berkaitan dengan Keppres No. 29 adalah Keppres No. 30 tahun 1984. Keppres ini
menyangkut tentang Tim Pengendali Pengadaan Barang/?eralacan Pemerintah di Departemen/
Lembaga. Berkaitan dengan Keppres tersebut adalah :
Keppres No. l0 tahun 1980,
Keppres No. 42 tahun 1982,
Keppres No. I tahun 1981,
Keppres No. 7 tahun 1982, dan
Keppres No. l7 tahun 1983, yang berkaitan dengan pembentukan, penambahan,
perubahan dan penyempurnaan keanggotaan team pengendali tersebut.
11.2. Keputusan Menteri/Sekretaris Negara selaku Ketua Team Pengendali Pengadaan
BaranglPeralatan Pemerintah No. 9I2FPP BPP/UV1984 tentang Pedoman Prakwatifikasi.
Keputusan ini memuat antara lain tentang tata cara pelaksanaan prakwalifikasi masingmasing untuk pekerjaan pemborongan, pekerjaan konsultansi serta pekerjaan pengadaan
barang dan jasa lain. Termasuk dalam lampiran adalah antara lain petunjuk penggunaan
DRM dan Pedoman Penentuan Sisa Kemampuan Nyata untuk Tekanan Pemborong.

ll3. Keputusan DirekturJenderal Cipta-Karya No.O30/KPTS/Cry 1985 tanggal30 Maret


1985 tentang Pedoman Operasional Pelaksanaan DIP Proyek Gedung Pemerintah dan
Penrmahan Dinas.
Keputusan ini adalah sebagai lampiran dari Surat Edaran Bersama Bappenas dan
Departemen Keuangan tanggal 29 Maret 1985 perihal Pedoman dan Standarisasi
Pembangunan perumahan Dinas dan Gedung Pemerintah.
Ada 3 buah lampiran pada keputusan ini.
Lampiran A adalah Pedoman Penyelenggaraan Proyek, .....
Perlu diketahui bahwa Pedoman-Pedoman di atas ditetapkan secara periodik tiap tahun.
11.4. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara penertiban Aparatur
Negara No. l55a/XMK.01U1983 dan 02[\{ENPAN/I983 tentang Petunjuk Mengenai
Pengadaan dan Biaya Pekerjaan Konsultansi Konsultan Indonesia, tertanggal24 Februari
1983.

Bersama dengan keputusan di atas, ada lagi Surat Edaran bersama Menteri Keuangan
dan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara No. SE-l8a/MK/1983 dan No. OZtSEt
MENPAN/1983 tertanggal 24 Februari 1983, mengenai Perincian tentang Beban Biaya
Personil (Billing Rate) dan biaya langsung yang dapat diganti (Direct Reimbursable Cost),
keputusan dan surat edaran di atas kemudian dicabut dan diperbarui dengan Keputusan

'g6I Brseuopul ufeg ueuntuuq uuBuecuaJad

sBlB

'

u?JnlBJed

'186I unqul tunpeg {nlun Blseuopul udurag uBqBI uueuBcuared usrrusrad


'0L61 unqq (tfla) Brseuopul uulsnhl uurnlurad
:e,(ulesrur Brseuopul lseslluurtof{
uese.(ua qelo uBlllqrellp qelel 8ue,( urel BrBfue nlge.( ueuse.f,olared/srulal
!8es upedal
qBJBral8ue.( e.(uuJq qBlupauad uu.rnlu.tad-uern;anad upu rIlsBHI r1e,(ord uBBuB$lB1ad uep
d;lanlqqurpr slu{q pes uped uurluu:lauau 1e.(ueq qlqal

t
IU

!p uannlu.red-uernlgred .4.II

OfldV uup Ngdy 1a,(o.rd UEBUB$IE1ad :1n[unpd


tuelual qr.raepfisugdo.rd 1e13ug11p uuuroped-ueuropad ..n.d uaruapudeq .r.&ru{qd!J
uafrgq uuun8urq qBtr lB.roplarlo qelo lgnq;p 3uu.( sgul0 ugqgrurued ugp qquuaued
tunpeg ueuntuequed uee.IeE8uale.(ua4
luuo.tsanado uBJnlBrad-uelnle.rod

{nlun rrlnuroJ-rllnurol

tI

g}rades a,(uulq

upr qlsBnr tsulr !p uBJnlBrad-uelnlu.red qqas .9.II

'tlsll'o11

u.re8eN uersqruerl uuquqruq uep

.If6I

Is
TI

lent gz ptSuq EpuBleg BlpulH qBtuFeuod uesnlnde;1 tBrns uutuap uqqBEp turr

'0l..)

ueryeinitrequado ue,r tuguraue [!q tupreoalg6l ep JooA uepruauoo1 eueure3ly .g11

u,(e1g puetuaur 1nfunla4

'Blsauopq usllnsuo) IsuqFsuox uuuttadry

tueluq Sg1lttfiErynlgg .da)

L}

.oN-seuadug

,ni.Xrrarrtt

ueun6ueEaa4 lssto7 eped uaualh-q1

uol

Jenis-ienis
Organisasi
dam. Persie.X)&m
treke-ff$&&It
3".

grEFgB&Egq"IE"EJArq

persiaPan, rencana
Setelah mengumpulkan dan mengolah semua keterangan pada fase
yang
Jelas, untuk suatu
ada'
gambaran
untuk pengaturan lokasi bangunan ditutun dengan

Walaupun demikian,
pemUungunaan dalam skala kecil pengaturannya tidak begitu rumit.
untuk penempatan
yang
masak
hal tersebut tidak boleh diabaikan karena suatu pemikiran
yang pintar
pembuatan
tempat
atau penyimpanan bahan-bahan bangunan dan penyusunan

akan membawa keuntungan.


pertama-tama karena tindakan dan transpor yang tak perlu di lokasi bangunan dapat
dihindarkan.
Kedua, ketidakharmonisan antara berbagai pihak akan berkurang'
pada pembangunan berskala lebih besar, lokasi bangunan dibagi secara efisien dan
yang telah dibuat,
seperlunyu. S.Uugui alat bantu dapat digunakan rencana pembangunan
dikerjakan
kapan
dan
tempat
pengerjaan
- dalam proses
di sini terlihat bagian-bagian
dan pompa
beton
molen
dari
letak
ditentukan
dapat
itu
pembangunan itu. Sesuai dengan
berbagai
dan
bangunan
bahan
penentuan
tempat
jalur
beberapa
keian,
beton, keran pengerek,
beton
pengerjaan
apakah
dipertimbangkan,
contoh
sebagai
bangsal berantai. Dalam hal ini;
pertama
yang
hal
Dalam
beton.
pusat
mortal
dari
akan dilakukan sendiri atau didatangkan
semen harus
tempat dari molen beton, penimbunan pasir, kerikil dan gudang penimbunan
ke tempat
spesi
jalur
beton
dari
pemasukan
saja
Tentu
berada di sekitar rencana pelokasian.
jangkauan
dalam
berada
harus
itu
jauh.
tempat
Kebanyakan
pengerjaan tidak boleh teilalu
L.r*. Apabila beton diproduksi di pusat mortal beton, maka harus cukup disediakan jalanan
di lokasi pembangunan agar truk yang berat dapat mengantarkan muatannya. Harus diingat
jadi jalan
bahwa puOu penfecoran dalam skala besar harus dikerjakan siang dan malam,
masuk dan jalan keluar pada lokasi bangunan harus tanpa hambatan'
pada p.lokrrnoan konstruksi beton harus selalu memperhitungkan tempat penyiapan
(pelengkungan dan
baja beron dan lokasi di mana pengerjaan baja beton dapat dilakukan
harus
penyimPanan
gudang
dari
tempat
bahwa
terdahulu,
pemotongan). Sudah disebutkan
pribadistaf
dan
lokal
juga
staf
direksi,
tempat
untuk:
iipikirkun secara baik. Ini berlaku
penting pula bahwa tempat untuk pemondokan itu jangan menyebabkan halangan pada
yang
pelaksanaan. Sebagai contoh gangguan yaitu; bila pemondokan terletak di atas tempat
gas.
dan
air
listrik,
telepon,
sambungan
untuk
tanah
perlu dilakukan pengerjaan

*. Fffi:

;:r{,e ftr_Et"ll1iii

Lr$,ff#.tf,iH B,Ailtit*tJItS},.S,{

Dengan berbagai macam alasan, diinginkan untuk lebih dulu memagari lokasi bangunan.
pada urnumnya pemagaran itu bertujuan untuk mencegah kunjungan yang tak dikehendaki
dan mencegah pencurian dan perusakan bahan bangunan yang mahal.

lBIs ustlBpurdrad leqplu ue{reputqlp ludap rnlu u,(uqn1uru :e8u uuun8uuq rnruns uuqnrnlasal
rluESuaru
g 00g lelol uu{u1e1ad:uqel ueqequrEl
Suuas'3ue1l uedecuuuad lr,l tuBlBC 'ruru 000t

Ipuf - tsts detles uped tutu 00S redtuus 00t lrup ue>letalad reqal ueqeqruul tedup:ar
u!a1 3ueru ueququgl uu8uep uulSunlrq.radrp snruq ruulup qlqel SueX

uu1u1a1ad {nlun
00t ququcl'F

'ruru 002 g

rsupuod ue4e1a1ed Jeqal uuSuap curus uurlu8 ruqal 'tuulup lupll 8ue,( uerleSSuad upe4 'rn1e
r1e33uau uu8uap uB{nIBIrp uuuqrapas SueX ,lDDts do. ue4uialed rsepuod qenqas Inlun

ItvidiltlNv& $i3r*qIl$ J.d'Ui{"A&;''"Jr*ihiI[<i

'lerlopoel ue8uap Iorluolp nvtv ,poo7alqrs.


Sunlue8req nled uunlueq uu8uap dutat 8ue,( 3ue1rs Bpuul uultudureueur ue8uap qu8acrp tedep
e,(u8uunu lstsod r8Euruau 8ue,{ uuefralad epe4 'uru1 3ue,{ uuun8uuq te{8urt eI E^reqral {Ep!
ntes Suef ueun8uuq 1e13u1t eped uutlrlat{upllel 'dulal 8ue,( rsua:eJal {Jtll rg{curau uu8uaq
'ue1de1alrp lllll ude:aqaq uep r88url uurn{n 'qeue1 B{nu a1 1efue-raq qepns ueun8ueq
BIIIeX 'rsupuod uep (tuauraseq) reple{-Ieluel r33ur1 uern{n ue{nluaueu {nlun ueleun8rp
ledep sedre1e16 'e8nf {nsuuuet ,uatplafioo{. lnqasrp 8ue[ ueun8ueq r38ugt 'e(ureqq
uup Euufued uuldelaueu IIBncaX 'rn{n-Buscuar IrBp ue>lqepurdlp tedep Surpurp Bnuras Lru?
ledtual ueun8ueq e18uur Bped 'uBrn{n reSeqas (>1esed) 1e1rd ueltedtuatlp e,(uren1 uer8eq
rp 8ue{ uuded u>13uer
3ue{ uuun8uuq e18uer ueluunSSuaur uueftalad 1e,(ueg
IrBp
lrlprat
't33uu uBJnIn uu{nluauau
uuluun8rp
sefualum 8ue1es nlr Surdures !p 'sgEt
tedep
Inlun
uup uern{n qalo:ad1p
(rn1n
suolef uup Jn{n elrd uenlueq ue8uaq
tudep
1up
1e13uol)
'Buer.IJepas tue,( nlueq IBIB-IEIe teler.rara
ue8uap ueldaatJp tedup 1u.ref uep uern{n 'Bnruas ueun8ueq rsB{ol ruBIBp rq 'Suutep w1:
Eue{ ueun8ueq {Elel uuldelauau {nlun dnlnc r{uplepll S'I epolau lunuetu uenluauad

ii

ir:

i.

i'.i..-. j,i,'..;;.,.:.

.,.',;';'t=,,:i.;"liiiti;:;rj,{ .iift,i,..,._r-'.,uI''
'SurtuaJ i':r.""

uetuale qBIepB 'ueqrunlasa{ uBJn{n ue8uap rensas, sruBrl uur8eq uurn>ln8uad-ue:nlnital


ueqeltunfued depeqrel IoJluoI rule{'qn:n1a,(uau lorluo{ ue{n{Blatu JnlsJal BrEOes uep nmd
Suer( e[a{ epolau mlelraq luqld snuas Inlun 'uu>laca8uad uelnleleru stueq se.retoad
Iuls Ip B{Bru 'ruseq Eue{ JIluEeu l?rl ue{leqr>leEuaur ludep uurnln8uad ueqelesatr q
Sunuad lu8ues lul ptl Buare{ qel6'snsnql uuuqulad nBlB ?uuslelad Suuroas e[:a1 uenllan{
uolqrunqureru {ol{Brd tsenlts al requeS-ruqtuu8 upud upe Eue[ uern{n FBp uerlutua0auq4
't33u1t uurn{n uep JnIn suu8 uetuap du13ua1 dn>1nc Buas uanlasuo{ snreq !u!s rp
requeS-requ?D ':eqtueS-reqrue8 epud ledup:e1 3ue,( EuBJuaJ uep ueJn{n uudelauad 1n:n
dnlnc Suef uurluqrad uaquau sruBr.l euecua:od uetlnsuo{ orlq Ip uueuecuarad asu; ursp6
'rnl{ruls eFaI ruqute8 uBp IBInulp IIBq 8ue,( ue.rnln8uad nluns E^\qBq leqtlral luls l.6
'uuun8ueqtuad euecuer lrup ledq 8uu[ uurn{n uunlueued uup uedelauad re8eqes uetrrlrrEl
uurnlnEued 'uurmln8ued uuBuB$[EIad qulupe Supuad Suef ueefta8ued uer8eq uep ntes
Ff.\-??rI-ffi}Xfi

t.iJ'.r

tl

'qucuurad tuqryD
ufupspu ueuulef uedsteEued pq edereqeq urclep uep rsplraq ls,tru>l uuEuep ue8edJp dry
rq'urBI Euef wu:lulaca:l usp Bpueq-Bpuaq uuqn;efal lrsp Jepurqrel le.na1 ,r{
sruuq IuBJaq

lnprefsuru:uEu gqusrn sluutl tuuf ruputuatu uu{epull reuaEuaw qetupaured Isuslsq uEilq
trBBrBclqtued uu:ppelp uB)tB pq edureqeq urBIeO 'uuun8uuquad ueeuusrylad ueEunquruueq
luql{B uentEuuE pep rEunpulrp nlrad 1e1ere[seru 'usgloryed uu8umlSu[ urelpp IO

6l

ueepasla4 uedepta4 uep pesluedtg

srLe-lf
I

.L

Pedoman Penge74an Beton

Penyetel tiang pancang. Sebelumnya harus ditentukan berapa banyak tanah yang harus

digali dan pengaturan penimbunan dan pembuangannya.

Perhitungkan juga, bahwa sebagai akibat kegiatan penggalian, kekompakkan tanah


(Car*ar2.I). Sebagai contoh
pada pasir l0 6 35%; lempung kurus 20 6 25% dan lempung gemuk atau tanah
liat 25 6
akan berkurang, karena itu menyebabkan pertambahan volume
30%.

>.;:ri%.:J7/sy7,:.-iT=-L.<7,i..9j;,Fi,rl);i,,.79V7;.7;1-1-

\,

.---.1

{.iare:fua . 2..i Pertambahan volume

tanah galian.

Sudut kemiringan dari suatu lereng (kelandaian) merupakan bagian penting dari
penggalian dalam skala besar, ini terutama ditentukan oleh kelandaian atami dari jenii-jenis
tanah kering. Sebagai contoh kelandaian alami dari lemp ung 20-250, pasir 30-4ff (Gaitor-

2.2).

Juga untuk penggalian perlu dibuat rencana.

Bidang geser yang paling berbahaya

,/
,/
.\.(
= ./--

tt
:

r],

---

*,;

*.'is

-/

t;:

---

./

kelandaian alami

"1 Kelandaian alami.

Di sini perlu diperhitungkan hal-hal berikut:


penggalian dengan tangan (tenaga manusia),
penggalian dengan mesin (tenaga mesin),

jalur pemasukan/pengeluaran,

jalan-jalan (dengan pelat) sementara,


kabel dan pipa.
jii*i,, i lij:ii|;.'T.' 1:,:i ;,::,

t:. :' ::i-

I-)alam banyak hal, ingatlah pada sumur bangunan yang


terletak sepanjang pinggir
jalan dan pemukiman, sebuah sumur bangunan tidak dapai dibuat
dengan kelandaian. Juga
sumur yang dalam - berkaitan dengan keperluan ruangan tidak mudah
dibuat dengan
kelandaian. Bila hal seperti ini muncul maka dapat dibuat struktur dinding
penahan tanah.
Di sini ada beberapa jenis yang mendapar perhatian:
dinding tanggul dari kayu (Gambar 2.3),
dinding tanggul dari baja (Gambar 2.3),

'rre dBpe{ rs{nrlsuol r{Eni}i

rsBsrlBeJrp lBdBp uoleq lequns nElE seJrp 3ue,( ufcq telad uunlueq uriurp .s.z
rgquug gr;
uuresala'(uad uped'Bpureq nll edtuod Jnuns Buetu
Jp tudruat eped uu:ocoqe{ InQturl \r;;
lluuu e33urq uEllluapos ull){tlputt Itquurp snruq IUis IC'raplal rutuuI rlu^ruq,p r,{u1r,,
uE{{elallp ludep udtuod rnLuns'ue1ur48unuau
ucun8ur:q
8uuqn1
rEnl
rp
lcpll
cd,l:,:
rntuns ueleduauad elrg 'uulnlelrp qupnu eduod rre rrup ue8uunqued euutu ip'rs,s
up.-,;
ueun8ueq rntunspuBqnl rBnl tp ,nTrlntrllp
{leq qlqol eduod rnruns .ueqrlrd re8eqa5 .Bundura,
llJedas rIB snqtuellP lllns Suef qeuel {nlun {ococ 3uurn1 uup rrsud padas lserrrrqeauuaa,
edrt Inlun {oJoc le8ues 1ur rpadas ueuduoued >1n1uag

'rtu tnlu[p qupnu 8uel(

r.{Buel

'(roq
eduod)
:aquns ueudtuouad
'B{nqJa ueedurouad
:uurleqrod
rpuf 3uu{ drsu!:d Bnp BpB ueeduror.uad 1nru1
ledepueu
uuel qlqal efra1aq sruer{ uduod .su1e uuqaq e,(uupe
'r8e1

'(uuun8ueq)

eduel 8ulra5
sutu uuqaq ledepuatu dnlnc qulal uep (nluqueu) rru dupal qEia
rBuaq-Jsueq ls{rulsuo:1 redtues ls8unyaq srual sruBq eduod n1r uefluap SuHrag .JrB u'rrrqa
uBqBueu
uBlBn{ar ru{undurau unleq
rosrp
ruuq
Eue,t uoleg .uolag sBlllEnr trnl5o
{nlun
Surtuad ueun8ueq rnruns/8ueqn1 e,(u8upal e8efuatu
Inlun - ueroca3uea qeleia, undn.*
eFa{ nllE/h strBles
uu{n{BIIp uulorluo8uad 'uo1aq rs{rulsuo{ ueeugs{Blad epe4
IIBq
'Jusaq uDluuas uee[re1ad
IrBp uelequelralal uep uB{BsuaI uuurlSuntual uelqeqa,(u:r-r

uB{B nlual 'tepeuratu {Bpll edtuod pep sulrsudul uueueslulad luus eped ele,(ural BIIS -{17
ledueq ledeprq - uufnq tutsnu epud - Bueru rp e,(utunlaqas ue18uulqredlp {nlun aurrug
qsppv 'uesruBqa>1 rpefuatu ueun8uuq 8ueqn1 ueeduouad e88uiq )lguau q-*
rlu Blntu ueuq8untual uuun8ueq 8ueqn1 ueuun8Sued eped Inq1tlll 3u!.ra5

Suef IBq

qB/huq Ip

'(2'7 toqwrg) nlnqup qlqal Suusudrp rur


1n33ue1 Surpurp rsIrulsuol e,iuru:un
EpBd 'PusJuaJad uellnsuo{ qelo e,(uuan4n uep {nlueq uBIuuBJuaJrp sruBq nlr rnl.I|-..I,s
'JelBpueuJ e(ufl uBllBuatu
Inlun ,woo4adruars. uer{Buad e18uer ufunl:ad ue{nluauaur Teuil
tue,( qBuBl rESup uup uErn{n IrBp tunluetrat 1u1 1n33u4 Sulpulo

uBr{Bllp lBpueq

'1n53uq Surpurp lgord qoluoC

Et.i..

;,i

'ufeq pep
1n33uq Surpurp luord
qcsaoH

'Me{

Hsp

1n33ue1 Eurpurp 1go,d

Jou)lsolx

i:

.l:i,

i!..,__

-'t.

--t''-

ddruy

uessJE|.l

fsjt

q(

q
!1

tl

'urlrag ln8tua
'u[eq rslrulsuodruoleq

lz

Eurpurp

rnl{nls

ueefies1a4 uedepta4 uep rce*uefu6t sriaLst.r

.L

(U
at

.o)
iio

.Y

3
Eor
rc

Es
.ok

='6-

or>
cEE

s,E>\

EP

EF
Sor

cl

E3
9=
cE
(Uf
c.o
Eo

-E
Tt.=(!
E'C

KP
ot;
-J

E' i5
(l=

EE
trcL
-- rB
g6'
c-o

ad
o=

a-6

,_

.E 3,
OC,r

4c
-G
Se
or.:
C"E
cc

EE

fl

t,)
(,)

c(0

o,

6
.g
o
l
Ef
o

(,
ol
o,
c
(!
0,

.Y

:,

C
f
l

EE
hc,
O'P

.Ed
tr>

o(U

gE,

EF
C-

(6:
>J
CF
o=

o-d

Konstruksi dinding tanggul, untuk lubang bangunan.

'raqtllns uBBdurourad g'z JBqurrc

Ln3

9l-g'1. alauierp
Jaquns-Jaquns

ueOuepec Bdu.e,-

uBrnps edrd lequnAuad


erPpn lalal

Jre uelnJns \
-/

"{

\\\

(uere1) lequnAuad
rrrc 0g-g

I Jalauretp uelnles edtd

'rapla{ rBluel eped edurod 8ueqn1 g'U rBqruBC


sruo>1

lols\-nr

6ueqn; ueEuap t1e depa>;

raplol pluel eped edurod

nele e[eq ed;d ue6uap lB dEper

,oplal

Oueqng

1e1ueg

eped eduod

ere(r

(ereluaues uelol6uaqrp)

ueepetle4 uedeqste4 uep yseslue&g

ez

q,#

Pe&man Pengefaan

24

A"@

I
i

72

Pemompaan sumber
Dalam hal penambatran (pengurungan) pasir di atas tanah gambut yang lembek atau
lapisan lempung yang kurang padat dan dalam hal air tanah tenggek ('perched water table')
atau lapisan lempung yang padat, dibutuhkan pompa bor.
Prinsip dari pompa bor yaitu dengan bantuan sejumlah sumber (air), air tanatr dihisap
sedemikian hingga tinggi air tanatr menjadi turun sampai ketinggian yang diharapkan untuk
pelaksanaan pengerjaan. Di sekeliling lubang bangunan pipa-pipa dimasukkan ke dalam
tanah (berbagai sistem memungkinkan) yang saling dihubungkan satu sama lain dengan
saluran pipa-pipa dan kemudian dihubungkan pada satu sistem Pompa. Sistem ini cocok
untuk menurunkan air tanah sampai sekitar 4 6 5,5 m. Dalam penentuan kedalaman dari
penghisapan air harus diperhitungkan surutan air ('drawdown') pula (Gambar 2.Q.

8. PEI,AKSATYAAI\I PERBAII(AIY TA}IAH


8.1 Umum
Penambahan pasir dapat digunakan untuk membuat lokasi pada ketinggian yang
diinginkan atau mendapatkan dasar bawah tanah yang cocok untuk meletakkan pondasi
peletakan (lihat Gambor 2.7).

Gambar 2.7 Penambahan (pengurungan) pasir.

Ingatlah dalam hal adanya lapisan tipis dari humus yang terletak di atas pelat pasir
dengan kedalaman 1,5 62 m. Oleh penggalian dan penambahan pasir yang cocok merupakan
cara yang sederhana untuk mendapatkan lapisan bawah tanah yang punya daya dukung.
Sebagai akibat dari pengurungan ini timbul persoalan pada air yang berada di bawah tanah.
Oleh karena itu sering digunakan drainase vertikal untuk menghindari persoalan ini. Drainage
vertikal dapat dibuat dari bahan buatan 'kunstofl atau pasir.

Penambahan pasir sebagai metode untuk perbaikan tanah adalah cocok untuk
pelaksanaan pembangunan berskala kecil dan sering mengakibatkan pada penghematan
biaya untuk pengerjaan tanah.
f'
1., !
taLt* -

'"iv"
:i'

woaa'"

tr:*

h
*/4./4h;.

Sekop pemuat dan Buldoser.

- *-

''

'(tueI nlBS Er.uulas) rre l8ueue8rp rrsed


002 uuunqurl durles luts IC 'JIB ue8ueuesSuad qulepu rrsud uuleputuad rrup urul BrBJ
rgsed uesnquruad uup ue8ueuaSSua;

uro.u

.3-g

ucqrluq:adrp e8nf n1.rad (tnpr.:


-lnpnslp e,(ulesrtu) ISuluIItp UIIpas nBtB {eprl 8uu,{ tudual-1udua1 'eXuuulupeuad {nlu:
uB{lBBJuBurlp )tllBq {EIoq UBSBIUII '(tunuad) dolas urseru uup rasoplng ueeunSSuad epe4
'unlrler{Jedrp Eurluad rrsed
(taryd) uusrdul ueluputued uruc B{Btu 'ueq uurpnue{rp Btucs {up!l 3ue,( r.lBuel ueun:nuad
uB{rBpuIq8uau Inlun 'tutu 00S tudtues 002 uupqalal ue8uap uesrdul rad uulufralrp
ludep ueleun8rp Suur( l?lB uup uu>lur8urrp 3uu{ uetepede>1 ':rsed lsJrs :uep 3un1ue3:a1
u

'(6'7 nqtuog) lr1a3 uu4lnqtunuad


'(6'7 nqurg) lasarp ursew uu8uap telad uu>11r.ruuad
'(ue>plupapp) rsolds{a ueplnqunuad
'ue8uul ue8uap ue>plnqunuad
:ruadas uelulerad ru8uqraq Brpesrol luls IO .srdelas ruap srdq
BJPces UB)In>IEIIp uu8uel ue8uap.rrsed uuqeqrueua4 'dn1nc 3ue,( uuleduo>1a1 ue8uap taled
Inqup eSSurqas '{leq qlqal ledep ;tsed ueleputued erec B{Eru 'srdepeq BJBJos uB{n{EIp
rrsud ueqequeuad ulrqudy 'sn8rlulas uu{n{elrp uurSSuruad nu1e1 uuledal>leplte{ nlBnS

{
43

'r
'3
us
JISI

'uelepuurad 1e1e-1eJy 6'Z rBqr.uBC


lasalp utsaul
ue6uap ue>11ere61p rela6 1e1a6

re1a6 ue1>lnqunuad

ISBI

tu

IJBP

Ioc
ueB

rusl

ryt
i dus

'
'(g'7 nqwDg) - tuunuad - (runuad) dolas ulseu
'(g'7 nquog\ - tuoropuad - resoplng

(.a1

I ne&

'(do1es 'leqorot) uutuu1 ue?uap


:erec uduraqeq uetuep ue>ln>lellp 1udep rlsud uuqequuuad

9Z

ueelat1e4

udepn4 uq

pesyuedpt

#*

I tapg

l-

26
Perembesan (infiltrasi) air akan membawa butir-butir pasir dan membentuk suatu
susunan yang kompak. Apabila ada sumuran (pompa) hisap atau air dapat mercmbes dengan
baik, boleh menimbus - menimbun - dengan pasir. Di sini alur digenangi dengan air dan
kemudian pasir ditimbunkan sehingga air terdesak ke atas. Penggenangan dan penimbusan
dengan pasir dapat mencapai kepadatan yang lumayan. Namun demikian, baik pada
penggenangan maupun penimbusan harus diperhitungkan pelesakkannya - memadat - supaya
jumlah pasir yang dimasukkan lebih besar dari volume penambahan pasir.

9.

PONDASI

9.1

Umum
Apabila bawah tanah di mana pembangunan akan dilakukan hanya terdiri dari tanah
lunak (tanpa daya dukung) seperti humus atau lempung lunak, dan pada kedalaman yang
lebih jauh (lebih dari 2 meter) baru terdapat lapisan yang berdaya dukung, maka harus
digunakan pondasi sumuran atau pondasi tiang pancang.
Susunan lapisan tanah dapat diperoleh dari penelitian tanah. Ahli mekanika tanah atau
spesialis pondasi - sesuai dengan hasil sonder, gambar bestek dan hitungan yang dibuat
konstruktor - dapat memberikan advis mengenai pondasi yang akan digunakan. Apabila
bawah tanah secara jelas mempunyai daya dukung (pasir atau batuan) atau dengan bantuan
perubahan tanah yang berdaya dukung, maka akan dipasang pondasi peletakan sebagai
pilihan. Biasanya jenis pondasi ini digunakan untuk pembangunan berskala kecil.
Kita akan membedakan macam pondasi beton dalam:
pondasi peletakan pada batu bata atau beton padat,
pondasi lajur,
pondasi lajur dengan rusuk yang kokoh,
pondasi sumuran dengan balok beton,
pondasi tiang pancang kayu dengan balok beton,
pondasi tiang pancng beton dengan balok beton.

9.2

Pondasi peletakan pada batu bata atau beton padat

Jika lapisan bawah bata telah dibuat, dapat disusun batu dengan kekuatan yang memadai
dan diisi dengan mortal. Sebagai alternatif, pada beton padat dibuat dari campuran satu
bagian semen, tiga bagian pasir dan lima bagian kerikil yang dipadatkan dalam iklim yang
lembab (Gambar 2.10).

beton 300 x 45(


atau 400

60(

"1-

?l
ot
ot

'1

Or
tr)l
-l

dl
ol
ratuJ .Jiisi
motal

Gambar 2.10 Pondasi peletakan.

dr

i
I
:

'et.Z nqutog)

rluuul rlu^\uq e1 ulereui

ffi1n.,p

e[u:rq1u ueqaq e83urq uutltuepas Suefuuurour quJB tuelup ten8uad


{nsru ue{BueJue*ur
{nlun nFad E{utu 'tsepuod e{ eluJaru ureJas ue{rnlusrp uu{E sElB ueqaq Euarcl qel.
gunEuad Xnsnr ue8uap .rn[uX tsepuod
].6
'uelnlradlp 8uu,( uu8uelnl uu{nluoltp tedup uulu .(unu
0SI<) uurynfuurp 3ue[ ueleqale{ uep (o67.9) leurrurur ue8uelnl eseluasrad resep sBlV'

8
00t
^ . tE^
o*T=1,,dx--ox00t
*
zQx
.rE

= =**lrl

:qBIepB Jaleu uenles :ed rnful qu8uat-qe8uat Ip lpeFat Buu,( u,rtusl{


'Jaleu 1 ue8uolod nlens {nlun e,(uuu8untJq:ad ntr Surdtugs
IC 'Jalatu uentes ;d suet
uBqeq reEuqas duSSuerp (g) sete uuun8uuq IrBp ueqaq'.ln[e1 rsupuod ue8unlrqrad epu4

)0

)9'

Juqel uunles Jalou:ad ueqeq - C :Buetu rp


('3o) ue{ulzllp 8ue,( quuel uu8uu8ag

=q
:lnlrreq re8eqas Sunuqrp tudup (q)
1uer1e1a1ad;

len6uad InsnJ ue6uap

rn[e1 rsBpuod

II.Z

-rn[u1 ue1ela1ad

rcqrl

rBqtuBC

tu
nlBl
IEP

rn[e1 qsepuod

.rnfe1 rsepuod

r-l

reB

uEnl

'(to) ue{urzrrp tuef r.luuet uBuBIel epuduep IIce{ qlqal srusq


IUI ueue{al B^tqeq DlEIreq qsuel ueuu{al Inlun 'ue8unlrq-rad ueryesepreq ue{nluallp sarcq
uulnlredrp Euef uu8uelnl uup'tpeftat 8ue,( ueruou 'ue4utelad JBqrI 'rnfu1 IrBp reqal qrunlesatr

uB)lrnlBslp pdep uB{B uuqeq eSSurqes':nfel eped qaed nqu/uep {Ba-l ue{nluequad uequuaur
uale Euef ue8uelnl Suesedrp sruBq nll {nlun 'qe8ual uur8uq rp ue8uap Surpueqrp 1rr1
qlqal 8uu,( t{BuBl ue8ue8al uultedepueu uB{B rrSSurd uer8eq upud ue8un>18ua1ad euaru
'tuuaq {Bpp lul IBq 'poel utelep 1q 'rn[u1 rsepuod Uee{nuuad sule rp BlBr r8uqral uEqaq
ruEeqas Suepued ulg Isepuod eped sule uuunEueq uup r$[BeU 'U f 'e nqutog) tenEuad Insru
uapunEEuaur uduq rnful rsupuod quppu Buuqrapes Eurpd Euu{ Eurlnrlag uoleq lsupuod

BIIqI

lBnq
nBlu
srue

Sue
r{BuB

rnfq Isupuod C(

'u{urq uuEurpuuqrad uepouad uurydn::o

tut 'uulEunlunEuaul turlud Eue,( Buutu uuduraua4 tlduras qlget tued JnlB uurlefitu2d
uup tupsgeg uuluureqEuad ueluglEunueur 1ury .unplulallp uu:lu uolaq p[u:I susu p
uurtEupa:1 Edrues (r1sud uurEuq 91 eped uauas uerEeq I) Uqets tue,( rlsud nete tepgd uolrq
uutuap
rnlB uullrunlasal
ullqedu
Buuqrapes
qlqel
tuef
BpB
uduraqaq
urBIEq
Isllp
lurl
'uuleosrad uelEuurepueur {BpIl IIBuau tue,( ueufraled rzte ruttuol lgryes
IIqq
fdup rul rsupuod l:Z lnpns uutuurura{ nlzns uutua6

3lI{ uuJDlntuod

'uu:1uuus1e1lp

LZ

ueepesle4 ued?Jste4 uep peslue&g Wqfr

u,(edr

uped
uEsn(
UBP

uutul
nlsns

tatq

Pedotnan Pengerjaan

futqt

Variasi dari daya dukung tanah juga membuat kebutuhan untuk menerapkan penggunaan
rusuk penguat. Rusuk penguat ini diberi tulangan sesuai dengan sebuah balok beton biasa.
Peralihan jarak karena nrsuk penguat harus ditentukan oleh perencana (misalnya 2 6 3
rneter). Di sini dimensi tulangan menurut pedoman beton bertulang dapat ditentukan oleh
seorang konstruktor.

Tulangan balok
Sengkang

Tulangan bagi
Tulangan utama
Lantai keria

Gambar 2.12 Pondasi lajur dengan rusuk penguat.

9.5 Pondasi sumuran


Jenis pondasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik yang pasti di mana jarak
antar dua titik terbentang sebuah balok beton (Gambar 2.13).Ide dibelakang pondasi sumuran
adalah dengan membandingkan seperti pada pondasi yang diletakkan pada lapisan tanah di

mana lapisan berdaya dukung tidak terlalu dalam. Pada pondasi sumuran letak lapisan
berdaya dukung lebih dalam, sampai sekitar 3 6 4 meter. Dalam hal ini penggalian tidak
ekonomis lagi, dan pondasi sumuran menjadi alternatif yang baik. Pondasi sumuran yang
dibuat dari ring beton pre pabrikasi dapat diperoleh dalam berbagai diameter. Setelah disusun,
bulatan diisi dengan pasir stabil (50 kg semen pada I m3 pasir) dan/atau beton. Selain itu
harus diperhitungkan pula daya dukung tanah yang menjadi lebih kecil karena telah "teraduk".
Yang dimaksudkan dengan teraduk adalah akibat dari pekerjaan galian kepadatan tanah
berkurang.

Bila pemadatan diberi perhatian sekali lagi maka persoalannya tidak begitu berarti.
Daya dukung dari pondasi sumuran adalah:

oEt4x- I
dengan:

ndz

(berat sumuran sendiri) i

o*, = tegangan tanah yang diizinkan


d = diameter luar dari ring (beton)

sumur.

I lfu -: :3 :1-.; i-1, :.s,."gi


pasir stabil

(50 kg semen)
per m3 pasir)

pondasi sumuran

,..,.*f

,,

$**iih"

2.lB Pondasi sumuran.

erd rp Eue,( (Suu8aterd)

ulcl

Suucued 3ue1t r.lelur

rurl

.rsBIuqed

esetu 1a11erd ruEIBp ueleun3rp

1u{ueqral 3uu1 'ue8uusuuad snsnql uuleru{s:ad leua8uatu Suucuud Euult adrt durtas

'roq Suucued Suerl


'.oJql1. Suucued 3ue1t
'.sB[lV. Suecued Suep
{nlueqp Suecuud Buerl

:urelsrs 'quuu1 rr-rEIEp

'uuEunqnqraq Suecued Suep


'luuorsrperl uu8uelnuad
'SueBalu:d

:GI'Z toquog) urcrl uolaq Suecuud Buerl


:qoluoJ eduraqaq uplrreqrp rsurlsnlr ru8rqa5
ru8eqraq tuulep ue{Bpeqlp lur uolaq Suecued Euelt sruaf Bnpex 'ledtualas qBusl
uapFa>1tp ?ue,( Suecued Suup ue8uap rselFqud erd Suucued Suerl Brelue ueepaqrad

*"*O',i
epy

uofaq Suecued 3ueg1 rsepuod

L-6
qB
tt-)

netauad uolaq ue8uap n.l(n1 Suecued Euer; ?I.Z rBqurBC

nl
tur

rtolol dnlnc OueA


qeuq rpsep uep sue6

3ur

{B
uBt

Ip
IIBJ

IBJ

qPpuaral rlE E)lnu =

lvl

t{Euel uee>;nulad

'lsepuod {oleq ue8uap

uelEunqnqlp Euecued Euult u1eda4 IuI BrBJ uu8uaq 'uu>p1o>13uaq1p tedep (1ats uu8uelru)
lu8auad uolaq IrBp unu 00S g ggg Suufuedas sele Eunfn uer8eqp

rnlnfuau Suuf
ueEuolouad

ue8uelng

ue>Jau>11p

qeloq IUI

trnpnJuerlrp uup qecadrp Suucuud Suup epda>l qulalas

'Euecued tuep uermln Buas quuel tlurY\sq tunlnp ufup uped tunluetraq
Nl 0ZI rrEp
09 BJslu? Isulrs/ueq uup [IJe{ tue{ tunlnp efep rufunduraur n[e1 Euucuud Euurl .uopq
Euecuud tuup ue>luunErp e{uuq tu 9-t eJutw uapletad uuruuppe{ {munluulBp tetues tta(
uulaelad usruulupe>1 eped ueryuntlp n,(q tuucued tuup uep >ptauad .gul lqrusuo;

'Gt'Z rDEuDg

il'Z rDqurg) uopunErp nplas 4dtuuq >ptauad uolee qenqas etEulqas 'qupuar Eurpd tw,.(
rlBusl rJB B)lntu qB/hBq !p BpBraq snmq ndul Euecued tuep updal Eunfn .nfq tuB3rrd
tuup ueluuntp IIca{ Bp{sreq ueunEuequad 4n1un 'uupeqrad tedepuatu tuecugd tq
lsepuod B:lptu 'qeuq B{nru qg,nuq Ip ut , g IrBp ruulBp qlqol lsepuod {slel ellqedy
n,(e1 Suucued tuegl lsepuod Js

'

qep

E9
'esEl

uuB[

r
I

6Z

ueepasla4 uedeyae4 uep pesyuefug

Wsf

Pedotnan Pengeqlaan

Beton

t
I
I

re

fl

tiang pancang
beton licin

tiang pancang

tiang pancang

tiang

berhubungan

beton dibentuk
dalam tanah
dengan ujung yang
dipancang terdahulu

beton dibe6
dalam tand

parrca.

Gambar 2.15 contoh-contoh pondasi pada tiang pancang beton.

Untuk tiang pancang beton berlaku hal yang sama bahwa setelah dipancangkan dari
bagian paling atas kepala tiang 250 6 500 mm akan dihancurkan sedemikian hingga tulangan
yang menjulur tak terbungkus dapat dikaitkan pada balok pondasi atau lantai.
Pemotongan/pemenggalan dari kepala tiang pancang harus dilakukan dengan teliti.
Untuk menghindari pelepasan/pecahnya beton yang besar dari tiang pancang, harus digunakan
gelang pengikat atau dituangkan suatu lantai kerja dengan tebal yang cukup (5 cm). Akibat
dari pemecahan, puing yang terletak di sekitar dan pada kepala tiang harus disingkirkan.
Bila ini tidak dilakukan akan menirnbulkan risiko besar karena ikatan antara kepala tiang
dan pondasi lemah dan tentu saja kualitas beton pada siar sambungan bermutu rendah.
(lihat Gambar 2.lA

tulangan dibengkokan
nrvo pemotongan
lantai kerja
permukaan tanah

Gambar 2.16 Pemecahan kepala tilng pancang.

'
..iJBqtuBB seua{ Jequal uBr8uqr.uad Suutuat uurnlu:ad lenqrp
qu>1udy.. :uBBFuBuad Inqtull reque8 suua{ uurequal rJBp lutruo3 luua8ueu I{ElalaS
luque8 ssla{
a

+r,

UBJBqI-ua1 uulSequrad

'Z'I

'se1a[ 8up.rn1 8ue,{ uu{uta3

'uurr

ulurl uuluunSSuatu
uu4lrseq8uau Supas lrsuad uu8uap lunqlp 8ue,( requruS--ruquug
uu8uap lunqrp z,(ugrunq-grunq uup uu8uulrq'sue8-sFe8 elrqedu qaloradrp ledep 'lreqral 3uu,(
rurq {u1eJ llsuq uu>ltudepueu {nlufl 'u,(uuuleqalal uup sulllurul tuuJutu-tuuJuuuaq uurusud

Ip upe Eue,( rptte:l seuey 'Jplle)t suuel

qBIBpB

reledrp srucq 8ue[ reque8 seuel

B{Bru

,rurq
'ueryuqtuu8rp4re>lllelaplp sruBq
1e1ao uu{EunSSuatu requu8 rslnpord Euaru{ qalo
Eue{ uer8eq uup Eunluu8ral re4edrp uulu tuul Buutu -reque8 suual ueruqual leuuoC
L67,

x 0IZ

?V
V
ZY

OZN X L6Z

n69 x 0z?

IV

Ir8 x v69

68IIXI?8

OV

luttuoJ 1nfun1a4
zuur urulsp suual ueJn)ill
'ruledrp SueI V - pes e,(utunun Buutu Ip 'uu{lsestletu:ourp 8uu,(
reqtuuE seue{ ueJequel lBuuoJ IrBp ueunsns ue4lnfunuaur IuI qu/huq uur8eq Ip laqu.;;

.reque8 sEUa{ usreqluel {nfun lBuIJoJ

'I'I

'.lBru-ro;. reqtue8 ueln{n resaq nlre,('uernln luq uclep sellulJoJtun u,(uupu npad B{Er.u
reqtueS-reqtue8 ueuudur,(uad uup rslnpord uu{qupnuau {niun '(utu:ou nulu) ueuopad
ruglep unluecJel ruqtuu8 Bpuq-epuul 'lu! uu:nlu:ad IBq tuBIeO 'tur Sueptq urulup n{Blreq
flue,( uernlered rnqqa)gp npad 'uo1aq uu8uelnuad ueeueslulad requu8 uetue8uJesat luun
.Jgqal Suufuud 3ue[ uuselafuad nlred eduel lnqasJal requreS
..gua8ueu uep Bcuqtuatu.. ledep
ruqtuuB reluuad degtas ru8u uelntuollp Surluad ueruqtueSSuad ue:nlerad lul IBq {nlun
'e,(ure8eqas uup ueleunBrp
fluu,{ ufeq sruef'uo1aq nlnu efusnsntpl 'rs1ru1suo{ IJup uer8eq derlas uBJnIn uup {ntud.
ug{rgnluuorp JuqtuBB epe4 'uEuuBS{B1ad luduret 1p un8ueqrp ls{rulsuo1 uelSuupos 'ruqui!
s

ue

ru rp u,{nre p
r

u o'|

eq
"

Hil;;,,;"j;:ff

:3; 1il}'J,"i,:1,1? 1i

'r{r

'u
le
UB

'pl
uel
IJU]

rll *""i,i,x, e

Bugqrepas 8uu[ Bsle{s udruaq e,(ueq lnqesral reqtue8 rdelal 'ueluun8rp qetal {IDIal:equer
undnelerqtr 'ue>1lleqradrp nlr8eq Suern>1 rur 8ue:e1as tuadas lenqlp 8ue{ {Iolel reqruui
u?qntnqal 'neduul Suef BSBru BpEd 'ue)lrlplp uBIB ueunsueq Buutu rp tedtua uup eueruuad
BJBIuB tupuad leruu SueI uuEunqnq nlens re,(unduau uoloq lslrulsuo{ uuruquruSSua4

NvnanHvcNgd 'r

fPuel
{ueqrp u
',Bcued

rrBSrrBlr\t
ilg:qIIIBo
E-cBqruotrill nBp
.Ju,qIIIBEFrraRl

D
i uqq

3Z

Pedotnan Pengelaan Beton

Jawabannya adalah sederhan'a sekali. Peraturan tentang pembagian itu tidak dibuat,
tetapi sering digunakan pembagian,seperti pada Gambar 3.1 atau variasinya.
Sebagai contoh akan diambil splembar kertas gambar format A l. Di sudut kanan
bawatr pada kertas gambar ada suatu ruangan, biasanya 180 x 240 mm2, ini disediakan
untuk tempat 'renvooi' dan judulnya.

Gambar 3.1. Pembagian lembaran kertas gambar.


Dalam gambar pelaksanaan penulangan konstruksi beton, di renvooi paling tidak harus
ada keterangan seperti di bawah ini:

jenis baja,
jenis dan kelas

semen,

mutu dan kelas semen,

jenis agregat (dengan maks. diameter burir),


kualitas beton,
selimut beton,
kekuatan kubus yang disyaratkan ketika pembongkaran bekisting,
nilai slump (kerucut Abram),
bahan kimia tambahan yang digunakan,
bagian pengecoran ('schroefhulzen' dan sebagainya),
urutan Pengecoran yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk adanya siar cor,
cara perawatannya.

Judul blok yang memuat keterangan tentang:


Iokasi proyek mana,
pemberi pekerjaan (proyek),
pemakaian skala gambar,
biro konsultan atau konstruksi,
kontraktor.

' '

'l A
IO

+'
I

'lquql z'g rBqurBc

rlr
lli

-i

rlti

{ \v\v
------qgiq?r- E'ffi
-ffir-1
-ffr--l
=

ft i
ll

gol,.oo,
oorxoo,
,/i'.!;:l
l;

-6;oot_-

ls

rsil
'I

igi
!;i

Ei
Ir
si

lorl

ol

ll

',

I
I

ll
ooo,

?rlo

4'

ffDh- .-!O

00, x 00'

'luuorsPu

BJBSaS

rlDpdeslp uup Infnleslp lul uurnlerad uup uunluala) 'uBllrdue1rp uB{E rs{ulsuo{ uuttgq
Buutu Ip uBnluala{ uBp uuJnluJad efuepu nlJad uolaq rqrulsuol JEqruBSSuau

Inlun

.z

Norgg IsxnuJ,sNox lfiranlvccNgr,{


g0
ilun Jouou
r{u/nEq 8ur1ed rBluel
ror.uou rBluBl
IpB[
0
0
wln{Suesraq 8uB[ uuun8ueq uet8eq
V
rouou ue8uap uulrs{raq g11-tt\
'90-0-v-8rz-M

1a[o:d4ruefra>1ad

epol roruou nlBns HBp rloluoS


'e,(u1uu BpB EuB,( Jrunq ue8uap u?{rseurquolp

u{ns uBp uuEuepq edereqaq IrBp lrlprel nll Surrapoy 'reqtueE ueruqr,ual uerououad
Inlun uqnfuulraq 8uu{ Eurrapol ueleunSSueu rBseq 8ue{ usurlesruad-ueequsrua4
leque8 lrup apo)t roruol{
'(S:I nBlB 0t:I BIe)Is

qllldlp
8ue,(
gg:1 e,(ullqep uep 0Z:t uolo{ uup {olgq-Iotgq
lpuru
lrulep
{nlun)
gg:1 ufulplep uup 0S:1 Surpurp
97:1 e{qplep uup gE:1 relad4quel

:{nlun p{Bdlp 8ue[ ruqtuuE EIsrtS


'qe,ttu[ EunSEuzuaq Suef tuecuered uetuq Bpuul lr{nqnqlp uep 'leruele 'uuruu ue>lurnlueqp
sluBtl uolaq l$ltulsuo{ u??uBs>1e1ad JBsBp ru8eqes uuleuntJp tue,( uutunlrqred uzp
reqtuet-requreE BPBd 'uulsulafrp nlrad Euef qBlBSBru uderaqeq BpB rlrseru nl! uplas

usl

'ruquut uup roruou apo{


'(p8Euq uepueErad ueuDrEunual) uarequrut lsprar pEEuq
'qurruf Eunttuzueq tuu,( tuecuered
'uf uuqurutEuadTruqruet run

t8

ueOuepl ,equeg sJeguen uep

uBu

le

ugtuffiull

34

Pedonan Pengelaan &etq,

Dengan bantuan Gambar 3.2 akan dibahas beberapa ketentuan.


Pelat lantai dalam Gambar 3.2 adalah bagian dari pelat yang menumpu pada kolom
dan menerus di atas balok. Untuk menunjukkan tempat dan ukurannyu, ,nuk" pua" denah

diberikan garis-garis bantu, yang disebut garis-garis stramin. Untul garis-garis stramin
yang horisontal cenderung menggunakan huruf besar (D dan E dalam Gambar 3.2), dan
untuk garis-garis stramin yang vertikal dipakai angka (dalam Gambar 3.2 yaitu 6, Z dan 8).
Dengan pertolongan garis-garis stramin ini letak dari bagian konstuksi (pelat) mudah ditinjau
kembali.
Bagian dari lantai yang digambarkan itu terletak antara garis-garis stramin D, E dan
6, 8. Petunjuk yang sama seped di atas berlaku untuk dinding dan kolom. Situasi kolom
D-6 terletak pada perpotongan garis-garis stramin D dan garis-garis stramin 6. Dinding A
adalah dinding yang terletak pada stramin A. Namun, karena dinding Nl-z terletak di
an&ara stramin I dan 2, sedangkan di sini menyatakan letaknya, maka petunjuk bahwa
ujung-ujung dinding berimpit dengan garis-garis stramin I dan 2 tidak diperlukan. IJkuran
dari konstruksi beton (ukuran bekisting) harus sedemikian rupa agar bentuk beton dapat
dibuat. Andaikan dibutuhkan info tambahan, maka gambar dari potongan melintang dapat
disisipkan. Ukuran dari konstruksi beton dinyatakan dalam satuan mm.
Apabila ada berbagai lapangan-lantai pada denah, rnaka lantai-lantai akan ditandai
dengan a, b, c dan sebagainya (dalam Gambar 3.2 dair kiri ke kanan f dall g). Tanda-tanda
lantai ini pada denah dinyatakan dalam sebuah lingkaran. Lingkaran selanjutnya menyatakan
ketebalan lantai, di sini setebal 150 mm. Jika semua lapangan-lantai sama tebalnya, maka
cukup ditunjukkan dengan tebal lantai pertama saja, contohnya lantai f.
Balok-balok ditandai dengan nomor 1,2,3 dan sebagainya. Pada Gambar 3.2 penomoran
balok-balok tersebut terdiri dari nomor-balok 34, 35,36 dan sebagainya. Andaikan balok
membentuk kesatuan monolit dengan sisi bawah dari lantai, ini akan dinyatakan dengan
garis putus-putus ----. Pada gambar balok-balok diberi warna abu-abu. Ukuran dari balok
mula-mula menunjukkan kelebaran dan kemudian ketinggiannya. Andaikan balok dan lantai
membentuk kesatuan monolit maka untuk menentukan ketinggian balok, tebal pelat harus
diperhitungkan pula. Pada Gambar 3.2, ukuran balok 34 adalah 400 x 600 mm2. Jadi lebar
balok adalah 400 mm dengan ketinggian 600 mm (termasuk tebal pelat).
Kolom (yang ditandai dengan D-6, D-7 dan sebagainya.) berukuran 400 x 400 mm2.
Dengan bantuan arsiran dapat ditunjukkan adanya kolom di bawah dan di atas pelat, atau
kolom di bawah dan di atas balok. Kolom juga diberi warna abu-abu. Untuk dinding
(beton) notasinya sama dengan kolom. Sedangkan untuk tembok bata yang mendukung
harus dinyatakan/dinotasikan dengan arsiran (lihat ruang lingkup).

2.1 Ruang lingkup dan tanda-tanda

@- -

garis stramin
garis tengah
potongan

potongan dilihat dari kanan ke kiri


a.|
potongan dilihat dari

+---------+

garis ukur
garis ukur

kiri ke kanan

'(g'g nquD7)

OOV

o0

Ot

:ufulesryq 'ue8uu1n1 nquns e{ nquns 1e:ef ugrpnue{ ufeq sruaf Buas Jatetuerp 'uu8ue1n1
8uuleq qelurnf :nlre,{ '1n1uaq reSuqas ue8ue:ate{ sllnllp tnqasJot uu8uulnl 8uuluq su1e Ip
uup efus uu8uulni 3uc1uq n]us Juquu8rp dnlno eIuLU'r'.ur, e,4irnqu..'ris 34 nqluns [-rup 1r.:-,

euos Jusaq Etuus 3uu,( uu8uulnl 3ue1uq ude:aqaq upu EIIB 'ueuu{ o)t lrl{ qeru IrEp Eelrlrurp
slueln ue8uelnl uu8uap srunl 4e8a1 {Elalral 8ue,( uu8uulnl-uu8uelnl Bruqructu {nlun

'so1od uu8uelnl 8uu1uq qe/hpq uu8upef u,(u:rq1e uep


(uuoyap) Btuutn uzEuulnl 3ue1uq uurpnua{ solod uu8uelnl 3uu1uq FBp sBlB ue8upuf :uep
IJIprel Euu,( qu^luq e{ sBlB IrBp lurllllp e,(uuu1run B{Bru 'lru1raq ufuEunfn nBlE ue)plo>18uaqrp
Eue[ uule1n uuEuulnl Euutuq rc{Bueu elrq e,(u1n[uu1ag 'qe^ruq ueEuelnl uerpnue{ sul?
ue8uelnl rcdtunfuatu elrx ?lnu-?lnhl 'qB/$Bq e{ sBlB IrEp Iul -requru8 rruerlstuetu/Bceqtuaur

srBJ 't'E rEqtuEC filadas ue{reqrlu8rp rquel ue8uulnuad requu8 {ntueq u,(uunun

f{V0f\firunJ, UVgn[VCCNgI,t'8
ruru S'0
ruru 8'0

- '0
- s'0

3u
3u

roolual r,uulep rp u,(ulusrtu 's1a1


rBsaq Jrunq I.xElBp

?lB{-ele{ uBp

BIUBN

:uBlBlBJ

ruru 8'0 - f'O


Suotod suu8 {nfunted 'uuBue1n1
ruru ,'0 - '0 loqurs uup e13uu 'uogaq->1n1uaq ueseleqJad
ruru Z'0 - ['0
rrsre sue8 uep snlnd-snlnd slre8
'uetnln sue8 uep unuuJls sueg
irur qumeq rp Bue{s uu8uap rensas ueluqalel uu8uap
sueS-suet ruledrp e,(uunun 'su1a[ 3ue( uotaq rqrulsuol reque8 lrsur{ ue)tludupueu {ntun

reqrue8

:speB leqel {!u{al 1n[un1a4 Z'1,

nP
'zul

ruq
sru
lBtu

ro
ueB

{or
UBJC

B{Br.

uB{r
Bpur
!Bpu

IBIuBI-lBIad qe,ruq ry

{qelrel Eunlnpuad uruq {oqual

TZrut

tudel
ludetr

3un4npuarutuu,(BlBq{oquel[uB[Bp1p1etue1-tu1ad%
Igluul sBlB Ip uep qe^ruq Ip uotaq Surpurp
IsluBI rle^ruq rp uoleq Eurpurp

{ot'q

nElB l,lu,l-te1ad qp^r,q Ip

sute 1p

r{B^\Bq Ip BpB Euu{ uoleq

ruolo{

UBJN]

?A{qE

ffidUeffi

IP {E

vBu

VZ;ZV/%

u,p s,lu Ip ,,,olo{ ooe x oog

{opq nute rsruuprcled

{ol,q n,t, Isru,I-tEad qB/h'q Ip .uolor


uolaq lqrulsuo{ nluns uup

pluel

ooe x
ooe x

uuEuotod
vvEv'v-

ooe
ooe

ruolo

uep

ffi

nefup

ffi

'(g ue

-ffi

uBp '
uFr,rsJ:

rIBuep

ffi

ii*iiiitii*iit

uop{

lqrulsuo{ !.=-.'I'fi

ueduelnl regueg Hequelry uep

98

uopg

JqtffiJ

36

Pedotnan Pengeqaan

rr r*f
I

Gambar 3.3 Gambar tulangan lantai.

9=Q,

Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan
notasi sebagai berikut:

Untuk menyatakan jenis baja:


Baja tulangan polos 24, atau Bj.Tp 24 tandanya 0p
Baja tulangan deform 40, arau Bj.Tp 40 tandanya Qo
Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan:
lapisan terluar
lapisan kedua dari

luar

lapisan kedua dari luar


lapisan terluar

+
a

Segitiga hitam menunjukkan


arah pusat bagian konstruksi.
Jumlah segitiga hitam menerangkan letaknya dilihat dari
arah luar.

Catatan:
Hal di atas ini sudah jelas bahwa untuk menyatakan jenis baja maupun petunjuk/notasi
dari letak lapisan tulangan harus diterangkan di bawah renvooi. Apabila ada suatu lantai
atau bagian dari lantai memakai tulangan yang sama, maka notasi tulangan identik ini tidak
Q, 6 - 250 adalah tulangan pembagi yang
menyatakan tulangan berada di jalur tulangan A (alur tulangan adalah suatu jalur di mana
penulangan harus didistribusikan). Untuk tulangan yang identik cukup bila notasinya hanya
pada jalur A saja. Notasi ini juga berlaku untuk jalur B.

perlu diulang kembali. Pada Gambar 3.3 ini, 3

3.2. Dinding
Suatu tulangan dinding (Gambar 3.4) yang tampak penampangnya seperti pada gambar
tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar tulangan lantai.

'(oszor

o0
{t 67 u,{upsnu) nqtuns a{ nquns leruf uup u,(ue[eq sruaf euos e,(u:alauulp '3uu13ux
qepunf ue13uu-rallp {oleq rsrs ludtuul qe/rreq uer8uq rn>1n s!-re8 uped 'u,(uue8uotod eped
uulreqtuu8rp u,(uuq 3uu13uas uep Inluaq ueq8uupas 'u,(u8uedtueuad uu8uotod ruquru8 eped
uulure{urp uu4e ue8uulnl uup {uta'I '(q uu8uelnl 3uu1uq 1uqr1 e,(ulesru) ue1>1o>18uaqrp lpilpa-{
uu8uap reque8rp uu{B IIB{req leplt 3uu,( ue8uulnl Suetuq Sunfn 'se1af qlqal e,(udn5
'uu3uu1n1 8ue1eq 8un[n eped rluqrue{ srlnlp
pdep lnqasrel Jrunq-Jrunq uu8uap Bpusl 'uelnpadrp BIIB Jrunq uu8uap rupuelrp ue8uelru
tueteq-8uquq u,(ulnfueles '(uuo;ap) u,(uufuq sruaf eues raleuurp uurpnual 'uu8uu1n1 8ue1eq
-Euaeq qelunf ue>13uu:auau nl! Ioleq

rsrs >ledurul lrap r{E/rrBq uur8uq uep sElB uur8ug

szoc
EqcB
I

-or0'tse
q

o9z-ot0rsoa

g,l
BU

tu

Is

gzt-orlltse
q

cOZ0t+qeSZO

te0z

)tBi

Isl

)toleq ue8uelnl rsBIrBA rBquBC 'q g'g rBqrrBC

+ffi+--*--+-*' | 'ost
ost
r

oz0

apgr0e

soz

')toleq ue8uelnl JBqUBC 'B g'g rBqruB1;

00e9

06

0029

szr- ot

0 rs e

o9z-ot0lsoz

szt- ot

uB{

0 rs e

qe

A0z t-

III eoz

'ttta*

sr0e

q@0t+esz0e

)pIBq Isls IrBp ludtuq rBquBE

qBlBpE S' reqtuug eped

lopq

ue8uslnl rBquED

IOIBg trT
'Surpurp ue8uelnl rBqurBC r'G rBqurBC

ONJJh

nOsZ-e0sl

_noSZ-g0st

cosz-809t
5 5
6 @
o
o

o
I

N N

q r

LC

fiqueg

ue6ue1n1

sJequalry ueP

tquffi

uopg
.-Z

Pedoman Pengeqhan

38

*rJ
f

3.4 Kolom (pilar)


Tulangan kolom akan diterangkan di samping tampak sisi kolom (lihat Garnbar 3.6).
Pada batang-batang tulangan kolom ini tercantum keterangan (informasi) sebagai berikut:
jumlah tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya (misalnya 8 $, l6a). Sedangkan
letak dari batang tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan penampangnya dan sengkang
hanya digambar pada potongan ini juga.

r-:--'l-lr.
lIT I

"

EI

lJ,l mru
8
rt

Jl

-v ""1

"

*- '

H;"H1"

s+"Hl
,3O0r
-,r---4-

,3tn,

-,r---iGambar 3.6. Gambar tulangan kolom.

Pada garis ukur di samping potongan tersebut tercantum juga sengkang yang dipakai
yaitu: jumlah sengkang, diameter serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya
12 sk 0p 8-300). Untuk perubahan tulangan kolom ke balok (Gambar 3.6b) terkadang
dibutuhkan dua tampak yang dilihat dari sisi balok (niisalnya 6 g" 25 a dan 2 g, 20 b).
Hasil dari gambar tulangan pada umumnya cenderung digambar di luar gambar tampak, di
mana untuk batang-batang yang sama hanya satu batang tulangan yang digambar.

3.5

Penulangan jaringan
Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku
Peraturan sebagai berikut: jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang (Gambir
3.7) di mana ukurannya sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang itu
ditarik garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan-atas.
JARINGAN BAWAH

JARINGAN ATAS

08-15O
3840

4--

,/

../

o
r+
N
I

(,
e

lo
tt
N

Gambar 3.7 Penyataan tulangan jaring.

'sBlB uB8uulnl ueSulruf ueeues:1e1ad lreluul ue8uelnl rBquBC .q g.g JBqruBC


SV1V NVON\NNI

JI

l*

+e
atIN

x-0-

I'

iiP
/t'Itt
/lt

ls

l'

L]

l-

)i2'

IN

IJ:[

r.l

i i?l

iii
o

002' I t00z

*,-n

>;

I
I

ffill

lo
lo

-J

>-4" -/,-

' ) lLz'f --.


:it

-+

t-+-

I'

oo90

002

ooz

""t'

009c

i:!

J.t_.1_

--+

nll
t?q

n)I

,002

002

o)

o
o
o
I

Ip'

'(q

'qBrneq ue8uulnl uu8uFe[ UBEUB$tBlad ireluel uu8uelnl rBquEC 'B g'g rBqruBC

Eue
ez(u

IB)t

lrl

rll

t,l

I
-j - --,-!L

- +-

'0oz

ooz I

l.r
j-.1

t- -

(x)9

@
'6' uep 8'g reqtueg epud teqryp ledup ue?ur.uri
Iu>Iptueru ueEuap tqpup uep IBIUBI uetuepl {$un qoluo3 'lnqesrel slret tp^req r@
1p s11nl1p (uru
- urelup) uutupuf I.rEp r"nl usrmln 'uetuu1n1 q?ru Bnpal nfnuetu (uetur-m.
Bpuq) uereltug upud tunfruaq tuuf slret ueEuap uu1ulufu1p tupef nquns e1 nztuqu,
nquns ryref uep uuEu?lu relaruul( 'leuoEurp sgut upud :ptelral tue,( uurqtug urEq
ufusmalas uBp E'Z'l u:13uu r{BIBpB Eupuf uu8uulnl Inlun 1u>pd1p tuer( Bpuel

tuerl
uu:It
:In)Tr

'ro't

slnlp

r
I

ueduelnl requeg wqluery uep

68

tquffiq

40

Pedonan Pengorjaan Eetqt

se+++s0
Gambar 3.9 a. Gambar tulangan dinding; pelaksanaan jaringan tulangan bagian sisi belakang.

s9+_,350

Gambar 3.9 b. Gambar tulangan dinding; pelaksanaan jaringan tulangan bagian sisi depan.
Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan jaringan tulangan bawah masingmasing digambarkan. Di tempat sambungan lewatan dari jaringun ukun digambarkan potongan
penampangnya, sehingga letak sambungan lewatan satu dan yang lainnya
dapat teilihat. Di
samping itu panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula
nomornomor tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel. Sebenarnya bentuk
tulangan jaring ada bermacam-macam, namun hal ini tidak akan dibahas karena
akan terlalu
jauh dan menyimpang.

'ruru 00I rcduBs + relousrp ru{Btuaru uBluErusrp lBlnq (n,(u$ {olBq Inlun .lBqBur qlqel
qnef ufuuEreq uup ntnqup qlqal uusaueru srueq lUuraq uurusud
Ip Bpe Euer( uu8uap tuufuud
qlqel Suef 'lBlnq uup t8asrad 1o1uq 'uedud re{Btuatu uB{B ulrg 'ttr I g g uu8uufuudal uulup

?pu uBlrBsudrp 8ue,( {ol?q uep tuefued '13[nq n,(e1 1o1uq nBlE
zuu 0ZI x 0g .zuu 0l
x 0S 'zturu 09 x 0? :tuefued r8asred ledtua Susdlueuad uu8uap n,(u1 {oleq reledrp (8uBIl)
.1adtua1s. n[e4 uep uSSuufuad n,(u1 ru8eqes 'e,(uunurn BpBd 'zuu 0SI x 97 Sueduruuad
ue8uap nr(u1 ueded uolnlradrp lgreq rs{n-qsuo{ Inlun 'urur 0Z - SI ueleqele{ ue8uap
slaldplnur nfq uu:punEEuatu ledup Eurlsr1aq (uedud) rled Inlun upq 'e{uurpl sgtef

..urtu
'ut l g g tue[uud uetuap
zuru ggt x S[ nElB zunu 00t x 91
00I x 61 Buuduruuadraq
n,(e1 uedud lu>lprueru uele nlu:1 uup Eupsplae {ruun 'efutunuln 'Juseq qlqel n,(q gen
tuqspleq uarulruad u:IBuI 'rEe1 ueleuntrp uqe IB)tEdrp qu14 tuef tuqspteq nfel EuarBX
'Eue1n-tuulrueq ropdrp tedup Suufuud Euef {oleq-{oteq uup reqel tue{ Sultsgaq uuded
u{udns url8untu uelsgeas w{n>pllp ue>Je tupsqeq Inlun n(u1 uurfe8raSsuad'n1r urc1ag
'lBn>[ Eue[ Eurlsgaq uur.lrunlasal
Inluequlatu eEnf pdep lqlpes Euu[ ueufurqurad uu8uap e,(edns 'un18unur lBeJuuues usp
IIBPntuas

lsnqp npad turlspleq IrBp uuunsns 'leue{rp npad

nfq

nlntu uup DtBIIrad Euetua

NIB

{nlr
-JO

Iq'
ueB

-Eul

'u

uenqega8uad rusup rul Buers{ qalo'n(u:1 ppp lgnqrp (uence) Eunsqeq 'BIe>I nlnqgp {B[eS

'epeqreq 8ur1es tedup e,(unasaq

sueE-su?t rIBraBp depas uped nt1 Buaru{ 'upg r{Bpns Suef ueurele8uad-uutueleEuad uep
uDIrPSPPraq ufueq uep sllnuel {Bpp Suuas lur rusaq suuS-sueg 'qerapp dultasrp Euequaryaq

Euef uuEupsplaquad (uuuropad) ruseq suuS-sFet eduraqaq r{Elnqup 'ueunEueq uur{Eq


Inlun IUBIB IIsBtl uges 'upu tue{ ueunEueq 11I{B-llr{B usp leuorsuu rsrpuq ue{rusepreg

'Euenlrp uolae qnal Inqup 3ue{


uurnluel nuls uulnpual pqple uu>Iesrua{ rurup8uatu {spll rqrulsuol ufedns edru uer:lrurapas
uDleuBJuaJp npad uBp nlnu.uaq Suef ueqeq IrBp lenqrp snrurl Sunsgaq'rUI uuerel r{el6 'uolee

Is{nnsuol edru uep {ruueq ualnlueuetu lel e8nf Suqsgaq su1JIBn;l elufrua '(ueqBq u,(erq ucp
tuuftad eFa{ eAurq nlp,$ e.(uuue(etquod uJBIeS 'etnf Surluad ueuerad nlens SuuEeuatu
Supsgaq rdelal 'uruluatuas nlusquad 1ep ueqedruau e,tueq Suqsnlaq undnele6
'efuueseratuad {nlun undneu uoleuecuarrp

tuuf {nluaq uulrdepueu {nlun

IIBq (uence) tuqsplaq nlens uu>lr{ntnqureru uoleg 'ueunEueq ugqgq re8eqas le)pdlp lp,tueq
ur)lBtuas uolag'rur rrq:1eral unqq 0Z - 0t ry[es BluBlrual'ueuntueq uwuB$l?lad tuqeq

NVn1INHVGAIgd

'I

'3ue1

FUI+sI{ofl

uopg

Pedonan Pengeqaan

42

&tm

oleh karena diameter yang lebih besar dari itu sulit didapatkan. Kayu bambu hanya boleh
dipakai sebagai batang penguat diagonal untuk lantai dan balok-balok.
Setelah beton mengeras, bekisting harus mudatr dibongkar tanpa membuat kerusakan
pada strukturbeton. Selain itu, kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang untuk menghemat
pemakaian kayu. Untuk menghindari pemecahan serta keremukan di bagian sudut sikusiku: balok, kolom, dinding dan lantai, maka di bagian ujung siku-siku'tersebut dapat
diletakkan sebilah kayu berpenampang segitiga kecil.

l
I
I

Pelekatan beton pada bekisting dapat dihindarkan dengan melumasi penampang bekisting

yang bersentuhan itu dengan minyak bekisting. Namun, pemakaian minyak bekisting ini
tidak boleh terlalu banyak karena warna permukaan beton dapat berubah.
Apabila papan (kayu) bekisting dikerjakan dengan seksama, maka papan ini dapat
digunakan sekitar 3 - 5 kali, sedangkan untuk balok persegi dan bulat dapat dipakai sekitar
7 - l0 kali.

Bekisting untuk bangunan teknik sipil seperti pintu air, tanggul, jembatan dan

terowongan-terowongan (tunel) dan sebagainya, pada umumnya digunakan bekisting dari


pelat baja dan penyangganya dari baja pula.

2. BAI{AN-BAI{AN

BETUSTING DAN PELENGI(API{TA

2.1 Kayu
Kayu adalah hasil alam dan terdiri dari sel-sel yang ukuran serta bentuknya bermacammacam, sel-sel ini dibentuk pada masa pertumbuhan pohon. Ukuran dari sel-sel kayu yang
terbesar, letaknya sejajar dengan arah batang pohon kayu tersebut.
Seandainya kita melihat irisan lintang kayu 'kopshout', maka pada bagian sisi lingkaran
tahun terlihat garis-garis radial (ari-jari kayu). Selain itu hubungan garis radial yang satu
dan yang lain itu saling memperkuat, karenanya perilaku kekuatan kayu sangat kuat. Tetapi
ini ada kerugiannya juga, yaitu kayu di bagian arah radial mudah pecah.

Pada saat kayu akan dikerjakan, struktur dan arah serat-seratnya perlu diperhatikan.
Kayu yang bentuknya hampir lurus, di mana arah jaringan serat-seratnya hampir sejajar
dengan sumbu batang kayu, pengerjaannya akan lebih mudah (misalnya: mengetam) dari
pada kayu yang serat-seratnya tak teratur (terutama di bagian mata kayu).

il

2,1.1. Perilaku kelembaban kayu


Dalam pengertian "perilaku" kayu, ini diartikan sebagai penyusutan dan perpanjangan
kayu akibat dari perubahan kadar kelembaban kayu. Panjang penyusutan (atau perpanjangan)
kayu itu boleh diabaikan. Penyusutan/perpanjangan kayu dalam arah yang tegak lurus seratseratnya tidak sama besar dengan arah sejajar serat-serat kayu. Misalnya, pada bagian inti
batang pohon kayu penyusutan/perpanjangannya tidak sepeka inti kayu yang lunak'spinthout'
(ini terletak di bagian lebih luar dari pada inti batang kayu). Akibatnya yaitu, untuk kayukayu yang telah digergaji/dipotong dapat berbentuk cekung, cembung atau tertarik miring

l!

t
JI

(
I

(Gambar 4.1).

Jelas kalau kita akan membuat bekisting, perilaku kayu harus diperhatikan. Apabila
kayu yang teiah dikeringkan akan dipakai untuk kayu bekisting, maka jarak dari papan
kayu bekisting yang satu dengan yang lain jangan diletakkan terlalu sempit (sedikit renggang).
Karena pada saat pertama kali hujan turun dan ketika beton dicor, kayu tersebut akan

'u

sedikit memanjang.

il{

rI

.qBlreq

8uE{

uBuoped nelB uuluJufsrad luqtlau uBIuBrBSrp u,(ure8eqas uep snlnpou seUSIlsBIa rulru .ugr
uu8ueSel uB{nlueuetu Inlun 'e{uueleqalel uep uurn{n rueceru re8eqreq ruelep reldnsq

ludep s1a1dr11nur uede4 'uuru pnuas Ip uruEs rrdtuuq s1a1dr1;nu uedecl rrup uqen{a{ .1._ueunsns {nlueq uu{qeqosl(l 'ulEI 8uu.,{ ue8uap nlus srunl 4u8e1 duua8 8ue{ uusrdelrp n.in

lBras-leres uup tlsrB uelSuupas 'utu1 8ue,( uu8uap ntBS rufefas ntl lllue8 8uu,( uesrdul uerfie:
lp n{u1 leres-leres PBp LtBrV 'slrlaurs 8uu,{ uesrdel ueunsns lesnd depeqral pfuefl Buer.
qsprnf ruEIBp qllldlp uB{B s{eldltlntu ueded rad uesrdul qelwnf B{Bru '3un13ua1au {usue
qe8acuaur ludep e,(edn5 'tutu - Z - S'I pep rseu?^raq rur srdrl uuded srdel nles ge3
uBIEqqeX 'ura1 uuEuep u{,{lolarlp lnqesJel uudud uusrdul-uusrdel n1r urelas 'e,(uuesrdut qepunf
g[uuE sues srdul-srdepaq 3ue{ srdg nfel ueded nlens lrep urpral nll s{atdrllnru uede4
'(1tued-nfu1 pueSSuad re8uqas) s1a1d1t1nu uudud relEtuaru ue8uep
Iu>1E,( nel8ucfrp qepn6
Suef qe13uu1 'p>pd durs qepns 8ue,( .ualloqcs. lruud-n,(u1 ru{Etuatu IBq tuepp BInr.u-BInl{
'splerd uup telSuls qlqel SueF ueeFelad epolau psrlp uelu 'u,(uBueru{ qalo .1e,(uec
>p8e 8uu( nDlB/A uep Jlsualur ueufta>1ad

uelqnlnquau nll 8u$sptaq

n,(e>1

UB

'(
UEr

EII

Eu

-n
.lo
pu
-lE

(ut
uel

uulenqured

uededfelad ueqeg,.n
'Ersauopul n,{e;
ISIrulsuoX uBJnleJed Ip u?{unluBJlp IUI IEIIU-!B1ru'n[u>1 tuBJBr,u derlas {nlun 'edusqlsqsela
snlnpou lullu sUes utzt uu8ue8al telru uelntuellp ludup '1nqasra1 n,(u1 uu1unlal fln gseq
lreQ 'teras-leJes refufas qerB ruelep uup lBJes{BJes srunl >1e8a1 qerc uelpp n,(e1 sruef tueJeu
-ruuJerrueq {nlun IB{ed urzr uqgnlal uerfn8uad uelnluellp nlrad .e,(uuedaauad nuaq
'n[u1 leres-leras quru ue8uep refefas tue,( uvleruIe{ eped pup r?seq qlqel qnuf ufu1uat
-lures qure depeqrel srunl {e8a Euu[ uelsn{al IrBp DtBIFad ie,(ueuarel 'uaSouoq ryp51
tuef IBuelBLu uuqeq nluns qBIEpB nIuy 'Eue-rnlreq n{e1 uelen{el nlnu ue{leqrxu8uaru
Iul I?H '(rre dereluaur n.(e1 leras-luras) ryun1 qlqal l?dep nIul luras-leras e,(uurepn qequ"l
ul)lBtues Buars{ ndul uBqBqualal repBl qelo n{n&Suadrp uSnf n[e1 uBl?n{a{ n{8lped
uBlBn{e{ n{Blrrad .2.1.7,

'n(q

n{Bluad

I.}

IJU

ref
'uB

Ide
nlB
UB

Eu
-tut

rBqrrruC

-{-9IJS

raneq 6uel uqeduratsd

uB

-ffi
qg

l"ql

rJ

l'ql

ffiq,#wtr

,.
l'ql

ffii

ffi

fffiffi]

I
l'el

l'ql

t{Plss 6uer( ueledurouod

re

'

ludr

ry

IuI

tu

ledr

-ql

-.r

lsrx
rrB)

qel(

am

8'

L-

Pedotnan Pengey'aan futott

44

23

Bahan-bahan PenYambung

penyambung yang dapat cepat dikerjakan


Sambungan kayu hanrs menggunakan bahan
itu, jumlatr sambungan-sambungan yanS
samping
Di
dan mudah dihubungkan dilepaskan.
dari suatu sambungan harus ditentukan
letak
ada disarankan semi-nim mungkin. Sedangkan
dihindarkan. Bila masalah ini tidak
dapat
dengan seksama agat gaya-gaya sambungan
menurut Peraturan Konstruksi
diperhitungkan
harus
ruuio sambungan
meriungkinkan,

'nxj6.
Kayu Indonesia (PKKI).

23.1 Paku-paku

untuk sambunganSambungan kayu di bekisting disarankan memakai paku. Umumnya,


yang
berkepala ganda
bekisting sering aiiatcai paku normal (Gambar 4.2a). Suaru paku
ganda
inafa mudah
clapat juga dipak u (Gaibar 4.2b). Oleh karena paku ini berkepala
dilepaskannya ldicaUut), tetapi ada suatu kerugiannya yaitu kepala paku yang menonjol
dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan.
a
b

Gambar 4.2 Paku-Paku'


Selanjutnya akan dibahas paku sekrup (paku ulir). Paku ini adalah suatu paku bergurat
yang berkepala pipih dan dibuat dari baja deform. Paku demikian akan dipakai untuk
menyambung papan-papan bangunan atau pelat baja dengan kayu keras 'zwaar hout'.
Disebabkan dibuat dari baja deform, perlawanan pelepasannya lebih besar karena itu ketika
pembongkaran bekisting paku-paku tersebut lebih sukar dicabutnya.
Ukuran dari paku-paku diberikan dalam bentuk dua angka, misalnya 50 x 3,1. Angka
pertama menyatakan panjang paku (50 mm) dan angka kedua menyatakan diameternya
(adi 3,1 mm).Kode dalam bahasa Inggris yang banyak dipakai adalah:2" BWG ll.
Di sini 2" (dua inci) berarti panjang paku 50 mm dan 1l adalah nomornya, di mana
paku nomor l1 menyatakan diameternya sebesar 3.05 rfm yang dibulatkan menjadi 3,1
mm.
Berkaitan dengan kemungkinan pecah/terbelah-nya kayu perlu dicantumkan untuk setiap
tebalnya kayu, diameter rnaksimal paku yang digunakan.
Sebagai pedoman dapat ditentukan diameter paku yang digunakan:

7,
tn adalah tebal kayu yang paling tipis di bagian sambungan.
lo

Bila ln adalah panjang lekat paku, maka panjang lekat ini disarankan sebagai berikut;
12 kali diameter paku pada satu bagian potongan aktip (Gambar 4.3).

Panjang dari paku >

h + 12 x

d.

dz.

i,n

lh >-l?x
Gambar 4.3. Penentuan ukuran paku.

-t

,E

il

'nl(e{

dn-r1as-dn-r1as

drulas

1elnq epda>paq nr(e1

dru1es

nlel

ureuBuel qldrd eledaryeq

dn:1as _

nlel

tueuepal 1e;nq eledapaq

g.}

TBqruBC

\erc

In>

#rff:i firi: ;l;::ll:l lf;l :H:: :


'lElnq BIBdaIreq

:IuulBp lSeqrpTuelSuolo8rp ledep

nrel rneq usp n{B{

drc1as ueeun'Eu,.

nfel dnrlas slBde{

.,ril'-:l;;

IrBp

nful dnolas
lquaq uB)pBssprag

il:i ffi';J;i,HlJ;TlH[i:,iH

u'qaq) n{q ln,q u,p (ue8uF ueqeq {nlun r,,ludrp) ninl dnqas B{Brr .{lr'l
u,qaq
IuBqeqlp ue8unques nlens erqedy 'sete{
n[e1
sruaf
rp
ue8unqunr
tnnq*arr ugp ru(e1 lotEq
pzp uurEuq B[Bq
nfq lnBq uBp nfe1-drulas'
n,(e:l InBq uep n,(e{ dnrleg g6
(tureq

ueryedureuau rnlun rc{BunSrp

uu>1u

' ue{rlupurdrp4relrnlesrp
ludep {Bplr luls Ip epe tue( e,fufl-efie8 luuraq .1noqsdo1. ,p npnirq Eue[ nrya-nr1ni
'(n{e1 ufuqecad
Peputq8uatu) efuleres-leras sHeB ue8uap qerBas n>1ed-n4ed ucln{Btueru uu3uuf

de

I'
BUB

efu
B)ta

B{I
'.ln

{nl
leJ

.(nfe1

tuotodas ueEuap druntlp urxSunur


1udup sruBrl

qlD

ugTlo>13uaqrp ue8uuf rgnl

al Euef nrya iunrn

'uqerlp
nled updal ,(y.y nqutag) uqnledrp uulup nlulrel uetuuf nrya-n1ea
'uBrulBtuad

'r., rl'qrrBc

1o[u,

rFp
Bpur

-uet
'n (e)I tuedueuad srunl
qBrB ruBlsp qed-qud uolnlgd
{uEq
, .(n{ud pluuleur
uBrIBIssa{ uupugtueu l$un) uu8unqures dup
1p n{Bd urucuru/sruaf nps TIBIIB]pd
'uetunques dep 1p qpd ? uu:puntrad 1g1pas turled
'uutunqtuus
efet-efeE
uuryepug
'n:pd uetunqtues
uJBI uuJus{rf,
{nfun
reuaq tued uenryrslr6

'r'? ruqueg

epud

Is)[n
)TBPI

uB)I

tuel
rrstu

rql1p pdup

9t

dN

uop

,t

45

Pedonan pengeqaan

&bn

Gambar 4.G Baut kayu.

untuk mencegah kayu akal


ry1ah bila dipakai sekrup kayu, maka sebelum sekrup
dipasang perlu dilubangi (dibor) lebih dahulu dengan diametei
mar.a bor 0,2 d sampai
kedalaman 0,8 l. Panjang lekat sedikitnya sebesar 5 d.
Bentuk dari baut kayu berupa: baut kayu berkepala segi enam
sama sisi atau berkepala
segi empat sama sisi (Garnbar 4.6) dan panjang sekrup s7s
L Bila akan memakai sekrup
kayu, sebelumnya kayu harus dibor dengan diameter mata
bor sebes ar 0,7 d. selanjutnya
untuk menghindari kerusakan kayu karena pemakaian seknrp
kayu, dapat diberi ring sekrup.
Panjang lekat di bagian kayu sedikitnya harus sebesar 5
d sekrup kayu dan baut kayu yang
'
berada di bagian 'kopshout' tidak dapat menyarurkan gaya-g
ui^.
2.3.3 Sambungan dengan serat-serat atau tali
Andaikan konstruksi stempel dibuat dari bambu, maka
sambungannya harus diikat
dengan memakai serat-serat atau tali. walaupun
sambungan ini telah diterapkan untuk
perancah dan sukses hasilnya' namun sambungan
ikatan ini untuk bekisting sangat tidak
disarankan' sambungan ikatan ini masih dapat
bJrgerak meskipun diikatkan seketat mungkin,
karena itu akan merugikan konstruksi betonnyu
idunyu (perubahan
bentuk).

2.4

Bahan pelumas pembongkaran bekisting


Apabila beton dituangkan k" dulum kayu iekisting
kering, air semen dapat diserap
pori-pori kayu' Ketika beton mengeras,
papan bekisting akan iielekat dengan
beton, dan
bila bekisting dibongkar maka
Penampanq u.ton yang melekat itu akan mengalami kerusakan.
Jelas kalau kerusakan ini harus oiperuJH.
Agar b",on tidak melekat di papan bekisting,
maka papan ini dapat dirumasi dengan
perumas pembongkaran bekisting
Pelumas ini dapat dioleskan dengan
kuas ataudisempiotkan dengln memakai ,sprayer,.
Pelumasan ini dapat membentuk suatu
lapisan tipis s&ali (,fiI;,; di permukaan
papan
bekisting' supaya beton tidak melekat
gudruugiunlopan bekisting. Jumlah bahan pelumas
yang terdapat di pasaran amat banyak. pelaksana
suatu bangunan beton biasanya akan
memilih suatu pelumas berdasarkan pengalaman
yang ada dari pembangunan yang telah

Iampau' Bahan pelumas harus dilumaskan


serata dan setipis mungkin, lagipula
harus menurut
peraturan yang ditentukan oleh pemasoknya.
Jelas kiranya bira"peiu*urun harus
dilakukan
lebih dahulu sebelum tulangan dipasang. Apabila
pelumas mengenai tulangan, kelekatan
tulangan dengan beton akan berkurang.

2.5

Baja

Dari pembahasan segi bahan kayu, ternyata kerugian


dari bekisting kayu terutama
disebabkan keawet'annya yang
rendah dan masaiah

dengan ukuran pelaksanaan akibat perilaku


"kelembabannya"' Di samping itu pembuatan
bekjsting dari kayu agak memerlukan
banyak
pekerja' Untuk dua butir t..ukhi. itu, ternyata
pelat multipleks merupaka" ,r.rr'*ffi|,",
yang baik. Tenrunya sudah jeras bagi
pembaca bira langk.h

rry,;;;an dari penggunaan


pelat multipleks ke pelat baja mudan
ai;angt<au. Di bawah ini atan oisebutkan
beberapa
keuntungan
baja terhadap kayu:
ukuran yang tepat,
kekuatan dan kekakuan rebih besar (bentang
yang panjang memungkinkan),

'ueuuqaquad
.(sete

uer8eq ue8uulnl ugr.luqueuad uu8uap


In{nuotu ndureu reluBl Jnl{ruls ueqrunlesal
8uepu1-ra1) su:aSuaur qu1a1 8uu,( uuxar uusrdul uu8uap uu{rsuurqtuollc 'u8nprp
ry,1 Eue,( tnlal
ueqerl uup ';ortp sftIeq I{ISCut 8ue,{ uu4a1 uusrdul uup iuJaq (l;rpuas'lu:aq r{alo uu{nluallp
ue8uelnl e,(u1u,(ueg 'r8eqruad uaSuulnl uup Erxutn uu3ue1n1 uu8uap rdelSualrp luled
'(uu>puurptp 8ue[) detat 8ur1sn1aq re8uqas qelepu ur.uu]-Er.uuuad Surtsr{eq Elu?1 telad uep
ls8ung 'uququaf ueun8uuq uped ru>1udrp tgrpas uep 'ueeqesn:ed uuun8ueq 'ueqerunred Fep
neluul upud ue4tedeprp sruBLI uolaq rrup Surlsnqaq tulad Fup resaqrel 8uu,( uers{Br.uad
lBtuBI

{nlun uoleq grep Surlsgeq fulad .fg.Z

'ruru 0[ - 0s lrsp uBlBqele{


ludundu-lallr uolaq i-rup Surlstleq lcled 'uu>1e1erd Lrolaq nule Suelnuaq uolaq rselrrqud {nlun
Surisqaq iulad uele{utuod qulepe urel 3uu,t efral e8eual uuleureq8uad
Fep
{nlueg
'ue{nxellp qBlal ulra>i e8eual uuletuaq8ued ue4epurl B{Br.u 'rnqruls usr{runlesa{
IJEp Jnl{ruts
uerBeq ntcns {nluoquour e8nf 8uu,( (3uenqra1 3uqs11eq ru8eqas) ruledrp ufeq Suqsgaq
eltqedy 'u[:a{ e8eual 1e,(uuq uelnlJatuau 8uu,( selr^rl{u nles qules {nluequotu Suelnpaq
uoleq .Inqruls uer8eq IJBp ueqrs-raquad uup ueJu{Suoqtuad 'ue8uusetuad 'uedursra4

uolafl

.g.z

'e,(uue3!,ruseuad qupntu ucp (se:ep 8ue,( srue) re8uns sulg rp ueleqtuaf


srlens lruadas (re>18uoqrp nlrad {Bplt ruducrp t11ns 3ue,( uerBeq uped SurtsHaq) e,(uueueurea:1

suare{ elrru}rual 'e1nd re>lucirp IuI epolaw rdetel 'r88ugl qlqal uer1eq u,(urq undnu1e11
'rs{rnsuo{ uuqrunlase{ uup r$lrutsuol uer8eq
nluns {nluaqueu efeq 1ulad'se:a8uaur uolaq qelalas 'uuroca8uad ueqaq Btuuauetu dnSSuus
uep efeq uep e88ue,(uad {oleq sete Ip ue)Hu1alrp gulad-1u1a4 '8uenqra1 8urlsr1aq re8uqas
ue4eun8rp 4udueq (udure8eqas uep Suequrola?raq telad) uu11go:drp 3uu,( ufeq te1a4
'uuun8uequad

ledual eped u8n[ ueluun8rp 1u,(ueq efuq Surlsqaq lle)t de:a1


'(reseq flue,l ugllulurued qaldtuol ntens e,,{upsrur) 8uu1n:aq ruledrp tedup Suqsnlaq Buetu rp
ueun8ueq tree[ra1ad Bped 'tul {n]un un8ueq rp snsn{I 8uu,( uueftalad ledural 1p (ptuwx
rslnpo:d) uoleq uetuela rselr:qud epud uu>leun8rp Br.uslruol ufuq pep 3ur1s11aq uelsrs
'le18ursradrp ueun8uuq ledurel 1p Supsqaq
pFeI ruuf qupunf 'se1e Ip IBq ug{rusgprag
uurelSuoquad uup ue8urlsrlaqurad
IrBp
'ledac
Euef,
uure>18uoquad
ueur>18unura1
uep rulSuoqrp r{Bpntu
'qupntu Euu[ uur33ur1a>1 uurnlu8ued
'upaq-raq Euef uzr8eq-uer8uq eruluu rp rpuesraq uu8unques
:depeqrel uerleqrad ualqnlnqrp )te,tueq

qlqal 'snsntg

Suer( uee[ra1ad

ledual Ip Bper"q 8uu{ Suqsrlaq rsulpqud uede13ua1a4


efeq 3u11sqaq tua1sls

'(ttot 00I g gg) 8uu1n-tue1ruaq reledrp uule Eupsgaq ulrq uelqemn


tunSSueuadp tudep efuq Sunsrxeq lreeunt8uad 'r33up 3uu,( uuqeq u{urq lrup lBqDrv
'rE8up Euef uulmlEueEuad uferq
'su1lsn:peq Euu[ s8uual uelqnlnqueu wp snsnq u[.ra{ ledual ry sruBq rsu>1uqed
'lerulraq ueuq8unula{

e
UE
UB

{E
n)T
BT

uBl
uE

Irur
qBI

ue
sSrt

uud
'

,JO

'3ul
.UBT

uBp

der

'upl!
{BPII

{nlu

l3{I

3ue,(
'dnr:1

e,(ul

dnqe
eleda:
redurr

dnqa

'(efuuutueseuled {ntun uelal uulnlradp) resaq tue,( IJrpues lBJaq


'(8uepp lpf,uuq BIIq sFuouo{e e(uuq) rEEup tuei( ueqaqured eEreq
:q?pps e,(uuertua:1 uduraqg
'uBruB qlqal
'sfuuusluqrlauad {leq BIIq latru
'efuuetueseurad rlBpnu uep pdac

UOlq

affi

LT

-r
48

Pedooan Pengeqaan Befu,

Pelat dengan kelebaran 1200 624W mm dan panjang sama dengan bentang dari lantai
diletakkan berdampingan. Bila perlu, pelat-pelat di antara peletakan dennitif disangga dengan
balok melintang dan stempel. Sbtelah tulangan bagian atas terkadang dipasang, kemudian
lapisan atas dituangkan. Agar gaya geser dapat diterima maka, permukaan pelat bekisting
di bagian sisi yang dicor dikasarkan.

3.

BEKISTING LI\NTAI

3.1 lantai pendukung di atas tanah atau di jalur

pondasi
Andaikan suatu lantai beton atau jalur pondasi langsung didirikan di atas tanah, maka
bekisting hanya perlu di sisi-sisinya saja. Tanah akan digali sedikit dan kemudian permukaannya diratakan, selanjutnya tanah dasar harus dipadatkan supaya dapat membentuk suatu
bidang dukung yang baik untuk sebuah lantai beton atau jalur beton. Jika pengerjaan tanah
telah selesai dilakukan, maka sekat sisi dapat diletakkan. Untuk lantai beton atau jalur beton
sampai dengan ketebalan 150 mm, akan digunakan sekat sisi dari papan kayu. Melalui
bagian sekat sisi akan ditancapkan pasak-pasak kayu ke dalam tanah dengan jarak sumbu
ke sumbu 1500 6 1700 mm (Gambar 4.7). Selanjutnya pekerja bekisting akan mengatur
letak datar sekat sisi dengan 'waterpas' serta tinggi pasak kayu dengan tepat, setelah itu
pasak dan papan dipakukan.
Selanjutnya sebagai lantai kerja, beton dituang setebal 50 mm. Campuran beton yang
umum dipakai untuk lantai kerja (non struktural) terdiri dari 50 kg (a0 liter) semen terhadap
120 I pasir dan 200 I batuan. Campuran ini berbanding sebagai I:3:5. Lantai kerja ini
penting gunanya sebagai suatu lantai dasar yang baik untuk tempat memasang tulangan dan
mengecor beton. Selain itu juga untuk mencegah pengotoran yang tidak perlu terjadi pada

bekisting

Gambar 4.7 Bekisting sederhana untuk jalur

1.N-\5o

-L

pondasi.

tulangan ketika tulangan dianyam dan pengecoran beton. Ada kalanya lantai kerja tersebut

ditukar dengan memakai 'kunststof foli', tetapi hal ini tidak disarankan karena ketika
menganyam tulangan foli tersebut akan terinjak-injak dan memungkinkan foli robek. penjaga
jarak dapat melesak ke dalam tanah yang empuk. Oleh karena itu selimut beton di atas
tulangan dapat melesak seluruhnya atau sebagian.
Pada bagian jalur pondasi yang lebih tebal dari pada 150 mm, sekat sisi ini dibuat dari
beberapa papan-papan. Akibat dari tekanan ke samping beton yang besar, di bagian sekat

'lBluBI Eurlsnlaq uBp rsrs lulas

Inlun Euu5u ue8usfunuad .6.r rBqrrrBg

lBI,
IJBT

sul

eB

0g x

3{p

0, lesed

tnqi
(npad egrq) lnsegd

r1o1

efua1 relue;

001 x 9I

OO!

009t

x 91 buultu

6uefunuac

<

(Ounsllaq nAey ueded) 1s;s lelas

09\

'ruur,0gI IrBp reqat qrqal Suef rsepuod rnlef r1n1un 8ur1sr>1ag 'B'? rBqtuBC

efial

relue;

uped

usp

-{

ooo-

pl

duper

Euef
ruI q
rnletr

'lrspu1llp ludep quusl uu)pseled ufedns Eupsplaq

nfq

nqtun

us8uep rsrdepp uB{B lnqasral JnlB ts:I

InIBIa

-NTIIJE

rr

IlBust
nl?ns

rp B)luur 'urur 0oz IrBp r{lqal u,(u1ofuouatu 8ue{ rEluBI qB^\uq Ip {opq-{o1eq uerSeq {nlu.i
'JnlB-rnlB IIeEIp uB{e nlr uB{BuBcuarp qBlal SueI {opq-{olBq uBrSBq lBdural rp BIBr,u 'qclm
sslB Ip BpBreq 3ue{ Eunlnpuad re1ue1 nlEns qB/$eq uBISEq Ip {otBq edereqaq BpB BIIB

{olBq-{olBq uB8uap rIBuEl sslB !p Sun4npuad 1que1

uoleq

E{Uru

'ruulp tupsqaq uup ue{Euuulp lzdep uFaI IBIUBI nll qslatas


'tIIuI 0S Isqeps rlsBd lsrdepp ei(usslu uerEuq tp wlpntue{ IIoJ 1pse1d uuEuep dnlnlrp m.lrJ
JBsBp qeusr ssle Ip u>pur '(eFa{ IBIUBD uopq uuEuap rnduecraq Eundural qeteJuau {rm"-'l
'ueqeqursl uolupull us{qppp npad D[Bur 5pltuequau Eundual uu:lqeqafueru uep d"rry
ludup JIB Buuur rp 'sn1uq tued tundural qeusl IJBp lJ1pra1 ufruesup tluusl BIIqBd''/

:trEfTJ

'(6'y nqurog) uEtuuslp srrruq Isls le:1es turu 00SI lr?p reqel qlqal Suuf pluul ngrc.rqt
{nlun '(g'? tpryteg) tutu 00SI reqalas pdurus rnlef {nlun (uedud nu1B )pluq udnraq F&
Iul) urBIeI lm1grreu wEuep ualtunqnqry snruq up1 tuu,( uup nlus tue,( Isls la1es'ttr:sd",u
rrup Joclp eFaI 1uluul rl?leles 'ruseg tuef nfel lusud-:psed uuluuntp snruq 'm

uetuupl

6'

tupsp
uBlpnu

uutue
IBtuq

tqq

dN

Pe&rnan Pengeriaan Belon

50

Papan (kayu) bekisting akan dipakukan dengan piket yang ditancapkan ke dalam tanah,
kemudian di samping balok ditimbuni dengan tanah dan dipadatkan (Gambar 4.10). Agar
sckat-sekat sisi tidak tertekan masuk, maka diganjal dengan penjaga jarak yang letaknya
1,5 m). Jika sebelum tanah ditimbun suatu lantai kerja (50 mm) dituangkan ke
teratur
dalam bekisting, maka penjaga-jarak hanya diperlukan di bagian atasnya saja. Sedangkan,
bila suatu lantai kerja dari bagian balok dan bagian lantai (pendukung) dituangkan bersamasama maka penjaga-jarak harus dipasangkan di bagian bawahnya pula. Penjaga jarak ini
harus dilepaskan ketika balok akan dicor penuh.

(t

Andaikan balok dan lantai dituang bersama-sama (hal ini umum dilakukan), maka
bekisting dari bagian balok tidak dapat dibongkar lagi. Hal ini disebut bekisting terbuang,
oleh karena itu bekisting akan dibuat dari kayu bekisting tua tetapi masih dapat digunakan.
Untuk suatu lantai pendukung di atai tanah dengan baloknya, bekistingnya sering pula
dibuat dari tembok (Gambar 4.ll).
ditimbun dan
dipadalkan

Gambar 4.10. Lantai pendukung di atas tanah dengan balok-balok yang menonjolnya
Iebih dari 200 mm.
Apabila bagian balok di bawah lantai pendukung panjangnya hanya 150 6 200 mm
atau lebih pendek, maka bekistingnya sering tidak dibuat (Gambar 4.12).

/
--i--

ditimbun dan dipadatkan


lantai kerja

Gaurbar 4.11. Bekisting dari ternbok bata.

33" Fondasi jalur dan telapak


Di bawah tanah yang dangkal terdapat suatu lapisan tanah-dasar yang kokoh, karena
itu tanah yang kurang kokoh akan digali dan ditimbun (digantikan): misalnya dengan pasir.
Ada kalanya tanah yang harus digali dan penimbunannya terlalu banyak. Daripada menggali
tanah tersebut dapat dibuat suatu pondasi jalur (Gambar {|lil untuk tanah-dasar yang

'{oqtuallp Suei( uunluq sqB rp rsepuod.}I.f rBqurBC

tu
IIB

ffi-'-f

.JIS1

BU

]_
l8

Ir

j:
(qet
009

t requEO ruedas e,(u6urlsrleq)


00n nPle 00t x ooe uolaq loleq

'gI'f

'rn1uf Isepuod

rBqrrBC

(8un1np) {oleq uu8uap ?rues 3uu[ uernln IIqurB1p urlSunur ?[rq .euue^\zlnoq. re8eqa5
'Suefued rEasrad ludtua nBlB Isrs sr,ues'lslnq Euudureuadreq uolo{ :uu{EunSSuatu n,(e1

laduratg 'dnrlas:aq ufeq laduels nele


:lrup lrlpret @I'? nqutog) suqaq

n,(u>1

laduels uep u8Eue,(uad rs{rulsuo{ nlens

Sunlnpuau tuu( !Buu1 Inlun tupsgaq f$ln4sucy


lquBl {nfun IqUBI tu11q1ag '95

suqaq 3un>lnpuaul tue,(

'rCt't nEuog) troF{


rsepuod l{Bnqas Eun4npuau Eue[ rydu1a rsepuod nluns qrpdrp elnd ledup rnluf rsupuod {rurl:

nll uples '@f 't toqutog) uunluq uBp {oquel nlens nele rutu 00Zt g 00S relrlas
Ip BpBraq Suef Sunlnpuarl IquBI ueraeq epud rlnserrrral

EuB,c

lapuad

qofr

{ot,g.tr;*rl?ffi

ulnd
'rrB)le

'3uun
B)IPu

J%

IuI+
-BIUUt

'uu:lt

eI

uf,u{iu

rutV
'qeug

a*

l9

Ii

*t'g

-T
52

Pedornan Pengeqaan futon

bl+.t

(tdxxlo@(tso - 2scxles(xrxrso)

kolrn aoo x

aOO

Potongn lihat
gEmbar 4..14
TxMPAK DEPAN

Gambar 4.15. Pondasi telapak.

stempel bala

41 8d x

bersekrup

OETAIL

slempel

120

persegi ru
SO x 70
/u
rT yqrsEgr
80 x 120
kayu -.1
I
I
L
butat 0 80
0lm

DETAIL

0 200

kontak bekisting

ueristing

balok anak
balok melintang

,m

dl
6l

PI

stemperkayu

6l

al

{ru

ol
dl

'ol

stempel baia
bersekrup

JI

;lcl
el

I
I

tl rt t f f

ba,r

96da9r

1ui'tok1

OETAIL

Gambar 4.16. Bekisting lantai untuk lantai yang mendukung

bebas.

melintang 'onderslagbalk'.'Hal ini, untuk memudahkan sambungannya yaitu antaft


dua papan pendek yang panjangnya 400 6 500 mm dipakukan rJengan kedua bagiar:
sisi sambungan stempel dan balok melintang. Stempei cjiletakkan iii bagian atas gelegar
yang cukup panjang dan lebar, untuk mencegah bekisting melesak, kemudian tingginl,a
disetel tepat dengan pertolongan dua baji kayu. Stempel baja bersekrup yang terdapai

di pasaran ada bermacam-macam panjang serta besarnya, sedangkan ini ,"*ukin Uanyaf

i.,

ilj

digunakan.

&

'B[Bq FBp dnrlas ladurals Bnp qo4uoC.L1..g rBqurBC

{e{tn
ludeP

rleq 1elad
lre ue6uenqutad 6ueqn1

e[uri
ru8el
uerB
EJslU

renl 6unqnlas

dn:qi
P{Eq toc

(e[eq) ued nlens ue8uap pfuu8rp uep Inlag 8ue,( Suefued rudruus sqerel edrd uer3eq
Suefuedraduau uuEuap uslledeprp nluaual tue,( leduels Buu[uu4 -lala{uad Bueqnl
uuEuep BInd lde{8uapp sBlB Bdtd uur8pq BpEd 'lalafuad rnru nele JoupeerpJaorr{f,s.
dnrqas Eunqnlas Euesed rp qB^\Eq Surpd 3ue{ edrd uer8uq fC .(tt.t nquog)
u{uurepp eI uu>plnsetulp ledep Eue,( efeq edrd Bnp FBp plpral dnqas-raq efuq ladtuar5
'1adura1s uBrABq eped
1n1at u(urpeftal rudurus uuurxEunural uep e,(u1u1ol Buefued uep
Sunlue8ral rur '(31 0002 - 00s) tat 0z - s BrEtuE dnrlasraq efeq ledtuals Bunlnp e{eq
l:N-v5ft-OIGi

;Cr-IMETO

ffitrffi
6=liVIiE

-#'si

oe

sr

a*

89

Dleg

u'

54

Pedornan Pengerjaan Beton

Gambar 4.18. Balok melintang disangga dengan stempel sekrup.


pengganjal. Penyetelan dalam ketinggian yang betul dapat dilakukan dengan pertolongan

selubung sekrup. Untuk menghindari terjadinya perpindahan stempel, maka pelat kaki
diberi baut kayu dan dipasang di atas sebuah balok gelegar. Di bagian atas dari pipa
atas terdapat sebuah pelat (kepala) berbentuk U dengan ukuran dalamnya 130 mm, ini
supaya dua buah balok dapat diletakkan berdampingan tepat. Dengan cara demikian,
kemungkinan pendukungan di sambungan balok-balok melintang terdukung dengan
baik (Gambar 4.18).
Penggunaan stempel baja bersekrup membutuhkan pengawasan serta kecanggihan
memasang. Kalau stempel baja bersekrup dirawat dengan baik dapat dipakai selama bertahuntahun. Penyetelan dari stempel kayu atau stempel baja bersekrup memerlukan butir-butir
perhatian seperti di bawah ini:
Stempel harus diberdirikan tegak lurus. Ini gunanya untuk mencegah perubahan bekisting
akibat dari gaya-gaya horisontai. Penyetelan dalam arah tegak lurus harus dengan
'waterpas'. Stempel yang berdiri miring misalnya; akibat dari peletakan balok melintang
yang tak sentris di atas bagian stempel baja bersekrup, kesalahan memukul baji di
bagian bawah stempel (Gambar 4.1A atau pemaksaan memasang penunjang miring
pada kolom yang letaknya tidak segaris.
Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor berurutan, rnaka lendutan akibat dari lantai
yang telah mengeras harus dihindarkan dengan menempatkan stempel diperpanjangannya
sebaik mungkrn (Gambar 4.19).
Tempat dari stempel perlu dipilih sedemikian rupa sehingga beban-beban dapat terbagi
serata mungkin. Ini gunanya untuk mencegah perubahan bentuk yang berbeda-beda
akibat dari perpendekan elastis stempel yang timbul karena pembebanan dan perbedaan
penurunan tanah.

akan dibor

telah dicor

Gambar 4.19. Penempatan stempel kayu atau stempel baja.

'ufuqemeq rp rBluBI a1 BuFrtu Buufunuad


8ue1eq nlBns InlBIeLu urul Eue{ lsls lrup uup qo)to{ Euu{ rsrs uur8eq e{ rgtugl Burtsrxaq
InlBIetII ISIS nlBS e{ uB{rnluslp u?{B leluospoq uBqeg'3uJ1sp1aq rsls nlBS ueu88ue.{ua; .q
E-'=-TMETd

ladurals

;m
Duegullaur
IEUE

>1o1eq

lol"q

'qo{o{ 3ue[ rsrs uer8eq e{

rBluBI

Suqsqeq rnleletu uBlrnlesrp uB{B luluoslroq uuqaq nlBns 'dnlnga1 8ue,{ 3u11q1ag

uBBpeq_

speq-Bt
rBuqrel
e,(uue8r

I4ue1

Suprur

'@Z't nqutog)

IP I[Bq
ue8uap

'ufuueefJa8uad u,(erq wp
uerlequad e8:eq pup e,(unluat uep 8ue1n-Suulueq Sued
Surlsqaq
uerg{Bued qelunf
'sluFulp 8ue,( uoleg uue{nuuad pnp uenluala{
:uup
Sunluu8ral
s1a1dr11ntu 1n1ad nele
n[e>1 ueded uululeurad uep uuqllnued 'efuuu8unqtuus
Ip upereq ueeSSuefuad euarel
uBlBuecuerlp

Euetula

Surlsqaq IrBp uBIIqqsaX

3ur1sp1a

illnq-Jrl
-unqBue

snJBq {Eue {olBq-{opq ueluduauad >1n1un B{utu 's1a1dr11ntu n[e1 telad


uopunE8ueu UBIE u>Ir[ 'urtu OZ - Sl uepqelq ue8uap s1e1dr11nur nfq uep Bunsqeq
uDGtues IuDt Bserrr tp'n,(e1 ueded re)lguretll tupsgaq turdues 16

telad IB)IBdlp

uuqrSSu

{e[wq

'(uequqtualal) pefra
Buu[
ueded
ue8uefuedrad
ledup
ue{urxEuntuetu {$un tueE8ua: lHlpes ueT|elellp Eurtsgaq uede4 '{Buu
{oleq ue8uap
Sunquusrp snrgq rur ueded Bunfn-Bunfn .seda1t118urua1repll lnqesrel ueded qe8acuatu

uuBuep

'uerllttu
IUI 'tuut
edrd uel

qsnq Bnp rlu^\e1au depas uu>1n1udrp uB{B lnqesral uuded .u g


tedep reEV 'Iuue
{oFq
g g Suufued uu8uap
nslB
x
x
OsI
sI
zuu
00I
91 Buedtueued uu8uap Burlsgaq
zuu
n{u1 ueded uep ruludrp (re1uu1 Ednsqeq)
Eurlsgaq nlens {nlun .efurunull

{quo{

{Bluo{ Eulf.rlag

plE)I lBIe

uuBuolol
o

'trwttuBfuad teduel 1p sruuq {BuB {o[eq uup tuqurlatu


{oleq Brulue uutunqtues .TErr"
IolBq-)plgq uB{BunEEuau teluaq nplral ueEuef uerrBrBsrp nll Buersx 'lpllpes qIFl
lotgg tuesuuratu ufulq'tuulur1eu {opq uup laduas

eFa{ nDIB,lr ugrynlnqueur {BuB


uetedtuauad

uetuap uolturpuuqtq 'urur O0l, - 00? uJslrrB !p's')t's ryruf uetuap (.unu
6g1
x 08 nele zuru 0[ x 0S) )puu {opq u?T1u1epp tuelu[eu {opq uurtuq Su1u 1q .rm!1,
tus{ 1utuul Isqq pep Eunluetral p1 .urur 0002 - 00SI lrup (s.1.s) nqruns eI nqurm
ryrzf uutuap (.ruru ozt xg8) 10pq-:ppq rqedrp ufuusurq p! Euqulelu ropq rqE
rylun 'tot't toEttog) laduap sslg !p tuesedrp upp rrsTlstapp tuquleul rotgq rq?trs

{BuB {oIBq uup Euqullarn

ry1el .

99

uopg

*]

ueE

Pedoman Pelgelaan

56

DETAIL

c.

B
I

Bekisting yang berdiri sendiri. Beban horisontal akan disalurkan kb dua sisinya
melalui suatu batang penunjang miring ke lantai di bawahnya.
Gambar 4.20 Kestabilan dari lantai bekisting.

Setelah lantai bekisting dipasang, kestabilannya harus dijamin yaitu dengan memakai
beberapa penunjang miring yang cukup banyak supaya perpindahan horisontal bekisting
dapat dicegah. Suatu gaya horisontal dapat terjadi di sini, misalnya: karena angin, bahanbahan yang runtuh atau beton yang longsor dan sebagainya. Penentuan dari jumlah penunjang miring supaya stempel tidak tertekuk harus diperhitungkan pula (atau berdasarkan
pengalaman).

35. Menghitung lantai

bekisting

Peninjauan kekuatan dan kekakuan dari lantai bekisting harus selalu memakai cara
perhitungan seperti di bawah ini.
Perhitungan kekuatan

Rumus dari mekanika yaitu

ob =

oo =
di
# ,

mana

tegangan lentur kayu yang diizinkan.

Berdasarkan kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang, maka perilaku mekanis kayu
akan menunrn. Karena itu, tegangan lentur yang diizinkan untuk perhitungan bekisting
ditentukan sebesar 90Vo dan tegangan lentur kayu yang diizinkan.
M = momen lentur yang terjadi akibat beban keda.
Dalam praktek dianggap (untuk perhitungannya) sebagai momen yang terjadi adalah

1 *t,

(di atas 2 peletakan bebas).

Perlu diingat pula bahwa pada awal beton dituang pembebanan sering hanya terjadi di
satu atau dua lapangan.
w = beban terbagi rata per m2.
Beban w harus ditentukan dari jumlah:
berat lantai beton sendiri yang akan dituangkan
berat bekisting sendiri
beban yang berubah-ubah (variasi) akibat dari pekerjaan penuangan beton
termasuk beban pekerja.
I = jarak sumbu ke sumbu tumpuan.
w = momen perlarvanan dari penampang yang akan dihitung.
Momen perlawanan suatu penampang empat persegi panjang adalah:

\[= lun'
6
di sini b adalah lebar penampang dan h tingginya

'uBlrensesrp sruuq uqBleled {lquns a{ nquns


B{Eru 'nlls lp efta>1aq 3ue.{
{uruf
'*A
epud uup lrce{ qlqol n11 Eunlrqrp 3uu,{
leuls{Eru 3u4ur1 u,(u8 epg

tur;ull ufufl

'3un1rqrp

ludcp ut1urzup 8ue,{ lewISXBr.u 8uqur1 u,(e8 seie xp snturu ruxcuro'i-! uu8uap u6pnui3:i
'rs1n:1suo1 Suudureuad senl uup (''Pr) leurs4etu ras.:8 urzr uu3uu3a3 ue4r:eqlp eXIf
'3ue1ur1 u,(u8 ruuqaqrp 8ue,,( yep Sueduruued sunl
=
3ueru11 eAuB =
uulle:u,(srp 8uu,( Erruou lrunuou rasa8 ue8uu8al =

:ue8uap

ufug

VZ

V
A
t,

uol

I
I
:

t. sfltulu

re{Bruetu ue8uap Sunlrqrp ludep rpu[:a1 Eue,{ lu{urs{Btu 8uqurl


'uu{uurrp Suef
Euqurl e,(et ue8uap uu>18urpuBqlp uu{B rur 8uqur1 e,{eg
lururs{Bru
n 3uu1ur1 e[u8 e>pu 'Inqslellp ue4etalad leruf nsle)

Iptl

'Eunlrqrp ledup rpe[ra1 flue(

3ue1ur1 e,(uE

us1pe4

uBlrunsasrp srueq ue1e1a1ad nquns


nllg

nquns leref Bluru luls Ip lpeFa Susd uulaalad IS{Bar epeduep IIra{ qlqal

*U

r{BIr
atr
3u1r

'V x Pg
='*U
:lpu['V ue1qa1+J
''r*d

nfe:

uu>1e1a1ad rp
Euedtueuad sunl rlsl Po uelurzrrp Suef ue{el ue8ue8el ue8uep Bures
Isrur$[Brr l$[BaU'uuletalad rp uBlurzlrp tuu,( Ierul$pru uuuu{al ue8uap uu>lSutpuuqlp ue:tE

rur ue{qapad rsluaa 'Euntglp ludup uelaalad Is{eeJ uup rnqetalrp tedup ue>1u1zrrp 3ue.i
nquns eI nquns {Bre['efuuenlele{ Bues uBlBnIe{ Sunlrq8uau I{ElalaS

uu4e1a1ad

uu4etelad rs{?al B$luad

't,00t

n)plraq es?rq rsllulsuol {nlun

'l.

uBp

00s
(snPq) eFa{ IBIUEI {nlun

(resu1) eFa{ ptuul 3ur1sg3q {nlun


ue>18uupar 'l
:uu{uurusrp 8ue[ *J lrllr
'speq-Bpeqrae tedup r$lrulsuo{ depas {ruun rur Isrur$leru uelnpual turefg 'ueltere{sE
Euu{ Iurursluur uulnpuel lnrnuau esluedrp npad Sunlrqrp qelel tue,( uqnpua-I

UBIJ]

-ed
-uurl

tuqs
IB{Brj

,urf=r
:qBIBpB Euefued r8asrad ludura Eueduruuad usuuqurale{ uauory
'Sumlq1p
(ersrrua)
ueuleqtuala{ ueruotu =
uele
Suer(
tuudrueuad
uoptalad sBIsIlsBIe snlnpou
:

I
E

efurs

rurs IO

Igt8 _,
t
rlt s,z :n>1glreq 'qlqq nele uundr,u$ Bt$ sBlB Ip uapteled {ntu61

[I?8 |
=
,l/n

,.

upr 6uq.rar ueqeq Freqaqp tue,( uundunl Bnp sslu tp uu:lg1eled nlens 1rup uu1npu{
'uu>lnluallp rdep uqptalad nlens 1rep (I) uqnpual 'uen1m1a1 ueEunllqred uutuag
'wn:te:Iol uetunlgpag

a*
r*
i

L9

58

Pedqtan Pengo/aan

efu,

Tegangan kayu dan modulus elastisitas (E) yang diizinkan.


Pada Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKD dicantumkan tegangan izin kayu
untuk bermacam-macam kekuatan yang diklasifikasikan dan modulus elastisitasnya.
Umumnya kayu yang dipakai sebagai bekisting adalatr kayu bermutu A di kelas tr dan III.
Berhubung dengan waktu pembebanan yang singkat akibat dari tekanan beton, tegangan
izin menurut PKKI akan dikalikan dengan nilai 1,25 dan hal ini dapat dipertanggungjawabkan.
Catatan: Oleh karena kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang maka perilaku mekanis
kayu akan menurun. Tergantung dari keadaan di mana kayu bekisting itu berada, disarankan
nilai dari tegangan izin dan modulus elastisitas kayu dikalikan dengan 0,9-1,0.

Periksa ukuran dari kayu stempel.


Suatu balok melintang disangga dengan stempel. Setelah memeriksa tegangan tekan
antara stempel dan balok melintang, stempelnya harus diperiksa pula. Tegangan izin tekan
(tekuk)
stempel tergantung dari nilai kelangsingan
, dengan l*
=

adalah panjang tekuk batang dan

Jari-jari kelembaman

I =
A =

menyatakan

jari-jari kelembaman batang stempel.

i = .E . di sini:
VA

momen kelembaman
luas penampang

Ini berarti untuk potongan penampang empat persegi panjang:

sumbu

Terhadap sumbu

x: I.

ft2 un'

I"

3,5

nilai kelangsingan

Terhadap sumbu

y: Iy =

nilai kelangsingan

I,

lk
h

1 un'
12

3.5

A=bh

lk
b

A=bh

'88?B rP

c1
Iadurels nquns eI nquns >1uref =
Euqurlau
nquns eI nquns leruf = z1
loleq
eI nquns leref =

IeuE {olBq nquns

11

:qu13un1rg

qoluoc rrBp uo?aq

IBlurI Iz.p rBqurBc

I
I

'l '.',t '.

I
I

I
J

'uee88ue{uad ledural Ip ue{qaloqredrp e,(ueq ue8unqtuus-ue8unqtues


ue>lEuupas 'ue>1:epult{lp ur>1Eunu ludepas sruEq tuenq.ral Eue{ uurfeEra8Euad
:BJls{a lerufs-lerur(s
(eutp{ 1OVd eu/1ipl ?Z = uoleq aunlo^ uenlus-leraq
retuqes uolnluelrp lolBq uBp rulusl Inlun ue{urzrrp SueI uelnpuel

t, 00?

(rurc731 000'00I) BdI I 000'0I = g sBlrsrlsula snlnpou


nIel leras-leJes stunl ry3at
po
(ztuc/E>t sz) BdI I g'Z =
ue1ele1:ed ue:1al ulzf uetuetal
(ruc/A, ZI ) sdhl Z'I = 2, rasat urzr uu3ueEal
(ztucF>t 00t) edw 0[ = oo 'rn1ua1 urzt ue8ue8al
:UXa lrunuau g selrsrlsula snlnpow uep urzr ue8ue8al
II sBIeI uqBnIaI '8urn:e>1 n,(e1 srual'turu 00S Suefued 'euu 0ZI x gg ladtuats
II
'zuu 0ZI x 08 loleq n{e1

sBIeI uelerule{ '3urrua1 n{e:1 sruaf'uur 000? tuefued

'lad

II sBIe{

uzterule{ 'gluurau n,(q sruaf'uru 000? Euefued 'zuu 00I x St leluel uep uefuq
:(6'6 uulr1u:1p efusrue>1au n>p1gad) tuuln-8uslruaq reledrp qela
tue{ nful uuleun8rp tedep 'ufuuuquq-ueqeq re8eqag 'QZ't nqutog) ue{BuuJuarrp srLrEq
efuturls11aq'ruur 0SI ue1uqalal ue8uap rclturgaq ueun8ueq uolaq pluel nluns Intun

uB)la
uB)Ie

:qoluoS
'Bnuras uEEuusrp tunsplaq nvlr- (02', nEtog) qeEacp tedep Supsgaq pluosuoq
uuqepuldrad e,(edns tupru tuufunuad eduraqaq tuessuraur uuEuap uFrrefip nples mJq
tunsplaq uulrqqse) 'e{qadtuats Euufuud Fadas Bures de8tuurp uelet wqeq peqp
Euefuud Elntu-Blnu 'pluul Eupspleq ueEunllqrad nlens 1q

uB)Iu

tw[

Euureq nlens pep

sFrs)

1{qq

t , =,

uEtqqes zp

tI

!|

u:luur

vp u

-tunl

T=I

uuEu

ItrU

lslnq ladtuals p{Buratu nelql

'u,(us

'uu:[ulzlp )tupll OSt e@lq


Jusaq qlqal ?uvf'yuetqstuulel IBIIu ntens '0U rqep p1yd IBTIID $ueuat usluqatr sqq
BpBd n,(q ue:lq up1 uutueEat ecuqp ledup 'pl y uutulstuulol IBIIU IrBp uelpnua;

Me:t

affi

69

) tprea

L
I

-\
60

Pedornan Pengeqaan

futqt

Penyelesaian:

Mula-mula akan ditentukan beban terbagi rata w.


w : berat lantai sendiri 0,15 x 24 = 3,6 kN/m2
berat bekisting
beban variasi ketika

Jumrah berat barok unur

kg/r").

0,2 kN/m2

dicor

1,5 kN/m2

aunlfflffii,f,illTi'f'r?,lgft?,

sebesar

0,r kN/mz (r0

Jadi untuk balok anak, jumlah w 5,4 kN/m2 (5a0 kg/m2)


=
dan unruk balok melintang
w = 5,5 kN/m2 (550 kg/m2).
Papan bekisting lantai dengan tebal 15 mm, beban per
100 mm lebar adalah 0,1

= 0,53 kN/m = 0,53 N/mm.

x 5,3

Perhitungan kekuatan.
oo untuk kayu meranti kekuatan kelas II menurut PKKI
adalah l0 Mpa, untuk kayu
bekisting nilai ini boleh dikalikan dengan r,25. ladiregangan
lenrur ou = 12,5 Mpa (kg/cm2).
Karena memakai kayu bekisting bekas, maka oo
= 0,9 i tZ,S nb| Mpa.

w =:
6 "
ob =
#'
=

M
M
t?
t?

3,75

100

x r5z =

maka 11,25 =

3,75

xr03 mm/per

3,75

100 mm

rebar.

103

x ll,ZS = 42,2 x 103 Nmm.


42,2x lo3 = I; x 0,53 xli
x l?
8

103

\ .,,,2
*G.
=+
8
= (42,2 x 103 x 8)/0,53
= 6370 x 102, sehingga ll =

798 mm.

Perhitungan lendutan (peletakan di atas beberapa tumpuan).


2,5 wl?
f-,r,.
lr
384 EI

f _

=#

I - * * 100 x 153 = 28. 103 mm4


t2
E = 0,9 x 10.000 = 9000 Mpa (bukan dikalikan
ll . :
2,5x 0,53x Il
400 '
384 x 9000 x 2g x 103
r?

r?

384x 9000x 28x 103


400x rJ.0J3
182,6 x 106 sehingga ll =

1,25).

567 mm.

Dari perhitungan di atas ternyata perhitungan lendutan yang


menentukan. Disebabkan
panjang semua papan-papan 4000 mm, maka jarak
sumbu ke sumbu balok anak yang dipilih
sebesar 500 mm (pilihlah ukuran s.k.s. yani dibulatkan
dalar:r keliparan

50 rnm).

Periksa tekanan peletakan.

di

Untuk kayu bekisting bekas o, 0,9 x l,Z x 2,5


=
= 2,g Mpa.
Luas bidang peletakan sebagai peletakan tengah
dari suatu bagian lantai (rebar 100 mm)
atas bagian balok anak (lebar g0 mm) adalaf,:

BdW 0006

Ll

tl

zt Oot

00t

r0I xzgll x0006 xrg

ttxL'zxs'z

s){r1(r!l

t[J

= 0000I x 6,0 = g I

r$t

(ur

IA

S,Z =I
rIA '88

otur-u

ZqI

;(ZI x08

"+

I{II

u?

uutnpuol ue8unlqra4

'ruru

0tsl = zl eSSurqes

.eOI

x 0rg

= Ir

L,Z

gxeOIxogtz=
2t x L'Z

><

?=

eOt

2r

x Ogtt : tt^ = hl
i

'uuN eOt x ygrc, = w e88urqas 01 -11 z6l = gz,rl rpuf I'{


.W = qo
hI
= zl1t x0g "? = /t\
qg
tur.u sOI xZ,6t

(su>1eq 8ur1sr1aq n,(e1

'Bdh[

0I

rlBIupB

1nlun) udhl SZ,,II

g,(.1

x 6.0 =

'(rtuc731
Bdhl g'Zl = Ol x gZ,1 rpefuatu Burrsplaq n,(e1
SZI)
1n1un
uBlun{a{ sula{ Surn:e1 n,(e>1 qo

DI)d

lrunueu

II

Jnlual uuSueSaa
'uBlBn{eI ue8unlrqra4

'(tuur/N

l'Z) ru/Nl L,Z = ?.S x 0S.0 qelupe IBuB {oleq relau rad ulur r8eq:a1 ueqeg
'(8uu1ur1aur
{oleq) qlqel nule uundtunl e8rl sBlE rp ue)Helelrp leue lolgq e[utunu.r61
'ruru 00s .s.I.s
zuu 0ZI x 0g IEUB {olBg
'uB{uIzIIp 8ue,(
lutuls{Btu Sueturl u,{u8 epeduep IrJa{ qlqel qnef rur IEIIN

'N99I=oo9xtg,oti=^

r{Brep' qrqar nure uundurnl

e'lr

"

ffi1Tri::r'#lr1'r::f:?"f
"[:iuSSurqas
'N oStI = ''**A
AE = 00SI x Z, x SE,t
oosl x z _-,_ ___r, YZ
= S'I IPBI ' ng = ,

sErE rp uu1ele1ad

'(iulc,
nf,e>1

'*A
.BdN
lerurs{Eru Buelurl ulzr eKeB
Inlun
S.1
''*-A :DIBIreq
ru>1edrp Bue,( selaq Burlsqaq n[u1 ,tniun -eurru
= z'r x gz'I x 6'0 =
00I x gt = v
:qBlBpB 3ue1ur1 efu?
Bue{
BurlsJlaq
uer8eq
ntens
Eued*1,ira
Iwqaqlp
unilr! ,nn1
Fep
Suelu[ e{eE us1ua4
= r,n,

['s x
3ue1u

'ue{urzup Euef ue>paalad r$luar upedpup


l!re{ qlqel qnef rur pgN

'N 00 = 00s x s'0 * = u 1psl.r^


|.
- If

f . l,

0I) r

:ufuesaq (unu 00S


tunfn IrBp Bnpa:1 uendunl {nlun .e8p uped
IruP qlqq eruuendurnt Euef (elup1uu1 uurEeq) uu1e1a1ad nt?ns pep uundu$ I$lsau
'N wnz,, =

H;*,f,

.r;J

;;;;;,i,,,

'zuru 0008 = 00I

x 08 = V

l9

6uttg:pg
.,

tplw
l-

62

Pedoman Pengerlaan Belon

384 x9000

ttr
l3z

x ll52 x

400x 2,5x

14746

104

2,7

106 maka

lz =

2452 mm.

Periksa tekanan peletakan.


6a = 2,5 MPa, untuk kayu bekisting bekas berlaku:
oo = 0,9 x 1,25 x 2,5 = 2,8 MPa.
Luas bidang peletakan dari bagian balok anak di atas bagian balok melintang adalah
80 x 80 = 6400 mm2.
Tekanan izin peletakan = 2,8 x 6400 = 17920 N.
Reaksi peletakan R dari sebuah balok di atas tiga tumpuan besarnya:

5swl, jadi
2,7 x
;
i "

12

17920 maka

lz =

5310 mm.

Ternyata panjang yang disediakan sebesar 4000 mm, adalah panjang yang menentukan
l, jadi lz = 2000 mm.

untuk penentuan

Periksa gaya lintang.


Luas penampang dari suatu balok anak yang dibebani gaya linta-ng adalah:

A = 80 x

= 9600

120

mm2.

Tmaks.

1,35 MPa

3V

-- ' juai t':5 = x3V


2 9600
^
1,35x2x9600=3V
sehinggaV*"kr. = 8&0N > : x 2,7 x 2000 = 3375 N
N

x 120 ffiD2, jarak s.k.s. 2000 mm.


Beban terbagi rata per m balok melintang adalah
2,0 x 5,5 = I1,0 kN/m (l1,0 }.l/mm).
Balok melintang 80

Perhitungan kekua tan


ob = 11,25 MPa

M=
*

;2160x

2160x 10000x

11 =
11 =

*13

l57l x

103

192

M=

103 mm

=**lt,Oxt3
8

ll
103, sehingga 13

1253 mm.

Perhitungan lendutan

f _ 2,5 wll
384 EI
2,5x 11,0x
384 x
13 =
13

9000x 1152x 104 =1400


384 x 9000 x ll52 x 104
400x 2,5x 11,0

3619

t,

f,*ukr.

103 maka 13

4oo
!

:3

= 1535 mm.

t3

2160

103 Nmm.

tuuf uE{el

ue8ue8al epeduep r'seq qrgar Buerelas

'(.tucFr zr) udw z'l

{ uep x r{ErB ru'rup {nral ,n3rn3rg

'F

ro (1n1a1) uu{ar ue8ue8ar


=
uulreduprp Iu!s IC
ue8urs8uelal

'LL=+=11
esr

{rtlIa

pllu uep 0s[[


:
rpefuatu ,( qeru tuBIBp Inlel tuefue4
z
=
00s
'ledurats qetual-qu8uq p qllldp

uur{eued .eC.V

leqlt)
nquns uer8eq eped 1n1et 1era1e1 unqnuJ
!ue,(
nlred nU suerDI 'uelutzttp Eue{ uuEurs8uuie{
pllu ,nnd*n1",r, ,u. urau,rauuial
r{Bruel

l#Ofp
IclN

08K

<

rurrr 0g

=q

0SI ESI =
00sxsT= Y
- ,[ Iu!, to'+s'= ^\

uep unu 00sE

(quua1

tuef nquns)

f -

qsry

'(.urc
edlAl L,Z = ro
ue8ue8al .Z selal uglen>Ia{

ttl td

In{el

{nlun DIdd
ruru

r.uBIBp

0zI

IJI regup lrunueu .Z0I =

- q uup ruru 00g _ ,l

lul,

0zl
r
oosl s'E = Y
,o'+s'E='y

(ten1 Suef nqurns) x

lq,er

uendunl

'1>1n1at)

tuufuu4

rlurv

'uII.u 00sE qBIEps


In{a
uu8ue8al depeq.ral eslHadrp sruEq rur uglal uu8ueEal

ualol urzr

(rutc 131 gt) edhl g'l

0096
= im. = 'o
D

laduals Ip u?{el ue8ue8al

Eurrrauau rudup lnqa*,,, Iadruar quryde uslHadrp

,-rilut,ri:rl fr;*'rf**
'1adua1s BSIlrad

lutu 000I qslupe ladurals ryref elefural rur ueEuntlqrad uuq

*'n

uBInlr

>Ngrg9= 000I x 0'II x vnt"n, rpuf.rar


i
.*n
8uu{ Euelurl u{e9 .(1euu )toleq
lsqll)
N 0r9g =
'8uqur1 u{et eslrq;

N
:tIBlBpB etgl epedlrup qlqal

= ozt x

08892

tuef

> N s[EZt = o0or x rr x

,o"f .r^

* =u

tlBIspB

uendunf se1u
qsnqes lrsp uptstalad rsleag
Ip
{ol?g
'N 0gggz = 0096 x g,z uB)[Qa[ed qzr uBuB)laI
=
'(ruru
qBIBpB uelerelad tuefued)
.** 9096

ozi

08 :nllBf ladurar selu IP tuquJlaur rolBq qengas pup uBrBl"lru a.inpn


.ue1g1a1ad

.uulurpasrp
uendurnl nquns e{ ngtuns
Euu,(
{uru[ u>pur

;ni

ueuu{q Es:[:lld

uru 00OI TIBIBpB gg11dp trd


tuurued'i;tr;p ir"q;,{rrg

li

89

| *na u

6tM

-]
Pedonan Pengeqban Beton

64

Untuk setiap penahan lateral tekuk harus direncanakan terhadap suatu gaya sebesar 2%
dari beban stempel maksimal. Arah dari gaya ini dapat bekerja baik dari arah kiri maupun
&

steflrpol

b. stempel bala bersok ttp

lyu

Detail lihat Gambar

420

Detail lihat data dari pabrik

Gambar 4.22 Penahan lateral tekuk.


dari arah kanan. Apabila banyak stempel-stempel yang dihubungkan dengan penahan lateral
tekuk, maka gaya pada setiap penahan lateral tekuk sebesar 2Vo danpada total beban di atas
bagian stempel. Beban horisontal ini harus disalurkan melalui penunjang miring ke suatu
titik yang kokoh. Tergantung dari pemilihan penyaluran-beban, penunjang miring dan
penahan lateral tekuk dibebani gaya tarik (atau gaya tekan).
Sambungan di antara penahan lateral tekuk dan stempel dapat dipaku, selain itu gaya
yang terjadi harus diterima sebagai gaya geser. Untuk perhitungan dari sambungan pakuan
di- sarankan melihat PKKI. Di setiap sambungan paling sedikit harus digunakan dua buah
paku dengan ukuran 50 x 2,8 (2" BWG 12).
Untuk suatu lantai beton dengan ketebalan 150 mm, bekisting yang direncanakan
dapat dirangkum sebagai berikut:
papan ukuran : 15 x 100 Dffi2, panjang 4000 mm
: 80 x 120 DD2, panjang 4000 mm dan jarak sumbu ke sumbu
balok anak
500 mm
balok melintang : 80 x 120 ffifr2, panjang 4000 mm dan juruk sumbu (gelagar) ke
sumbu 2000 mm
balok stempel : 80 x l2A ffih2, panjang 3500 mm dan jarak sumbu ke sumbu
1000 mm.

3.6 Meja untuk

bekisting
Kalau suatu lantai akan dibangun dalam jumlah yang banyak, hal ini dapat lebih
ekonomis dengan merencanakan suatu sistem bekisting. Contoh dari suatu sistem bekisting
adalah sebuah bekisting meja. Bekisting meja ini dapat dibuat oleh kontraktor atau pabrik
bekisting. Pembuatan tersebut (Gambar 4.23) dapat menggunakan suku cadangnya yang
terdapat di pasaran (pipa baja, baja profil dan sebagainya ).
Di atas rangka-bawah baja akan diletakkan balok anak (dari kayu) dan di situ pula
papan bekisting akan dipakukan. Meja tersebut harus dibuat sekokoh mungkin supaya dapat
dipakai berulan g-ulang.
Dalam arah kelebaran bekisting meja terdapat suatu penyambung yang dapat diatur,
ini dapat dilihat pada Gambar 4.24. Dengan menyisipkan sambungan pembantu spesial,
meja itu dapat diperlebar. Balok anak dan lantai bekisting dapat dibuat, baik dari kayu
maupun dari baja.

JrsB(u Suer pluel epedpep uetuu qlqal urpuos uolag pluel tBreq
.ug1rrg
uBp lBtlleq qlqel uolaQ UBIB{Buad e8nf lenqrueru rur Suegtuola8req Suer( lulad
{n1ueg
tue{ uFa{ 1uIuBI nlens Inluequaur uuluDt8unueu Suer 'Euuro pe/$alrp lndnp BunsEuel
uup Euesudrp qepnru luled 'tedtuat tp rorrp 8uu,{ pluel {nlun Buunq:a1 Burlsqaq refluqas
uopun8rp
le8uus e,(uunun (unrsadu4 nute JIoA leled) uqlgordrp 8ue,( ufuq tu1a4
{oror
Suenqral Surlsgaq {nlun uu:11gord1p Bue{ efeq 3u1ag
L,t.

pquur qlqal ufuueureqrlatued


rEEup qlqel u{uuerlequrad e8reqnulru
talSue8uad uBJa{ reletuatu nlred

nIq

*on*':rH ;t-r1

Sunsr-{eg depuqrel efeq Surlsgaq lrup

'l
tJ

l
EI

:nlle,('ufuuer8rual uduraqaq u8n[ epy

u,(u,uuseur-

)tF

3u

ql

tunrsederl telad
EueqtuolaEraq
telad
relep
:Inluaq re8eq.raq r.ue1ep qaloradrp ludep
tulad
lelSuruatu uu1en{a:l nlulFad

:nlru{

'ue:{rBqaltp lrdep 8ue,( Eurlsqaq BIaHI

nq

uu8unluna;tr

]A.] rBqruBC

o{
nq

UB1:

qBn
UBru

eKe
uEp

nlBnl
sele
JPJall

'BuBr{rapae Eue,( 8ur1sp[aq Bfeli[

g6.f rBqurBC

undner
%c

s9

uo)ogl

6t#

Pedonan Pengeqaan &tott

66

Gambar 4.25 Contoh dari konstruksi jembatan.


Setelah memasang tulangan atas yang dibutuhkan, beton dapat dituang. Pelat baja
dikombinasikan dengan beton yang telah mengeras, ini merupakan suatu keseluruhan lantai
struktur yang mampu mendukung seluruh beban. Untuk mendapatkan kerja sama ikatan
yang baik antara beton dan pelat baja yang diprofilkan, rnaka di bidang vertikal dipasang
skear conector atau dipasang lekuk-lekuk yang memanjang.

Di bangunan teknik sipil, misalnya

pada bangunan jembatan-jembatan sering diterapkan

suatu bekisting baja terbuang. Konstruksi jembatan dibentuk dari dua peletakan baja atau
lebih di bagian atas suatu lantai jembatan dari beton (Gambar 4.25). Profil yang diperlukan
untuk pelat bekisting dapat ditentukan dengan perhitungan kekuatan dan perhitungan
kekakuan. Tulangan atas mudah dipasang. Bila diperlukan, tulangan bawah diletakkan di
bagian yang bergelombang dari pelat bekisting. Pemasangan pelat baja dengan bagian
peletakan baja harus dilakukan dengan seksama. Bahan penyambung untuk pelat baja yang
diprofilkan dengan baja di bawahnya dapat disebutkan sebagai berikut:

rnp,r^ Eurlsplaq qoluor nrBns LZ'v ,nq)ree upud ,;lx:lHi?'t"1Hil".l;:Tilil:r*pBn

Eur
UBI

{rlpel

Surgsrlaq qBnqas t.lBP qoluo1 LZ'y rBqurBC

Ip
uB

rrB{

nslr
(loteq) re6atao
UB)T
laduats
6u;.uru Duefunued

Euu

usl
lBlu'
eleq

).,

'gz'n rsquruD epud ueluaqlp 'JnDlruls IsluBI qrunle{


usp IBJnD[ruls uer8eq ru8eqas lerllllp tuu{ Surlsgaq tulad uep>leruad Inlun qoluoc ruens
.uolderelrp u8nf ledup rur 3ur1s11aq 1elad '1npet.t uep uuluqruef ueun8ueq {nlun ruaCx
Ildls IIDlal ueuntueq uer8uq BpBd 'tunpat IrBp uelleturuad uuun8ueq uede:auad 3uepr,:
Eurlsrlaq lB?uBflu1ed uelulutuad qo4uo3 9Z', rtrquB3

+lo

I+

t\r

urelup Bruultual ludural Ip roorp Eue,( lutu?l Inlun delq Eupsy4aq pEeqes IDPdIP lear
lulacurd uolae tupsgaq rc1ad '1'5;urEuru4 uBIEP tru:lp:inruqp tuu,( uutuep Pnsas

,llvltt
dnrlas Eun[n Ip Joq

Eu;pg1aq. pteqas uopq ;-rep

u1etu qenqes ueEuep lrlpues

tqpqeq lEad

1::

tuuqnl lunqueru tue,( dnqas


nInqEP

qlqel Joqlp srueq ufutuuqnl

tue[

',apuaddottlaz. .IrlPues -rlptuau tue,(

dnqas

:lrunueru lteq1p pdup drmlasdnrP5

dnlF$ .

A;t

L9

ii

btq

I
I

G8
4.

BEKTSTTNG

Pensey'aand

BAr0K

4.1. Balok pondasi


Misalkan balok pondasi dipakai sebagai pondasi-pondasi di atas tiang beton. Setelah
bagian kepala tiang beton dibor hancur (drill), kemudian tingginya di atui dan dirarakan
(Ganfrar 4.28 a), Selanjutnya bekisting dapat dipasang.

I
I
I

r-I

tulangan stek dibengkok


kepala tiang dibor hancur
balok tulangan
lantai kerja

tiang beton

Gambar 4.28 a Persiapan pondasi balok setelah kepala tiang beton d.ibor hancur.

Untuk balok pondasi dengan ketinggian sampai 550 mm, bekistingnya terdiri dari
rangka penghubung bagian bawah, dua sekat sisi (papan), dan rangka penghubung
bagian
atas. Rangka penghubung terdiri dari dua balok 80 x 120 mm
derigan
latau OO x tOO
jarak s.k.s. papan penghubung 1500 mm (Gambar 4.2g b dan 4.2g).
^*l
Ketinggian rangka penghubung bagian bawah diatur (piketnya) oleh pekerja bekisting
dengan 'waterpas'. Selanjutnya sekat sisi diatur dan sementara bagian atasnya dihubungkan
dengan kelam (s.k.s sekitar 2000 mm). Sekarang lantai kerja setebai
50 mm dap?rt dituanlkan
dan tulangan dipasang. Kemudian bekisting disiapkan supaya pengecoran
dapat aimutai.
Rangka penghubung bagian atas dipasang dan perubahan-ueHsiinf harus
dijamin dengan
menghubungkan pasak (s.k.s. sekitar 2000 mm) dan penunjang *iring (Gambar
4.2gi

Iangk P"nsttuuung

Gambar 4.28 b. Be\isting balok pondasi.

bagian aras

:ln{lraq

rBSBqes

's'I's IBrBr

uBSuap rolues

ud

re{Bureu uu8uap Inluaqlp ztrrtu 0ZI x 08 lul e88ue,(ued >1opq->1opq IrBp ue8unqnll
'ruru 000I redtues 699 ueG8urla4 ue8uap tsepuod )totBg 6E'r JBqUBS

leqq lpq[ ued .s .I .s Inlun


oogt 's '1 's e[eq pep Inqes
0002

's

'I

's

o9r / 09
09r

09

ueE
.IBII

oot I oz

rrB{

'(qumuq uBrBBq LrBp relntup) Ioleq uBIEAuueI IrBp /I ElDlas rslEp


u8Euu[uad lopq Suusedrp uB{B B{?ru 'uoleq {olBq FBp t{B/rruq uu18uq Ip rusaqrel 8uu,( urp
Eurdures IrBp uoleq upuelal luql{V 'uoleq tsrrp EurlsDtaq BIIIo{ Inqup 3ue,( lsrs (ueded,
lulas uur8eq rp rnlual uepurq8uau Inlun e,(ueunt ryl '(0', nquog) O7,l x 08 lopq
uu8uap 8uefunlrp Brls{e sruurl rsrs (uudud) relas ( uru 0SS < ) r33up qlqal 3ue,( uolaq {olc!
{nlun BA\tFq e,(uu-rrl sulaf 'uolag uu8uap rsrrp Sutlsrxaq B{lla1 'rpe[:a Suef leluosuol'
efiefl-e(ef Brulreuetu {nlun uulqnlnqrp quh\Bq uup ssle uer8eq Sunqnq8ued u>13uey

UBI
Eup

ueBr

uer

gBp

'urur 0gg ledrues ufuuuu-r83ultat uu8uap lsepuod )toleg 6Z'? TtrqtuuC

uE{sf
[Blala
)

I
I

69

'nteg.

L
rll

70

Pedonan pengaqaan

tinggi balok
dalam mm
600

&br

jarak s.k.s. pen senter


dalam mm

7W

1600
1400

800
900

t000

1000

800

t2w

Bila balok penyangga yang dipakai lebih besar,


maka jarak s.k.s dari pen senter perlu
dihitung' Balok penyangga dan sekat sisi kedua-duanya
ditembus oleh pen senter. Di bagian
dalam Papan bekisting ini, pen senter- diselubungi
dengan pipa (besi) yang kuat dan di
samping itu berfungsi juga sebagai penjaga jarak.iGrena
pen senter ini terselubung dalam
pipa, pembokaran pen tersebut mudah dilaiutan.

untuk suatu bangunan yang besar-bes:u yang

dipakai

berulang-ulang,
penerapan bekisting baja dapat lebih
menguntungtin.[kilfncnya
nekistlng ua.la'ini dipesan di pabrik
atau

di tempat pengerjaan bekisting. Bekisting


ditunjang oleh baja profil (Gambatr 4.31).

ii'i

rerdiri aari teuai 3 mm pelat baja yang

Gambar {.Bl contoh dari sebuah bekisting-barok-pondasi


baja.

Di bagian atas dari pendukung ini 'staanders' dihubungkan


satu sama lain dan dapat
diatur, supaya dapat dipakai untuk burok yang
b".ru.u.-macam rebarnya.
Pemindahan pelat baja bekisting yani bJ*u.ur-macam
ini dengan renaga manusia
t'erlalu berat' Karena itu diperlukan sebuai'k..un
pengerek ,bouwkraan, untuk-memasang
bekisting' membongkar dan memindahkannya
t. i.rput pembuatan balok selanjutnya.
Lubang dan sponing 'sponningen' baik untuk
belisting r,uyu-nraupun bekisting baja
dapat dibentuk dengan memasang piprltuurng
atau kotak sponeng.

4.2 Bekisting batok yang

mendukung bebas
Awal pembuatan suatu konstruksi bekisting yang
mendukung bebas untuk balok dimulai
dengan membuat suatu konstruksi penyangga
dari kayu atau ju.i ,iung (besi) bersekrup,
kemudian

di bagian.atasnya dipasang barok merintang (Gambar


4.32).
Pengaturan dari penyangga sesuai dengan
pengaturan tiang ,stempel, untuk
suatu
bekisting lanrai (lihat faragraf 3;.

'BfBq IJBp 8upsqaq qquoC

,g.r

rBqruBC

uu8uep {otBq

'tBlnq ladua4s

turlsrlag gg.} rBqwBC

t
B
uoteq{qBq //
leuB rqBq
due66ued nlE)l

ledmls
rquq rylEq

ugtuac 'eEnf tglnq uEEue(uad 1o1uq rg{Buraur ledep 'zuu 0ZI x 0g rEasJed tedrua
e8tue{uad {opq ru{Etuaru urBIaS 'dqnc sruuq tuFI, Eun:lnpuad 5lopq Buqsgaq uqnpnpatr
urureluatu {nlun 'I'r;erBErBd Ip luefs-terefs uu8uap renses uu:lnlue1p ledup's'{'s lpref
'@ Zt't nqwog) elnd leref e8efuad ru8eqas raluas uaJ
loleq Suesedrp {otuq r8Eup guEualas uerteq 161 'rn1ual uer.luuau {nlun
uuEuap et8uefued

uEEuesrp nlred lsls lB{as uerEuq Ip'uru osg FBp qlqel erur88un 8ue{ {opq-{oleq rEeg
'(g prEured {Buu {opq leqlD elnd rc1uu1 Eupsplaq eEEuefuau Euef eEBue,(uC
{olBq Suusedrp lnqesral uBIa{ uer8eq BpBd'Euqurlaru {oluq ue8uap uelnledrp (nz(q {olRi
nule uuded edruaq tudep) IuI tuBIeX 'p[ueE8uad tuBIaI ue8uap uuqqlp tsrs ls{es IrBp r{B,hE\

uetEuq B{BIu 'toctp uoleq qpa)t renla{ ue{agal uele Eultsqaq qBmeq uurEeq qe8acuau
)tqun '{otuq depeqral rnlsrp tudep nlnqep qlqet lunqrp qelal Suef rsrs le{as Suerulag

'zuu

0Z

I'

08 )topq net? ztutu 0SI x g1 n,(q ueded lrup )toleq-rusep Suesedrp tuulurlaur {opq uer8e;
ssl? I([ 'Bnp pp{raq e38ue[uad reluurau {nlun uB{uuresrp tnted eE8uefuad re8eqas ro
Euere) 'L1BJB ?np IUBIBp IIqBI lul nlus ptapeq eEEue,(uad qenqas ueEuap uue8Euefua;
'Bnp ptopaq u88ue{uad ue8uap (urn 0gg
< FEup) )toleq Eullsprag q Gg'? TBqEBC

'nlBB rrB{raq n/(o1 u36ue.[uad uBEuap (EE


o Gg.? rBqurg

0gg > rS8trrl) )totBq Eurlsrxag

tue,(
{pqBd
'8uu1n

rBOEI6

lleq

ruEJBp

IP UBP
uurtuq

lfrtn |.,3lq uqBucd

nlrad

Ffnooued nlBrl
arE1t;;eu,

urqol

nE<

}L

oreg

ue

,*-_ _

72

Pedonan Pengeqaan

fubn

menggunakan balok yang lebih besar, beban-beban diperkenankan


tebih besar pula.
Di atas bagian stempel bulat dapat dipasang dua balok melintang yang sejajar dengan
sumbu balok (Gambar 4.33). Supaya dapat .enyangga alas balok,t
ut r uuii.n balok
melintang dipasang balok anak. Tentunya penyanggaanuntuk bekisting balok
aapat memakai
stempel baja berulir. Perhitungan kekuatan dan perhitungan kekakuan
untuk bekisting balok
sesuai dengan perhitungan bekisting lantai (lihat 3.5).
Sesuai dengan Paragraf 4.1 untuk proyek bangunan yang besar di mana
bekisting
b{ok harus dipakai berulang-ulang (berturutan), pemakaian Uetisting sistem dari baja dapat
lebih menguntungkan (Gambar 4.34).

5.

BEKISTING DINDING

Pada waktu menyelesaikan bekisting untuk pengecoran lantai atau jalur pondasi,
akan
diperhitungkan tempat dari dinding beton yang telah direncanakan. Di tempat-tempat
tersebut
dibuat suatu peninggian (penebalan) dari beton (Gambar 4.3r.

dinding

tulangan lewatan U (bentuknya)


15

100 papan kayu penghubung

80 x 120 mm2

(.?
.-.

lantai beton

Gambar 4'35 Peninggran dari beton di atas lantai atau jalur untuk keperluan
dinding beton.

Dua balok kayu 80 x 120 mm2 dan papan penghubung (15 x 100 mm2)
dengan
bantuan penjaga jarak (berupa blok beton kecil) oipurung di atas
bagian tulangan atas.
Pengecoran peninggian tersebut bersama-sama dengan lantai. Setelah
lantai cukup ri.ng"r^,
balok dan papan ('badding') dibongkar. Sekarang bekisting dinding dapat
mulai aipenii tan.
Bekisting dinding biasanya (Gambar 4.36) terdiri dari: bekisting kontak (dari
papan
kayu atau multipleks) yang ditunjang dengan 'staander' (dari balok kayu)
dan ,gording'
kayu horisontal (balok ganda). Dinding pemisah disusun dari bekisring
kontak dengan
penegak yang sudah dibuat lebih dahulu (sesuai dengan bekisting
lantai).
Selanjutnya dipasang dinding pemisah yang pertama dan ditunjang (penunjang
miring).
Sekarang tukang besi dapat mulai menganyam tulangan dinding
Bab 5). pada saat
irilrut
yang sama' pekeda bekisting dapat memasang balok 'gording'.
Ltat dari balok ,gording,
ditandai pada balok staander. Pada bagian Lalok 'stuund".l dipasang
kelam penunjang
'vlaggetje' dan di atasnya diletakkan balok 'gording' bagian
bawah (biasanya dipakai 2

kelam penunjang per

4 meter

gording). raJa goraing ditandai jarak dari pen

senrer,

selanjutnya pada dinding pemisah dibor untuk lubang pen senter.


Setelah ,r,,ru pen senter
ditembuskan, 'gording' bagian atas dapat dipasang. Bila penganyaman'tutungio
,rr.rui,
maka dinding pemisah yang kedua dapat dipasang puia. Pertamu-ru*;
pen senter ditembuskan
ke penjaga jatuk. setelah dinding pemisah kedua dipurung kemudian
pen senter dikencangkan.

sruBr{ uuEuenued suare8ue4 .ueroca8uad

e1po1 lpefrq ledup Buef BurlsJleq


u,uu{ar uulrleqraduour
eped leluoslroq
.au,puip
srueq
Bu,,ruel
SuFsHag
}rnrgar.u rrrulsc
EuJpu;p BuJlsplaq BunlJq8unri .r.,

";;

tedures

00t r,lHas reledrp tudep tur

8ur1sr1aq
Bue,( u'Br'r{rraued
uup
,rll}ff
rnlun 'e[eq rrup Surpurp Surtsr{aq qenqas 'etuuslas
qoluoc u,{rraqrp g.? r'qu'c
Bped
r,r,,..--r.{3,I{il;Tl'Jirlrff,jll,;;lfirr:$;:;::ffilr1

ue'uap sRuouo{e qrqar


rudep
Eultsqaq
Burpurp
nprd-rrfrniurl.)gg.,
)oqutogl'n,(rrnpn,
urrl,nrrlriueu u,p ruolo{ uur'uq
epud uu8ueru Surpurp
lenquau
ueutralad

{nlun

ueqeqtue1 Ireqlp Eunsqag


e[a1a4

uep,edep,,,q1i::ry,;i,!i"iil"*,I':i}!f;1td:lii,,j,fi
'sn,rflapas reSu?s uoreg
Surpurp npna

nir*aBqe;'d; u,{n{el

'*,,ffiT,J;**:;:

.gelacpueqnl

uel'nq.ued

e
a, p,o?l-,Tlfr
'"e
;:H' :ffi :J:1, ;Ji :,ffii
qecuurad
wrslpeslp
Euuas
Suipurp
roJ qnlrqas uerEeq rg .turpup
rues lp Euusudrp u{ueq rur
-3u1tsp1aq
ISIS uer'eq
arnlunira
ulqoq uup (roc uotaq) uerocaSued
nllur leluoslJorl ueqeq_ueqeq'uu^u
uur{sueur {nlun "p;,
Burrru aunirnllp iu,purp Burlsqag
s

q Ia,

ua

s u ed

[*:r:]*:ljl

'ue8uenuad qecue.rad
ue8uap EuSpurp Eurlsgxag gg.f
rBqurBC

uPrl!sraqurad 6ueqnl

lnq.
o0t x 9t

uuT

6ur.rgur Euelunued

tude

tups
rOIBq
i

Iu)[BU

ueEu

roFq

ll

il

rl

I
il

8t

otnw

toleg

--!
Pdonan

74

Pengoqaan

ketam pengganjaI

Gambar 4.37 Contoh suatu penyelesaian sudut dari bagian bekisting dinding.

Gambar 4.38 Contoh suatu bekisting dinding dari baja.

&totr

t'

'rE8up uep lurrrrou 'qepuar pluosuoq

3ur1s11aq uuue{el eFeE eruluu uulepoq-Bpaqlp mqueE UIBIeO 'raleu uulup roclp uuIE
Euu{ Eurpurp r88ugt uu>lnefurp IBIrue^ nquns Ip uep zu/Nl UIBIBp reuotu uolee ueuetra
uu1qu,{urp Istuosuoq nquns Bpud '6', ruqueg uped lgur8 re4udrp ludup ruuour uolaq qelo
uu>neqDlsrp 8uu,{ Surpurp Surlsgaq upud letuospotl ueuelal {nlun 'uutuopad ru8eqag
'Epaq

-Bpeqreq ledep nulnd :ad nele Isatot rad uep 'ledualas uuurelu8uad Fup Sunluu8ral tuuas
rul nlnqeq 's^rn{ uep snuru ruulsp urnlEuurtp sBlB Ip lnqesJet tue,( roDluJ-roD[eC

uetuulnl uup

uaederel

ueBuelnl

ueluputuad

uruc (.roc Euu1e1 ue8uap nBlB seqeq qnluD ue8uenuad apotau


uetuenua4
tunspteq tuulup reuotu uolaQ pup ryfueuau uuludacel :
(e5ul1) uuqeqtuut ueqsq (upu u:11$ uu8uap uetues uele18uad nUs^\
(dun1s TBIIU) ruuotu uoleg uup ussllseldal
JBuotu uolag
:lDIIJeq re8uqas urn>ltuerp
Jsuoru uolaq atunlo^

lBraq :

ledup Jeuoru uolae luluosuorl ueue>lil JBSeq rqrue8uadueu Suef Btuuln JoDIBJ-JoDIBJ
'uru 0SZ s'I's IBrBf uu8uap uu8u!:ef ue3ue1n1 epeduep resaq qlqel tue,( (Eur1s11aq rp

pluosuoq uBuBIal rqnpeJ ueqtuatu ue{u turu 0S 's1's

1e.ref uu8uap ueEuelnl tuuleg


'ueBuu1n1

roc uoreq u.rr,qp'BEuau IuI rlrpt,rat tuer ,r, '*ntil"":ilt'JHrifi:"t;'HtHJil


Irup Jorrp 8ue,( {[ Eurpurp epedgup resaq qlqel tue,( pluoslrotl uuuelet uulpseq8uru
nlle^r urelup ralau g uur8Eurle{ pep roclp u{ulusnu 'gr1 Surpurq

uuls rur 'uri[

'uu{lsBuP.lrF

ledup SunsHaq !p Fluoslror,{ ueuelal Buuru !p Jo3Ip EueI Eurpurp uep Jegal uep Surlsqaq tr
Jsuoru uolaq qequsueru ueledacal qJes ruuotu uoleq ssqeq ue8uenuad r33up '(rna8 tep
nu1e JqaE8uad

urueD ue{leperuaur

BJBJ 'Suenuaur BJB, B^\t{Eq

selaf qupns e,(un1ua1


'uu8uenua6

'llcel qlqal tuer( pluosFoq uuuslat paqtuatu ur:{r


r{Bpuar tue[ dunls rc1tu uuEuap uolag 'rul1..pl Ol x ?'Z rulplas rtEup raleu rad pluosr-q
uBuBIal Jusaq '(racua uoleq uu{Brueurp) rEtup tue,( drunls Jupu uuEuap uoleq 1ruu:1

.rBsaq qlqat
i'Z sruurl utnf p11ue,l turpurp nlsns uped ptuospotl uBuu{el B{sur '(3u
\el
epeduup ruseq qlqal \ul l'Z (eiup>t A1W) uolag eulnlo^ 1eraq Buars;

lAl

OOO1)

rp

'efusrualar
'letrrua,

..ru7511

uup
OZ = 0I x Z pluosuotl uBuBIel resaq 'talaut snp uPtuBIBpe{ spgd
turpup qpnqes eped ru I rrBrrrEIEpeI Ip (zru/8l 000I) zulNl 0t ruseqas Isluosuotl uutnr:n
uu>llnqrurueru (1e4ue^ rmlnp) rre ralatuag 'tunlg1p qepnu wp InqutqlP upte{ Iq
rrBrre:Iel .tueuar urulol turpqp u,(upslur tupurp nluns uped efra1aq tuu,( JrB uuuu{el uetu:u
rgnses rur 'tuppplaq uped Juuoru uopq IJup IsluoslJotl uBuu:lat Eunllqtueu UrEIB(I
'JUUotu uol3g

l*

IIBIBpB qnruEuedreq

tuui(

JoqeJ-rryi
elglum.tlr

ugue:Ia1 u[urpe[.1a1 gnretuaduaur ludup uup tupuadral Eue,( udu ropp;-JolTlJ

'uetmtua
Blpe:t uu:pepulrl1p 1udep nlrad IBpp trmf o{lslJ'nll uuarey 'uerocatuad tees uped

ugue)la llceryadrueu nBlB resaqradureru ledep tue,( udu roppJ-roqBJ elnd

turm

pqrn&n
tryq u

fr*

9L

*--

Pe&nan Pengnrjaan &tot,

76
0

I) rnr,f

(300 kCtO
50 ld,Unf (5000 kg/mz)

2
o

Eg
E1
g5

90 mUm' (9000

kdml

I
a//222,
E6
t,
E7

x 21 = ltP klvnf

.E

10 20

(10200

kg/rf)

30
tokanan boton rno,tar (klurn2)

= too kg/cm':

Gambar 4.39 Tekanan horieontal beton mortar.


Bila merencanakan beton mortar dengan berat volume 2400kilm', maka boleh memakai
pedoman berikut:

Gaya horisontal rendah, tekanan maksimal < 30 kN/m2 (3000 kg/.')


kecepatan menanjak di dinding < I m per jam
nilai slump S 80 mm
tinggi dinding ( 3,0 m
tebal dinding < 200 mm.
Untuk tebal dinding 200 mm < d < 500 mm, tekanan maksimal per
dinding diperbesar dengan I kN/m2 (100 kg/m2).
Untuk tebal dinding 300 Dffi, besar tekanan maksimal menjadi
30

kN/m3 +

300

- 200

l0

I kN/m2 = 40 kN/m2

Gaya horisontal normal, tekanan maksimal S 50 kN/m2 (5000

-x

l0 mm tebal-

k/*')

tinggi dinding < 3,0 m


kecepatan menanjak < 3,0 m per jarn
tebal dinding < 250 mm.
untuk tebal dinding 250 mm < d < 500 mm, tekanan maksimal per 10 mm tebal
dinding diperbesar dengan 1 kNlm2
tinggi dinding < 6,0 m, kecepatan menanjak < 1,5 m per jam, tebal dinding <250
ITUN.

Gaya horisontal yang besar, S 90 kN/m2 (9000 kg/m2)


dinding untuk bangunan tuang yang tinggi; kecepatan menanjak yang tinggi
dinding-dinding yang tebal

Catatan.
Bila tinggi penuangan bebas dari beton mortar lebih besar dari dua meter, maka tekanan
sisi harus diperbesar dengan l0 kN/m2 (1000 kglm') karena efek kejutan. Pembesaran ini
dapat dibatasi sampai ketinggian teratas I - 1,5 m di bawah bagian bidang penuangan.
Contoh.
Sebuah dinding ketinggian 3000 mm dan tebalnya 250 mm dituang dengan mernakai
keran. Karena tulangan lewatan 600 mm lebih menonjol di bagian atas bekisting, maka
letak'betonkubel' diperhitungkan 1 m di atas bekisting (adi ekstra tinggi penuangan sebesar
I m). Kecepatan penuangan (kecepatan menanjak) < 3,0 m per jam. Hitunglah tekanan
horisontal beton mortar.

uulnlueueur Suea 'Jeluas ued qalo Btuuellp Eueru>1as n,(e1 ledruels rp uendunl rs>lea1 .S.e
SurEue4 IP lauel Surlsgeq uep uu8untlq:ad uu8uap runses Suqsqeq uep uu8unllqrad

'(31

OOO7)

Npl

0t

r.lBIupB

'sreurr
(qrs:aq/snleq uoiaq) I @7
[-J =
(3tutu ggt x
rn{r8uad 1e1ad uernln)
6St
1gu e,(u8

raluas uad upud uu{urzrrp 8ue,(

(.tuc73>1
BdI I 000'0[ = A sqrsllsule snlnpotu
000'00I)
(zucF>t SI) sdlni
x 9Z'l = 1. u?Iutzllp 8uu,( rasa8 ue8uu8al
S'I
7'l
=
(ztucp>t It ) PdI I I'g = S'Z x SZ'l =Po
n{e1 uup uulurzrrp 3ue.( uundunl uelel ue8ue8el
(zurcF{ SZI) sdhl S'Zl = 0I x SZ'I = qo

qeurad unlaq 8ue{

Surlsqaq n[e1 1n1un luturs{Btu Jnlual ue8ue8al


II sBIa{ uulBn{a{ 'zuu 0zl x 0g uern{n {olBq-IolBq
II wle{ uelen{e{ 'ruru 00I x SI uerruln n,(q ueded
:EIBtu IDIBdlp
n,(e1 uep SuqsHeq r{llldlp EIIS 'zr.u/N{ SS rgseqes eler r8eq

V nlnu

-ral uulsuo{ ueqaq ue8uap ue>18unrrq:adlp qrtoq

tu L.0 =

Uq?^\eq

8ur1ed uere8eq

tq '(Surpurp Eurlsgeq unuas Inlun uelnlueuatu Susf rur) ,u71.,11 SS qBIBpE rslroru uolaq
letul$Ptu uuue{at e>ptu '1etu.tou pluoslJor{ rreuuqequad ue8uep uulSunlrqredp qaloq Bueral
|uls Iq 'zu/lQl ZL = lZ x lpef 'rBlJotu uoleQ uBuBIal uulnpadrp u,(ueq e{Bru 'telaru enp
upudlrep

{nlun)

IIre{ qlqel ue8uunuad rnDre uur8eq


'setBral uer8uq 1p ur

rp

rsuoru uolog pup qnluf uerSSuqal Bua.rcX

'(ru S'I JBSeqes uu13un11q-radrp rurs rp ueuerrreal


S'I rcdures 1 uped suleqrel deta1 ruseg Suuf qnlBf uer33ur1a1

peP uelnlal {aJe'ui(tueueqas'ztu/N)t 9l = OI + OC x S'I) rpufuau e{uueue>1a1 Suerelas


'qemeq uurSeq sulB rp ur s'0 spBd'zu/Nl gs = 0I + $z x 0'z) = Juuour uolag uBuBIa
rpseq 'r3e1 uolaq tu s'0 Suenuau qBleles 'zu/I\Q[ gt = 0l + $z x s't) rlulBpB rsuoru uolag

IetuIs{BIu uEuBIal reseq B{utu 1nfue1 qlqel tu S'0 luqales uolag ue8uenuad nefuruau epg
'zu/I\pl ?E = 0I + 17, r.puf 'zulN{ 61 ueSuap reseqradlp srueq
lnqesrel uBuBIal 'qnlef uer33ur1a1 LrBp rBsaq uulqeqasrc 'zulNI i7, Q X nd Jsuotll uolaQ
IEtulqut,u uBuB{el elefual '(0r'r toquog) LIB^\pq Surpd Euef uuuped Jaleu nles uer8eq rD
uoleg uu8uenuad lBqIIau ulrg 'r33u1t qlqel tue[ reuour uoleq ueuB{el BpB nluagat ledua
-ledtrral rp qelede esluadrp npad 'ralaru T, Wp rusaq qlqel ue8uenued rt8qt Buere;1

'zu/N)I gg rpefuauregotu uoleg uBuz{al eSSurqas

'r* lNl S = zull{:l I *


00#0fi

ueEuap resaqradrp stuerl ssle


'( ruru
< tutu ggg Surpulp Isqel uuarey
!p
IBIIu
002
)
'zulN1 0S IpBf ileturou leluosuoq
uulSuntgradp qaloq sle{ural tur qoluoc ruulep unlpaqlp 8ue{ u1up IrBq

IB

ur(eE uu8uap

'rrporu uqaq uBurltrl Sunlrq8uary 0?.r rBqrrBC

-\-1,
ie

,z

l-,1
ol

W
oum

LL

ttot,

Pedoman Pengerjaan Eetqt

untuk bekisting dinding dan balok penahan adalatr perhitungan dari penuan ganO,7 m terbawatr
dari bagian meter terakhir. Untuk perhitungan kekuatan dapat dihitung dengan:

M-ar"l2danf
-2'5
10
384

*lo

(Peletakan berkaitan dengan adanya banyak tumpuan serta beban terbagi rata

di

mana-

mana).

o Bekisting dinding bagian papan kayu 15 x 100 mm2

w - ] urr' =l* l00x 152 =3,'l5x 103 *rn3/per


66
I = 1Un3 = 1x 100 x 153 -- ZBx 103 *m4
t2
t2

lebar 100 mm

w = 0,1 x 55 = 5,5 kN/m = 5,5 N/mm

Perhitungan kekua tan

ob =

. i..A,
jadi
12,5

= ,il1d
M = 12,5 x 3,75 x 103 = 46,9 x 103 Nmm
M = + *l? ;46,9x 103 = +" 5,5x li
l0
l0

,i

t?= 46,9x103x10
5,5
t?= 8,53 x 103 sehingga lr -292
Perhitungan lendutan

2,5 wlt

f_

f-at

384 EI

2,5x 5,5x lf

x 103 500
x
384
10000
x 28 x 103
r3
rl
ffi
384

l? =

10000

15639

28

103 maka

lr =

l,
.

5oo

I1

ll

250 mm.

Lendutan ternyata yang menentukan


Tekanan tumPuan dan tegangan geser memenuhi lebih dari cukup terhadap persyaratan

yang ditentukan.
Pemeriksaan diserahkan kepada pembaca.

Balok penahan 80

120 mm2

w - 1 un' = 1 x 8ox t2o2 = 192 x 103 *,',',3


66
t = 1 un3 = 1 x 80 x 1203 - tt5z x 103 mmo

t2

w = 0,25

t2

x 55 = 13,75 kN/m = 13,75

N/mm

nquog) I Inn

{otBq

I
I
il'
]i
il

j
l;

'BpuBt purproS. uu!8eq uped uuquued


I}.} rBqruBC

ue:tqolad rsluar UBBS{Fauad

uBlr

'NI 9'II = (S'0 + 9'0) x S'0I = "U


:e83urqas

tu/Nl S'0[ =

rp uu{el ue8ue8al Sunlrqrp


Z

-tp (ru 9'o *)

C#effr

Bl?r-BtBr uuqeq resaq rpei

rrr/Npt z'L = gL'er


= Im .(tr ;
"
snrcq BIntu-EInu 'tU I*p uu8unlrqrad {nlun
''U ,lrlo IDIfdlp u,(uesrs uep 8U qalo Inlrc

fi

qe8uelas sule rp ueqeq B/hquq 'du88uerp JB IrBp uer8uq {nlun


Yu
= gL'El x (s'0 + z'o) =

'N)l 9'6

'tU ,l"lo 1mgdlp ufuesrs uep vU qalo lnlrdlp (ru S'0 IpBD tuelux
gutualas sslB Ip ueqaq B,$qBq deSSuerp (ur 0'I) gy uer8eg'oU qrlo InIIdp Euns8uel tur.

(ru Z'0) Je^alnuu{ nlens rp ueueqaquad rpuf:el uelrsrunsBrp 'va

{oprd

ueuroped ede-raqaq uu8uep 1eqo13 ueEunlrqrad

uqn{elrp

ue>1n1uauau {nlun
'Buer{Jepes 3r.r:

uB{B B{Br,u'uu>p1a1ad

rs1l;-

JBSaq uep uu8ue{eq lpllpes ludepuau ruBV ')grDlel BIruE{eu snu(u ltunuatu Suntr'-':
'.Surpro8n eped unu 0SZ 's'{'s >p:ef ue8uap npuoors rs{BeU 'W'V JBqr.uBD lrunueu qll!; :
.8utp:o8. uer8equad nlens '.EurproE. uup uer.{euad qoluq uJslue uaplatad IsTBeJ Bs{uad

'us{nluauau 3uu.(

ue1

npual ue8unlrq:a4

'r,rrru oLEl = ,l u{?ru 'sol x vLS|, =


tt
sL'glxs'zx00s
Er
u0I x z9II x 0000I x ?8
r0I x zsII x 0000I x ,8t
fi XSI.EI y.9,Z

-tI 00s
LI

'uu1npuel ue8unlrqra4
z1 uSEurqas
'ruur lzEI
x g'fLl = :t
=
r0I
SL,EI
0I x eol x00t7, = it

Zt x s['I x 7 = eor xootz:lrn + = rr


UIUIN
x O}tZ = eOI x Z6l x S'Zl = lt
,gff=s,zt1p4#=qo
eOI

'wlBmlal

t{3rllt

uutunlrqra4

rcpa

6Z

g0

pedqnan pengelaan futon

di R. (0,6 m) dianggap beban seluruhnya (di sini = w,) dipikul


x 1,2 = 4,3 kN

Pada bagian kantilever

oleh

\.

Jadi

R" =

Besar reaksi tumpuan yang diizinkan untuk balok penahan di bagian 'gording' (2
3,1 = 39680 N = 39,7 kN (memenuhi).
balok) adalatr: A x oo = 80 x 80

x2x

Periksa tegangan geser pada balok penahan.


Gaya lintang maksimal yang diizinkan adalah:

3V

senl e

1,5

V-

r.

jadi r,5 =
- -= seilngga
2x 80x120
ff,
2x80xl20x

=-_9600 N = 9,6

kN.

Gaya lintang yang paling besar (tepat di atas tumpuan A) adalah: 0,5 x 13,75 = 6,9
kN < 9,6 kN, jadi tidak membuat masalah. Ternyata pilihan pembagian gording benar.

'Gording' horisontal dari balok ganda 80 x 120 mm2.


Dari perhitungan reaksi peletakan untuk balok penahan ternyata, bahwa 'gording' di
tengah menerima beban paling berat yaitu: per 0,25 m (arak s.k.s. penahan) adalah I1,6

N'Per

meter 'gorrding':

w=

W = 2 x 192 x 103 =
| = 2 x ll52 x lOa =

46,4

kN/m =

46,4 N/mm.

x 103 *.n3 12 balok)


23C4 x 103 *mo.

384

Perhitungan kekuatan.

M 'rdi 12.5
L4----------=
ob =
= --W Jt
3g4 *-lOt
=

}yf

,z

1l0 *t'
4550

l_-

; 4550

103
46,4

x 10

x 46,4 x 12
=+
l0
= 98,1 x l0a, sehingga I = 990 mm.

103

Perhitungan lendutan.

rl--

It
500

13=

2,5 wla
384 EI

f=ll
maxs 500
2,5x46,4x14
384 x 10000 x 23M x lOa

384x10000x2304x104

2,5x500x46,4
13= 1525 x 106 maka l, =

1151 mm.

Periksa tegangan tekan tumpuan (Gambar 4.42).


penahan

'badding'
pelat pengikut

pen senter

Gambar 4.42 Detail struktur 'gordingl dan pen sentr dengan pelat pengikut.

'Buer{rapas Sued uro1o1 Eu11s11aq nlens qquoC


77.} ruqrrrup

'urolo{ 3ur1sr1aq {nlun .rnlutuac

.suBDL ue8ueseuad nlung

gf.f rBqrrBg

'DlBpuaqe{rp 8uB,(
Intux,
lBdBpueu uSSurqes Surlsqaq e[:e1ad
qelo
r{Bsrr.ued
Surpurp
rpgfuau
unsnsrp BueF qgursBlB rp r.uele{
uESuap
uern{uaq
x
n,(u1
roleq
uude4 .u,(uSupsD1eq qgpnqr
00[
zuu
sI
EuorEI ISIS BIUBS lEdure t8as nete Suufuud 18es-rad ledua
{nluaqraq u,(ueserq *o1o;

Isls Brues ledua JBas nelu Buefued g8as.rad ledtue tuoloy I!

ruoaox cNIJ,Sr}Igg

.g

'ultu 009 's'{'s {BrB['zuu ost x osl ln{8uad lu1ad ueSuap :e1ues uad
Ir', rEqtuEC trunueu 's.{'s >1eruf .zuu 0ZI x 69 upue8 .Burpro8. Ioluq
ruru 0SZ 's'I's {BrB[ .zuu OZI x 0g rapuuels {oteq
zuu 00I x 91 nfel ueded
:LIE9

Irlprel urtu 0O uelsqela{ uu8uap raleu e311 r88urlos uoleq Surpurp Inlun Surpurp Supsqag
:ueurn13uq1

07,Ix0gxcxz
O9S8I X

9.I

p.

VZ
==L
AE

= #:n1ruf

JBSeqJq Suer( Eue lur

fz =

.JE

:efuresaq upue8 .8urppuq, Jed rasaE ue8ue8al e88urqas

'N:r o9s8l

BdIAI

6'9,

1 u{eg

osl x 09 x

OZILE
:rIstEPr

m:1fuad luled us/rruleru Euef


uufeq rp
uunduru
uu>Iq uuEuuEel JBseg
.Eurprot.
'Jaluas uad ryruf pteqes unu
008 IIBIIlllld 'uB:lnlueuetu tuuf
Intun ue)lulzlp tue,( {IJBI uelBn)Iex
WIBpE ralues uad

'(uru/N ?'9? Ai BUerel) utu


=
JBseg

'N 0m0, = Ip[ 0,

Z9g

= *000,=

z) ,

sI

:n1pf luutl$[Bur tuu,( Jetues uad .s.1.s


rtBIspB retuas uad uerteq uped uDlurznp

ryld

In)II(

tuer IIre1 e,(eg

I8

Ougsp

wt4

82

Pedornan Pengetfuan Betoo

Tentunya dapat juga menggunakan pelat bekisting dari multipleks dengan ketebatan
$ - 2A mm. Sebelum mengatur bekisting kolorq awal mulanya tempat dari kolom ditandai
di atas lantai beton. Selanjutnya suatu 'krans' pengatur dipakukan ke lantai untuk bekisting
kolom (Gambar4.43). Sekarang dijamin penempatan kolom dengan tepat. Setelatr tulangan
kolom selesai dianyam, empat dinding kayu pemisatr dipasang di dalam 'krans' pengatur
dan di bagian ujung siku-sikunya dipaku.
Agar tekanan beton mortar dapat diterima jumlatr 'krans' hanrs cukup dipasang. 'Krans'
kolom ini dapat dibuat dari empat bilah papan yang dipakukan satu dengan yang lain
(Gambar 4.45). Jarak s.k.s. dari 'krans' (maksimal 750 mm) dan makin ke bawah semakin
dekat jaraknya.

Gambar 4.45 Xrans'dari kayu.

Gambar 4.46'I(rans' dari baja.

Jarak s.k.s. 'krans' yang benar ditentukan oleh pekerja bekisting yang berpengalaman
atau untuk kolom berat berdasarkan perhitungan.

Tradisi 'krans' kayu semakin banyak ditukar dengan empat batang 'krans' baja yang
spesial dibuat, di mana dalam waktu singkat mudah dipasang dan dibongkarnya (Gambar
4.44. Bila 'krans' selesai dipasang kemudian kedudukan vertikal dari bekisting kolom
diatur dengan pertolongan dua penunjang miring (Gambar 4.44). Penunjang ini harus dapat
menahan baik gaya tarik maupun gaya tekan.

Umumnya kolom dicor dahulu sebelum memasang bekisting balok dan lantai.
Pengecoran kolom dikerjakan dengan memakai perancah untuk penuangan yang dipasang
di samping kolom. Jika kolom dicor menjadi satu dengan lantai dan balok (monolit) maka
dianjurkan di bagian bawah dari bekisting kolom dibuat sebuah lubang pembersihan (Gambar
4.4n.Kotoran dapat dibersihkan dengan menyapu atau menyiram air (angan lupa menutup

lubang pembersihan yang benar). Suatu bekisting untuk kolom yang berukuran besar dan
misalnya dari multipleks, umumnya disangga dengan penegak vertikal yang dikombinasikan
dengan gording ganda horisontal dan batang-batang penarik {Sarnbar 4.45). Cara bekisting
demiUan memerlukan banyak tenaga ke{a.
Untuk jumlah kolom yang banyak dan sama ukurannya, ini dapat menggunakan sistem
bekisting. Di samping dua buah contoh yang diperlihatkan pada Gambar 4.4g,jelas tentunya,
kalau ada banyak kemungkinan varias.i;variasi yang lain.

'@s't nquog) efeq pup tuolo{ SunsHaq tuelsls


ueEuap uul8uuqtuFadlp
tedep efuuerelerued 'ufuu?rn{n Buus uup
Buer(
.,oror
lernq
rt*Iun[
1efueq
{nlun
.efuq
telad rrep repunq
Sunqnlas nule ''c'R'd edrd "ilor-tcr Sunqui :r:ep qrlrdip
tudup e,(uuereluu:ed e4uu-r .snsntp

uquru{sred epe
ulrg 'r8u1
qeu:ad
{uprr
lunqlp
-rldtueq
rnpp
1,uo,ripnr1 Buqsrleq ueguap
l?rnq uolor 'rurs Ip u'rn{urrp 3ue,{ uuqeq uueFa>1ed e,(u1e,(ueq uuSuap
unilnlrrg

tBlnq

luolox

I.g

'e
Iu
3u
uB

uEl

dnt
JDq

'urolo{ Eurlsrlag g?., rBquxBC

B{

tu
'lel
epueo

roteq

Jrl

ted

tIIol

tDq

tue
ust

'utolo{ Eullsqaq qa^rBq uur8eq


Ip uBqrsraqtuad 1n1un Eueqnl

l}.,

rBqrurrg

uplBu

up1
.sIIE

mtut
uetur

tupsl
IepuBl
uulBq(

wlql

88

OWsm

84

Gambar 4.4g Contoh sistem bekisting kolom.

Gambar 4.50 contoh bekisting korom dari baja


untuk kolom burat.

sudah jelas bahwa kemungkinan

membahas beberapa variasi bekisting kolom


dapat
dilakukan' Akan tetapi, untuk meninjau semua variasi
ini, pembahasannya amat luas.
Perhitungan

untuk bekisting kolom sesuai dengan perhitungan


untuk bekisting dinding..

7. BEKISTING KHIISUS
7.1 Bekisting tunnet
Andaikan pada bangunan tinggi (hotel, kantor,
flat) atau proyek bangunan perumahan
yang besar; kemudian pembekistingan dinding
dan lantai, prng.irran, dan pembongkaran
hanya dilakukan satu $:ail saja, rnaka capat leuitr
ekonomis a.ngun menggunakan bekisting
tunnel' Panjang dari elemen tunnel sesuai dengan
kedalaman bangunan. pada awal mulai
melakukan suatu blok baru, permulaannya memasang
tunnel pertama dengan bantuan sebuah
keran penggerek' Setelah memasang tulangan
dan lagian-bagian dari dinding serta
lantai
yang akan dituang, tunnel selanjutnya dapat
dipasang dan seierusnya.

3u11sqeq nBIB) 'uslFadrp

.Eutpt1s.
uup tue,(elrp rB{uBIe[p tuluetued
ryrlBuop ugp Euusudrp
tefueurad tuuluq 'rocrp uolaq 'tuu,(uurp ue8uelnl .nF.i piunl
.sBlB eI
FBp TBInIAI
{rpu
{FelP (Surpurp qe8ual-qe8uarlp uperaq Euu{) refueuad Bunroq irrlnir* Buesudrp Buu[ renl
[IBp tuBIBp Surisrlag'.3urpr1s.
Jnounlotu rulntrlludup unrpn-r1 ,Jeporu uolae uefiuap
{icu
.srde1_srde1.,rq
tsrrp Surpurp qulalas 'turu
srdulas
967
uojrq ur3urp rsrrp Burpurq
luqol
'relnurp tudup ueroca8uad u{Btu .tuufuurp qu1al
tufuuured
qe/rruq uur8eq rp redures
{oPq
Surpurp
lr?p
uu8uelnl e1r1 .Buesedrp ledep renl
',rrr1qoq*111,
qucuerad uBp ruBIBp rBluBI Suure>1ag 'es.t nqtuog)
1ufueurad aunrnq uu8uap

tu[uuuad {erep uelpntuel '(tutu 00zI relrlas uFuriSult) Eurpurp

t
q

p
3
u3,
uBl

Burlsr>1eq Euesudrp

?rusl-Erugua6 'Suesedrp
tupsllaq .sura8uau
dnlnc
.turpr1s,
uup
uelsurnlip BLepnB uep
'
tsupuod qBIelaS 'unpuu8 8uupn8 uup rnrunlau Eupsr{eq wquqrp
uu>lg rloluoc re3eqag
'e{ure8uqes uup r88up ueun8ueq
Ip Ull Bueqnl
BJBueur :nlre{ .arip11r. aupsqaq

'.olls. unpue8 Suepn8'dese Suogorac'uoda1a1 uep rsr^alel

ue8uap us{n{ellp ledep 8ue,( ueefraqad pep qoluoJ '(srlerseds) seq{


buri unn,iur-ra q"1o
IrB{BuB$IBIIP rut ulBlas 'lrBq lusleru uBp tuets uu>ln>Ielrp
.(.Eurpi1s.;1
.Eurpr1s. efuuntun
roJlp nreq tuu,( uoleg InlBleru lg{ruel I{urB ruBIBp Sunqureurrrrq rur BurtsHrg .rniFrs
uunueEradrallrr 1g "

Dllreurv IP ptBdlp uup Euuqtua{raq {pu tedep Surrsqaq

rI .

'sB

ledr

'unrn>1

11eu ledep EuJpplag T L


'lauunl Surlsqaq uu>1seda1au qCIluoC
Ig.r rBqrrrup

'ruducrp ludup uB{BuBcuarrp 8uu[ un8uequaur


uuledace>1
e8furqas .urtuufueu
ueBuBSIBlad rseslueS:o epq lequpuer ledep ufueq
1rrunl uelsrs uueun3iua4

:[uq tuur(

u+

rEEup unEuequrau uepdacel

uernln wBuB$[BIad qepnu


roc uuEuno,,l?lil
.ufuocrp

il:r'i:1,'#'1ff

turpurp BJsfuB uuEunques ufurqgp


Brugs-Bruusraq
plu?t
unp tuipurp
:IIBIBpB (lspan) tupulp ugp JsluBI tupsgaq depeqral
lauuu aulrsgaq nter
;rep uetunlunex 'ufupluaq uunfn1 er Blrsqlp laratEuad ,orr1 qenqas uenlugq ugturr
Iauunl EupsS:1eq 'ntl quleteg 'ueryqtulsp uep (Is'f nEng) ml8uoqp leuuu tuprurm
'IBInuIIP pdup tupsgeq uuroltuoqruad qeur
'tupsgeq uurelauoqurad w{q t|gt;qq
uepJgr($ed rudecuaul qglel uolee Brrf .Jorrp tudup ptuul uup EurpuJp .ufu1nfue1ag

tum

98

tqq

-1
Pedoman PeryorBan

86

efu,

di sekitar 1,5 m 6 2,0 m sampai di atas bagian pondasi, maka perancatr dalam dan luar
dipasang. Dari perancah gantung ini, bila perlu permukaan beton yang bebas di bawatr
bagian bekisting diselesaikan. Jika ketinggian dinding'silo' telah dicapai, kemudian bekisting
'sliding' dibongkar dengan pertolongan keran penggerek.

l. Bekisting dinding.
2. Derek pemanjat.
3. Dongkrak.
4. Batang pemanjat.
5. Lantai kerja.
6. Perancah kerja bagian luar.
7. Perancah gantung bagian dalam.
8. Perancah gantung bagian luar
9. Lubang/celah bila perlu
10. Bukaan pintu
11. 'Waterpas'
12. Unting-unting
13. Lampu penerangan
14. Pipa penyiram.

Gambar 4.52 Bekisting'slidingi.

(:epou uedenlad) dntnllp dn4nc ue8unqtues

elrq

rsr8uad n,(eX uequlrq Suesedrp nlred

uisJoq uep urJri dn4nr (n;ie:l-uo;a4) -:1u1uo5 f;uudureuarl


3ur1sr4aq letod

r8el rnler6r uendunl Jnl{ruts ur>i8unr.r-r ellq


.:uque8 trunuatu uu8unques lrelep
In{e1 luJelul uuqfeuad uep Suuru 8ue[unuad tedepral '
laduals uu8uap st.quas ru8alaS

rpeLel rypll

>p8a1 uBp tedal 8uu,{ >1uru[ uped ladurals


uelnpuel eSSurqas edru uurlruapas Suesedrp laduets
ueu88uu,{ued .rnqn:19

uernle3uad tedurat (qulatas) uulSunlrqraduatu

dnlnc

('ef,ure8eqes uup rulSuuf 1ar 'dnrlas Sunqnlas) uwulSuufuad tedtual '


w{qeloqradrp Eue,( rsueralol ueJn{n .
Is{rulsuol qruntas

*, "rHrr:Lrr!:,#H:r;

(nt{e,n Bue{s uaqwau ue{ueJuslp


ntle^i uup relntu nUe^l

rcsaq 8ue{ ueun8uuqtuad 1n1un) uuefralad re8eq:aq rlrp{E

1ara83ued uerl uede4Suolad


uurnle8uad uudelSualad

'lrunl-lrunueq 8uu,( ueleduauad


uu,ne[-ru1

uunlradal '

ueqeq uep ueBuepec n{ns uuueseuad '


ueerpasred uep uur.[Bq uep n1-rad 8ue{ ue8uupuc n>1ns c
.TIEES

-luaurad rpnq suas ln{lraq etup ue{u{ntual1p upl Brsluu 3ur1s11aq ueerrecuerad upe4
3uJlsp1aq rreeueruarad

uulnluallp Suur( nl{e,n tuBIBp

uerllruad rllng 'I'g


uBIrsBSrlBaJrp

'leturunu Eue,( uqnlSue8uad lep uep ueqeq ueru4uuad c


Iururunu ue{qnlnqrp 8ue{ Eue:o qelurnf '
ptupdo tue,( ueunEuequrad n11e,n '
uunlradal '
lurururur Suef Eunsplee

:srurouo{e
elra4aq uuueurua{
u?BUBS{Blad

uuullEunual uurye18u1ueu 'qupntu Euef IIBlep

uBlrqqse{ '
uslnpuel '
uqBruIe{ '

depuqra uulqumufilunEBuuuadlp ludup rru{ruls'Eqts54aq

:rqnueueu u88urqes udn: uurl3uapas ueufrelad apoleu uuluuucueJerrr Inlun r{strpr


?tuu1n uenfn1 'mlnturp ludep tur1s11aq uuefta:1ad Intun uuuuucuaJed uleu 'se1e rp Inqas.la
qBIBsEur upud uunefup dnlnc qBIapS 'qnd tqtued uuuured ue:lumueu upa:pd ufulq tq
-ueqeq u[u1q turdures Iq '11eg!p npad tuef uep uwrpesradp upu tuef efureteqas usp ufq
ladurar'lulnq n{q 5lopg'plue1 uedud'ueqeq-uer{Bq :lr?p uutuu,(eq spu snr"q efupfilqg

'tupuad tetu?s eEnf uBunEueq uuufralad Inlun uenu:1Euu1'nlnqsp qlqq He[etdlp suBq uq
m11tuls IJBp uuuuucuared uusuad pme 'tullsptaq Buucueq lunqtuatu pdup e,(udng

CNITSDISS VNVCNSU

tqrs
IIB,ner

.l?nl

tpteg

affi

L8

l-

I
Pedoman

88

Pengeqiaan-r-l
i

.
.

pelat bekisting dibasahi sebelum beton dicor


dilumasi minyak pembongkaran bekisting dan tepat banyaknya

Yang lainnya

.
.
.
.
.
.
.

apakah pelengkapan yang perlu untuk siar cor telah dipasang


ukuran penjaga jarak yang benar
pemikiran untuk tempat dan penyelesaian pen senter, apakah sudah cukup kencang,
apakah penyelesaian pen senter cukup dilaksanakan untuk mencegah kebocoran

disekitar pen senter.


sebelum penuangan, pelat bekisting disemprot bersih (dengan air atau udara)
lubang pembersihan ditutup
memasang pelengkapan penuangan
periksa bekisting dengan teratur pada waktu sebelum, sesaat dan setelah pengecoran
beton sesuai dengan lendutan dan perpindahan yang tidak dikehendaki.

$Keamanan

.
,
.
.

bekisting tedangkau baik (tangga, jembatan dan sebagainya)


kestabilan bekisting, juga ketika memasang di setiap waktu cukup terjamin
apakah lubang lantai telah ditutup
dapatkah penuangan 'bordessen', tangga dan sebagainya ketika pengecoran arnan
dipakai (sewaktu-waktu dipasang lengan penyandar)

"
.

tempat pembangunan dibereskan


dinding elemen yang dipasang cukup ditunjang untuk menghindari ambruk pada
saat beban angin besar.

E.2. Pemeriksaan bekisting sebelum dan sesudah beton dicor


Sebelum beton boleh mulai dicor bekisting harus diperiksa (lihat 8.1). Pemeriksaan ini
bertujuan untuk; bila adanya kesalahan yang tedadi masih dapat diperbaiki, sedangkan
keamanan ketika pengecoran beton terjamin juga. Setelah diperiksa, dapat disetujui untuk
mulai pengecoran beton.
Selama pengecoran, bekisting harus terus diperiksa oleh pekerja bekisting yang ahi:
dengan perasaan yang bertanggung jawab. Orang ahli ini dapat menghindari, seandainya
ada kerusakan dan biaya perawatan yang tinggi.
Struktur bekisting bila baik dirancang dan dilaksanakannya, akan mampu menerima
gaya-gaya yang terjadi pada pengecoran beton dan pemadatan yang norrnal serta kecepatar
tuang yang dikontrol.
Pemadatan dengan jarum getar yang berkaitan dengan kedalaman, jangan terlampau
berlebih-lebihan. Penggetaran berulang dari lapisan yang lampau harus dihindari, karena in
dapat memberi tekanan tambahan (di bagian bekisting) yang tidak diperhitungkan. Jelu
pula supaya menghindari penyenggolan jarum getar pada bekisting (sewaktu-waktu terget.'
lepas dan memungkinkan kemungkinan yang besar bahwa air semen karena sambungar
akan mengalir keluar).
Pada perhitungan bekisting juga berdasarkan ketinggian penuangan (tinggi jatuhnl,
beton. Tinggi jatuh bebas beton harus dibatasi sampai lebih kurang 2 meter. Pada ketinggiar
yang besar harus digunakan talang corong cor.
Walaupun keperluan ahli meningkatkan biaya tetapi tindakan tersebut dapat membu;
penghematan biaya keseluruhan.'f,ernyata, ha! itu baik sekali kalau penyimpangan ditentuk::
dan diperbaiki ketika pengecorari ,Jaripa'ja setelah beton mengeras dan bekisting dibongk-Butir-butir perhatian ketika pengecoran.
. pelesakan stempel ke dalam tanah,
. perubahan bentuk bekisting yang tidak diduga,

ll'J.,fffl

uu p uB r r{ r sre;s;:;u,,H#lJi
'EruotICXo r8as i.rrp Suepurdrp uul8unlun8uetu qrsuu-! e,{ur:eqrs:aq.u;d
quryr:dz .ui:4:esep:a;

.8ue1ruaq uugun36uai
uulSuuquluedrp ledup 3ur1sr4aq uutuleuad ue8ueln-rad
Fep BuuoN
uuur>18unuax xnrnuollI rillldlp uBp unsnstp uB{B ru48uoqrp qulel auur 3ur1sr>1ag
ueuedtur,(ued uup ueferaeJad .r.g
.rlu/rlBO

uur8eq Fep uSSuusrp tedup Brqueuas uoleq

tnfnlasrp sruuq e,(uuurelSuoquad uelun

JnUruls 'n1rad BIrg 'uoleq rnl{uls euecuarad


Inlun

'ie
trEl
IUII

ueri

(e{

Bues BJBo u1c1 '1nunr uup Jusaq Jntlruls

'Qt'r

nEuag).IIIrueq dnrlas ladurals lg{utuatu ue8uap us{rsgsrlua:rp ludup uq8unu eleras Bue,(
ueuuqequad uernle.(uad 'u1nd uBDIItuaO 'uoleq rnUruls uer?uq eped uu1n[a{ up{lnquruaur
eduEl uep urlSunu Bleras Jnl{nrs e{ uelrnlesrp 8uu.( ueueqequrad re8e edru uerxruepas
uuldu-reqrp tur ueefteled 'uuqrunlasal BrBJes uuIBuBSIEUp
I1u{ deral {nper^ uup uqeqtuaf
-uelequraf epud uellBsltu uerelSuoqua4 'uolaq rnqnrs uur8eq uped uelnfal ue{lnquruau
)rBpp reSe urtSunu El?r3s sruBq (lrrpues uolaq rnl{ruls uBp uEqaq) ueqaq-ueqaq .SuqsHaq
uurelSuoqurad e>1r1ay '(qu8uat-qe8ualrp rpef ,re1uu1 uur8uq eped) rusaq Burlud ef,uuutnp

-ua1 Suuf ISBIoI IlEp leintulp snreq 8un>lnpuaur 8uu{ 8ur1sr1aq rrup uerel3uoqua6
'ueun8ueq uese^\e8uad se8rued qalo rsg/lrurp uq8un.u BIre.
'rn1>1ruls uolaq Jn]{nrs euecuared qslo uB{ntuellp srueq e,(uue.lulSuoqtued nuu/r\ .>loluq r.rgp
'uB{BSrue{ rurulu8ueur qeloq
tBlusl
{Epll und e,{ulnpns-lnpns uep rdal Sunfn-Bunl';1

ueB
JBle
sEle

IUI
nudr

uslB
BrulJ

efur
IITIB

{nlun

'(8ue1ruaq ruludrp ueur18unua11n1un) u,(u1ese


{nluoq uu8uap rcnses u8efrp ull3unur ledepas
sruBq SunsHaQ uede4 'uerluqrad qnuad ue8uep relSuoqrp sruuq e8nf undEu$splaq pgq-rlgq
ue8uap uelnIsllp srueq rueq qIsBLu 8ue{ uolag uu:elSuoqtuad turdulss rC .JtscuEI ue3uap
uupl:aq tedup uere4Siroqruad eleu reueq Bue,( Bunsnlaq uere>l8uoqtuad selelrad ru>letuaui

ulrg 'w18uoqlp unlaq e83uu,(uad uelSuepas 'uuln1ulp tedep uelruq.red nl{e^r-nl{B,hes


'lrsl{ Bnp {elelas re4Suoqrp u8nf tedep IBTuBI uep
{oleq IrBp rsrs Sueprq r1e1 duray
'ue:oca8uad qulalas ueq e8p lBlnturp ludep Surpurp uep tuolo{
Isls tueprq
uep uErBlSuoqtuad 'rc1udrp 8ue{ uaues stuaf Fep EunlueSral 'ruluel uup )totpq .Bulpurp
'uto1o1 PEp Isls tueprq :pedas tunlEunpuau {Bprt Euu{ 3uqs11aq uur8uq
IJBp 1glnturp

SuusHaq uurulEuoqruad uuulnurad ufulruqag 'efuuerelEuoqrued


]rep ue1nrn ugp ?usrtr
Suef BrPJ IBI{lllp snrBII Blnru-?lnru 'Eups11aq FBp uuuuus:p1ad uep uuuuucuo:ad epia

ererlSuoqued

{ntu
ue>1

IUI

Ur

eped

UBTUE

uqnrn I.gT

'urr8unu ludeces uu:ulSuoqurad >1n1un e8nf nlrad B{Bru ,Buu1n-Buelruaq


{nlun Eunsplaq uenfnpaq upqedy '(ue1npua1 nelu qecad uu{nluequad) reducrel urntaq Euei
uslBn{el IrBp lBqplB nBlV 'rulEuoqueul B)lna{ ruBq qrsBru Euef uolae rp uu{esrua1 u,(eqai
efuupu ue8uap Sunqnqraq'ueru>18uoqued nUB^r uu8uap uelrulreq Suer( nl{B/h uelerBfsrej

.lslarrp qelg
uElnluellp lBdep uurnlerad-uernlerad nule '.1a1seq. de18ue[
BusJuar
ue.re48uoqured fi
'e{uptuqas uup JBsaq Euuf {uueq uuqeqnrad
'1edura1s ueuunuad 'ufupsru eEnprp {Bpp tuel nlensas ueqpla{ I$un mluJel Brgfj
us1lradry srusq tuqsgeq 'uolaq uerocoEuad rluleps nBpI selaf qlqq uule efuqua;
uudenlad .

IIUJOCI

(
uuJoc(

'tuucl

uarues rrc

s-IBc rmp JBUotu

J?ueq tuer( uqepuurad


ueurunuad 'uetuunued uuludacel uue$gJeuad .uo1aq qUB[ rttun

ryfunlad nRlu {ustu ue:leual uundunl'sradel rentral

tre1p,(uququeu urul ueqnud


tuu,( uetunqrues .

nu1e q?qruaq

il
,

68

Atffi

tape

pe&man pengetfuan futon

90

Penyimpanan selayaknya yang teratur dan rapi. Tempat pembangunan yang baik
dipelihara akan meningkatkan keamanan dan kemajuan pekerjaan dengan baik, di samping
itu juga situasi pekerjaan lebih baik.
Beberapa saran-saran:
Selama pembongkaran bekisting

bagian yang kecil: baut, baji, pen senter dan sebagainya dikumpulkan terpisa[
dalam bak.

.
.

sekrup ulir maupun baut dan pen senter dibersihkan dari mortar, bagian yang sudah
usang disingkirkan
selama pengangkutan: hindarikan kerusakan papan-papan, balok dan sebagainya.

Pemeliharaan pada bagian bekisting


. bersihkan permukaannya (ini jangan ditunggu sampai bekisting dibutuhkan lagi)
. bekisting disusun menurut penggunaannya (bagian yan1 tidak berguna dibuang)

.
.
.
.

kayu-kayu disusun menurut panjangnya


stempel sekrup dibersihkan'dan diperiksa untuk dipakai lagi
bagian dari baja, bila perlu dilindungi supaya tidak berkarat
bekisting sistem diperiksa kerataannya, kerusakan yang ada diperbaiki

Penyimpanan

.
.
.

bahan/bruang dari balok bekas (tua) disimpan bebas dari atas tanah
kayu disusun menurut panjang dan penampangnya
bagian papan yang kecil disimpan di kotak dan dipisahkan menurut jenis dan
ukurannya.

G
uusulrSSuad saso:d
eluq

(t

ufuq rse4pqed
.torqcs

. Bnl rseq

qrdras

nslu rup (qnuau) JBsB{

rseq

,uaaoEootl,

r33up Jnuq saso:d


Isaq

qttq

(r

:ln{ueq re8uqas uu{etue{slp ludep uoteq ufeq rsel!.::'",


'(uoqrul obZ'O rups{ 'J 00SI ragas) efeq upedyep (o/ot uoqral rBpBI .J d\regas) qspuar qlqel 8ue,{ rnqq {ltp le,(unduau uep sqe8 efutuntun eped Euenl rsag
'ufeq uuleueurp o/oz > uoqrs{ JBpDI uetuap rsaq
'8uenl rsoq ue{uruuurp abz < uoqJBI repe:I uuEuep rsaq
:efeq uep Fr:
IS?q Brutue uulepaqtuatu Inlun lnfunled re8eqas u8nf re>1udrp uoqrul rBpBX '(g'Z lr,l
Isaq lrpp nlelped rqrue8uadtuatu le8ues (3) uoqre{ rnsun Btuetruel 'uru[ Jnsun-rnsun ir;
uoqrq ue8uap lrolo{p tue8o1 nlens e,(uuserg're4edrp quu:ed IEpp rrdtuuq rtuntu rseg a
Iulrued Jnsun q?nqes uu1u1e,(uau Inlun ueleunErp rldtuuq u,(usurpl IIrDIal l8as ueJep m
rrBslBlred 'rB{nual Suuas ufeq uep lsaq 3ue1ue1 uelpaSuad ueq-u?r,les ?sBqeq tuBpc

tuntu-I ::

NOIgg VT'VS TVd}1[VS ISgg IfIg TEV(I T


'8uere>1as luadas uoleq efeq uullrseqEuau nUe.tr

-:p sl

s:-x-:

$Bs rslplas uutueqtuaryad uep uepllauad 'rsaq Suqeq-Euqeq uuEuuef nlens usp ur.;r
lnqesJal ueEuelnt'p,te epopd sped'uolae ueEuepuad r-euaEuaru ru?q uunuauad qre-n urmr
{epp 1uI '(198I) raruo6l slotruJad Euuroas ueqrlaued lrseq T;BIBpE lul Bures efra1 'miurrmr
epal IIsBII IJBp uultedeprp tuelnpaq uoleg JnDgqs tunqnp+.^lur
{ntun Eupuad letuus tue,( lstuq nlens ueludruatu ue8uqnl
uep uopq Brsluu

?u.rBs

Buere>I uolag JnDltuls

NI/OAOHVGAIEd ":
iuenq
;'e1 ul

: iure8r

rrBErrBlr\t

mpns E

usldret

fordtues
meq tu

wwG

Pedqnan Pengelaan

92

&toll

22 Bijih besi
Bijih adalah suatu bahan tambang yang diolatr rnenjadi logam. Bumi mengandung
sejumlah besar bijih besi. Bijih besi ini terdapat di beberapa tempat dan tersebar di selunrh
bumi. Umumnya pertambangan bijih besi terdapat di tempat terbuka, kadang-kadang
diperlukan bangunan terowongan pertambangan. Hasil tambang tersebut berupa batu-batuan
yang susunannya berbeda-beda. Bijih besi adalah suatu persenyawaan kimiawi antara besi
(Fe) dengan unsur lain, terutama zat asam (O).
Beberapa bijih-bijih yang penting adalah: magnetiet (FerO), hematiet (FerOr) dan
sideriet (FeCOr). Kadar besi dari bijih-bijih yang disebut di atas sekitar 50 6 70Vo. Bijih
besi dimurnikan menjadi besi (Fe) di dalam tanur tinggi 'hoogoven' .

23

Proses tanur tinggi

Tanur tinggi diisi dengan bijih besi, kokas (metalurgi), dan bahan tambahan dalam
perbandingan teftentu. Kokas didapat pada tanur tinggi dari bahan batu bara tertentu. Batu
bara dibakar dalam udara yang disekap.
Setelah semua unsur gas menguap (gas kokas), sisa keseluruhannya hampir berupa
karbon (C) murni dalam bentuk (abu) kokas yang mengendap. Kokas dibakar menjadi
karbon monoksida di dalam tanur tinggi yang diembusi (banyak) udara panas. Karena itu
dapat terjadi pembakaran dalam temperatur tinggi (sekitar 2000 C) yang diperlukan untuk
proses reduksi. Proses ini adalah suatu proses oksidasi yang mereduksi bijih besi (di mana

terbentuk Co) bertingkat (FerO, -+ FerOo -+ FeO -+ Fe), dan membentuk suatu
persenyawaan karbondioksida (CO2)" Pada bagian bawah tanur terjadi suatu endapan karbon

tipis di atas partikel besi, selanjutnya pada zona pencairan dilebur menjadi besi kasar
berkarbon (sekitar 4Vo katbon). Besi kasar berkarbon ini adalah bahan baku untuk membuai
besi tuang dan baja. Dengan melebur besi kasar (rnentah) dan serpih besi tua 'schrot' dapat
diubah menjadi besi tuang yang dapat dipakai untuk membuat blok-mesin, kepala-silinder
mesin, tutup selokan air dan sebagainya. Paling banyak besi tuang ini dimurnikan menjadi
baja (kadar karbon < 2Vo) dalam pabrikasi baja. Bahan tambahan yang akan dipakai
(tergantung dari kornposisi bijih besi) adalah batu kapur, baru sabak/tulis CaMg(COr),.
Bahan tambahan tersebut perlu digunakan untuk rnelebur logam besi (kotor) dan kolai
(abu) menjadi suatu leburan besi berterak. Terak ini mengapung di atas'leburan besi dan
melindunginya terhadap pembakaran. Pada beberapa negara terak tersebut dipakai untuk
membuat semen tanur tinggi (' hoogavencement').

2.4 Pabrikasi

baja

Dalam pabrikasi baja, besi tuang dimurnikan rnenjadi baja. Di sini kadar karbon sangat
diperkecil. Pada masa pemurnian ini unsur karbon (C) yang berlebihan akan dibakar dan
karbonmonoksida (CO) akan disisihkan.
Pemurnian ini dilakukan secara:
Proses Siemens-Martin
Proses Baja Oxy
Proses Baja Elektro

Proses Siemens-Martin
Seperti pada Gambar 5.1, tanur Siernens-Iv{artin diisi dengan besi kasar dan serpiil
besi. Perbandingan kedua besi ini banyak variasi;r3'a. Pem*na.sa,: yang dibutuhkan akan
disuplai dengan meintialian uair mini,ak;rang ban;'.,i, :it.lr*"rir:ir,ing zal asarn atau gas yang
selalu berada di atas permukaan leburan baja. Keistimewaan dari tanur ini yaitu, gas pembakar
untuk busur nyala-api dipanasi lebih dahulu oleh gas-buang. Baja ditampung dari bagian
samping (bawah) tanur dan selanjutnya dituang dalam bentuk blok untuk pabrik penggilaian.

'unlurEurrp Euu{ 8uufuud ue8uap rsnses ufuq uuBuadual {nluaquau uup (snsnq:f Supun8
ueEuap tuotodrp rur 8uelug 'ledura rtasred {ruuaqraq 8ue( Suqeq uu8uenued ue8unqureutsel

pu[:a1 tudup uer{rtuap Br?ras

'rtltues rn[nq Inruaqraq Suuf qlqel nelu Sueqnl

nres

uuBuep Suo.roc {n}ueqr}q {eq qenqes e4 Suentlp efeq Euetu Ip 'epolal,u qunqas ru4udrp e4ns

qlqet rupl BSEru IC '{olq {nluaq ruulep Suenlrp uerpnua{ ')tepll nBiB uenpud ueqeq uu8uep
qeqr,usUp ufeq qulqag '3uen1 rcued urelup a1 uelSuunlrp ufeq e,{uuru1 ISIS lrsp ue4Suupas
Jnue1 Surdurus r.pleqes rrep Sundtualp rpe[ra tue,( {BraI 'JE{Bq]il .uetoloBuad, enuas
rE8up leEu?s Suef Jnuq tuBIBp rp uusuuuuad teqpfV '(g'g toqurg) rnuq urBlep tuesedrp
Eue,( EporDlala uup rsaq uelenru qalo {nluaqrp Euu( lde-u1u{u rnsnq rc{Etuotu uerdura4'rsaq
qrdres nBlB rup Juse{ rseq uu8uap ISIIp orl{ela JnuBI 'llJa)t ?lu>lsraq ufeq rsuluqed epud
ue1eftaryp sruu1n:el tue,( onlale ufuq sesord e8nf upe ,(xo ufuq seso.rd Surdtuus rq

oqlalg o{og
'or?{alg rfeg saso.rd g'g rBqurBC

.UB

ueri
JDlt

fue
us{

qtc

s?sord
uBp

',(x6 efeg sesord Z'g rBqtrBC

teBu

.rnqag efeq

Inlu
uup

sB{o

''(tc

uerelnd solod

rsIB(
Ip?f
Japu

tedul

uese tez (.suet,)

lSnqr
JBSE

i1lenl

'B[Bq uurnqal
{Fqud {uun Iotq {$ueq ruelup Suenlrp u?{psuryp 8ue,( e[eq ululnfuelas
urelep nlueuel uenpud usqeq ue{qequretlp nlrad epq'uIuueleleured lrep tunluu8ral '{ura
lcuud rp tunduqp ufulural uelSuBpas Euenl lcued uEIBp a1 uelSuunup ufeq 'tusalas
Iul ueqeloEuad sasord r{BIelaS 'IBra1 uu8uap ue>le,treIuestp utBI Jnsun eduraqaq qelo nsr
rnleqlp rusu{ Iseq IrBp uoqre{ rnsun '(7'g nquag) su.ra1 tuer( ue:ppe8ued pupal lBdsp
rul Buerp1 'urelo{ r{BrB e)t tuecual uB{snquelp russ? 1ez'rnqe1 ureEol uuu:lnuuad selu Ip
uru 0Sl Bpereq 8uu,( (,suo1 ) {uqurot luadas drcuel e^u8unfn Euz,( udtd qunqes ru{Bluau
uuEueq 'rnleraduel ueselull rqn:e8uadrueu {nlun uu>lBgaslp lql Isaq qldras nu1e l{l[q
ufuep:1 BpV 'roUa^uo{-uulenul uep rBsD[ lsaq uernqel FBp lrlprq {x6 efug sasord
{rg o{og saso4

Lioq.ir

'uesu1r33uad

'uluBl^[-Euattlels sosord

I'9 rBqEBc

BUBII

Inlur
nll u
IPE[U

udrue

ueg
ruelel

qIIB
uBp (

Feq
IIBI[B
Suepr

qrunlt

tunpr

u6uqt:

86

QPg,

I
94

Pedqnan Pengorjaan

Betq

25

Penggilasan
Dengan memanasi sampai temperatur sekitar 1300 C, blok Oaja) akan digttas menjadi
blok baja gilas dan batang lempengan baja gilas. Irmpengan tersebut berbentuk empat
persegi dengan penampang 80 x 80 mm2 sampai 130 x 130 mm2, ini adalatr produk batran
dasar untuk penggilasan baja beton.
Ketika menggilas lempengan bqia kecepatan menggilas setiap gilasan makin bertambatl
Berkaitan dengan kualitas produksi akhir kecepatan ini ada batas maksimumnya. Suatu
cara penggilasan dikatakan tidak modern apabila produksinya melalui satu garis (Gambar
5.4a). Sejak beberapa tahun yang lalu dipakai pula suatu cara penggilasan panas yang
dinamakan 'sli, rolling'. Satu batang lempengan dibentuk menjadi dua batang. Karena itu
dengan kecepatan penggilasan yang lebih lambat dapat pula mencapai hasil produksi yang
lebih banyak (Gambar 5.4b).

o
A

oo

(D

(D

Gambar 6.4 o Penggilasan yang tidak modern;

b. 'Slit rollingi.

2.5.1. Menggilas batang


Langsung setelah digilas, baja beton dipotong sesuai dengan panjangnya dan melalui
suatu ban berjalan akan dipindahkan ke tempat pendinginan. Akhirnya didinginkan dengan
udara (tenang) pada temperatur sekitar 95ff C (udara tidak diembuskan).
Sejak beberapa tahun yang lampau digunakan air pendingin yang dikontrol intensif
('Tempcore'), hal ini berjalan langsung setelah penggilasan {Gambar 5.r. Di sini temperatur
permukaan batang sangat cepat dingin mulai 950p C sampai 200P C. Akibat pengerjaan ini
kulit bagian luar sangat kuat tetapi getas. Ketika meninggalkan trayek pendinginan; inti
batang yang masih panas (sekitar 90tr C) akan memanasi kulit batang lagi sampai sekitar
640 C, hingga kulit tersebut langsung menjadi lebih lunak (liat) dan sedikit kurang kuat,
tetapi mempunyai struktur butiran halus dan liat. Selanjutnya struktur inti batang berubah
pula rnenjadi struktur butiran halus akibat dad pendinginan ,vang dipercepat (penyaluran
panas dipercepat ke kulit luar)" Peninggian kekuatan ]1ang dicapai secara penclinginan
rnenrJatlak iair pendinein), br:rdasarkan struktur pr-r.;ieD=;.r:rn ile;:as butira:r tralus di bagiap
Iuar batang (kira-kira 5AVo dari penampangnya). Perbaikan struktur secara clemikian
menghasilkan batas luluh/(leleh) sebesar 100 MPa serta kuat tarik 200 MPa, ini lebih besar
daripada cara pendinginan baja beton yang keseiuruhannya didinginkan dengan udara
(tenang).

're{Bdrp tunun Euu,( 0? pl'[g uvp lZ df'[g B[Bq lrep uelqesrdrp


nlred n11 uusadrp lursads Suur( ufeq ueuudturfuod rsu1o1 'ue8uesetued lees upud uequlusa{
uupurq8uetu BunC 'lurluur qlqal qnuf u,(ue8req uup sruul qlqel e(uleduprp nt1u/rr B^{qeq
'lu8urrp u8n[ nlred rdu1e5 '(Og df iA e,(ulesru) uesadrp lersads e8nl ludep urel 8ue,( eleq
nlntrr'n1r uullaqetlp 8ue,{ padas 0? pl'[g ueplZ df'fg uolaqufeq nlnu Surdues lC'I'S
IaqBI lrunuou uolee efeq nlntu tuuouru-ruuceuuaq {nlun uuesluauad uup uurfn8uad opolau
depeqral ueleru,(s.red Buuou rqnueueur sruBq uuun8ueq tuulup ruledrp 3uu,( uolaq ufeg

IunIIln I'c

Norgg vfvg '8

EJE

JB

ue!
|til

ut
iJJ
r"IB

'lBt
JBI!

Ilu!
'reseqradrp

gul

ueB

redtues) llce{ Euer( aseluasord Sunpuu8uau qeloq e,(ueq uep (uesetaEa$ uu>13un1unEuaru
tuernl efeq dupeqral Euurateq lrep roJSoJ qruuEuag 'obE'O IrBp qlqel uoqrul rupu{ ue8uap

JIS

Isoro{ uurlel efep u8uqtual ue8uap uenped ue>lEuupas 1e18uruau ue{B u[uuulun>1a{ runlctlls
uep rrrnrpuuel 'uetueru ue8uap npedrp tue,( efeq 'uoq.re{ Jnsun Surdtues lO,'Obg'O Jelqes
efeq 1nlun Btuu1rual relns qlqal e[uuuupa8uad $r BuarBX 'selat qlqal leFelutu 'utunueur
uD{Bur u,(uue1ur1a>[ rdutat lseral uep lunl uDtsuas uoqJDI JspD[ r33up up{BIA[ 'ure1 Euuf
uuqrunlesa{ rsesruelau rpufueru lerl uep {eunl rsaq qeqn8uaur dnlnc l{Blol efes lqrpas 8uu,(
uoqrq JBpB)t tre{qeqaslq 'uoqru{ rBpB{ !:ep SunlueErat le8ues efeq ;:ep tul1s-tug1g '(5)
tueralaq uep (d roJSoJ '(19) unrsllls '(J) uoqru{ luadas tuuEol-uou suas (qN) unlqolu uup
(n) urnrpeuu,r '(n3) e8eqtual '(uf$ ue8ueu :e{ulesrur 'u1e1 ure8ol IJep rnsun uep (ag) tsaq
msun usB,$efuasrad uep utpral B(uslruel Euef uunpud ufeq nlens qBlBpE uolaq efeg
'rnqapp ufuq

Jnlr

iNI

Dlrla{ uenped uru3o1 ue{qBqtuetlp ue:p efuq rseryrqed eped 'e[eq ueeunSSuad uep uenfnl
ueEuap uslre>peg 'p{Bdlp Suuref ltunur Inluaq urulsp (ag) lsaq rnsun 'uelll?qradlp t11pes
erupl tstsodtuol depeq-ra1 uupeqred '(p'7 yt?ered leqrf efeq rselFqed epu4
uofeq ufeq qru11 ;s1soduto11 9'Z
e,(ueq efeq

'18uuua1; BrBPn ue8uap


ueul8ugouad uBpJlsualul Euef upugpuad rlB uBlo4uo8uad FBp sllBura{s uBrBquBC g'g ntqtuBg
U:s) norym 0ol

oot

Eue{

!=
m
a

UI B

tuu,(

c
f,

roclw

nlEn

qBqu
mqBq

Pdux
!P,B[u

ueduqtl

96

topg
I

Pedqnan Pengo/aan

96

futa,

Tabel 5.1
I

.::

_i

rtl.ir:

,j,,

.:

Batas luluh MPa

Kuat tarik MPa

(kg/cnf)''

'Bjm
Deform:

ee

24A,,,

390

(2400,

(3eoo)

400

500
(5000)

Bi.Td 40

(4OoO)

3o/o

5o/o

Baja beton dikodekan berurutan dengin:


huruf Bj, Tp dan Td,
Bj berarti Baja
Tp berarti Tulangan Polos
Td berarti Tulangan Deform.
angkanya menyatakan batas luluh karakteristik yang dijamin

3.2 Perilaku dan penentuannya


Ciri-ciri khas dari baja beton adalah:

.
"
.
.

kuat tarik;
batas luluMeleh;
regangan pada beban maksimal;

modulus elastisitas (konstanta material).

Sifat-sifat ini dapat ditentukan secara pengujian tarik.


3.2.1 Pengujian tarik
Pada meja uji tarik dilakukan suatu pengujian tarik batang baja beton (yang luas
penampang batang dalam mm2 telah eksak ditentukan) sehingga batang patah (Gambar
5.d). Hasil lintasan dari pengujian tarik dapat digambarkan dalam suatu diagram (Gambar

s.n.

Gambar 6.6 Meja uji tarik.

'sBued uuef.reEuad uoleg

uluq ({peuau) uulEueEareur BrBJes uultedeprp 'ur8urp uuefta8uad ufeq uulenqued 'urEurp
ueeftatued uoleq ufeq undneu seued ueufta8uad uolaq e[eq 11eq ledeprp ue.rused rq

3s

r0

tl

:rup,('3 e,{uue8ue8ar

(t<)
nples

sllsule qereup eped

'(l

ue8uu8ag reEeqas

>tpp uped snlnd-sntnd

ue8uap

18eq1p

unlnluetlp 'g ,[eq sqtsllsula snpPorrl

slret qetspe e,{uqoluoc)

srgsela lapuatuaul

Euqeq u>lput '1ou rcdtuus pcal:adp lees dupas upud 1uq e[eE ulrq 1pa uu1[ntuad
ursluu uuEue8aa
'sr1se1d uup sllsule uerEeq pup 1rlprel nleles S uup

I l[ll

ulrley

'41tot,rflI

lnqasrp

w{nluelrp r{B1al Eue{ qntues Suudueuad sunl ueEuap lSeqp pul$[Btu {uel e,(eg'1[n tuqeq
qelo ugqstp tedup 8ue,( l?mrs{eru ryre1 e[u8 IIBIBpB lnqasral {uet efe8 B{BIu '(ts:1uRuo1)
uelrduafuad nlens uu11n[unuau rBlnru tueleq eustu Ip )glll nluns ledecuaur teduus
resaq.radrp qlqet lul )grsl eivt upg 'usl?n8uad qeraBp lnqeslp lul llrel u{eE uuququeuad
uglnlrauau uuEue8ar ueququepad ruluf l1n1r-raq I{eJaBp epu e{ulnfuelag 'redeclp
qBIo ufeq qelauqnlnl suteq B{BIII 'uulsuo:1 Eue[ 1ua e,(ut eped -rusaqueul rfn Suqeq
rp ue8ueEer u>II1 'qelaletu uelBuuurp 'sr1se1d {ruuaq qequeq ue>p efug '(rseuuo;ap) durat
tueleq {ruueq uuqeqn:ad eE8ugas efuresaq uepllulepas (ulnuas Eueluq Suudtueuad 6eqtp

pped 'u[u1use {nluaq e{ Ilpque)t uB{B 3u4eq'uB{BpBnIp


1ue1 ufut) ue8uutal 'lees nlens
1u4 u[u8 BIrq urcl qu1 uu8uap isrlsela Sue8arau uu:le {lrelrp Suef Euqeq udupmy

'rnln8uad uef qenqes ruelep ecsqlp ledep lpel e,(e8 resag

'3
# =

JD(

lD
ser

IpE[

Elntrres tueteq Suufued lSeqlp Susleq Suefued uuqeqruad qslepe \ uotuo?ay '% uIBIsp
'3 ue8ue8er lzluosrroq nquns uup BdI t ru?tep 'g ueEue8al ueletu,(uaul IB{luaA nquns

'ue8ue8ar
.gu1

ludural

gp

ueSuu8al utuEelp qc4uoC

!'g

TBqEBC

qulud uulu Eurluq eEEugqas 'ueuluepae lcaEuau tueluq tusdusuad

nlBns Buoru Ip - rBsaq Euui( ledua4ae {quaq uuqeqnrad - (!s:tBrluo:1; uqldua{uad tpe$ra4 I - }
'lpBraq Euu,( urtuuta4
uBqBqurB+Iad gaqurau oduq %OG-%gl redursg lBsaqruaur usEueta.r BuBur !P qBIaBP t - I
qBraBp) uu,ue'a4 uBr,IBquBFad uulqnlnqrp uetueEa.r rusaq.raduroru {nlun '*["rp:fJil
e- z
-|
I-0
Euu{ puru:ogap

s11su1d

pBFa4

- (q'quaq :p1 .rldueq uaEuuEal rEsaq) - :H[tiXH::#

EllsBleqBraBP

s3

uB6ue6sr

-(%)

,
lBll4silBur uEqeq

u*uepl

Z6

tntet
I

--1t

r[l
II

-\
Pe&tnan Pengoy'aan &tlry,

98

0.1

0.2

Gambar 6.8 Penentuan batas regang O,zEo,

Baja seolah-olah ditarik hingga melewati batas luluh (lihat Gambar 5.8). Contoh:
ambillah baja beton pengerjaan panas yang mempunyai batas luluh sebesar 400 MPa (4000
kg/cm2). Dengan meregangkannya, baja ini sesaat akan melalui batas luluhnya. Akibat
peregangan, penampangnya akan mengecil. Iika gaya tarik (yang dibutuhkan untuk meregangkan) ditiadakan, bentuk batang tidak akan dapat kembali lagi ke dalam bentuk asalnya
melainkan lebih memanjang. Perubahan bentuk batang ini disebut plastis (lihat garis putusputus pada Gambar 5.8). Baja semacam ini mempunyai batas luluh yang kurang jelas dan
digagaskan mempunyai batas regang sebesar 0,2Vo.
Contoh:

Ambillah sebuah batang Q 8 dengan batas luluh sebesar 400 MPa (4000 kg/cm2).
Setelah pengedaan dingin diameter semula Q 8 berkurang menjadi Q 7. Batas regang 0,2%
yang digagaskan:

x 400 = HP x 400 =
+rq*
luas Q7
0,385

522 Mpa (5220 ke

t cmz)

Sebagai akibat proses pabrikasi timbul penguatan, pada baja timbul nilai akhir yang
lebih tinggi (batas luluh). Baja ini berkaitan dengan batas luluhnya (digagaskan) cukup
memadai dengan baja tipe Bj.Td 50.
Metode lain untuk pengedaan dingin adalah memuntir. Sesuai dengan pengerjaan

dingin secara tarik; dalam pengerjaan dingin secara puntir, kekuatan dari material pengedaan
Panas semula makin besar. Batang akan dipuntir, pada ujung batang yang satu dijepit dan
yang lain diberi gaya puntir. Akibat puntiran, sifat keluluhan akan lenyap dan diameter
batang tidak berubah.
Catatan:
Apabila baja beton pengerjaan dingin dipanasi sampai mencapai temperatur yang tinggi
dan dalam waktu yang berlangsung larna (misalkan pada saat kebakaran atau pengelasan
X00P C), maka material akan kembali ke kekuatan asalnya. Perilaku ini berlaku pula untuk

baja 'tempcore' (lihat par 2.5.1).


3.2.2 Menentukan kuat tarik, batas luluh (atau batas regangan 02%)
Sebelum memulai pengujian tarik, besar penampang dan diameter batang uji harus
eksak ditentukan. Bentuk baja beton baik didapat berupa batang polos maupun dalam
bentuk batang deform. Disebabkan bentuk deform ini maka rupa dari kebulatan batang
tidak begitu tampak hingga sulit untuk rnenyatakan diameternya. Bagi baja deform, tidak
dikatakan sebagai diameter melainkan disebut garis tengah karakteristik.

,1

,;. ''.,.>'- .fa

'slnl'u-ulnur
Euuluq tuefued ue8uap lSeqlp '1y tueleq 8uufued ueqeqruad qBIepB letuls{su ueqeq uped
ue8uu8aa '1pe[:a1 8ue,{ ue8uefuedrad qupunf uunln8uad uelnlellp uE{B rfn 8ue1eq eped
'e[:a4eq r.{tseru letuls{etu Xuul uuqoq BtuBlsS 'ue8ue8a: uu:nln8ued ue{nlellp urw 0OE
lglpes 8ur1ed 1e-ruf epud eluu 'uu8uufued:ad rpeftat ucpIlrct uerfn8uad E{IteX 'uuSuuBar

rnln8uad Suusudrp (rulnturp 1pu1 uerfn8uad unlaqas) uolaq eleq 8ue1eq qenqes Bped
,tuwt um[n?uad ,tmsas nln?uaq 'I
'Brec Bnp ue8uep ue{nluellp ledep IBuIIs{Btu ueqaq eped uuEuu8ea
luru!$IBur uBqeq eped ue8ue8ar uenluaued C'Z'C
'Brrres

Euef eJuc uutuep lunsas ue{nlualtp qelat sslsg

(.ruc / a{ gs?s) ear{ s?s


ruru

su1e

{Her
r'
It'}'z0I x IH

I'9I = 9ry vL'Zl =

utu/uter8gg'1
:n{Blreq

11:f

III

8ue1eq BSsBru

)tBl

3u
TII

st

{nl
uBs

rale
usp
UBB

=fl
{uun

dxSZ'0xS8'L

= fl

UeBI

dn>l

*m

=r0

lpspeqerul qeSuq

sIJBD

%z'

I'9I = r0
1'EOZ

*#&

fB

e,(e8 ruseg

r0 sele Ip snturu uuSuaq


3ue1eq Euefued

=I

0'988

Ip uqlraqlp 3ue,( Suqeq qotuoc

Euefued uBnlES.rad 1[n Suuruq BSsBtu uup uetue[le rulru

gJ'?L'7,1 =

:snruru lrunueu uolnluelrp elnd tedep

'ultu

z-*

'(zu

= .'0 | trl,rrlrrlerel qe8ual sgsg

.** g'toz,= A#lg0r = ffi = Euepqauuduruuaa


Yffi}Y=

'erlr.,'s0l x s'90I =

00III)

Su4uqe.,nlo1

uBp

-snlr
u,(up

-eru

IBqI]

'unu^rreJt ,Ot 'S8'[ = ,ur7t:[ 0S8t aunlol-Bssutu uup (t1


purrs{Bru {usl e,(et 'ururt Oggg Esseur 'urul EZS tueluq tuefued Inqute:ilp
edq uuogap Euaeq r{Bnqes uelrfusrp ueesllrerued ru8uqaS
:qofuoJ

ufulnfuelas lgp

000,
:qolu

pl'[g

efut uuas
'{lrsfl[n efaru uped

ue{nluolrp ledep lgrurs{Br,r ryrer


(ueEuu8ar suleq o/oZ'OnqB) qn1nl ssleq'ryra-uutfnEuad uunluuq ue8uaq

ugp[s1alrp tudep ru1 tuzleq '1nqute{1p ulureuaqes Euer( Suedlueued sunl qelelas 'tuere1a5
.uquuellp redzp u,(qpslraqare{ qetua suuE uup tuqeQ Euedtuuued senl u{ulnluelas 'etlu,@\
65gt :n1p[ Inqqa{lp ludup ufuq eunlol-ussuru B{Btu'1esa1es sBlB Ip ueefre1ed qBIelaS
'urerE S'0 uupllqa:1 uutuap ue:lnlualp Inqesr4 tuqeq EssBLu
Ituur 1 uuplle1al uutuap pdues rfn Euquq Euufitud tplrmln
:lm1peq ptuqas uulselafip uu:lp lul IBH
iokqysy?plotol
ntdutolp uop uuotap o{oq qonqas tuodwouad sonl uapru?uaut Dtoc ououtlotog
'uuoJep Eueduuuedlaq tuu,( ulureuaqas u[rq
tuupg pedas Butus 'efupraq uup'eun1o,r 'tuufued uuEuap lulnq tuudueuadreq uqlBPuBIP
t0
Euuf tugluq nlens uep qutuat spu8 rlunqas qBIBpB
{ptp"lluru{ quEual slrgg
ueduelnl

66

l'
Pedoman Pengey'aan

100
Contohnya:
Ukuran panjang semula I = 300 mm.

= 345 mm. Al = 345 - 300 = 45 mm.

Panjang sesaat mencapai beban tarik maksimal

Al 45
tr=T=3oo

ktqt

= 15%

(ini adalah jurnlah regangan plastis dan elastis).

2.

Mengukur patahan batang

Sebelum memasang batang pada meja uji-tarik, misalnya pada batang sejarak 50 mrn
diberi tanda. Setelah penarikan diukur perpanjangan yang terjadi sejarak l0O mm. Irtak
jarak 100 mm ini paling sedikit harus 20 mm dari batang yang dijepit dan 50 mm dari
bagian bidang-patahan. Perpanjangan yang diukur (mengukur patahan batang) berupa
perpanjangan (tetap) plastis. Untuk mendapatkan regangan maksimal, masih harus ditambah
dengan regangan elastis (Gambar 5.7).

Contoh:
Ukuran panjang semula I = 100 mm. Kuat tarik maksimal yang didapat adalah 600
MPa (6000 kg/cm').
Modulus elastisitas E, = 2,0 x lff MPa (2,0 x 106 kg/cm,)
Pengukuran panjang batang setelah patah
- 100 = 16 mm.

Al = 116

Regangan
Regangan

di

bagian plastis

di

bagian elastis e.

e, =

16

116 mm.

16,0

Vo

2xl}s =
Total e =

0,3

Vo

16,3

Vo

100

600

33 Ciri-ciri

tampak

-!

33.f

Tanda-tanda pengenal mutu baja


Baja beton Bj.Tp 24 dipasok sebagai baja beton polos (Gambar 5.9a). Bentuk dari
baja beton Bj.Td 40 adalah deform atau dipunrir.
rusuk
memanjang

BAJA BETON POLOS


c.

BAJA BETON DIPUNTIR

Gambar 6.9 Ciri-ciri tampak baja beton.

(g'S tequJ,) Euefuud red sllaroel

BSSBTu

{nlun uulurfrrp 8ue,{ rsueralot4ruBuedtur{ued

uur 0g
turu 0
unu 0?
o

u,tu

snp

=snutu

sBlE

aI Jaleu

zl

lelnu

snp
Jalau

snutu,

zl

r{B^

Eq !p

6ue[ue6

lsuEra|ol

z's laqel
(Z'S taqet) Euuleq Euefued {nlun uu{urzrrp Bue[ ueEuedur,(uad
uotee efuq tuqeq-Sueteg
'uB{BpBIllp qaloq {Bpll e{uEuAullaur 8ue1ug 'sBI
{llulq nles rc{undtuatu srugq
lglpes Suqed {Fulq selrp Eue[ uu8uulnl Eupel lrsp I[n Bpuaq-Bpuag .uu{Br,ruourp tuuf repu
-lBIIu lrunuaur usluedrp sruBq tedeprp Eue,( IEIIN '{llsllets Brsres Sunlrqrp4re{EFa{1p ledep

nFad BIIq uBrruln8uad uup ueeqoc:ad pseq e,(edns (runsas lepll elrq) Sueteq
SI efu1r1rpas
ue{qelP Stre{ uBeqoaled 'lBselas lslnpord uol 0I deq uem{n8uad ne1e useqoc:ad nles lplpes
Eurpd '(8uqur1au uep Euefueureru 3ue1eq uep) qe8uat sue8 rseurquo{ delt ue-rnlnEuad
nslB usBqocrad qepunf l11t1t se1 qnduuryaq ue3ue1n1 SuFe[ BpBd .qeSuat sueS rad uep
uqBnur dep uan>lntued nule lr?Bqocrad eErl pulruru uuEuep'se1rEra1 rslnpord uur
6g < $
{nlun uol 0S delt uep urtu 0Z l0 {qun uot 0 rad uernln8uad ne1u ueeqocrad ntgs :qelgpg

0uefur

IJBP

uB{n>tEIIp srueq tued qe8uel sueE dup uup uqBntu dep uernlnEuad nBlB rrggqocrad r{Bl1gn[
'tuquq-tuqeq epBd 'ue{n{elrp tedep (>fece) uoprrur BrBJas ueuqocrad e8Eug usplruapes
uB)HRlelrP snluq-Jeleruelp uep sruef nles'rse>lFqed nles-eqlrdlp uele tuuf reuBdas

uoleq efeq ue1o.r1uo8ue6 .fr.C


'ur(uuurnln

uu8uap Iseulquo{as nBlB uurn{nes uolaq ufuq qupunf nlens qulepu leued >1oduro1a>1as
uetuap uB{luBIp tuel 'rslnpotd ledulal
uoloq efuq pep esrs r$lnpo.rd uelnluauau
lp
)tBPIl lnqesJal ue:odz1 'e1nd uBlunluuctp srueq rslred lodtuolales
Isnlgrpur ugp rBsag
)tBtlltllaul
Eue[
Euuroas qalo uof.unlueJrp uelo4uo8uad pseq Bugru rp
{8pp
Isuslsul
IrBp
IITIB
ufuuerodel ue8uap prduulrp sruuq pued lodruola>1as uelortuo8ua4 1e>lgruasreq
{u1 Eue{
npl^rpur uoleq ufeq reued >1oduro1a1es {nlun lorluo{ rlBIBp reseq 1e18up uelo4uo8ua4
rBsaq 1o13u;1 urlo.rSuo8ued Z-;.e

009

rIBqtur

ednrx

tri: #l-ilT:,

:ilr

us, erersrad eruro u * n u,*,liud:


l?'Jfr'J ;HI": #, [j;3 ft
u4unqued {g{al uup'ufusesord sues n:leq ueqeq :uueuese{-ueurrrese{ ueEuep tedeprp EuuI

lslnpord loduola:1 qrunles uulndurnl pEuqes ue>IIuBIp rs:lnpord nlpns .uelerefsrad euuou
le)luluas runueruaur reldnsrp tuef uoleg e[eq unquq rsqdasplp qaloq B)lBru .uu)Ill)lBlrp
tua.( ueupatuad u?p uslutuBEuad BJBc suas Brruou lnfuntad ueEuaq .ualsls IsBIUIuas
fas urupp uesula{ad uup srueuau uulo4uotuad eseu qBIspB lslnpord uBrBIIued
(ls6lgUes) gslnpo.rd ;qgua1,11 .f.r.C
'(npnrpur telrgd rrrulBp IsEIUIuasreq ryf tue,( uoFg ufeq :pduolelas uepguoEuad)
{eDlBrd uelonuotuad pEuqas undneut (1su1gpes utalsls rEas ruepp ueloquotued) uotag
ufeq
puueru
umpuntrp
uopg ufuq pup srruoN
lslnpord
loduroleles
tedup
{nlun
{ruq
uoleq B[Bq uqo4uotued .?.9

IrBp

)H.I
unu 0

'tunr

,]

it

il
x

101

wdugnl

,qee

) T

Pedoman Pengeq?an futorr

102
Tabel 5.3

'*urdg Uri ro ,t'


:,10:'ttllll, dd 16 mm

.'

-;r'i.j...

*'.7;%

lt..6
:.$
t'44

16 mm s/d 28 mm
dari 28 mm

:i'r.r,.:,

penyimpangan yang diizinkan untuk berat teoretis seluruh partai (Tabel 5.4)

Tabel 5.4
Diameter

(mm)

Toleransi (7d

mm I
lOmm s/d16mm I
16 mm dd 28 mm I
dari2Smm I

t6
t5"/"
o/o

Kurang dari 10

*.4

"/,

*3"/"

penyimpangan yang diizinkan dari diameter nominal (Tabel 5.5)

Tabel 5.5
Diameter (mm)
Sampai dengan
16 rnm s/d
28 mm s/d
36 mm s/d

14
25
34
50

mm
mm
mm
mm

Toleransi

Penyimpangan Kebundaran

*
*
*

Maksimum 7A o/o dari


batas toleransi.

0,4
0,5
0,6
0,8

mrn

mm
mm
mm

keprofilan/deform
Rusuk melintang dari baja deform harus dipasang sedemikian hingga:
. letaknya miring terhadap poros batang
. mempunyai lintasan berbentuk sabit yang rata

.
.
.

tinggi rusuk > 0,05 0


jarak sumbu ke sumbu rusuk < 0,7 0

sudut antara rusuk dengan poros batang > 45'

uji urik
Untuk melakukan pengujian tarik lihat 3.2.1

tarin g -j arin g tulan gan


Pemeriksaan batang-batang memanjang dan melintang dari jaring-jaring tulangan sesuai
dengan cara pemeriksaan batang-batang baja beton. Juga dituntut syarat-syarat terhadap
pengelasan bintik (persilangan). Besar dari gaya geser ditentukan menurut percobaan geser
(lihat Paragraf 9.2 Gambar 5.64) yang sedikitnya harus sebesar: 0,25 x batas leleh x A,
[dl.Newton]. Bila batas leleh yang disyaratkan 500 MPa (atau 0,2 Vo batas regang), maka
gaya gesernya adalah 125 x A, [Newtonl.

uBqrlld IJBP Sunlue8rel le8uus uu8uulnl


uep ugunsns BueJuy .Buucuured upud
lslrutsuo{
rclntulp qelel e,(u-reuaqas uelolEuaqruad uup ue8uototuad ue{n{Bleur
{nlun ueders:a4

runrun I.,'

hIHIIOXSNSSnIGd

il\r(I

IlIVcNOJ,Orugd "?

B
t

Ja!

de
IB

'u{ursulFqud
ueuDJ8unua)t IrBp Sunlue8Jat Suefuetuetu uup 3ue1ur1ou Sueleq-3uu1eq nqwns

'(ut

oI nquns

uBJn)Ul
Jeqel u?p uI
Euefuud) 3un1n3:a1 losedrp ludep urur 9
I'Z
,S
letulqutu
Burqn ueEuelnl JaleLuBIp
uetuap uutuelnl Euuef-tuue1 'Sunlntrat uetulrgl
lutul$letu
'uuuesaued rlu{ nlss euas edp rad luururur quprnf
uep u8nf uB{oseued nqulr epud Eunlue8raq rlunra{ re{Bured 'uB{rsellrqudlp ledep
re{Bued 'uesadrp Eue{ SuFef-Euuut

urlEuntu 8ue,( Sut u[ leJeq uup ruseq

ueser,uetu

'Brpasral 8ue,t ueresed-EuFef qaluo3 0I.g TBqEBC

'rxru 002 nBlB 0SI - 00t qBIupB Eugel


-rad Sueleq nquns eI nquns ugrnln rEpuBtS 'zuu 00rS x 00IZ r.lElBpB runtun Bue,(
ue8uFef-ue8upuf runl uern{ll 'uulelpasrp 8uu,( uep ue{rslnpordrp ue>1e 8ue,t ue8uuBf
-ue8ulref uelnluaueu {oserued :1g7'g ruquDg) ue>lrusedrp 8ue{ ue8uuuf-ue8uuef
:urelup uu{Bpaqrp uuEuulnl-Euue1

'turpulp u?p IBIuBI rnqruls Inlun uu>puntrp ufuuserq ue8uelnl-tupuf 'Ot 0 uuEuap pdtuus
g $ ue8uuef ralaururp udrueq losedrp ledup '(E'?'g tgrlll) Ipulq sullp ueEuepsraq tuqes
u,(uEuefuetuatu uep Suqurleru 3ue1eq Eue[ uetuuef-wtulref '?dhl 0OS Jeseqas qelat sqeq
refunduletu tuuf ur8urp {lrsllp uoleq efeq IrBp lgnglp {pulq se1 uu8uap uu8uelnl-EuFBf
.r1llulq su1 ue8uap ue8uelnl-8ur_re1
Z.S.e

'uusadrp snsnq{ ledep 09-0tr9 relaruurp uelSuepas .Z-gZ- gZ-Zt


{Z-6l-(gt)-qt-pt-(E1)-Zl-Ot-(0)-g-g :ues tuelup reduprq sruuq uoleg ufeq raleururq
'nu{runsesp nlred u{urq efute:lEuruetu uBp
strrBl qlqel Eue[
ue{utuau IuI
B^rqeq
uulnuqradp ntred '?rulJeuetu neru uuselrEtuad
ru{Brn
uqesnEuad
u{ueserq
>pfuuq
dnlnc
uellaquad elrq 'uuryesud rp Eue,( Euefuud upedpup
tuudrurr(uau tuu,(
Jeleluurp
uup
Euefued ueuusaule4 '(uurpresedlp Eus,( Euefued uquueup)
s1pe$q qupns u,(uuselq
Zl uup lu 6 'ur 9 uetuufuuda1 uutuap tuepq-tuspg

t\

tuqeq-tuqBg

lgg

uBrBsBltled gc
'rrE:tBIPasP

tue,( Brruou lBrlllaut Inlun uu{uu.rusrp 1uI IBrl lEug 'rn1ua1 ue1[nEuad ulnd uuryure,(sp
uetuulnl-tuuef {ntun 'Bureln uutuulnl Euetuq tuedureuad sunl qBIBpB 'V lulr lq
801

ueduepl

to

Pedoman Pengertaan Belon

104

perancang seperti detail tulangan, panjang dan bentuk batang, maka dapat mengakibatkan
biaya pengerjaan setiap perancang atau kombinasi perancang dan Penganyam sering banyak
be6eda. Antara lain penting diperhitungkan pula dengan panjang yang dipasarkan 12 m.
Dari kepanjangan l2 mini dapat dihasilkan pemotongan tanpa ada yang terbuang (effisien)
yakni berupa: 2 x 600, 3 x 400, 4 x 300, 5 x 240, 6 x 200, 7 x l7l dan 8 x 150 mm.
Penganyam tulangan biasanya mempunyai kemungkinan yang cukup untuk memotong
batang, bila panjang yang dibutuhkan lebih pendek dari 150 mm. Perancang juga yang
menentukan detail sambungan. Jelas bahwa pekerjaan secara detail-standar yang sederhana

lebih ekonomis.
Ringkasnya berarti perancang (dan penggambar) dalam merencanakan dan menggambar
harus memperhitungkan jumlah keseluruhan biaya Pemasangan tulangan.

Bj.Tp 2a
Biaya bahan
Bj.Td 40

al

te

Tulangan
Pemotongan

s(

Pembengkokan

Biaya kerja
Pengiriman
Penganyaman

Pemotongan, pembengkokan, dan penganyaman memerlukan tenaga kerja yang intensif


dan biasanya dilaksanakan oleh perusahaan khas penganyaman kecil sebagai gub-pemborong.
Umumnya pengerjaan tulangan dalam perencanaan terletak pada jalur kritik (lihat Bab l,
par l0) sehingga akan memberi konsekuensi langsung pada keseluruhan rencana bila waktu

penganyaman salah diperkirakan.


Apabila gambar tulangan telah digambar berarti pekerjaan menganyam dapat dimulai.
Bermacam-macam bentuk batang tulangan pada gambar tulangan diberi tanda (angka),
supaya penganyam tulangan pada lokasi pembangunan tepat mengetahui - misalnya tanda
batang I - letak batang yang harus dipasang. Selanjutnya berbagai bentuk batang

dikumpulkan dalam daftar pembengkokan.


Untuk memudahkan pendaftarannya seringkali bentuk batang yang paling banyak diberi
kode. Pengkodean dimanfaatkan sebagai pemotongan maupun pembengkokan tulangan,
sedangkan untuk menentukan ukuran tulangan yang tepat diperlukan pula ketebalan penutup
beton.

4.2 Pengaitan dan pernbengkokan


4.2.1. Pengaitan pada batang-batang

Kait-kait pada batang-batang tulangan dapat berupa kait penuh, miring atau lurus.
Untuk baja polos kaitan harus dibengkok agar garis tengah kait paling sedikit 2,5 0t (Garnbar
5.1l). Garis tengah kait dari batang deform minimal harus 5 0r. Selanjutnya ujung-lurus
untuk kait penuh paling sedikit harus 4 Q, dan untuk kait lurus dan miring 5 0r

4.i
bat

(G

6uurul nele
qnuad lre>;

',L-{olBq BpBd EUB{tuas


{nluag gl.g rBqurBc

s
ID

J_-L'

+-1
09!?

SNJAUAUJ

'sr

dn
ou

sele ue6uelnl

ef

.S

nqutog)

t0
Ot lplpes Surpd tuBIBp qu8ual sueE ru[undurou sruer{ Bruu3n ueEuulnl Bueleq-Euquq
uped ue1o18uequa4 '8uu1eq uulnlradrp 8ue,( qeru usqeqrued qglupe uulolSuaqurad

tu
Bpr

'(s
'tBl

8ueluq-Suelsq BpBd uolorl8uequrod e.Z,l

I.I
,U

nDi

'3uu13ues eped 1c1 ue?B^ral ua (q) snrnl

' oglt
Ouelued
I

uele^ al

(B) SuFrtu

.I

1rv11 ZI.g rBqrrrBC

'3u

JISI

r 0Zt

+:--;----f'r98

<

.c

'q

'tI'S rgqugg

eped ruedas 3uel8ues

{nluaq uu>luun8rp qetoq J,-)topq BpBd 'Eurlas-Euglasreq Euusudrp sruEq urolo{ upud ldela
'uulurzrrp eant c71'S rBqurBC lrunuau EuelSuas ueeunE8ued,-(qzl.S nquog)srunl lp{ nulB

(oZt'S

nquog)

Eupttu tp1 rdeltuelp srlrur.l ruolo{ uup lopq epud EuulSuas-tuolEuag

Euq8uas eped uqre8ua4 Z.Tg


'EuFlur ?lu:I uBp (g) qnuad tle:I .(o) srr.rnl 11a1 Euqeq-Euelug
vruoJfo vrvg

II.g

rBqurBC

solod vfYs
N
N

ir(
+/
x
nuoJ3o vfvs

JBq

&

suE
{

vrvsi

nuoJ3o v(v8

so-tod YIYg

so-tod vrvs

tu
Euc

'I
(ue

*flrl

l/
N
ot

Orl
'j-/.:+

=L-L
r0rr

xlr?

rl

'ut

ry
uR{

,*r-,

901

Pedoman Pengeqaan

106

futqt

Gambar 6.14 Pembengkokan.

43. Penutup beton

Penutup beton bertujuan melindungi tulangan teroksidasi karena pengaruh dari luar,
seperti air hujan, gaVuap agresif, lingkungan dan sebagainya, yang dapat membentuk karat.
Selain itu, guna melindungi tulangan terhadap kebakaran. Bila penutup beton terlalu tipis
atau kurang rapat, maka ada bahayanya yakni tulangan akan berkarat. Hal semacam ini
akan melemahkan tulangan. Di samping itu penutup beton dapat mengelupas. Baja berkarat
mempunyai volume yang lebih besar daripada volume baja semula. Penutup beton yang
tebal tidak baik juga karena bahaya peretakan semakin besar. Suatu alat pembantu agar
penutup beton dapat memenuhi persyaratan penutup beton yakni penahan jarak yang
dinamakan blok beton penutup, blok kecil beton atau penunjang tulangan. Bentuk dari
penahan jarak yang berupa blok kecil beton dengan/atau tanpa kawat, dan rusuk-rusuk
penyetel persegi cocok dipakai untuk jaringan tingkat berat; sedangkan gelang-gelang
digunakan pada bagian samping kolom, balok dan dinding dan sebagainya (Gambar 5.15).

Rusuk-rusuk pada lantai kerja yang harus dicor pada lokasi tidak disarankan, karena
menghasilkan kualitas beton kurang baik.

Gambar 6.15 Macam-macam bentuk dari penahan jarak.


Penggunaan sepotong baja beton sebagai penahan jarak tidak diizinkan, karena dapat
menimbulkan noda-noda karat pada permukaan beton. Selain itu tulangan utama dapat pula
dimakan karat. Juga pekerjaan yang pernah dilakukan ketika pengecoran yaitu tulangan
diangkat/digoyang sedikit agar spesi beton meliputi sekeliling batang tulangan dengan baik,
akan menghasilkan penutup beton yang kurang bermutu.
Untuk mendapatkan penutup beton yang tepat, dianjurkan memakai blok kecil beton

yang sedikitnya mempunyai kualitas beton dan kepadatan (kerapatan) yang sama (blok
kecil beton kurang cukup padat sehingga di tempat blok kecil air dapat terserap dengan
akibat terbentuknya karat pada tulangan).

'rIplu tunfn Ip llu{ uduq Blnu Sunfn p lp)t eduq -

quruas 46 1o18uaqlp
uulo>l8uaquad ue8uap Suuteq

6
6
I
1

ledtuaal el8ue

e8rre{ ul8uu
00.II
el8ue ---l
.B
u>18uu

snpal

eueuad

Suelue Inluaq uup r{oluoJ


Suurtu
qnued

:8ue1eq

1re>1
1u>1

srunl lrc{
I
t1q udu4 0
rrgle-tunfn uped ledua

a1 ulEue uelSuepes 'Eueleq elntu-Eunfn epud tlBI {nlueq uelelufuau eEpel


(uelolBuaqtuad JsUBp urBIEp

ueEu

{olq
uola(

'{p
uu8u

ulnd

pdul

qEuy

.uupeqrad, ruolo{ uped reque8rp Eueteq {nlueq) undude Suquq {nluaq - 6


(euqn lodulola>1 depas urupp) lrun rouou - g p I
6 ue8uap redtues 9 lrep eurutn >lodtuolay .q
(uo1o>lEueqtuad rsryBp ruelup

.uelluqJad, ruolo{ uped requruErp

8uu1sq
undedu Euuleq
{nlueq)
{nlueq
-

snsnq{ tuer Sueteq rBSBp {nluaq


undede lnpns tuBIEp uelolSuaqurad enp
os? lnpns qB,$Bq p uelolSuaquad enp
undede lnpns tuulep uulolSuaquad
os, lnpns qB/hBq p uelolSuaquad
qenas efuqrun1as {Bpll '06 )to{8uaqp

6
g,L
g
s

n
E
Z,

qeruas ufuqrunlas '^96 1o>lEuaqrp - I


uelo>lSuaqtuad4re8uolourad ueuf.ralad uduq -0
E ue8uap redures 0 lrup Burqn 1odtuo1al

.B

Suqc

'Grl

:Inlun {nfuruad lraqrueu BnpeI ultuy


lafo-rd rad uulrsruuaplp 8ue,( EuqeQ Inluaq 6
lersads Suuruq

{nlueq

lurrds uellgl uep Sue4Euas L


(ruseq) snsnq 3uu{ Jnlual qu8ual slre8 ue8uap Suel?e Inluaq
g

nlueq uutuelnl tuepq-tuepq S


(ueEunlSuaf uulolEuaq tedua ueEuap tueleq-Euu1eq n
(uu8un18ua1) uulolEuaq etn uu8uap Euqeq-tustee
(uuEuqEua| uu>1o1Euaq unp uutuep Euaeq-tueleq ?,
(uu8unlSuaf uelolEuaq nlus uu8uap tuuleq-8ue1uq t
srunl Suef

Euuleq-tuquq

?uaJt

{nsIL
IJEP

Euei(

lr.te
Euer(

lBJs{,

pl

srdp

'renl

ultuy

'lBrB)

:lDIIreq pEuqas
Bureln 1oduro1a1-1oduro1a{ trunuatu uur8eqtuad ue1u1efueu epo{ euegad
'uuEue1n1

'u1Eue ledrua IrBp lrlprel epoy


(uqretuad) Eunfn-Eunfn uep tuaeq {nluaq ueEuap usllalreq uuapolSua4
uu8uelnl uuapo:1Euad qoluoJ .1.?

'tuedrueued

olruq upudpup alos7 sueq tHlpas tulpd tuedtueuad Bnpel ureluu t1eler u:Ieru qpq
uetuap rlalatu pdup uoleg uup slpluls lpruf uequued ededng '(uu1n1a1 uuluuEunuraul)
4tundra Euqat unlpqpluEuau Suuas reseq qlqq tuuf Eueleg '(sedapal) tuqntnl tuelat
urlquqefueur ludup tuulat upudpep Ipq qlqq tue,( uuEuulnl tuupg .tuqeq uped pda
tuesedrp tuulat qqpdu uulpeqradp suuq speluls tuulat-tuqat uueunttued ?pud'spelup
nlp[ Iqedlp yuq EueI ursl BrBc nlBns
u?q?q uup ryruf uuqeuad uu:JeunEEueu uetuap

LOL

ue&telnl

i
I

| *,*

.,il

Pe&rnan Pengejaan futott

108

rll.l0

angka ketiga I - kait di ujung mula


angka-angka yang lain - sesuai dengan a.

b.

C.
I

angka keempat I - kait di ujung akhir


angka-angka yang lain - sesuai dengan a.

11.0r

d.

lihat a, b dan c.

lI.ll
G.

72.11

angka pertama 7
dengan 9)
angka kedua 2

(termasuMerlihat dalam kelompok utama 6 sampai

menyatakan nomor urut dalam kelompok utama.

Sengkang; nomor urut 2; kait lurus di ujung mula;

kait lurus di ujung akhir.

4.4.1 Pengukuran dari batang-batang


Llkuran (bagian) ditunjukkan dengan simbol A, B, C dan sebagainya dari kiri ke kanan
(Gambar 5.16). Ukuran harus dinyatakan pada gambar batang yang diskemakan dan sebagai
ukuran boleh dipakai dari bagian luar.

tit
Gq'nbar 6.16 Petunjuk ukuran (bagian).
Pada Gambar 5.16 dan 5.17 sebagai ukurannya:
U - panjang (total) batang lurus yang menutup.
11 = jarak turun (total) batang yang menutup.

Ukuran dari U dan M tidak boleh diukur dari gambar, tetapi harus selalu dihitung.
Jadi, di sini harus diperhitungkan dengan penutup beton.

Gambar 6.17 Contoh ukuran dari sebuah batang tulangan.

'ur{8untu lHrpes Euenqrq Euu,(


ueEuotod u,(edns'uolSuntu uatsueas ueJesed 8uefued uer8uquad euetum8eq ue1au,(ueur uEIp
Bues E[eq selrlgn{ uep Bueteq-3ue1eq qrunlas ueelepuad r{EIeleS

ralnduol iralauutp

'.iainduol ruulup ue13un1rq:acirp qeial uu8unlSual rs{eJoy

'00s 008 00s

v7,

zt 0I

:su13up 8uc,t {nluoq 1u13urs ereras nele '0OS = J :00e = B :00S = y iZ 8ue1eq {nluag
:VZ dt [g eleq setllun{ lg1 ralatuulp :0t qulunf l1 epuul :(erep) ue{nsuued

'rnqBlsllp srusq J

(OZ'S

uep

g'v

uer

+
I

l'
II

-+-

uBp uBrn{n-uBrn{1

nqwog) ralndtuol qeto uullrduulrp

7-3uu1vq

{quag

'Eunt

:e,(uqoluo3

'uu{lnqesrp 8uu,( uEJnIn-uBJn{n ueceu-tuucutruaq uep llu{{re{ u,(uepe 'Euquq


{nlueq 'u[eq su1rlen{ 'ralatuerp 'qelwnf 'ue8uu1n1 :uquuE upusl :edruaq u{uqup-eleq
'ue)plnseturp 8ue1uq qrunles {nlun
Blep-utep Uel{nlnqel u,(ulnfuelas 'ratndtuo{ ruelup uedtursrp 4efueq Eurled Suef tueleq

{nlueq-{nluaq'uueued 'ralnduol uBIlBBJuBueu ludep ue>1o>lEuaqued uup uu8uopued


rugep lunqluau Inlun 'rur tunleqas uu{reJnrp qelal 8ue,( ueluu uequq ue8uep pnsas
ralndurol Isleuraut ue8uap lenqlp uololSuaquad uup ue8uoloruad rEUBO e.i.t

6I'S rBqtueg eped SuJpulp rrBp uu{o4Suaqtuad .relgep uu!s! nlens Inlun qoluoJ Z.l.g

'(gl'S toEuog) Surlsqeq tuelup Sue8aual


8uu1eq ItrlIBl( rpefral Suuas Eue[ 'Suzsedrp dntnuad llrel (uotaq) Iotq qe1ata5 'gnuadrel
{ul uoleq dnlnuad uqure(srad ueurxSunuel JBSaq B{Bru 'rur us{o{Euaqtuad uu8unlunal
uelSunlrqradtuatu eduut urolo)t 8ue13uas ueryolSuaquau uB{B epg '(ue1o>13uaquad
ueEunluna>1) Euetueueu tHrpas ue>1e Suuluq lBtol 8uefuud BIBtr '1nqasra1 qalel suleQ
tnuduelau Bueruy 'rnedruulrp qupns luuetsu lrup qalal squq urel e1u{ ue8uap'(spseld) dslal
{uueq ueqeqn:ad qeqn8uau uule (srunl IrB{ e,(ulesru) Sueteq Fup uoto>13uaqtua4
'uu>lupslllp efuupud ufta1aq Eue{ eFuB elrq eIulese Inluaq e{ rluqtual uB{B EuslBQ
'spsela {nluaq uuqeqruad r.uEIBp ele,(ural {pel uerfn8uad ueser.Iequad eped luedag '8uaeq
uulolSuaqurad nete lp{ ueru{3ur1ad eped lnqup lul Euefued uer{Bqrued 'ue1o18uaquad
luBsas Euetuq ueEuefuedJad 1uqr1e us8unluna{ nlens nlpf 'ualaslluaqwad uotun1unaq

JolIsJ uu1?unlqradlp nlrad

(3ue>1Euas

+lr
pBeq
UEUB)

u,(ulusru) dnlnuaru tue,( Suetuq-tuslug


leduea1 ruolol

ruelup uolo>lEuaqued rsgep upud ue{Blefurp 3uu1eq ueSuoloured


uerEeq Ip uep

uq uet8eq Ip lle>t uu8uap

ptot 3ue[ue4

'ueue>l

'

8ur1as-Suelesraq 3uu1uq 'sed n1u1as rrr.plurel 8ue{

redun

IlEq qlqet

xDIIraq pEeqes
uu:IuuJeslp u:Iutu tre>le1era1

ryl qlf'd$nuaur

Eue,( Euqeq-Euuruq

pdupas uu>lBrlusn 'tupuad ueuerad ue{uruueur uu:le H u?p

pepugEuau Inlrm urrtunu


uBrruln tuultuas BpBd

60t

ue&tap1

r
-\|
8.8

EO

EE

ot

E.Y

EE

Egc
'Se;

!E(E(E
o- ort

CD
.x

g,

ES
EN
trc

+
o

gE
tl

+
o
e

cD

ot
00
C\I

9-

lr,

ct

Cq,

ot

lr'

o)
(\t

rrt

ot

f8
EE
ro

?CL

(U

uBllewed

!EA

5s

r^()

ol

(E

o,

tot

l:

(L

d)

c(5
c
(6

CL

ueJ!ln
Gt

'a
:f

at,

uerel6u;ped

o
E

o.
tr
(g

tn
tr

qelunl

c,
G

tr

ue1o16ueq
qe6ue1 spe6

c
d

bo

tr

:)

A
cl

,v
o

^E

bo

co

LL

o
'6,

(,)
E
(!

3e,

cl

-o
.E

:,

c@

tU

B.

8
$

dt

o
ro

.o
o)

ol

o
o
t

o,

epoy

to

,.

or!
c([
(!-O
'e
o-

dI

..o

o
o

ro
ai

o
o

*o

8l

(5

ql

;l
o
(r)

o
c,

rnllnrls ue16eq
red Euegeq qeltun[

o
c)

(o

o
ttj

8
+
ct)

Irf

rJ)

red 6ue[ued
'.req qe6uel spe6

(D

co

c{

.?

F Bg

JnunJls
ue;0eq qelunf
6ue1eq

0ueleq

BpuBl

lr)

(o

inllnJls
ue16eg

CD

.=
1)9

-o

!l

tD

d
E

Oueleq qetunl

o)

Ir

o
o
$

(o

o,

la

o
o

(E

!(lt

o.

o
Y

oo

'ra4ndurol ue8uap ue:lol8uaqurad .regeq .E


I6.9 rBqruBC

ilt

968
I

ll

009t

009?

960

t.)*v

0016

i len;-uern16

Ouegeq

'eOr
00sr
0016

Inluag 6uefue6

?z

t.

00

vz

96

rla

,0

r.lelunf

Epuel df'le

NyxoxgNsEuu3d UVjJVO

'6I'S reqr.ueC
uped
Surpurp
r{Bnqes
IrBp ue8uolouad
uep uelo>lSuaqiuad -re1;ep rolndtuol qotuos nlsns uellnfunueu
Iz.s requBD
'g-Eue1r"q

{n?uag

0Z.g rBqruBC

'6I'g rBqurup uelldtuel te8eqas

Burpurp ue8uepl >1edure6 .o

+___

oE*i*_os

6I.g TBqEBC

oos6_

;e6eqas Pceqrp o

'Eu11sgaq urBIBp

tueiepq Eual8uag gl.g

TBqEBC

'_l-I
sld[

teOues uolaq dnlnuad

l-

LLI

ue&tqn1

-!
Pedmtan Pengeqaan

112

futqt

DAFTAR PEMOTONGAN

g 8 Bj.Tp 24
30 dari 9400 = 282,00 m
96 dad 4500 = 432,00 m
30 dad 1034 = 31,02 m

Total

m=

745,02

292,8 kg.

Gambar 6.21b. Daftar pemotongan dengan komputer.

4-$ Toleransi ukuran memotong dan membengkok tulangan (Gambar 5.22)


A.) TOLERANSI BATANG LLURUS ATAU BATANG ANTARA BENGKOMN.BENGKOKAN

1 + 50 mm 25 mm unluk balang yang diserahkan


menurut sesuatu ukuran.
1 + 25 mm untuk batang yang dipotong menurut ukuran

B.) TOLEBANSI BATANG-BATANG YANG DIBENGKOK

(tt25r,

F-

l't

+ 25

mm

-l

a \< 60 cm toleransi + 6 mm
a > 60 cm toleransi t 12 mm

a
I

I
[+25mm

It+25mm

--=

g 60 cm toleransi + 6 mm
a > 60 cm toleransi + 12 mm
a

C.) TOLERANSI SENGKANG LILITAN SPIRAL DAN IKATAN-IKATAN

Ukuranluar+66rn

Ukuran luar

l*---.-]
Ukuranluar+6mm

+6

mm

Gambar 5.22 Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan.

'{olq Surtunc }z'g rBql[Bc

'Suolotuad Surlung g6'9 TBqruBC

'trul

SuufuBd

ue8uap qeqtusllp uelolSuaqruad r"l-Icp uunuau l?lol 8uB[ued qeppu Suolodrp 8uu,( Suefue4
'qesrd:a1 uuI1ulellp uup uu)tt{nlnqlp 8uu,{ 1rca4 8ue1eq-Suuleq ralauurp !-rurrp uerpntuel
'snlndrp ue8uulnl lepunqas r:ep lu4r8uad lurruy 'Suoloruad Surlun8 elreqtuaol ue8uap
ueuediut,{ued lse4otr a:1 r8.lad uc3uelirS uu,{ueSued 'nlueuet 3uu[ued-8uefuud ruulep urx8unu
srulcuolaas lSuqlp uoleq zfuq'uc:rsed-Surfucd'ue4o>lSuaqtuad JuUBp ue{resepJag
ue8uolotued I'Z'S

ueun8ueq lsu{ot epud uelolSuaqruad uep ue8uolouad

Z.S

'u?urelreq tue,( efeq sulrpn>l uup Jaleu?rp

?.rque Ip (llca{) nfel Suquq uelleduauaur ue8uap uBIDIBIIp lul efuurnurn 'uudtursrp
uulpnure{ ralaruerp rad uep setrlun{ rad unsnsrp snrBq ufug 'n{e{ {otuq-{opq sr1u !p
UeT[utaleur uu8uap redecrp ledep lul IBH '(tndun: uep) qeuq EunSSur{ueu {Bplt efeq e33ug
wrltnuepes rnlulp sruBq ueuudur,(uod rsu>1ol EpBd 'uuun8ueq uere{ rudecrp qupnu sues
uu>1o13uaqured uep ue8uolourad rse1o1 uu8uap ur>18unur lelepes ueuudurr.(uad rsu>1o1 eped
uulledurellp uoloq ufeq'ue>pgntulp efeq ledurq qslelas 'e[ra:l u8eual :pfueq uu{qnlnquau
u8n[ uep nlred {s} e/(ursueqes unlsrunlah[ 'uelsrunletu n1-rad IBpp lu8s 'srun1 er(u8uquq
-Euqeq qu4udu luqllp ulnd snreH 'IIBq Euu[ uu1e1a1ad uDFESBpraq Bsurluuuas Euulnpaq
uoleg 'u.(uuulu1e1ad >psruaur 8ue[ ueqBq urefurel uup sedal Suef lsru{{Brsl 5tu{upr
'uuro1o1 :uep qlsJeq sruuq uoleq ufeg ':p1otp snreq 1ure>I uelerurp sne tue{ Suuteq-Euqeq
Idelel '1uru1req lpllpes uolqeloqradp u[ug 'uoFe efeq uuelnuuad Ip InJunru tue,( up1
IBcBJ-lBcBc nelu uu:luleJ 'uusudnled '1o1o1atuaur )tepll ulul BrBluB 'uoleq efuq uuulnuuad
'ledruq u?qqne:l lue:peqradlp srlreq nped Euweq ueerulrauad Bp?d'Jaleru ZI rI?IBprB Euqeq
-tuetuq
rrurBsed Euu[ue4 'uuuntuuq
a1 uqusnEuad qalo urlrpgp uoteq ufeg
lrep
Isu:tol
ueu.e.(us8uad ;qpar; I'S

wNgd'g
tll

ueiluent

wt
]

lll

ilt

I
Pedatnan Pengeqaan Beton

114

Di sini harus memperhitungkan pertambahan panjang akibat pembengkokan. Batangbatang yang diameternya sampai dengan 12 mm akan dipotong dengan gunting menurut
kepanjangannya (Gambar 5.23). Diameter yang lebih besar (> 12 mm) dipotong dengan
gunting blok (Gambar 5.24) yang diletakkan di atas sebuatr balok kayu.
Pemotongan dilakukan batang per batang. Batang yang telah dipotong, diangkat oleh
pekerja dari lokasi penyimpanan ke meja pembengkok (atau batang yang tidak perlu
dibengkok), setelatr itu batang yang sepadan (sama-sama kualitas baja, diameter dan
kepanjangannya) dibundel dan diberi label, selanjutnya dibawa ke lokasi penyimpanan
sementara (Gambar 5.25 dan 5.26).

Penyimpanan
terpisah

Lapangan
Penyimpanan

Gambar 6.25 Pembagian lokasi bangunan.

Gambar 5.26 Pembundelan dan pemberian label yang

sepadan.

Setelah batang dipotong; ukuran bagian yang tercantum pada daftar pembengkokan
ditandai dengan kapur tulis, di mana perlu diperhatikan ekstra dari panjang kait-kait. Pada
sejumlah batang-batang yang sepadan (dalam daftar pembengkokan) disarankan untuk
memberi ukuran di atas meja pembengkok clengan: kaprir tuiis trerwanra kuning, paku atau
sepotong kayu.

52.2 Pembengkokan
Dalam pembengkokan, biasanya rnenggunakan meja pembengkok yang dibuat dari
balok-balok kayu. Di atas meja pembengkok terdapat pelat-pelat, berupa sebuah pelat
pembengkok dengan dua pasak besi kecil (Gambar 5.2n yang dipakukan atau disekrup.

t
j

;,

tr

'1e-raE8ued uerel sruaf ru8eqraq ueleunSSuau ledep Surtsr4aq a1 qesrd:a1


ueuudwu(uad uep uep qesrd:at 8uu,t ueuedwr,(ued nfnuetu (1o>18uaquad uup Suolotued efatu

tB

rnlelau-r) uuuedrur,{uad rpu>1ol Irop uqn>gBuu8ued 4nlun 'ueunBueq uBBuesXEIad ntr4urn-u>gBuuf

r:ep SunluruE-rog '3ue>i3uas-3uu>13uas 4olSuaqtueuJ Intun ue>luun8rp e{uurnun EUE {IISeru


-ursal^{ 'lrun-lruruiq urecas 8un18ua1-lnpns re8eqraq ue8uap >1o18uaqrp 8ue,{ Suuteq uBIoI
-Suaquad uelurlSunueu 8ue,t 'uu>puurSordrp tedep qrSSuec 3ur1ed 8ue[ 4o>lSuaqtued
ulsary 'Euru18ua1 lnpns ueuruuse{ re,(unduau 8ue1eq-Eueleq qrunlas uuplruep BJBJaS

NE

{
s

'ue1o18uaquad-regep uu8uep runses uu1o13uaq {nluaqueu {nlun qepnut ue8uap Jnlslp


ledup tuepotu 8ue( ursetrAl 'sn8rlelas >lolEuaqrp gedup Sueteq-8uu1eq ederaqaq qBIBpu (gz'g
rur >1o13uaqtuad-ulsatu uep uu8unlune){ '{pls[ snre r{alo uu4lere8rp 3ue,( >1o13ueq

nquog)

-uad-te1ad uu8uop relntlp detat ludrlad-te1ad 'lenqlp qula etnf lolSuaquad-ulsehl


'qesrd:a1 uB4llulallp u,(ulnfuelas uup leqel uu8uap nunlueclp
sues lapunqrp uu>lu {olSuaqrp n1.rad lepll Euef tuqeq-8uvtug 'BtuBS-BtuBSraq Euotodgp
ledup Wqal nele Sueluq nles Blutu '8uquq Jeleurelp uup Suolouad-ulseu selsedul eped
tuntue8rag'utuuued Euotouad-e[au a1ufta1ad qalo E^reqrp tuuleq-Eueuq'snlnd Suotodlp
wlapunq lagEuad qelalas 'elra1-ufatu Bnp uralrre rp daa ue>pedualp lereq 1u13un Suotoruad
ursat4l 'uedurrfuad uu8uedele{ B/heqrp Suolourad ulsau-{Bre38uad IIre{ Jolou qunqas
uuun8ueq lsu{ol eped sluelatu Breras uelol8uaquad uep uu8uoloued VZ'S

efusrualas uup 'nlueq ue8uulnl Sueteq selu Ip Suusedrp


8ue{ Suqeq-Suuleq {uun rurq BuIB^\ 1aqe1 tnfuel qlqel uep (uodns) ntueq ue8uelnl Suureq
-EueteQ {rqun r{ltnd Bue^uaq IeqBI efusrualas 'Eulunl Btue^r uslpntuel 'r-BIBdlp sItrBL{ Euef
qeJeru BruBA\ IeqBI sulsl-Brueuad'uuunEueq-rnuns uped uB{IESII I 'ustuei(ue8uad ueeftalad
uu1run uelule,(uau [eqBI prLrBAr ru1e,( Buergapes Suer epoletu nlens 'tage1 ue8uap lensas
ue:In>IBIrp uernte8uag '>1o18uaqueu {Bpll re8e n,(e1 {oleq-Ioleq ueEuap Suufunlrp dnlnc
snrpr{ Eueteq-EuqBg 'I{Eusl FBp suqaq uep llut{-lluq uu8uap w+[utelp lul 8ueleq-3uaeq
E{Bru '1o18uaqrp nu1B rup Suolodrp qelel u,(uuernln lrunuaru tueluq-tueteq epqudy

qesgdral ueuudur;.(ued 'Z'S


'eFa{
u8eual qalo Brsluauas ueuedur,(uad e1 B^\Bqrp uep IaqBI IunluBJIp uelpnua{ 'lapunqtp
Bpuu1es uup >1o13ueqp qBIa1 Eue,( tueleq-Suutug 'rqdelp sueq {elar nqu qeled Euef tueleq
-Euurug 'Euereq ralauulp uup EunlueErat tedllad Iseq lereq tqtura '1o1tuaq1p tedep tueluq
uulpnruel Euqeq uerpnura{ uad-uad uu:nuA\epp'ted11ad-lsoq nlsns lu{Bruaru uetuag

'1edr1ad-1e1ad

uup

1ed11ed-1sa14 LG'g

rBqurBC

uu
UB
NI

qa
TIBI

lr

uefuueru

9tt

ttol

Pedornan Pengeiaan

116

I-

Eeton

I
I
i

Gambar 6.28 Mesin-pembengkok yang sekaligus dapat membengkok beberapa batang-batang.

53

Pemotongan dan pembengkokan pada sentral (industri pembengkokan dan


penganyaman)

Akibat pekerjaan di dalam ruangan serta investasi besar untuk mesin-pemotong dan
pembengkok khusus, maka sentral-sentral dapat menyaingi biaya pemotongan dan pembengkokan pada lokasi pelaksanaan. Sentral akan mengerjakan baik baja beton dengan
panjang pasaran rnaupun gulungan. Baja beton yang digulung, pada awainya harus diluruskan dengan mesin-pelurus baru akan dikerjakari lebih lanjut. Seielah pelurusan, baja
beton dipotong oiomatis menurut panjangnya. Karena batang yang digulung sangat panjung, potongan yang terbuang hampir tidak ada. Untuk mernotong cian membengkok baja
beton tergulung sampai diameter 12 mm, mesin pernotong dan pembengkck otomatis telah
diperdagangkan. Setelah pelurusan, baja dibengkok dan dipotong sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Baik untuk merubah (arak bengkokan) beberapa milimeter maupun untuk
berbagai pelengkungan dapat diatur secara elektronis.
Femotongan dan pembengkokan di sentral akan diiakukan sebagai berikut. Baja ditempatkan dalarn kotak-kotak yang tersortir. lvleja-pemotong dan pengukur diletakkan di
perpanjangan rneja tersebut. Dengan sebr.rah mesin-angkut kecil bertromol {'winch'), batang-batang diangkut dari tempat persediaan sampai ke mesin-pemotong hingga membentur
suatu batas pemotongan. Setelah kabel pengangkut/penarik dilepaskan dan diperiksa apakah seluruh ujung-ujung batang menyinggung batas pemotongan, maka sebundel batang
tersebut dipotong sekaligus. Kabel pengangkut dipasang lagi dan pekerjaan dapat berulang.
Untuk pembengkokan, mesin pembengkok yang dipakai sesuai dengan yang ada pada
lokasi bangunan. Pada beberapa sentral terdapat mesin pembengkok untuk kegunaan tertentu. Contohnya: mesin pembengkok untuk spiral persegi yang dibutuhkan pada pondasi
tiang pancang dan kolom-kolom. Batang-batang yang dipotong dan/atau dibengkok akan
dibundel dan dicantumi label, kemudian bundelan disimpan atau disediakan untuk diangkut

ke lokasi bangunan.
5.4 Penganyaman pada lokasi bangunan
5.4.1 Mengikat baja beton
Berkaitan dengan pemasangan dan pengikatan tulangan harus dilakukan seakurat
murngkin sesuai rlengan gambar (rancang), agar sebeluim dan sesaat pengeecran, fulangan
tidak bergeming. Bahan yang umum dipakai agar sambungan batang-batang persilangan
tidak bergerak yakni kawat pengikat (dari baja tarik panas) dengan diameter 1,24 mm.
Tergantung dari gaya-gaya yang diperkirakan akan bekerja pada sambungan, ada beberapa
macam tipe pengikatan (Gambar 5.29).

'ssquqrp qe1el Sued e:uc ue8uep rcnsas Surts11aq sule Ip


i B u e 1e

q,,, ;il?JX

loluq uu8uulnl uutuufue8ue4

Jl,'.:?tf f 'JrT, :'fi i:,1il l:ill


,x

ude

'uru
ueS

(lnpns Ip )tel) urul 8uu,( Suuruq-8uu1uq uulSuepes 3uu43uas ciurles ueBuap IepES u?lu{I
turylp xnpns rp 8ue1uq-3ur1eq 'Suusudtp urul 8ue( 8ue1eq-8uilteg uutpnwe1
8ue[ ue8uap lenses

uu8r

uu8uap Sucirs uutlJ1t EJuJas le{llp

:>1uruf

BJuJes

lsJn

'n1e1

usqelaqesraq 8ue{ 3ue>13uas-3uu13uas

{nlun ue>ln{B'I 'lepes uelull

Bruces u{usuralas Iu:II

ugp sBlB lnpns rp 8uu1eq uer8eq ue>18unqnq 'e,(ulnfuutas 'tepes uulu{I Breras qB/heq lnpns
Suque uufluap lollp qu8uel-8ue18uag'uu1e1a1ad-solel ssle Ip uulndurnlrp qu8ual-8ue>18ue5
.uequBuapad a{ 8un[n r:ep 3uu13uas-3ue13uas uelr8eq uep LIB^rBq lnpns 8uu1eq qunqes

tq3
uB{r

Eust
-ed

.:1otuq ue8uelnl relSues ueuedue8uad erec e8[L 08'9 rBqurBC

'8ue

eped 3ue13uas >1e.ruf-ryref srlnt-:ndu1 ue8uap tspuul 'tl?^\uq uur8eq Surlsqaq uedud ssle Ip
{qelrel 8uu,( llcel uoteq >1o1q e8rt sElB Ip Euuleq-Euelsq uu{ele-I 'EuttsHaq tuBIBp Ip )toleq
tunfn eped lu8at ue)pplallp 3ue13uag 'ln{ueq ru8eqas uu:p[:a:1rp efutuntun Euqsgaq
gr?lgp Ip {oleq ue8uulnl uetue,(ue8ua4 'ueuf:a>1ad rse1o1 uped {opq ue8uulnl ueurefue8ued

6urlsqaq renl rO

'c

6u;1s1aq sple lO

'q

6urgsr>1aq

u,Blep rO

'E

ISEPr

-Jal
epe

Jnlu

-sq'

pur
-!p

{nlu
{RfU
qBIE]

ufeq

-ued

ug{qnlnqrp rlq8uHas 'ue8uelrsraq 8ur1es 8ue,( ue8uelnl-.re18uas r8as uup Suepued t6


.@t-S nqtaog) rueJBru-ruecsuJeq Breras uBIn>lBlIp ledep {oleq uu8uelnl ueuru,(ue8ue{

{oluq ue8uelnl 7'9'5

efuq
.NIIP
ue8u
-tuo

'3uel

tuquq-8uauq uulEunqnq8uau {nlun ueleun8rp p38unr nulu Sueps ue1ery8ua4 'e

uEp

'lun>[ urls{a uu8unqurus lunquleru (leqop) delSuer uulult8ue4 'c


'ue8uellsrad lpp eped lopq-)toleq uup tuolo{ Irup lnpns uu8uelnl-Euu1uq ledtue
uetuap 3ue13uas-3ue13uas uulSunqnq8uau {nlun ueleun8rp lapus uuloytua4 'q

uup

lueBuups:eq

'uredue8uad Euoq uep uu8unqtuBs ed11 e8g, 66'9 Tuqtutrg


(aqop)

delGuer uelelr6ua6 'c

lapes uele>ilOuea 'q

Euegrs

uelellOued

ttt

ueduepl

@tq
i,.

-3
Pedoman Pengoqaan futon

118

Banyak pekerjaan bangunan besar dan kecil akan rnengunakan pra pabrikasi sangkarhrlangan, bila penulangan memenuhi. Dalam hal ini akan didirikan beberapa cagak penopang
di lokasi pemotongan dan pembengkokan (Gambar 5.31), kemudian diletakkan seluruh
batang-batang menerus. Setelah menandai pembagian sengkang-sengkang pada salah satu
batang bagian sudut, sengkang-sengkang dilingkarkan pada batang-batang. Dua batang atas

ta

bagian sudut (lebih baik menenrs) diikat keras dengan semua sengkang-sengkang secara
ikatan sadel. Setelah batang-batang diikat dengan sengkang, batang-batang sudut disambung
dengan setiap sengkang secara ikatan sadel dan batang yang lain dengan pengikatan tunggal,
selanjutnya batang-batang yang tidak menerus dan batang-batang yang dibengkokkan,
dimasukkan dari ujung akhir sangkar kemudian diikat keras. Jika mungkin sambungan

$.t

tulangan peletakan dapat bersama-sama digantungkan pada sangkar.

su;

rul

lat
per

Gambar 6.31 Penganyaman tulangan sangkar baiok dan kolom pada lokasi pemotongan/pembengkokan.

tsila sangkar tulangan teiah diietakkan daiarn bekisting, maka tuiangan-sarnbungan ini
biasanya dapat dipasang ciengan mudah dan definitif. Guna rnenghindari perpindahan
(mengeser) sangkar tulangan, sering dipasang beberapa tulangan bantu (penyokong
pengangkutan). Sangkar tulangan sernentara ini disimpan dahulu sarnpai bekisting hampir

tular

selesai.

Agar penutup treton dapat dipert:anggungjar;abkarr r:laka diber:


Fersyara[an umllrTl untuk jumlatri penahan jara]<, caiine seCikit ilai',-rs:
dua" buah Srer r:12 beilisriiili; at*ll li,in!,a: titri:.
satu buah per meter lajur pada setiap bidang balok atau kolorn"

ptrtks:t

is.rali

) upr
.

Penahan jarak tidak boleh dipasang:


pada jarak yang kurang dari 500 nnrn di batang yang sama,
dengan jarak dari penatran jarak di batang yang terdekat kurarrg dzu'i 300 rnrn.

iiil
lii,

'(ue1u[ue3-ue1efuu3)

Gg'S toqutog) sue8 nele 1er godns


Gt.S nqung) re8alaE uodns
(ff'S toEuog) rsrperl podns
:uruiup uclnpcqrp ludup podng
,uodn, Suusudrp nped u,{uelntu leme 'se1e ue8uueI uuqn]nqal Fuae
'ueBuelrs:ed

tuelas deq eped ntes lpllpas 8ur1ed rdetal '8ue1eq roleuerp IIel1 0S nquns e{
nguns ryJuldutl'utu1 3uu,( uu8uultsred 1n1un l8unfn-3unfn eped ue8uulrsrad qrunles
:nIEIlaq qB/hBq ueSuqnt

Inlun

'ueEue1nl SuFuf Juqel uup ueEuelnt reletuelp IJBp EunlueBrat uetellSued qeltunl

'ueela1ad Ip IBtuBl ue8uupl uefue8uad Zg'g rBqruBC

jiu

ndr
3u<

uBI
6Ut

'8ue1rs uelu>ll ereJes Iu>IIIp efuuer8eqes nBlE ue8uulnl ue8uelrsrad


I{runles efulnfuu1as'(Z'S nEuog) uulrurueq Suesedrp ?npol uep sueuad uu8uulnl uesrdul
uelpntuey 'e1nd Suesudrp ledep Enpo{ srdel ue8uulnl 'Suesedrp eureuad srdel ue8uelru
IIBleleS 'sllnt rndul ueleunSSuatu ue8uap Surlsqaq uped rupuelrp ue8uelnl nquns e{ nquns
{BJB1 'uurnln8uad uulnlelau uelu ue,(uu8uad u,(uelntu letle 're1uu1 ue8uelnl BpBd

luluul uu8uqng gg.g


'rsrs tueplq rnfel ur rad Z :ultu 00e < uurE8urlal
lsrs 3uup1q rn[e1 ur rad I :rutu 00 > uerE8upal
:{oluq 1s1s uefuq
'Iopq rnful ru rad t :uru 0I <
Iopq rn[e1 ur td Z:urru 0I >
rIB,t\Bq uurteq tuqeq slsJ-stBr Jaletuslp
qolBq qu,IlBq uufuq
:lmlpeq rctrqas n:plraq Iopq {nlun {f-4
uupp aI uB)lqrplp lul lBurluFu lere{s u11g

ueguued gelurnf uluul'1a11erd ueture,(srad

6[r

t
I

ue6ueqnl

ueEr
'ug>

'tu3:
tun
B.IEf

ssfB

nles

qrun
tued

'r1
wlcr

-I
120

Pedonian Pengerjaan Beton

Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi pekerjaan dan tergantung dari
ketebalan lantai, di samping itu besar garis tengah suport adalah sebagai berikut:

garis tengab

tebal lantai

< 140 mm
> 140 mm < 200 mm
> 200 mm < 300 mm
> 300 mm < 450 mm

08
010

qn

016
q20

> 450 mm
b. Dengan batang tulangan banlu

a. Tanpa balang tulangan bantu

Gambar 5.33 Suport tradisional.


25

*{-1-----n
'155

k,

Ea
EI

ol
@l

d,

la

la

,25. 150J_--_l
s0

-l--L

Rl_
El
ol
r..

13,

,U

li

JJ

Gambar 5.34 Suport gelegar.

rc-50

,iJ']
,:l

TlJ

8_r
ol

il
ol

lr
Gambar
ar 6.35
6.35 Suport-rak atau garis.
Jumlah dari suport (n) per m2, besarnya tergantung daripacla garis tengah batangbawah dari jaring atas

$*<l0mm
0r>lomm
01

>16mm

$,

<16mm

n=2
n=l
n=0,5

'BpB dn{nc sruBq uCI}aq dnlnuad

nlens gg.g rBqrrBC

-3ut

'turlsgaq rnfel tu red (ryref ueqeuad)


nl?s lerrrrulu '(9t'g rDEaDg) dnlnc Suer( )tBrB[ uequuad Sueseuau uu8uap 'uqerei(sred
rqnueueur uolaq dnlnuad uB{BqBSnrp ulnd sruBq Surdwes Sueprq-SuBprq Inlun

il::l

0I 0 > Bruutn

:r::::

1l;

,0, o
:::l
:us{lBsru '>p,(ueq qlqet 8ue,( leruf uequuad r8{Burour uul.rnfuerp B{eu
uu8uelnl relauerp epg 'efte1 ptuel nele Surlsplee zp red unp lerururru )prpf
{olq mptueu uB{uErBSrp luref uBqeued 'uoleq dntnued {nlun

ueqeued q?Funf 'uoieq IIcaI

uslqnlnqrp 8ue,( 1e-ref uuquuad Suesedrp 'uu1efre1p IBSalas ruluel uu8uelnl qBIalaS
'uru[ Bruus nlus le{llp sruBq ue8uelrs-rad qunlas uerrSSurd rnlelau sele tuu?f
eped elndr8el 'urBI Btues nles Euulesreq lqllp sruBq lglpes Eurlud urel 8ue,( ue8uepsradrp
Euuluq-3ueluq uped 'Euedurr,(uatu qeloq rur 'ssle SuHef uer8eq qs,r\Bq Suelee depeqral srun1
1u34 ululutbl 3ue[ re8ala8 uodns qelo ndtuntlp
sruBs nlBS

le{llp

sBlB Sul.ref uer8eq 8uuleq-8uqeq Blrg 'ur?l


3ur1es sruBr1 uu8uellsred qrun1as rp sBlB Suuef uur8uq 8uu1eq-Euuleg

'8uups uele{r Bruces sure{ 1u)gp uep su1erel uesrdul depuq:a1 1u8a1 qere uetuap
etrruuad uusldel Suesedrp ufulnfuelas '(tt'S toqwog) sulu Supef uur8uq uup r{B^\Bqra
uusrdel dupeqr4 srunl le8a e[u1aa1 uep uodns rnlulau uueq ue8uelnl 8ueluq qenqes
Ireqlp Bluru lrupulq1p ledep tur ueeftalod ruBy 'uelqelelaur ler.uB nlr lsreq 8ue{ uuEuulnr
uu8uap leqat 8uu,( pluul {nlun selu-Surruf uer8eq pep SuFe[-3upuf uulHeuad uuuf:a1a4

'enpe{ uesrdel

qurheq rp Suusedlp uup {lrellp qumeq-8uuef selu p {qalret Suer( euzuad uesrdel ue8uel
-nl 'sele ue3ue1n1 uer8eq uup Enpel uusrdel ue8uelnl pnsnlauau qslelas 'uodns uqaJap
Brslue rp ue>p8eqrp ufuurel qelrteq Sueteq-8uqeg 'Suelrs uslslr Eruces uodns uuEuep selatr
lelglp ru1 tueluq uBp qe/r\Bq-srde1 uugEuq pep ssle-8upef tuqeq uu8uep ueltunqnqp lul
uodns uqeJepas Bpud 'r{B^\eq Suuef IrBp squret s1du1 eped tuesudrp puolslpeJl uodns

'go:d

eleq nu1e uolag u[eq pup lenqlp 1u1 uodns u,(uuer88ulla{ uup Eunluet-ral 'unu 00?
IBqq qlqal Eue,( rquEI-rBluBI Inlun uuluun8rp (SS'S nquog) sput nu1e {Br udns

9L'0
s'0

9L'O

OI

0'I

sz'l

ZI

00'z
9L'l
0s'I

sz'z
00'z

9L'l

0'I

rudueg

ueEuep

slret upud EuntuuEreq uftuesaq rutalat uodns

Lrsp Juseq qlqe'I

Irep

o7,

9I

(rutu) rS

'selu-Eugel
qu^\Bq
tuuluq rq qetua
frep
eI nquns lprBf

IrBp (ru urBIBp 1) nqurns

.lBluq

uBIBqepI rrucuur eEp :p1un uuuropad ptuqas r.qedp pdup rul e:Iutu 'uuleruesrD {EpF
1qs EuelEues BrBr uutuaq 'uollse:llJqed-erdrp rur ruEulaE uodng '@'*'S nquog) nluExl
uu8uupl ?uauq ueEuap puolslpur uodns pueSSuad ruEuqes ueluunElp ru8alat

tzt

udns
uefiuepl

---1
Pe&tnan Pengoq?an &ton

122
5.4.4. Tulangan dinding

Umumnya tulangan dinding akan dianyam setelah selesai memasang salatr satu sisi
bekisting dinding (Gambar 5.37). Irtak tulangan dapat ditandai pada bekisting dengan
kapur tulis.

Gambar 6.37 Penganyaman tulangan dinding.

@erlu dipikirkan bahwa pada beton bersih, 'oil crayon' berwarna kuning atau biru
pada bekisting akan luntur dan setelah beton dicor selalu terlihat. Karena itu gunakan
senantiasa kapur tulis agar selalu dapat dihapus dengan mencuci).
Batang-batang (lewatan) vertikal yang menonjol dari jaringan akan diikat dengan
tulangan stek. Tulangan stek ini telah ditanam dalam beton pada fase awal (misalnya pada
lantai atau dinding sebelatr bawah). Supaya tulangan stek ini tetap rerletak pada tempainya
dengan baik, maka dipasang tulangan bantu berbentuk-U dalam arah memanjang (Gambar
5-38 a). Batang-batang horisontal diikat secara sambungan silang dengan batang vertikal
yang lain. Karena jaring-tulangan masih harus dianyam, maka sementara batang-batang
(horisontal) ini diletakkan di antara tulangan stek (Gambar 5.39). Batang vertikal dilkat lagi
dengan tulangan stek, kemudian batang horisontal dari sebelah bawah Oiitat dengan batang

vertikal lain secara sambungan silang.

b.
dalam bidang

di luar lulangan

Gambar 6.38 Tulangan pembantu.

'Jrrplural
Suesedrp e,(ueserq Surlsqeq'luraq 1u13ur1 rnqruls BpBd 'rleqrual reledrp ledep uep runl eI
relndrp ue{e
uutuelnl ue8uesuuad qulalas rur rnlu8uad 8ue1ug '(Ot.S nquog)
IsluoslJotl
B{cu uulqeled-e88uel uulru-re{srp uul8uupas .ueleun8rp
.rrue8uad Suquq nluns lu{udlp ledup

{Bpp 1u:-podns BIrg 'letuoslrorl ue8uulnl uu)Helalrp e(usele lO .Bfeq HuI-plB{ epud selrp
ludep Eueleq 'e,(uue8uesewad uBILIBpnr.ueu Inlun 'lepuad JIlBlar e(uleref 8ue{ >1er-godns
eped uelSunluuBlp Surpurp ueEuulnl qunlas'(67t'S nquog) 1e-r-podns ueleun8rp Eurpurp
-Eurpurp undnsu '1eun1 uup Jru-nlurd '1n33uq Surpurp :ruadas leJeq tq8uq Jnl{ruls Eped
'91e1 ederaqaq uBlB{Btuad r1n1un 8ue1uq

nqB {Br-UodnS Of.g rBqruBC

Suetue

r8ul lu

tuqeq
IB>IIuar

tDqwD!
e.(ufedr

epvd e

uutuap
rrB{Bun

urg

'ry{ueq
qlqel {BrB[ uequuad uuleunttueu u?{uBresrp BIEru '8 0 > renl-tuuleq HBp Jalaurerp BIrg
'Sunsgaq ,u rad qenq Bnp llltpas 8ur1ud >1e.ref uuqeuad qelurnf 'ue>pun8rp Suuas tuqat
-Euelat nete uoleq lopq udruaq leref uer1eued 'ururefrp ledep uoleq dntnuad re8u uuledntp
qeloq {Bpp leruf uuqeuad epq efunlual sBIa[ 'Euqeq-SuelBq Bnp uu8uap uB{laglp ledep p1
rltp[B uEEurq 'qnuad tugef rpqal Euufuedas snrur{ lglpes Euqud Euefued tuef rrple uerEug
'@ gg'S nqutog) n-InluaqJeq ueEunques u?{BunErp e>lsru 'ren1 uep tuBIBp uetuelnl uep
uullerufs1p Suuf {sre[ rnlu8uaur )tnlun 'qecuurad rapdrp npad Euulnfuatu Eue,( tupurp
BpBd'ulBI Bures ntus lu:lllp sruBq uuEuelrsrad qrun1as uurrE8urd rnleletu Euqeq-8uu1eq rtqe{
Surpurp uetuqnt {nlun qnd mp1-ree'!utuu1 uu8uulnl {$un Infunrad uu8uap uulunsesreg
na4s uu8uBlnl BrBluB rD [e1uoslroq Euqag gg-g rBqurBC
rocrp qetal 6ueI uolaq

6ue1eq-6ue1eq

uedap ue;6eq 1a1s ue6ue;n1


tueAuelp qelal
Ouelegeq

wtuep

p;s ue16eq 6upBl

s.rs ntes

ezt

ueduqnl

o@g u

il-

J'
Pe&tnan Pengeqaan futot,

124
5.45 Tulangan kolom

Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya dianyam dalam keadaan
terlentang (sesuai dengan tulangan balok), kemudian sangkar diletakkan

di atas tulangan

stek.
Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada pelaksanaan. Mula-mula
sengkang dipasang pada kolom stek. Batang-batang diikatkan pada stek-stek yang ada.
Setelah pengikatan selesai dilakukan penandaan jarak sumbu ke sumbu batang-balang
sengkang. Mula-mula sengkang teratas diikat, kemudian sengkang-sengkang yang lain dari
sebelah atas ke bawah .
Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan sengkang dan serentak
dapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-batang. Ketika pengikatan sengkang secara
sambungan sadel untuk tiap sengkang, (pada batang-batang sudut dan batang-batang yang
lain dengan sengkang lain secara sambungan silang), penahan jarak dipasang pula. tni
sering digunakan gelang-gelang yang melingkari sengkang. Minimal jumlah penahan jarak
yaitu: satu per m lajur bidang sisi. Untuk kolom bulat atau kolom berukuran besar, minimal
dua per m2 bekisting.

Perhatian.
Penggunaan gelang-gelang sebagai penahan jarak di kolom ini sesuai dengan praktek,
tidak boleh dipasang pada tulangan vertikal utama.
Pertama-tama gelang berfungsi untuk selalu menjamin pemasukan penutup beton dengan

baik (melalui bagian batang terluar). Kedua dapat terjadi ruang kosong di bawah gelang
ketika pengecoran (mengendap).

5.5 Menganyam di industri (sentral) pembengkokan dan penganyaman


Dalam tahun-tahun yang lampau, sentral pembengkokan dan penganyaman saling
menggabung menjadi penganyaman konstruksi tulangan. Pada sentral penganyaman sangkar
tulangan di pra-pabrikasikan. Penganyaman hampir sesuai dengan tata cara pada lokasi
bangunan. Hanya sambungan dengan kawat biasanya diganti dengan sambungan las (lihat
8.1). Sebuah contoh dari sangkar tulangan kolom atau balok yang di pra-pabrikasi dapat
dilihat pada Gambar 5.41.

Ulasan Gambar 5.41


1. Daftar pembengkokan dan pemotongan berdasarkan gambar rancang.

2.
3.
4.
5.

Pelurusan dengan mesin-pelurus, sedangkan batang-batang sengkang dipotong


dengan mesin-potong nrenurut panjangnya.
Batang-batang yang besar disuplai dalam panjang standar 6, 9, dan 12 m.
Pembengkokan sengkang-sengkang.
Batang-batang disortir untuk tulangan utama dan dipotong sesuai dengan
panjangnya.

6.

Batang tulangan utama diletakkan di atas cagak-kerja (penopang). Pembagian


letak sengkang dan menandai di batang.

7.
8.
9.

Sengkang-sengkang dimasukkan dan dibagi.


Pengelasan las-lewatan pada sengkang.
Batang tulangan utama digeser terhadap sengkang sampai pada ukuran yang tepat.
Tulangan utama balok dari bagian batang atas dilas dengan sengkang.
Sangkar diputar agar batang bawah dari tulangan utama menopang di cagakkerja.
Pengelasan batang-batang bagian barvah.
Jika ada batang-batang samping dipasang pula.
Sangkar diberi penunjang-pengangkutan.
Sangkar dibawa ke lokasi pelaksanaan.

10.
I

l.

12.
13.
14.
15.

'{olBq nB?B ruolo{ {nlun uBSuBInl rB)t8uBs rsB{lJqBd_Brd


lr.g rBquxBc

'l

lB
lEr
Is
JB)

Eu

3ur

ue

lB
{BJ'

IuI
3u
?JUt

{elt
FBP

tu
.EP

?[n
ueEr

1i "n
l
IL

ll *,
&

-V
Pedotnan Pengaqaan Eetqt

126

Jangkauan industri penganyaman terhalang dalam pengangkutannya (melalui daratan

atau air), halangan ini baik berupa kepanjangan, kelebaran mauPun ketinggian dari konstruksi tulangan. Pengangkutan tulangan dari industri penganyaman ke lokasi bangunan
memberi biaya tambahan yang harus diimbangi dengan meningkatkan produksi per tenagakerja. Supaya dapat memanfaatkan proses penganyaman seekonomis mungkin, perancang
dan penggambar harus lebih banyak bekerja secara detail standar, sehingga banyak prosesproses dapat di otomatisasi. Lagi pula, dalam fase persiapan harus memperhitungkan segi
pengangkutan.

6. PENGET"ASAN
engelasan itu ?
Pengelasan dapat diartikan dengan mudah yaitu: suatu penyambungan logam-logarn

Apalcah

Bila pengelas akan mengelas baja beton, maka ia

akan
baja
bagian
yang
tetapi
sedikit
akan
melebur,
memanaskannya hingga tidak hanya kawat las
juga
melebur.
beton melalui kampuk las

setempat secara melebur.

Ketika pengelasan, di antara dua bagian (logam) terbentuk suatu zona leburan kecil

yang dinamakan "rendaman lebuC'. Logam pada rendaman lebur adalah suatu leburan
campuran kawat las dan baja beton. Bila rendaman lebur mendingin maka kedua bagianbagian akan menyatu. Logam tambahan tidak selalu dilakukan dengan memakai kawat las,
tetapi mungkin pula secara memanaskan ujung-ujung akhir baja beton sampai melebur dan
kedua bagian ini ditempelkan dengan keras. Setelah dingin kedua bagian ini keseluruhannya
akan menyatu.

6.1

Penggunaan

Teknik las digunakan dalam penulangan struktur beton untuk sambungan-sambungan


sebagai:

a. memperpanjang batang
b. batang disambung silang tindih.
Sambungan las dapat berfungsi dengan baik atau tidak sebagai penyaluran gaya-gaya.

6.2 Kemungkinan pengelasan


Kemungkinan pengelasan baja beton tergantung dari komposisi kimia baja. Dalam hal
ini unsur karbon memainkan peranan penting tetapi tidak menentukan sifat-sifat mekanis
baja. Bila kadar karbon menanjak, n"raka kuat tarik menurun tetapi kegetasan baja akan naik
pula. Lagipula dapat muncul persoalan mengenai kemungkinan pengelasan baja beton.

Apa yang dimal<sudl<nn dengan pengertian kemungkinan pengelasan?


Sesaat pengelasan panas akan disalurkan ke dalam material kemudian material akan
dingin kembali. Pada zona yang terpengaruh panas dapat terjadi perubahan struktur yang
kurang menguntungkan, seperti lebih getas atau kekuatan menurun. Selama gejala-gejala
ini masih diizinkan, maka timbullah dasar pengertian kemungkinan pengelasan.

p
n

(r

IT

6,

Kecuali unsur karbon (C) unsur-unsur yang lain juga mempengaruhi perubahan struktur.
Unsur-unsur ini adalah: Mangan (Mn), nikel (Ni), molibden (Mo), vanadium (V), tembaga
(Cu) dan khrom (Cr). Umumnya salah satu kriteria pengelasan baja komposisi kimia (dalam
Vo) yang dinyatakan dalam karbon ekuivalen C- :

Cr+Mo+V
C =C+ Mn
6515

Ni+Cu

$.t

eq

Di samping karbon (C) yang terutama, ternyata mangan (Mn) memegang peranan
penting juga.

elt

lBqtuEC Bped uu{Brue{srp eIudrsuud 3ue,( Jnqol uesula8uad e:ec nlens qBIEpe 'epor11a1a
uesulaEued uuler,uuurp e,(uqupnu

Inlun iueresuad apoJqale e1e,(u Jnsnq uesula8ua4


uuguqrad apoJllele e1e,(u rnsnq uese;a8uad I','9
'(,8ury1aa ttnq,) {lrlsll Inqunl uusula8ua6 l
uaSolo uesela8ue4 'a
(,3urp1au aaasnctad.) {ntal uesele8ua4 'p

(,?urp1aa pds acuo1slsa.r.) ueuurlst l$ulq usseleEuad 'c


CVnl/CIh[ uBSBIaAued'q
(,tutp1aa )rD ppltls.) ueres!:ad apo-r11e1a e1e,(u rnsnq uesula8ua4 'B
:lnluaq rc3eqas qBIEpe ueluunErp tuu{ uesela8uad sasord
uesela8uad saso.r4 V'9
'sula8uad uelrdtuerlal e8nf (lensrn ueleure8uad uep e,(uru8eqas uep 'IIrBl tfn - sruulatu
uurfnEuad) se1 uu8unqruus IBJIS-leJrs '(ueeueslelad erec uep uesula8uad sasord efupsJtu)
uopuntrp 3ue^ uesulaEuad uu{rullale>1r8as IrBp lerllllp uep uogsuurqtuo{rp srueq uusela8uad

ueuplEunural rde1e1 '(ur8urp Bruces {ntueq uequqruad 're uetuap {Bpupuaur uuulEurpued
sqalal sqBq-sIuDIauI
'ssued uese1133uad 'ueurprEuad rsunlrs uup le{ure8eqes uep {usl lBnI
uuunsns iuu8uuru uup uoqru{ repol Btuutrual - B1rupt rsrsodtuol) uolaq-efeq IBualBu n1e1pd
uolrpsBpraq ufuuq {spp uusela8uad ueurx8unua{ u^iqeq uulntuaup ludep u,(usu:13ury
Sueroes ueleurcSuad uep uese/he8uad qemeq Ip

uqqellp

'sul II[{B
srueq uesela8uad uuepala4

'uesulaSuad uulefra8ueu unleqes lBrllllp


snr?q selatuad uepduru.ga{ uep uesela8uad sasord 'su1 lerede IJEp uendutetuay
b3

'ue{Eue{radrp rypq uolaq ufeq uesula8uad BIBur S9'0 <


elrqedy
'ue)itsuuourp 3uu{ uoteq efeq uelere,{srad rqnueuaur sruur{ sBI renl rp uu8ue8ag
'uu1lere,(srp 3uu,( IIlslraUBrBI {usl-len{ x I't qBIBpe )grsl
len{ urntululrr BIIq rnfnlasrp uesula8uad rur pq LUBIBO 'su1 Surdures Ip nele uped

tedal'sBIIp Suef Suaeq uped 1pa uerfn8uad uBInIBItp B{Ile{ rpefra1 3ue,( ueqeted
'(se1p 8ue[ 8ueleq ralauerp

rlBIBpB rS uueur Ip) r0 g er(ur111pas sel ruduep qeted tueprq lrup {BrB[ 1uu-raq
rul 'uusula8uad Euoz qrueEuad renllp quted sepp 8ue{ Suelee 5[Fsl I[n tuus upud

:elrq uu:luuuelradrp 1uls

Iq1

'(te1n1 p{ua1 uep len{ dnlnc selrp r{Blalas


tJ ,
ufeq umqeq uu1u1u{urp sruEq uueqoc.rad uenluuq ue8uap BIBtu S9'0 >
Sr'0 ?llg
t3

s?'o >

:lqlreq

ualunrnla

uoqrux

re8eqas uelurnlSuurrp tudup e,(uuelere,(srad slluls uuqagrel Islrulsuo{ {nlun


se1 ue8unqruBs 'nlt euarel qelo 'IseuuoJap uep

ruEI
e?e
.JND

UIE
3ue

uE{l

't
IIs
stuE

IsIl
'eA

ueBr

e,{u
uEp

'sel
-ueri
uSJn

IIre)
eluq
uB{r
ureB

'nluauel ueleJs,(sred rqnueuau snreq


uu1uru1el

salsedul uudnlnca{ Hlltureru sruuq sepp z,(uuu8uulnl Eue,( uotae l$lnrsuoy


uolaq ufeq uusele8uo6

'lllns

uusulaEuad ueunl8unura:1
'sBI epoleu

.b

s9'0

<

5"9

bo

uBp ssl adp epud EunlueEral 'squqral uesula8uad uuuplEunua:1 S9'0 > J > Sr'0
boJ
sr'o t
{l?q uuselatued ueuqtunual

:nIBIJaq Euurz:1ag
9
:reEeqas

J=

uw
-+

be

urultuurrp ledup sau rp snuru'ufuuuarey

LZt

ueduelnl

-T
728

Pedornan Pengeq?an futon

5'42' Benda-kerja dihubungkan pada satu kutub dari transformator


las dan kutub lain dengan

elekrode las.

las translormalor

z\z
.'2 --

jepilan
benda-keria

-4

Gambar 5.42 Pengelasan elektrode.

Di antara elektrode dan benda-keda timbul busur nyala api akibat


dari tegangan listrik.
Karena temperatur yang tinggi dari busur nyala, tempat yang
akan dilas dipanasi sampai
mencapai titik leburnya bersamaan dengan meleburnya elekirode.
Disebabian peleburan
tersebut akan terbentuk sambungan lekat antara kedua benda.
untuk menjaga agar busur
nyala api tidak menjadi padam ketika pengelasan, pengelas
mengusahakan jarak yang konstan
antara benda kerja dan elektrode (Gambar 5.4i). Elektrod.lung
digunakan terdiri dari
kawat berinti dan selubung (pembungkus) berupa bahan tambahan"yang
perlu supaya agar
didapat pengelasan yang baik.
selubung dari elektrode bertujuan menjaga busur api tidak
menjadi padam disebabkan
pembentukan gas dan terak, karenanya penerobasan
zat asam, zat lemas (nitrogen), dan
hidrogen (zat cair) dari udara serta pernbakaran bagian-bagian
baja yang penting, karbon,
mangan, dan silisium dapat dicegah. Selubung mencair
Jrruut p.nietrrrn dan terapung
sebagai "terak" pada pengerasan sebagai logam lebur
Setelah dingin, terak harus dibersihkan. selain ini merupakan
pekerjaan ekstra, terak
merugikan karena las tidak langsung terlihat dan (berarti)
untuk'pengetas yang sedikit
berpengalaman kurang menguntungkan.

inti elektrode

setetes logam lebur


diselubungi terak

elektrode pembungkus
tetesan leburan logam

lerak cair
menutupi logam

terak cair (melindungi


tetesan leburan fog;T1

yg mencair

j<

gasperisai

l1

busur nyala listrik

\=

logam melebur di bawah


busur nyala

Gambar 6.43 Pengelasan busur nyala elektrode.

'C1;ruCU [ uusula8ua4 9f'9 rBqurtrg


elrex spueq

\.

SruE

Jeqirlns

slue)lsur EJBcEs
lerue:1

ueqequrq leuolPul

uelurnqured

uanp{ued
uoteq eleq

;es;red se6

seg

1o1s1d

1e,ue1 ue6un1n6

lpnurel sruE
se6 gnlnru uerbeq
uBue{al :nle6ued

rnleEuad lete

qBnqes
srr)lSunqtuaur 8ue,( IBSud sBB uBququBued 'Gt'S rDEaoO) s?l lolsld e{ IaqDI tuelas
rnlelaur inlnrp lgdgp 8ue^ uuledacal ue8uep sruu{au sruces uB{rnlBSIp EueI tunqnlas edusl
aporDlele IB^\BI IJBp lrlpral luts Ip lqudlp Euer sBI usL1eg 'aporDlele ule'(u rnsnq ureces
uuselaauaa us8uep u,(uuelunsesa{ I{BHBdurer .DVI^UDI^,

ilt'r'r:r[Ir3'J#Jlrf..r.,
'

(tt'S nqutog)

'BSEq

It{
{8

ueulSurPuad

't33up

nl{BAr 8uu1as eruerelue rp uBEuep srdBl ruap srdulas sBltP stuBq sBI qndusx
$nuue(ysu1lpqreq Eue{ uoleq B[Bq {nlun 'efuqnre8ued Supuad quppe uBDlnuapes IBI{
s1llglrual .gJeI qlqat rpBfuetu sBuBd ue{nsBuod qelo lqruB8uadrp 8ue{ Buo? 'BInd uEDllruao
.iuerqraq qlqet tpefuaur u,(un11u,tr uBn]BS rad seued uel{Bqlueuad 8ue,( qupual uqBnla{req
'uE{n{BUp ludep 8uuleq-8uqeq Brelus lnpns tp
{l4sll stuB uu{Bun8rp ledep lul IBtt tueleq
*rni"aura euerg{ uelSunlun8uatu qlqal (srdp) gra)t 8ue{ aportleta uBBun8Sued'sBllp uB{B
Eue,( uolaQ eluq pep EunlueSrel 'lsIBdrp >1req 8ue{ BuBtlI eporuala ralauBlp uep adrl
.Buua>1 Bunqa
{nlueq nste Euua{ Iruuet tuBIBp uBduIIsIp Inlun uB{Suuquludp
'qgquq qBPnuI
nlrad ugp 3uua1 8uu,( ledrual rp uedulslp sruBq apoJl{eta nll qeqes qeto
.eseq BunpuuEuatu Euer( aporl{ale uup tunqnla5 'ua8orpltl rgpnpeq uesldEl p,(undurau
su1 uruEo[ BuerBI {leq qlqel 8ue( srueletu IBIIu-IBIIu uulusuqEuau BsBq Eunqnlasraq
opoJUetg 'Ilggrua{ lnlnslp uep e1e,,(ueul qupnu Ja!fir, EunqnlasJaq aporl)talg

Eu

'uc
uBl
uB
reE
IJsI

usl
Jns
UB

Pd
TI

Sunqnlasreq ePorD1ala

('O II) Jaltnr. tunqnlasraq sporl{ale


:aporuala adrl enp ueluunSrp uolaq efeq uesulaSuad

r-e8eqa5

'(x-sBI) qnuad su1 qnduvy ??'9 rBqurBC

861

ueOuolod 6uep;q uelqtsJequaui

ueduepJ

6Zl

.T

Pe&rrun Pengoqaan &tot,

130

kawat las; ketika pengelasan gas tersebut akan melindungi busur nyala api, kawat las, dan
leburan rnaterial terhadap penganrh dari udara yang dapat merusak seperti zat asanL nitrogen,
dan hidrogen. Keuntungan dari metode pengelasan ini adalah kampuh las tidak berterak
sehingga pada saat pengelasan, kualitas las dapat dinilai. Selain itu, elektrode tidak perlu
diperbarui lagi.
Pengaturan mesin las dapat memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas las, karena
itu perlu dilakukan secara akurat. Proses pengelasan MIG/MAG sebenarnya hanya benrpa
MIG (proses), jika gas perisai yang digunakan adalah gas lambat. MIG adalah singkatan
dari'Metal Inen Gas'.
Metal adalah elektrode yang mencair.
lnert Gas adalah gas mulia; yakni suatu unsur gas yang tidak dapat bersenyawa
dengan unsur kimia yang lain.
Apabila gas atau salah satu komponen aktif (dapat bersenyawa) yang dipakai, maka
akan disebut pengelasan MAG (Metal Active Gas, gas karbon dioksida (CO2) adalah suatu
gas aktif). Pada pengelasan baja beton memakai MIG/MAG dapat dipilih dengan:
80Vo argon (gas lambat) + 20Vo karbon dioksida (CO2);
lol%o karbon dioksida (iadi sebenarnya pengelasan MAG, juga dinamakan
pengelasan CO2).

Percikan api yang mengganggu ketika mengelas hanya dengan gas karbon dioksida
(CO2), sebagian besar diperkurang dengan memakai gas campur (argon-karbondioksida)
Argon murni kurang sesuai untuk pengelasan. Penyaluran panas yang jelek dari argon dapat
memberi bentuk las yang tidak teratur. Pada penggunaan las MIG/IvIAG di lokasi bangunan,
harus memakai pertendaan angin agar gas CO, (Rerisaian) tidak menjadi padam karena
diembus angin atau angin lembab.

I
i

6.43 Pengelasan bintik


Pada umumnya, sebagai sambungan persilangan batang-batang digunakan pengelasan

bintik tahanan ('resistance spot welding'), diringkas las bintik.


Prinsip pengelasan dinyatakan pada Gambar 5.46.
elektrode bergerak
tahanan kontak (
tahanan lewatan
tahanan material (

elektrode tetap
arus
sekunder

arus

primer

Gambar 6.46 Las tempel (sambungan las silang).


Proses pengelasan berjalan sebagai berikut:

batang-batang beton yang akan dilas dijepit antara elektrode-elektrode,

menimbulkan pemanasan dengan bantuan hambatan listrik sampai mencapai


temperatur yang diinginkan,
kedua batang didesak pnematik menjadi sambungan menyatu oleh elektrode'elektrode tekan.
Keuntungan:
las bintik sangat sesuai untuk otomatisasi, sehingga produksi-seri pada mesin-las
bersinambung dapat menghasilkan waktu pengelasan yang amat singkat;

)
i

!r

Bqn-Bqg Eue[ ufuq uusura8uad BuoJs{ oIISIraq qlqal lul IBH 'rle uenluuq ueEuap Iu:1BI
uulesledrp ueur8urpuad IB{Btuau uelnl.ladrp ur8urp IIIe1 E!'Bq {nlun 'n1t qeqas qeto
'resaq 3ue,( seuud uernle,(uad qelo uulquqeslp
se1 epedpep rusaq qlqal rlurl Bnp uaSoto lcsap-scl ereres uusela8uad upud seued
rqrue8uadrp 8ue,( euoz'uru1 8uu,( 8uu1uq uped uu>qcsap-Iusaprp 3uu1eq nles t{Bles euas

sBl

ruI 'Intel

-e

relequad rosaSSuatu/uu+uepeuraul uruc ue8uap uelpn[n,nrp ue8unqruus B{Etu'seuud dnlnc


Euuleq-8uqzq Blrg 'rdu e1e,(u ue8uap rseuedrp Suns8uel 8ue1eq-3ue1eq e1uda1 Suerulag
.nlueuel
{BrB[ uped ue4lqellp urel 8ue,( uup nlus 8ue,( 8uu1eq >1e-ref 'enpa1 apolau Bpud
'ua8o4o uB{al-sBI uped

IBC

e,(

Suqeq Sunfn-8unfn usssuBurad 8r'9 rBqurBC

.)grls[ uurnlu.(uad ErBJes rseuudrp 8ue1eq Sunfn-Sunfrr enpay 'un8er uqrda[ ueEuap lldaftp
urel Etre[ uep nlBs tuereq Sunfn-3unfn :n1ruf utuuuad apolery '(St'S toqurog) apolelrl Bnp
ueEuap ue{n{Blrp ledep 3ueleq Sunfn-8unfn uesuueua4 'se3-se8 releq-Jolol pup ledeprp
uu{r{nlnqrp 8ue,( ssued qulunfes nlre,( 'uaSolo ue8uap {BSap-sB[ BJBoes uusula8ua6
ua8o1o lesap uusula8uad S'''9
'{nla)t

,*-;:11;.T:fl]

ueselaSuad saso.rd

lrep Cgsul:d l,r'g rBqruBC

; '1 t

eleq pep un6e: uelrdal = 7


under uetldal = ,

eOeqtual uep

BUa.

'rsseq Suer( e,(e8 ue8uap ue{allp ue>1u 8ue1eq-Sueruq uep suued


uqqflueqtuad ueseleqtuad uelur8urrp ur8urp uuu[re8uad efuq {nlun 'ur8urp ueefra8uad

'u?u
ledu

efeq uup seuud uese113 ufeq uuleunSSueu ledup sgas IIBq Suef ue8unques qaloradrp rut
uesele8uad epolau uu8uaq 'rnpfereq uesela8uad sasord uep trdafrp Suqeq Eunfn-tunfn unpal
efutunlaqes JruBtp qe14 8ue,( ue{el e[s8 Buas SILIB trEtIIBBued ueEuep uIrBluBSJaq B{BIII 'ssued
dnqnc Eunquresrp ue>lu tuer( uoleg efeq tuqeq-Suuteq sllg'plslo ue{nluaquad Pnpug8ueu
usp splrp uB{? 8uB,{ ueu>1nur.rad uelqrsraquau 'F!s IP Inqup Suef rde ue1qua1a4
'(sed) rudat uu8uep lBnqlp ledep
Sueleg Eunfn-3unfn eSSurqas '1uu1rp uep uu{alrp 3ur1es 8ur1as-SuelasJaq Bruus nles 3u4eq

(ept
BPIS

uB{r

nlB

-Euqeg.uesela8uad sesord uBIEC'Euqeq Sunfn-8unfn uelqalalau Inlun uelnpadp ruI sutrBd


.Buelee Sunfn-8un[n urelue
Ip )tsluol Suuprq eped r33up ueuuqq tEqpIB rBsaq qeltunFaq
tuer( seuud uultu8ueqtuatu 1ut )gIS[ snrv 'uulrllutp 1uru1 leEuBS {uls[ srue elulnfuela5
.Ut.S nqutog) run8ur uqrda[ uu8uap lldatrp 'tunqutestp ueIB Suer( Suupq-8uu1ug
(,Eu1p1e,n e,rgsnc.rod.)

3)tsu
?A{E.r

Inlal uusula3ued'Vl9
uslB:

ldnlncuaul nleles {Bpp'rcductp JB lns Eue,( sBI {pp-Ipp eped se1 Euut LrBp Je^nuuu
lreseq tuu,( Isqse^ul uu:gnnqtuetu lpulq sBI ulsau
iuesqatuad ulnlaqas
teru:I rrup uu:glsreqlp sruuq ne1e 'lsru>paq lplpas rudtues qlstaq sruBq uotaq ufuq

udtur
BUAT

npa

:uefrua;

Ien

'rttup tue,( sBI ssllletll uuulrese{


:e[ra1 etuuel lglpes uolqnlnquaur
Isuslluruolo upud uep refuladral {u1 eteual qalo uu>In>IBIIp ledep uesulatuad

'uatc

uep'
uotq

uefuep1

18[

192

Pedonan Pengolaan Bebr

memungkinkan baja lebih getas (martensit). Juga, sifat-sifat kekuatan dapat menurun
akibat
pemasukan panas yang besar dan lama.

6.4.6 Pengelasan tumbuk tistrik ('butt wetding')


Plda saat periode pengelasan dengan las-tumbuk listrik, ujung-ujung batang saling
didesak dan melalui ujung-ujung batang ini dipanasi dengan atiranlistiit.
erus yanglangkit

je

dl

karena tahanan tinggi'pada bidang-bidang singgung di antara ujung-ujung batang


menimbulkan sejumlah panas. Akibat penambahan temperatur dan pengamh dari
desakan

yang dilakukan, maka terjadi pengelasan.

7.

MEMPERPANJAI\IG BATANG BA"IA BETON

7.1

Umum

Panjang batang baja tulangan yang terdapat dipasaran umumnya 12 m. Seandainya


Anda menginginkan batang-batang tulangan konstruksi beton yang lebih panjang,
maka
batang baja tulangan dapat disambung. untuk ini ada tiga metode-yakni:
pengelasan lewatan
sambungan las mekanis
las listrik atau otogen secara pengelasan desak dan lebur

72

Pengelasan lewatan
Pada pengelasan lewatan, batang-batang baja beton yang sesuai dengan panjang
peraturan diletakkan berdampingan (dipikirkan menentukan so
0J. Gaya-gaya yang bekerja

pada batang akan dipindahkan melalui beton yang menyelubunginya.


R.nyuirru n guyu-guy^
dipengaruhi dengan baik oleh rusuk-rusuk (deform) pada batang, ini mempengaruhi
kualitas
beton pula. Pengelasan (Gambar 5.49) hanya diiiinkan pada tempar-rempat yang
telah
dinyatakan dalam gambar.
Penganyam sendiri tidak diperbolehkan menentukan letak dari las lewatan.

Gambar 6.49 pengelasan lewatan.

baL

Sambungan las rnekanis


Sambungan las mekanis umumnya digunakan bila letak dari batang-batang
terlalu
rapat satu sama lain sehingga pengelasan lewatan satu lagi tidak memungkinkan.
Hal sedemikian ini dapat terjadi seperti pada bagian ierbawah kolom di *unu jumlah

den

73

batang-batang dua kali lipat karena adanya ujung-ujung batang lewatan


(stek) dan tulangan
yang menanjak. Di samping itu las mekanis dipakai pula untuk membatasi
pemakaian baja
tulangan terlalu banyak. Selainnya digunakan pula iebagai pengganti pengelasan
lewatan
karena panjang las yang disyaratkan terlalu panjang (rerutama uniut
diameier yang besar).
Beberapa macam sambungan las yang digunakan dan yang terkenal
di dunia b-angunan

adalah:

terg

bau
(Ga
7.3.:

prof

!'anl
panj

deng

jepitan 'G-loc'
sambungan selongsong berulir

nnur

sambungan selongsong dikempa.

Jari

73.1 Jepitan G-loc

Pada

Sudah sekian tahun, jepitan G-loc digunakan sebagai sambungan


menerus dari batangbatang tulangan yang terbeban tekan pada kolom-kolom beton
Lertulang. Jepitan G-toc
terdiri dari dua benda pembantu (logam) yaitu: satu sisi selubung jepit
dari baja dengan rap
beralur yang bentuknya makin ujung semakin kecil dan suatu
tap berbentuk baji (Gambar

(emt

s.so).

i:bur
--rda

iand

uu8uep relndlp ludep urluo{ rntu Suurelag 'ledtueuaru sruBq eusued 3uu1uq eped epuel
'Bnpe{ 8ue1eq rp ugupuguad epud Iqalrel u,(u8unfn eSSurqas relndrp Buos8uolas uerpnual
uuldnrlasrp 3urles Euuleq Bnpe) 'uru1 3ue,( Brluol rnu Suesedrp enpal 8uu,( Suquq eped
uulSuupes 'Btucuad Suquq upud uuldu{asrp rrlruaq Suos8uolas uep erluol rntu qenqos
uBlpnue{'JIIueq SuosSuolas 8uefued qu8ualas uep uu8uefuuda1 repusllp Suqeq durlas epe4
'l[e8:e8rp nelu n1r,(uatu sqqrp uup ue{qrsraqrp sruBq selrp uBIB 8uu,( Suqeq-Suuleq pup
u1eda1 uur8eq uped tuuraq uI uIBIe5 'uuldnqasrp ledep rrlruaq Suos8uolas uep ur1uol rnru
reEu truo;ep sru?q uolae u[eq rylueq BAqBq uu>llerufsrp nlrad rur ue8unqr,uus {nlun

'(fS'S toqwog) unu 0? ue8uefueda>1 ue8uap


tuBue l8as lnluaqroq srluol rntu pnp uup 3uu1eq-Suutuq Jalauerp IpI S'S u{u8uufuud
Eue,( JIIrueq Suos8uolas lu{Etuatu uEIuBrBSrp nl1 Su.rdurus IC 'uu>lSunqnqrp 8ur1us 3ue,(

uolaQ ufeq 3u4eq Bnp uup lrlprel lul rllueq Suos8uolas ue8unquus {nluag 'BruBS efulgo-rd
Eue[ tuquq-Eueluq {ntun ueluun8rp uplSunu e{uuq JIIrueq Suos8uolas ue8unqurug

rllrueq Suos8uolas uu8unqtuus


'(a OS'S

Z.f-1,

tDq
dsr

,ol'
-3u

uuu
'(res

usls
eleq
usEr

rlslu

nEuog)

snsnql rsr8uad Bpueq enp ueldrstslp sruBq rdetel 'Bpeqraq Suei( releuurp ue8uep tuqeQ
-8ue1eq uelSunqnq8ueu lruun lqBdlp e8nf ur;8untu 'urc1 Bruluv 'urBI Erues nles rasa8ra
)fepll SuqBq Sunfn-3unfn unpal e{edns Breqrlauau col-g uqldef 'npd re{Brueu ueEuap
u,(usuralas lnlndrp rfeq efulnfurlag '(uepf qe8uat rp ?pereq tldaf Eunqnlas) ueluqr1a1 Buqeq
-8uaeq Bnp Brutue EunSSurs lJuuprq qqude tBqlllp ledep uugs{lreuad Buuqnl ueq
'cofp uelldap 0g'g

NIsF

TBqtuBC

qBIEI

H}

ssll
u[uB
EFaI

Suefi

Dlsr
efuru

UEIBs

tuele

[1tur

.:Iluq

uutuap nlufueut utEulq udru ueylFlepes relndlp uBp Brusrad tuepq sslB !p
uB:p1ulalry up1 Euu,( rrBrIBIeq uep trdef Eunqnles uulep e:l rroplns?tu1p IfEq Wleqes uulpnula)
1em[ ueEuep tuusudrp uBp uoleq Ip uEu"Ual tuui( SwlBq ruElup e)I InsBut Euoroqp tldaf
tunqnles 'uu1g1ur1p Euuruq tunfn-tunfn tuudursuad qelatas u,(qurnu Bp?d 'snsnql su:p1rad
qunqes lu:Iulrau snrBrl rdelal 'e,(uEuesudlp qupnu uep ledac pr luadas uuEunqureg

t8t

ueduelnl

tqp

IRqPr

tolq

w@F

Ff
9**
#

lr

r.l

Gambar 6.51 Sambungan selongsong berulir.


tangan sampai mur kontra menyinggung selongsong, dan dikencangkan dengan kunci momen.
Gaya putar yang disesuaikan dengan kunci momen harus diberitahukan oleh pemasok.
Keuntungan dari sambungan selongsong berulir yakni: baik mampu menahan tarikan maupun
tekanan. Tentunya mungkin didapatkan berbagai variasi yang lain daripada sambungan

selongsong berulir di atas.

clEFt!

Gambar 5.52 Sambungan selongsong berulir.

@)

silindris

GD

roni,

Gambar 5.53 Sambunga-n selongsong berulir dengan uliran sekrup silindrie dan konis.

7.

Secara demikian misalnya, pada ujung-ujung batang baja beton dapat dipasang uliran
sekrup berbentuk silindris. Batang-batang ini dapat diperpanjang dengan batuan selongsong

di

berulir bersegi enam (Gambar 5.52 dan 5.5J). Keseluruhan sambungan ,Jipuiar sampai
kencang dengan kunci momen yang bersesuaian dengan momen putar (menurut petunjuk
pemasok). Suatu variasi dari sambungan selongsong terulir dengan uliran sekrup silindris
terlihat pada Gambar 5.53 a, sedangkan sambungan slongsong berulir dengan uliran sekrup
konis dapat dilihat pada Gambar 5.53 b.

la

E2

ar

de
p,

lar

'x nBlB x-sul

qndtuot edn:aq ledep lndurnl se1 'ndtunuau nu1e lndtunt se1 edruaq tedup sB-I '9VIAUCI6I
ueselatued wp epoJl{a1a up,(u Jnsnq uesela8uad ru>fBtuau e.(ulreqas uBBUBSIBIad uue[re1ad
tuelep 1p uep ue8ueru runl uBSBIaBuad Inlun uulSuepag '(8urp1an snouaSolne) ue8olo {Esap
uusela8uad uep (8urp1a,n anrssnc:ad) Intel uesula8uad Breras loror le8ues (dntnuat uu
-8ueru tuBIEp rp) ueuuus{B1ad uueftalad JBnl Ip uesela8uad 'qlqet nete {req etuss efue,{e8
-e,(e8 uernle,(uad 8uu,( uolaq efeq 8ue1uq-8uaeq eped ue8unqtuus nluns re8eqas uu)tslogp
qotoq lul IBII Bnpey 'uuuuBslelad uuuf:a>1ed uepp uBp uueuesplad ueef:a4ad runl Ip uesel
-atuod Brelus uqepeqrp sruuq sela8uaru BJBJes Sueteq-Euqeq Euefued:adtuau {nlun
ua8o1o ne1c {rrlsrl ue8uap uul1al uep rlsf, uesrla8ua6 f L
'rdura:1p Suos8uolas

dn
strp

rn
red

tu
UBJ

- dnrlas ue8unqures Iseulqtuoy gg'g JBqtuBC

'eduraryp Suos8uolas ue8unques

,g'g rBqruBC

6uos6uolas

ue8u

ffi
:-

undn
'IosE
'uetu

ue6uelnl

e zl

Oueleq \

'losuuad qelo uu{nlualp 8ue[


relnd uauroru rcdues uetuoru rcun{ (le1e) ru{Btuetu sruBq rut ue8unqutes ueSuecua8uad epq
ufuruuel sutef 'uuJrlrueq Eue,( urul 3uu1eq Sunfn ue8uap uuldru:1aslp uulpnua:1'8uqeq Sunfn
nles r{EI?s uped edualrp dnrlas uerllruaq SunqA qsnqes 'GSS nqutog) eEn[ ug8unu
e,(unluq dru:lasraq Euostuolas uu8unqures uetuap uu>Itseulqtuo11ql'uu>Ia efet undneul {pst
u{e8 ueqeuaw ledup {quaqral 8ue[ ue8unqurus 'lnqasral {llorplq udural lup uetuap IEBI
edua>1rp uep ue>plnsutu1p ledup Bnpq Euu,( tuqee ufut0luelas 'uuoJep uutuulnl eleq IrBp
{$ueq pn1$uaru uIulnluaq ueqrunlasa:1 eEEug uupgutapes qeqruaq SuosEuolas '(r rgT
edurol (rytQ 1ete lu:teureur edtua:1p trep uesuet Eptrst epud redurus uulsued

nqmg) {llorplrl

tuupq tun[n uped uulEunqnlaqp tuostuolag 'udtual tuostuolas uetuufueda:1 qetualx


:prufas slrut lupuqp flrqeq-tuufuq Bnpq Eped 'sEIIp uu:p tue,( tuAuq ralaurulD gpl qnfnt
rqplas ueEuufireda:l uuEuap ufuq Eunqnles ntens qsppu p1 Euostuoleg'eduaryp tuostuolas
rlunqes uunlwq uetuap

Inluaqp uuoJep uoleQ efeq tu4uq unp gup uutunques


(tg'g mqwogl uduel;p Euostuolas uuEunqurus g"gl

98r

ueduelnl

il
w Lotq

h_

Pekerjaan sebelumnya yang dilakukan untuk bentuk kampuh ini (Gambar 5.56 fun
5.5n adalah mengikis atau memotong dengan memakai sebuah pembakar-potong. Dengan
sebuah alat pembakar-potong batang-batang untuk pertama kalinya disaluri panas, akibatnya
padajenis-jenis baja tertentu dapat terjadi pembatran sifat-sifat material (suuktur). Sambungan
ini dikerjakan baik secara proses las listrik maupun proses las MIG/MAG. Agar penyaluran
panas tidak terlalu besar, maka disarankan hanya kampuh Ias-X dan Y digunakan untuk
diameter yang lebih besar dari 12 6 16 mm. Supaya pemasukan panas terbatas, pengelasan
dilakukan bertahap (kampuh las dilas penuh dalam beberapa lapis, minimal tiga lapis)
dengan selang waktu pendinginan per lapis. Pada kampuh las-K lebih baik penampangnya
dikerjakan lebih dahulu. Pengerjaan sebelumnya secara demikian dengan "penghidungan"
(pertama-tama pada tengah-tengah bagian yang menyiku dari kampuh-K dilaskan suatu ulat
las) dapat menghasilkan resultat yang lebih baik (Gambar 5.58).

rl\IC
F----

J t\_,'
DC
I

kamPuh las

I ou)

Gambar 6.56 lGmpuh las-K

O'-1
I JV-

kampuh tas

_K

Gambar 6.57 IGmpuh las-I(

du

ujuns yans tancip

da
lar

uratras

ad

4{-,

ml

ml

sis

+uiunsmenyiku

ya

b-J

Gambar 6.58 Pengedaan kampuh las-K


sebelumnya.

de

dir
dir

Gambar 6.59 Tepi mencair habis.

'tt

Variasi dari kampuh las-X dan las-K adalah kampuh las-V dan las setengah-V.

Pcmakaian kampuh-kampuh ini kurang disarankan untuk baja beton. Akibat kemiringan
dari batang-batang, diujung batang yang lancip terbakar habis oleh las busur nyala (Gambar
5.59). Keuntungan dari kampuh Ias-X dan K (pengelasan dilakukan dari dua arah), yaitu
setelah disimpulkan kesalahan pengelasan pada lapisan dasar (pertama), lapisan ini
iapat
dikikis dan dikoreksi, pengelasan dapat dilakukan dari bagian samping yang lain. pada
sambungan las lewatan akan dilas jalur ulat las di antara dua batang-batang baja beton yang
saling dilewatkan (Gambar 5.60). Untuk mengelas ulat las bolefi digunakan baik pioses
pengelasan elektro maupun proses pengelasan MIG/MAG. Panjang
dan tebal dari kampuh
las tergantung pada Eaya yang akan dipindahkan (adi diameter batang).

il'

lll
til

fl,

lll
lllr

,ii

o
o

o
o

Inqi!nl
Inlol
gvf{/gtt^t

uese;a6ua6
uesega6ue6
uesege6ue6

qnd
sesl
3pB

Jnsnq-uesegaDue6

tu

IUlsil

ledr
nl!u

toq
ueE

'Auolaq efeq 3ueluedraduratu {nlun se1 ue8unquus

uenu[u1; 'g'4

'uelueualradrp

{Bpll 3ue[ o,rru redecuaru redtues uBlBn{aI IBJIS{BJts t{Bgn:aq ledep 'wur ZZ < Jeletuulp
ue8uap r8Eup nlnuueq Eue,( seuud ucu[raEuad uolaq efeq uep utu 9I > Jalauulp ue8uep
ur8urp ueupa8ued efeq sruef {nlun uesela8uad sasord leqpp u,(un1ua1 'rnrs EuedulsJaq 8ue,(
ludepuad uderaqaq BpB uule^tal sul uu8unqtuus IrBp sulrlen{ reEeqag 'Qg'S nquog) tsrs
Bnp nu1u nles uped sulyp tedep sBI lBIn 'suleurs Suef uete/rrel sB[ uu8unques uuleunt8uau
uuEuap lrspulrlp tudep rur Euurtu uu{ueued 'Euurtu {Fsual uuEunquus uqluqge8uaut
ludup lul IEH''lnqesrel sue8 uu8uefuudradlp {slelral {Epll eiefl-uie? eFa{ slret I{BIBpB
Iul sE ueEunqtuus IrBp uer8rua4 nlBns 'Euuleq Bnp uenlnrurC Inleleru rnlcsral ledep UBSBI
-e8ued uolquqestp Euu[ suued uullnuap uutuaq 'uequEuagad o{ uele^tel rIIplB Eunfn lrep
r0 dep uped uulEeq enp
Euns8uulraq uBSBlaBua6 'rQ E rusaqas efueretus uetueru ue8uep
S
ueleFalrp se1 qnduul 'suued (ro1e1) uelnseured uopfueqal qeEacueu sunD
urBIEp

'(6lJlaurls) Isls BnP uep t6!8 nlBs uslBinal sBI ueEunqures I9'9 rBqEaC
lsls vno s\n NV9NnSwvs
I

ffi
tsrs nrvs s\n NvgNnSulvs

lBIn
,,WE

'uBlB^\aI su1 ue8unqulBs 09'9 rBqrEsC

e(u
(qde
uBsBl

trntul
ueml

uet
r,(ult
uutu,

W:
ueduelnl

Let

Y
138

Pedornan PengOfaan Belqt

Dibandingkan dengan las lewatan yang tradisionil, metode pengelasan yang lain sering
mmakan biaya yang tinggi karena untuk las lewatan hanya ekstra Oatran) baja yang
menentukan biayanya. Akan tetapi, ada alasan-alasan (teknis) lain yang menentukan
penggunaan metode sambungan lainnya.
Pada lokasi bangunan yang paling baik digunakan adalah sambungan las mekanis.
Berkaitan dengan masalatr teknik pengelasan perlu dibutuhkan tenaga pengelas baja beton
yang berkualifikasi untuk mengerjakan sambungan las secara las-elektrode dan MIG/MAG.
Apabila baja beton bermutu tinggi yang akan dilas maka harus selalu diperiksa jenis baja
itu dan metode pengelasan yang sepadan atau dari mulanya telah ditentukan jenis bajanya
dengan persyaratan metode pengelasannya. Pada dasarnya setiap hal harus diusahakan bahwa
batang-batang yang akan dilas harus sejenis (pengelasan panas atau pekedaan dingin).
Empat topik penting dapat dirangkumkan sebagai pengelasan baja beton yakni:
l. Jenis baja beton dan diameter;

2. Tipe sambungmr las;


3. Pemakaian proses las;
4. Tempat (pada lokasi bangunan atau dalam

ruang keda).

Supaya ada kecocokan antara empat topik tersebut, diperlukan penelitian sebelumnya
yang seksama untuk metode pengelasan mana yang harus dilaksanakan. Lagipula ketrampilan
pengelas harus diuji misalnya untuk membuat tiga las-percobaan. Untuk pemeriksaan dan

pengujian sambungan las lihat Paragraf 9.

II

yl

d(

h
tr
c(

8.

sa

ba

ca

n,
sa

lar

ba

8"

MENTYAMBT'NG PERSII.AI\IGAN BA"'A BETON


Menyambung persilangan baja beton dapat dibagi dalam dua kelompok utama:
sambungan las lekat;
sambungan las silang.

9,

9.1

Pe

8.1. Sambungan las lekat


Berkaitan dengan sifat kekuatan, sambungan las lekat sendin harus memenuhi p"rsyaratan dari sebuah sambungan yang 'kuat' sebagai pengangkutan dan pemasangan.
Sambungan las lekat ini (lihat Gambar 5.62) sesuai dengan pengaruh bahan dasar dan
dipandang sebagai las yang bermutu tinggi. Jumlah penyaluran panas sangat sedikit karena
waktu pengelasan hanya terbatas dalam beberapa detik.

tar

Gambar 5.62 Sambungan las lekat.

da

Pada baja beton, pengerjaan dingin (ditarik atau dipuntir), penyaluran panas yang
sedikit ini tidak merupakan bahaya yang riel untuk pengurangan kuat tarik. Sambungan las
lekat dapat berupa perawatan baja sesudahnya, baik dilaksanakan dengan proses las elektro
maupun dengan proses las MIG/IrzIAG. Diharapkan juga untuk diameter elektrode dan
kawat serta kuat arus jangan dipilih harga yang paling tinggi, agar kedalaman yang habis
terbakar dapat dibatasi.
Untuk baja beton deform (gilasan panas) Bj.Td 40 lebih condong memakai proses las
MIGA{AG, karena pengelasan las ini dapat dikerjakan dengan memakai kawat elektrode
yang sangat kecil. Agar dapat rnencegah pendinginan yang sangat cepat, dianjurkan untuk
memanasi gas perisai lebih dahulu.

f.i

pel

sruBq >lpet uerfn8uad IrBp lullnse;'I'7'g yt?uru4 eped unluerral 8ue{ IIIBI uel[n8uad
uelure,(sred n{?lreq 8ue1rs Sundneu le{el se1 ue8unqtuus {rsq uelorluo8uad ruEeqag
Suegs usp

fnlal

se1 uu8unqurBs

ueu$lrrarrad 'Z'6

{n:
e
SEI

'uulnlualrp SuuA uolaq efeq uele:e,{srad Buuou rqnueuou snrpq sBI runl rp uu8uu8a-r
uulluruFsrp 8ue,( {lrr; lBnI x I'I ue8uap
Bruus u,(ulgrpas Iput lBnI ruseq BIIq IIBq duSSuurp qetoq sB[ rur IBq uTBIEC 'sel
turdtues rp tedat nBB/"pBd uduqaud sulrp Eue{ Suqeq uped'>pr4 uerfn8uod s{rle{
(sulp Eue[ Euqeq IrEp releuurp qBlBpB'0) t0 Z lglpas
Euqud se1 uped redrues qeted Sueprq lrup )tsref Euefued B/hr&q luereq uuunuepes
IBH 'sBI tqrue8uadrp 8ue[ vuoz renl uur8eq Ip qeled supp Eue,{ 8ue1uq epud
:BIrq lqnueuaru de88uerp ledup
sepp 8uu,( 3uuluq IrBp )tpul uurfn8uad tellnsag 'u,(ustuulau IBJIS{sJrs ue{nluellp )grsl

s!q
UBI

oJl
SBI

Eur

rfn uenlueq uu8uaq 'nlBI selurdas uu4sulafrp n1-rad ueusluaurd Fnp ledtuaal uerteg
'ruru ['0 epedFup llcal qlqet p>pd BSBUr BruBlas se1 qnduul
eped le8uer E^rqeq Brls{a uelurgfsrad reSeqas n{Blreq slue{oru ue8unqures BpEd 'S
lslueleu IBJIs-lBJrs dupeqrat uelorluo8ua;'t
i(etur 3ue[
uesule8uad 'tuelep nlulral {Bpll e,(ure>leq.rat) se1 ueefto8ued uep lensrn rsladsul '6
Irselgrseds spl ueeqoo:ad epoleu rrrelep
ei(uunlaqes ueteruu8uad uB{resepreq lqudlp Eue[ uesela8uad epoleu ue>1aca8ua4 'Z
l(1oduro1a{as UEBS{pauad nutB Isnlgluesraq ue>11usru) uotaq efeq
uurnlered uup uBlBJBFsrad Euuou lrunueu uuleunErp 8uu[ uolae e[uq uelo:1uo8ua4 'I
s

B{

., u

e3un q

u Bs uBp

uoIe

BUa

uBp
'ueE

-rod

q r}l' ::, T:1,#il.1 *TH&1,',i,:],1'Yr1:


"

!firysxrugrugd '6
'sllstuolo Eue{ {efu?q
-{ltulq uesula8uad ursau relerusr,u snsnql Eue[ >1uqud-1!:qed epud pedeprp IUI '{uurq sBI
uu8uelnl Eupef rslnpord qBIBpB uIuuuruluuad sunl uup leua{ra1 Surpd Suua 'ledac le8ues
tue,( ueselaEuad nl{Blr rcdeiuatu tudep lur ursetu B{Bru srue>leu BJBcas uolqesrdrp er(u
-1nfue1as 'urr8unu lufueqas uernlefued uup ue{nseurad BIIB 'nU uetuulnl {nlun uelSuec
-uurrp lur ulsaru Buuru rp 'rauorsuts uBuBr{Bl )t$ulq ssl urseu IsTBdlp JnlEJq uep 1ufuuq
Iras ruulup uu8uulnl uauoduro{ uqBnqued ?lrlsrl uusula8uad uuluun8rp 1u1 ue8unques

Iruun leml

se1 uuEunquus nlens qBIBpB (gq'S reqLuBC


'8ue11s se1

u?p
u3TI

ur(uu

lsqll) Eueps se1 uetunquus

ue8tmquBs Gg'g rBqurBC


'(
UrrrIP

EuqJs
qlqel rslep Euu{ uuEuulnl l$ttulsuol Inlun uqEuupas

sq uu8unques

'f8

.:1IrtSI sBI
IDtBdlp Euruapuac
uep epoalele uesulatuad

9Vn/CIHI

uu:punErp e{uutnurn 'e[u:pre[ tue8Euar Euu,{ uutuept Is:ryutsuo{ rylun 1euJuusuuag


tue,( efra:l eEeual unuureqtuad uu:lpszqtuau uuselatued 'uutuqnl uqelfued wtuap
Eulpuuqrp (rdec qlqal uusqetuad nDlu,h) ui(ueuarul qalo lrqrup11p rdup 'rensac tuel
tun[n uep urolol'{opq BpBd uEuBrIBt lpulq ueselatuad uttulq ueDt5uapes lurrqrp sBI ulseul

{enqes 'uBu?qzt lpulq uuselaEuad eruc uetuep ue:lqplp epd rdup lu:lal uuselatua4

ueouent

68r

r{uel
ufuq

.DY
uota
'sluBI

uB{nl

tuuI
tupas

tqeg
J,.

Pedonan Pengeqaan futott

140

sesuai dengan pengontrolan yang disyaratkan dari sambungan las baja beton dan sambungan

mekanis (lihat 9.1). Bila pada pengelasan bintik jaring tulangan, batang pembagi yang dilas
ikut disertakan dalam menentukan panjang penjangkaran dan las yang dibutuhkan dari
batang tulangan utama, maka perbandingan dari garis tengah karakteristik bagian pembagi
(0.,) Oan garis tengah karakteristik bagian tulangan (tarik) utama tidak boleh lebih kecil
daripada 0,8.
Jadi Qr, : Q*, > 0,8
[,as antara batang pembagi dan batang tulangan (tarik) utama harus dapat memindahkan
gaya geser

ouiu*

minimal 125 A. t N ]

mm2.

Inm

dengan:

A, = luas penampang batang tulangan

u&ama

Untuk pelaksanaan pengujian geser lihat Gambar 5.64. Batang yang datar dijepit,
selanjutnya gaya yang dibutuhkan untuk menarik lepas batang vertikal ditentukan. Gaya ini
harus lebih besar atau sama dengan gaya yang didapatkan menurut rumus

125
mm

A" t N l

i 150i: 150

lil=t
Gambar 6.64 Benda uji geser untuk pengelasan bintik jaring tulangan.

10. BUTIR-BUTIR PERI{ATIAN PENGANTAMAN PADA


LOI(ASI BAIYGT'NAN

Penerimaan baja beton

.
.
"
.

memeriksa apakah sejumlah baja-baja (partai) sesuai dengan; jenis/mutu baja,


diameter dan panjang yang dipesan,
dilampiri sertifikat atau tanda pemeriksaan,
pemeriksaan visual terhadap karatan, pelupasan dan sebagainya,
kelurusan batang-batang.

Lokasi penyimpanan (sementara) baja beton


. penyimpanan baja beton bebas dari tanah (di atas balok atau yang sejenis),
. per diameter disimpan terpisah,

B{Ila{

'u,tuqu1u-rnf dnlnc urul 3ue,( nlueqtuad Suqeq nele uodns .


'(e,(usruaf Inteq uep dnlnc Euef uBlBIr qulunly uuroca8uad uqn>1e1rp
Euetuq-8ue1uq re8e lunlrnura dn>1nc ueue,(ue8uad pseq .
'sete-uu8uuef r33urt uulcda1a1

sudel-ra1

{Bpll

'{luq sqtlunlraq uBp dnlnc 1u:ef u8uluad qelunf


:dnlnuad4nturles
'uu1delalrp 8uu,( tsueJolol lrunueu
'tgueq Suer( BIIr.rou

a{ nquns uuJn{n
'3uu1uq-8uqeq qepunf

'3ue1eq nquns

'sluq

'reledrp 8uu[ efeq nlntu uBJBueqaI


'pefuu8uau uueftelad eslpad
'n1u1 selurdas 3ups11aq uern{n usluad
'peledasrp qetal Euu,( reqtuu8 uu)prpes
uutuu{ueBua6
'r8unfunryp qupnu ueuedur,(uad rsu1o1 .

'prpuasral uu8uunr rp nu1e {sq-Iuq ue)plnseturp qeduresTusrs .


'ruecsrues Euef nsle

{olug-)toleq sBlB rp uBIurBIaw qeuul uuulnuuad setu !p uellutallp {Epll u?lepunq .


,
selurdas
'nlel
lurllllp rlupntu Bpeq-Bpeqlaq Eue[ uelapunq uB{BqBSn
'(uelo4u8uad ueuq8untual ue8uap Eunqnqroq) ry-ra8raq
ryrTduret-{ruueq edruaq nlnqBp qlqel lenqlp 8uu[ ueualo-uauele qe>pde eslued o
'(ueeslFeurad)

ur(uuen[n1 uu8uap Iequl runluecrp uep lapunqrp rslrulsuol uer8uq rd Suqeq-8uqeq


'uu:n1e:ad lrunueu lp1-lle{
Bpaq-Bpeqraq Eue,( ralauerp upud uu>lloq8uaqtuau {nlun uelturu{srp 3uu[ pu[-pe[
'(l'?'l gur8ere4

1o13uaqp 8ue,( Suauq-8uqeq ue{rleq.rad) efulntuaq uep Suquq 8uefued qeleslpa<l


'tnfnlastp qulat 8uu,( uelolSuaqtuad uup uu8uototuad JeUBp uulerpes
ue>1o18uaqued uep ue8uolorued

'euecuarad nelurrep requru8 runf ue8uap Surpuruaq nlrad upq .


tuu{ ue8unlrqrad urelup Euunq.lal Suef uu8uotod .

'ue>leuecuarrp

'us8uoloued regep lenqtuetu uolse8nlp uru{uu8uad .


uuEuototued re1Jeq

-ured nqe/uep Suoloruad

e{

s/heqrp rnfnlasrp qulal

tuel

nolSuaq
uelolSuequrad

rugep .

'uuun8uuq

I$Ierlp uenfnlasred

u1ururaur

uup uelu[:eTp ue>Is 8ue,,( uolag ufeq er1s1e ueryodul "


'unpparyp uu>[B 8uu{ uoleq ufeq quprnf qe13un1g '

'uu1o>13uequad regup urBIBp (u{ure8eqes uup podns) nluequrad


Euu1eq-tuu1sq uurBtyupued Euelual uuunEueq rs{erlp uuEuap uerfueFad lenqruaru o
'tnfnSesrp rIBIel Euei( ruqruut uopusepJaq uulolEuaqured JBUBp B$llrad .
'ue8uu1n1 IJBp ueBpueuad uelsls squgdas teqr; .

'pfnlasrp qelal
'qus1dre1

tue{

tuef ueEuulnl ruqurut uoprpas

tNI
rur e{r
ildafrl

Btuqn
us{r{B

IIJE{

p?p u

'

puqu

uelolEuaqurad raguq
uutuuru eped uulledtualrp lguelgru ugJrxde ugp Bsrs
(uusatueu

supp

qpfueq nlulrq uetuu] n1:ad {upp Eue,( ueueduu(uad n11elr uBBruEleI ue:pupunt .

trl

ueduqnl

uetunc

Qlq

lr

142

.
.
.
.
.

Pedornan pengeqaan

getn

tempat pengelasan yang benar,

menyetujui material yang dilas (pemeriksaan visual),


sambungan mekanis (pemeriksaan visual),
panjang las lewatan memadai,

penganyaman yang erat di bekisting dan tidak berminyak (minyak bekisting).

Laporan kemajuan
buatlah laporan kemajuan yang tertib,
kepesatan menurut rencana (bila perlu mengganti yang rusak),
buatlah perjanjian dengan kepala penganyam seandainya sebagian pekerjaan telah
selesai, ia akan melaporkan pada pelaksana.

.
.
.

1.
lingl
SUSU

cam
pem

l.

l.

bahi
pasti

bahe
kasa

'uerndurec le8e.rte urp uatues uBnleg

r :

I.g TBqEBC

N
*, -:$'fu
i.,,:.i

"'\,

..

'.,.i;i: lii i

,u

ueqrrre(rl rur nlBI squrdes usSuBreued'Q'9 rDqwDg) snlBq uBr{eq-uBqBq qeto rsrrp rESBI
uBrpq-u8r{eq BrBluB rp B88uou '(u,tureSeqas uBp llBSBq 'lpllJa{ nlBq) urBI 1B3er3e uuqeq
-ueqBq uup rrssd lB{r8ueu uerues ?/hqBq uls?d uB)IBls)llp ledup e,(u1e13urs 'uatues sls?d
ue8uep r{Bqtue1lp uep (rESDl uup snlBr,{) uurnduer le8er8e uep {nlueqlp uotag 'lpll-uBqeq
r{alo u?{le{arrp 8ue,( uBnlBq-nlBq ueLIBq ederaqeq FUP tlsodtuo{ nlBns q?lsp? uole8

uotofl

'I'I

'rpe[ rs{npord uep Epeq-BpeqJeq 8ue,( rBSBp uequq uulo]luo8uad uep uues-,iueuad
Suetual elnd ueryteqradrp ueqe e,(unlual 'uolaq ueef:a8uad uep ueln{Sue8ued 'uutndtuec
'rsrsodtuo{ 'qulr.unl Hades ueqrlrurad uulnluelrp ue{e JBsBp uequq-usguq I]Ep ueunsns
uelrusupreg 'uoleq tuJIs{BJrs uup rsu{uqed suqeqp u"ry efueuare;X 'Blseuopul rp ue8un4Surl
/us?pue{ lrunuetu uu4n[n1rp Suef uoleq rSolouqq Bruuln qelesetu seqBquau uurle IUI q?g

rrII/Oa0HVCNfld

'I

qBlal

uolag

'(Er

ryu
L

144

Pedonnn PengerJaan Betor

bayangan bahwa harus ada perbandingan optimal antara agregat campuran yang bentuknya
'
berbeda-beda agar pembeniukan beton dapat dimanfaatkan oleh seluruh material.

Be

Se

Pembedaan material pembuat beton dalam:


semen

bahan-ikat hidrolik;

agregat campuran

batran batu-baruan yang netral (tidak bereaksi) dan merupakan

bentuk sebagian besar beton (misalnya: pasir, kerikil, batupecah, basalt);


batuan-semen

campuran antara semen dan air (pasta semen) yang mengeras;

spesi-mortar

campuran antara semen, agregat halus dan air yang belum


mengeras;

mortar

campuran antara semen, agregat halus dan

air yang

telah

mengeras;
spesi-beton
beton

campuran antara semen, agregat campuran (halus dan kasar)


dan air yang belum mengeras;
campuran antara semen, agregat campuran dan air yang telah
mengeras;

bahan tambahan
(admixtures)

bahan kimia tambahan yang ditambahkan ke dalam spesibeton dan/atau beton untuk mengubah sifat beton yang
dihasilkan (misalnya;'accelerator','retarder' dan sebagainya).

1.2 Asal usul


Peninjauan kembali ke sejarah pembuatan batu-tiruan (contohnya beton), ini asalnya
boleh dikatakan sejak adanya bangunan yang dibuat oleh manusia. Perkembangan hasilhasil percobaan masa silam seperti mortar-plester, pembataan dan mortar yang berbedabeda ternyata cocok juga sebagai pembuatan beton.
Pada tingkat awal orang menggunakan mortar dari gamping ('loam') dan tanah-liaU
lempung ('clay'), tahun-tahun kemudian dipakai campuran dari kapur, pasir dan air. Baru
sekitar akhir kurun abad ke-I8 timbul pikiran dari kerja sama bahan-ikat dan pengerasan
mortar. Penemuan semen Portland merupakan awal penggunaan pabrikasi-semen tingkat
besar-besaran dan kemajuan pemakaian beton yang sangat pesat.
Beton tidak bertulang umumnya digunakan pada pondasi, dam-pelabuhan, dindingkade. Di samping itu penemuan dari kerja sama antara baja dan beton merupakan dukungan
yang penting dalam penggunaan penulangan beton. Kepesatan perkembangan metode

perhitungan beton bertulang, mengakibatkan bangunan struktur beton lebih banyak


dilaksanakan. Pada permulaan kurun ini penggunaan struktur beton bertulang di beberapa
negara dilaksanakan dalam tingkat besar-besaran.
Seiring dengan masalah tersebut perlu disusun basis peraturan dalam segi perhitungan
beton struktur dan teknologi beton.

2.

SEMEN

2.1

Umum

Semen dipakai sebagai petunjuk sekelompok bahan-ikat hidrolik untuk pembuatan


beton. Hidrolik berarti:
semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa,
suatu produksi keras (batuan-semen) yang kedap air.
Semen adalah suatu hasil produksi yang dibuat di pabrik-semen. Pabrik-pabrik semen
memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan sifarsifat dan karakteristik yang
berlainan.

dal

lair

me

dic
dip
dib

'BPaq-Bpaqraq 8uB/( uoruas sBIa{-sBIar

[ueq]

<--

uBlBnra{-uB8uquauad z.g rBqurBc

uesetaOuad nUe/,A

3u

8Z

ue

uelBnla{

sdt

{B

'EsBuoI uBp 8uefnx 'Bpou

u8rl

'Suepud '{rseJg nlref ueuos-IJau udrjrqag

ep(

uef

qllnd

qllnd puBluod

nqe-nqv

;":,;l

6ueq-re1 nqe puelpod ua.'^,es


I

nqB-nqv

pueruod

ua.iras

-_]

-3u

lB{
ues

IIIB

nel

N3W3S SrNsr

s\n3v

BUJeM

-upi
-IISI

'rE8ult le8uus [B^rB

uelenlel uu8uap uatues :J sule;


:g selo;

e,(u

t88urt Ie/hB ueteru{a{ uu8uap ueues

uulen{el ue8uap uerues :V sEIe)


Ierruou 8ue,,{
leine
:sBIa{ u8rl uulup uu{Epeqrp
ue(ues sruef-srua[ '(z'g toqwog) uslBn)le{ ueSuequaryad uep ueledaca>1 lcrl TuBIBC

runun Bue,( ue.,,es q,tupu Buuqral-nq, puuruod ueuas u,p

puBIu;:T::[t l:":?::il

qeloq {upp 7->1odtuo1e{ IrBp ue(ues IUBreq rul 'ruBq uee/he,(uasred nlens :lntuequeu
ue>lu I-Iodtuolal uu8uep rndtuscraq nu1e rnduecrp 8ur1us BIIq Z-{druola{ uaues '(ulrl
uuerrrufuasrad lnluaqueu) I$[Boreq Eurlus {epll urul 8ue,( uup nles 8ue,( 1-lodruolol uep
ueuras-ueues 'Iltlururx

uBsBra8uad IS{BoJ IrBp roDlerul uB{JBsepreq SBIB rp uuEpoqred


'lBJInSJaq uauras

'uolues tunrurrunle

urcl ueues-ueues 'z

'(er(

3us,

-ls
qele
(JBSI

qele
run[a
:SB.I

'qpnd puuluod uerues

'(.rueruacu"X';tr1r.fr;,,il:iff$
'1saq

rupelreq puBIUod

::H:: -

-uB(
us)tB

ueures

'Suuqrq nqs pueluod ueues


'pue1uo4 uetues
puBluod-uellles-Je{ulpl usqBq rrBp uelues

:nqe[

Bruu1n

loduole:1 Bnp tuBIEp us{upeqp

'I

ueur?S

9rl

uoFS

'Jm1

'olq

146

Pe&rtan Peryerlaan

&bn

t'
I

22

Semen Portland

Semen Portland dibuat dari semen hidrolis yang dihasilkan secara menghaluskan klinker
yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis ditambah dengan
bahan yang mengatur waktu-ikat (umurnnya gips).
Klinker semen Portland dibuat dari batu kapur (CaCO3), tanah liat dan bahan dasar
berkadar besi. Jumlah batu kapur yang dipakai di sini amat banyak, sehingga pabrik semen

biasanya dibangun di sekitar gunung-kapur. Bahan dasar dari klinker semen Portland dapat
dipabrikasikan secara dua proses (basah dan kering). Pada proses basah, sebelum dibakar
bahan dasar dicampur dengan air ('slurry') dan digiling sampai halus berupa "bubur halusi,.
Pada proses kering, bahan dasar dicampur dan dikeringkan, kemudian digiling berupa "bubuk

kasar". Selanjutnya kedua produksi ini dibakar dalam tanur-putar-datar pada temperatur
yang sangat tinggi sehingga diperoleh klinker semen Portland (Gambar 6.3).
Proses pemabrikan klinker semen Portland

Proscs basah

Proses

Bagian digiling

Bagian dicampur

dan dicampur dengan air

digiling

J
"Bubur halus"

_,

keing

J
"Bubuk kasar"
Tanur semen (1400 C)

Klinker semen Portland

Granulasi (udara dingin atau air)


Klinker + bahan campur (gips)

2
3CaO.SiQ
3CaO.AlO,
2CaO.SiO

chl

san
2.4

Bagian utama dari klinker ini adalah:

dikalsium silikat
trikalsium silikat
trikalsium aluminat
tetra kalsium aluminatferrit

seb

atau CrS
arau CrS
atau CrA

4CaO.AlrOrFerO, atau CrAF


Akhirnya semen Portland didapatkan secara menggilas klinker tersebut dalam kilang-

peluru ('kogelmolens') sampai halus dengan ditambah beberapa prosen gips (CaSO42H2O).
Semen Portland putih adalah suatu jenis yang tersendiri dan mempunyai siiat-sifat
yang sesuai dengan semen Portland normal. Ciri-cirinya adalah tanpa *rrgundrng besi dan

Vanr

telal
Gipr

akhi
Kecr

digiling sangat halus.

2.3

Semen Portland abu-terbang

Suatu perkembangan yang lebih lanjut yaitu pemakaian abu-terbang yang dikombinasikan dengan semen Portland. Abu terbang adalah suatu pemanfaatan kembali dari produksi

gas-pembakar, misalnya didapatkan pada pusat tenaga listrik yang dibangkitkan dengan
batu-bara.

Guna melindungi pencemaran lingkungan, sekarang diharuskan mengambil tindakan


untuk mengurangi pernbuangan abu-terbang. Hal ini sangat bermanfaat karena "bahan-sisa"
seperti abu-terbang dapat digunakan sebagai pengganti semen, asalkan dapat memenuhi
persyaratan yang tertentu. Abu-terbang yang cocok terdiri lebih dan 213 bagian bahanbahan yang dapat bereaksi dan dinamakan bersifat"pozzolan'. Dengan kata lain berarti.
bahwa abu-terbang dapat bereaksi dengan ikatan kapur dan Oapat membentuk suatu
persenyawaan kimiawi dalam semen dan air. Secara demikian akan menambah
kepadatan
struktur dan perkembangan-kekuatan beton.

peng

selur
'pers

:epat
pena

.!umli
..ehal

,latU
-:take

;ri

sa

:eberr

uB8uep uB)In)IBUp srueq efuueuuus{Bld Bsuru ruelep 'uru1 8uu,( uerues uere{utlled ede:aqaq

I$un uBp u8{nlualp ledep uolaq rnqtuls nluns epud rsegerprq seued 'rusaq lefiues rur
seuud uu{Uuequad r83urt nlnur uolee Jnt{uls eped euelruel .ue{ur8urrp
lepll rur ug{Blar

uolaq rnl{ruls edu-raqeq BpBC 'ueut8utpuad u1r1a1 rpu[:e1 8ue,( ue{Ble-r ruleX tlelesg1g nlens
{nluequeu ledup tut seued ue8uequaryad 'uuuuus4elad uBIBC 'ue8urlr88ued ueinleqa>1
uup te>pdrp 8uu,( uoues stual uep Sunlue8ret urEI BrEluB luueqrp 8ue,( seuud qel1llnf
'lselBJplq-suuud uB{sluuulp
Iul seued 'seued Inqurlt r$leeJaq rrB uep uerues B{rley
'Euurn$aq rlrptB-uslsruIe{ qruu8uad uS8urqas 'r33up qlqet (resaq >lgrseds Buedtuuuad)
snlBq qlqel tue{ ueruas-uaues usp IB^lp usluqa{ nlr BuerBX 'ufurslearaq uuledacarl ledac
ul{etues u,(uueEunEEursrad Sueprq JESeq qlqe-I 'JBSeq ur;etuas rru uefluep (uu3unSsursrad)
{Bluol Sueprq sunlredtueu ue{u ua{uos rusaq qlqal Suedueuad ueulnur.rad qrunlas
3II[ 'uaues Suedweuad raletuulp lulol qelepu) lgfisads Suodtuouad ue:leueurp ue8urpfiBuad
wsnleqoX'ue1u{8uad ueludacal rqnru8uadueur uaues ue8urpSsuad uBsnlsqay
'rnleredwal
uellles-Jrs JoDISJ

uaues uBsnlsqa{
:qBlBpB ue1ery3uad nDIB^\

lqnru8uadueu tue.( ueledaca;1

'rlWfsreq uelBII uB{nluequad urnlagas ue>1efta{lp uep


lnl8uurp ludep uolaq e,(u:rq1e
'tur uuqequreued u,(uupe ue8uaq 'JIB uep uauas uqelrEuad luqureqEuour lBJISraq sdlg
'sdrE uuquq*rr uBqeq uesred udureqaq qequrelrp ue>p udurunlaqas B^\r{Bq uelsulafrp qelel
Suef gedaS 'ledac le8ues ueptraq Is{Ber sesord 'ueures-rserplq lnqasp {uuaqral Buef
lmuq uelSuPpas ISBtBJplq ue{Btupulp lur upe/te{uasrad 'lspareq turps JrB rrep uaues
uaruas uesera8ued uep ue1e43ua.1
'o/oSZ

us
nl

'l
-uE

Iqn
,,B

uB
uuE

Iq
-?u

uBp
ISJI

'(o
-3ur

fZ

rstp{as rudues

ueules Islnpar uelltseq8ueu IIBq Suuf Suuqral-nqe IrBp uBBunSSua4 'uoqre{ uep Eplroplo
repB{ 'uusnluqe>1 'uurolo8uad depeqral uulere,(sred uu:11uslh[ 'uetues pueSSued ruEeqas
ue>pun8rp ledep e.(udns uIBI usteJu,(srad rqnuoueu e8nf srueq Suuqrel-nqu ,e,(ulnfueleg
'puBIUod uaruae rs:1npo.rd sasord g.g rBqurtrC
puBluod ueures
uepl6ue6ued

rnduecuaur +

6u1p6uanr

ueures:a16u11 ueueduglued

lnlgrr
{nQn

'.,StrI
uoruos olts

6ueqreg-nqa

JqBq

In;un uoues te16ug


uepl6ue6ued

rcdup

ueuro3 rnuEl

uaue
JBssp

uetul

lrBrrlnrilred
tfip

rary[

rro6ngpared
.ndel|-nleq

qnle6 qeuel

li

uotq ll '4q
t,

LiL

148

Pedornan Penger7aan Eeton

pendinginan. Aspek lain yang besar pengamhnya terhadap pembentukan panas hidratasi
selain sifat-sifat beton yang lain adalah faktor air-semen
Faktor air-semen (F.A.S) adalah perbandingan antara berat air dan berat semen:

F.A.S =

berat air
berat semen

Misalkan:

F.A.S = 0,5; bila digunakan semen 350 [kg/m3],


jadi banyaknya air = 350 x 0,5 = 175 [Um3].
Semen bersenyawa dengan air. Dari persenyawaan ini butiran-semen membentuk suatu
produksi. Suatu hubungan yang erat akan ditimbulkan bila produkii-reaksi dari seluruh
butiran-butiran semen seakan-akan saling tumbuh menyatu.
' Faktor air-semen yang rendah (kadar air sedikit) menyebabkan air di antara bagianbagian semen sedikit, sehingga jarak antara butiran-butiran semen pendek. Akibatnya massa
semen menunjukkan lebih berkaitan, karenanya kekuatan awal lebih dipengaruh dan akhirnya
batuan-semen mencapai kepadatan tinggi.

kuat tekan [N/mm,]

3*

28
umur/waktu pengerasan dl. hari

Gambar 6.4 Pengaruh faktor air-semen terhadap perkembangan kekuatan beton.


Semen dapat mengikat air sekitar 407o daiberatnya; dengan kata lain air sebanyak 0,4
kali berat semen telah cukup untuk membentuk seluruh semen berhidrasi. Air yang berlebih
tinggal dalam pori-pori. Beton nonryrl selalu bervolume pori-pori halus rata yang saling
berhubungan, karena itu disebut po\ori kapiler. Bila spesi-beton ditambah ekstra air,
maka sebenarnya hanya pori-porinya yang bertambah banyak. Akibatnya beton lebih berpori-

pori dan kekuatan serta masa-pakainya berkurang. Grafik uraian tentang pengaruh faktor
air-semen pada perkembangan kekuatan diilustrasikan pada Gambar 6.4.

3. AGREGAT
3.1

Pendahuluan

Agregat (yang tidak bereaksi) adalah bahan-bahan campuran-beton yang saling diikat
oleh perekat semen. Agregat yang umum dipakai adalah pasir, kerikil dan batu-batu pecah.
Pemilihan agregat tergantung dari:
syarat-syarat yang ditentukan beton
persediaan lokasi pembuatan beton

perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan

mutu

uBp lluer8 'lleseq gredes lococ 8ue{ qe:13uoq-qe>13uoq sruaf IrB(I 'llce{ e{ reseq uBrDIn
uep e,(uuee[ra>1ed u>Ir[ selaf'epaq-Bpoqraq 8ue[ ue1e13ur1 tuelep ue{n{elrp rur ueqgcerued
'epeq-Bpeqreq 8uu,( rBsB{ quced-nleq {nlueqraq redures (raqsn:c irnel) nteq qeced ursaur
ue?uep nlueuel uunluq rsuLUroJ uuqeoetuad uc8uep ueltudcprp u8nI ledup '(uolaq In]un
ue>leun8rp ledup Suns8uul:rduuq) rtuBIE uerlu8 uup qelo:ed1p tu8ar8e uuquq Surdtues

rq

'sntunq Sunpue8ueu {Eprl ueqrrq

'qE

1I

-ueqgq e,(uepuel 'qluJef uep uu8utun>1-3urun{al BuB/h.req uB]rEJ ulrqedy 'reledrp lunsrs
{Bpp rtsed uep r8Eurl le8ues snunq repe{ I}rureq Bnl IBI{oc redues enl Eurun{ Bure,rrrq

UBJIBJ upg 'wef tZ BruBIes uB{rerqrp uep rdnlnlrp Jn{n-se1a8 '>lnpurp e,,(uenues qelelas U)Z
rn>1n-sue8 redtuus HOBN uelruul o69rfluvnlrp uurpntue;tr '0I rnln-sge8 redues eqo;--rrsed

uu8uap rsrrp (rurc ggE) ruryuad-su1eE r1unqes '(.rep-rug-suurqy.) eruu^\ ueeqoc:ad uu8uep
ue1u1e.(urp ludep snunH 'ue{nluallp tedup rndunl aseluasrad uup Suequlllp sruuq ur:>1e,(e rp
'turu 0S0'0 JBSeqes ue1e,(e 8uuqn1-8ueqn1 ue8uep uu1u,(e sele
1e33urga1 te8er8e 'e,{u1n[ue1es

rp ruerr,(ueu usp rcncueru uurpnue{'le8ar8e uequq Suequruau uep ue>18ur:aEueu BJecas


uu{ulBfurp ludep Surdue8 uep IBII r{Busl uup uerolo8ua4'dn4nc Suernl leduelas uesura8ued
uo1teqpte8uau 8ue,( ueues uers>1ee:ad depuq:a1 {unq qn.re8uadreq snrunH '(sruu8ro)
.snrunq. qelo uolo4rp e8nf ledup Surdure8 nBlB lerl qBuel usp ueJolo8uad Surdtues rq
'-rru uuEuap rcncrp nlrad 3upe1
'nll BuarBX 'u,(uuelelarad rqrueEuadueu uB{B BIBru uuleun8rp uule
und rur uur{Beruur{uq Bllq uSSurqes 'lHlra)i uup lsed Jrlnq-Jllnq llndrlaur 3ue,( sqdrl uusrdul

JOI)

-u
.JIB

Sul
qtq(

f'0

Bruces uur1e33ue6

udruaq Suuas ntr Surduu8 uup lerl qBUBJ '(.tuuo1,) Surdtuu8 nelu lurl r{Bue1 fpadas urel
usquq-wquq ueuq8unue{ u,(uupe ue8uap ueryleqradrp srueq rur uerle8 rdelet uele'(re8uns
resBp renl rp rpefi ue>1n{ellp etnd tedep ..3uFa>1 B-rBcas.. Ipllre{ uep rlsed uurleE8ua4 'u8nt
ueryleqradrp srusq rdelal 'ru8uns uerle8 le8ar8e ue8uap >1u,(ueq Bpeqreq lepll lnBI uep IIIITa{
uep rrsed rsrsoduol e,(udrsuFd BpBd 'u{qlslslp 3ue.ra1 llln{ uep uB{r.lrsraqlp (Bplrolpt)
u,{utuereS-urere8 Euas ueroto8ued UBIIBSe tnel uup IIBBIp e8n[ ludep lp{lrel urp rrsud
'uoleq-rseds legrs-1ugrs uep uoleq {ru{el rlqe ue{nluellp 8ue,( uerrtnq-ucrlnq {nlueq
upud Sunlue8raq uotaq uurndtuec )inlun lodtuole>1 derles qelunf uer{rlruad 'ueluun8rp
ludep re8e ue4qecadrp tedep utueuad >1odruo1a1 ue(I 'uolaq uelenqtuad :1rtlun (1ocor
8ue,( qBIBpB rr(p{Bral 1odtuo1a1 enq
e88urq e.(uuelrndrueJueu ue8uap nule)
{ococ
'(rutu S IrBp llco)t qlqol) uolaq rrsud
(urtu 0 redtues tutu S Fep) uoreq ll{lre{
(uru gg uup rsseq qlqet) rssu{ tHIreI
:nlre,( loduole>1 t tuelep ue1e.i'
ue8uap ue4qusrd-qusldp ue>le lplue{ uep rrsed uuqeSSued ls{npord 'tut Suerelas rgedal
1u8uns rnluf rpnl rp lelelrot IHITaI uep rrsed ue1e48uup >1e,{uuq eSSurqas ledurel qepurd:aq
Suges rc8uns JnlB BueJB;,1 'ru8uns srenru Ip gce{jlce1 8uu,( uelSuepas te8uns nlnq eped
ueldepuelp (lpllre{) rusaq Euef uerrlnq-uerllnq 'uequcad s^\eqrueru te8uns sruV 'snleq
rrlnq-rrlnq {nluequetu e,(u:npp (rsore4relndulad) sDlDtrol uep Sunln8rat tuqrty 're8uns
BJBnru eI JrB-Jequns uep rc3uns sruB BArBqrp nlBq-nluq ?Ina{ InlueqJal rur rISBd 'uolae
uelunqurad {rqun uu:pun8rp lococ ru8uns JBsBp uep rluErp Eue,( .rtsed u,(uurnut6
Euururl-nlBq'lpllrol'.r.rse4 Z't,
'B1uq-n1eq

{oqruq Surnd nule

er{ur
ESSSU

-uurB

qrunl
r.lBns

sep8

uolaq 're:1eqrel nulu Jalurs tuEs-)tnpord uu:punErp etnf ludep gur?le le8arEu flenJe)
'(rluoruu uup talleuteur rseq-Wfte tapuq) resq le8arEe
'(sqqpwq-)tnqres'requl-{gra1'n1eq-Eqnd) snluq letarEe
(tpseq 'Il:ure{ '4sud 'l!sren1) lutruou leEar8u
:lDIIreq ruEuqes uu:Inlp11p ludep (resu:1) np1 selurdas tuef
uur8uqured ntsns 'rqnreEuedlp ledep uotee 1BJIS-1BJIs lgrseds tutar8e uuruleurad ueq

6rI

uotQ

ssl?Jl

409

il

150

Pedoman Pengeqaan

ll

Bete

kuarsit akan diledakkan dahulu sampai berupa batu-batu gumpalan. Kemudian gumpalal
ini dimasukkan ke dalam mesin pecah batu secara mekanis atau dengan tangan dan
dipecahkan sampai mendapat bentuk yang diinginkan. Umumnya bentuk-bentuk yang
didapatkan bempa butir-butir ukuran 7 mm sampai 50 mm yang nantinya ditambah dengan
bahan-bahan antara 5 mm sampai l0 mm.

3.3 Agregat di Indonesia

(r

3.3.1 Geografi, geologi dan iklim


Di suatu negara dengan geografi, geologi dan iklim yang panas dan basah sepert
Indonesia, maka batu-batuannya akan mengalami pelapukan yang cukup dalam yang

tergantung pada jenis batu-batuannya, iklimnya, derajat erosinya, exposure dan lain-lainnya
Pengaruh yang paling besar adalah pada iklim setempat, yang pada umumnya makin panas

dan makin basah iklimnya maka derajat pelapukannya semakin besar yang akan
mengakibatkan dekomposisi dari batu-batuannya. Produk akhir dari pelapukan ini adalah
terbentuknya tanah residual.

Gambar 6.5 menunjukkan suatu grafik yang memperlihatkan pengaruh-pengaruh


pelapukan pada batu-batuan yang menghubungkan antara temperatur rata-rata per tahun
dengan curah hujan rata-rata per tahun dengan klasifikasi agregat yang dihasilkan di daerah
tersebut dan ini tentu berpengaruh terhadap produksi beton.
Indonesia dan daerah-daerah sekitarnya termasuk secara geologi muda dan pada dasarn5'a
terdiri dari batu-batuan igneous vulkanis yang muda (seperti: basalt, dolomit, andesit
porhyries, tuffs, ashes) lebih dalam lagi dapat ditemukan granites dan batu-batuan sedimen
di laut (sandstone, limestone dan rnarlstone), seringkali batu-batuan ini terbentuk pada
lipatan dan patahan pada gugusan gunung atau pegunungan berapi.
Agregal'sound'
Curah hujan rata-rata per lahun

Efek cuaca dingin


cukup sedang.
Agregat 'sound' umum

.F
10

agregat 'sound' umum.


Beton di lapangan pada
cuaca cukup-sedang beku.

Agregat 'sound'
Belon pada cuaca
beku. Efek cuaca
dingin.

,
c

E
(o

Elek cuaca dingin

tetfiadap beton.

Agregat'souM' umum
Beton di lapangan Pada

60
o.

cuaca sedikit beku

so

40

Agregal sedikit'unsound'
Beton dilapangan pada
cuaca sedikit beku

(!
(E

-10
f,

50

(E

q)

o
E

2.

20

Agregat lunakJrapuh
Beton di lokasi bergaram
Elek cuaca panas

Agregat
'unsound'
Elek cuaca
panas pada
beton

Agregai cukupsedang'unsound'
Elek cuaca
panas pada

Agregat

beton

beton

sedikit 'unsound'
Elek cuaca
panas pada

Gambar 6.5 Grafrk pengaruh pelapukan pada batu-batuan.

u{uusurq uB{IISBL{Ip 8ue,( >lnpord eSSurqes 're8uns-re8uns urelep 1p IpBFet 8uu,( e,(e8
-vAeE leqple ue4qucedrp ledep uelnduled luqp{E 1en1 Suern>1 8uu,( snarod 3ue,( uenleq
-nlBq u(uunun Bpud 'lgreq leJauru-[uJeunu Sunpue8uau tedep :rsed nluauel qureep rC
'.lsIuq lletus, uep Ecnu ue8uap rnduucret Jolo{ dnlnc rdulel
'tulnq qlqel e,(u1e4pud-1e1rped ue1u,(ueqel uep uXuurel tedual uu8uep nles 3uu,( 1u:eI
Ircp qeqruaq lepll laTuud uern{n uuepaqred uep rsuue,\ rcpuel 8uu,( ru8uns-re8uns
upud Idelq 'qlsreq dnlnc e,{uesurq rul uenleq-nleq uep dnlnc lepll e,(usnluq rrtnq-Jrlnq
ur(uusurq uup nluaua {Bre[ nlBns eped resaq dnrlnc rsuuB^raq uB{B uenleq-nlpq telrued
IrBp llsodep uSSurqas surap 3ue,( uells uqleqge8uotu uele lefrat 8ue,( ru8uns-ru8ung

goSrp Suot uontuq-ntoq uop lo?uns lrop

4sDd

'Z

uolee eped (.,8ulpaalq.) ueqerupuad


r{Bpntu uup uelef:o{rp {nlun lrlns 'rse8er8urel qepnu '(,e1qeryozvr.) 1uce1 dn4nc {Epll
u,(uuserq rur te8er8e stuef ue8uap rslnpordrp 8ue{ uolaq ?IBru qtdtd 8ue,( Intuaq uep
rseper8 uup luqp[V '(.,{{uU.) Suefueuau uep qldld {ruueqraq u,(ueserq ue8uet uu?uap
qucedrp Suer uunteq-nleq e8nl 'JBSaq ur{Bru rpefte1 ue{e rsepe:8 ue8uefuasel ue8uap
InueUp ledep {Bpp ufuesurq 'tutu 0I rcdures S relourerp uu8uap uenleq-nleq uBJn{I-l
'Bluuln qslesetu rpefuatu (.aper8 du8.) Suefuas lsupurS e88urqas 1e,(erp rypp u,(uuserq
rut ue8uq quced lu8a:3y 'ue8uul qeced tutar8e lnqasrp e,(uusurq 8ue,( Ienueru Bruras
rs:lnpordrp le8ar8e ueqecarued Buuru rp r,IeJaep-qereep rp rnualJp 1e,(uuq e8nf qrseu rdelal
nleq qsoerued 1ep-ge1e ue8uep rslnpo-rdrp >1e,(ueq uenleq-nleq Erseuopq Ip lul lu?s BpBd
uereluqel rpu[ra1 e4r[ quced qBpnu ledep llsepue tu8ar8u uep Jrl{Bar
IIu:IIe lBJISraq ledup rsu13 eaul uenlpq-nleq uup lrsapus uen1eq-nleq sruaf ede:aqag 'ure1
ure8eu-ure8au rp Fredas {r,eq druInc ufuesurq urcI uenleq-nleq sruaf uep re8as uenl?q

-nluq 'te8as usepse{ ruelep uunleq-ruBq undryseur r33uq efurserqe rc1ru 'e8nf r33u1t
e$uan1od, Sulqsntc telru uep snarod dnlnc u,(uusurq
nqe sruaf uep uenleq-nleg
{ruplln^
'uelslsuol {upp uPnlPq-nleq
lnpord qeqas uolaq uernduec eped nlnur uerlepue8ued 'ueuuecua.red r.uBIEp uulrlnsa{

eped

ue{leqple8uau ledup nluq qeceurad ulsnpul IrEp ue{lrwqrp 8ue,( >peq Suurnl uup IrEq
3ue{ nlnu uu8uap le8e.r8e uep uerndr.uso nluns e/r\qeq uellndturslp tedup eueqJepos

uetul
'l!se

?Jeces 'e,(useltsorod r83url uDlerrl vep eiuan1lr.t uoltoJqy qaSuy sr1 'an1ol ,codtut
'eiuanloa, Eurqsntc relu r88ull ulIetu B{Bru ufuuolnduled 1efurep reseq urxutu ldelal
'ufuselrsorod qepua-r upleru e8nf uep
e(uan1oa

e,(tuB
qBJae

uolprqv soptuy so-l uup e(uanyo.t tcodrur 'vfuanloa. tutqsruc rellu rlupuar

unqs

uDrcru efuuenleq-q?q JBBas ul{urrr 'le?as Suef uenlgq-nteq uu8uap uelndulad nuele8ueu

8uu{ wruBq-nluq uurndu?c tlEIBpe uduesulq 1ul urecuru le8er8e uequceued


'(.{cor qse:;.)

qrueE

IISBH
reEas

qBIBP

uentuq-nluq uu>lnlue1p ledep ru8u urupp dnlnc uBIn{BIrp rur upnlsq-nluq tlsodap epud
uerpSSued e,(u4reqes uSSurqas IIOa{ uDteru rur uelnduled qnru8ued rxBlep e{ urxuu
uel8uupas lereq Surpd Suef uelndulad rurelu8uaru s4u Surpd Eue,( ue18eg'uenleq-nlsq
Itsodap gord epud epe 8uu[ uusldel-uusrdul ue8uap renses luqllp ludep e{uue>1nde1ad
p[urap pr sruaf uenteq-nluq ufuuserg '{efulp uBp u?Tleced1p nlrad Euur( uurruln ruBcuur
-Iuuceuueq uu>IIISBqBueu Suef uelupalad uup uuroqa8uad uerynlnqrp lul ,fuienb BpEd

uB{B
seued

u{uul
tued
Uadar

qcoqaq
uunpq-npq krun[ 'I
lrDp
:(uunpq-quq lFdep)

,ftrenb
ue{rs?qEuaur
luec?tu
uelp
e[u1Eo1oa8
ue8uap
ur1p11
sJslue
rs{Brelur
leduales
E
IIsBH
Z'E'E

lrEor8r ;rBp {llslrel{BrBy

'rIBpuaJ uarstep IIBJB e{ 4sed uep Jeploq 'lpllra{ mSeqes rIB,rBq


e:I 1uI lndq Euef u?nleq-$Bq B/truqtueur tuef ru8uns-ptuns uBp uuJrlu-uex1u :p,(uuq uup
UBnII-uBtnq qelo dn1ru1p uuEuap unquu dnlnc ufuuselq elseuopul rp EununS-Sunung

,il
il

,fr

ueEue

tuef
uBp
uepdu

ol8

uolq

L9t

T
'1r

Pedotnan Pengoqaan Beton

152

adalatr campuran jenis batu-batuan yang kuat dan fragment agak lemah dalam setiap
sistem sungai di Indonesia.
Sungai-sungai yang mengalir melewati jenis batu-batuan yang seragam misalnya sungai

yang melewati gugusan pegunungan yang mengandung batu-batuan granit akan


menghasilkan batu-batuan yang sejenis tetapi masih terdiri dari campuran fragment
yang kuat dan lemah. Sungai-sungai yang rnengandung granit biasanya mengandung
cukup banyak mica dalam pasirnya dan juga biasanya gradasinya senjang karena
kurangnya butir-butiran halusnya.
Pasir kasar alami biasanya dapat memenuhi syarat gradasi zone I dari standar B.S.
(British Standard), tetapi material halusnya di bawah 0,3 mm biasanya tidak cukup
banyak. Pasir alami yang dapat juga ditemukan yang mempunyai gradasi antara zone II
dan zone III, tetapi biasanya terdiri dari cukup banyak 'silt' dan tanah liat. Tetapi bila
dicuci dengan baik dapat menjadi campuran pasir kasar agar nantinya setelah dicampur
akan didapatkan pasir yang baik yang memenuhi syarat zone II.
Gambar 6.6 menunjukkan pengaruh material terhadap kekuatan beton bila beton dibuat
dari agregat yang kuat dan bila dibuat dari agregat yang lemah, juga bila agregat terdiri
dari 60Vo kuat dan 40Vo lemah. Perbandingan kekuatan tekan ini menunjukkan bahwa
pengaruh dari kekuatan agregat juga menentukan kekuatan beton sehingga bila kekuatan
agregat ini bervariasi maka kekuatan betonnya pun akan bervariasi. Agar dapat dicapai
mutu kekuatan yang seragam maka tentu harus dilakukan pemeriksaan agregat sesering
mungkin dan agar didapatkan hasil mutu beton yang konstan maka perlu selalu disiapkan
'alternatif mixed design' yang setiap waktu dapat digunakan bila ada variasi dari mutu
agregatnya. (lihat Tabel 6.3)
Kekuatan beton dalam kg/cmz

Material

Good British

100 %
lemah

(60 % lemah)

100 %
kuat

25s (- e%)

285 (+2"h1

215 (-23%l

280

324 (-19"/"')

420 (+5"/.)

306 (-23%)

400

(-

Original

Umur
(hari)

Material

28

4e2

e%l

s21 (-3%)

413 (-23o/ol

540

90

557 (-10%)

605 (-2ol.)

486 (-22/"1

620

Faktor air semen (F.A.S) = 0.40


Batu-batuan Maialaya lndonesia
1 MPa = 10

kd"'t

bar 6.6 pengaruh material terhadap kekuatan

3.

beton.

Pasir dari pesisir pantai dan sumur-sumur yang mengandung pasir don batu-batuan
Pesisir yang landai dan delta-delta meskipun tidak terdapat pada setiap tempat sering
dijumpai di Indonesia. Pasir dapat terdiri dari pantai yang didahului oleh pantai-pantai
sebelumnya. Pantai-pantai biasanya terdiri dari batu-batuan bulat dan fragment kerangkerangan kadang-kadang dari setiap ukuran. Di belakang pantai tersebut mungkin terdiri
dari laguna tua yang dipenuhi dengan material organik atau lumpur dan silt yang
tercampur dengan batu-batuan dan pasir sungai. Daerah yang mengandung silt dan
tanah liat biasanya mengalami pelapukan dan lumpur tertutup oleh lapisan tanah residual
Galian yang dilakukan pada endapan sungai terdiri dari lapisan yang hampir sama
dengan yang dijelaskan pada batu-batuan, tetapi dengan tendensi bahwa tanah liat dan

BZ

rnrun upud uauas

'us{al uqBn{a{ dupuqral (BilI 9.6g9 = rsd 661; uuq


lB Jol{EJ ue8uap le8ar8e uep qrue8uad
rBqrrug
^&.g

u3p
Etul
.IBN

uauras-.,t8 Jollej

uBp

flu
0

IJIP
-Eur

IBlu

000t
ue6ueral-OueJal uPp uolag

3uI
UOtl

oooz d
cx
0)

oooe g

xo

000t 't,f

0,

9.

0009

f;ffi

Tffi il'tr}I]

runrun
Bue rues rsepIc,r,.TH,:'?,XHT
ru'u,s
i:ffi1'H,;
'(epntu 8ue{ auolsaurl 'sacrurnd 'sgnl 'Iru?{ln^ uenluq-nleq)
uBnlBq-nl?q
lrsodoc
teq Suurn>1 8ue,( uBnlsq-nleq lrsp Flprq nqe (uu4ndelad lBqpIB) usnleq

ufulesu lrep

-nluq tlsodep derlas uped rrdueq snorod wp lurul 8uern1 8ue,( IBualBu 1e,(ueq dnlnc
uep ulprel uenluq-nlBq qBIBpE lslnpord ruBIEp luqrlrel Euer( runtun upfeg 'pltot Suuf sel
uu8uap ueus{uauad/uu>llplta,(uad uep ueqrlruad uelqnlnqlp nlred uolog rslnpord {nlun
e,(uue1eun88uau urBIBp e{Bru 'rur Brsauopul Ip epe 8ue,( uentgq-ntgq IBJIS{qls IrB(I
'reseq Eue,( u,(ursqrosqu ue8uep snarod le8ues 8uupo1-Buepe{
'r33u1l Eue[ e,(uenlerr IsBJqB'u.(uan1e,r lcedtur 'u,(uanlurr Surqsnrc relru-rulru rcfunduratu
Suur( JBBes uenleq-ntsq IrBp q?ue[ qlqq e(uesurq rur ueEueral-8uera{ Irup srueleru
IBJIs-l?Jrs 'qldld {muaq refunduraur efuesurq ue8uura>1-8uere1 uep 'uunlsq-nleq 'rrsu4

'rnuelrp {Bpp e8n[ rusul Eqlud Euef

IuualBtu uup Suurnlraq efusnleq Surpd pueleu puerul Suefuas rsupert rc,(undtuau
PpB 8ue[ rrsed BIIq Suepe:1-3uepu{ 'llurl-llurl uu8uap uu{Bupcuerrp ufuuurndurec

ue,>llBSB (7'9 nquog


IUI
rslnpordrp
tot11fl
dnlnc
3ue( uenleg
tedep
IBUeI?ur
Fpp
ryeq
'uoleq le8ar8u
p8uqas P)tedlp ludep Inlun Eueral-8uBJa{ uup [Bro{ IrBp lrlpret 8ue[ pluud uenluq-nleq
IrEp lrlpret Suef uenleq-nluQ llsodep qBIBpu IBrydp Fdup Euef l?lreluur ui(untes-ntes
qeJeup nlBns ry Suepu:1-Euepuy 'snpq pue1etu-l?ueleur r.Iuquzuau ue8uap edusnsngrl

IIBq rsuper8req tue{ IBIreleIu uu)pudBpueu Inlun ue>Irululrp npad uernduucuad


uup ufuuu{rllsrequau Inlun {Elnur lurefs nlens uuledrueur ufuuuaqes uurcnJued

'dn:pc {Bpll (uru g'g rlelr\uq rp) edusnpq


I?lreluu udueselq uBp .ezrsJelo. Eue[ IBuslBru llqes lHlpas uutuap .s.g IJBp 7 rsepert
pB)lepuaul q3l?p3 rlsed r$[3{ r,rup rrnun epfeg 'ruduuprel qupns qrq uulnfu?le{req
Euuf uulndulad sesord ?uarB{ 'snarod uBp quual Euer( IBIrelBu uup IJrpJq efuuserq
uEnlBq-$Bq uBp 4sed Euepas 'utnurn upfet ue>pdruaur Euufues rsupsrC 'Euernl leEu
tuuf releluelp uu8uap IBIrelBIu Euepel-Suepe>l uBp >pfueq WqeI efuEundural

JBseq

89t

uopg

nln
UE)I(

EUF

rsde
rrBlB

E/hI{

IIIPJ

lBn
rndu
SIIq

IIeu
dr,{t

's'g
BUE

tuntr
luau
rrB)[E

rsEu

dupe

wl4

Diperlukan untuk perencanaan, carhpqran

z
!d

o
o

cD

_t

E6

6E
cll
CE

fri

fr'p
oq
o-L

(,E
6l
CE
o';
oV
bE
(Lk

a-v

ga

ffis

::

c
(E:
c

6E
3E
EE
-o
5o

E"

o
o.

CD

c'

6.
p
E

.g'e
(o(6

o
o
Jo
Jo

ct
ct

CDc

(g

.8E

CD

-ts
F

E
o
C'

:t

(U

c l(
o
dt Jo

oc
clf
CE

=c
=(!
.EE
o-

=
o

.Y

E,E

(:(6

a!

EE

9.-c

o.

so

t,'9

o
,Et

:,

E
,6

E s'H !
6h6
G
J! >c E

.::t

o.

-=
gEE

=ccl

-Ecl

sEe

6:E B

o E=
r,-t0

6E E
s.e o-E
acL

o
o
.o
6
(/,c,

crc

r5E
;i(!o

o
T

G'

E
at

(6

CE

EP

e
o

6q
&ts

d6g

E
.E

o-

c,

a
6

&

o)
o

crl

a(E

(U

Y-

ga
ko
{=

Tf,(o

o.E
5<
(Et

.O'A

F<
a
LL' A

Fc0

13
lo +i

3EE

zY
=

or-o

.o

E
e.

oooo

ERaE

g: gi
@-

.t

-C

-sa

(6

E8
6 ds

FEr
P erE

EEE
.A

9Ein
=

(\l

or

CO

E<n 6::
o
o o .lld) o;.u) trl

a
d)

-frs
(r<')@

-NcD
o<d)

.'i S
or(,)@
oJ
ot

o
(!

.=

xo

5(u

po

E
c
(U
E
c(U

..o

(U(D

o
(!

(,,
d,

a-

Ed
(!5

=
-o

o
(,,o
(o.U '6E5
:o
(E6.
v(6
-i(U tc

EE

:6
EE
:E'
o
6

o
lU
(r
o

c
!lC'

o-

{,
f

C,

iG

I
E

.Iq,

c
c(E
F

TU

tr
Y

rsi

! CD;;
-(E (g lD-

(Jai

$Es

t.-N
$r<

lft s 5&*
N O,t (it
--N(,

sE
(tl(E

(l(l,
d)Y

E
.,F
6=

=-o?
Ep

(!

6
J

i
o
't
(U

.Y

(E

.Y
Q)
.Y

E
=e

(,r1

EE
_tA

+!

o
o
g
(,

ES
'oE

.l<

)x.

EE

c(0

cG

aO

(6

G
()

j
G,.

(U-

(aG'

RE
c-?
o(D

EE
uro

.atE

6r
Or

-O -y

c-?
Oo)
5r
&:

k.P

E.e E

r- -o

TE
oE
O(!
YY

a-?
o(l)

6..Y

EE

YY

c(0

cC,
o,
c

G'

,
.=
c

o.

EE
oE E EE
o(6

o-

j
tEa

-sbE
OJ

Ct

YTTTY

3F

l!=
=ooc.
ok

YU

c
o
()
co
o

o
c(u

o,

c:f

E
o
&

CO

o('r@
*N(t)

cd
c(U
6
o
.x
ccD

(r,

'6

c.

o
o

ot

(U

a
6

a
qJ

&

x6

co

oo
at
(!
E

&
ba

c
6

6,

c
o

c
G,
6
c
o
o,
c
o

o
:t
c
o

.x

o-

:,

oE

li

UJ

6
o

3q)

E
c
c)

I
c

EG,

tr

@r
olF

o<dro:' o()<@ ()<st

c
o
c

aD

^C.

a
ql

el

5
o
o
o.

o"

(!

+E
gt

rf
i
E'- s gE

l.l

Ec,o

:,

EE

(6

cl
pd

E.s

3 N(\r6or

-o
()d!
OCo<

to

G'

Bo.8

*o

UJ

&

it o!
JCr
-C
Eei

o
-FL
gE

tr

-o

.Y

o ,o o, ,{! n*
-ot -d
tO-6
('r@ d)cO=
OrcO*(\t @or a6

z
o
F

z
o
z
tr
zu,

E.s
ftr

o)

o-

oS
R<

ql

c
o

.x
o

C'

(,

.-o=

o(!
='=D

=9
cJ

E i'j
o>\
o=

P.3

Oc
(L5

=
.E
E

=n;
.t (t
d.=
-oi5

siB
@i

-!
5
c

#8t=eO

,GE
o6c
ETE

Eq6
ae--o

cC,
o
fil

'=

E
Cl

o
'6=
JL
l[f

o,tr
cr=

c
a
tt
o

.Y

C'
.x
o,

:o

.Y

EE
q(E

o)

v .l(
Zts
t-E
(Do,
@o-

-o
(0
-o
E

.lt

c(!

,l(

C'

(U

C,

o,

c
I

o
6
o
o

ll

(t,

c(,

'6

oC'(d

E
o
.o
c
6
:,
(!

(6

o,
.x
,6

oo-

6
J

tll

c(l,
!
c-

r,,

$E
o=
>c

EI

cD

o
c
(U
5
o
:'
c
o

o-

uu>p33urueu

':le depal leJIs

ie{uuu1uca1e1
ue>1r38uruaur

Brepn Sunqurale8 4nluequred

uoqoquq olupl uDtlog

uonfnl

razrcrlsuld-redns

lrndruucuad rre r.{Bltunf rEuern8uau'(rE8urgad


ISuelslsuo)t euoz) ue{BJolal rSSurpeduau

-lp

:r.lBIBp? IB)tBdlp

urnrun 8ue,( ueqeqtue1 lurg uuqeg

'que8uadral u,(ursuelsrsuo{
EuBIlr 3uu[ sutunled reEeqas e[:a{eq uup rseds Bsseru ruulep {nluaqrp l!oa{ urepn Sunqruala8
urBI Bls{ uutueq 'Suuoaq-1pq \e1e ue{rBsepraq Suues uerleqtue1 ueqsq IrEp epl
'{luq uu8uap ulnd rsFal ledup und 1r1ns Euer( Suqsqeq Inlueq
-{nluaq eped re8e uu{Bcela{ r88urUadueur BUes lnlSuerp qepnur rsods 'n1r euarel qalo 'rre
uBLIEqtuBUad eduq ufutsuelstsuo{ ue{ISSuruaru BUes uBlB>p8uad lequreqtueur {Uun qBIBpB
Eurtuad 3uu{ uuqsqtuq uFupt uuquq uup uurB{Btued nleng 'efuuereleruad uu{uueueu 8uu[
Elruou nule Jesaq sueS-suBE p,(unduratu ur:13unrrr ueqeqrrsl upqeq ederaqeg 'nlulp tue^
IBJIs-IBJIS rqnueruatu efuuurelet qerydu ue8unuadel r-urop nlnqup qlqalrq [e^te ueuqocrad
uDlBpBIp sruBq epe Euu[ trBIIBquIsl BIrrrH ueqeq ruecBru-luuoaru IrBC 'Iococ 3uu.( JBsBp
uPqeq-uetlsq uuEuap unlSunut luturldoas uoleq rsrsodurol ue{Br{Bsnrp srupq ufueuaruy
'{runq Euur( uoleq-lsads rsrsoduol r$leroEueur ludzp lepll ueqequsl
Bltupl uetleg 'uu{IBqBIp ledep IUI uer;Bg usru{sl u83urq Etueln ueqeq uu8uap uelSurpueqrp

lHlpas le8ues 1uI ueqequlsl BIUIpI uuqeq uere{el 'ssre{ uep {Bunl uoleg uurnduuc
IrBp nluauel IBJIs-lBJts lryuqradueul {nlun qEIBpB lul Br-urpl uur.luq uer.Isqueuad pep uenfnl
'uo1aq-rsads uernduBc tuulep uulrndurucrp u8nf 're uep uurndutec letarEe 'ueuras ueqeq
Euldrues Ip

lqnpord nlens q"[BpB uoloq {nlun nluuqured nele

(smrnrxmlcY)

uer.lequru1 Er-tupl uBr.IBg

vuilrx lwrrvg

o
D
E

rr

o
a
Fd

o
a

Fo

Itt
b

te

.'ln

r
I

'g

'rndu1 Sunpuu8uau lrxrpes nlelrel uu{qaloqrp {Bpp

u8n['9 < u,{ugd qatoq luplt uetueseal

e[u1n[uu1as rrulut\Bred 1n1un Jrs uB{lBSrIA[ 'uoloq

uelunqured
rp epeduep r33un qlqq tuef lerers-lere{s rrlnueruaru sruerl und rur rry
{nlun
'JrB rrrBpuarrp Suunlp nr?q Suef uoleg nul? srueueru-srual il.leseqtuetu
nlruf efulnfueles uelemured apoleu nluns '3uun1rp uoleg qupnsas-uulumered

?rucas

ru8uqas qnd ruludrp'uu1u>pEued tsluer lruun ue:lrln1nqlp JrB urBIaS '?Fupl runlroleroqel Ip
Ue:In:IBIIp sttrBII lut llruJurues uerlllaua4 'ruureE-tuereE nele sruuEro uer{eq-uuqeq'llo1le 'ruese

'{e{uFr '1uyso; u[uqo1uo3 ':psrued uBr1Bq-uBrIBq Eunpuu8ueur {epp ntr rrs qulede lleruerp
u8nf stueq 'pns[^ use$luauad Surdurus 161 'ru4edrp qetoq {Bpll rru B{eru 'SundeJat 8ue,(
uuJolo{ uduraqraq epe epqedv 'rehlsl JrB upqnuafa>1 ue4uuqredlp sruuq utuul-etuuuad
'u[uq7uo1aq {Esruaur 3ue,{ ueqeq-ueqBq
uu:luurusrp BpB lupll BUg uup

Eunpue8ueur {Bpll lnqesral rru qu>pdu peuruEuau

=.

I
t

a
E

{uun

nIBIes {BpIt rununu rIV'r-qedlp qetoq uap8urrp eduu1 'urnunurp ludup Suef rBlrru1 JrV
"pu
'ruueuel lersfs-lurefs r-qnuaueu rm{BunEry ue>p Euef {rB W)pdB u$luetuaru re8u ue>lnlradp
BJBIUB Is{BaJ uB{JBsBpJaq uoleq uusereEued BueJsX

letu?s B{Bur

're

uep uerues

urv '?
'uuuuq-ruuq undnuur rrsud {n1un Brsauopul rp w{nlu1p nlrad
Eue[
uuryeqlpeduau 8'9 JsqruBD '(.q$eq.) JBSB{ le8ues eluesulq urseu qurad
tset-lsq
Euu[ rrsed uep'ruru 91 uutuep rcdures 0 BJstus Jeleruerp ueEuap

plnpord

r,rup uu:1lrsurllp

IuFstsru tunpuuEueu

tuurnl ufueserq uetwl qucd.lJep uu:llrserlrp tuu,( u?uuq-nleg

99!

@leg

Ir
Pedoman Pengeqaan Beton

156

memperlambat awal pengikatan/pengerasan,

'retarder'

memperpanjang waktu pengerjaan;

Digunakan pada siar cor, membatasi

panas

hidratasi (struktur tingkat berat);


bahan wuuna

memberi warna permukaan.

Penggunaan plasticizer dan super plasticizer dapat dilihat pada skema

TANPA BAHAN TAMBAHAN

DENGAN BAHAN TAMBAHAN

Faktor airlsemen rendah.


Kekuatan dan durabilitas
beton meningkal.
Susut dan perkembangan
panas meningkat.
Kelecakan sesuai.
Kekuatan
ditingkatkan

di bawah ini:

FaHor airlsemen rendah.


Kekuatan dan durabilitas
beton meningkat.
Kelecakan yahg sama

(+ semen)

PENGONTBOLAN
BETON

Kekuatan sesuai dan


kelecakan meningkat.
Susut dan perkembangan
panas meningkat.

Menghemat semen

(- air -

semen)

Kekuatan, durabilitas

dan kelecakan sesuai.


Susut dan perkembangan
panas lebih rendah.

Kekuatan dan
durabilitas sesuai.
Kelecakan meningkat.

6. PEMERIKSAAN
6.1 Umum
Pada paragraf di muka telah dibahas bermacam-macam material yang campurannya
dapat dibentuk dari semua material ini berlaku syarat-syarat yang harus dipenuhi. Untuk
memeriksa apakah material memenuhi persyaratan tersebut harus diadakan berbagai

{nlun 'sIdBI r-uep sIdBIas uu{n{BIIp srueq ue8uenued 'uBIBFeq uBq ureces uu{n>lslrp
8ue,{ u4n4Suu8ued rqrue8uadruaur tudep ur8ue eBnl 'qnef 8ur1ed 8urpur1a83uer.u reseq
-ral uurllnq uu{lBqge8ueu ludep r33u1t 8ue,( ludural uep le8er8u uulqnlefuayq 'u,(uue:nd
-tue,(ued o{ISaJ ell\Bqlueur uuuedul,(uad rselol IJep uersr8ued uep uetnlsue8ued e:u3
'rrupurqrp sruBq 8ue,( jraqtuns quleps nluauel 3ue,( tu8ar8u lslerg
nule epeqreq 8ue,( Jllnq-rrlnq 1oduo1a1 u,(u:ndtuucrel Er.uulrual 'rqnuadrp e,(ugure,(s-1e:e,(s
esqFadrp ledep Bpeq-Bpeq.Iaq 8ue,( te8ar8u ueuedtur,(uad uep ratsuou uelrqtue8ua4

IB

{
e

qe>1ede

'tue8er B{eueJeq 8ue,( Jpnq-Jllnq ueJruln lrsp ueunsns depeq.ral lere{s-lere,{s qelreq
IHIJa{ uup lsed )truun 'ue{delalrp qe1el 8ue,( uslere,(srad rqnuaueu sueq le8ar8y

3ueru1-nlBqlHlrarl'r.rse6 e'g
'uB|eir\Ua{

luuluqeurad 1e33uut

iruldnsrp Eue,( ueuas adrl


ireldnsrp 8uu,( uaues s?[a{
:dupuqral uB{ruIBIrp stueq uetues Ueus{uarued
'lersads ueues oUS e{ ue)plnseturp nBlB
ueuas Suoluel tuelep reldnsrp ueruas e,(uunurn ueun8ueq rsolol BpBd '{pq uruefrp ueures
sv1rleml eSSurqas 'rslnpo-rd saso:d ru8eqas qrSSuec 8ue( urelul selrlen{ su,ne8uad rc{undtuoru
rsueq-ruueq ueues {lrqed 4e,(ueq B/rrr{Bq e8n[ >1edwq 1e11urd ueelufua>1 tusleq

'rse{UrlBn>IJaq 8ue,( ueroqel u8eual

qelo uu{eues{Blrp nleles sruBq usp r1epntu qel{Bpll ueruos uees{lrar.uad ru8eqas uueqocrad
ue{puBs{eletu {nlun ulndr8el 'nlnuueq dnlnc 8ue,( uerues uelpsuqEueur tedep re8e
,(lr1unb
8ue,( qoluoo r.lenqes qelepe ueules
'rslnpord sasord
Iqnpord
lorluoJ
{ruun
ryuq
uetuas z'9
'nlueuel uu8uq nluns qelo rs>ledsullp
u8nf sn:eq rqnpor4 'e,{uuulqnlnquau rslnpord rlaquad erud elrq ue{elpeslp us{e uep
gueuel Bruoes ueldutatlp sruBq rur uerfn8uad psuq uuq'e,(uuerfnEued BJpc BueturuEeq uuas
rslnpo-rd rfn re8uqes lrqurerp uB{E rs{npord n11em ede.raq 8uu1as uep euerure8uq ueldeleueu
{nlun elnd unlSunru e,(ulnfuelas 'ue{rselpqedrp rs4npord Btueles uEBtuBSa{ ue8unqueulsreq
Eueru rp 'sruelatu uup lrlsrupul sasord eped ueln>lullp ledep e,(uuq uepltruep apolary
'u,(uuelere,(srad lqnuatuetu dnlnc nlulas

lslnpord re8u 'delq Euef prruor {47onb ue:lBuB$[BIIp uBqeq rslnpo-rd eped 'eues 3ue,(
Irseq ue{ledepuaur {nlun'n1r qeqas qalo 'nl{BA\ ue)pueur lu{ueq nlepal netu us{Buu$lullp
ledep {Bpll eEnf unduueugu8uq rur ueefte8ued IrBp epoleru BA\LIBq efunluel selaf
'esluadrp ludup uolae uulunqued
{n1un uuleun8rp uule 8ue,( leueluru qrunles uuDtltuep erec ue8uap 'ufudtsuud spud
'uerfn8ued BIrell]DI ne1u uelsJe,(s.rad
luuuqocrad u,{ulp,{uuq
iralsuoru uupqrue8ued
luees4Fauted epotaul

:ueldaatp
sruurl ueeuuoued undneu uerfueftad uu{rulularu tuBIBp {pg 'us:pedrp ledep $ueuel
{BJIs BueurruEeqes uqfuepad ue:p4u1p npad'ludepJel {Bpp rul BIIrrou-BIIuou qlqedy

IEJIS

'Iuuolsurualul undneu puolseN

uuu$luauad euuou-puuou BJEras uo1du1alp utnf tedep uue$luaured apoph[ 'B$IIJdlp


ludup I?lJelBu uttuqes 'ppaluru nlnu euuuretBq uedqauad quppu u,(ulnfuelas qulEurl
'u,(uuululuurad erec uusulafuad lnlunuau pdup 11tIB-lIqB 'elpasral {Bpp 1u1 ullqedy
'lBuolsBruelul nsle IBuolsBN rslnpord uBp Brruou-uruou rtBIspB lunuln turpd EueI
'B.uc edereqaq tuBIBp uBIqBIrp ledep uu4duretp srueq tuef lurufs-lurB(g 'uueslpaurad

il]

tuE

il
tl

zsr

,otq

Pedonan Pengofaan Beton

158

mencegah pengotoran, perlu diperhatikan dasar dari tempat penimbunan. Dasar tempat
penimbunan sebaiknya serapat mungkin, dasar ini paling baik dibuat dari beton. Berdasarkan

di atas, dapat disimpulkan untuk melakukan pengontrolan susunan agregat.


Pengambilan monster agregat hanrs dengan seksama dan oleh personal yang terampil. Monster
yang diambil hams representatif dan cukup banyak. Untuk mengambil suatu monster pasir,
kerikil atau material agregat yang lain, orang harus mengambil (sekitar 10 kg untuk pasir dan
40 6 50 kg untuk agregat kasar) dari puncak, tengah-tengah dan kaki gundukan. Dengan cara
memasukkan sepotong papan kayu sebagai ganjalan pada lereng, material di bawah lereng
tersebut disekop, maka butir-butir di atasnya tercegah jatuh (melorot). Selanjutnya monsterkeadaan

monster ini dicampur aduk. Monster yang terbentuk harus dikecilkan.


Untuk memperkecil monster, monster disebarkan di atas kain-tenda membentuk lingkaran
dan dibagi berupa empat kuadran (Gambar 6.9) di mana letak kuadran yang berhadapan
menyilang disisihkan.

Gambar 6.9 Pembagian monster dan pekuadranan.


Dari sisa yang ada dilakukan seperti sebelumnya, sehingga sisanya berupa pasir sekitar

2 kg dan dari agregat kasar sekitar 10 kg. Secara mengayak, ayakan dibagi dalam ayakan
kawat dan ayakan datar (Gambar 6.10), dapat diperiksa apakah pasir atau agregat kasar
memenuhi pembagian butir-butir tertentu. Pembagian butir-butir ini diperlukan agar dari
bentuk butir-butir atau susunan beton dapat seoptimalnya dan ruangan kosong seminimal
mungkin.

Agregat dengan butir-butir lebih kecil dari 4 mm dinamakan pasir. Agregat dengan
butir-butir lebih besar dari 4 mm dibentukan sebagai bahan kerikil atau batu pecah (karang).

Gambar 6.10 Ayakan kawat dan datar.

?,

:'*Jt:'l\

'ue:1efe :ttler5 qBnqas IrBP tloluoC UI'g rBqrrBC


ue>1eAe Oueqol

+-

stoc 9t3 83 nc z

uur

009 092 tutu gzt

1-l1l''\ ;:'l
08
OL

09

:6'
Cg,

=q']

gE
os vD
=

0,
0e
OZ

0t
'(3ut

.kr.g nqtuog) uasrad tuBlBp ue1u,,(u BSIS uBtl8lunfuad7;tlelnun{ uB{unluBrlp


Jelup nqurns uped '..ue1u'(e-1ger3..
lBIIue^ nquns ,pna uJp uu>p,(, un-rtqn uelelu,(urp
ststluug IJep IISBH
inq"rrp aulr lgur3 nlgns edruaq uu4ete,(urp s6,eq ue1u6u3ued
'uellaqutlp uep u,(uueqnrnlese{ depuqral Suntlqlp ue>1e,(e ests
Suuqulllp ue4e'(e derlas
asuluesord u,(u1n[ue1ag 'tue:8 tuetep lieSSuluat 3ue,0 ue1u,(u esrs
uBLIeg
uep uerpnu"l .unlnrr ruelzp uulSuunlrp uB{B slslleue-Jelsuotu Inlun te8a-l8e

ue8r
IBru!
IJBP
JESB

uB{r

relp

..r1sud{nlunuu:1eun51p8uufuu:ledeSuedsIsItBuBFBpl{oluocII'grBquIBC

O'L= 00I/269 =

o'0=Ool/eo0=dl

ze

z9

t8

g'0
g'g

66
e6

og

00t
00r
00r
00t
gL

rJ

[']8
i'e?
g'rI

9t

001.

Z6

vz
0

tt

8t

e
0
o
o

0
0
0

ESIS

ulrl 9Zl

89
9Ze

ud

tutl

0re

ZE

9'Zl
I'g

092
OOg

uru I

z9t
zel
0
0
0

0
0
0

uur z

v3
8C
9I
g'le

c
c
uedu
uuJS

(urnu)

Z I

uet6

-Jals

ue>pAe.rlsed Bsls-esls

Suar
EIBC

uu{rnq-u,lpnquepequrd,(rr9nquos)uqrrrau#X;lHt&11::irH.?jff ff H:J*'"

urur-0
r[ur 98 - 9I
urulz-0
rutu 9l - ,
-Z IHITaI ruuI-0
tutlr8

:lpllJeq refluqas efuqoluoc'IIuJIlnq

UBP
'Jrs8(

Jalsu

'tete
4sed

:1odruo1e1 tuBIBp uerEequled nlens

IIDI
tedul

uola

691

Pedqnan Pengeqaan futon

160

Setelah pekerjaan di atas selesai maka hasilnya dibandingkan dengan nonna standar
lengkung ayakan ('standard zeefkrommen') dan diperiksa apakah agregat memadai.

6.4 Air
Disebabkan air pembuat beton hanrs dites terhadap kehadiran bahan-bahan perusak
yang larut di dalamnya, maka bila ada keraguan sangat disarankan untuk menganalisis
kualitas air di laboratorium.

6.5 Spesi (adukan beton)


Apabila komposisi spesi beton telah ditentukan dari bahan agregatnya, semen dan air
maka, sifat-sifat spesi beton dapat diperiksa. Pemeriksaan ini harus memakai monster
(spesimen) yang diambil dari kilang-beton ('beton molen') atau silo-beton.
Anggapan kelecakan spesi-beton dalam praktek suka menimbulkan pendapat-pendapat
yang berbeda-beda. Seseorang dapat berpendapat spesi tersebut "cukup kental", sedangkan
orang yang lain berpendapat spesi itu "sangat encer". Guna mencegah ketidaksependapatan
itu dipikirkan suatu pengujian yang simpel untuk menilai kelecakan spesi beton. Pengujian
itu adalah pengujian slump. Pada lokasi bangunan, pengujian penurunan ini dapat dilakukan
untuk spesi beton yang disuplai.
Slump diperiksa memakai Corong-Kerucut Abrams yang diisi dengan 3 lapis, tiap
lapis ditusuk-tusuk dengan tongkat-baja. Setelah muka-atas diratakan, spesi didiamkan selama
setengah detik dan kemudian corong-kerucut ditarik vertikal ke atas perlahan-lahan. Segera,
setelah itu turunnya puncak-kerucut terhadap tinggi awal disebut nilai-slump (Gambar
6. r 3)"

nilai

k
d

slamp
A

7,

ta

te

Gambar 6.13 Corong-kerucut Abrams.

sl

Pemeriksaan spesi beton dengan cara lain tidak begitu mudah dilakukan pada lokasi
bangunan. Meskipun pusat industri beton pasti akan melakukannya (dengan tongkat penusuk).
Pemeriksaan

Metode

kelecakan spesi beton

percobaan getar

faktor air-semen

kadar udara (maksimal l2Vo')

menimbang dalam air


metode 'pyknometer'
pengeringan dan pembasahan
metode tekan

berat volume

n'retode pendesakan
penimbangan

6.6 Beton (pengerasan)


Suatu pemeriksaan apakah beton benar-benar memiliki sifat-sifat tertentu dapat
dilaksanakan secara pengujian beton. Ini dapat dilakukan ketika pengecoran, di samping itu
beton dituangkan dalam cetakan spesial sebagai benda-uji.

St

K
pE

uoleq us{lrsuq8uetu uB{B uoleq uelenqtued Bpud rre ue{u.(ueqay 'uD{8unru lBrururtues

ue4eun8rp uele Suef rte ue8uop uurnduruc nlens ue{eqesnrp sn:eq e,(udrsuud epud
uerrlnuad

'uolee zu/8{ SZt ntre,( uaues repel

n
l

Iu^\B JesB(I 'uaues-Jle JoUUJ uup uoues JBpE{ eped uiul uJulue SunluuS-raq rur uelal lun)
uB{JBSBpJeq euecuared 'ue8uu1n1 ufeq qepunI uenlueued epu4

'nlueual uoleg uB{el lBn{

:qoluoc re8eqag

'lgrsads uolee uulBrule{ IBJIS-IBJIs Blurturp euecuarad qeto


'ruludrp Suef (,sarn1xnupu.) ueqBqtue1 sr-ulrJ ueqeq
'rru repel
'snleq te8ar8u JepBI
'uerrlnq Inlueq
'uatues edll
'ueures rBpB{

iqelo rqrue8uadrp

;:il;rr1

'uelm13ueEuad

'(
ISI

iuu8uep uslluryaq (.,(t11gquryon.) uelecale;


'e1nd dnlnc srueq uuefre8uad uped uolaq rsads
ue{scela{ 1ur 1ere,(s Surdtues IC 'rrlnq-rpnq quntas 1ery3uau uB{B uetues Blsud 'leder ISIrel
Suoso>1 8ueru qrunles -rrdueq e33u1qas 'nluaual ue8urpueqrad uelup rnduucrp 3ue,( ruu8er
e{aueraq rrlnq-rrlnq uBp {ntueqlp IlBq 8uu,( uoleq e^rqeq rur unlaqes seqeqrp r{BIaI

uBnlnqEpued rL
NffEOd}l[VC AIVCNNTIIIIISd dISNTUd'L
duJPls

'.euoseJlln. uernlnBuad

'roqlp ue{al uup repurlrs uurfn8uad


'(lrllar nllSeq rypll) uolaq nled
uu8uep ue{nlualrp ledep
uolaq ue{al 1en1 'rur uu>1at-1fn Surdrues rC'ue{ococa>1-1fn ue{utueurp rur u?BqorJad'lorluo{
uerfn8uad luadas Br.ues Suef rsunlrs urBIBp uedursrp uueqocrad {nlun snqn{-snqn>1e,(ueserg
'e{uuu1a1 lenl dqnc uernduec qu4edu us{n1ueuatu {nlun snqq-1[n ue4uunSSuaur u8nf ledep
'snsngl tue{ uesera8ued rsenlrs Inqull apf uep rueq uerndrueo nlens uesela8uad tuepq

'nlueual lsBS-lBBs ruulep rnDlruls ueruele upud uolaq snqruI uu1emle{ FIIulp ledup
uesera8uad uuuqocred uru3 'uosotatuad uooqoctad ueqeuteurp rur 'ru4Suoqrp qeloq uolag
rseds 8uefunueu 8uu,( Surlsqeq quledu uu{nluelrp tedup uu>1et-1[n uenlueq ue8uaq
'eFo{ ue8uedel

rp ruducral ledep reuoq-reueq u?Inluatp 8uu,( snqn1 uqun{al ue{resepraq qllld1p 8uu,(
uequq qulude Bs{ueruetu {nlun uenfngeq ueu$lueured-tln 'uoo$fitauad-1{n ue{etueurp
Iul IBH 'nlueuel (ue1a1 turufl rulru redeJueru sruuq ue{rsrpuo>yp 8ue{ uBBpBaI ruulep uep
uu{lurefsrp 8ue[ uuuou lrunueu IrBr{ 8Z BruBles uudurrsrp sruutl 1fn-epuaq 'u,trqeq (tere[s)
ueuropadreq 1uI w{4lenl uerfn8uad {nlu1'ueruB dnlnc {Bpll rnqtuts luureq redec-ra1{Bpll
uoleq uulel lBruI BIIS 'Ierururu uolae uulal IBruI uB{rBSBpJeq uolae tuecuered uuEunllqrad
BuaJB{ Eurtuad leEues rur uues{uerrred'uu1a-u[atu qunqes ue>lurpeslp srueq ufuuelnlqau
{nlun 'uu:lel lerul uup uB Ia1 uerfnEuad uqqppp ludep w{B IUI 1fn-upuaq uuEuaq
'urur
uer8turlal 'uru ZSI Jeleluelpreq Jepurlls S0g
Iruru gg1 Islsreq Euuf snqrul
:edrueq qBIEpB rutu 0S uup Euernl
ueluunErp urnrun Euu{ 1[n upuaq-ue{BlaJ
efuruseq Euur( Jrlnq-Jrlnq ueJn{n

l$un

t9t

uopg

lOt
'BJ
BTI]

der

uu
uu
uBl

u3l
lBd

Jal
JI?

sls

{B

J?P

uol

162

Pedonan Pengeqaan Eeton

berkualitas jelek. Hal demikian disebabkan pembentukan batuan-semen membutuhkan air


untuk bereaksi, sehingga terbentuk ruang-kosong dalam beton.
Reaksi hanya memerlukan sedikit air. Faktor air-semen yang telah dibahas memainkan
suatu peranan penting. Andaikan F.A.S rendatr yang digunakan, maka spesi beton tidak
dapat dikerjakan lebih lanjut karena spesi sangat kental dan kaku. Pertambahan air tidak
lain hanya memprtinggi 'workability', tetapi kualitas beton akarr berkurang. F.A.S. maksimal
yang diizinkan adalah 0,55. Dengan memakai data ini kadar air dapat ditentukan.

Contohnya: 325 kg semen/m3 beton;


F.A.S = 0,55;
Kadar air = 0,55 x 325 = 179 literlm3 beton.
Pengaruh lain dari pembagian butiran terhadap agregat campuran adalah sifat-sifatnya.
Isian yang rapat dari butir-butiran kasar dengan butir-butiran halus adalah suatu keinginan
untuk rnenghindari pemakaian bahhn-ikat (semen) yang sangat mahal sesedikit mungkin.
Bagian dari butir-butir halus (sangat penting untuk pengerjaan) tidak boleh terlalu banyak
juga, karena spesifik permukaan butir sedemikian besarnya hingga membutuhkan semen
dan air yang banyak untuk perekatan seluruh butiran-butiran.
Jelas kiranya bahwa pengkombinasian dari seluruh syarat-syarat ini tidaklah mudah.
Seorang teknisi beton yang berkualifikasi harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut
untuk memenuhi persyaratan komposisi bahan-bahan dan campuran
Umumnya ia akan mulai dari ukuran butiran terbesar, kemudian menghitung pendosisan
dari ukuran butiran yang lain. Dari perhitungan ini timbulah sebuah "lengkung campuran"
yang ideal. Tugas dari teknisi beton yakni, dari spasi dan kerikil yang tersedia ia akan
mencampur sesempurna mungkin hingga campurannya mendekati "lengkung camiuran

idieal".

Pedoman untuk komposisi spesi beton yang dapat dipegang yaitu perbandingan antara
semen, pasir dan kerikil harus berupa 1:2:3. Satuan perbandingan ini dalarn volume. praktis
dapat dikatakan sebagai I sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil. Berdasarkan
semen 50 kg (adalah 40 liter) berarti perbandingan campuran dalam bagian-uku ran l:Z:3,
jadi 40 liter semen, 80 liter pasir dan 120 liter kerikil. Suatu campuran beton yang sering

dipakai pula adalah 1:l Yz:ZYz

Tentunya perbandingan campuran ini dapat juga dinyatakan dalam satuan berat. Biasanya
hal ini dilakukan pada industri beton siap pakai yang akan menentukan secara menimbang
berat semen, pasir dan bahan agregat campuran. Perbandingan campuran ini menghasilkan
suatu campuran beton untuk bangunan beton sederhana dengan mutu yang cukup berkualitas.

7.2. Bagaimana membuat campuran beton dengan perbandingan volume lz2:3 yang
baik
7.2.1 Pendahuluan
Dalam konsep Pedoman Beton 1989, Pasal 4.2.5 dan 4.2.6 masih diperkenankan untuk
melaksanakan produksi beton dengan menggunakan teknik penakaran volume.
Sebenarnya dengan perbandingan volume masih dapat dihasilkan beton dengan mutu

yang cukup baik, tetapi harus dilakukan pengawasan dan perbandingan campuran yang
dapat memenuhi syarat-syarat mutu beton sebagai berikut; kekuatan, kelecakan ('workability,i

dan ketahanan ('durability').


Di Indonesia digunakan campuran dengan perbandingan volum e l:2:3 yang sering
tidak memenuhi syarat-syarat beton di atas. Dengan melakukan modifikasi dari .i*purun
l'.2'.3 ini dan dengan memperhatikan gradasi campuran, diameter maksimum agregat, iaktor
bentuk agregat dan jenis agregat halus, maka masih dapat diproduksi beton a.r,gun mutu
baik (lihat Tabel 6.1).

ro
(rl

--

N
(rl

cr)

o
o

5
I

d
o
3

d
o
3

6 e,.
FE
o

d
o
3

(cI

0,

O)

o,

7s'
9x

or=
;+(D

il

:,

(D

o)

o)

l\)

(rr

o,

fi E f

(cr

:,rl

$H s'

BBI

HEr

9.o il

E3A
Ea A
3

dEE

o-

o
3

OfaOl

qqrco,
d_qo-o)(cr
fl.9,E

E=E
fo)r

-6-

mil
<o,

9,.

(o
E

;*E

't

o
\)

o.

(D

o-

oo

(cI
=

Ed
oo
33

zm
o

a
z
g

EB-

CL

ql

A)

I
d

*{

u, =3

EEg

,X o, !)

fr?d*z

ET

EF
(oJ
gq

@c
(o
q,T
-0,

o)

o,

a
o
3

c,

o.

f
(o

:,
(cI
A'
:,

(cI

o
(o

$E
JOL
D(D=

(D

Pa-

o.

(D

=qrcL

='B 6',
E
:r(o

EE
of^

o6
'0,
o.{
r
EE
oi)

rt

'

>
:o

P,

gil

q,J =

-o

a
g,
:,
q

f
(o

d
o
3

6F

EF
)*

+E

!,
5

lr:l<
@g
c
f
(o

r(D

a
o,
f
g
a
0,

q)

E.E

60,
(or
t-<

dg
x=
g;

RE
sE

as
I 3d

EE
gsE

ail

s,

.E'E
0) :,

0)

-(D

:,
(o

Po-

o.

9B
)a
-CL
gd
'r, (og
o (oJ
=

-O-

(ct

3
o

o
c
3
o
q,

frJ
ds

J:A
qB
r3
aCL

5'ro

3
cr
o

B'

:,

(ct

*.

CL

r0,
o
cx
il

..1

1'
o

o
:,
CL
5'

E
o

(cI

't

0,
f

z-

ac
='dE

E,

{
'

Por(D
r+=

u
'8

frE

#t

o0l

0t
:,

,o

!,

,,,D

.8'
GI

AI:
....t.

c
,i:
c,
.t,
:cr

.c-!8,

o
,r

rP,

:,

r.,,

: tl

x'x
ooDO
*-

|:..\:.

(D

rg.

0r:

.'l,,,

'::;

.?e
o5
T*
ES
*o

-u

m
:z

.',t:

P
I

{E

o'9

.lt

,"'r_

,i,

tsP
g;

u
JIU

*sr

-1
Pedornan Pergeqaan Beton

164
7.2.2 Masalah produksi beton dengan perbandingan
a. Masalah agregat lcasar yang dipalcai

l:2

3 di Indonesia

Pada masa yang lalu beton diproduksi dengan menggunakan agregat kerikil yang
diambil dari sungai secara alamiah, yang terdiri dari bermacam-macam ukuran 5 mm
sampai 50 mm yang tidak dicuci, yang mempunyai gradasi berubah-ubah pada setiap
pengiriman dan kadang-kadang tidak memenuhi syarat gradasi yang diperlukan, di
mana material dari ukuran 5 - 10 mm seringkali tidak ditemukan. Agregat macam ini
seringkali mempunyai gradasi yang senjang.

Bila agregat dengan cara pecah tangan digunakan (lihat Gambar 6.14 dan 6.15),
hasil produksi ini jarang sekali diayak dan masalah gradasi senjang merupakan masalah
utama. Ukuran agregat 5 -10 mm selalu tidak ditemukan sehingga kesenjangan gradasi
makin besar. Beton yang diproduksi dengan agregat ini biasanya tidak cukup
kelecakannya, mudah segregasi dan pendarahan ('bleeding').
Pada akhir-akhir ini hasil agregat dari mesin pemecah batu mulai banyak digunakan
dan biasanya didapatkan dengan ukuran 0 - 5,5 - 10, 10 - 15 atau 10 -20,20 -30.
Meskipun sering dijumpai bentuk agregat yang pipih dan memanjang, dan kadangkadang porous tidak cukup kekerasannya. Agregat dari mesin pemecah batu ini adalah

r
,7!/??.;r

Gambar 6.14 Pemecahan primer batu yang dilakukan secara manual dengan pemukul.

ue8uep uB{BuBcueJrp leuuou uu8urul8url rsrpuo{


uu8uap

uolee

Bnr,ues uapurefsuau
lerru{ruls
8uu[ SS6I Igd ueleun8Eueur qrseru ayepe-s urp
11r"1
1a,,(ord
Inrun rol{ertuo{ >1e,(uug
'iuupes undnsur Fcel-1e(ord-larord d;inp
Ersauopul rp u'{nr,lrp Buuref qrseur
Iul IUH 'uoleq sBllllqBrnp uep uBtBn{aI .ue{Bselol rqnuouerrr
Intun uuluuucusrrp sruuq
rnllruls uolaq sruaf nn*r, ,LLiltlgd lrunuer^i

'1ernl1n:1suou uoleq-uoloq
{ntun rlenco{

e.,,nro^ ruBIBp E

| 7: l

uuSurpuuqrad uolaq ue-rnduecuad

4e14er..tz,L

u'lp'ttnSt, Suuref rlsed tueceu uernduecued'zgg.S.g


7
z auoz ruBIEo {"r#;,:rT;1[
rrsed uuryedeprp uB{B s{etu roc rtsed ue8ue}
,',iJ*nrrp rur rrsed e,q ue:nd.,,ec :rsed
tu8uqas rs8unpaq tedup IuI snlBLI -ttsed '{luq
uu8uap rcnJrp rur sruaf.rrsed u,q e3nt
undeuuturu8eq iry'(ueq dnlnc efuneuul uep
lpll qeuul rBpB{ uul8uupes redunfrp Bueref
urtu E sBlB Ip uern{n ?uuru
Ip uoleq {n1un snluq nlBJJel >1eflu Buerueu rur
rrsgd

*,[1:::t'H];'l',1":il ;'.lf

{nrun ue>1e u n3 rp eruuq e.(uuse rq,


x":x, lli,ffi
rtsud uelSuupas 'uru, 5'g ue1u.(P l*/hel Euel
uuEuernlal leEuus uep
[Blral,..,-l'Irels.,,
ISBpBT-8 ue8uap (-roc rrsed) :usel nl,lrel
(zsg

's'g

ue8uap runsas)

efuuserq

euoz qeraep {nsBr,u

uoleq rslnpord {nlun urlrun8rp u*p urrnrrdrp pnfrp


Buu,(
qBr.,BIu
rrs,d
'(001*, roruou ue>1u.(e uep
uru
g'g erulue ue:n1n) 8uu1rq tn>p e8nf uelnpadrp Bue,(
snler; uerrtnq_rrlnq ug{teqr4e3uatu
Iul leq 'rrsed 'urEIBp Ip epu Suuf 1ur1 qBuel rrncueru uersruBr.lrp 8uepe1_8uepn1
JoDprluo{-rol{BJluo{ uBBluruuad sele
losuuad BrBd .ug{e,(e8uad nrfl un,rncuad eduel
IBn[p e{uesurq uup ru8uns-ru8uns rp qrrrdral Eue{ idruat-ledt,,el
IrBp IIeBIp rrsud

uBp IsBpBrB uuaral uoleQ

1ot1od1p tuo{ sryDq ToBatBo qqDSDI4t .q


'u.(uueru>1euad uu{Bueoue-rrp
er(uuernln
tedup
te3e:Be sruaf

Inlun uuluun8rp ledep

Bue,( 4req:at

iuu{

'IBnuBtu Brecas ue:ln{Blrp Euu{ .rapun{as


nleq uequrauad gl.g rBqruBC

,t.:,.,i

'

",i,,t'

'.,,

,:l::.,: '"'!'.

r,...;'

-' i'
'
.'

'.ril;',+;,;1,

t':

rt{&u

ri

'*

",rr,.,, ,..:i.,
t"

ffi
,,.,

II
-3

{.'

", ,,,i ,-.!r*

'01
w;

us
+',,

ffi J:*, -l:iW*'N;.


Iiffir{rffiJ{

*1#
".,..:amr;ffi:;,,.

,,,'

't,.lt.'

dn
'1ffi
ISE
*1i,*'ii

i.:i

I{EI

PI

"ti'..1rffi

de

tu

tur

il

99[

uotq

wl

166

Pebrnan Perryoqban futon

campuran perbandingan volume (1 semen : 2 pasir : 3 kerikil). Untuk kondisi lingkungan


berat PBI 1955 mensyaratkan memakai perbandingan
: 1,5 : 2,5. Dengan mengikuti
kebiasaan ini para kontraktor tidak melakukan perubahan pada perbandingan antara pasir
dan agregat kasar. Hal ini sangat disayangkan, sebab unruk mendapatkan kelecakan dan
sifat kohesif yang baik pada beton yang diproduksi dari agregat yang tidak mengalami
proses dan gradasinya senjang adalah dengan mengubah persentasi perbandingan pasir dan

l"

agregat kasar.

Beton yang dicampur dengan perbandingan volume ini biasanya juga tidak dilakukan
koreksi akibat 'bulking of sand' (pasir membengkak). 'Bulking of sand' adalah sifat pasir
yang bila kering atau jenuh air mempunyai volume yang sama, tetapi bila kadar airnya
berada di atas keadaan kering membutuhkan volume yang lebih besar untuk berat tertentu.
Hal ini diakibatkan adanya minesi atau lapisan film yang mengakibatkan bertambahnya
volume (lihat Gambar 6.16).

Koring ovan

I
,

Xoring udaB

Kerhg ienuh
po.mukaan

xapasitas
aDsolDst

I
I
I

I
I

rusotsi
etehtt

I
I

pmukaan-l
xeremuauan

**

:.1i"

#t

Gambar 6'16 'BulktHru# oll'I"b"*ran

lembab

c. lembab jenuh

Besarnya persentasi dari 'bulking of sand' ini sangat tergantung pada kadar air dalam
pasir dan kehalusan pasir tersebut (lihat Gambar 6.17).
Kotak-kotak yang dipakai untuk produksi beton biasanya kotak-kotak dengan kedalarnan
yang rendah (lihat Gambar 6.18), di mana bila ada kekurangan pengisian atau kelebihan
pengisian mengakibatkan kesalahan yang besar. Pengawasan dari pengisian agregat ke
dalam kotak juga sering tidak dilakukan. Pada proyek-proyek kecil masih digunakan emberember untuk mengisi alat pencampuran beton, sehingga semen yang sudah tertimbang tiap
40 kg ditimbun dalam sebuah kotak besar dan diambil dengan menggunakan takaran ember.
Hal ini mengakibatkan jumlah semen dalam tiap-tiap pencampuran berubah-ubah jumlahnya.
Kadar air dalam agregat dan jumlah air yang diberikan pada campuran tidak diawasi.
Pengukuran jumlah air yang diberikan menjadi tanggung jawab kepala regu pengecoran
yang pada umurnnya tidak atau belum mempunyai latar belakang pengetahuan beton
teknologi.

Gar
tepr

mu

satr

dan
6.1

Cai

uBp Jocrp uB{?'8uef suBru uurSeq u?Inlualrp e,(u:lreqas unurs{Brrr uErn)uf


nleq qecetuad ursaur lrseq te8ar8u ru>p4 : le8e:By

:e,(urseluBuatu EIEC

'@z'g ugp 6I'9

JPqtuBD '.qtuoc,(auoq. tpeftat) sodora>1


LIBpnu
uolae
lenqtuetu qeler.u Suepe>1-3uepe{ uup
uer.lBqueuad ue>1n1epp uelef u,(unles-nles

sul![lqJnp 'ufuuqenla:1 r8ue:n8uetu us{B Suef le

ue>ppa41p {nlun Uns uoleq BlIq uueru>1u.(uuulun:1a>1dn:1nr {Bpp qe>18uuas'rse8ar8as qupnu


'ufuuulucala>1 dnlnJ {Bpll sBlB Ip erec ue8uep lenqrp 8ue{ uolaq u,(ulequrd uru1e6

Eusr uern:ln;ued u*uefuaur ludep {Bp}l lur lsades lulguep

,r"^ njfr1"::ir}iH:r1?-ffi3
,."il',,

ffi

ffi

'1o618qr;e4.used depeqral aunlor urle:lSupad

ll.g

ruqurr11

ueqPqualax

OZgl0t9O
et

0t

'

\,0ro1'

O)a
a q:l

;r3
(Dor

JI

-g c

=.
f,:Y
(o6

o,

s<

o
U
JI

,Pt

on

TI

(c)

(q)

(e)

l\
il

z9l

uotq

ll
lil

Pedoman Pengeq'aan Belon

168

'lri,

,",..

Illl;'*:

{*1,

f"

.
'. ''
in

Gambar 6.20 Keropos akibat


pemadatan yang kurang dan
segregasi.

Gambar 6.19 Keropos pada beton

yang disebabkan oleh diameter


agregat yang terlalu besar.

'deqe1 Enp uEIEp rre re{euetu


eruc uu8uep ug{nlredrp 3ue,( JrB qeltunf epud uerlepuaiuad uelnleleu {ntun
undneu leuorsua^uol 3ue,( lruq 'lsel dtun[$.,.
'uulsuol

ueluun8rp ledep relsel dunls

dnlnc ueluequuadrp tudup e,(u:re repe{ ru8u ,3ur113ur-rds. ur:3uap uuln{Epp


uetuerr,(ued uep :re uu8uep r.ueJrsrp JESu{ tu8e:8u e,{ulruqas (scur:d uounJ rp
uuroca8uad epud rle{as Surluad) JesE{ le8a-r8u rnleradtual ue{urunuatu {nlun
'3uua:1 uBBpBe{ r.uulep rBSBI le8ar8e uelSuepes rle{os
qeseq uuepeo{ tuBIBp ElD[ Joc lsed u,(ueserg 'ru>1udrp 3uu,t .rre qeltunf uped
r$laro{ w{n{Blrp nlrad eSSurqes C'S'S uBBpBeI urEIBp IepI u,(ueserq lu8er8y

'{leq dnlnc

redecrp

8uu,,( dtunls uuldu-reqrp rur ueuos JrB JoDIeJ uu8ueq '9'0 - S'0 = uaruos JrE
rol{eJ BUB(u Ip 3{ gZ - OZ rlp1upe (O'S'S) ueelnuucd qnuaf 3uue1 ueepue{
urelep leuelutu ulrq ue{un8rp Suuf JIqeJe rru e{utu 'uelndurec derl 3>1 97
ue>pun8rp 8uu,( ueuros BIrq rre depeqral uernln8uad uulepurp e,(uqreqe5

JIV

'tue8eres qlqel

ludep redeclp 3ue,( uelun{a{ e8Eurqas uelsuo{ reledrp 3ue[ uauas qelunl
uerndtuec dert-durl

ueuas

3l

r,uBIBp

BIBu rur

eJBc

ue8uep'uelndurecued r1e1 nlBS tuelup

Of tunrulunu rnduecuaur ledup 8ue,( raxru

uu>leun8rp

e,(ulruqeg : uauos

ir

'Sutseur-Sutseru e.,tuauoz lrunuaur .nsed IslJaq 3ue{ Suepued snqural loloq-lo1og IA.g JBqurBC

ouoz JrsPd
r{oluoc

auoz JrsEd

z auoz Jrsed

r.loluoc

qoluoc

AUOZ JrSPd

r{oluoc

'..loo?ool'ooo'

18::soo

. ..:.:.o

o o"o..o q

oooo6o

oo

:i:: ::

.t

,nlo

iilj

l-o t oosto.
aooC
.-o^i.o

:fr*";

:t1:i3

O o o o,
ooo:"
oea
oo" o 9o

":*:.^:3

ii,',::;

'e,(uJndrJec Suecuer epud rsrneJ uu{Dlelrp


qEISruEr1 u{Bru 'auoz ueqeqruad BpB Blrq 'se1e rp :rsed qoluoc-qoluoc eped
uelotedreq uu8uep u,(u:rsed sruef uolpo8ap4p TIBISnrBq nruq rrsud uetuur8ued
e{uupu deqag '(tZ'g roclwog tDqlil Euupued snquet IIca{ Ioloq-toloq
urelep ue)plnserulp tedep lulraluur qoluoJ-qoluoJ 'uoleq IBUalBur unuoluroqel

IJBp euoz dert-den tuulup {nseru Eue{ 4sed qoluoc-qoluoJ lenqtuaur


u,(uryeqes B{Bru .rrsed Fep uapfe slsrlBrru lsel uu)nedepuaur {qun Uns BIrg
'e[es 1 euoz rrsed lqgdlp u{u:peqas qrsreq dnlnc {up$ FI
nsed elrq rdelal ' nele Z euoz ru?pp Inseru Suef rlsud pryd1p efu4reqag
'OZ

- 0I uup 0t -

Jrsed

S reE

-atEv Is{u{ ruucuru unp uup rmu 0Z Jeleruurp p>pdrp u{uryeqas laford->1a{
-ord rp rsrpuo{ lur.l{aur ue8uep u,(utunurn ?ped 'upe 3ue,( uu8uulnuad leref

69t

uopg

atq

170

Pedotnan Pengeqaan

&ton

Tahap pertama, setengah dari junrlatr air yang diperlukan dimasukkan bersamasama dengan agregat dan pasir, kemudian setengahnya dimasukkan bertatrap
sesuai dengan keadaan beserta melakukan pengendalian dengan slump test.

Bahan kimia tambahan ('admixture'):


Dengan meningkatnya harga semen dan harga 'admixture' relatif konstan, maka
sebaiknya 'admixture' dijadikan bahan tambahan yang dapat membantu pengerjaan
beton agar didapat hasil yang lebih baik.
Jenis 'admixture' yang disebut sebagai 'super plasticizer' dapat digunakan untuk
mengendalikan slump pada beton dengan faktor air semen yang konstan. Dengan
faktor air semen 0,5 slump dapat diatur dari slump rendah 0 - 5 cm sampai dicapainya
beton encer ('flowing concrete'). Untuk menghindari pengikatan awal yang cepat pada
temPeratur-temperatur panas sebaiknya diberi 'retarder agent' untuk memperlambat

joint') dan kerumitan penge.jaun beton merupakan


masalah yang harus dihindari dalam setiap pekerjaan beton.
pengikatan. Sambungan dingin ('cold

7.2.4. Cara mencampur beton yang baik dengan menggunakan perbandingan volume

lz 2t3
Dalam pedoman beton 1989 diperkenankan juga mencampur beton dengan perbandingan volume yang didapatkan dari perhitungan dengan perbandingan berat. Agar tidak
perlu dilakukan perhitungan 'mixed design' maka rancang campuran dapat dilihat pada
Tabel 6.2.
Mutu beton C-15-C berarti beton dengan mutu 150 kg/cm' yan1 memakai sample
berbentuk silinder. Mutu beton C-20-S berarti beton dengan mutu 2O0kglcr* yang memakai

.cl

sample berbentuk kubus.

Diketahui:

Mutu beton yang akan dibuat; C - 15C, agregat halus zone l, semen Gresik atau Tiga
Roda, ukuran diameter maksimum agregat 20 mm, ketinggian slump yang dipakai 65 - 135
fiun.

Menurut Tabel 6.2. yang diperlukan (perbandingan berat) adalah;


semen = 300 kg,
pasir
= 810 kg (agregat halus),
batu pecah = 990 kg (agregat kasar),

dipakai =

150

165 kg.

Dalam merubah perbandingan berat ke perbandingan volume dipakai anggapan sebagai


berikut;
berat volume
berat volume

pasir = 1600 kg/m,,


kerikil = lM} kglm3,

dan 'bulking of sand' = 20 Vo


Untuk 40 kg semen didapatkan volume dari:
paslr

6
(U

Contoh penggunaan tabel rancang campuran perbandingan volume.

air

q
(o

0,0810 m3,

batu pecah = 0,0920 m3.


Ukuran kotak yang dipakai;
untuk batu pecah bila kedalaman dan lebar kotak 30 cm maka panjang kotak
adalah 34 cm,
untuk pasir bila kedalaman dan I ebar kotak 30 cm maka panjang kotak
adalah 45 cm.
Sebaiknya kotak untuk pasir dan kotak untuk batu pecah diberi warna masing-masing yang
berlainan, misalnya untuk pasir dicat merah sedangkan untuk agregat kasar dicat hijau.

Irt

.l

a tt

?6

TE

c)o

oo

u:

66

oo

a8

rrrlrrI

>>o >>o >>(n >>o >>., >>o


>>o
>>@ >>q
>>tj
RF5
FFg
ceE
?!3
3eg
FF5
333
F?3
F?3
.-t
rgS qF
ril3 EAs 6ilc ERc qF
Eeg 6ac qF
833 r3t rR9
gF
qs
E5
E5 EF (F
I5
ag!95

>>>>=
ufiu
asle.

aON-

cccE

oo
:!&
9o
@

i{g
Fs3

E5

O6
N{
OO
bb.

QO
N{
OO
bbo

!5
J{
!N
bh.

!o
o{
.{_@
_o-9
NJ r55l |@
o
o
.o-o

555{,

-o-o
;8

=8

oQ

06
-o!u
6V

o{
_o-o
aC

oo8
'@L

oo8
_@_l

_o-o
-oE

oog
8E

oO
}{
|o
bbp

06
.{
!o
bb-

!,!
+@
oo
bb-

NO
NO
@bb-

g-o

:8

-@'5

-o-o

88 8ts E8

N60
J.o
{o
g.oo

+45!

{N

@@
!on,
oo
-o-oo
68

;8

EB

40

o-

oo

66
J$!o
oo
-o-oo

68
oN

NO
5{
6^i
b'ooot
'6'6

g3

{6
oo

_@-O

-o,oo

n9
!D

oo
{{
hbooO
-a'o

a8
@o
oo
oo
NO
5@

NO

88 B:
@N

o{

o5

88

_8F
OAO

Eg

bb.

-o96

E& -o-o6
;8
o@

o@

bb-

-o-o8 -oo8
E3 8:
5@
Q@

J{

8e ;t
NO

bb.
oo8
-@L
oo
@o

bboo8
{i,
{o
o@

818

'O-g

8gF

@<

rIc

9e
xm

to

f,

m
=
-{
m

o
l,
,n
o

oo8
!'o
{o

oo

'-

x
g,

!6
-o.r
{o

:-

{{

oo
bb.

6
o

o-

oo

3
;t

{{

OE

s8

8
-o.o
{o

bbt
ooe a
{'6

N{

bb8
-o.o
{o

{
I

4J-

oo
:9
o@

-o.0

.-t

EH

NO

J!

o
eo
.oa
{o

6666
_o.0
68
OO

@N

oo

o{
-@_q
@l

No
9-o
6-

-o.o

oo
oN
'ob

!r-o
ro
N'

_o-o

88
1{

88
6O

io
Et
ro!

o5
-6

6t 9-oL
-o

N6
rO

@{

6-

E8
o68

-o-oa.o-oa

Et
oo

o@

f9

N@

9-o

:8

_8-e

EN
_a-o
o{

6e Es Ea jr

-O_6
oog
.g.o o

E3

d'g
o@

@@

{@

a@

-@_J
oog
.o_o o

-N-O
oog
.o_o o

t:

Et

-o _o

-8_8
.o-o

:8

6-

6t66
-og
68
OO

{!{{

61

oog

bb- {
.o-o o
o{
oo
o@

so

-o-o

i8

88

OO

Do
i\r'-

Qo
-@L

-o-o

06

:'"lo

n8

@{

-O

:8

No

9-o
@o

59

oo

@N
,o-o
oA

-ogo

Et

oo
-o
-o
oQo
o
-op o

-o
o

9-o

oo

_o-o

5lo

8E

'o-o

P.o

88
{o

dE

-N'D

ttr_o-o
89

o-

6@
-o-o
o o,.
ooo
'o'o
o6

-o-o
o-J
5@

-o-o
o!
{o

-o _o

oop

U'

o@

-o

_o

,o

0,

ET
g

o)
N

6
o
f

P90
oo
o6

oo
bbp

8t
8-{
_o_o
ooa _{!9
--a
o

-o-6

aa
o:a

AA

EE

j,-q
oor

'o'q

ooo
OC
q, ao

Ed

bbB

a
o

ooo

-o-o

g8
o-

bbg

_8-8

88

et

t
I

o-.'

,'tt '

6 1rp o
Da

dT

t P9 t
oo

to

l,.o

88

{o

oo

ND
ttt -op

88

90

UT

dE
bbg bbB
6 -o-p 6

88 -o-o
88

.t_i .t-8

-8F,,
ao

o6

-r_8
lt

.o-o

06

ooo
'o -{
oo

PB
-:-3

o
o

o
!
0

88

-o'o

-o-o

93
o@

,r

8e
oq

-o

.,

EI

.t.E
6

J
z
o

.o-0
@o
o!

8:
98 -o'g..
3B
oN
@J
66
bb-'o'o"o! o _o_o oIll _o_o o -o-o o
p-o
8;
.!8 g-q8 98
o{
Nl
oo

88

oo

-8.;

'o-o

I
I

dJ

oo
'o'o
-og

88

o{

.8F
oo

9-8
ON

-:-:
-o

gt

Bd
-

BB' o6g
tE
oo.E SB oog
"oE -o_oo _o_oo
3^n oo
-*B o-Bg
-o-oo

:'i

oQ

Bi ie

88
a6

88
,., ,,

oo

o6
-o.o
ooo

.E.E
ooo

.t.8

66

6o

_8F -.'..*
.98
05
N@
t6t6
-o-o
-o-o
E8

_oP

88

_o-o
{o

b-o

bb

.o_oo

9!

ig oots
!$

ooo
l.'6
NN
oD

-i.r

7
o

8s
OD

!8'

o
e

-o -o

{{

o6

-O L

F.6

S-3

-a-o
NO

bb.

B8 _o-oo
de -o-oo
dE _o,oa
3r

gt trP
;PPI
EOO{
ocai
-= = i

8i
Eg 'o'9
r8 'o'o
.8.9 .ts.3 _i-d 8_ts 'o_o
88
'c-o
'o_o
__6- _o_o t -o o 6 o o 6 -a.o t
.o-ot .o.oB -o-oB -..61 .o_o
88 oo
88 o{
98 oo
98 {}iE oo
EE oN
6e Nr88 88
oo

'*qr

-*

o
,t

68

@@

bbooo
-o
_o

NO
-o-o
oo
L'-

o
O|

-6
.,-.$
F6
FF
OOO
66O
-U!,

*ss

oE
ct
-,4
9a

D6
a'
o

NNNN

oooo
,tr5
OOOO
5UN-

ooB
'@L
68

oo8
-@L
68

oo8
!9i,
18

a|

nxnx

x?3x
qqCC
55!5

-o.ot.o.o6

=555
<q<G

oo

3:3 3
oX6=
!

Q uD
+E
=*t
-o9 _

.68')

E+ 3e
6N$
,ot
oot
.o-oa.o.oo
B:
Eg

05
_{'o

_o-o
-o

5-

e
-l

.t
2

.gq eg Ee
bb.

_"

BroE
ttnr*

5
E

P--d
o560

*88E

"ots

3-+X

ooo
'{ L
66
o{

d,

5'

F
5

.6-;
at 60
oo oo oo
aro
lN-

.o

P.
D

-o-o

5
E
E

s-e

'.
! O
O rpo
.o.
_o-o
.9-9
88
88
88
.o
6N
OO

g)

ts8

J
6
o

q
I

60

-r-8
qo

1S

_o-o

89
a6

{l

172

Pedonan Pengeqaan

futo

Agar camPuran ini dapat diketatrui baik tidaknya maka sebaiknya perlu dilakukar
pekerjaan percobaan yang diperiksa kelecakanny4 kekuatannya dan durabilitasnya.
Beberapa cara usulan dapat dilakukan untuk memeriksa apakah campuran beton in
cukup baik atau tidak. Bila terjadi 'over sanded' atau 'under sanded' maka sebaiknyr
campuran dirubatr dengan mengurangi atau menambah jumlah pasir yang dipakai, bih
kelecakannya kurang maka ada 2 alternatif yaitu:
Alternatif I perlu ditambah airnya tetapi tentu hams diperiksa apakah kekuatannya
masih dapat memenuhi syarat. Kemudian alternatif

II,

digunakan 'adrnixture'

yanE

mempunyai sifat 'retarder' dan 'water reducer' yang sangat membantu kekuatan dan menun&
waktu pengikatannya.

Bila kekuatan tekan dari hasil benda uji tidak memenuhi syarat pemeriksaan mut1
beton untuk mendapatkan tegangan beton karakteristik, maka ada dua penyebab yang
mengakibatkan tegangan karakteristiknya tidak tercapai.
Penyebab pertama adalah bila standar deviasinya tinggi maka perlu dilakukar
pemeriksaan terhadap cara pengerjaan beton dan bahan material campuran beton. Devias:
yang besar dapat diakibatkan oleh bervariasinya bahan-bahan yang dipakai atau ketidat
seragaman pengerjaan, misalnya jumlah air yang dipakai bervariasi atau cara mencampurnya
mengakibatkan variasi yang besar.
Penyebab kedua adalah bila target kekuatan kokoh tekannya kurang tinggi. Hal iru
dapat diatasi dengan merubah rancang campuran dengan merencanakan untuk mutu betor
yang lebih tinggi, misalnya C20-S. Sebaiknya pada waktu membuat rancang campurar.
dipersiapkan tiga macam mutu, lihat Tabel 6.3 dan kotak-kotak agregat dan pasir dipersiapkar

juga untuk dapat dimodifikasi sedemikian rupa hingga dapat memenuhi penakaran beberapi
macam campuran ini.
7.2.5. Rangkuman
Dengan menggunakan Tabel 6.2 dapat dicari perbandingan volume untuk setiap 40 kS
semen campuran beton untuk berbagai macam kombinasi dari diameter agregat maksimurn
tipe agregat halus, kelecakan dan kekuatan tertentu.
Perbandingan volume ini tetap dalam perbandingan I : 2 : 3, tetapi ukuran kotaknl,a
ditentukan berdasarkan volume yang digunakan, jadi satu kantong ('zak\) semen berbanding
dua kotak pasir dan tiga kotak agregat sedangkan ukuran kotak pasir tidak sama dengan
ukuran kotak agregat.
Perbandingan volume I : 2: 3 tetap dipertahankan agar kebiasaan di lapangan tidak
diubah, sebab merubah kebiasaan di lapangan membutuhkan pendidikan yurg Lma dar
berkesinambungan.

8.

PENUAI\IGAN SPESI-BETON

8.f

Pendahuluan

Cara penuangan/pengecoran dan perawatan dari spesi beton sangat besar pengaruhnya
terhadap kualitas akhir beton di lapangan. Jika seorang teknisi beton telah memilih suaru
komposisi campuran yang tepat dan bahan-bahan dasar dicampur secara akurat, maka pada
prinsipnya telah merupakan suatu dasar kualitas beton yang baik.
Selain dari ketepatan campuran, beton yang berkualitas baik masih berkaitan dengan dua

aspek lain:
l). kualitas penerapan;
2). kualitas perawatan-kemudian.
Pelaksanaan yang baik berkaitan dengan masalah yang telah dipikirkan lebih dahulu
berupa penuangan dari elemen struktural Sebelum ini harus direncanakan suatu pengecorar

,}

1'
o

! zo<mw z>->@
C^)

:f

9'

3
(,

!,
J

fr>cD>x

D)

-o

9.

m l) al

zm

A)

g,

c
E

o
z x

m 6)

f
(o

+
I

r
I ma,{
(D

CN

C
-t

l)

m
z
C)
z

o
lc
o (f o lx
v lc
2
x m In
{ o l>
c d l=

CN

m
tD

t=

l"x

g,

IIBJ

nl

en
epr
nlB
e,(!

z C=
3

a
(o

-{

+NCt)5(,1
aoooo
ooooo

:,

o.

o
q,

o
:D

:,

co

(o

x
i

!,

(o
=

Eo
o
q)

q,

.
:

C'
o

l'

O)

uPp

{e
,,wf
3.UII

1Un

=.
q)
(o

L)
n

-t

z,(u

t,

arr,

o-

6
(o

a I
C

3r

:der
Jet

v
z

reI(

=
1'
C

JOle

xll

CN

:.tIU

TBPI

't

'S"1,1

.rE{r
:

l'

x
o
z

iue
'lnu
rPu

:-ue

a,

r.(uu

{rq
eiu:l

:]
:l .l:l
:

uu
r")Tn

Peturnan Pengoqaan Beton

1Tl

di mana akan memperhitungkan jumlah beton yang dicor, penempatan tenaga keda

dan

alat-alat bantu Yang tersedia'


kemanfaatannya dan harus dibersihkan dari
sisa-sisa: kotoran, kawat-pengikat dan kayu-kayu. Kayu bekisting (acuan) harus disemprot
sampai basatr atau diminyaki dengan minyak-bekisting agar pembongkaran bekisting mudah

Di samping itu, bekisting harus diperiksa

dikerjakan.
8.1.1 Kelanjutan sYarat-sYarat

Banyak syarat-syarat yang ditentukan untuk beton dapat dicantumkan dalam sebuah
Di sini, yang harus minimal dicantumkan adalah:
tingkat kekuatan;
tingkat lingkungan;
kondisi konstruksi (beton pra-tekan, beton bertulang, beton tidak bertulang).
Jika mungkin ditambah dengan:
mutu beton;

bestek.

zona konsistensi (nilai slumP);


jenis semen;
bahan kimia tambahan (admixtures);
ukuran butir-butir;
syarat-syarat untuk kesifatan yang khusus:
. beton dalam air
. beton kedap air
. beton (bersih) dan sebagainya
Untuk situasi yang khusus, sewaktu pelaksanaannya harus dapat diperhitungkan
ketentuan-ketentuannya.

8.2 Pengangkutan

spesi beton
Pengangkutan dari pabrik beton ke lokasi bangunan dapat memakai truk-mikser dan
isinya bervariasi dari 4 m3 sampai 8 m3. Isi dari truk-mikser sering dituangkan sementara
dalam silo-beton. Akan tetapi bila mungkin lebih cenderung spesi beton langsung dicor
dalam bekisting.
Seandainya beton dicampur pada lokasi bangunan, maka angkutan ke lokasi bangunan

ditiadakan, hal demikian hanya akan membutuhkan pengakutan spesi beton di lokasi
bangunan sendiri.
Spesi beton dapat diangkut ke lokasi bangunan dengan beberapa cara (Gambar 6.22):
dengan 'kubel' (Gambar 6.24) yang diisi dari silo-beton atau truk-mikser/aduk.
dengan alat beroda seperti: kereta dorong, bak beroda, adukan berjalan. Bila jalananjalanan pengangkutan berkualitas jelek, kemungkinannya besar bahwa spesi beton
tidak tercampur ketika diangkut (ini tidak diinginkan). Jalanan pengangkutan yang
baik akan mengindari masalah tersebut.
dengan talang-cor miring; spesi beton mudah dan dapat dengan cepat dibawa ke
tempat cor. Dalam cara ini harus juga dihindari penyampuran spesi beton. Untuk
menjamin kecukupan arus penuangan, talang-cor harus dipasang agak curam dan
spesi beton harus cukup plastis.
dengan pompa-beton ('concrete pump'); spesi beton dilewatkan melalui pipa-pipa
hantarnya dan selang-selang dengan bantuan pompa mekanis ke tempat yang dituju.
Sistem ini digunakan pada pengecoran beton skala besar dan membutuhkan persyaratan
khusus terhadap komposisi spesi beton (Gambar 6.23).

#&

&

ff
3

.wm

ffi

'Btra{aq Suepes uolaq-edurod gz.g rBquBC


U

'n
B(

{
a
3
UC

-u
'

IS
UB

JO
BIT

uBl

'ualaq rsads uelnl8ue8uad ?BIB-1Bw Z6.9 rBquBC

qen

r{Bpl

lor
IJSP

9Lt

wlq

0tet

B
Pedotnan PengerJaan Eeton

175

di

8.3 Penuangan
Pengisian acuan dengan beton dinamakan "penuangan/pengecoran". Karena spesi beton
harus dikerjakan dalam waktu yang singkat, maka ini merupakan suatu pekerjaan yang
kritis. Ketika pengecoran harus dilakukan penjagaan yang cukup. Apabila pada penuangan

terjadi suatu kesalahan; maka tindakan biaya perbaikannya tinggi dan besar. Kemungkinan
bahwa nivo kualitas pekerjaan beton juga sangat mengecewakan. Bergantung pada
pengecoran elemen-elemen: dinding, kolom atau lantai struktural harus dijaga masalahmasalah yang spesifik. Untuk dinding dan kolom ja.ak "tinggi-jatuh" dari spesi beton tidak
boleh jauh, agar mencegatr segregasi spesi beton (Gambar 6.24). Percampuran spesi ini

8.

disebabkan karena bahan-bahan yang terberat dan terbesar akan jatuh ke bawah lebih dahulu.
Selanjutnya kerikil dan kemudian pasir dan akhirnya pasta semen yang akan jatuh dalam
bekisting. Percampuran sebelumnya yang baik itu akan terpengaruh dan kualitas beton

buruk sekali.

ya

tic

be

ge

be

se,

ya
(m
tur
pasir dan semen

Ca

pu
agregat kasar

Gambar 6.24 Percampuran akibat jarak tinggi-jatuh yang besar'


Karena itu maksimal tinggi-jatuh bebas akan dibatasi sampai sekitar 1,5 meter. Untuk
tinggi-jatuh yang sangat tinggi harus digunakan talang-cor atau klep-cor pada bekisting
(Gambar 6.24). Tulangan pada lantai-lantai di mana pekerja-cor akan berjalan di atasnya
jangan dirancang terlalu kecil (lunak). Perhitungkan pula dengan pembebanan yang tinggi
akibat kendaran-angkutan pada dasar tanah.
Checklist berikut ini harus dilakukan sebelum penuangan:
apakah tulangan telah selesai;
apakah bekisting/acuan telah dibasahi dan/atau diberi minyak-bekisting;
kecukupan adanya perancah, tangga dan papan untuk dijalani;
cukup personil;
listriMampu bila dibutuhkan;
\
cukup adanya bahan-bahan;
apa ada bahan Persediaan;
apakah ada jalanan masuk, rute pengangkutan;
adanya alat Pemadatan;
apakah ada bahan perawatan-kemudian;
bagaimana ramalan cuaca.
Bila seluruh aspek-aspek ini telah beres, maka spesi beton dapat dituangkan dalam
bekisting. Jika spesi beton didatangkan dari pusat-(industri)-beton siap pakai, maka haru.

pel

rl//'

'{nsnu-{nsnuew gz.g rBqu.rBc

sIuE
tuBIl

llt

i' tl

,[i/t

It

rttt,
efu
3up
trnlu

'{luq ny8aq {upp lecal 8uern1 Bue,( uotee rsads uelepeuad


e>futu 'llrel ueleun8rp Suer( uelnsnl e8eual BuerBX ':1uq 8ue,( lrsuq tudepuau refe ulnd
dnlnc sruBLl uu{Bcele{ uup tupud dnlnc 3ue,( uoleq-rseds ludeprp rur {nsnu-{nsnueu BrBJ
'Suqsgeq {nta{-{nla8uotu nled ueluunSSueur uu8uep rup,{
ue18uepa5
{nqunueu
'GZ'g
toqwog)
uolee rsads tuslep uu{nsnl
(uru 91 Jaltuerp e{ulesru)

-{nsnlrp tedep

'uu>1o[or nBlB ue{nsn1 3ueleq ueletueurp 8ue,(

urul 8ue1uq nBlB nfe>1 Euotodas ue8uaq'{nqunuaur uup {nsnu-{nsnueur uruc ue8uap :n1e{
ueEuq uu8uep uuleper.ue4 'u1nd Bpeq-Bpaqreq uup >p,(uuq nlr uoleq uelgpgtued epotayq

'leuqdo ureces

3ue1n1

tugrlalas

uep 3ur1s11eq lnpns-lnpns qrun1as rleduaueu uB{B uolae lsads:e8u 'uelupBplp ue{u uoleq
lsads Luulup (SurtsHaq lnpns{npns Ip uup uu8uulnl rulrxes rp delesral Brepn Sunqurale8
edn:eq u,(ueserq) 8uoso4-Euuru luuJaq uelupetued '..u8{lepedlp,. srueq Joorp nreq Suef
uolaq rseds 'ur(uuuare) 'uoleq selllgmt rEeq ue>il8nreur le8ues rur Buosol-Buena .uoteg
tuBIBp 8uoso1-8uunr >p,(uuq {nluequeu uu{e nlr BJBpn B{Bru 'ede-ede ue>1uFa1rp
{epll
u,(ulnfueles qlf 'BJBpn 1u{ueq ludep-ra1 lrlpues uolee rseds uernduuc ruelup p uEnf uolag
tseds uep Eurpurp srBlu rp BI?ru 'Eups11aq tuulgp ue>13uunilp uolaq rsads ulrqedy

uBlBpBued ,.9
'uurluqursl uurlBq ue8uap uullu>paq 8ue{ prsads uuur8ure:1
luref red ur ruelsp uopsutued
lrcldnsrp nDIEA\ uup pEEuq
l(durnls IBIIU) Isuerslsuo{
luoleq uqumle{ 'uoleg lsrsodurol
:uoleq rseds u,(ulp{ueq
:ruuaEueu

uole
ruslt

'nln

FII
IBPI
-r{BI

sp?

wu
uett

tuel
uol

pryd dels uolaq lesnd ueEuep uelfueFed lenqlp

Ltl

uorEl

@tet
L

Pedoman Pengeriaan futon

178

Gambar 6.26 Menumbuk.

Menumbuk.
Metode ini dapat digunakan bila spesi yang dipakai kental, misalkan pada lantai yang
tidak begitu tebal. Beton dapat dipadatkan dengan menumbuk untuk tebal lapisan setinggitingginya 100 mm (Gambar 6.26).
Di samping metode tangan ini untuk pekerjaan beton skala besar biasanya digunakan
pemadatan mekanis dan yang umum dipakai adalah jarum-penggetar (Gambar 6.27).

tt

p
s

Gambar 6.27 Jarum penggetar.


Jarum penggetar terdiri dari mesin dan selang karet dengan baja lancip yang menggetar
antara 3000 dan 12000 getaran per menit.
Di samping jarum-penggetar ini ada alat yang lain juga:
penggetar Permukaan
penggetar bekisting/acuan
meja-penggetar
penggetar 'terpedo'

balok-penggetar
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting
dalam menentukan kekuatan beton dan ketahanan beton. Banyak sekali kegagalan beton
diakibatkan karena kurangnya pemadatan, dan terjadinya keropos-keropos pada beton, salah
satunya disebabkan kekurangan pemadatan. Dalam praktek, bahaya akibat kurang padat
lebih banyak terjadi dibanding dengan kelebihan pemadatannya.

Pada Gambar 6.28 dapat dilihat bahwa makin lecak betonnya semakin mudah
pemadatannya. Makin rendah slumpnya makin sulit pemadatannya dan kalau pemadatannya
kurang makin tajam Penurunan kekuatannya.
Di negara seperti Indonesia hampir seluruh tahun penuangan beton dilakukan pada
cuaca panas, penurunan kelecakan dapat terjadi dalam jangka waktu pendek, oleh karena
itu keadaan slump yang rendah selalu merupakan masalah ltama.

d
p

ri

n
d

yi

di

tr
dr

u(

tr

b(
re

m
m

SC

'uslBpetued uBBFeId uB{?uB$lBletu

uruFp Eurtuad le8ues uulrprpued uep efra1ad ered uetuele8ued etes nluel :nunqr"p*
BrBJes uslrulultp ludep uelupuued u,(u1epp
dnlnc
uesala8uad
rur
Brpur
Bnpel
uuleun88ueu
.uulsuol Bue,( rsuenle{
ue8uaq 'dn1nc qupns uqupetuad e{utu
EIrq
lpefrq
rudecuatu
ful
IBr{
uep rSSuruetu uu{B e,(uerens unEI
uerpnual
luqtuel
'e1nd
r{Bpuar
urursuanlerJ uep qepuer
rpuluau s,(uerens B{Bur uoleQ uurnduec
urBIEp
ue)plnseulp
nllSeq Idelet ,r88urt rsu"nlrry"q
8uue.(u 8uu,( BrPns uu)lrenla8uotu uelu uolaq renl
Ip Bperaq 3ue,( reta88ued 1e1y .rela33ued
lBlB IrBp IsueDle{ Bs{lratuetu {nlun uu>pun8rp uere8uapuad Brpur ueuunE8ua4
'(.3urpaa1q.)
uequrepud
rre
e,(udn{nr
leqH'
l,qprB rBursreq
relnuJ UBIB uoleq uBBlnuuad uped
e3n1.$7-g
lBr{lllp
rDqwDg
ledep
\olilil
Suer
urBpn
IIce{
EunqrualaE-tunqurala8 rupesrp uelpntua{
reseq
Euef
Brepn
Sunqualaa-aunqurala3
uuEuap
IBInLUIp 'uoleQ usp Br?pn Sunqtuala8 e,(tuunla{ IBTIIIIp ledep uelepeurad sesord
uelg6
'dn1nc qepns uelupuued
tIB)tBdB B$UJetuatu {nlun ue4eunSrp ueteqllsued srpul 'uulupeurad ,rr1Hr*"ruBIBp
Surtuad qepe8uus ueru8uapuad erput uep uBleqrlSued pJpul ueeun88u"6 .ur1n1upp tuu{
uaupeurad dnlnc unteq nBlB qulal qe{Bde uesnlndal-ues$ndar uB{qBIfp tedep orldrrrqp
BpB 3ue,( urpur-ecued ue>pun33uau uu8uaq 'uelepeued e,(u1epp aqnr- rnqqaEuau
{nlun slgurd Ersr-Brer llelaqlp sruBrl rur ueefta>1ed ue>1n1uleu Suer( etlalad ere4
'ptuu1n 8uu{ rlulesurrr ueledruaur uelupuured e,(rrpprl
nulu dnlnc rnln8uatu ue8uedpl Ip uuu1e,(ua1 ruelup Bueru:l ueryleqradlp
lnrun Eurtuad
qqte8ues
nlsns eped uu1n1e1rp 3ue,( uulepeued ufuaepif dn1n3 .e,{uuulu>p3ued
1a,(ord
{$un JeprBleJ qnre8uad ue8uap rezlcrlseld redns nBlB Jezrcpseld ueleun3rp

?punueu

e.(ulreqas 'unrnuaul )tepp efuuulel

uelen>la{ Idqat 'r33u1l de1at e.,(udunls ,rjru

r"dy
'ue8uepec

relaE8uad nlBS B[pesJal srupq Istulunu reteEtuad g uerpunElp BIIg .ue8uepuc rela33uad enp
Blpesrel sruBl{ Isulrurtu relaSEuad >pfuuq ueleuntrp upg'ue>flu1uq1p uero]a8ued ufu:peqas
ruBs lBtuluru qululnfteq Suuf uu8uupec retoE8ued lelB BpB {Bpll epg '1a,(ord derlas uped
Blpasrel nleles sru?q uu8uupec
'ufurelattued
retoSSuad
1e1y
epud
up{esruel
1e1u
lpeFal
Sugas uup uu:nduas Suern{ nlules uelepeured e88urqas Jeseq leSues reta83ued
1e1e-uped
uoleg uqmlslP Suef uuuBqsl B{eru '1e1t8uau rslnur uolae uep qepuer efudurnls ellg

'uer{q uqen{a{ uep uauras rrB rol{BJ uu8unqnll g7.g rBqEB11

l9cNll dn\ns

HVON3U

dnnrs

- _\
x
xm
C
%OZ - %9 delesrel
plEpn :uBt@sued eduel uEArEdq
!p uoleq

-{

|BIE eO

-{

gA -

%J

depoq

erepn :ue6uedq

p yeq

r
z

6r.e^ uqEp?ured

(%l -) qepur leouEs do)les.rq erepn :umrolEtoqE|I p uqDpeurod


dExecJel Bjepn

6unpuefueu IEp0 :qnued uqEpEtled

6ZL

uolq

,L

Pedoman Pengeq?an futon

180

Gambar 6.29 Proses pemadatan dengan jarum penggetar.


pekedaan menggetar memakan banyak waktu tenaga-kerja dan harus secara akurat.
Agar menghasilkan konstruksi beton yang baik, dibutuhkan kecanggihan tenaga kerja dan
pekerja harus diberi instruksi cara bekerja alat tersebut (Gambar 6.30)

(c

kr

yi
tedalu lama pemampatan, air berada

di alas

spesi-beton

air _ semen

('

tedalu cepat psmampatan, udara masih


banyak di spesi-belon

sl

Gambar 6.30 Kesalahan pemadatan beton.


Beberapa pedoman umum Yaitu:
- pada tempat-tempat yang dekat jaraknya dilakukan dengan waktu getar yang pendek;
masukkan jarum-penggetar dalam arah vertikal dan dengan beratnya sendiri (angan
dipaksakan);

bila tampak permukaan di sekitar jarum-penggetar mulai licin, tarik perlahan-lahan


sehingga lubang yang ditinggalkan jarum-penggetar akan menutup dengan
sendirinya;
perhatikan letak kerja dari alat penggetar, jarak yang digetarkan harus sedemikian
agar tidak saling berlewatan.
jangan sampai menggetarkan konstruksi tulangan;
hindarkan singgungan antara alat penggetar dan bekisting;
pengangkutan/memindahkan spesi beton dengan alat penggetar tidak diizinkan

(Gambar 6.31).
Pemampatan atau pemadatan pada siar-cor (tempat spesi beton di antara dua pengecoran

yang berbeda-beda) harus spesial diperhatikan. Jika beton pengecoran pertama

sedang

mengeras, maka pemampatan bagi pengecoran kedua hingga menyatu tidak memungkinkan.
Sambungan ini pasti akan tampak dan berarti sambungan yang lemah dalam konstrtlksi.

$.r

da

ini
Sa

8ur1sr>1aq

'{req 8ue[ ueledureured


rp seqaq Eueru ue8uap runsas rrlnq-rlnq uuJn{n

Surlsqeq uep ue8uulnl Sueteq Eretuu uu8ueru uednlnca>1

'I

'u

t
uB.

qnpuar 3ue,( qntuf-l38u1t


:erures qu8acrp ledep Iul IHIre{ rel8ueg
'lHlpas e,(uuauas uep rtsed JEpB{ euelu Ip leduel nlBS rp
ll{lra{ uelndun8uad qelupe rur
lvH'G'9 nqwog) lptyilt totltuos lpel:at ledup 'le{ep nlelral 8ue,( 8urlsr1aq Burpurp Frep
'

luref uep 'Surlsrxeq

LuBlBp uu8uelnl uuledera{ nele r33up 3ue,{ qnlel-l33ull


IrBp leqpl;
Il{lre{ relSueg Z.t.g

UB

'1purpaa1q,) uBr{ErBpuad
zg.g

rBqruBc

UB

uej

l{

w(ureueqes uogeq

anres e0e1eq 6uan1


&,le{ sngq lsed uasrdq
JlB B/$BqP 6uer( UareS
r1e uesrdel

'{runq te8ues uoleq uue{nr.uad se1r1en1 ue>lpseq8ueu


uB{u uBqB:epuad IrBp lBqHy 'sera8uaur rsads ueledace>1 usp JrB e.(u1u,(ueq ,Jrlnq ueunsns

.e-g nqwog) (.Burpaa1q.)


uup Sunlue8ral uur{Brspued e,(urpef-rel lr{rpas nele
1e.(uua
uDtlDrDpttad ue4vutBulp lul JIB ue{Ieuad uep uedepuaEuad 'uolaq ueelnrrrrodal
lruu rre nlre,(
e,{u1eqr>1e uup uu:ndtuec tuelep ue8uF 3ur1ed 8ue,( uer.leq ueledn:au rry .(teraq) rese>1
uuquq qalo {Bsep:a1 e,(ueserq (ue3ur:) snleq 3ue{ uuquq-uBqeg .(quqas nles qeles uep)
uoleq tsads e,(urndurecrel {Bpll ludep:a1 uBIB ssurluuues uoleg rsads uefluenuad epe4
(,8ugpaa1g.) uequ.rupuad
'uo?aq rsads ue.rela88ua6

reladuad qBrB

I.r.g

ue
'lB,

lg.g rBqurBC

""--->

.r-

relDuod qeJe,

]8r

uopg

tto
L

Pedoman Pengeqaan Beton

182

Sr
l;

Lit.t.

at

:::.:;t$

k:

tr
tr
ke

p
ral

dil

be

9,

dar

yai

dir
Fu

$Y.

ade

kar

diir

Gambar 6.33 Sangkar kerikil.

8.5

Penyelesaian

Bagian yang tidak tertutup dari beton umumnya dilihat segi estetika atau sebagai
permukaan yang digunakan, perlu diberi lapisan penyelesaian. Di sini banyak metodemetode yang dapat digunakan. Penyelesaian untuk bagian atas bekisting balok dapat dan
mudah diselesaikan dengan memakai alat penggosok licin (Gambar 6.34\.

<e
Gambar 6.34 AIat penggosok licin.

beri

(punoduoc 3uunc, uu8uep uoreq ueernrrrJad lordure,{ueu^r


i(.3ur11upds.)

uolaq uue>1ntu:ad uped snJeuau-sruol


JIB
ueBuep
r{rJtatuetg4o:dureXuatu
rln ur:Euap r8uuua88uau
l(.ru1up 8ue,( :n11ru1s uur8eq)

lqeseq-ruo8 ue8uap rdnlnuau


Irlog 1r1se1d-reqtual ue8uep rdnlnuau
lSurtsrlaq tuulep ue{rerqrp

:ln{lreq
re8eqes rudecrp ledup 'uu8uunuad qelalos srs:ed (rru) rrec-1ez ue8uullqe)t ueln33uuue4

'uE{Blar lEql{B uo?aq uB{Bsruax gg.g rEquBc


leJelraq ue6ue;n1

ueur>16untla>1

uBl

-o
lef

lesnted u?qBq-ueqeq

'rurBurrp

)tBpll Iu! IBq uup ue8uelnl lBdecuetu {nsgru ludep 1esruad ueqeq-ugtlBq
lul uulstor BuerBI
'u8n1 'tSt'g nquog) 8ue-rn1:aq te8ues uoleq uuelnurrad sqrlenl rur ue{Blar teqrxg qBIspB
e,(eqeqraq qlqel 3ue,( Idelat '({ele[ 8ue,( 1uduu1) ue>lur8urrp
{upll u.(utunun unrlnrrg
'uo1aq eped
uB{eloJ nelu lu8uar-le8uar ue{leqlIe8uatu 8ue,{ uoloq ruBlep :nleradural uuupaq:ad
iuureued lrut{ uoleq uese:a8uad epud uolaq IlEp Jre uudun8ued uu1e,(uuqa1
ilumu tuef-uref uoleq uesu:a8uad e1l1e4 1e,(uuq 3ue,( JrcJ-tez ue8uelrqa>1
:uu{repurq8uatu qBIepB uerpnue{-uele/r\Bred lrnp :aupd rs8ung
Sur8ered tuelep runlBue.lrp
'..uBrpnrua{-uelul\eJad..

uE{B lBtulldo 8ue,( uuse:a8uad tsenils ledupuaur ru8e 'ue8uunuad qeleles


IIquBIp Busf
uDlBpuIl-uB{BpuIJ 'e8nf uulerne:ad n1:ad sere8uau BIrlaI rdelal '{leq 8ue{ uoleq pgp r?sgp
ueledruau uB{E IuI':uueq uuEuep ueldereilp sule rp seqeqrp 8uu,( ueeftalad qrunles BI1B

(swgx-I\wrvrl-t) twranrugx-Ail/&v/ttvugd

'(.le4uqued) rde uurnquas uenluuq uu8uap ufuueu4nur:ad urul 8uu,(


.lgrseds uolae
IBq {ruun
UBB{nuued ledepuatu re8u (Zf 't rDquDg 'l qDg rutilD.raeprBqcnoq. nlud ue8uap ue1efte4rp

uoleq 1eq ude-raqeq Bpud '(.uo1aq uassema8.) lndeles uoleq nele (.uolaquooqcs,) rdur
uolaq 'rn11nr1sraq uolaq :ue1eun38uaur ue8uap uurusela.(uad uesrdul
{nlun urEI BJSJ
'lerseds Sunpuqad-reluu[ uqusn8uad

qelo uB)lBuu$Pllp ufuurnun Sunpurlod-Iuluul uelenqrued 'sure{ Euef BJI$le uBsnBaI


-uesrdel {nluequatu u;(udns lelreluul ueryBqeueur uuEuep
Inlueqrp ledep lurseds Bunpuqad

-IBluu-I 'ueresele{uad uesrdel lraqlp )tepll eEnf Surras

1eq

edereqeq ruBIBq .lersads Eunpurled

-IBluBI uesrdul edn-raq Eue{ uelpnue{-uuresalefuad uaqrp rBluEI uuulntu-rad eped u,(ue1o1
epy '(uuleJel us{Bruuurp) uB{BlBJIp uuulnuued larelau EruJes uurpntue .lqaur udrd nule
srunl n,(u4 udruaq ledup rut'nluouat uep8ulla1 uped uoqBlallp:elueqEued n{e1 Euolodeg
'(.ua[uJe.) tarelaur ureJas uE{uIcIIIp ledep pluul r$lrulsuol sqp qeleqas uurEeq BpBd

lrct
i

88r

uopg

i
I

il

llL

Pedoman Pengeqaan Beton

184

penuangan, tindakan
Supaya dapat menghindari penguapan air pada hari pertama setelah

yang di atas harus dilangsungkan sesempurna mungkin.

9.1 Produksi beton pada cuaca panas

Masalah yang diakibatkan oleh keadaan geografis Indonesia yang terletak di daerah
tropis yang *.*punyai kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan agregat mengalami
penga*h iuu.u (,weathering') sampai kedalaman yang cukup dalam pada suatu lubang
gatiirVOeposit batu-batuan ('quarry'). Dari segi geologi, batu-batuan di Indonesia termasuk
berusia muda dan terdiri dari batu-batuan andesitic dan basaltic.
Dari kedua hal tersebut mengakibatkan batu-batuan kita tidak cukup keras dan berporipori (poreus) dan berbentuk pipih dan memanjang bila dipecah. Temperatur yang tinggi,
batu-batuan yang pipih dan memanjang, batu-batuan yang poreus akan mengakibatkan
penggunaan air dan semen yang lebih banyak dan mengakibatkan bahaya segregasi dan
pendarahan yang lebih besar. Admixture (bahan tarnbahan untuk beton) yang berguna untuk

140

r00

mengurangi pendarahan dan segregasi, menambah kelecakan dan pengurangan air dan juga
menunda waktu pengikatan sangatlah penting artinya dalam produksi beton di Indonesia.
Temperatur yang tinggi sangat mempengaruhi beton dalam keadaan cair ('fresh') dan
padat ('hardened').
6

kadar air, [b Per cu Yd (kg Per m])


310

c
',i d)
6
.!o
o,E
.(6

(184)

300

y2
pz

(178)
4

c)(U
o.o
'a o.

290

(172)

di:
EO

!c

-5
-(!
o6,

o=

r!

/III

(166)

270

CC
6d
(E-(U

(161)
1

-Ola

od.

( 154

40

60

80

100

0
120

TEMPERATUR BETON.F

Gambar 6.36 Pengaruh temperatur


beton pada slump dan kebutuhan air
untuk mempertahankan slump.
Kadar semen 307 kg/m3
Llkuran agregat maksimal 38 mm
Kadar udara 4,5 7o & 0,5 Vo

Slump : 3 inci ( 76,2 mm


Ukuran pEg maks. 1-] in.
( 38,1 mm )

260

Od!

9.',
I

30 40 50 60 70 80 90 100 110
(0) (4) (10)(16)(21)(27) (32) (sB)(44
TEMPEBATUR BETON'F ("C)

ya,
dul

hal
ser

Gambar 6.37 Kebutuhan air untuk


suatu campuran beton meningkat

'ad

dengan meningkatnya temperatur.

ten
6.4

Kerugian-kerugian yang dapat diakibatkannya adalah;


Harus digunakannya lebih banyak air untuk mendapatkan slump yang sama (lihat
Gambar 6.36 dan 6.37),
Kehilangan slump dalam waktu yang cepat,
Waktu pengikatan yang lebih cepat, sehingga pengerjaan dan 'finishing' lebih sulit"
juga bahaya terjadinya 'cold joint' harus diperkirakan,

Lebih sulit untuk dipadatkan,


Kekuatan yang lebih rendah (lihat Gambar 5.38 dan 6.39),
Lebih peka terhadap bahaya pendarahan ('bieeding'),
Penyusutan mula-mula ('early shringkage') cukup besar,
Bahaya 'plastic cracking' bertambah besar,

nlat

dar
pen
pen
bah

den
pen
mer

rese

dibe

ur
Ir,
i:

'sBuud upllnluur.uaru
ludep
Bue,(
qrlnd
tec lJoqlp
nBlB quuBl ruelep rp e,(uuedur,(uaun
ue8uap
ur8urp detat e,(udns u3efrp sruuq
JBoAJasar
nvre ,uteluo{ ruEJBp tle 'ue4eun1rp
nl,Jas sruBq r{rsreq rr' u,ruDJ8unurau
lp

rudep

tu'a:'e

snuru nlBns

eped r.0 r :nleradua,,*i,.J:ftilff


'uolaq

ellg:r!v

Hiffilll.,ijffi' LXi:l,,il',:

ru8uqe5
uu:nduucuad n11um upud te3er3u uep uuqequalal
teferep
uultluq:edrp n1:ed lur lur{ ru,l'c 'rrupurqrp
ludep
dun1s. durnls ueSuelrqal e{eqeq
.sso1
eSSurqas r8uurnlrp tedup rn.rod auoi ,onleq_nreq
qalo ue{tuqllelp Buu,( :re uedera,(uad
elnd uup ledec le8ues 8ue.,( rre uedun8ued'leqr)le
urflurp rpefuau te3e:Be uuulnuued
qBqes JIt>leJa teSues rte ue8uep (.3ur113uuds.)
uer,rerr,tua4 'Buns8uel rrurl,luru J'urs
Fep
Sunpurl-lat 3uu'( ludual Ip u')plelelrp nr'Ias
srueq lu8a:Bu qottul u,S,Iu-uesure

rnrun

*r;i,X1,Hiff.[jll',lll':;H:[riffi;

rnle:eduar rrep Bururqrp ludep rrBr uc'per{


JBqUBD eped tuu:3erp uenlueq ue8uac 'rIsJ

u'ep'ar

ruBIEp

u"rrq u'p rrq,r, rnleradual

depeqJe1 rBsaq le8ues 8ue,( qrue8uad re,(unduaur


le8er8e'lrup rnleradtua

7 :p2at1y

'8ueq:al-nqe nele uep


.aJnlxlurpu.

uu4uunSSuau ue8uop tunturupu lunqlp sruuq


uaues quJunf .rsutcqrp uoteQ
itul r.uBIBp uouas
qupunf BIrq uBSBIu:aq
.u'purqrp sruE.r
qur'pu
reSues
u,(u.rusup
EpBd
eSnf (eururg 00se) snr'q
nlBIJal 8uu,( uauas uu8ur1r33ua4 .(.uor1e:auaB
rnrq.; ,,trrnroa

uo,lnrurq*ad u8nI ntlBaB

ualues uup rseJp,(q


:e8e
'lsul'qrp
sruEq uaruos iuelep
rp vcJ q,Iunf
-ni:a+
uetuos ueeun88uad ue4rleqrrJ,p

yca repel Bunpue8ueu 8uc(

;t*:'ffi?jl Ti::

rr'Bun5' :uauas

ueqe8acued

e{ulel'uruau ueauap
8U ue)t^q ue?Bn{a{ 1de1a1 ,rnleradural
efulelSuruatu ue8uap lel8uruaur

"*il'"'J"t";
IJBI{

s:t
068eLt,t

( ruvu wtnvo )

00r 08 09 ot

6's

.f
-g

--v'

n/

.I.I.6

.uolaq

Jnr,un ureceuuaq eped


uolaq uelal ue?Bn{a{ eped
FEurl Eue.rt
:n1e:adura? qrue8uad gt.g rEqurBC

rnrun eped ueqal uqn{ay 6g.9 rBqurBC


J" NVVUVHT-.t3t^l3d unIVU3dy{3r

z I'eI
-{

xm

norvtr vovd unnn

xm
C

lreq t
uoloq Jnuin

luaclad

g', = lualuoc

7_

:elep tt!

oA'_

g,LZ

A)

g're

,'l 0t

JlV

url, 9/ ol gZ) q e ol I = durnls


9r'0=o0elC/M

x
z

2mz
o
0r-

P
5

-""V,.ilM
--.1-;i
7i,eqry

o
g

'o
O)

lcr
,-i"zJ
\v

uei{ 8a

t'Ln

09 0, 0e 0z

,laql
001

iL lo

lsrll rol palecrpur arnlaJa( !ual


- lslou, puB lsoc suauJla edg

paJnc

0zL

:6r !rnc

or

0tt
r

'Suernlraq usulnuuad uped


rydur4 uetue8erasay
'(.r(tlgqurnp.) uoleq uuuuqule{ luyrs u,(uEuBrn{Jag
'unleperp nlrad Euupel-Bugpnl uolaq
lBrreleu ueurturpuef,

'uulnlradrp leSues uu1ell8uad lees uped uolaq uuurerlrletued


981

uopg

rlii

186

Pedoman Pengey'aan Beton

200
P

250
300

(U

E',

tr,

(U

350

d,

hr

f
(6

250

o)

300

o.

250

p
L
'6

200

S(

di

se

kr
W.

be

ITI,

ya

Gambar 6.40 Temperatur material.


Diagtam untuk menghitung temperatur beton dalam keadaan cair dari temperaturtemperatur agregat, semen dan air menurut jumlah kadar semen 2OO,25O dan BS0
kdm' beton. Temperatur dari beton dalam keadaan cair dapat dicari dengan
menjumlahkan temperatur pada sumbu ordinat untuk setiap bahan materialContoh: P.C = 350. furegat 27'C, semen 60'C air 25,C. Temperatur beton dalam
keadaan cair + 17,0 + 6,8 + 6,4 = 30,2o C.

ter

pe

Pe

Sebagai suatu rumus pendekatan dapat dikatakan bila temperatur air berkurang 10eC,
maka penurunan temperatur pada beton cair mencapai 2 - 3"C. Kadang-kadang pemberian
es pada air cukup efektif. Dalam hal ini jumlah air yang digantikan oleh es diperbolehkan
sampai 50 Vo

ber

'Admixtures' (bahan tambahan):

Bil
'pl

l)

Super plasticizers, bahan tambahan ini mengurangi jumlah air yang dipakai cukup
besar. Bila keuntungan dalam pengurangan air ini tidak digunakan atau sebagian
saja digunakan, maka dapat dihasilkan beton cair yang sangat 'workable (flowing
concrete)'. Beton macam ini disebut 'selfbeve!ing' cian hanya rnembutuhkan 5OVo
tenaga untuk memadatkan. 'Flowing concrete' mempunyai sifat kohesif yang baik
dan tidak menunjukkan sifat-sifat segregasi. Kemampuan dalam mempertahankan

slumpnya juga baik tergantung pada tipe'semen yang dipakai. Super plasticizers

unl

t
$ir'*'

e,(p eduel .punoduoc 3uun3. : adrl


1
:lnlrreq ru8eqas uultsulursul{lp ledcp .punodtuoc Buun3. .nL_6OE
J
IAIJSV ueBuep rBnses ,punoduoJ 3ur:n3. ueBuap uru:1nu:ed uulo:duaXuad
'4r1se1d uu8uep uotoQ ueelnuued dnlnuau

'uolaq uBu{rl!"uJed epud :ru ueSuap ,3ur113ur:ds. uutuurr,(uad


|trqeual pq fiue1n??uvueu {ntun
A94n49l!p lvdup w tgfivq lp Nqaslq lvq vdvraq;.fl'fiav\frfluutip nuad ,aflv4uuqs cusvtd,
leqqu {e1ar u,(uquq uuqu8acuad 'tuu[.tu73>1 1 u8ruq uu{epueu uuden8uad tefu:ap ultg
sBlB rp qu13ue1 t qelrln{l rur 4gur8 ueleunSSuau Inlun 'BoBnJ uuupual uef,er.u-rueJetll.taq
leql{E uedun8uad u,(u.rusaq rruJueu {nlun uuluunSlp Ir'9 ruqtuug epud tut {uBrD

'uel1ut1?I rue1up ueden8uad uuludacel uBuBI qeleqas rp Ereg 'V


'ur8ue ueledacal ue8uap uu8uolofuaq uSSurqes qu/r\uq e1 uu:18uoto4 't
'uo1aq .rnleradual Sunq8ual ue8uap uu13u<ltod 'ueue1 a{ JasaC 'Z

a.

'erepn ueqBquele{

3un13ua1 Suoloueu sEtB aI uelSunqnqrp uBrpnual 'erepn rnleradual uelnlual 'l


'.(l79 nqutog) lger8 ueeunSSua4
'rseluJprr{ sasord uped uenSSue8 uup JrE uuden8uad
r:ep r8unpulllp,r{ulsruuq uotaq r83url 8uu,( ur8uu ueludacal nBlE uup r33ur1 8uu,(rnteradurel
luqplv 'Bcenc uuqeqnrad leqrle .rrur ueupoa{ tuulep uoleq uue{nuued eped 8ue1rq 3uu,(
rre u,(u1e,(ueq edu:aq rJuorp ludup 'LV'g JEqrueD uped tuer8ulp lreq:.uDoroqtpuad

Buepas er,pn rnluradtuar Eu'ru Ip IrBr{ Buurs upud rpuf:ar su:aaue-':r1npI"*#:T:i;


IJep IseleJprq seuud 'uuq r8ud rp uu{nlulrp uolaq uuroce8uad nllg 'uer{ alosTSuurs nl{B/(
tp ueroce8uad ueln4uleur r33u1t tu8ues :ntu:adtuel egq uelSunlun8uau le8ues qBIBpV
'ure1
IJBp
llequau
nele
ema,(uau
ledtuel
Inlun nlIB^\ epu lupll uBIBSTaI
urp SuupeJ nlnS 'ur>13unur euJnduasas

BpB BIIq quqes 'ue>ldetstp srueq uu8uupuc .Jolu:qrA.

uBln{ellp snreq uereleSSuad uup uuluputuad 'e,(uledeces ue>lledurolrp sruur4 uolag


'urEI Brue^r ue8uap luJlp 8ue,( raxru ue8uep uelSurpueqrp
Co9'I tlupuer qlqel e,(u.rnleradual qrlnd lucrp 8ue,( raxrtrN 'qllnd EuB/r\roq IBJ uaqtuel'u
uu8uap Suns8uul lrequterr ruurs rrep r8unpurpp tedep uolaq lnlSue8uad 1e1e-1e1y
'ur>18unur runulrunuas u8efrp srueq uedenSued (.aur1 Sulttas
1urlrur.) Is/y\B uBlslr8uad asBJ Er.uules undneur uelepetuad uep ueleduauad 'ue1n18uu8uad
BrrrBIaS 'ur>18unur ludaces lBnq!p snruq uotaQ uuuf:a8ua4 'lEJ qlqal lunqlp sruBq
'J.0[ qe^\Bq rp rnle:edural ue8uap
uolaq lenqtrratu uB{Br{ESnrp sn.req u,{ep ele8as uu8uaq :(,3ttrco14) uo1aq uo7oduauaT

JrBJ uolaq pep tsualsrsuo{ r33urt 8ue,( .rnlu:adual Bpud

'rnluradural uequqrued uup uuuf-re>1ad lerurpef 'ue8uedel rse{ol


uBBpBe{ uped Sunlue8rat u8nf lul IBq uep (.a8esop.) uerp{Bl ue8uap uulrensasrp
ludup Surprular nl{BA\ e18uuf qrue8ua4 'JrBr ueepea{ ruelup uoleq eped razrcrlsuld
ru8eqes rs8ungraq e8nf rur uequq 'raprelar ru8eqas rs8unyaq ureles .Jeprele1. (g
'Suurmlraq e8nf rur UBI{Bq
uu4uunE8uaur 8uu{ uoleq eped ry18usr uup lnsns 'BtuBI qlqel 8ue{ nUu,tl e18uef
{nlun Epunup lsulurplr{ seuud uB{nluequed'rru qultunf ue8uern8uad uup sraztcnseld
uuEuap uuetuesJeq Surprular leJls uB{lJequeu rur uuquq'.lue8u Eurprelar r(1pr1se14. Q
'-I I/{d tuauB{rs luades srezrouseld radns AI e{ rseraua8 ruledrp ledep
uruul rllqel Eue,( 3uolleprulaJ. uep .ssol durnls. uBluutleuadureu {$un 'rt8up 3ue,(
rnluradtual eped uep Eruul qlqat nUB^i {nlun uotaq IrBp uu{BJale{ ue{lelSuruout

L8L

lPedoman Pengeqaan Eeton

188

ru
'u

60

B(

Temperatur udara'F ( oC

I
L
!

+_l,"y

o)

r-o
C

0,4

(U

o.
(g

f,
c
o

C,)

o-

*ffi

yi
al

a,2

D,

(u

'6'
r
o

ke

Gambar 6.41 Pengaruh temperatur beton dan udara, kelembaban relatip, kecepatan angin dan
kecepatan evaporasi dari permukaan beton.

1t
Da

Tipe I-D
Tipe

I[

'curing compound' dengan 'fugitive dye' (warna akan hilang

selang

beberapa minggu)
:

'Curing compound' dengan zat pewarna putih.

Sebagai contoh, produksi Sika yang disebut 'Antisol Red' tenriasuk pacla tipe I-D,
'Antisol rvhitc' tcrtrt:.tsuk tipe II. Antisol E juga termasuk tipc I ('pop pigrnentetl curing
compound'). Antisol E terdiri dari parafin sebagai selaput lilin yang dicampur dengan
larutan air.

'Curing compound' ini pada dasarnya sangat berguna untuk konstruksi beton di
daerah
yang tinggi temperaturnya, karena berfungsi sebagai pemantul panas karena lapisannya

kar
Pel

Bal

uoraq

:I.UUSE-I,UBSU

r* XrtlttrllX, *u",

uulcleJ ucp uulcntuad


lruEIaI'U uer_uas_uuueq
:uIcJEtU Enp epe tmerur{ ue{BsruAd

'qu8ecrp tedep e,(usnsnql ,yrsa"r8e


Bue,( ueqeq

{usru 8ue,( uoleQ rnllnrls

liele ,^n,*o qn-le8uad uuaJe{


e,(udns n;.ugr1
iiq, frrqnq8uaru l.1qn,nq,p
Buuas
f ul IBq urBIB(J
uu{qeqasrp ulnd ,oaop r^rerturl
ue{esruad

'uolaq rusup uur.luq_uequq


ueq,lnlrrd

,*;;i

LlfVmInI frnr:rySnEgd .Of


'r33url

:nleradual re'(unduau 3uu,( qere'p-upud


uelu[.ra1rp undrlseu uB{BceJa{
uep uBuEquta{ 'uBlunre{ le:uds-lu'tu'(s
rqnuauaur aue,( uolag lenqtlJaul
{ntun
{eprl .rEIupB uu4nlradrp 8ue,{ ue:n:1n3uad-rnrnlnSuod
ll{esntu
uup r*q arrr urrurrurrad
'r88urt
ueSueq
rnle:adural
u'{ll'tlJadurau
ndrnt uolaQ unrnnq.urd uueueslelad
ueuu8ueuad t'qr{B
'sera8uatu qupns Buu,( uoleQ

un<Inuunln, u*rq uped rpef.rat


tudup
r4rrqradrp lr1ns Buuz(
u'r'rul'Sa{-ueqer,sar e,(ueserq uup
snpas uu.{Blese{-ueq'lesar ucdep
,p

u,rulu*p luadas

rriil:H:;i'

3 u u { r fn up u eq
e n q u e.
:u,uelenlal .r88ult
rnlun zped uolaq
.
anrlnrlut,(interadurri
npra u.reqrladrp
rapurFs
Bpuaq ellg 'lr,t{Ble., reuls
rln
Hep Sunputlral repll rapurrrs rtn epuaq u,{r,rquetu
ue8ueg
'ludeprp uoteq Holuoc nilBaq url8unu'nrrarrir
rrpulll, lsel usp
.rre .dun1s r{BIlBng
lSot
iue4rleq:odrp n1:ad tur r{E^\uq rp
uu{Epurt ederaqag

IISeq

ffil rii:1i1i:"iT;' [xf

luql{e ueufte>1ad uuupunuad-uuupunuad r:upurqaueu

'ilT;

uonnffiilJJ:il:1il]:l

urp
uupurqSueu ledup rluq_rleq uep
luurrac ue8uap uelsela8ua4 .rpeftat

ledr:p qupuer Bue,(


lsel
ur,.u reuaq
IIsuq
ue3uap
u'rnrBIIp
rupll ,otaq-rep^uils lsel s11t.e,(utunul
uBriBIESe)i-uBr{BIe_sa{ Buare{
luqrd Fup
ruerrH au1q,ro1 uullpel-,p
jr;;rr_suo[na ,or.q {oseuad uep
Jol{Brluo{ ured 't88utl rnle:adtuat eped
uolaq'u'rorrarra npia isr,1rri, urp ttosotrohua4
'tu'ar'e .,'Iep rre r'pe{ e,(ursepuruaq
q'l,Sutu u,{r'qqesuau
uBIu nurlrro{ BJBras rqpsgqrp
lepll tu8ar8e uulndunl urig .unio]a_r{uad nrnr.unaurp
nurluol BreJas u,(urqesuqueu qulupe
te8a.r8e ,qrroq*r*
Intun {tgqrel Buu,( EreJ
u,(u8uu:n>1:aq ru,raq rre

8uu[ rIB uBrqnlnquou

e{uauer"r,r;i:lT}:ltjr,il:frtriffi:#Jr}rfi,Xlt;fi*ffi:i

{Bpll ur8urf qlqal Buu,( uora8 .e,(uuuur8urpuad qrue3uad


ez(uuoleq Fep nrnu u'{r,I8;iuaru
l'qr{B
uBrB eanire8a:s,
.tuuau:as
;;d;ffi;q
'aunr
qlqal Bue,(
JIU JBps{ te'(unduratu uBrB JnleJel
BJeces rqessqrp
.u[uuru1
rnarran unana*nr
nruns
uulndunl a>1 uelndtunl nlBS
IrBp ls?lre^roq uBrB Bupal ru8ar8e uulndurnl .uEJBp
rre qulunf
tue8e:as uele u,(ueq Buuaq
lu'ar'e uulndun;

eSSurqas 'uefnq
lPelret n1,q

ni-,n rep,{

uulu,uu'uresBuerir:#;,,lli',til.,-,r1#;f.,JJ:f

li:n,+

ix3Hi[#'*_';,:f
'n'Bue'rar upr' e(uuoleq sq*rur
e'Buiqes *ra
ili,,, rssnqnulraq un,[B uoreq IrBp uqBDIe)t
uup drunls B/hq,q lD[Bl B{erah[ 'rs?rr,Naq
unln
u,,ls JIB ue8uap JB'B{ lu8ar8e ue>lur8urpuaru uolrq ur'I?p upu 3uu,( rrB u,rl,qrxuEuaur
uu8uep u/rlq,q err8uau,
Bue:o >leduug

qrqer Buer,{

rosrruv ueluunarp ururyuqes .rEaulr rnluredua,

.punoduroc Buunc.

{nlurl 'rnqnq-rre{ u,q,u"a

prunJ,lll;T*ITrjj"}i;

,narq;;il;n

,r'fu rro tr,nd Bru,^rreq


uo

68t
uopg

Pedoman Pengeqaan Eeton

190

anorganis
asam bromat
asam karbonat
asam hidrokhlorat
asam khromat
fluor hidroksida
hidrogen sulfida
kalium nitrit (sendawa)
asam fosfor
asam sulfat
Basa:

Asam

Asam organis
asam cuka
qsam semut ('mierenzuur')
asam humus
asam laktat

fenol
asam samak ('tannic acid)
asam butanoat
asam amoniak ('urinezuur')

mikro-organisme

(NaOH, KOH, IJreum, Aminen)

Garam-garam

Khlorida
nitrit
Sulfida
Acetat

(Ca, Na, NHo, Mg)


(Na, NHo, K)

Nitrat dan

(Fe)

(Na)

Garam-pencair

'Esters', lemaMilin, sabun


Alkohol
Larutan gula
Minyak tumbuh-tumbuhan dan binatang
Bakteri, alga, lumut laut, binatang berkerang, mikro-organisme.
Disebabkan beton dapat dirusak oleh garam-garam maka pemakaian beton dalam airlaut meminta perhatian yang penting. Pula, pemakaian beton pada lingkungan bergaram dan
pada tanah yang lembab dapat membuat masalah. Kedua hal ini mendapat perhatian yang
kritis untuk struktur yang terletak pada zona-lewatan disekitar muka air.
Untuk membuat beton kedap perusakan kimiawi ada beberapa kemungkinan.
pemilihan beton yang tepat
faktor air-semen rendah
pemberian koating
pemampatan yang baik

11. BUTIR-BUTIR PERI{ATIAN


Umum
Bestek
Pencantuman syarat-syarat pekerjaan beton
Pencantuman syarat-syarat komposisi spesi beton
Pelaksanaan

Rencana kerja
Rencana pengecoran

data pengecoran;

jumlah beton mr;


waktu pengecoran dl. rn3/jam;
alat-alat pengangkut
banyaknya personil/waktu istirahat
Start

kontrol bekisting (Bab 4)


pemberian minyak bekisting

':r>1:ud

l'-t
il

ledual

aJAnuutu 3ueru

nulSuef:a1
Suepec n{ns uuerpasrad

luualeI'II

uoloq rsads ue1n48ue8ua4

suBrqv ln3rua{ uu{utpesrp


.laqn{, ue8urlrB ue{erpesrp
qltnd luorp nelu tueueltp n1:ad BIrq .Dluel-rluel tuelup JrB
snsnq{ sele sele rp Suupn8 {,uBlep llllra{
snsnrpl sule sBtB rp Suupn8 tuulep rrsed
quuul laduaueur {epll uup Suge{ uauas
uelo:luo8ued uep uees{ueuad
uBIp

nu a{ - U e1e rr,r er ed
BCBNS

drunls relru
(sarnlxrupe) ueqeqruel uer.{Bq
ueruas-rre Jol{eJ uu1edale1
uatues sruaf

uulen{e{ ueEueqtualred
uuBuBs{eled eped ueufra1ad

ue8uenuad epolau
(uelnpe-ursau) ros{nu
uernduec teSa:8e lrep {nluoq uup sruaf
uu8uelnl ueledure>1
(tuo1o1 nBlB
rnquls ruecetu
loleq're1uu1)
8ur1sr1aq {nlueq

uolaq rsadg
Ucenc uBIBTuBJ
uBrpnue{-uBlB/r\BJed rnleEuau
JIB

rlp1u uu1usa1afued

>1n1un [BIJalBur-lBIrelBur

uenfnlasrad uep uuurfrEued

{IJISI
puosrad uedn4ncal
Eults gaq uu{r.lrsrequau
qsO uEEuBInl lorluo{

(S

t6t

uopg

Perawatan dan
Perhaikan tlari
Struktur Beton
Sr

I.

PENDAIIT'LUAN

Satu sifat penting dari struktur beton bertulang adalah keawetan; yakni kemampuan
untuk menahan bekerjanya pengaruh kimia, fisika, mekanis dan bakteri.
Beberapa contoh dari pengaruh itu adalah:
erosi (pengaruh dari cuaca dan angin, air yang mengalir dan lain-lain),
temperatur yang tinggi (kebakaran),
temperatur yang rendah (sel-sel membeku),
tabrakan atau lain kerusakan,
alga,

pengaruh bekerjanya bahan agresif seperti sulfat dan chlorida.


Sejak beberapa tahun yang lalu telah menjadi kesadaran yang umum bahwa keawetan
tidak dengan sendirinya merupakan sifat dari beton. Keawetan dari beton hanya akan didapat
jika baik pada fase perencanaan, maupun pada fase pelaksanaan dan pemakaian kepadanya
diberikan perhatian yang cukup. Fase perencanaan rnerupakan fase terpenting dari ketiga
fase yang telah disebut. Oleh karenanya, pada fase perencanaan ini tidak hanya diperhitungkan
kekuatan dan kekakuan struktur, tetapi juga diperhatikan keawetannya.
Contoh-contoh dari kerusakan-kerusakan yang muncul sebagai akibat dari kesalahan pada

ad

perencanaan adalah:

ketidakcukupan gambaran tentang pembagian gaya atau pengabaian beberapa


pengaruh tertentu (misalnya: temperatur), akan membawa peretakan yang tidak
diinginkan,

ketidaktelitian detail, misalnya; terlalu "rapatnya" tulangan akan mengakibatkan


lubang-lubang, sangkar kerikil atau beton porous,
kesalahan hitungan,
penyelimutan pada baja tulangan untuk pondasi beton, kelder (basement) dan lantai
dasar gedung. Sering dipilih sebagai Iingkungan yang lembab, sedangkan pemiiihan
lingkungan yang agresif (tanah gambut) kadang-kadang rnerupakan pilihan yang

lebih riel. Hal ini rnengaliibatkan pengecilan investasi, tetapi sering

tonpu

pe
se(

dit
rne

rus

ha

uar

rnemperhatikan kemungkinan birtya perbaikan.


kurang cukupnya perhatian untuk detail sambungan struktural (terutama untuk daerah

Ke

gempa bumi).

akz

Selain pada perencanaan juga harus diberi perhatian pada pelaksanaan. Banyak ter.iadi
kerusakan akibat dari ketidaktelitian pelaksanaan seperti:

ber

'1udr1raq 8uu'( e,(erq wlrBnla{tp uB{B


u,{utuntun upud lnqasral Bunpe3 e,(urs3un,eg
usBtu Euulas tde1al 'uuun8uuqtuad
eped
leus
1rca1 8ue( rsersenu, e{erq B^r,qr.ueur uB{B
qBJnu 8ue'( Is{rulsuox tretlltued'ueseme8uad e,(uBuurnl
'uecues>Eulad uielep ueqoqoJaJax
"4lE{a 8ue't {'!o13q rfil}ru}s uuuues-Tuled
niuns uf,ulSur:ue,j cdet;q.ea.,l uui*qltre{ rurs
IJee
.e{uqn88unsas
Bue{ Euen
e''(uresaq lufuqes uBrnq uup uu8utpueqrad
{nrLln u13uu-e>13ue reSeqas Buepuedrp srupq e3req
-u8req ufus nluaa ":a}o'LT,'dg e,{erq ue{Buer.u
.nuB8rp eraEas
un1,
,u,
uE(J
sruBq {Bsru
Eue,( uer8uq-uur8uq 'qu:ed Buu,t rsunrrs/lur{ rxu1ec .-.0c06 .d6
resaqes u,(erq ugr'.,e.,,

uele 8uu.( uurpnrue{-uule/hprad >lnsuuual


.(ueludnup)
uqe^ie:ad
E)fe;
l$[aro{
uelluEEu[1p
Spuanard-uelu/i\e:ad uEBuES{BIad uup ueus{lJeuad elrg .u'Es{lrouad nt{e,tr upud rurp
BJBcas
uB{nuellp 8uu'{ ue>iusruar llreqredueu
{nlun 000E 'dg resaqas e,(erq uerpnua{ .ueeuus4elad
rnlun 000I 'du (uu>1rse1sa^ullp) uBuuBS{Elad eped .urul Eler ueSuag
Br.uelas uule,nurad

'000L2 'dX
-'0006 'dX
-'000e'dg
-'000[ 'dX
utsnres

{esru 8ue{ uer8uq-uer8eq uerlue88ue4 'v


u,rpnua{-u?l'in'Jad lnseuual I$leroI_uElBA\BJad '

yltuarrard-ueleme:ed uuBuBS{EIad uepuees{lJaued .Z


ueeues{Blad euules uer.Ieqr,usl ueerreqrleued .I

rad uele,vrurad Fup aseg udu:oqeq uuelas e,(erq uu8unlrqrad eped


'!ra1e8 uBp uo{lBq-1e1ad uped r:elnurrla,Cuad qBIB'BI^J

1eqo18

:qBlupe

rse{rpuI

I., rBqurBC

D.

'uIureBeqas

uup '(uu8upa8uad) renl llln>l snarod eSSurqes uerpnue{-uute^\Brad


efu3uernl
.uauras-Jre-roDteJ
r{upuar nlulrq nels FBup nlelrq
'ufuuulepudal
{epp uerndurec uup uBunsns
'uaEouoq rypp efuuernduec
Suern>1 Buepu>1-Buepel uup 1edal

ualeun8rp {Bpll Supes


uIBIBp rp roceauad
Euo.roc
lapprd
rnr,le.,,
uerocaaued;T:tJtLlnJ
'nl! rseds eped qnle[ ledep (e[uure1 Jusu{ ugqequel uBqBq
uBp)
ru8u
uurusala,(ued

urolo{ 3ur1s11aq IrBp gu^tgq uur8eq a1 url8uunllp uaurasTrlsed rsads requaes Ipllral
efuurnlaqes
ImlBr 'Inqule{p IIBI4 nr1 luadas II:Ilrar rulEuui epfaE qnp** rnlun rruurr?qpled

'lpllrar m>18'ues Incunul tedep (Euuuf-8upu$ tuefuure1 uuEuelnl


uutuep
urolo{
-ruolo{ upud stuBlruar '(rupour) uoleg uBp s?qeq uetuunued ,aaup rsseq
nlBFq
leg1ns EunpuuEuaur Eue,( usrlnq.,nl BIurH u'qBq ueeuntEuad
'ledel Euu[ uerues quaf unpunEtuau )ppp
.usroceEued

ngng)
lre

Bptrureq-lutad usp

uutunqures upud uequqred ur(uEuerrq

uo{pq-pl{'dOn pluel

lrep

,Q,I
rgntq uelorofued :ufups*i

uernles ledruet-1udtuel uup r6Eu1d epud uolee tunpuiladprurqas


uuEuumlal
{uulesalad :urqusJur) tupsgeq IrBp {queq u,qo{o{e1 ufuEuurnl

86t

wlq

nurug

leo uqpqted uw

uepflered
tL-

194

Pedoman Pengeq?an Betqt

Beberapa kerusakan-kerusakan yang muncul akibat kesalahan pada pemakaian adalah:


pembebanan yang berlebih pada struktur. Contohnya: suatu bagian dari kantor
yang digunakan untuk tempat arsip-arsip
perubahan pada tujuan semula. Contohnya: tempat tinggal di lantai bawah digunakan
sebagai pertokoan atau tempat kerja.
perubahan pada lingkungan. Contohnya: gudang mesin-mesin yang digunakan
sebagai gudang pupuk
bangunan baru terletak pada bangunan-bangunan yang ada; peretakan akibat
pelasakan tambahan.

Untuk menjamin keawetan struktur beton selama pelaksanaan, secara teratur dilakukan
pemeriksaan. Apabila pada saat pemeriksaan visual telah terlihat tanda-tanda pertama dari
kerusakan, maka perlu diambil tindakan yang diperlukan.

Perhatian: Perlu ditekankan bahwa perencanaan dan pelaksanaan yang baik dari struktur
beton tidak menimbulkan kerusakan dalam kondisi normal selama masa-pakai yang
direncanakan.

Untuk mendapatkan gambaran tentang bermacam-macam bentuk kerusakan beton, secara


berurutan akan dibahas bentuk-bentuk kerusakan beton sebagai berikut:
Paragraf 2 Kerusakan beton akibat pengaruh mekanis
Paragraf 3 Kerusakan beton akibat pengaruh fisika
Paragraf 4 Kerusakan beton akibat pengaruh kimia.
Paragraf-paragraf ini akan memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk dapat;
mengenal kerusakan, menilainya dan kemudian membimbing untuk membuat rencana

i
I

tr

perbaikan struktur.
Pada Paragraf 5 akan dibahas mengenai pemeriksaan dan perawatan.
Paragraf 6 mengenai perlindungan dan perbaikan konstruksi beton dan pada paragraf
7 dibahas mengenai penjagaan kualitas pada konstruksi beton.

2. I(ERUSAKAN BETON AIilBAT

PENGARUH MEI(AI\I'IS

ga

Beberapa contoh kerusakan beton akibat pengaruh mekanis adalah:


tabrakan dan sejenisnya,
pengikisan permukaan, misalnya oleh aliran air,
ledakan, gempa bumi,
pembebanan yang berlebihan,

kelelahan, getaran.
Kerusakan beton akibat pengaruh mekanis dapat bervariasi dari kerusakan permukaan
(goresan, benturan pada sudut dan sisi) sarnpai hancur berkeping-berkeping bagian-bagian
dari konstruksi. Latar belakang penyebab kerusakan beion mekanis aan pengenalan -<lari
kerusakan itu tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.

3. I(ERUSAKAIV BETON AIilBAT PENGARUIT FISII(A


Beberapa contoh kerusakan beton akibat pengaruh fisika adalah:
pengaruh temperatur,
a. paltas hidratasi,

b. kebakaran.
akibat-akibat yang bergantung waktu, seperti susut dan rayap,
pelesakan yang tidak sama dari pondasi atau titik-titik tumpu.

Cc

be

Pel

dir

sitr
bel
ten

'$'7

nqurg) {rrsr ueEue8al uuquueur dn88ues uolae Bu,rrr l,durel


Ip
e1 rcduus rulufuau uB{B uep Eurpurp qe,$Bq rsrs uur8eq
.sgqeq
uu>lu
uu{elered
lrup
Inqtull
tuns8uelraq 3uu{ uB{apuauad rpef.ral Burpurp ssle
.r?seq qlqel qnel
ISIS uer8eq rc
nlrs
:Buipurp
Ip uoloq luluul uulPnlel Buere{ qalo Sueluqral
qerB
ruEIEp
uu{apuauad
leruoslror{
'{apuaruaul uelu Surpurp'rselerplq
I'lB/heq lsts uut8eq
IC
qetelas
rpefta1
Buuf
ueur3urfued
uB{qBqasrC 'J.09 lslllas tedues
uB{B Jnlgradurat
rselgrpnl
1efuuuau
re8eqas uorrq
tEqDIE
Surpurp u,I'qelor Fup Bunluu8-rag 'uoleg Burpurp u,ryocrp uolae rBluBI
nlBns Bped
:rtQtuoS

.(uorag
r3o1ou1a1 '9 uer8ug leqll) seuud uellrseq8uau' (rseleJplQ rru
uuEuap uauas rs{Beg

lselBrplq sBuBd
'.rn1eradura4

u"ltrBual ?BqplB ue8uefuedrag Z.Z rBqurBC

ffi
r-rI

--I

r/

-+-

/l
tt
ll
tl

L_r___

ffi

'(rarurl )tupll Suef rnlereduel

ueqeqrued luqr{B re8eqas)


welup
uu8uu8at
uup (ue8unl8url uep leqpp) rn1ua1
Irrpues
ue8ue8al '(8uu[uud uu8ueluq8ued
puuou
luque)
uu8ue8at llnqup uele Buudurcued uped
,IEU, :(c z,'l nquog) rarurl {?pp uup ,t,ra.,
{Bpll Euu{ rnleradrual uuq'qruad uped
'Jnlue[ ue8us8el e8nf

ue{B

lnqurp
lBuuou uu8uu8al ur?las '3ue1uqra1 Bue,( {nluaq ueqeqnred
BpBd 'Q z't nquog) !y lapuaueu uB{B r&^\?q rsJs uer8uq ue1?uupa, .ilv
unauniuno"a
ugququrel ledepuau uBIB selg rsrs uur8eg .EIBr-BIBJ rnleradual ue8uap
rnleiadurat

ueepaq:ad IBqHB re8eqas ue8unlSualad


nlnr-rter ue3ueluedred Inqup
lnqull ue>Js e8nt'lV
Eurduus Ip B{Btu t{u,treq tsts uet8uq epeduep rnund qlqal Jnuruts ssle rsrs uer3eq
epg

-rv

,ur uuEuuruedred Brrs


rnr'ror
r;L'fl#,lilj,t;lJ:-#:r#J:;':ilt::l'"X:
{r'uau
'ueEue8at InqI'uJl.us1e Suepqtal 8ue{
{nruaq ueqeqruad upe41'@'7'7 )rq*rg tDtltt) Inrunu
1q ue8uu8al-ue8ue8el u4eur 'lnleradtuel uwpegrad lrep teqp1u ruEeqas seqeg (lseturogap)
Inluaq uequqrued lpeFet 'suqeq :pra8raq rdup Bue,( ,rl-truol uens ,pla BIIS
ltnptadwa| qntoSuad 70Et10 uol01atad nfims oKu\ncunu ououtl0gog
'(p yaEuru4
luqll) qured tuef uoleq uB{Bsruel ({ntuaqruaru) uelquqaluau uu>IB rur uolqaJad efss
ntuef drsarSe Euer( uBr{Bq-uBrIBq uuEuep rseurqtuoryeq qlq rru61 .ue:[esruer uolqeqa{uau
IBPII uopluuqel uBp snpq
uB[Bp ssleqrq uelqarad {nlueg .1ur(uulnlaqas
{Bler-{etar
uultunllqradlp {epp Brrgru rp) uu:prppadp:fepp Euer( ludulat-tedrual uB)tBlared ur:pdruaur
Ip
ufuuq rnlureduet qruetuod rqpp pEuqas yoleq uB{usruar uunu:1tuef urnun ,*r"g
-rn1e.radua1 qrue8uad

96]

luqgu uofaq ur:lesruey

I.t

uopg Jnarus peo uelleqed uw uepile@d

Pedoman Pengerjaan Betm

196

.ta-

It'

{-'

potongan a-a

tampak muka

Gamban 7.3 Peretakan hidratasi.

Kebakaran

Kemungkinan terjadinya kebakaran hampir pada seluruh struktur beton selalu ada,
tetapi bila setiap struktur beton diperhitungkan untuk kebakaran besar merupakan suatu hal
yang berlebihan. Peraturan penutup beton pada tulangan sudah cukup menahan keruntuhan
struktur yang terbakar. Dalam hal terjadinya kebakaran akan timbul perbedaan temperatur
yang besar pada struktur. Mula-mulanya bagian permukaan amat panas dan akan mernuai.
Semakin masuk ke dalam beton, sennakin kurang pemanasan dan pemuaiannya akan terhalang.

Di dalam beton struktur sendiri timbul tegangan tekan dan tarik yang

besar.

Beton yang tertahan oleh tuiangan akan retak, sedangkan selimut beton kebanyakan
akan terkelupas. Pada saat kebakaran dipadamkan, permukaan luar cepat mendingin akibat
semprotan air dan seterusnya. Tergantung dari besar kerusakan yang terjadi, akan
dipertimbangkan apakah struktur akan diperbaiki atau dirubuhkan. Bila diputuskan konstruksi
akan diperbaiki, rnaka baja beton perlu kritis diperhatikan.

3.2

Efek-efek yang bergantung waktu seperti susut


Sebagai pengertian yang baik, jenis-.ienis susut yang berkaitan dengan beton dapat

dibedakan dalam:
susut plastis,
susut pengeringan,
susut hidratasi,
susut temperatur.

Susut plastis

St

Penguapan air dari spesi beton yang masih plastis akan menimbulkan penyusutan yang
membawa peretakan. Peretakan susut plastis biasanya tidak dalam. Lapisan permukaan
akan mempunyai kualitas yang lebih buruk. Karena itu perawatan-kernudian sangal
dipentingkau untuk mencegah kehilangan air pada beton rnuda sebelum waktunya.

Susut pengeringan
Bila beton berhubungan dengan udara kering, air dapat menguap dari pori-pori kapiler.
Fori-pori kapiler adalah tempat penyimpanan sisa-sisa air berlebih yang digunakan oleh
spesi beton pada pengerjaannya. Di sarnping itu sealean-akan rnenibentuk suatu susllnan
salui'art yang berhubungan di dalam [oetcri" tsiia aii riari Bor"i-pori in; meriguap, gaya kapiler
akan menutup pori-pori yang menyebabkan pengurangan volume. Ukuran dari susut
pengeringan tergantung dari beberapa banyak air yang dapat menguap dan struktur poripori (pori-pori halus memperlambat penguapan).

Si

At

-ry uorl{ela-uorllele BUBIIT Ip ureSol ueu{nurad uup upr8eq qBIBpB opolg) .uruEol Bpud
deta -e uoJllola-uorllale uep lruBletu uB{B ++ac
ISeq uor-uor urel ulBI uu3uaq
1u33ur1

_af + *al, z e_ e.{


: 'fduatwtli ISlieoU 'Irur?l ueiiu [r]ai-u :Juur.u up u;u3o1 rire{nuliad
lrcp uer8eq qgtsps
sporjv 'y'L rEqtueg
upud
uoleq
lEqlllp
tuulep lp BfBq rsoro{ saso:tl uup ue8ue.rauad
ludep
.uo.r1)iela-uoJl{Glo
uuxeurqrapa,{uaru
uu8uap uu8unqnq:aq e8n[ ,uor_uor Burcitues
Xnlun
uE{ulu{JP ledep rul 'Inriururrx/orqale sasord nlens r{ulepg rsoro)I

Ip ls{eor eped

urrnqBq

uqeuoqru4Suad leqplu ue8uelnl rso.loy E"t


'e,(ure8eqes u?p ueurure88uad ,uetuusu8uad
uolaQ
uu>1usrued
leqplu
'uplrolqc 'q
Bprsrorp uoqr8)i uBp uotoq
rsEprs{o
uu{quqesrp
uBluuoqrelSuad .B
Iteqrxe ue8uelnl rsoro{
:rlBIEpB r/l\Brturx leqDlB r.roleq uB{Bsrua{ qoluoJ ede.roqag
'ei(uie8uqes uep -rnl{rulse{ur .>1ndnd Buepn8 .rdes

.rsepuod :ue3uap
Euupuul 'uu>1o1as udld'uce1 qsturu rsepuod'Sunpa8 JBSBp
unrpryrq
fBiuBI
srue1ruel rul 'ueqeqruel uBrtBqrad uu4iudupueu nll BuerEI qelo uep .lncunur >1e,(ueq Eurled
ur:18unur 8ue,( uoloq u?{Bsruo{ ue>tredn:etu eFup{ qruu8uad leqDrc uolaq ug{Bsruex

vfi^tm
HnuvcNgd (rmvfiurx) "Lvgrurv Norgg I\IHHVSnUSX

"?

'relrlturp ueryeqrad qe13uu1 tunlaqas


unlSuequpadrp sruEq uu4req:ad uel{runlese{ IrBp r!,uouole ueleXela>1 uurpn111ay .rlgqr.ua{
8uruHIP uB{B rnt{n"ls (e,(urc8eqas uup riurrul uu>lreqrad i,mdu:auad'Suucuud Buun uffitueuad

p:edas rsepuod uulreqred ueutlSunrual


rur
ue8uerelal
ue8uaq .uulesalad
Insutural)
efurpeftal quqa,{uad uelnluelueu srrerl uusl-Buzuad 'utues
{Bpp Buur( uu>1esa1ad luqgg
uotestua{
tuupp rnlltuls uulal\ea{ ldqat ,qn1un: unlaq

IS

u
lB

ueernlrad eped .Surlua8 r.tEBpBeI

'ue4u'la:ad

IInqtLIls
uu8uap srlseld trerpuas:ad InJunu uep qnlnlau uB{B uu8uelnl .reseq Buef
ueluselad uuepeq:ad Bped 'uelup u,(u8 uur8eqruad epud uuquqnlad ue4quqa,(uaru uBIB
nluel
sllBls Jnl{uls zped uelusalad
'lnpns uurelndred n{ls
ueBtuESIBppeX
IBI
IJBp undnuur
p>lluaa ueqepurd:ad nele Isluosuorl ueqepurdrad >1n1ueq tuBlep
.uB{usaled
Ip IIBq Inqup
uu1ela1ad uped nEfB IsBpuod rrup EruBs 1e1 Suer uB)lBsaled gc

'qe:ud Suel ue{?srue{ uellnqtutuetu us{B glsa-r8e 8ue,( ueqeq-uer.leq uu8uap rsgurq11;ol
rdBlat uB{BSrue{ uB>IlBqlIEBuetu )fepp ue>Ju,(ueqel uep snler{
{Bler-{qar uped seleqrat eEnf
luls IF uE{Blared 'uu4Bla:ed ueutlSunura>1 uu8uap 1Fu1 ue8uu8al lncunu uB{B Eueluqral
tuef {nlueq ueqeqnrad qal6l '(-rnleradurat uepaqrad) 1'g gur8urud-qns uped ue1u1e,(urp qe1al
8uu,( ede uu8uap lensas u(uruseq slre8 ureiup lnsns IEqDIB luqrlrel Bue[ unrlnr-ry'

.o
d

.
Jn
UB

lB

'et

'1'g ger8ered-qns uped suqeqlp qe1al rnlereduel lnsns

.rnleradtual

Insns .

'Eurtuad ru13aq )lepll slqerd uup


IrJeI le8ues purueral Suuf lnsns .snpq

leEues JnDFulsreq Euu[ pod-uod uurstEuad ruEuqas uu>FlsJetJp ledep Jesag uerEuqas
Fn rrp*
nsns 'uatues uBp JIB erunloA turpuuqrp llJa:l Wqel Euu,( etunlol refunduatu {UuaqJat tuu,(
uarues IsqerprH 'llce{ tuu,( aunlo^ ueEuernEuad pepal u?{B uauas .rsqerplq Eped

lselBrplq

Insns .

'(efupod-god rUtpas) 4pq Euu,( uuleputuad epoleur


uutuap ue)IIsBuIquIoTp uup
rre
uSlEunur
'(uurnduruc
qupuar
uaruas-JrB-JoDtBJ rBpB{
lpppas)
'
uuEuap uoleg uernduuc qlFueut uetuap ruducrp ludup uetuga8uad
lnsns uuEuurnEua;

L6t

uopg rnarug yeo uelleqted uw uepn4eted

ttol

Pedoman Pengeqaan Beton

198

yang tertinggal akan menuju ke sana (oleh logam) dan bereaksi dengan zat asam

(Q)

dan

air (tlO):
O, + HrO

+ 4e- -+ 4OH-

Ion-ion 4OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe* dan membentuk 2Fe(OH)r. Oleh
kehadiran zat asam dan air terbentuk karat F Pr. Karat mempunyai volume sekitar enam

kali lebih besar dibandingkan dengan bahannya semula. Apabila baja beton yang berada di
dalam beton berkarat oleh pembesaran volume akan muncul tegangan di dalam beton yang
mengakibatkan peretakan. Air dan zat asam semakin mudah berhubungan dengan baja yang
mengakibatkan hasil akhir yaitu, sebagian dari penutup beton akan tertekan lepas. Pada
penggunaan beton bertulang, bahwa baja di dalam beton tidak dapat berkarat adalah suatu
dasar pengandaian yang terlalu mudah. Suatu pertanyaan; "Apa yang diperlukan agar
tulangan selama janglat masa-palcai struktur tidak tergansSu 7", sering kurang dibincangkan.
Untuk menjawab pertanyaan ini kita tidak dapat menghindari tanpa membahas segi kimia.
Beton mengandung kadar alkali yang tinggi dengan pH (derajat keasaman) 12 6 13. Oleh
pengaruh zat asam dan air, pada mulanya timbul korosi tetapi lapisan oksida menjadi sangat
rapat karena pH yang tinggi di sekitarnya (beton), sehingga proses korosi pun berhenti.
Pada beton dengan pH < 9 terbentuk lapisan oksida yang kurang rapat pada baja, sehingga
proses korosi dapat terus berlangsung.
Oleh pengaruh masuknya zat asam arang (COr) dari udara ke dalam beton, nilai
(harga) pH diturunkan. Kapur-udara Ca(OH), diikat dengan CO, dan membentuk Kalsiurn

Karbonat CaCOr.
Reaksi kimianya: ( Ca(OH), + CO, -+ CaCO. + HrO ). Proses ini dinamakan pengkarbonatan
(Gambar 7.5). Kecepatan dari zat asam arang untuk masuk ke dalam beton tergantung dari
permeabilitas (porositas) beton. Bila permukaan pengkarbonatan (pH < 9) telah mencapai
lingkungan tulangan, asalkan terdapat air dan zat asam dapat diperkirakan karat terbentuk.

d:

d:

dr
tu

tu

ki

m
px

b(

la
bt

yi,

Ct

la
tu

.......Ferq........ (karat)

Gambar 7.4 Proses korosi baja.

'unqq I qBlales IsoJoI lu/t\u uBullSunuel

'unl{Bl

I'

16 = zSZ : nllu,{
6=
ue>1urr1.rad1p tedep elutu ,rnqelalrp u qulotas

'ruru SZ ueuelupo{ eped ludep-ra1 ue8uulnl

'unqul9[=l

'unqel/_tuu 6 E F
=

tutuZI=J

9l

XE=

BIBB

Wl

ite-zJ

'3un1rqrp
sruBq
e
ueteuoqrul8uad
Br.uut_Btueuad
HUElsuo{
:uegesalar(ua6

;uo?uolnt rudocuaw unlo uotDuoqtnlsuad uonflwrad uodotl unlolplrad


:u.{ue1rq

InuIIes IBqeI 'tutu

ZI

'ruru SZ uc8uelnl
uBlBuoqrB>13uad ueuelepa{ B/nr{eq uu{nuelrp eur.oluuloual uclruBl
'qBqrual uuSun>13ur[ ruBIBp .uo1aq rnuruls rpud

uEnluBg uuSuop uep unqsl

gI Jnun

:qotuoc
'nqE-nqs utuu/l\req dulat (O

> Hd) uplBuoqrBl8uad ruule8uatu

Bue,(

uer8eq ue>18uupas 'upntu l{eretu Btuu/t\req (O < ffd) >yeq 8ue{ uoleg .qucad leqedrp ruuq
Suer( uolae qeled-Sueprq uege{nur:ad uped uel8ugnltp rut uslrug-I .eur.aleulouq uelruBl
uBnluBq uu8uep uulruuellp Buut{.Iapas BruJas ludep uoleq rp ueleuoqrulSuad in*n1*i"y

'(unqul) nf{BA
=|
- B

(unqelTrtutu) uuleuoqrelSuad e1uu1suo{


11eqat) uuruulepa{ =

(unu) uuleuoqrulSuad

Buerrrrp

lB=zC
:lmlueq snuru uele{apued nry1raq
nDp^t lrep rs8un; ru8uqas uuluuogru>18uad uur.uelepay'uu8ue1n1
ludecuau usleuoqrs>18uad

uuulntu-rad uede>1 rlrprlar(uatu {nlun ueurlSunue{ Bpe uoleq Jnl{nrls BpBd

'261

1n1a1ou

{slouetu rrv 'uBlBuoq:u18uad lpeFat {Bpp rrB ruBIBp Ip uolag .(rle tedeprel Inpll) lBre{
ue{nluequad eduul ldetat ueleuoqrulSuad e8nf rpu[:a1 '3uFa>1 ueEunlSurl rp Bp?raq uutuulnl
ultqedy tedet nlBles {Epp lul IEq ule,(u:a1 3r1ua,re:d-uelu^1urad uuqnlnqa{ e- ue3uelnl
rcdscuetu ueluuoqrslSued uBB{nIu.Ied 'urc1 ele1 uu8uaq 'rpu[:al und ue8uulnl rsoJol uup
ue8uelnl tedecuatu ue>1e 8uu,( uee{nrrrJed ueleuoq:u18ued uulqeqefueu uu{B ur8ue uep
Eceno depeq-ra1 B{nqral Eue[ uoleq rnuruls Blrq B^\qBq de8Euur[ hrrrrr
lrtlnrd *rinq
'uolaQ

3{ {nsBu l{Bpntu uu8uep Esglluuuas Euure uBsB lez lueleuoqre>18uad ledacraduaru ledep
usB{nurad uegeluse{ uBp uB{qered 'ufusrualas uBp ufeq aunlo^ uBqBqueuad lBqHv

'

e1

.I
l

'uelBuoqrel8ua4 g.! rBqurBC

O'H +

TOCBC

q
'

<- .OC + ,(uO)eC

'
J

b, -bc

n
?

=*

t
I

t
qc

ue6uelnl

bc ----*

66[

wleg rnarug

leo

uaileqed uw ueta$&ted

llO

rL

'lt

Pedoman Pengeq'aan Beton

200

Konstanta pengkarbonatan a tergantung pada: permeabilitas dari penutup beton, jenis


semen dan lingkungan struktur @asah, kering, berganti-ganti). Setelah menentukan tebal
pengkarbonaian dan kualitas dari penutup beton pada beberapa tempat di struktur beton,
maka dapat dibuat perkiraan kemungkinan risiko untuk tulangan di dalam struktur beton.
Suatu rencana preventif dapat disusun. Mungkin dengan mengoleskan lapisan pelindung
telatr cukup (pencegahan masuknya zat asam arang dan/atau air).

v
d

yr

al

Perhatian:
Dalam praktek, ternyata timbul pendapat bahwa tulangan dalam beton yang langsung
berhubungan dengan cuaca dan angin akan berkarat, setelah beton di sekitar tulangan
ternetralisasi (pH < 9). Penetralan beton disebabkan oleh pengkarbonatan akibat penerobosan
zat asann arang dari udara sekeliling.
Kenyataan dalam praktek yaifu, tulangan dalam beton yang telatr terkarbonisasi selama
sekian tatrun pun dapat tak berkarat dan mungkin pula tidak akan mengarat. Di samping
pengkarbonatan bukan satu-satunya syarat-batas yang harus dipenuhi, ternyata kadar
kelembaban udara di sekeliling tulangan pun ikut menentukan tulangan terkorosi.
Penutup beton yang cukup tebal serta berkualitas baik akan mencegah tulangan
kebasah-basahan. Dalam segi praktek, bila struktur beton bertulang dilaksanakan sesuai
dengan peraturan beton maka kemungkinan tulangan berkorosi sangat tipis, walaupun
beton yang dinetralisir telah melampaui penulangan.

4.2 Korosi tulangan akibat chlonida


Dalain Paragraf 4.1 telah dijelaskan bahwa pada proses

pengkarbonatan adalah
penentuan saat di mana munculnya korosi yang terlihat, yaitu pada pH yang lebih kecil
dari 9. Juga pada beton yang tidak mengalami pengkarbonatan (pH > 9) korosi dapat
muncul. Umumnya chlorida-chlorida adalah penyebabnya. Chlorida dapat berasal dari air
laut, bahan pembersih dan lain-lain. Konsentrasi yang kritis dari chlorida di dalam beton
dapat menyebabkan korosi tulangan di dalam beton dengan ph >. 9, tergantqng pada
kepadatan beton, tetapi lebih kurang dapat dinyatakan sebagai: 0,57o Cl- berkaitan dengan
berat semen per satuan volume beton mengeras.
Proses korosi elektro/kimia berbeda dengan korosi akibat pengkarbonatan. Kehadiran
ion-ion chloor memperkuat keda elektrolisa air. Ion-ion chloor dapat mengambil ion-ion
besi dari lapisan oksida pelindung (dinamakan lapisan tak terganggu) sehingga rusak

(Gambar 7.6).

tf
p

di
sI

tr

h
di
ni

4.

yi

l.^
AC

ke

P:

4:

b
o1
po

dil
lapisan oksida pelindung
bila pH 2 9

ke
da
da

atz
batang tulangan

Garnbar 7.6 Korosi sumuran.


Kerusakan-kerusakan ini akan terjadi seternpat. Anode kelih.atannya besar, tetapi
pada hakikatnya hanya membentuk sedikit bagian-bagian anode kecil yang tidak terlindung.
Di sini rnuncul kerapatan arus yang tinggi pada kerusakan sets!^.npat, clengan akibat
"keclalaman penggerogotan" korosi sangat kuat (eiinanrak;'n kcrcsi s*i;iulaii etau 'pitting').
Pembentukan karat akan bertempat pada jarak tertentu dari tennpat rnelarutnya besi
(anode), sedangkan perusakan besi yang tak terlindung berlangsung terus tanpa dapat
dihindani. Korosi sumuran sangat menyesatkan oleh karena hanya sedikit produksi korosi

nl(
ga

sel

ter

jrr

4":
be

ali

der

ter

'sBdolral
u,(uuu1u>1r eSSurqas ue{auau 8ur1es ue{e ueuas uunleg '(ltul g'g) aunlo^
ueresaquad ue3uop
lura*ru
Suutas SunsSuel-l3q IiiI ueluxr8ue4 ',ler8ur-r:la. xilluaq:al u[{L?
iuls tG
{.,,,ij) }cffil}..r][B
uefiuep lsXEoJ3q {-IeXe llrJlns uep slcjlrts Euii6l'uu8uaru 8uu,{ :ie ue8uogr uuEun5?ilrs-:sr1 r5o}aq
EIrg 'uexapat 8ur1es ue(uas uuntuq e8nt ludep .ueuras ugnleq uuln:e1ed Bur,Jules 16
:u,{u6esrm} eue"eeE-lxu:e8 Elalc uaruas uen}uE uere*mBua
d z.e"p

(3ugtrrrs

'u,(uru8eqes upp rdes Suupuu:1 '1ndnd Buepn8 rp uoleq-uolaq epud


u8nf
Inqul tudup IuI (uuJ?tues uB{BSrue) 'qnluru uE{B lolr-edrd n1>1ulr ederaqaq Buulag ...rJncJal
Eue,(
'uer{runlesa{ su6alaur ueues
uu{e ueu{n'.ruad uur8uq rp
'plntu-elny[
IpllJa{..
Incunu
uenluq uped uelell-usle{I 'ueff3-'"uure8 uuiruuled leqr{u 'elepn JrBJ lBz onsu eped .tuuJe3
uup erupn-rndc4

uu8uap l$ltaraq
'3uera1xi
ue4e
8ue:alaq
{ruuaqulotrl
r.uESV
tuuse
truueqtllaru
,(.lrec
uep uiese 1ez ue8uap errur(uasJoq uu{e
?us,(
uurrec
uuu{nuuad
sele
1ez)
{nlueqlal
5zg
rq '?ue-relaq luBss qatro uolaq
uulusruad qelepe
qalo
tuese
uolaq
uequsrued
1ou-edrd
Fep
selaf 8ue,( qoluoJ 'leder qlqat rpefuau uo]eq uBe{nuued eSSurqas .Fod-uod rsrflua1l|
ludep
Iruuaqral 8ue,{ urereS-urureg'1er18urueur urJxpl ue4usruad uB/nBIeu uenduuua{ urfeur.Bupaq
ue8unlSull LuBIEp Bperoq rnllruls BIrg 'srual ueleFaq uu4esrual u,(uuuarel qalo -ug{ln,(uuqrp
uB{e IIIeJEB uqn-re1 e{Btu 'tlle8uatu Euer( JrE ruBIEp BpBJaq Jnqtuls elrg .uolaq selrsorod

ue)pllBuetx ue{e '(:tu tuclep Ip lruElaur qepnru) urereS-ueru8 e,(ulnluaqral uuarc{ qalo
'ueue:e83ued ,4niuraquau uoleQ uped luduptal Bue,( urupn-rnrlel uu8uap eruES_BurBSJeq
[IIBSE-IUESV 'uoloq epud >1esruau
8uu,(
ru{undueu
[unu]n
eluoas
r.uuse-1lIesv
laga
(tlesB-ruesB qalo uoruas uBnfeq uBfnJBIed
rtv

.*;'nnj,1l"Jil,J",H:l'ff

il,J;;nff

:sel.lBqlp uB{B uelruruaq BTBJaS 'uoleq ue>1usruad reue8uatu seqBqrp us{B rur qgq sped

'sqrlen{roq 8uern1 8ue{ uoleq epud

uu>1esrue{

IPuFet UBIB sslaf efus ntual 'uelleqerp rusorutB rp drsar8u utsqeq-uur{uq qelunf rrg{rgua{
qalc {IBq sE1ilBnlraq 8ue,t uoteq tnuruls uelusruad B^\r.leq uu>14nftrnuar.u senlaw 8uu[
uelllleuad 'e8ur1a1 rp ruSuep:a1 Supas SueX nluns rpefuaur .(ruesu uufnq.. qulrlsl .se1af ulunuaru
UNqq OZ JqITAS IC

JUSOTUIB SBIIIBn)I .SU1UI1 NIEI UEP IJISNPUI UBII?UO{ qAlO 'IUT JIIPIBJAI

uereS-uere8 uep dJsa.r8e tuese-ruesu qalo uolaq uB{BsnJad

tV

Bplroltlr ueqeuad Eurleo>1 ISeloIp snruq rnDlnrls epud 'epFolrlo rup6l e,(u1reu
qu8ecueu {nlun 'rsloda rBuotu uu8uap ledtualas ue8unpurlrad ue4Sueqturpedrp tedup
'ue8ue1n1 redecuau unlaq BplrotqJ uup BpuolqJ lplryes Eunpuu8uaur Buu{ Jru{ruls Bped
'Bplrotqc Eunpue8uau Euu{ uolae
uur8uq pueSSueu ulrq rudecral u,(ueq ..BpuolqJ uE{BSrueI.r BuaJB{ tu{e{ 3uu( uulruqred

t'

J
f

nlens ?^\qeq uulndurrsal IIquBIp tedup'e,(uurnleqes [Bq uelneqradrueru ue8uaq .ugJnurns


Isoro{ IPeFat ludup nlls Ip ufueuarel 'apoue lncuntu ppuqradrp 8ue[ uerfleq qglaqes 1p
leda uolSuupes :epolal rpefuau Suurelas Hlsqredlp WIel Suef uur8eg'ufuuureluuq8ued
resaqradureu uB)[B lul 'wqeqluele{ eped uoqulagp u:llf 'lnrulatu Euef rseq uor qoto 1gqurgqre0
uulu Eunpulad Bprs{o uusrdel '6 < Hd uBp Bplrol!{J lrep sBqeq qupns uoleg .qequral
uuEuuqurasal rcducral ruuq Eue{ uufeq upud uulpqrad qBIe1aS .e2.7 nqurzg) epoue

qBIBpB tpu[a uBrnuns IsoJo{ Btrstu


tp ludtueg'rsoJol r$lual ue>lsrueueru {ntun dnlnc tuu(
Bplrotllc ludepral qlsstu uoleg Eurlrla>1as Ip ldslel '?plroHc Eunpuutuaur rypp ueleqrad
rBuotII undqsa;ry 'Uns le8ues ..spuolqr uB)psrual.. eped IBIaI tuu,( uB)lrBqrad .e[uq
uuEuqnl Euqug tuedtueued ueEuurn8ued uuarel qelsseur rralueqtuaru mDlnrs wlBrDIaX

'
tl

lBquIBIrA Euqup

uelufueqe{ uoleq dntnuad uesedaled uup rrB{slerad gep ueleEuFad {eJg lnlueq1p Euef

toz

uotog rnAruS peq ueryeqod uep

uepilered

wl
]

,I

202

Pedoman Pengeqaan Eeton

Faktor-faktor penting yang menentukan ketahanan sulfat adalah:


kepadatan beton. Semakin padat betonnya, semakin baik ketahanannya. Faktor air
semen rendah dan penambahan bahan tambahan halus, abu terbang, tras, atau

'silica fume', akan berdampak positif


kehadiran aluminat pada semen. Semen dengan kadar tricalciumaluminat (CrA)
rendatr (< 3%) cukup untuk menahan perusakan sulfat. Suatu semen berkadar
rendah CrA juga merugikan yakni; beton mempunyai struktur yang kurang padat,
sehingga misalnya: chlorida dapat mudah masuk. Suatu kombinasi dengan batran
tambahan halus ektra akan merupakan suatu penyelesaian.

5. PEMERTKSAAN (rNSpEKSr) DAt[ PERAWATAN


Beton bertulang telah terbukti sebagai bahan bangunan yang murah dan terpercaya.
Dalam beberapa hal yang terbatas (sekitar 2 6 3Vo konstruksi beton), tindakan tambahan
masa-pakai konstruksi diperlukan. Dalam paragraf terdahulu telah dibahas apa dan mengapa
kesalahan dapat terjadi. Bagaimana dapat diambil keuntungan dari pemahaman ini pada
desain bangunan-bangunan, penilaian keawetan dan kemungkinan perkiraan perawatan masadatang. Dari penelitian terhadap kerusakan gedung-gedung yang ada terlihat bahwa sekitar
50 Vo kerusakan secara keseluruhan atau sebagian besar tedadi pada fase-desain. Perencana
harus menyaCari bahwa beton bertulang tidak dapat tahan terhadap segala bahan-bahan dan
pada pelaksanaannya mungkin pula dibuat kesalahan.
Mengenai bangunan baru, masih banyak kemungkinan-kemungkinan

untuk mendapatkan

struktur yang awet. Pengelola proyek memilih konsultan perencana yang terpecaya serta
ahli dan sangat penting tidak menghemat pada perawatan kualitas yang baik di saat
pelaksanaan. Bila bangunan baru direalisasikan, maka desain bangunan yang baik harus
memberi perhatian pada perbaikan dan perawatan. Masa-pakai sering dapat lebih terbatas
dari yang sudah diperkirakan sebelurnnya. Misalkan tedadi kerusakan.
Sekarang menjadi suatu masalah untuk menemukan kemungkinan kerusakan sedini
mungkin. Pemeriksaan visual yang dilakukan secara teratur (misalnya: setiap 5 tahurr)
penting dipandang sebagai bagian perawatan struktur yang seharusnya.

5.1 Metode Pemeriksaan


Suatu pemeriksaan dirnulai dengan penelitian terhadap riwayat struktur beton.
Sebagai butir-butir perhatian berlaku:
lokasi dari bangunan (lingkungan agresip dan sebagainya)
tempat siar dibatasi
persoalan selama pelaksanaan dan bagaimana persoalan akan diselesaikan
campuran beton (enis semen, faktor air-semen, bahan tambahan)
tulangan (letak, diarneter, selimut)
perawatan-kemudian
lapisan penyelesaian (penghalusan)
pelaksanaan perbaikan sebelumnya, juga pada waktu pelaksanaan.
Kemudian pemeriksaan dapat dimulai.
5.1.1 Pemeriksaan visual umum
Pemeriksaan umum ditujukan terutama pada tempat-tempat yang berbahaya.
Untuk korosi beton misalnya:
elemen tipis
pemasangan pagar berkisi, lampu reklame dan sebagainya
saluran air pada balkon, pelat-galeri dan balok lintang di atas jendela

ha

5.1

'(0 > Ud) ue{ruuelrp redep r,rglguoqrgl8ued

_ .uonq
uuulnuued aulelsuloueJ uelruB1 uu8uaq

rrpurlrs qenqes roqrp .roq ue3uag


ueleuoqnlSuad ue:n1n8ua4
uelnluolrp ludep

uoleQ lnutles Iugel '(ue8ue1n1 roUalap)


lnurlas ueleqala{ rnln8uad 1e1u ue8uaq
uoleqdninuad uern>1n8ua4
:uBp urpJel UBBSIIJaUad

'ufuurnlaqes uB{BrDu"dlp
nntt
uu{nualrp
r{Blal
uu{Bsrual
Eugru Ip ledurat
-tudtuq eped IsBrluesuoual Eue,( ueprleuad unrlnlnlrp 'ueeslpauad
ue:odul r'Sep s'tv
IlBlep uBBsrlrretued rl.s

'uuln{Bup

sruBr{

I1qep upes{lraurad,uulerqradrp nele uBlnurallp ue{Esruel uurequeS


lrup nlBS BIIS
..r3ncJel IHIDI UeU:1ntutad..
Jurrual tedtuales uolag

'Blrupt uelesrued
Bplrolr{3 lBqP[B rsorol uBIBrrX
-radp ludup .uuEuu1n1 rsorol

u?{qer rslplas Ip luploJ sruB/hraq

{pulq-{qurq ue8uep uelqer


'ue8urda>1 .ueqelaq

ueEuelnl rsoJol

stuBlatu UBIBSTeI

IBJB{ JrB

.{qeJ-{qeJ

ledtuelas uu{Bsrua{-uB{Bsrue{
Irsedraq uuelnuuad

uqelrurad u,(u8uu:n1
dnlnual Brupn
Euuru nqu lpllDt rul8uus
8ue1uqra1 Euef {nlueq
ueqequed e.1 nquag) snseld
unrpsls uped uolaq uedepua
-3uad ueueqaquad ueqrqalal
.ISBIBJPIq

(r

uoleq tuulep rp

JBSaq Bueru-Bueru

s
lB
sl

{?IAJ.IBIOJ

'lnsnspupal uulularad

uelsqrla{ snlBq {qar-{qar _

gvgglNsd

TI

NVIVTVONgd

NYVSXIUtrrutrd

JB

-B!

'sr1se1d runrpBls upud uolaq uudepua8uad


L.L rBqrrBC

?p
ed
uBr

'e/

uolaq uedepua6uad qelalas

ernuros

pads

TIBT

ueel;;:I

.IBI

'u,(uunlaqas rrue$llJaurad uuEuep uolturpueqp


IIsBrl_llsBrI
'uuuslpaurad uurr[E rcseles depag .oloJ-oloJ ue8uap sulafredp uqEunur uep ueetnp_uue8np
uBsnsnlHe{ lBlBrueu ueEuap uqnluelp
stuBII rlug$luerued uu411t IrBp IISBqIISBH
'nJuq/Eul?l uopq sBlB
roc ueEunqu?s uup Joc ueEunquus
l?dq
Ip
Iosuo{ epsd tuled uuEunlnp Edtual

802

uopg narug

leo

JBP

(v
nBl
JIU

uefleqred uep uepnepd

il
lr

uor

pedoman pengeqaan geton

2O4

Pet

Beton yang baik berwarna merah jambu (rose), sedangkan bagian yang telah
mengalami pengkarbonatan tetap benrarna abu-abu. Jika permukaan pengkarbonatan
telah mencapai tulangan: pengukuran kadar kelembaban pada tulangan.

jun

Pengukuran kadar chlorida.


Dari beton dibor sebuatr monster. Di laboratorium kemungkinan terdapatnya chlorida
ditentukan. Berikutnya ditentukan kandungan chlorida terhadap banyaknya semen.

lan;

tan;

mir

Kekerasan beton.
Perubahan pada suara/bunyi (pengetokan dengan palu) memberikan indikasi tentang
kualitas beton dan kehadiran lubang-lubang dan retak-retak di bawah permukaan.

Permeabilitas beton.
Dari beton dibor sebuah silinder.
dapat ditentukan.

Di laboratorium permeabilitas (porositas)

.Y

:,

beton

6
c

,.y,

Sesuai dengan hasil-hasil yang didapat, penelitian dapat diperluas. Pada penelitian
yang diperluas ini harus juga ditinjau pada; penyebab dari kerusakan, mutu beton dan
tempat-tempat yang kerusakannya masih belum terlihat. Berdasarkan hal itu dapat dibuat
perkiraan dan perhitungan tentang kemungkinan kerusakan dan perkembangan mendatang.
Selanjutnya, dapat ditentukan penerapan koating pelindung, perbaikan atau kombinasinya.
Juga perkiraan biaya dan operasi pemulihan dapat dibuat.

o
o

-o

o
(6

=
E
vf

5.1.3 Perawatan
Perawatan diartikan semua kegiatan yang bertujuan agar struktur tetap memenuhi atau
mempunyai keadaan yang baik.
Beberapa contoh dari kegiatan-kegiatan itu adalah:
Pemeriksaan yang dilaksanakan secara terarur dapat dikontrol apakah kualitas strukrur
sama atau lebih baik dari perkiraan kualitas pada saat itu.
J Bila diduga bahwa kualitas pada kenyataan lebih buruk dari perkiraan, maka ekstra
tindakan perlindungan dilakukan agar struktur berada kembali pada tingkat kualitas
yang diharapkan.

men

dari

adal
kual
Penl

Apabila dalam tindakan perlindungan kualitas struktur tidak seperti pada tingkat yang
diharapkan, maka dilakukan tindakan koreksi (pemecahan/pemahatan dan perbaikan, penggantian komponen dan sebagainya)

biay

Perhatian: Pada kerusakan beton yang diduga, pengecat dan tukang turap setempat jangan

tidal

diberi perintah untuk membuang kerusakan yang kelihatan, ini berarti pembuangan uang.
Sepanjang penyebab kerusakan belum dimusnahkan, perusakan akan terus berlangsung.

peni
akar

Bila diputuskan belum akan diperbaiki, rnaka lebih baik bagian yang lepas atau hampir
lepas dihilangkan dan dengan pemeriksaan yang teratur diteliti bagaimana perkembangan
perusakan. Bila perlu nasihat dari seorang ahli dapat diminta.

dibe

Contoh:
Suatu struktur beton didesain untuk dapat berfungsi (lingkungan lembab) selama jangka
beberapa tahun (masa-pakai desain). Selama pemeriksaan yang teratur (misalnya setiap 5
tahun) penentuan kualitas struktur pada kenyataannya dan dibandingkan dengan kualitas
desain. Setelah 15 tahun misalnya diduga bahwa kualitas dinding beton pada kenyataan

lebih buruk dari kualitas-desain yang direncanakan (lihat garis putus-putus pada Gambc,
7.8). Dari penyelidikan lebih lanjut kelihatan bahwa tidak terdapat chlorida di dalam beton

men

Bag
dind
(Gat

yanl
5.1.r

6,

Dengan bantuan penemuan ke dalam pengkarbonatan dapat diperkirakan (dengan rumus C:

= at lihat 4.1) bahwa permukaan pengkarbonatan akan mencapai tulangan dalam 38 tahun.
Lagi pula diambil kesimpulan yakni pada tulangan setempat terdapat kelembaban yang
cukup sehingga korosi penulangan akan terjadi. "Masa-pakai dikenyataan" akan lebih pendek
dibandingkan dengan rencana masa-pakai 50 tahun.

setal

men
men
labo:

nd

nB

."

uuu

nsu

o{-

or

rq u'p

uE{ r'q.r

od

rrrr r;:: 3r'jjor?;;Tr-T:l[fi

t";1ffiilff1

tut uelet8al-uuler8ay .ueun8ueq selr^rllB ug{.lrunlasal uelu^\erad rudtun, (qniu.u.*

tuo.roquad qelo uu)iBuBS{BFp u,(uunurn)


Jlcal ulules uule,nu:ad IrBp qeqn:aq dequlas
Frop duqulas uoreq rnr)irurs uurlreqred uep uu8unpuri;ad ,ue-01 unqul rlrptu {B[as

NOJ,fig xslIntE'LgNOX Ntl}[nrs.Hgd

ffiG

fiI.VSNfEffNITAgd .g

uolaq rnl{nrls uped {Eler_Ielar qoluo:} uup .rBs!lq{L.I.S


'ue>18un1un8uau
Burlud
sruouo{a
BJBJas
Bue{
uurcsala'(ued qrlrdrp tedep uet'lgquul u,(urq ueqrunloso{ rrep Bunlue8.ral '(ot.t
nqwog)

{
E

'u
z3
'u
JD

ug
s3l

s
B)l

uoleq

rrup (tutu gg) ueqeqtuel dnlnued


lorduas
r.raqrp'uel8ueqtupacllp
Burpurp
iranp
upud 'unpe>1 ueuq8unua{ re8uqag 'uetlpquel e,{erq uuryEque88uaru Jrsrgrp Bsu,(
uer3eg
ue1:u88uerp sruBq unqul Sg nDle/n usrs eped e,(erq ueqrunlasal r{Bltunf
'(6'7

toqurg)

'(ueeslFatuad) ISet paqlp

uB{B unqBl x quJalas tut dnlnuad uestdel '3ut1eo1 sruaf uped SunluuBrag .1uqtue1-radip
urrf"
ufuuf:a>1aq undneu Euure ruBSB lez uusoqoJauad tre aepal Eungo>l uep Buere*rrn
uuquuad

Eurleol ue8uep Surpurp r8unpurlau ueEuaq 'du-ra,(uetu- guer ,i, unqnuau dnlnc
{Bpll
undprpuas uolaq dnlnuad 'n1t utulag '1e18uruou uDturlr uuleuoqJel8uad wlluqplgauaru
uB{e Euere ruBsu lBz uBsoqorauad ueledacred e,nquq uelselafrp

qBIq I.f

Bpsd

'IIBqtuaI uB{lsESIIsa:lP
Surpurp
ruled-eseur
tudBp
BuBcueJ
:e8e
ue1n1-rad;p
Buu,( .eferq
ueEuap dul8ual ',.ue1e,lABrad uue[ra8ued.. rBua8uau ler.lrseu e8nf uelurqrp
nfr"4 ulola3uad
.unsnlesral
uu4uruuod sslv'ue)llraqrp
ru>1ud-usuru
tudep
rrep
uuulrxJad
Burpurp-rrt,1nn1
let
e,(uurunuau qeqa,(uad 'JnleJoduat lnsns uu8uap rsBurqruol nu1e .ue8uuc8uad
tnrn. qninpn
unlSurtu uB{BSrue{ qeqe,(ua4 'pofueq
uep
snlur.I
ue>l4nfunueu
Burpurp Frep
{eter-{qar
uuluduruua4 'e,{uenpa)i rseurquo{ nele ,rnle:edurel lnsns ,ue8uua8uad
lnsns ,inuaaur*

ludeq '1eu:nf n{nq uped unluecral {epp uolaq uge{nurad uele,nurad


'uolaq rnlrruls eped

ueeluz(ua>1

(unqet) uoleq tslnrlsuol es"u,r

09

eq seleq

ue
JId
'

'3
uei

-E
3ur

sel
uJlr

Jn

reuafiuayq

- uBBu,cua:ad ruled Bsew g.l r*qur,c

nBi

8e

orl

09

x
cq,

qe^

----J

I
I

T--

9)
U'

,o

'el
'3u
lBn
uB

ut

x'
o
f

Ut

(lxe=.3p:nuatu)

x
(r.

ueeleAual sue6

uo
'uBl

(6uecue.r) uresap sue6

Eur

\\-

'ue

'uB,rBJeq

IBl

'EuBpes

upue ,J\ZZ JnlBJeduq urnulruru

'&IE rnleraduel runrul$lutu 'llnf ,I pEEu4 upud tunspleq uere4tuoqued .qBrac 11tuu1
.[nf
'Euupas ur8uu '3,lzzrnlu:adural tunturunu uup
rnle:adual
tuntur$pru
p3Euul
c*g
zI
upud roclp turpurp P,nqeq teqllrq nruq tungat uuuntuuqruad uped
prun[
irnqii
n)lnq IrB(I '(snlEq {Bler-{sler uBp lrodreq) tuupos rIslBpB uolaq dnlnuad pep sapny

eilr

wteg narus

leo

3p

usr
IIBII

uelteqed uw uepilered

lil
^a
co

5gg

'or
.=

PEq

E$;

:eg

e
(U'

P-c

9.

-s-d o

c3
(o(t,

H
s
Er(u0

EE
(,,
.s3
c(o

.Y

b9d
E g6

,P B.E

U)(!
*tE
5 Ei

o o;
Eo.i
3(/.)Ce

EE
6'O
o..E

hP,
-PE

f(6F
,6i
(U

>=

;EO
J (D:

gE

6o

ar

rg

HF
c-

(u

-o

ep

#fl
>=

cloc
6.=
1't
(trJH

fE

EB.

Ec
-o

.=l

I '6,
EE

t3

G,

oc-

EEg

o
C,
.-o o

t!(L

=.o

.q

c
(E

.t(E

nG
:!
=o

co

oE
CE

c(U

CC,

sb
fo,

oE

(6'tr
-hP
o-o

o)

Eo.
0)6

oE

>\o
cc
o(!
(L3

Oo(E

iE

c(E
O)

o- Co
Y6(L

tUE

(u-Y

-o,
EE
ob

6ogEEo
6'a
IJE.O

o)
I.

(d

oC

okra
!Y(!
(/,E
J(D(! c

tu o- o-

:J

oSc (6

6=c1o-E
=b(E
06.9bl

.!P
-a.e

EIE

EH
(6=

AE

o
(o

(U
1Cl

F
ltoo

(6

o
6o

(!
(!

o
o)

c
(!

(6

'o
Io
()
'6

.E
(,)
(o

1'
c(!

-o
E

(u

(r,

(U

(D

c(u
E
c(U
o
g

Ss

r_E

c(U
.C

cE
o(l)
9=
L

-f-

-gE

o
=
(!

E
(oC

(6(o
qE

J(f)

c
o

-o

(L

ee
(l)o)

co

(o

(,)

c(U

o)

'6

-5

cE
E+
ci
(U'=

Cs
(E(l,
(!tl r-

.qE

s$

sg

Ea

c(u

s
sg

o)
.g

vC,
o
(U

=o
sE

lU

tr-

c(E
c

EB EE
o
E
c

-o
o

o,

6P 8p
-o6 -oE
(6J
(6.J rE
-=
E

o)

(D

oC,o

E
c

(U

6oc

Gtet

{a'a
._=
5or
cc

_5 g.

CE

E6
EE

&g

E (x

ig$
(o

8E
r-(D

dt

eA

iD(U

cL

Eg

c(0
c
?a
O-

:=(o
=
6
=
ct)

6=q
Y
6!

E,
ic

(d.ql

l<?:
(6 f :

EH1

,E

*il

oDO)

E-0.

t9
:lo

Be.
5

o;
I
D)

N.

f
(o

ag,

1b

)=
:-.

=.?

Jq)
(o

q,

z
C

C)
q)

c3
3

c9.

8P

rl

C.

6-

5'u
(oo

=.
:f

C'

(o_

zs ogq)

o,

o
o

=
o
o-

cr3

q)

q,

o,

0-o

Jq)
gq
OJ

f
(o

cir

f
(O
!,
:,

(D

o
o
5

9.

o
3

.rJ

r:,

Ed

0)

ilB

3)
J

(D

(o
=

fc
=E

g.

il
o

g)

;r

=J

U'

PT

o
ir

A,
ET

q,

J
=,o x
6d
jq)
I6-a

51'
h9
EJ
(oko- 0)
5'P
q)J

JJ6!

oI

q)
'{J. o-=.

D;r

eL3

=.o
(o
=(o
o)
(o-'o.

er

ilo

c9.

=(o

flil

.j

o-! z
ds9d

AE
-f

ro

^- iri
U)O
:, 0)
(oE

o
:,

B$ q

cr

r
o
5

(o

:o

o
o
:,

o)

3
q
q)

< 'Tr
Pd
J-lLlJ(cI
!)

d=
o-,'
0r:t or

s6

o
o
:,

SP

c) -n

=.
-=0)d

s
oi,

(OJ ('
- E3

0'6

E9

L-J)
=il
x-

(ct

9il5
d=='
a- 0) (O

IE
fl

\y--

E.s g

2Sp

(D

5
3
r=

EE':Z
(D(D*

EF
-3

EID
o=.=
:LX

Eo)
o=.
=iF
E.s

Eg
2fp

o-G
H
-qr=
:J

o
f,
o
cr
0,
(t

o
0)
(,

q)

A,

il

E.
v,
A'

:,

P,

E
(U
its

E.s
=(U

E
c
ol
.,8

E.E
oo
l<g
G,

(U
'a

(,)

co)
.g=
(6=

A'

E
'6
f
E

56

lvL

6g.qi'Ax P3 56=9

T'

C,

ko
5l9'
CE
oo
(LF

-v
(U
(,)

c(!

ll

(!c

bE

t
I

&
E

6c

tr(l)
(u0-

rib

o,

:lc
6u=
o-y

EE $ E ;
EF s,: f; [
gH.qsI EE
i=

.9,

cD2

LPI

our-c
'-=G
t!!oc
S-oG
c(6:
(B

gE
L

3
(!
'6

c,
'4.U
E
cqcu,

(l)(6(l)(1)f

$i!*
ts,8
tsc-o=u) 9

l<
((J

j:
o

o-crCO:Iu)

C'
f9
v

c(6* -!(
L!s
C(l):
f,or:
ccts
ooc
(L(L0-

:)

Gr
per

tr

o
o

l(=

.o

L
=

U'

-u

o
t,oo

EL

l';
.v.
'a
I.L

it

)
.Y

(B
.=
E

c(g
L

o
o
o
(,)
o
(L

o
o
(!

o
0,
a

!
ct

I
I
I

c(o

c(u

6)

.. g)
l-

E o)
f c

o
E
o (r,
U) c
o
o.

-o

o
(,
C

(E

to o
o C')
c

o
o-

(E

t,
L

x
tf
tO

o-9
O-(6

F0,

(r

Ga:
pen

'(q) B{uuBufurqwad
uB8uap (B) lorduas uolaq lraqlp 8uu{ Eurpurp
{nlun rs{aroual teled-ese141 0I.L rBqurBC
(unqe1) eseur

(--

1__

09

09

0?

08

0z

0t

lensln ueesllreuad
eeuecue:ad elelq
ueqequ:e1 elelq

lordu:as uolaq uepaqu:ad


(unqe1) eserr.r

Z:;;;;

c7
0)
A)
o

o
a
o

(ue>11eqled ue6uap)

ueegeluel spe6

9.

cr

o
o

(6uecuet) uresap sue6

uu8uap (B) Brls{a 3u11eo1 Faqlp Suef Surpurp {nlun

I
r {

ar

o{r ar, rr1,

nl?1rf

^;.f :11H"H

I
I

ll

(unqe1) eseul

oe,

09

0l

lJf,

o
0)

f
0)
f

(eluqn66unsas) ueqequreg e(erq

x
f

lensh UeB$luewad

0)

eeuecuered eAelq

D
I

6u;geo1 ueuaqured

o.
q)

rttl

q)

ttl

o
ir
OT
I
I

-t-I
I
I

x
c

(r,

A)
o
x

I
I

!r_

I
I

)o

c
.a ;r

l;

lo
lo

Yr

602

uopg Jnarus pecl uoilecyed uep uepilered

Pedoman Pengeqaan Beton

210

li

li
u

k
II
Gambar

T.ll

Contoh dasar-dasar retak pada struktur yang diandaikan.

ut

Berdasarkan pengamatan dan bila mungkin didampingi dengan analisis yang lebih
akurat, maka penyebab kerusakan dapat ditentukan dan dapat memberi advis perbaikan.
Sesuai dengan pelaksanaan, pada struktur beton yang khusus dapat diterapkan perlindungan
dan perawatan yang berkaitan dengan penerapan perbaikan yang cocok dengan pengamatan
serta teknik perbaikan maupun material yang dipakai.

p:
se

de
b,e

Di

samping

itu perlu ditentukan

sebelumnya berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk

perbaikan.

Berkenaan dengan biaya tersebut dapat dipikirkan seperti:


biaya penelitian dan konsultan
menyusun syarat-syarat rencana (acara) keda
menyusun bestek perbaikan

biaya pelaksanaan
petugas pengawasan

memperbaiki kerusakan yang mungkin terjadi dalam masa perbaikan.


Bergantung pada penentuan kerusakan dapat diberikan nasihat, apakah konstruksi beton
akan:

dilindungi
diperbaiki
diganti.
Dalarn dampak

25

Br
Ba

ya
o

ber

sui
o

di

atas harus pula diikutsertakan:


masa-pakai bangunan yang diinginkan setelah perbaikan
keamanan pemakai
gangguan pada pemakai berhubung dengan pengerjaan pemulihan yang dipilih
biaya keseluruhan perbaikan. Pada biaya keseluruhan tidak hanya biaya perbaikan

unl

Iun
Pel

pac

?pBd irE8urt Suur( e1efu-rnsnq -rngeradural Buere{

qalg .ul3urp guu( uolag ugg{nuuad uped

ledac uep r33url uBseueluad qelunfes ue8uap ,n1*rrpiaq"u1e,.tu-rnsnq


uep drsulr4
'(re>lequad) ursetu
.Jepu'rq. uup ue8u4
un8urp rnlnlnlrp tedup rur ueu[.ra1a4
.rapu'rq.
'uftu E uEp '0 BJEIUB rsuuun;Oq uulzqolel
ue8uap u,{urefleqas uBp 1e,(unu-.efi1e lnuin1
'leJ 'Sutleo{ :rUadas upu 8uu,( uurolo{
,:en1:ai uoloq
uesrdel uu48uelrq8uaur {nlun
{nseuuel
JBSeq 8uu,( rnluraduel uwpoq;ad uenluuq ue8uap
nluaual {lu:{al 1lBIBpB e1e,(u_rnsng

u1e.(u-.rnsng

'uederaued Euqrlalas rp
(qepsetu)
ueqaq ruens
uuledruaur uuEueqralaq Euel( uolaq uer8eq_uur8eq uep ,narlrrr Buef
,nqnq Brtrquq qqr"q
eEnf rurs rc 'u,qBq uup sedal uerEuq uq8ue[q8ur*

1n1un rocoo Brspn uBuB{aJ


BJBpn uEuBIaI

'qspuer rpefuaur
rad e,(erq B{etu r88un Buel(
,u
UBIJET{ rslnpord BuarBX ...suda1 snquaqrp.. e8nf
qlqal tuui unridnl {nlun lpg
ledep
leqei
'uu4sudalrP ludep uBrxrtllap Bruces uep rlu uu8uap
tr>113uetu un[nq
sedalrat Suef uer3eg
zuas
'lqlpos turpd ueefta>1ed Buqrlalas rp uen88ue8 qelepu (uaft
relples redures Bdh[ SZ
0g
ptutunu) t33up uuuerauaq rIB ue8uap uelorduaruaa uef rnsrq unaunluna{
nraid
uBuBIaUaq JIB uelordua,{ua4 .
133uJ1

'rBluel ueelnu-rad nBlB/uBp JESeq Eue,( Surpurp


uu1:useSuatu

usp uB{qlsrequau
.rlel edaaqaq
uu>leun8rp
e.(ueq
nqapraq
{nlun
uequq
uelo:dua{ua4
lel
uu>leun8rp tedzp rtsed eSSurqas 'uu>lgesrdrp usrpntuel uep desrqrp
Bunssuui rttol-nqap
uep uglorduras rrsed 'nqapreq {et ugquq uelo:durefuad qelorp-irl
IErl uu{qBqaslq

rp ue8unpurlred un,lepup e{upquerp u,{srueqguatu qnef tuuf

,:T#.f'.f#- ffi;,{|j

uelSuupas 'nqap4rBqEq-uBqeq 1e,(uuq uelsedalau Bueru{ Euu-repp efpeuutol'eaernqeq


eped rur rtsud uelorduo,(uad rdqarleqel qlqal 8ue,( uesrdel-uerrdni
,nlauulrq8laru {nlun
eEn[ uolaq uuelnuuad ue8up ueresesuad
>1n1un

uuryun8ip urnlrr rrsed uelord*o,(uad'


l.rsed uulo:dua,(ua4

{
u
UB

'u
ql(

:qulepu urel BJsluu uBp{nuuad ueryese8uau

{nlun uuluun8rp Suef lulB-IBIV 'e8nf ue{qlsreqlp sruurl Sunpurlrat {el ue3uelru Bpud lErB{
lnunl
u'(un1ua;'u31e uup

'.auqeuuo;. nElE (upou-epou)


eurul
uesraul
uel8ueirq3uaur
1uc
{ruun
:urBI

urelad uBqBq uB{I{unqlp ulnd


EJsluB ueryesuEuaur nBlB

ludeq 'uuurfuaur

nBlB

loso88uau;le1r,(uau .r-rnrur*

rBp uolaq uss{nrured uulqrsraquau


{nlun uuqBq uBp lelv
Jnllnrls epud e.dutunlaqes-uule.rtured f.I.9

uoleq

'apolB>l

tunpurlad ue8uap r8unpuqrp u8nf tedup JnDInrs ,Sunpurlod uusrdel


Iraqlp Surduus IQ 'uBeueslelad srueles uesu/tre8uad
rlqe auuroas uplgrpasrp n1-rad
1nlun
eEnl 'un[uqred {elseq upud uupeqrad Haqrp nlrad B{uur
1pq ururef:ar redep ,ru*n1rq6
-uuleirrerad ruBY '..e{utunleqes-uuls/heJed.. ue>1a1afa>1 unlqnqrrip ueaunpullred nanTrnp
uolaQ uulruqrad ue1e3eta1 quqa,(uad uoJe{uuqol BAlquq .1eqrFa1 Suuas
ral{erd tuBIBp Ip
BuerDI Euquad
tut
eruunleqas-uulu^rerad
'nlnqBp
le8ues
qlqel
uB{JBsB{rp
uup
ug{rlrsregrp
sluEll us?)lnuuad 'uo1aq ueu4nuuad s?le Ip tunpurled uusrdul
.upuu
lJeqtuetu unleqas
uBp BrBpn qnruEuad dupuqral rnDluls rEunpurlaru Br$le uu>p Eunpultd *rrdn1-nFn1 '
'u.(uruEuqas
IrBp lnBI 4e 'le;1ns 'uplrogc '(uuluuoqru:1tuad) Suere tuusu
grsarEu
tez
uBr{Bq-uBrIBg
luadas
uup tunpulFq uoleq Jnl{ruls ru8e uenfnueq
.uolaq ueulnugad
1ul tunpuJlad uesrdel
selu
rp uuTlulepp Eunpulled uesldul nlBns B,hqsq ruBreq uu)[E uoleq JnDgqs uuEunfurpa;

uolaq rnplruts ue8unpullrad f.9


.(uJu1-uru1

e[ra{ ludtual uelEeq uudnlnuad) Eunlrqrp eEnf eruupl u{urq


.du*FIIp
ldslat

LLZ

uoteg Jnarug

leo

uep

Bue,(

uailEqed uep uep/uered

Pedoman Pengeq?an Eaton

212

perbedaan temperatur yang besar dan bertekanan tinggi,


bagian lapisan beton terluar muncul
lepas.
Sebagian dari lapisan beton ini pada beberapa
mengelupas
ini
lapisan
,ri'inggupermukaan
beton.
menemPel
masih
t"rpuitrwaktu-waktu

pengerjaan mekanis lebih lanjut (misalnya sikat baja berputar) tetap dibutuhkan untuk
menghilangkan secara menyeluruh sebagian lapisan beton yang telah lepas. Panas yang
dimisukkan pada umumnya tidak berakibat negatif untuk sifat-sifat mekanis beton, asalkan

Pr

kecepatan perpindahan tempat dari pembakar tidak terlalu kecil.


Bergantung pada temperatur busur-nyala dapat dipakai sebagai angka pdoman sebesar
0,5 m/minit. Ielas tentunya bahwa busur-nyala harus dilaksanakan oleh karyawan spesial
yang dilatih untuk itu. Tenaga-tenaga ini juga harus mengetahui beberapa tuntutan
pengamanan dan lingkungan Yakni:

Pt

St

dengan Pemadam kebakaran


alat pengaman pribadi harus tersedia dan digunakan (pakaian kerja penghambat
kebakaran, helm dan pelindung muka)
ventilasi yang baik dari ruangan di mana busur dinyalakan (gas-gas yang berbahaya/
beracun akan timbul ketika pembakaran dari pengotoran).
Busur-nyala digunakan terbatas karena biaya per m2 besar.

ur

Pe

bi

ba

Perhatian:
Busur-nyala pasti tidak dimaksudkan untuk menghilangkan keseluruhan penutup beton
pada baja tulangan (ingatlah pada akibat pengaruh negatif dari temperatur busur-nyala yang

tinggi, contohnya dapat mengakibatkan perubahan bentuk pengerjaan dingin baja beton).

Alat-alat dengan tangan


Alat-alat dengan tangan yang digunakan untuk mengasarkan permukaan beton dapat
disebut seperti; 'Bouchardeerhamer', gigi besi dan pahat (Gambar 7.12).

[]'

Gambar 7.12'Bouchardeerhamer', grgr besi dan pahat.

koa
a"

DII)

Alat-alat ini terutarna dipakai untuk permukaan yang kecil. Penggunaan sikat baja
berputar tidak disarankan, karena pekerjaan ini meminta banyak kekuatan tenaga dan sikat
baja tidak sampai di pori-pori. Lagipula terjadi pengotoran seperti cat dan jelaga ('roet')
yang menempel pada permukaan beton.

bitr
sebr

usp

.rJ{:',ff:l:;

.(.>{ad,)
.uau*r.{1ern,(_10d. '(,uasruq,{xoda,)
rs10da-reuup
-rp nlea-n1f,a
:LIulBpB IBue{Ip Sued qoluo3 ederaqeg 'resaq
le8ues uu:esed
du,1no{ ucurposrad

'ulrl 002 rudtuus srdrl qrqal Bue,( qelupe

urfrce8ria,,1

Sunpurlad
{nlun uu>13uepes 'tuTf
,-r:uaq*; refleqas reledrp aulrr'oi
uusrdel-uusrdul
<
002
qeltlstr '3ur1eo1 ueluun8rp uu{u B{uLu '{r,q r{rqat
Buei ueiunpurlred uullere{srp eug
'BpuolIJ uep tuil{r ,BueJe tuesu lBz ucsoqorausl
idepeqral sBleqJal ue8unpurlrad uulrB/yrpuoru
.uoloq
sruef
ederaqag
lec
uuelnr-urirl
qepuuaduau Inlun uuleuntlp uu>1e,(ueqa{ ueleca8ua4 .ue1o:duras
.sp,:1

l(uorrq

ueEuap nBlB Io.t

ue8uap uqsaloJp 3ur1eo1 usp uuleraEua4


Lrentnr.r.uad) resep uesrdel sqe rp erilq
Sunpurlad uesrdul qlqal nelu nlus
lJoq[uatu ru8eqes uB)lruelp Furluol uBp uElc3e8ua,r
tu11oot1 uDp uDrDx '' rri.f

'lB{ola.u qaloq
{Bpll

uup 1a^13 qlqol sruuq seraSuaur q?lelas lameEuad uBqEB

.(eu:e,r) Blrlelsa

uBsBIu_uBsBIB

(:usaq:adrp sne uBuer{eler) uolaq uuprnrr.rJad uu1u1r rE3uruaduratu


Suere ruuse lBz uplnseued r8unpurlatu
(.

pue:eqoyorpdq.

laae8uad uuqeq ruBuqas ueluun8rp

ru r'roue*'::,?ii, TJff T:i,,:r'il1#:l :


;:l?'Jr'#;::l; ' ''

rur.uep

edu'uatu 'etue,rue1

'uelaa,re8uad

gI.l JBquraC

'sBJe{ rpefuaur lamu8ued u, .ieg

'den8uau 1n:e1ad ueLIBq I{BIeleS 'lJuelu sI g


0I nl{B^r eles uu8uap-iaurlnrp lcdup n1:acl upq
tur uuefta8ua4 'sunr n?lB
'uelorduas
ue8uap
ug{n{elrp
IoJ
1ur lame8ura-uoq"q-unprq*r4
'3u!ra1 uBp qlsraq sruBq (uotaq
utrE{nurrad)
resep
uesrdul
n^qnq uelleru{srp n1-ra6 eru1ttntun
>1e,(ueq auek tameEuei uBWq ru8eqag

Bpud

'Gt't nqwog)

reuep qBIBpE ueluuntrp

'uolaq uBDlnurled uod-Fod tuulep

al

Sunpurled uuquq ueuaqtuad :uslruglp uelarnr3ua.l


ur1aao8ua4
UT

'uoleq uqordruefuad
relseldulaur
Eunuol
ugp
usluJaEuad
u Wela,r\ eEued
r

se

uBard

:uuquBq uu8uep Btue1rual uolee JnDlruls uutunpuqra4


'snru etu qnrutuad
uBJrpsqe{
uuurxtunua:l
uBqBuaru ludep snJBll uestdel utnl .(unqe1
er(qus1u)
ug{BugJuerrp
91
auei nl{B^r
Euufuudas;parEu u,rl,q-uuquq uurlgua.u redep ,inan, nd* *p1*rp",
sruuq efuuqeqap;tr
'tuuuad rul ugleselar(uad uuqdq
[BQet.tunpuilar Eue,( ueruselafued ueqdq-uuqdq rp;j

uoleq

elz

rnl{tt.tp uu8unpullred fI.9

uopg narug

leo uuilwted uw

uepr4end

:l

IB
J?

tu
I
ed
'r
Lo]

rl

Pedotnan Pengeqaan Betm

214

Bergantung pada campuran koating; gas uaP air dapat menembus, tetapi gas-g:ls yang

lain seperti zat asanr arang dan chlorida akan ditatran. Nasihat dari tenaga ahli rnengenai
jenis koating (dan ketebalan lapisan) yang dipakai diperlukan.

Koating-koating juga digunakan sebagai pelindung terhadap kerusakan rnekanis. Masapakai koating juga bergantung pada ketebalan dan bervariasi dari beberapa tahun sampai 25
tahun. Oleh karenanya sangat penting untuk menanyakan garansi yang cocok bertalian
dengan masa-pakai koating yang direncanakan.
pemberian koating dan pengecatan merupakan suatu biaya yang tidak begitu mahal
dan cukup sederhana. Harga bahan dari berbagai koating lebih mahal dibanding dengan cat.
Untuk pengerjaan koating hanrs diperhatikan peraturan keamanan yang diberikan oleh pabrik
(masker, pakaian pelindung dan lain-lain).
Memplester

Kerusakan-kerusakan mekanis kecil; sangkar

kerikil ringan di permukaan

ti

dan

gelembung-gelembung udara dapat langsung dipulihkan dengan memberi lapisan pelindung,


dinamakan memplester. Spesi plester dibagi atas:
ikatan-spesi semen
ikatan-spesi semen dengan tambahan bahan-sintetis (polimer)
plester bahan-sintetis

lkatan-spesi semen

Ikatan-spesi semen terdiri dari:


semen, mungkin dengan tambahan kapur
bahan ikat
bahan tambahan pasir

tambahan

s,

It
a

bahan pembuat plastis, bahan pembuat kedap air, bahan pewarna

dan sebagainya.

Untuk membatasi susut pengerasan dapat dimasukkan bahan tambahan kasar. Maksimal
besar kerikil tidak boleh lebih dari l/3 tebal mortar.
Perhatian: tebal isian bervariasi dari tempat ke tempat.
Sebelum mulai memberi lapisan plester, terhadap permukaan beton dilakukan Perawatan-sebelumnya. Di situ permukaan harus dibersihkan dan mungkin dikasarkan, sedangkan bagian-bagian terlepas dihilangkan. Untuk mendapatkan rekatan yang erat, permukaan
beton dilembabi. Selanjutnya permukaan diolesi bahan perekat (bubur semen-pasir yang
kemungkinan ditambahi dengan kapur, atau bahan perekat berdasarkan bahan-sintetis).
Kemudian dapat diberi lapisan plester. Agar dapat mencegah retak-susut pada lapisan plester
dianjurkan untuk menggunakan lapisan perekat elastis (ingatlah pada Paragraf 7.3 Peretakan hidratasi). Sebagai plesteran di bagian luar boleh (supaya mendapatkan pengerjaan spesi
yang lebih baik) tanpa menambahkan kapur pada ikatan-semen spesi. Kapur dapat larut (air
hujan) sehingga muncul permukaan berpori. Untuk memperbesiu pengerjaan mortar, lebih
baik digunakan alat pembentuk gelembung udara. Pada kerusakan yang tidak besar, pelaksanaannya mudah dan murah. Keuntungan dan kerugiannya dapat dilihat pada bagian 6
Teknologi Beton.

lkatan-semen spesi dengan polimer (tambahan-bahan-sintetis)


Semen sebagai bahan ikat mempunyai lingkungan pemakaian yang luas. Semen (beton)

juga mempunyai beberapa kerugian, yaitu kekuatan tarik dan perubahan bentuk yang kecil.
Pada permulaan abad ini telah dicoba dengan bantuan bahan-bahan sintetis untuk
memperbaiki sifat-sifat beton. Sejak tahun 30-an bahan-sintetis yakni; karet alam (lateks)
telah ditambahkan pada ikatan-semen spesi, dan dinamakan PCC (Polymer-Cement-Concrete)
spesi. Setelah tahun 1970 banyak penelitian dilakukan pada kombinasi epoksi dengan ikatansemen spesi, dinamakan ECC (Epoxy-Cement-Concrete) spesi.

p
ir
d

il

,(uu8uel8uelad
Bped uEp rBsoq uulnsnxuad)
uup
.tu1,ftce.
up{Elarad
rpeftal
uguplflun1lle{
Inqull
srlalurs-relseld
uE8urqas 'teseq uelnsn(uad) relsarlod :rt:adar

,,ni Bue{

uu

y Bunru

r''J*'

J,'#iilih*;:, - #

tsads ueues uBlull ueeunSSued euaru4'urunuour r(unru 8ue{ srlalurs-:a1sa1d


ueuun33ued

EJeluatuos 'lesod

lul

Suequral:aq
uu8uel
uu8uap
uelreq:ad
srlalurs-Ja1sa1d
uuuun33uad
Inlun
e8nf ,enrrlod uduui nule ue8uep uoruas4sads uueun88uad Burduss
,siar >relas
Ip

'
(

s!tatu!s-retseld

'rlqu unlnq Euuf


IB)tBued qalo ueuun8Euad ueqeleso{ Inqup ueuolSunural'raurrlod ni"rpfuoq nu.*r1
ue8uap SuFras [Br1gqr uDJBut
uB)Heqlustp 8ue,( sllaluls-uuqeq

e,(u1e>13urueur

uelqnlnqrp Suues Bunpurlad ueru4ud


pep qepuar qlqet 8ue,( sBlrsrlsBla snlnpotu

(sltalurs-uequq

g eSreq euerel) uede,,(er depeqrel


rBsoq

qj

r,#ffi;.tiH'J::il;::l :uerEruay

'sulBqJol uerpnuel-uelemerad

(epuolqc

l,n{ u,)plr'uau

'1eg1ns)

elul)t uelusruad ueq?uo.u ilBq qlqal uendtuuue{raq


(selrso:od) selpqearurad lqlpes
rre uedera,(uad lglpas

srlalurs-ueqeq uup ue3o1 ...?rue1.. uoleq ieped


lruq Buur( uBlEIaJ
(resaq dnlnc Bue[ ue8ue8ar selrsudul uep rnlual
uv).e obol< :aur10d)

lpq

qlqal {ruueq uuqeqn:ad uendureurel


le13urueu

ilret tunl

BuBqrepes uruuueftaEuad
:qelEpe

raurrlod ue8uep rsads uatuos-uule{I uele{uuad


.lroeTqrqel
uesBle-uBSBIB
len{
re8eqa5
{ntun
rpefuau uurnduec ue8urpueq-red uup srsop uBr1EIBSa{
ueurlSuntual
u88urqrr
inlnO an6
tslnpord epud qntef e,(uesulq ueqllld 'e,(uueru4euad eped
uu>lnFadrp
(lntrn*) te8ues rlge
e8uual uBp leqlsBu B/rrt{Bq selaf efes n1ua1 'raurlod Brpesral
dnr1n, uerusud rq

ry,(ueq

rsads ueues uuls)il qelo

raurlod qalo

lpllpes uB)plnsBurP
qeprnf

'1u[uuq uu)plnseturp
8uu{ raurlod qulunf

rBsBn)Jrp IBJIs-lsJIS

Euefi, raurrlod

ueqrprad

r.{Braep

't
UB

lBsBn)lrp TBJIS{BJIS

.slufu uDturues snelurs-ueqgq

luJJs Brruru

Ip {FIl

nlens eped ruduus Euernqraq wIB rsads ueues-uulu{l


IJBp teJls 'uuqequruued qspuna uped
EunguuEral 'ueues uup rrusuJa8uad rqurzq8uau ludep spaluJs-rruqeq tlseds uped urlr;uqurgllp
>pfueq qlqal slleluls-ueqgq e>IIf 'luJIs-lBJIs uequqtuel uB{uaqueu uB)lB uBr,lunlasal ,pnd
.delal

raurqod uq8uupes
uu>lu ueuos-uslolr Jeseq uerEuqes
llq1pas
rluqtue1lp
EIrg
'uetllas
ur?tBp
UeU,nUfuesrad
I,rl?IUrH
ueludn:au uB{nq rsads ueuas-uutu11 eped speluls-u?qeq
-BplJolqc nqg/upp
uuq?qureued
Euure uBse luz uu>[nseued dupuqral uetunpurFad ueryulturueur
{$un uuleunErp reurlod

uBququuuad etnl 'tseds uetues-uste:ll 1.rp uu>la1 1en:I uBp mlual pn1 .uapfrallp pdrp
uenduutual 'uu1e1er lrusaqreduau pn$Ierrueq raurllod
*quq,rreu"6:arniuilj"uesraul
uped ur1s1e uqnlunl BpB BIIq Bululruel uuleunErp ratullod uuEuap
u"111"r-urtp{
1sa<Is

9lz

uopg narus

leo

uailw@d uw uep/nered

)TI

'lB
IBT

uB
SZ
-BS

IBU

tu

url

Pedoman Pengeqban Betqt

216

sl

lG

eo

.iE
.a C)
rtr

Et E
IE E

8E
Eg

aqa
-9E.

c-t
dE"
TC

B
koating petindung
beton koating
epoksi modar perbaikan
primer (laposan perekat)
bahan pengawet
kerusakan permukaan beton

perusakan akibat lingkungan agresif


(misalnya: ponggaraman, bahan kimia)

si

ad

Gambar 7.14 Perbaikan konstruksi beton dengan spesi-bahan-sintetis.


temperatur di atas 50'C mulai meleleh) dan 'polyurethan' (E-modulus rendah dan regangan
yang besar membuat damar ini tidak cocok untuk mendukung beban), sedikit dipergunakan.
Rekatan antara ikatan-damar-epoksi spesi sangat baik. OIeh karena spesi ini kering,
maka sudah merupakan keharusan yang utama bahwa lapisan dasar dari lapisan primer
berdasarkan damar-epoksi (Gambar 7.14).

Waktu pengerasan (mengeras sempurna) dari ikatan-damar-epoksi spesi yang sekitar


kerugian. Penyusutannya boleh diabaikan. Pelaksanaan
perlindungan dengan ikatan-damar-epoksi spesi sangat baik untuk menahan perusakan

7 hari, itu dapat merupakan

mekanis. Pelaksanaannya sederhana tetapi bahan bakunya rnahal.

Perhatian umum
Polimer dan plester-sintetis dapat menimbulkan masalah bagi pekerja (misalnya: hasil

yang merah) apabila penanganan mereka dengan bahan-bahan tidak teliti. Tindakan
perlindungan yang baik (sarung tangan dan kaca mata pengaman) adalah suatu keharusan.
Untuk pengerjaan plester-sintetis harus diperhatikan pedoman-pedoman pengamanan
yang dikeluarkan oleh pabrik (masker, pakaian pelindung dan sebagainya). Setelah kerusakankerusakan (gelembung-gelembung udara dan lain-lainnya) dibuang, sebagai alasan-alasan
estetika sering menjadi keharusan permukaan beton dicat atau dikoating.

Beton semprot
Beton semprot telah dikembangkan semenjak 1900 di Amerika.

Pe

ke
tel

rel

(rIBsB(L uBp c8uua{. apo4our FBp srlBtuals uesulafuad

"qesPq"
t

,
-'N,.at"

lo.rduras

eledal

''i.\
.i:

gt.l

.lBqurBC

apolauj

J_-__E

-T'

uoloq Bduod

qPsEq uelndurBc

';-:i\

u
'

JESEp uesrdel

"6uua1.

II

apolat!

lordures elede1

eJepn
6uua>1

lolduras ursau

u
6uua>1

sep uesrde;

JB

uelnduec

JA
.<'

'uelo:dtuas ue8uep Jnletp JIB uu)plnsuluad 'ueJndtuuc r.uelep


a{ uelue{atrrp

!1?puaJ

uuB{euaq rlE
lordtuas-u1eda1
uur8eq
aI ug{snquaqlp Ergpn ur:irs131
I(-'to:dtuis-e1eda1
ue8uap uuqBqtuBl uequq uup ueuas
uuJndr.uec
apoleru eped .uemdtrlec tuElrp e{
..3uFe1..
uDplnsutulp JIU BUBLU Ip lBduel uBp eJBJ uped qelepe
lul ruelsrs pnp BrBluB rp ur*p.-qred
nquog)..rlBSBq.. apolau uul8uequrarp 0s6I unqq rqples ...8uua1.. epolaw riRlBpE

'
TI

Gt't

enr tuWd SueI epolew 'lo:dtuas uoleg ueuftatuad


{nlun Bpeqraq Bue,( rualsrs Enp e,pv

,otduas uopq uroha&ued :*alsrg


'uusneal uusrdel uuFeqtuaa
('e{uruBuqas

uep JrB ue8uenqurad reoa:aseJ .lorJ-lop eped) url$le Sunpurlad uusrdul ueFaquacl
ueltu>18urllp

rnqruls rde uuqet e{ep


rIEIec-qEIec uersrEuari

(tordruas uolaq epud srloluts luras-lures nels efeq teras uBlq?qr.uglrp


ledup uulgnre{ ue{{rgueru 1nlun) srug{eu uu{Bsrue{ dupuqral ue8unpurpad
?Il$[e ueEuelnl lreqlp Euu,( srlsre uoleQ uesrdel uaqtueru uuSuap rnDlrus uqenEued
('urc1-u1u1 rrup Epuolqc .3uere
ruusB lBz uBrnsuuad depuq-ra1 uuSunpurlred) uequqtusl uoleQ dntnuad uepeqruad
(ruas 1e[qo->1a[qo

nslE uoleq l$InJtsuo{ sldq ueSunlEual uollusnu) JnlBrel


{Bpp Suur( Jnuruls {nlueg

:quppu lorduas uoleq uuderaued qoluoc eduraqag


's1d1t nlelret uulEuunlrp w{g tuef ror uolaq
lgqal nqu Eupsgaq
Iepou tenqtuatu ruBl?p rp uBlllnsa1 tudepuetu .ul!q uuleuntp EuFas lorduas uolefl
uede.rauad qe.(e1;11 .
'uelorduas upda>1 uBp u?Jnlus udld Inluleru J?ssp uesJdul eI uu{loJdurasrp rEtup
rrglgdacel
uutuap BJspn uuusral ugnlueq uetuap tuu.( snpq pJo{Jeq uolee qulupg rcrduas uoleg

itotdutas uotaq qqodv


UTBIBP

,'uopunEJp sruq qlsutrr ru51 pdruus (uu:iluqred udenqaq uutuap) Iur {$uaq

lBnses uuP uDlualedtp uruupad tue,( prdua,(uad ulsaru


116I unqq BpBd

-{qeup tue{

{uu:rqa1
.n,(s{
qdp uoleq uutuap
r:eo
tupsSlaq
uesurp ,1n1rrf fuBi ,Ir;ir;
;s1dqp
*rtnrrqp eueuad tuur( uudarcuad

EId tuelBulQ-tuauul0 uotaq lrsp lues lafqo-1afqo epud

Llz

uopg rnryrus yeo uailsqed uep uep/ndred

qe1

Pedonan Pengeqaan futon

218

Beton spesi yang terbentuk ini dengan menatran tenaga disemprotkan ke lapisan dasar.
Pada metode "basah" spesi yang t,elah dicampur melalui pompa dialirkan ke kepala-semproL
Dengan bantuan tekanan udara tinggi spesi beton disemprotkan ke lapisan.dasar.
Keuntungan dan kemgian dari metode basah dan kering adalah:

. pantulan

-30%
baik
relatif tebal
15

('rebound' Gambar 7.18)

. rekatan
. tebal lapisan
penyemprotan
. faktor air semen

kebanyakan

rendah

.
.

(f.a.s)
bahan tambahan
mesin pembersih

tidak perlu
sedikit waktu

ketrampilan tukang-

pekerja yang

tukang penyemprot

terlatih baik

lO

l1%o

ji

banYak Problem
relatif kecil kemung-

kinan PengendaPan
kebanyakan tinggi
perlu (mempercepat)

relatif banyak
waktu
kurang butuh pekerja
yang terampil.

a
h

p
ri

bi

ci
al

y.

y1

Keuntungan-keuntungan dari metode basah yang kurang pantulan dan kurang butuh
pekerja terampil tidak seimbang dengan kerugian-kerugiannya seperti rekatan yang kurang
baik dan kepekaan yang besar terhadap pengendapan. Jelas tentunya bahwa pada umumnya
metode kering yang lebih disarankan.

tr
aE

tir

Perawatan-sebelumnya
Sebelum mulai melakukan beton semprot, permukaan beton harus dirawat sebelumnya
(lihat Paragraf 6.1.1). Setelah permukaan beton; dibersihkan, dikasarkan dan bagian-bagian
yang lepas disingkirkan, kemudian permukaan beton "lama" harus dilembabkan dengan
teliti dan selama 6-8 jam. Pori-pori harus jenuh, tetapi permukaan tidak boleh basah.

Beton semprot adalah suatu campuran dari semen, pasir, agregat kasar (besar butiran
bahan kimia pembantu. Pilihan butiran terbesar
pada:

ketebalan memberi lapisan beton semprot


ruangan di antara tulangan yang diletakkan dan permukaan beton atau bekisting
penutup tulangan (selimut beton).
Sebagai pedoman untuk ukuran koral terbesar dapat dipakai bahwa koral tidak boleh
ll4 6 113 d (Gambar V.I6)"

lebih besar daripada

beton semprot
:-:.:.:(
.'.'.'.!
d2

beton lama

sil

(uj
pa

Susunan beton semprot

< l0 mm), kadang-kadang dilengkapi dengan


dari bahan tambahan kasar tergantung juga

air
ad

beton lama

Gambar 7.16 Penentuan butiran terbesar dari kerikil.

ga.

'lE{ar lBn{ uBnluauad qoluoc


Ll.L rBqruBc

{uEl-EledaI

___,_}

lElarad -----)
BUIPI

uolaq

--)

floJduJas uolaq

uelela, lenl uenluauad

lo.rd

lEIaJad -=+

It.,Pl_PlBda{ ___>

rIsl

Ut't

toqwog)

uetuap run,qrp ledup qered ue'ueEar Br,ru

,QuI
d

ufn*as

tupr

:snuru Inluaq uEluo

.,#jr'll'rfi':il'JilriT'JfiH:r*fio,

e'(eE

JSSAq

uBJpr

'qBr.ual turlud tue,( uu8unqnq eped


ludep:a1 uB{B uBI{BlBd 'uBIlBIelIp {lrBl-Bleda{ qBnqas rur rsrs unpe{
uped.e[u(3unfn-Euntn)
zpdal-epda1 ueelurad qelatag '.etuBl. uolae .uru
+ lorduras uoleq Fqol qulcpe rapurlrs
0s
r8Eurl '(urur 0s 0 u,(ulesrur) ueulra4ad leduet rp irpu,lrr-Japurlrs
Joq1ge111 uu3u.;, r{BIEpB
uqu{ar lpn{ uups{uauad apolau nlgns .es1lradrp uB{B usle)le.r
tBrl)l ueufreleap e8ng .nf*p
{IBsequar uBp uB{al 1en1 rfnrp lotdtuas uolaq ueuqocrad snqn{-snqnl
ugnlugq ueBr:aq

lorduras uolaq uee$lrJait,ad

'
uuBua
uu18uc

efuu

'uu4ur8uirp {Bpp

nBlB uB{n1:adrp

.lesaq qlqcl
{epll ueqEqrualad ue8uap uBrpnual-uulu/herad
uep
Srsa:te
uBqBq-ueqBq uB{nseued uBqBueru uunduruual uEnl 'lulEuruaru
qlqet ufuuulniu uraa

uup rHsl 1en1 'uulu1ar '1u1 uBr{BquBuad qalg .lorduras uoleg ruBIBp

(rsloda ufulusrtu) slraluls-uuqeq ryfunq

e{ ugrr{Bqtuullp tuer

efuur

tuern
Ilnlnq

,rur uu8uelulaq
unqsl-unqq Epud

uBle^\?e{ uep qepuar 8ue{ sqlllquaurrad 'rE8url Euer uulen:Ie{


tudepuaur

'{lsq 8ue{
uu>1u

u[u:rq1u

B{Bur illBq ue8uep lBpetuatu lordues uoleg Bueru{ qelo 'rrc


ue8uap
rndureclp
redep uerrgc
edruaq nluequad uBqBB '{nqnq edn:eq uup uurndtuec ruulup a{ uu{qequglp
tedep uunruuq
uBqsq-uuqeg 'uB{Bun8rp tudep uulell8uad
.lsqppraq
uup
uur{?g
.reprqar.
.rolelacce.
{upfl
rldruuq spas ..8uua{.. epolotu upud ueulra8uad qupnuuadureu
.uolag ueuopad
ujnaraul
upud
ledepral Suuf lurers-lerefs nlnuetuaru ulnd snruq uapunErp Euei nrueqtuaa
rr,upr uBr{B;

'r'0

u?p 8.0 eru1ue Ip {qetrel uaues JrB roD[sC .qspual srrrurl


uerues Jru roDlsJ 'lorduas uolaq uedepuatuad qeEacueu
.euvEr
usp
{nluo
OsE ereluE
)FlelJal uap,(ueqe{ u?:lBuntrp tuu,( uetues rupu:l uEEuriles .rrn1q 00?
uBJqng
rclguaur
u:pf
sEnI qlqel lordulasrp uule Euu[ usnlnured uultuduprp
luqEunru
lurrnsluuas)
UceI uereng
uulg)Pued tuepq llBq tuu,(
us{rsuqtuaur
pueHod
JISBII
rudup
a*qi"r
nqB uauras uutuep
Btuqrue.L 'uola8 uBtuoped lllnuetuetu stu?q ueleuntp tue,( ueuras
JBpg)I rrBp uaues
'rupunq {nlueqreq ugtunur
4pfueqes
wrllnq {nlueq ryeq .uu8rri urtlrrlrrg

tuuf

uequq

qgldp

rusu>l rcEarEe undnuu rrsed

6tz

@q

Jnarus

leo

uailEqed uap uep/ua@d

-8

'lordues'JUsBp uB

@teg ueel

220

Pedqnan pengefaan futon

Pelaksanaan

Pada penyemprotan beton, peranan penyemprot


adarah hal yang sangat penting.
Ketrampilan pekerja/penyemprot
menentukan seuagian besar kualitas lapisan
beton semprot.

Dalam penyemprotan fartor-faktor yang penting


adararr:

'

Jarak antara kepala semprot dengan permukaan yang


akan disemprot. Bila jarak
kepala semProt terlalu kecil, maka gaya yang
*rny.rt i beton semprot terlalu besar
menyentuh permukaan beton. Akibatnya, tidak akan
ada tapisan beton semprot
yang terbentuk karena semuanya akan dipantulkan
kembali (,iebound,). Bila;u,ut
terlalu besar, maka gaya yang (menyertai beton semprot)r.ny.n,uh permukaan
beton terlalu kecil. Kepadatan dan rekatan tidak ,n.."nuhi.
Sebagai jarak rata-rata
kepala semprot terhadap permukaan beton dapat diambil
sekitar 60 sampai g0 cm.

Arah semprot.
Arah semprot sedapat mungkin tegak rurus terhadap permukaannya.

t:

,kt
'p.

dt
m
la
6

ka

Jumlah air.

Br

Penambahan air diatur oleh penyemprot (metode


kering). Bila air yang ditambahkan

ka

terlalu sedikit, maka mengakibatkan tidak cukupnya-gaya-lekat


aun akan terjadi
'rebound"

ter

rebound sangat tinggi (15-30%) don *.ngakibatkan


kerja tamtahan (pembersihan). Jadi
penting untuk membatasi persentase rebouid.
Ini dapat dirakukan dengan cara-cara berikut:
Perawatan yang baik pada mesin semprot.
Jarak dari kepala semprot sampai ke permukaan
beton

pe

Pada penambahan air yang terlalu uunyat,


J.uugiuni;ffi;n u*un
hilang.
Beton
semprot akan melun.ui tr-n dan iepas
,
Perhatian: Bahan-bafran
terpantul dinamakan 'reboun d' (Gatnbar 7./g). persentase
-yang

ditentukan dengan bantuan


penyemprotan percobaan.
Penyemprotan berputar (Gambar 7.Ig)
Su'iut kepara semprot-permukaan beton adarah
90 derajat.

Susunan spesi:

'
.
'

butiran-butiran lebih kecil memberikan rebound


yang lebih sedikit
faktor air-semen yang baik
penambahan bahan-bahan agregat ringan (lebih
sedikit rebound) seperti abu
terbang dan 'silica fume' (kedua bahin ini-memb.JL."lr*r
perbaikan pada
beton semprot baik pada kekuatan maupun
keawetan).

pe
ba

ke

lal
a

pa

bet

bet
der
dar

per

agi

Ril
(pe

ket
bet

Pct

dih
me

spe

yax

dic

ada

mei

Gambar 7.18 penggunaan yang baik ,l.ari kepala-semprot.

betr

I
.uolaq
BfBq epole{ ueEunpullred uu>1Sueqtua{rp nlBI unqu1 ederaqeq ryfas EplrolrlJ BunpuuEueur

Euu{ uerEuq-uer8eq uu1r1uu83uau {nlun JIlBuJellE ru8eqa5 'urlEuntu )teplt qEIBpB


uu8unpurl:ad nule uurq8ur,{uad 'ueeues4ulad lEESrp uolaq ue:ndurec epud ue4.rndtuucrp
(.ro1u1accu.) nluuq uequq re8eqas Bpuolqc-Bppop{c uerpu[a1 {efueq Buare{ >fe,{uug qlqet tue[
ueluos-rad uu{lraquavr (Z't teqll) Bpuolqr qalo rsoro{ Idelal '{lpq Eue,( uelreqrad rsads
uuEuap uuTluu8rp uerpnue{ uup ueleuoqrultuad rurepEuatu r{ela tuEI uolae ue>poltur{uau
uutuap nele 'Eueru IITBsE lBz uuq?uad tunpurlad uesrdel nlens ueguetu uetuap uu{nuaqp
ledep ugleuoqrglSuad uulqgqasrp 8ue,( rsoJo{ 'I't qgg eped segeqlp rrtat luadag
stporrq uotunpugta4

$il

'Euufuedradrp tedep selllsnlreq Euernl Eue,( uolee ruled-esuprl 'roc uolaq


rSoloulal ue8uap Enses lorduras uolae r3o1ou1eg'efta1ad uupllelel uBp uerlr{BalTuepdtuurel
eped EunluuE:eq JBSeq uet8uqas ui(uselrleny 'BpB qelel Eue,( uolaq epud (Sunpurlad)

ugqgqugl uesrdel lrequeu {nlun Teq tuu{ epoteu nlgns qBIBps lorduras. uolag
uuserlSura

'(uun1 rnJunlau ueutlSuntual) to:dtuesrp Euu( uuu>1nu.red uped qnlef


{el uufnq rre re8e
qu8acrp sluetl B{Btu 'ue[nq ucunr eped uuln{B1lp uelo.rdua{uad upg 'uerpnue{-ueluirrurad
epud uuleosrad rEuern8uatu tudep (rsloda u,(ulusru) stlelurs-ugqgq uuqBqr.uguad

?pr

'.punodtuoc EuFnc. nluns uedereuad ue8uap uurpnua{-uelB^1erad


lJeqlp tedup
uoleq Uee{nuued ueuDt8unua) 'sneluls-ueqeq IJoJ nsle SunlueE epual u,(ulusrur ue8uep
dnlnlrp ufuueelntu.rad re8e elnd uelrnfuerq 'lJBq t rqrxas BurBIes rqBsuqrp sruBq uolae
e,(ueueru:1 qelg 'SuFa8uaur uoleq uDllBqHBBuau uurlu 'len[ BJBpn ue8uap re8as uotag
BJBIUB
nlelJel Eus,( ueqnluasJed 'Jeseq ueseiatued nl{BA\ eped uu>1lrserlrp 8ue,( seued
ledac
tue{ uetues rBpE{ uetuap ueindurec nlens r{EIBpE lorduras uoleq Bueru{ qatg

nqr

'r83u1t

uE!pnulaI-uElBr.LBJad

uBn

'(.Eurqsrug.) uelesala(ued uusrdel Brt$le {nlun ryeq 8uu,( rusup uesrdel


uultudeprp eSSurqes sneluls-ueloso8 ue8uap >losoBrp tedup uep ue{tordurasrp qESBq usupua{

:tn>

uIBIep lut sBlBJel uusrdel 'r33up qlqel Suer( uaues repe{ ue8uep snlurl 8uu,{ uesrdal ueqeq
uulto:durasrp rnpprol lo:druas uoleq uesrdel {nlun uerynfuelq .3ur1eo1 nsls uesnpq8uad
4rerusalefuad uesrdul BJI$le lraqp nlrad Dleut 'ue>lur8urrp ulc11 qlqet Euu[ uuelnturad
utl8 'I{utBs?ur uP{Bdn:aru {Bpll tut eful'unurn 'rusu1 nlBlas lorduas uoleq uBB{nuJad
uesnpqEuedfrelusala.(ue6 .

.Gt.t nqwog)

IPE

essl
uB)lr

IPB!

uulr

Ipe[al

ledup ue8uelnl Euoplaq rp e8Euor-eBtuor uep uelslarad rpe[:4 untrgtunrua{-Bpn '*rt


-qellp )tel lul u1t1 'Euuluq-3uqeq Euqrlalas rp ueryorduesrp nlelas srusq lotduras uoteg
'urur 0OI IrEp IIJaI qlqat 8uu{ ue8u!-ruf Jsqal ue4dureuatu uu8uef re8u qrlrdlq 'uoleq uBE{
-nuuad uup ledal SueI ryruf epud Euesudrp raltue-ra18uu uunlueq uetuap uu8ueln;

ue8uqnl uuEuuserua4

'tu3

ElBt-r
UEB{

"(lnsns uuEuutq ueqeuatu) uaplqalrp ledur Euef uutuupl uetur:uf 'uru 0S g


0t lrep qlqal 1ulol pqq ellqedy 'rudecral uuqdul usleqale{ 1elor Jedues e{u1n1!raq uesldul
uqn>IBllp dnlnc uusrdul UBn>1e>Ia>I qstelas .uru 0Z pdues :pta ueufra1ad uped uup ruut
0I uuleqalel pdtues tunluetrel uuufralad uped u,(uurnun .tuqulaq a1 tugpu nqu uudap
e1 tuppu '(EuJpqp) {pEa uue[.ra:1ad qe:lpdu '(upda1 sslB Ip) ..rlupetueuaru.. n1; ueepa:1ad
IIu:pdB lupud tuntuetrq upl eretue gul 1eurl$teur pqel 'lqnued q tudup tue,( rreluqae)t
1urul$lpur edureq rudutus pqAetuaul uBIp ufuuuuep8uad uu:FusBpJee pldure,(ua4 'unu SI
ueqdq luqal leruluFu lnlun{p uqnsn,(ued uup uetupatuad uferpq uetuap uEIIB{raE
uBsldE IBqeI .

tzz

{BrB

lordu
JBseq

rynf
'lordr

'tupu

uolq

wtq narus pao uapxyed uw aqsnaEd

r
222

Pedoman Pengeqaan Beton

*letode yang balk

lletode yang salah

(penyemprotan dekat dengan


permukaan)

(penyemprotran terlalu

Pc

ya

Ap

jauh dari

permukaan)

dir
Pa

,/

Pri

@+-

ele

ku
rid
an
an

\
oleh kecepatan yang tinggi
dan arah yang berganti-ganti

oleh kecepatan yang rendah

Ur

spesi tetap tinggal pada batang

jut

(menempel)

Se
sel
sel
Pe:

isian sempuma di belakang

isian tidak baik di belakang

batang

batang

-:Il':5'
'.::'.. .'..

t,;,",;$
.:'..'.::\
.::'.".:i:
:-.,....:.'

<--

<

oleh cara penyemprotan, batang


pada saat-saat terakhir
masih belum tertutup

di belakang batang terdapat


bahan-bahan yang berpori

<_
-+
penyelinrutan batang yang baik

penyelimutan batang buruk dengan


kemungkinan peretakan

6"1,

san

dig
Gambar 7.19 Penyernprotian beton di sekeliling tulangan.

den

undnuur rIB sBlB Ip IISBqraq ueEuep uu{n{ulrp ludup


1s1a[u1 'srlalurs-ueqeq uprnduruc ue3uap
utnf nelu (s1talurs-uBqPq uBl{Bqtuel eduBl nule uuEuap) rrec rsadi uaues uBtEil ueleun8rp
1s1a[u1 uBrIBc re8eqeg 'e,(ure8eqes uup lelaf 3ue{ ueroce8ued ue8unqtues .lrxuel rel3uus
'uu>1ela:ad uJelEp ar uuuurat uu8uap 1s1o[u1 uerrec-ui;lnlJeruaru uu)irugrp uris4cfurBua4
ue;s>1a[u;8uad C.I.9
'EpoiB{ ue8unpurped ualsrs nlens srletua{s uBrBqwBC

OZ.2,

TBqruBC

EpouE

lo,lduras uolaq

lnle6ued upp JnIn.lplp


snle elerad teanesbd

ueefte8ued uped rypoFad uelo4uoEuad


ue8uap uelSunqnq8ueur uep (02'l

ledal fluefr, sruB lBnI rnlutuaur uep ualsrs

nqaog) rsr8uad s',, u,p leqq-laq'{ u,pfutele.u


dntnuad uesrdel ueduauad

uelqarad uep ruseq 3uuqn1-Eueqnl

uersr8uad

sudal Suef uur8uq-uer8eq uel8uepq8uau

'uBuuralrp 8ue,( dnlnuad uesrdel eped uulerer DrrBqraduau


{nlun (ueruur,(uad ue8uap ueqrFd) rnl1n-r1s depuqrat u,(uunlaqas-uelu^\e:ad
:ln{uaq re8eqas selSurrrp lgdep epolal uetunpurlrad ualsrs uetueseura4
'(s:1ete1 u,r{BquBuad ueEuap ueurl8unual) utu
0e Fqeles lo-rdtuas uolee rsrdelrp ufulnfuelas

uBp uoleq eped Suusedrp apouB rualsrs '(snre u?{nsEuad) uEuqurel


IeqB{

Ilul

q"nqes

uup tger8 uutst uu8uep sllaluls


nBtB uBIBunErp
unruelq
seE
uollesrrurp
IaqBI
spouR rn3nqrg
Eturatu u.rcces uu:Fnlusrp epolml ue8unpurlrad reEe
lsaurg lerundtuau e3n]

uetuqnt ufeq upud

epouB IuelsIS 'ue3o1 Sunqnqtuad ede-raqaq


u?p
tgurE 'urlntu uruEol uuleun8rp rur {qun
'slqeq Isoro{Jel IUI epouB eduul tuns8uepaQ
tudup epoue ls{BeJ nlens Buuur uped snre
-rqueq8uad !:ep ulprel IuI epouv 'uu)Hulellp nruq 8ue{ apouu uu8uap uul8unqnqrp srug
slerad lemesad Jplsod qntn) 'apoue eped rpu[:a1 e(ueq 'uuln:e1 uped uor-uor rEel upe
IBpp
ryuf 'epolel uu8uap I$[BeJaq ..?s4udtp.. Jug 'e[ug 'sn:e elurad lellesed pnp gltr3ru qnrrut
eped uutuelnl uulSunqnq8uau uutuep lpuFq rur uorUale-uorDlale uuqequBued .uor{ela
-uoJDlele ueqequuuad qelo uolurunltp efeq prsualod quppe srpolal uetunpurlrad psp
drsug4

'u[uq uped p8Eup delet uorl{ele-uorDlela uep


rurn8uau
us{B
rseq uor ulBI slg)I uuEuaq
'_el +
r$lear
?eg.z
apoue uped .r.1, ruqruug eped
*eg3
Inqurp
u6lll3qule{lp spolBl ueEunpu[red ude stnlelr uelsulefuau
{nlun 'rrB{rlueryp nglg qeEacrp
tudup ufeq rsoro{ Buuru uu8uap ErtulryorDlela {1u{e1 nlens TIBIBpB slpolg)l unaunpullrr4

inry slPotrtl uoSunpuryad qa40dy

.apop{ uuEunpurlrrd ntp,{


'Isqueuo asu; epud
Epureq
qls"ru
)tJu)tel
1ul
ufeq rsorol r8uquauraru rnlun ruuq :llulla1 ludupral uuresed
lp ,nqo ,an rq"q ,irps

ezz

uotq )narus yeo uelleqted uep uepae@d

ttol(l

Pedoman Pengo/aan Beton

224

di dalam air. Untuk penginjeksian dapat digunakan peralatan tangan atau dengan peralatan
,,,,,puran semprotan y*g-"rnggih. Untuk penginjeksian dibagi dalam dua metode kerja
yaitu injeksi melalui lubang bor dan injeksi permukaan.

. Injelsi

melalui lubang bor

Contoh:
pengamatan timbul setelah di dalam dinding terdapat retakan sepanjang sekitar 300
mm (diulur dengan ultrason). Dari penelitian selanjutnya disimpulkan bahwa retak harus
diinjeksi. pertama lubang dibor sampai atau sedikit menembus retak, kemudian cairan
injeksi di bawah tekanan dipompakan ke dalam'
penginjeksian dilakukan terus sampai cairan injeksi keluar dari lubang bor beriliutnya.

dan
Setelah iubang pertama ditutup, penginjeksian dilanjutkan melalui lubang kedua
sebuah
ditempatkan
dapat
seterusnya. Jika ietaf telah terisi, maka pada lubang terakhir
selang yang diisi dengan cairan injeksi agar memungkinkan pengendapan cairan injeksiBila cairan belum *.ng.rur, maka pada retak yang lebih kecil masih dapat terus mengendap.
penginjeksian retak-retak sampai sekitar 0,1 mm dapat dilakukan dengan baik.

d
p

p
p

Hasil injeksi tergantung dari:


viskositas (kemampuan mengalir) dari cairan injeksi

6,

bekerjanYa kaPilaritas beton

temperatu, ,uirun injeksi dan beton. Pada temperatur rendah cairan injeksi akan

kr

tr

lebih tebal
waktu cairan injeksi mengalir, ini berhubungan dengan kemungkinan pengendapan
di dalam retak-retak kecil
tekanan di mana cairan diinjeksi.

Bahan cairan dapat diberi tekanan rendah (0,1 MPa sampai sekitar I MPa) atau
diinjeksikan dalam trkunun tinggi dari sekitar l0MPa (l MPa = l0 kg/cm2). Hal yang
p"niing pada bahan cairan adalah dapat diinjeksikan, yang mana memberi pengisian lebih
Laik, titapi harus diambil rindakan-tindakan tambahan. Ingatlah pada lubang bor kedua dari
contoh. Cairan injeksi dengan tekanan dapat menyemprot dari lubang ini. Lubang-lubang
yang terturup memberikan kemungkinan udara yang terselubung gol -sebagainya. .Juga
le-rngtinan tak terpikirkan bahwa gumpalan beton oleh tekanan injeksi tertekan lepas
atau karena isian retak-retak justru makin membesar (Gambar7.2I). Penginjeksian sangkar

6.

Pi

P:

yt

kerikil dengan cara Yang sesuai.

FX

y2

al
o

3(
de

di

ya

ju

ke

Gambar ?.21 Kerusakan oleh injeksi tekanan tinggi.

Injeksi

permukaan

rt''

Suatu retakan yang ditemukan sampai pada sisi luar dindipS, maka pertama-tama retak
pada bagian luar ditutup. Pada penutupan ('seal') diambil jarak yang teratut antara titik-titik
injeksi. Iarak dari pusat ke pusat injeksi tergantung antara lain pada besar retakan dan

di
di
b

ke

Pe

'(t't'g)

uoleQ
uuulnuuad
uqemurad
uuEuap
rnlnquprp
snrurl efus ruuat ugpgqred
'JuIBqJal lunleqes uBBpeatnu:1tup uped unlllequelrp
ledep uule^reel upp uggunSal
'ue1un1e1 eE8urq gpqredp urx8unu uerergqar lgqplu uolee ue{Bsruer uu>1u,(uuqa:1 ,rusaq
{Bpp.3ueJ uere{uqer BpBd 'e[us ue>1r1uu8rp nElB rxreq:adlp ,n11q, qe)1gdg uu>1sn1ndrp
ue>p 'peftat Suef uuruleqel uB{BSrue{ Euqual uereque8 tedepuatu dqnc uep uslraaip
JrUIruls qrunlas qelalos 'ua1qr1nd.lel {sl uu8unlSualed uotaq efuq ue8uetuud:ad ueull8unurel

I
)

usp uoleq uuqecad qeto rBseq uBrB{BqaMeFa quleles efulesrur 'plue1 .Burtuad e3nf
{nlueq uuquqnred'ueqeq IBJIs-lBJls Eurdtuus !C 'rnteradual ueqeqrud lBqplg Incun1II Euef
(rrc uulorduras uup rdu) relar Eueru{ loJluo{rp uoleq efulnfuelas 'unlrolgroqel rp ue)l"rlp
uelpntual 3ue[ JapuIIIs ueroqurad nslB (.raueqEuls trua1.) uelnluud npd uuntunq urd,urp

Iorluo{rp ledep uu{al lBnx '(unrnuau uB)tB) uoleQ nlnu uped 3un1ue3ra1 uB{al tunl 3
sslu I(I 'uoleQ ue{al lun{ IEIIU quqn8uau uu)tu )tepll og0 rcdues uolee ugseugurad

*,

uolafl
'trBIIBquIBl uutuelnl Suusedrp usurx8unuey 'rqnueruetu qlsuur JnDlruls

uqgn{al

qg)IBdB

loquoEuau {nlun IIBqLua{ uuEuntrqrad w{n:1utrp nlrad BIrq 'runlroluroqel rp ue>pedeprp tue.,(
IJBO '(+rq uurfntuad) uetuelnt ederaqaq uped urn]rolgroqpl rp upeqorrad-ueuqocrad

IISBTI

uolqnlnqrp deta tue{ uBlBnIeI uutue[qe1 rcue8uau uensedal uuryedgpuau


{ruun

'dclat Suer(

uBlenla{ ue8uelrqol ueurlSunua{ uq8uug:adrp srueq ur8urp ueeftaSuad efuq sruaf Epud
'qeqtual qllnd ue{E sBued uusep8tued efeq sruef-sruaf 'ueur8urpued qelalas :niulnlprq
rnluradural uB{rBue{ ue8uap SuHras urunueur uB{B

J o00S ssle rp uolag rt

rfr"

uofeq

tBnX

elefl .

'leqlllp uuqeq IeJIs-IBJIS u[u1e,nu BpBd


'ssrsJal tuef Jnl{nrs ueuunSSued reua8uatu lgqrseu elurura(u
Inlun teqlseuad IJBJuau uu{u rruIruls Bruqrlarua{ .uereluqa{ lsqqg {Bsru JnDl11;ls BIrg
uBre{Bqal lBqplB uoleq uB{Bsnra>l z.z.g
eped uuququrBl

rnl{ruls uuderauad uglqnlnqrp r33up

'ueqelalal nele qrqelreq 8uu( ueqoq


3ur1e4 'uolag r$lrutsuo{ ue8unpurl-rad

'I'9 qBg uped ueseqequad ue8uap lBnses JBseq uer8eqas uBIrBqJad 'usulnu.ued uulesrual
uu>1udruau e,(uunun eped srup{aru qnre8uad-qnretuad ieqqe uolaq ug{esrue)
slue{etu qnre8uad-qn.re8uad IBqHE uolaq uB{Bsnray 1..z.g

JB

se

vB

3
IJ

rll
3
nu

UBt

ug:

'uuryeqred

ePolau uederauad uuuqEunua{ uup uoleq JnUuls uep ufutunleqas-uelu,nered uped


rrB{rlBrncrp wJlBqred 'lnJuntu SuFas 8ue{ u?)psruel uderaqaq sBqBqlp uB)lB rur qBq Eped

.rgsup

ueqdel selllBrul .Eueraslp tuer( uu>psruad upud tuntueErel qlgdlpSue,(

:pfuuq Brpa$al uolag lqrusuol (ueileqrad) uuEunpulpad upu4

Eusur uBrIBg 'uuq?q

uoleq

BJBo

qB

uBl

'?f
UBJ
sru1

00f

!$[lrlsuo{ uB)IIBqred cg

'uapgEulslp rdup ..FeS.. p1a[u1 uernac uesuratuad qBIelaS .eilN


?,
mlglp ludsp pryfq wuu:Ial 'ruBIBp lgar)Flat uurs:lafuiiuad
IrBP

uetuap lBnses {slat-{qeJ uurslafurEuad epal

'de
.IS)

'turtuad
ueuered uB)lulBtuau efeJq ladsu ufes nlual usp uslerlasal
'uutugsetuad4reuueslelad
ladse
'uuqqrurad
uBrlupntua:1
ufuJFgy
rBssp
pefuatu
sruBq
Euuf
u4BJIsaI
{nlueq lur Inlun
.(uqamuag Euetuud
'uuUusudlp d[us nruq Euu[ uuquq-uet{Bq reuaEueu epd EuFas
ldelaI
ultuef epoFad lrup llsstl-11seq uup ueuftaEued ueureptued ueryusepraq Euuas uurlllld '
'ggsarte 'ququal .tupa4) uutumltu{ rse{ol uup

rtunpqFp Euef

I'0

Jglliles pdures Bdy{

9ZZ

'lqe[q

efra

uon

uopg narus yeo uelmnd uw uepaebd

usl

sqlso{srl

rrurpnuey

uErrEJ uBqeq

Pedoman Pengeq'aan Betqt

226
Metode perbaikan yang sering digunakan:
pembongkaran bekisting dan Pengecoran
pemelesteran (perbaikan permukaan yang kecil)
penyemprotan (perbaikan permukaan yang besar)

II

dr

Kerusakan yang ada bila perlu akan diinjeksi

6.23. Kerusakan beton akibat chlorida


Bila permukaan beton menunjukkan retak-retak, pelupasan penutup beton dan tempat-

di

tempat karat terbatas, penyebabnya harus dicari pada kerusakan chlorida. Struktur beton
harus diteliti pada kehadiran chlorida. Bila diduga bahwa chlorida muncul diberbagai elemen
struktur, pertama harus diteliti apakah perbaikan masih mempunyai arti (mungkin dengan
perlindungan katodis) atau elemen struktur diganti. Setelah penelitian yang luas pada jumlah
chlorida yang telah masuk dan sampai kedalaman berapa chlorida berada dalam beton dan
dengan memperbandingkan biaya, dapat diputuskan apakah struktur beton akan diperbaiki.
Pertanyaan masih tetap sampai berapa kedalaman beton harus dihilangkan/dibuang. Bila
sebelumnya telah diduga bahwa tulangan terkorosi (Gambar 7.22), dianjurkan agar beton
di sekeliling tulangan dibuang/dihilangkan, batang dibersihkan dari karat dan dikontrol
terhadap 'pitting'. Sebagian atau keseluruhan batang yang berkarat harus diganti. Pada
penyingkiran beton dari baja tulangan yang mengandung chlorida pekerja harus diberi
pakaian pelindung.

ke

di

bi
b(

le

koresi sumuran

al

yi
yl

al
benryarna coklat

si

hz

Gambar 7.22Kerusakan beton akibat chlorida.


Pada chlorida yang masuk begitu dalam, tidak selalu perlu beton berchlorida itu dibuang.
Bila chlorida telah masuk sampai ke tulangan, maka pada perbaikan spesi dapat ditambahkan
inhibitor. Inhibitor-inhibitor itu adalah bahan pembantu. Yang paling sering muncul adalah
Calcium Nitrit (Ca(NOr)r) yang mencegah perusakan lapisan oksida pelindung pada baja
tulangan. Ini menjadi jelas bahwa ada cukup inhibitor pada tulangan.
Pada perpindahan chlorida ke tulangan akan dinetralkan oleh inhibitor. Dalam hubungan
dengan ketidaktahuan mengenai kerja awal dari inhibitor, perlu ketelitian pada penerapan.
Setelah permukaan beton dirawat, struktur dapat diperbaiki dengan memplester bila kerusakan
hanya muncul insidentil dan penyemprotan bila kerusakan muncul menyeluruh dalam

permukaan yang luas. Bila permukaan perlu diselesaikan secara estetika, dianjurkan untuk
melindungi permukaan dengan penahan chlorida atau koating.
6.2.4 Kerusakan beton akibat pengkarbonatan
Kerusakan beton akibat pengkarbonatan dapat dikenal pada permukaan beton dengan
retak-retak, pelupasan penutup berkombinasi dengan bintik-bintik karat. Bintik-bintik karat
ini hadir lebih luas dibanding pada kerusakan akibat chlorida (senantiasa korosi yang terbatas
'pitting'). Perbaikan kerusakan pengkarbonatan dapat tergantung dari tempat-tempat muka
pengkarbonatan bervariasi.

Cr

D,

(c
b,e

uc
be

di
da
p

uBAueC 'r8u1 relnrulp uB{s uu8uulnl eteq epud uulure8uad 'pca1 Bue,( Burluol uelusnred
BpEd 'uuEuu1n1 upud p33up

daet uB{E uuleuoq:u18uad B{nu rdulaa 'uel8uuFqtR ruanp


..uB{BSrua1.. qeqa,(uod 'uese pz dupvqtal Bunpurlad Burtuo{ ue)plelalaul ue8uaq .un18*irurp
siuEt{ u'-rloQ trlclep e{ LIIBSU
u,(ulnseru qeqar{ua6 'iu.iex-req
1ez
efeq
1rESBlBreq
4n1un
8uu,{ uuutlSunue{ EpB E{Btu 6 > Hd BIIg 'urunuoLu uoioq uuurusEe{ teferap
Iuls IrEp ,rnp.
rndel 1u4r3uatu uup uolaq ar {nsBU 3ue,( tuusu lez qelc uuxleqqerp uqeuoq:u13ua4
',,|uot13uollqV snrDq lsostuoqrn4il Suot uopq tlDlDdV.,:r{BIepB e,{uuue,(ueuad .tureryaq
lpllpas e8nprp B{nqJel 8uu,( Eu4ug 'ruru 0Z Jusaqes uBlBuoqrBlEuad tuBIBC .GZ.t nqurog)

tuul 8[ Jpseqes ueu1u,(ua>1 r.uulup uolee dnlnua4

.uelguoqJu>18uad

u,(uuelep ruua8uau

uuEue.lala>1>p,(uuq qlqel ue4edepueu


BruJes
ues$llretuad
uulqulau
uu{snlndl(
{nlun
l1ulop
'ue>1ula:ed lPeFel rclnru qulal u8nprp ledural uderaqaq eped '1ensr^ ueus{lreuad
BIrleX

'

:qoluo)
ue8uelnl epud redtues uuleuoqru>l8uad
'rsBsruoqrel-ra1 Suud uolaq IsBsrlE{lB-aU

f4.l

B{nHI

v
q

reqtrrBg

'(uo) eo

ueleuoqre>16uad

ueelnu:ad

1o.tduras uolaq

Ouenqrp uolaq

'6 IrBp qlqal gd utreq


rcdues {IBu uB{B nll uelSuglltlp tedep {el tuer ugp rsesruoqrg{rel tue{ uolaq Bsrs-Bsrs
IrBP uBluBsea>1 lefuraq 'ue8uuqtulese{ rcdecral redtues uor-uor ueqepurd:ad rpefral uB{B
rsBsruoqrB4rat 8ue,( uoleq uBp..lBqes.. uolaq uuseleqrad ?p?d .tt g
gd
ueSuap
zl
{lBq Euer
uoleq qEIepB ue>pplellp ruuq Suuf uoleg 'OZ't nqwog) rsusrlulleer
rpefta1
uB{B rugq Eue,(
(:a1se1d tsads netu) lorduras uoloq ueuas uuls{r uu{{Blaleu
'Tued {nlun uesBIB
ue8uaq
BpB
'uBqrunlesal Brecas uelSuulrqlp
rsesruoqrelrel
{Bpll
tedup
Suuf
uolaq BUg
lepll
'snuouo{e qlqet
rpefuau lorduas uoloq uulelarad ':usaq Suef Suq8url tuBIBp uuryeq.rad BpBd .ralsaldureu
ue8uap uelqrlndrp tedep ue{Bsnre{ 'llca{ 8ue,( dn:18ur1 ruBlBp uelruqrad BpBd
'uu8uu1n1 rleAralatu uBlBuoqrBltuad

IJa
BP

Ior
uol

uBe{nurad g3.l rBqurBC

BIIT

'ptl
lElloc euJei Joq
rltulq-x!lu!q
rleq Ourgrleles

leJE{

ueqrsraqurad

uBp
r{EIt

ueB

ue
uol

'reupd ues$q
uoteq uuulnuued nqe e[eq uerynlnqry
lreqlp
nDls^\-nDIBmeS 'u,(uunlaqas lBlt\?JlP sttrurl uoleg Eursgad 'loguoEueu
{nlun uetunlqrad
mIqBIIp stuBtl rnDluls uBlBn)Ie{ B:lstu 'Euurnlraq B[Bq Euqug uutuolod e11g
(.uapqqgt.) 1we1 ueo

-ted

u?{Weraqp sruBq rqplas ry ueEuulq BEnf 'uqtueFqlP srugg usluuoqrg4Eued rueptuau


B>lsut .uetuu1n1 uudep
pdures q?14 uslguoqJgl8ued-u:1nur upqedy

tue{ uoleg

(t7't nquog) uutuulnl

LZZ

llB,nalau ueleuoqrerl8uad u:lnl{

uotw nurus peo uaileqed uep uepaepd

aopa

Pedoman Pengeqaan Betm

228

Per

Pec

din
sedikit berlrat

Pal

mel

beton semprot
permukaan
pengkarbonatan

yar

seb

der
dan

Gambar 7.26 Pemeriksaan detail dinding.


memasang lapisan beton semprot padat setebal20 mm, zat asam akan dicegah masuk. Oleh
re-alkalisasi juga derajat keasaman sebagian besar dari beton yang terkarbonisasi akan naik
sampai di atas 9. Oleh lapisan beton semprot "padat" masuknya air (perlu bagi korosi) ke
tulangan juga dapat dicegah. Bergantung pada korosi yang telah terjadi di baja tulangan,
dapat diputuskan permukaan beton diberi lapisan beton semprot padat setebal 20 mm.

6.2.5 Perusakan beton akibat air tanah yang agresif


Perusakan beton akibat air tanah yang agresif menyebabkan kerusakan yang cukup
besar. Terutama kerusakan-kerusakan pondasi di jalur pantai (air laut), gudang pertanian,
pondasi rumah kaca dan lain-lain. Perusakan beton yang banyak muncul akibat sulfat akan
dibahas di sini. Sebagai contoh diambil gudang di kebun dan gudang taman. Di sini dapat
digunakan tiang pondasi prepabrikasi 150 x 150 mm2 (Gantbar 7.2A yang pada sisi bawah
dicor dengan beton 1:3:5 (sekitar 400 x 400 mm2). Oleh penggunaan pupuk yang mengandung
sulfat untuk menumbuhkan tanaman, air tanah akan terkotori. Karena kapilerittas air tanah
yang agresif pada beton akan meresap ke atas (Gambar 7.26). Pada ketinggian muka tanah,
air menguap dan sulfat tertinggal. Sulfat-sulfat ini akan bereaksi dengan aluminat semen
sehingga terbentuk'ettrigit' (perbesaran volume 2,5 kali). Batuan semen akan saling tertekan
sehingga ikatan akan lepas. Juga kemungkinan tulangan berkarat menjadi lebih besar.

por

ker
Sel

(tal
sen

dip

setr

ma
ka)

7.
bet

yat
ole

Gambar 7.26 Beton 'poer' pada gudang di kebun.


Dengan bantuan penyelidikan dapat ditentukan beton 'poetr' yang mana harus diganti
dan mana yang dapat diperbaiki. Penggantian beton poer tidak akan meminta penjelasan
tambahan. Pada perbaikan, pertama-tama gudang harus ditopang lebih dahulu, kemudian
menggali pada poer yang akan diperbaiki digali.

bet
unt
ala
me
ake

bar

yar

per

'unlueJJal 8ue,( uelere,{srad-uelure.(s:ad ue8uep uurfuefted


ue8uep lunses gruqradurau ue{u ueuqusn-rad B^\qEq qe,(s 8ue,( uee,(ecradal ledeprat Suef
e/l\r.[Bq IUEraq uunlu8uad '..In{elp.. qelal 8uu,( ueuqusruad r8unqnq8uatu 'uotaq ueun8ueq
-uuun8ueq uelerrrurad uuuuuslelad uep uedurs:ad lues uped BIrq uEuRUef erila leciupuau ue4u
1a,(o:d e1o1a8ua4 'uBeqesruad Ip uuluun8rp 8uu,( apotou uep uu>peqrad lelu-lple 'srueleru
u?1usrua>1 teua8uatu BlpasJal Suer( uenqqe8uad uulderouau {nlun leJnqruls 8ue,( 1ep
ruBeqas lerllllp u8n[ tedep lul uunlu8ua4 'uenle8uad uurnle8ua4 uulSueqtua8uaur {nlun
ue1:nfuurp'uulruq-rad sulrlun>I rnln8uetu {nlun'uelnluauetu 8uu,( usBuB$[BIed selrpnl'uoloe

uelreqred uulusruad eped u8nt B^\r.{eq sulef rpefueru UBIV 'pllel {Bpp 8ue,( uEBuesIEIed qalo
uu{qeqasrp rpuftat 3uu{ uoleq uB{BStueI elutunurn B^\r.leq sulef rpefuetu tudep epu 8ue[
uelupurl IJB(I 'uoleq rnl{ruts uelreqred uep ue8unpurl:ad eped uulepurl euururu8eq uep uoleq
uu{usrua{ Inluaq re8eqreq reue8uatu ueruqtue8 ue4edeprp qelat nlnl{Epral 9 qeg spud

NO.Lgg frfiflllVEUgd VGIfd SV.LITYOX AI\i1UIIJ,VCNfld 'L


'3ur1eo1 uu8uap rdnlnlrp4sldegp lrerl ?I qelalas uolee uue>lnuuad qrunlas uerynfuerq 'n[u1
3uns11aq ue8uap uDIn{BIrp tedup rensos 8uu[ erec ue8uaq '8urleo1rp ludep scle ISIS u{Etu
'lrer{ ,I su:a8uau r{Blel uolaq ellg 'llequal ue{lepedlp uep r8ul rsrrp Sunqel nll qelolas
'uu>1nsn1 ue8uap uu>ltupudrp uup rsads ue8uap e,(uqe8uaas rsrrp trerpntuel 8unqe1 'ue4upedp
IlEq-pBq uep qeuu1 ue8uap rsrrp 8unqe1 3ur1r1a1as fC 'ue8unqtues Inlelatu rtle8uau uaruas
rru qe8acuau Inlun leder dnlnlrp Sunqur uuSunqtue5 'rfe8:a8rp u{uueqe8ual 3ue{ lSunqur)
ruru 0SZ 0 top edrd reledrp u,(uunun rurs rq 'reod Inlun Surlsgaq lenqlp e,(ulnfuelag
'uu{qnlnqrp 8ue{ ?rls{a ue8uelnl tuusudrp uerpnual (guq t qelelas uelefueqa1) sural
dmlnc Inluaqrp ruuq 8uu[ uolaq-do-rd ellg'VtJ repel lqrpes Sunpue8uatu uetuap pueluod
Sueqral nqu uauas rop,( uuleun8rp 8ue[ uauas sruaf elnd uelrnfue1p u,(uunlaqag
'.raod. (uqaq) gsepuod uB{rBqrad

lZ'L

TBqtuBC

u
u

'q
qr
3r
TI

le(
UB

*#
1uu

'u
d

0oz 'u!u

qeuq

uElnued

'ul

e{
{F
qe

'Ue't nqwog)

ruuq uolaq uep

BruBI uotaq BJBIuB IlBq ururef.ra1 uulelar u,(edns 'utu 691 pqeps ruBq uoleq uustdul uuEuap
Joclp uotaq-dord uurzpa4 'lelnurrp pdup ruuq tuu,( raod uanoceEuad e>lutu 'ufurunlaqas
lu^rurlp uoleq Bsls-Bsls tIBIelaS 'pwt1p npad BIIq uep u,(uuqurul lo$uolrp Blnqral Euu,(
uetuulnt uBlpntue;'ufuuuryuqrad qepnruraduaur {$un uu1p,(ueqa1p1 'u,(uuoltuulgtueru
{nfun uerynfuerp uEnf detat 'tll1pes luttult tllsetu uoleq ufurepuua5 'teqedplud
ueEuep ufupspr tuunqp sruurl {Bsru qBIa tue,( uopq-dord sqe 1p uotaq qpur {pstulp
unleq uotaq-dord u:Uf '(qluqredrp) nuutrp npad raod-uo1aq Heleq (uuryrasraq) qurd
qepnu uotaq-dord egg 'npd uu>llmlnuau uetuap IoRuoIIp ..uolaqdord.. Btusuad

uopg narus yeo ua{ecyed uEp uapaued

6ZZ

wlc

Pedoman Pengeqaan

230

8. PENCATATAN

Betqt

pe

PEMERII(SAAN STRTJKTT'R BETON

Pemeriksaan struktur beton dapat dilakukan pada saat yang sama dengan pemeriksaan
yang telah ada seperti pekerjaan pengecatan, instalasi, pelapisan jalur dan sebagainya.

Pencatan sistematis dari temuan-temuan selama pemeriksaan adalah sangat penting.


Pemeriksaan secara teratur diulangi dalam beberapa tahun dengan diselingi istirahat. Hal ini
untuk meneliti proses kerusakan beton yang lambat. Pemeriksaan visual yang teliti dari
permukaan beton adalah cukup untuk menetapkan apakah struktur beton masih "sehat".
Dalam hal khusus perusakan wapening oleh chlorida.
Penulisan pemeriksaan visual dapat dilakukan sebagai berikut:
Gambaran pemeriksaan suatu bagian bangunan.
Bangunan:

Alamat:
Kota:
Pemeriksaan beton luar pada elemen-elemen berikut:

Dinding
Kolom
Balok

Lantai

Tangga

Galeri dan balkon


Konsol

Dinding pelindung
Pinggir atap
Pengaliran, saluran air hujan dan sebagainya
Setiap elemen dikontrol pada:
Pengelupasan perrnukaan beton
Permukaan berpori
Retak-retak halus, retak-retak lebih lebar
Perubahan bentuk luar biasa
Sangkar kerikil atau gelembung udara besar
Bintik-bintik karat
Pelepasan penutup beton (tulangan kelihatan)
Lubang-lubang, saluran air
Kerusakan mekanis
Keadaan sambungan, peletakan, siar dan lain-lain.
Pengendapan kapur

Pengotoran (ganggang, cacing, jamur) Harus diberikan secara teliti bagaimana


pemeriksaan harus menilai kualitas. Apa yang dinilai oleh yang satu sebagai kerusakan
ringan, dinilai oleh yang lain sebagai kerusakan sedang. Jadi penilaian dan jumlah kerusakan
harus secara jelas dicantumkan (mungkin dengan memperbandingkan pada pemeriksaan
terdahulu).

Sesuai dengan laporan pemeriksaan dapat diputuskan sampai frekuensi berapa


pemeriksaan visual atau sampai mana penyelidikan lebih lanjut.
Penyelidikan umum lebih lanjut
Diputuskan untuk menyelidiki lebih lanjut, maka pertama-tama riwayat dan masa depan
bangunan harus dipelajari.

ke

(ueqequq) ur1s1a-uele^rerad e{erq


ueurx8unua{ uBp ue:lruqrad eferq

Ie)tsutd uped uenttuet


uuryeq-rad uenl.radal
uBuBtuBe{

uelur8urrp 8ue( pled-eseur

:ropf

uuryleqradlp

esrs

lnII luun

nFed

'uulrreqrp rcdep uulreqred lBqrsuu u>luru 'uelnlualrp rIBIal uu:lesruel


qeqaluad BlIg 'uu>psrual quqa,(uad uu{nlualrp lnfue1 qlqat ueryprla{uad ue1-resepreg
lBJlns us)lEsrued

BpFolqr ueEunpue)
(sutlsorod) sarlrqeauuad
uB{el lBml

u
u
BU

uolag sslrlPnx

uulusalad4reJnlual 8un1rq8uay.1
Hnluru uolag

{qar qErv

{Blar e{uuelep uep reqal rnln8uary

leJelreq 8ue{ ueBuBIu IrEp Bsrs Jalaucrp uu{nluaual4l


ledualas ue8uelnl eped wqequalel rEpBX
(utaplyloua;) ueleuoqrelSuad uEurBIEpeX
(.tppuqcg nlBd.) uoleg sstrlen)
(ralaus8upgep) ue3uu1n1
uep uolag dnlnuad ue{nleuahl
lulal
(n1ed) uolee uuelnured 1o1atua61
qlqel leduatas uu:1rp11a,(uad
ue8unlSurl uerleqruad euecua-r
1nfuu1

uunfn1 uequqrued EusJueJ


ueuntuuqued euecuar
uBBSIIJaurad

rrlnu:oy

re>1ed-usutu Euscual :uedap-ese;n1


:3uere{es (uuepua>fl ISEnUS
1eqr1

uelreqrad ueunltunrual

uetunltull uuqeqruad
uuunEuuqutad
ueqaq-ueqaq uup uureleued ueuler(ua1
uuruluurad aseg
ueEunlSurl
rc1ed-useur utrucueJ

ueryuqrad ueuuequlad
uurpnrue{-uelutrered
uopq uerocatued

uutuelnl

tupsqaq
ruquut

'..lBq

sslllunl

IJEP

rrcp JnD1ruls ustuntg.pad


uoleq dntnuad

Iu! Ist

uetuqnt
uopq sglllBruI
uopq uBunsns
Flseq uenluauad :ruBq ueuntueq

lez

'tupu
'efurr
uB?$[
rrBBrrBstBlad

uotq narus peo ,taileqrod aap uep/uatod

uopg

Pedotnan Pengeqaan Eetan

232
biaya-biaya lainnya (penutupan bagian dan lainJain)
penjualan gedung dan pembelian gedung bant
ketersediaan uang

Skema penielasan perbaikan dan perawatan

Pemeriksaan visual umum setiaP

Tanpa kerusakan

x tatrun

Perusakan

L-]

Abt
Beberapa kali

Insidensi

Abs

Abt
AC
Pemeriksaan visual
misalkan setiap 2 tahun

Penyelidikan lebih lanjut

Adr
Agr

t-.,
Air

Tanpa
kerusakan ekstra

Kerusakan bertambah

Ala

Penyelidikan lebih

Alg
Alk

lanjut diperluas

Altr

Alu

Ant
Ant

Anr

Perbandingan
Perbaikan
Penggantian.

Anl

Ars

An
Asz

Asl

Ast
AS'
Aut
Ayr

Il tutpurp ,8 {leu ludeP I I lotEq -

99 Suenq:el el-eq

gv e{eq

gg Surlsqag

0sl {rorpe8

LSI IB^\BI LSI rslup - uu:p,ty


9 ssllrolnv

Et-zt

8?l lauug

)lamv

L Jol{erluox rsBrsosv

6rI salsv

197 tuerelaq

68I

n{e:1 tnug

zst {ruB{ln^ 68[ lruBletu uaules 951 ru8aS 6rI uaurpss I6 srlnlAuQes :
gg1 rsolt B^BI Stl 't6 rndel -

6rI

spu>gnn snoauSl
uenlug
ISI UuBr6
e?l uBrurl ntBg
luaulesB8

8l

,gI crtlBsEg
6tl '\vl'z?l llusug
yg turlurlaru 79 re8aloE 11 epueE ,s IsuB 611 lgord gg1 urturp ueefra8uad gg1 seued uesep8 v6'o6 uolaQ -

ruBsv

6 leltslv
e uErrstv

88I elH/$ 88I peu ggl a _ Iosquv


86I apouv

,8I

culsepuv
llsapuv

,?I UetIIeS UUnUnlV


691 u8rsap pax5u JItBuellV

09I JF{Ber IpB)ilV


I IZ U8IV

6 lnpns rn)In Z8t ulrll losoEEuad ?l )llorprq udual g7 lrzpll


gg leEEual rIBuBt

IolEg

IBIV

6gI qetllel -

uorlrpuoc

rlv

8rI lErurou 8tI snlBq -

tetarty
LVI 'Ztt uerndurec
681 'ZL\-69I ernlxltupv

9n-g? tuusHeq

68I uolaq {Esruoru tuu[ rI {loryH lu{l -

EJV

zsl rsqrosqv
zsl enle^ IsBrqv

uBqeg

Osl )iluB)llnn nqv

06 ufEg

s{opuI

wtq

fitffi

234
Critical path methode (cpm)
Crushing Value 152

- dinding tradisi 7l
- kaYu 44
- kolom 80
- kontak 54,71
- meja 63
- sistem 63
- tunel 83

13

Curing Compound 187


Fe
Fer

Belerang (S) 94

Bench Mark 9

Daftar -

Bendaharawan proyek 2
Bentuk kepala sekrup kayu 44
Besi 90
- kasar berkarbon 9l

tua "schort"

Dekomposisi 149
Delta 15l
Derajat erosi 149
Derek pemunjut "klimhokken" 84
Deuvel 65
Diagonal stay 4l

tuang 90

Bastek 3

Betsn 46, 142

diagram

Magnetit 148

Biro - Arsitek 8
- Konstruksi

18

Bleeding 71, 100, 184


Block Mesin 9l
Bolde'r 150

British Standard

sunder

Busur nyala api 9l

For

fos

Fre
Fur
Fur

Ga
Ga

Dikotori 90
Dilever 42

159

Dinding Kode 143


Direksi 17
Dokumen - konstnrksi 2

- kontrak 3
- tender 4

Ga
Ge
Ge
Gi,

Dolomit 149
Dosage 187
Drainage Vertikal 23

Durability 161,
Dye 187

185

Gr

Gr
Gr

Gr
Gr

Early Shringhage 184


Efek ball bearing 154

Gt

Elastis 96

For

l0

l5l

For

Dikalsium silikat 145

Bubur -

halus semen 145


kasar semen 145
Bulking of Sands 165

Fla
Flo
Flu

- balok 13
- blok 13

Bijih besi 9l

Bill of Quantity (BQ) 4, 6-7

Isian proyek 2

pembengkokan 103
Deformasi 126-195

9l

- berstruktur 183
- bertulang 46
- encer 169
- gilas 148
- kubel 75
- molen 159
- mortar 11,74
- pratekan 46
- rapi (schoon beton)
- Self beveling 186

Moduli 42

Elektrode- berselubung basa 128

berselubung rutiel 128

-las

127

Cara - peletakan pasir 24

Eskalasi 4

Ettringiet 201

Ht

Carbon (C) 94
Cetak biru 30
Ciri-ciri baja beton 95

Exposure 149

Hi

pemurnian baja 81

Hr

Hr

cold joint 169, 184


Concrete pump 174

Corong

kerucut Abrams 159


pengecor 193

Faktor -

air semen 147


pengikatan semen 146

Hi
Hi

Hr

Hr

Hr

I
8'

urBlex

p tuuqureq ueretEuu uuuueslefiqoll


gp leduols 6p u8Euu,(ued Zt uallor.lrg lruud gp s>1a1dr1nyr1 IL Isluozuoq Surpro8 nqureq -

I0Z russu uefng


0S ause/hz lnoH
uellelol tooH

9fl

IsslerplH

9?[ uauas ISUJpIH


t6 ('OzC) lallulrlaH
nley

0t

LZI llupeq lB^r?x

l6t epotBx
16 ?prqouoru uoq$x
06

O) uoqrsy

S8l

uolteJeuaE

leag

uBlequIEH

0I s(uox

paualersH

?8t

86I turex
? slsauopul sluslq Jel{erBx
I0Z erupn rnde;
8L re^elrluex

sel-rtl I. ?t

x-

8ZI

t1 lolq Euqung

osl auoz
gE1 Suufual

sB-I

?01 EulJItu

69I ueues 'epor u31l {lsalg


6?l selIIrEJ9

gtl uuerD
gg1 uapfe IUBrD

st A?l)I-

SEI A qetuales

lnduuy

0sl

IsepBrc

9tI

?0[ srunl -

sdtc

99 tuelurletu u[eg

80I lsel dun15 Y

g Eunpeg

llEx
6 relsepux

gy1 releued sBIeD

6ZI lEqulel 16 Euunq 86- L6 lllslreqerel qe8uol -

)l

seg

z ultuuns

17 nr(e1 IBIpur

gg1 ure8ur lteo.ICuauas -

ze nlueq -

uelrdal

)Ilqel

sHu9
rBqtuE9

6rI

61 Eulpurp Is{rulsuo{ sruaf-stue1


z uslsqulef
Z qereup BJBteu Sunpet-EunpeE uelemul

lL'BLl

1y nfq pu{:pef
rr;aEtuod ruluuf

Eg uu8uulnt
suur)l

f,l

rnlsf

g[ suolsf

c
97 EuusPlaq PIUBI teld lsEung
onplSng
serd

88I efp

,8I

leJsoJ

sI

roJsoJ

?6 (d)

gg ruquut ssual ueruqual

l'

0 lEuuoc

IIZ

aullBl,luoc

p u[e1q IsBnDInld

JO$oAUI

IoPBS rrstsru

tqmog

691

8gI lurs$ rsledsul


ppgul

osr r)teu

[8I aup tupeg

06 urrueJ

ZSI{S1 onl?A pudurl

[I I

95 (rutuey) ag

,L rsuoru uoFg lBluozpotl

rr?uE:[a rBseq pprutuaduant tuua


tg XIlt rsesluutro uueteued Isulr"A

qqpql

s8z

w.4

lndelrs

236

Kerikil

148

pengganjal 70

Kepala silinder mesin 9l


Keran penggerak 17, 69, 83
beton 148
pad 13
kasar 148

I-as

Kertal kalkir 30
Kenrgian - baja 45-46

bekisting baja terhadap bekisting

Renvooi 3l
Keuntungan - baja 4546

bekisting baja terhadap bekisting


kayu 64

- bestek gabungan 3
- las bintik 129
- pembengkokan 108
Kilang - beton 159
- peluru 145
bekisting tunel 84

kayu 64

las bintik 130


Kerusakan chlorida 201
Kesatuan monolit 33
Ketebalan garis 34
Keterangan judul block 3l

Mo
Mo

Laguna tua 151


Lantai kelder 18, 20

Iffutan fenolftaline

Mo

198, 203

lekat 137

Mu

lewatan 137

listrik cotogen pengelasan desaMebur) l3l


silang 137

tumpul 134

lrndutan 40
knturan 40
I-engkungan

campuran 161
palsu I 14

Leveransir 45, 133

Nb

Limoniet

Nil

148

Linestone 149-152
[.oan luar negri 4
L,os Angelas Abration Value 150
Lubang sapuan 8l

Ni(

Nit

Ni'

No

Lump sum 6-7

Fixed price 4

Lumut 211

On

145

Oe

Koating 201
kedap air 2O5
pelindung 2M
penahan asam arang 205

Kodering 32
Kode angka pemakaian paku 43
Kokas (Metalurgi) 9l
Konsol 203
Konstruksi beton 30, 33
Konsultan - manajemen konstruksi 2

pengawas 2

perencana 2

supervrsi 4

Macam

ganjalan (suport) 118


penawaran 7
perusahaan

-tipe penyikat ll5-116


Magnetiet (FerQ) 9l
Manajemen Proyek 4

Mangn (MN) 94
Mata kayu 4l
Martensit 13l
Marlstone 149
Meja penggetar 178

Koral 152

Metal Inert gas 129

Krans pengatur 8l

Kuarsit 148-149
Kuat tarik 96
Kubel 174
Kunstof 23

foli

47

189

MAG pengelasan 128

Mengetam

197

kimiawi

Or
Or
Or

Sambungan las tekenal 131

Kontainer 185
Kontraktor 3
Kontrak borongan 4
Konus l0
Kopshout 41, M,45

Korosi

ok

Klep cor 176

Mu
Mu

Klasifikasi curing Compound 187

Klinker

lnd,

Pa

4l

Mengulir sendiri

(7*lf

trapende) 66

Pa

Mentri (ketua lembaga) 2


Mesin las bintik khanan stasioner 138
Mesin pecah batu (faw Crusher) 148

Modulus Elastis peletakan 56

Pa

Pa
Pa

Metode perhitungan 7

Mica 150
MiG pengelasan 128
Minesi 165
Minyak bekisting 4l
Mixed design 169

Pa

Pa
't

9ZI 1espd

s6 )ilrul -

uurfntued
6SI dru)ls
16I uuteuoqrelSued
leAle uBtu{r8ued

18l

'l;,::ffi11,;"ffH:::j
g6 uBsBlrEEuad

8lI opdrel 8lI ueB{nuued 8[I EupsHeq -

rqaEtuad

9p turlsgaq

e6t uo{lBq

,9 uullgordrp

3uu,( e[Bq

nfq

leford {lqel

't8I

uue[:a8ua;'

lelod

971 uolag _

8tl

rlsud

99 ..uaddou.. doul {BsBd


881 uuersd
7p
961

s1a1dp1npr1 uede4

'gtl

Is4srplt{

sEued

a9 uoleq I?d

L6I uuuluruitue4
1p
g

7 1e,{ord 7 :1o{ord uuEuuna:1 g 1aford Iserslunupu -e1o1e8ue4

II {ns!l qnqu$ ItI uulB/tral 0l {nlel 9Zl Bporl{ele gg1 ueEoto {Bsap -

z? t\ur -

Z? dnDIS
z, IBuuoN
7p epue? epdel
reeprBqrnoq
uolaq

8[

n{ud

09I

?porUela e1e{u Jnsnq


uuuuqBl lpulq

zsl rzls re^o


zLl pep$es ro^o

6Z[

E31 uusuletue;
ZT,l 'lg'91 ueroeo8ua4
6 se,nu8ua4
uurxese8ua4

gy1 spe8rg

gI Iuels
ZS

16I

7P[ sruE{au L6l't6l'z6I ?r-tupl t6l 'z6l E{!su ,6I

?8t

Iral{BB - qrue8ue4
711 ueulu,(ue8ue4

dO

{leq Io15 rapug

L6l uolaq IsBpls{o

o
eI s.poN

(3utpao1$ ueret{BPued

661 ua8orltp

9rI {UIsd5 Sunduuue4


[I I {BrB[ Irut{Bued
lL'69 Jaluas ued
-

9LI sulllsnl o^lN

e Jelhsued

7E 1uluuEtuad

68[
7 ueequsruod

71a{ord uep8eq
g >1e[ord
171 uurnduruc luEerSs

ISI

,6 (qN) unIqoIN
0SI enle1 Sutqsru3 te1t11
?6 unIqoIN'qN

uBlBnured

utdturua;
u?qllruad

6y1 retsald 197 rslodg -

L6I uB)pseled

9SI uetues UBB$luetued


6 Euoroqtue;
rI uBnlsqlued
11 uuuntuequred
gg1 Euorod ru{Bqulad
rr"uurpeqtued ueEuep relsuo1l uultuqua;
gy uerelEuoqud suunled
JFluuep uu)lBleled

l,

,9 JIOD 6I EpuEreg -

0e uoleq nlnw
7E late{uad
B.IluoI

zI

rnhl

-e

z8 roue^uo{ uslunw

lI

rsuol{l

uoleq

SS uEuE,$BIJd

95 uBuBqlualex - uauor{
[I uopq uolol{

qepul

lez

qe

238

hrdeks

160

Pengukuran Ultrasone
Penilaian pemerintah l I
Penulangan beton 30

Qs. Quantity Surveyor 5


- lantai 30
150
QuarrY
Penunjang - miring 8l
-VloggetjeTlQuantitySurveyor5
Penyetelan - baja sekrup 53
- kayu
' 53
Penyiraman 185
R
Peralatan penambahan pasir 24

Peraturan -

konstnrksi kayu

43

_ pemerintah 13-16

72,81,122
90
2M

Perancah
Peruncis Moiner (1867)
Perawatan
Percobaan warna (Abrams Haroler)
Permeabilitas

198
Perpindahan - Horizontal 197
- vertikal 197
Persendian - plastis 197
persenyawaan karbondioksida 9l

148

Regangan 96
geser 56
Rencana 13
Rendabel 63
Rendaman lebur 125

Renvooi 3l

Rehrder lg7-l71
Retardation lg7
Retakan lg9
Ring skrup 45

Pimpro 2

2
201
- beton 201
Pistolas 128
Pita ukur 9, l8
PKKI 43
Pimbagro
Pipa riol

184
- shinghage 187
PPlasticity retarding Agent 187
Plasticizer 153
Plastis 96
Plesteran 164
Pompa beton 17, 174
Pori-pori kapiler 147, 196
Porhyries 144
Poreus 152
Porositos 150
Pozzolun 145
Preseleksi 7
Prinsip pemompaan 20-23
Proses - baja elektro 92
- baja Oxy 92
- Oksidasi 9l
- pengelasan 126
- pengelasan las bintik 129
- pengkarbonatan 198
- reduksi 9l
- siemens martin 9l
- tanur tinggi 9l
Proyek Canggih 2
hrmles 152
Punten 44
Plastic -

e
9
Sambungan

Cracking

dingin

169

kerikil

l8l

las mekanis

l3l

selongsong berulir l3l


selongsong t,erkempa l3l, 134

Sand stone 149

Schief lood

18

Segregasi 150
Skala gambar yang dipakai 32
Seknrp 66

- kayu 214
Selimut beton 105
Selongsong 134
- berseknrp 134
Selubung sekrup (schroef draadmof) 52
Semen 143

- bersulfat 143
- Hidrolis 145
- portland 143-145
- abu terbang
- berkadar besi
- putih
- trass/puzzolan

-tanurtinggi (hoogorecement) gl,l43


Serbuk batu 148
Si, silisium 94
Siar Cor 155, 150

Siderit (FeCQ) 9l
Sikament PM

l-3,

187

uBtuBpBc sBletql^

gg luuorsrpErl _
99 {NPEIA

g uelsoduelueJe^

If

-u:.rotsoq- ffiuq _
16 Uq-E-lrlf,tDxs _

391 PdeN _

ecl-rd lru11

S0Z rnteladura

0[ sstFluoJlun
zLl Papves repun

ueurefuuuru

soz IsslBrplH t7, ry


6II rsryu.rt _
,611 uetuutar _

0z

uqnsns

UnJBJ _

69 n{e1 0S 'ge drmles uluq _

It rllnreq ufeq _

lI I nluuq _

ulnlslE)lPl
p9 tunrsedera

srl

961 sns;e1d ggg uetugatuad _

Inqeqreq drules u?rlln

tuqsqaq uu.ql-I
ZT,l

SJJNI

Z 4e

ladtualg

uelsud1a15

6SI uetrltuoq pcz _

IZI n lnluoq nluBq -

g2 uutuelnl
rexru IruI

r.rBrlBlBr,u

Is{rqsuol

JnuBI

00 {uq nanur Juratuad zpuel_Bpuul


I;I-6f I rmplsex _

,6 tunlpBuB^
,6 UrnrpuuE^ .A

t1 _.iElr- ,EII ttl (tueou qqrt _ qBUBI


94 rol tuupl
;91 tmrrur

S6 uoloq u[uq epo:1 uetlun


Z qura?C ue-u{ru; ad13-e1 rnsun
p

eI slrpurlrs ZI s1uol

19 ryfunu den

971 re8alat _
6I I sgst _
911 (uelefuet) uodnS
SSI resr3rlsuld redn5
491 tuupec qns

1 fe1 urna

It leunl

Z9I ,6?I

IZI IE$ -

yg snlod

gII Ieluul _
[zI ruolo{ _

19 ue8ugef _
171 Sqpup

ISI Sg - IaEpuBls
69 srspueeqs
tI lpeqtrd _
lI F{ol Juls
ggg spseld urnlpsrs
69 ..uaEruuodg.. tuauodg
1y lnoqlurdg

?lI

srl lB)lllrs _
luururnlB

sll

LZI rol"uuoJsuErl

ruJrl

gzl eporqela _
9-S

edp-edr1.

ureJ |?ur-lunp lunrslBls.4el


631 uoleg repurls lsol
_

grl

TBTIBI

l.gl-Sgt .961 turpltuFrds


enl rsuour ?I uoFq Isds
osl r$t?{ IIBrrrs

89I lEuorsuo^uo{ sel SgI sBI _ durnlg


66 tq11od 1qg

rg tupts

Lz,I \EJoL

p aogsnld lso3 ualsls

8I lllopooa

,6

(rq1) utuqueg

8sI ulfi uetuetel

8'I

991 lulsads uerues

leIUIS

ous
6SI uoleq r0 (ts) tuqsrus

? I,uors,ruolq
? IB)IoI F{rqsuox repuel
9 rs{ngsuoy ueuofuuu1q urBal

urruocJM

207,

S0Z mpns uurelndrad

68e

n{rs

qeput

qe

240

hrdelg

w
Water pas 9|47
lVater rcducer 172
Weathering 184
Workable 150

z
Zat asam 91,129
- arang 198
Zona konsistensi 174
Zwaarlput 42

Anda mungkin juga menyukai