Disusun Oleh :
Shoni Damora Alatas ( 14 614 007)
Pembimbing :
Farhan Hilmyawan Yustiarza
Arief Adhiksana., S.ST, M.T
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Mengetahui :
Pembimbing Probation
Period,
Menyetujui:
Fire&Safety Manager,
Sugiono A. P
(OVERVIEW
FM-200
FIRE
SUPPRESSION
SYSTEM
AND
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di PT
Badak Natural Gas Liquefaction, Bontang, Kalimantan Timur. Laporan kerja
praktik ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada jenjang
pendidikan D3 Petro dan Oleo Kimia.
Dalam penyusunan dan penulisan Laporan kerja praktik ini, penulis tidak
lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Kedua orang tua yang telah mendukung kami baik moril maupun materil,
serta tak henti-hentinya mendoakan kami.
2. Bapak Safruddin, selaku Senior Manager Technical, PT. Badak NGL.
3. Bapak Johan A. Indriawan, selaku Process & SHE Engineering Section,
PT. Badak NGL.
4. Bapak Farhan Hilmyawan Yustiarza, selaku pembimbing utama dan
lapangan, PT. Badak NGL.
5. Bapak Ramli, S.T., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Samarinda.
6. Ibu Sitti Sahraeni, S.T., M.Eng selaku Kepala Prodi D3 Petrodan Oleo
Kimia Politeknik Negeri Samarinda.
7. Bapak Arief Adhiksana, S.ST., M.T. selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktik Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda.
8. Bapak Damianus S, S.T., M.Sc selaku dosen pembimbing akademik
Teknik Kimia Politenik Negeri Samarinda.
9. Para Engineer di Process & SHE Engineering Section PT. Badak NGL
serta para teknisi dan staf (Bapak Qirom, Bapak Fajar, Bapak Ronggo,
Bapak Zaki, Bapak Arief, Bapak Norvan, Bapak Ertanto, Ibu Prapti, Bapak
Okky, Bapak Hatta, Bapak Robby, Bapak Danu, Bapak Adib, Bapak Vano,
Bapak Ferry, serta para teknisi dan staff: Bapak Kamil, Bapak Anto dan
Ibu Ane).
10. Bapak Rustam, Bapak Yadi, Bapak Ramli, Bapak Freddy, Bapak Syahrial
dan Bapak Dermawan serta seluruh karyawan di Operation Department
PT. Badak NGL.
11. Bapak Bagus, Bapak Yudi, Bapak Galih, Bapak Rifki serta segenap
karyawan di Fire & Safety Department PT. Badak NGL.
12. Bapak Muis, Bapak Samsir serta segenap karyawan di Training Section
PT. Badak NGL.
13. Rekan-rekan partner kerja praktik di PT Badak NGL yang telah berjuang
bersama: Ari, Agung, Uly, Kharis, Veby, Alif, Karin, Daniel, Lady, Ali,
Icha, Rinaldi, dan Ivan.
14. Teman - teman D3 jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda
Angkatan 2014.
15. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan penelitian dan
penyelesaian laporan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga amal baik mereka mendapat balasan yang lebih baik dari Allah
Subhanahu wataala.
Dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini, pada kenyataannya masih jauh
dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan guna
perbaikan penulisan laporan selanjutnya. Penulis berharap semoga Laporan Kerja
Praktik ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bontang, Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.
1.2.
1.3.
Sistematika Penulisan................................................................................1
DAFTAR GAMB
Gambar 2.1. Segitiga Api.........................................................................................4
Gambar 2.2. Klasifikasi Kebakaran.........................................................................5
Gambar 2.3. Komponen FM-200 Fire Suppression System....................................7
Gambar 2.4. Smoke Detector...................................................................................8
Gambar 2.5. (a) Smoke Det. Photo Electric; (b) Smoke Det. Ionization.................8
Gambar 2.6. Control Panel......................................................................................9
Gambar 2.7. PSH (Presurre Switch High)...............................................................9
Gambar 2.8. Check Valve.........................................................................................9
Gambar 2.9. Solenoid Valve...................................................................................10
Gambar 2.10. Manual Valve Actuator....................................................................10
Gambar 2.11. Manual Release Station...................................................................10
Gambar 2.12. Abort Station...................................................................................11
Gambar 2.13. Multitone.........................................................................................11
Gambar 2.14. Disconnect Switch...........................................................................11
Gambar 2.15. Fire Alarm Bell................................................................................11
Gambar 2.16. HVAC System..................................................................................12
Gambar 2.17. FM-200 Bottle.................................................................................12
Gambar 2.18. Nozzle FM-200................................................................................12
Gambar 2.19. (a) Discharge FM-200 90; (b) 180; dan (c) 360..........................13
Gambar 2.20. Struktur Kimia HFC 227ea.............................................................13
Gambar 2.21. Prinsip Kerja Sistem FM-200..........................................................14
Gambar 2.22. Manual Realease.............................................................................15
Gambar 2.23. (a) Bentuk Bangunan; (b) & (c) Dimensi Bangunan......................17
Gambar 2.24. ZONA I Volume Plafon...................................................................17
Gambar 2.25. ZONA II Volume Ruangan..............................................................18
Gambar 2.26. ZONA III Volume Bawah................................................................18
Gambar 2.27. Volume ZONA I, II, dan III.............................................................19
YGambar 3.1. a, b, c, dan d adalah HeadCylinder dengan O-ring........................23
Gambar 3.2. Valve Exploded View FM-200 HYGOOD.........................................25
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Specific Volume Constant k1 dan k2.....................................................16
Tabel 2.2. Properties Fire Protection Clean Agent................................................20
II
PENDAHULUAN
kecelakaan
termasuk
kebakaran.
Pencegahan
dan
elektronik
yang
ber-anekaragam
dan
sangat
berpotensi
adalah
dengan
menyediakan
suatu
alat/sistem
proteksi
berharap
dengan
membuat
laporan
ini,
penulis
dapat
Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah, serta
sistematika penulisan.
BAB II
Uraian Umum
Bab ini menjelaskan tentang api, kebakaran, teknik pemadaman kebakaran, FM200 secara umum, dan function test FM-200 yang dilakukan di PT. Badak NGL.
BAB III
Troubleshooting FM-200
Bab ini menjelaskan tentang permasalahan yang sering terjadi di FM-200 dan
faktor penyebabnya, serta penyebab berkurangnya tekanan botol FM-200 dengan
rekomendasi penanggulangannya.
BAB V
Bab ini memberikan kesimpulan dan saran tentang laporan yang telas dituliskan.
2.1. Api
2.1.1. Definisi Api
Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi,
yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya. [1] Proses
oksidasi yang lebih lambat seperti pengkaratan atau pencernaan tidak termasuk dalam definisi
tersebut. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan
panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata
manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.
a. Oksigen
Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15%
volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam atmosfir kita
mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang mempunyai cukup
banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya pembakaran
b. Panas
Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung
terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari, permukaan yang panas,
nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api las /
potong, gas yang dikompresi
c. Bahan bakar
Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya pembakaran. Ada
tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk benda padat dan cair dibutuhkan
panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat
mendukung terjadinya pembakaran.
2.2. Kebakaran
Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu
yang tidak dikehendaki, dan pada umumnya bersifat merugikan serta sulit untuk dikendalikan
2.2.1. Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran atau api yang dianut oleh Indonesia adalah klasifikasi
kebakaran mengadopsi sistem National Fire Protection Association (NFPA), sesuai keputusan
2.
Kuantitas yang kecil telah meminimalisir tekanan udara berlebih di area yang
dilindungi.
3.
4.
Mampu untuk menjaga agar api tidak kembali menyala selama level konsentrasi tetap
terjaga.
lainnya termasuk karbon monoksida dan karbon dioksida. Sebelum masuk ke sebuah ruangan
di mana sistem HFC-227ea telah diaktifkan untuk menekan api, atmosfer harus diuji. Dengan
ditambah sebuah Asam Scavenging Additive ke heptafluoropropane hal tersebut mampu
mengurangi jumlah hidrogen fluorida. Kontak langsung dengan cairan HFC-227ea dapat
menyebabkan radang dingin pada kulit.
b. Smoke Detector
Merupakan alat untuk mengindera asap. Saat bekerja stand-by (kondisi normal)
indikator LED pada smoke detector menyala berkedip-kedip (merah), bila aktif mengindera
asap menyala kontinyu (merah).
(a)
(b)
Gambar 2.5. (a) Smoke Det. Photo Electric; (b) Smoke Det. Ionization
Gambar (a) Smoke Detector Photoelectric, berfungsi untuk mendeteksi asap. Gambar (b)
Smoke Detector Ionization, berfungsi untuk medeteksi partikel-partikel sebelum terjadinya
api dengan menggunakan bahan Radioaktif Americium-241.
11
Berfungsi sebagai pusat kontrol yang mengatur dan memonitor sistem fire supresion.
d. PSH (Pressure Switch)
Sarana monitor (supervisory) untuk mengetahui bahwa gas FM-200 discharge dari
cylinder-nya.
e. Check Valve
12
f. Solenoid Valve
Berfungsi mengaktifkan cylinder valve secara manual elektris (push button / break
glass).
13
i. Abort Station
Berfungsi untuk menahan time delay gas FM-200 selama 30 s yang akan discharge
dari cylinder.
j. Multitone
Berfungsi untuk menonaktifkan output control unit (Selenoid) jika terjadi ALARM
atau jika ada pekerjaan yang memerlukan By Pass Panel.
l. Fire Alarm Bell
m. HVAC System
Akan mati ketika gas FM-200 telah discharge di ruangan yang diproteksi.
n. FM-200 Bottle
15
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.19. (a)Discharge FM-200 90; (b)180; dan (c)360
16
FM 200 disimpan keadaan cair dalam bejana tekan pada temperatur sekitar 45 C dan
tekanan 360 psi (25 bar).
b. Sistem FM-200
Valve, setelah 30 detik panel kemudian mematikan sistem HVAC agar ruangan terisolasi dari
udara luar, lalu solenoid valveakan segera aktif untuk me-release FM-200 kedalam ruangan
selama 10 detik. Sehingga Pressure Switch High (PSH) akan aktif dan memberikan sinyal
kepada HMCS, dan simbol Discharge (D) pada HMCS akan berubah menjadi berwarna
merah. Bersamaan ini pula Gas Discharge Sign hidup, beycon di luar ruangan berbunyi.
Dan Seluruh isi gas FM-200 akan discharge dari cylinder selama kurang lebih 10 detik.
Setelah itu Pressure Switch Low (PSL) akan aktif dan memberikan sinyal kepada HMCS, dan
simbol Low Cylinder (C) pada HMCS akan berubah menjadi berwarna merah.
b. Cara Kerja Manual
Pengoperasian manual release station dilakukan dalam keadaan darurat, bila terjadi
kebakaran sementara smoke detector belum bekerja menerima asap. Perlu diperhatikan
pengoperasian manual release station akan langsung membuat gas FM-200 discharge,
maka pastikan bahwa telah terjadi kebakaran saat itu. Peralatan lain yang dapat digunakan
secara manual untuk discharge gas FM-200 adalah manual lever control head, lokasinya
berada di atas valve cylinder head, digunakan saat darurat ketika panel kontrol gagal
beroperasi (fault) atau sistem kelistrikan mengalami kegagalan sedangkan saat itu sedang
terjadi kebakaran.
V
C
S 100C
S = k 1 + k2 ( T )
k1&k2 = Spesifik konstanta dari clean agent yang digunakan. Lihat tabel 3-5.1 (NFPA
2001) untuk melihat angka k1&k2 (manufaktur)
T = Room Temperature (C)
Tabel 2.1. Specific Volume Constant k1 dan k2
Untuk mempermudah pemahaman kita bagaimana cara menghitung kebutuhan FM200 disuatu bangunan, maka lihatlah salah satu contoh berikut ini:
(a)
(b)
19
(c)
Gambar 2.23. (a) Bentuk Bangunan; (b) & (c) Dimensi Bangunan
Suatu bangunan yang mempunyai bentuk dan ukuran seperti diatas, akan dipasang FM-200
Type HYGOOD. Untuk mempermudah perhitungan bangunan tersebut dibagi menjadi tiga
ZONA.
ZONA I
= LAlas x T1
LAlas
T1
= 750 mm = 0,75 m
V1
20
ZONA II
21
289,68 m3
7
0,1374 1007
W =2108,297 { 0,075269 }
W =158,689 Kg
158,689 Kg
158,689 Kg
0,785 Kg/ L = 0,785 Kg/ L = 202,15 Litter
202 Litter
Dengan menggunakan FM-200 HYGOOD ukuran 106 Litter, maka bangunan tersebut
diproteksi oleh 2 x (2 x106 Litter).
22
b. Dampak Kesehatan
23
Lampu indikator FM panel, FSC, MMI dan DCS dalam indikasi normal
2.
3.
AC dalam ON
4.
5.
6.
7.
2.4.2. Pengujian
Auto
1.
2.
3.
4.
Selenoid aktif
5.
6.
Reset PSH dan semua indikasi alarm FSC, manual release, MMI dan DCS.
Manual
Maint
Test Abort
Test abort dengan mengaktifkan selenoid dan tekan 30 detik, dan pastikan tidak bekerja
selama tombol abort diaktifkan
2.4.3. Penormalan
1.
2.
3.
4.
24
25
Atau jika masih tetap tidak bekerja bisa menghubungi pihak instrumentasi yang
mempunyai otoritas untuk mempunyai alat tersebut.
e. HVAC tidak dapat shutdown pada saat sistem FM-200 bekerja secara automatic maka
tindakan yang harus dilakukan dengan menghubungi pihak elektrik untuk
memperbaikinya.
f. Jika terjadi Low Pressure bawa tabung FM-200 ke Fire Training Ground untuk
diinjeksi N2 (Nitrogen) kedalam tabung, tapi sebelumnya ganti terlebih dahulu O-Ring
atau seal tape yang bocor dengan yang baru. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas di
subab selanjutnya.
(a)
(b)
(c)
(d)
26
Hilangnya elastisitas dari O-ring karena umur pakai telah habis. Terkena bahan kimia
(cat, oli, dll) yang dapat menimbulkan getas pada O-ring sehingga mudah retak dan
mengurangi umur pakai O-ring. Umur pakai tergantung desain manufaktur dari setiap
O-ring.
b. Konstruksi Geometri O-Ring
O-Ring yang didapat tidak dalam kondisi sempurna (cacat) secara geometri (misal:
lonjong/ketebalan berbeda). Terdapat sisi yang tajam atau terdapat karet sisa yang
belum dirapihkan sehingga dapat membuat celah untuk udara keluar ketika O-ring
dipasang.
c. Rusak atau Cacat saat Pemasangan
O-Ring rusak/terluka karena tergores dengan permukaan yang tajam (pada ulir fitting
terdapat sisi tajam). Telah retak atau sobek pada O-Ring yang didapat dari
manufaktur. Abrasi oleh bocoran udara bertekanan.
d. Pemasangan yang Salah
Cara pemasangan Seal Tape/O-Ring yang kurang tepat (jika O-ring atau Seal sudah
terpasang, DILARANG untuk melepas lalu menggunakan kembali, satu O-Ring atau
seal untuk satu kali pakai).
e. Seal Tape
Seal Tape sobek saat pemasangan. Atau terkena abrasi akibat bocoran udara
bertekanan yang terus menerus.
3.2.2. Rekomendasi (Berikan Specs O-Ring lebih detail untuk FM-200)
Untuk menghindari hal-hal diatas dan meminimalisir kebocoran tabung maka
dianjurkan untuk mengikuti cara berikut:
a. Material O-Ring
Beli O-Ring dengan kualitas terbaik untuk life time elastisitas lebih lama. Hindari
bahan berbahaya atau kontaminasi lainnya. Untuk pemakaian FM-200, gunakan ORing atau seal sesuai General Specification yang sudah ada di manual book nya.
b. Konstruksi Geometri O-Ring
Cek kondisi O-Ring ketika akan digunakan. Rapihkan jika ada sisa material yang
belum dirapihkan, jika perlu gunakan kikir halus untuk merapihkannya.
c. Rusak atau Cacat saat Pemasangan
Haluskan sisi-sisi yang tajam pada fitting tabung FM-200 head cylinder. Jangan
memberikan tekanan melebihi dari tekanan yang diijinkan.
d. Pemasangan yang Salah
27
Jika O-ring atau Seal sudah terpasang, DILARANG untuk melepas lalu menggunakan
kembali, satu O-Ring atau seal untuk satu kali pakai. O-Ring atau Seal Tape yang
sudah terpasang dan terhubung antara fitting jangan dibuka lalu digunakan kembali,
ganti dengan yang baru. Karena setelah dipasang, O-Ring atau Seal Tapeakan
mengalami deformasi.
e. Seal Tape
Hati-hati saat pemasangan, dan gunakan seal tape dengan kualitas terbaik.
Untuk specs O-ring sendiri sebenarnya sudah ada di manualbook, berikut adalah
specs O-Ring untuk HYGOOD:
Semua O-ring harus diberi pelumas PTFE/silicone grease. Dan untuk O-ring sealtop
cap (lihat Gambar 3.2) yang sudah dibuang dan diganti dengan: 25mm (1") valve O-ring No.
122 (part no.90025) & 50mm (2") valve O-ring No. 231(part no.90120).
Shuttlememiliki dua O-ring supper dan lower. Upper O ring: 25mm (1") valve O-ring
No. 122 & 50mm (2") valve O-ring No. 227. (partno.90130). Bottom capdari
shuttledanpengganti lower O-rings: 25mm (1") valve O-ring No. 212 (part no.90185)
&50mm (2") valve O-ring No. 327(part no.90140).
28
4.1. Simpulan
Dari hasil pembahasan diatas mengenai FM-200 maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. FM-200 cocok untuk memadamkan api dengan Klasifikasi C. Berfungsi memproteksi
peralatan elektronik yang kritis.
b. FM-200 lebih ramah lingkungan dibanding halon, namun tetap berbahaya bagi
kesehatan jika terkontaminasi.
c. FM-200 untuk menentukan perhitungan desain FM-200 kita harus mengacu pada
standard NFPA 2001.
d. Trouble FM-200 yang sering terjadi yaitu pada alarm, HVAC, Solenoid, Pressure
Switch, dan Pressure dalam tabung.
e. Low Pressure FM-200 dapat diakibatkan oleh O-Ring atau Seal Tape yang terpasang
pada sambungan.
4.2. Saran
Agar fungsi FM-200 sebagai proteksi mula kebakaran memberikan performa
maksimal, maka disarankan untuk dilakukan pengecekan kondisi komponen sebaik mungkin.
Media pemadam FM-200 harus pula dicek kondisinya apakah masih bagus atau tidak,
sehingga jika terjadi case emergency media tersebut (HFC 273ea) benar-benar bisa digunakan
untuk pemadaman. Kemudian untuk penggantian O-Ring atau Seal, gunakan komponen yang
sesuai specification manufakturnya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Satria, Galih. 2013. Laporan Orientasi HMCS. Bontang: PT. Badak NGL
Sugihardjo, Robert. 5 Januari 2010. Teori Api. Diakses tanggal 20-03-2016.
http://robertsugihardjo.blogspot.co.id
_________. November 2009. "Glossary of Wildland Fire Terminology" (PDF).
National
Systems.
Chikago: USA
_________. 2001. FM-200 HYGOOD Engineered System Installation Guide. England:
Macron Safety System
LAMPIRAN
Lampiran 1. StandarClean Agent PT. Badak NGL
No
Description
Agent Classification
PTB Spec
Clean Agent
Halocarbon
< 0.05
0.016
< 5600
93
NOAEL
Max10 %
Oxigen depletion
> = 12%
Certificate
Reference of International
Standards
2
3
4
AF11E
< 38 years
Inergen
Novec 1230
FM-200
Inergas
Halocarbon
Halocarbon
2900
1.5
0.014
36.5
360
2500
360
360
No inhalation
problem
Approx. to1819% of O2.
43
10
Could cause O2 up
to 12%
Approx. to 18-19%
of O2
UL, FM
LPC, Depnaker
LPC, UL, FM
LPC, UL, FM
LPC, UL, FM
NFPA 2001
NFPA 12A
ISO 14520
NFPA 2001
10
Discharger time
10 Sec.
10
60
10
10
11
Price of Agent
$28.14
22.9
42
30