Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya
ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silika koloidal) sedemikian rupa sehingga sifatsifat matriksnya ditingkatkan. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen yaitu resin
matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling.
Resin komposit mempunyai nilai estetik yang sangat baik dan paling sering
digunakan dalam kedokteran gigi karena bahannya yang sewarna dengan gigi. Oleh karena
itu resin komposit sering digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior.Seiring dengan
perkembangan bahan bahan kedokteran gigi, kini resin komposit dapat digunakan untuk
gigi posterior dikarenakan kekurangan dari bahan resin komposit seperti kurangnya daya
tahan terhadap tekanan akibat penggunaan sudah bisa diatasi dan banyaknya pasienyang lebih
tertarik untuk merestorasi giginya sewarna dengan gigi dan alergi terhadap merkuri bahan
tambal amalgam.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian resin komposit ?
2. Apa bahan resin komposit?
3. Apa sifat resin komposit ?
4. Bagaimana polimerisasi resin komposit ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Resin Komposit


Resin Komposit adalah bahan restorasi yang mengandung 3 komponen utama, yaitu
matriks organik, partikel pengisi (filler), dan coupling agent, dengan komponen tambahan
lainnya seperti inisiator-akselerator dan pigmen.
Resin komposit merupakan gabungan material organik dan anorganik.
2.2 Sifat-sifat Resin Komposit
Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga
memiliki sifat. Ada beberapa sifat sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:
1. Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi
tetapi sensitive pada penodaan. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran
gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur
gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.
2. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal
ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal.
Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.
3. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu
yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured
dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yangdiaktifkan secara
kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.
2

Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam
tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.
4. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak
disebabkan adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.Resin ko
mposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara.
Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa.
Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta
retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan
antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan
resin komposit tersebut (dentin bonding agent).
5. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan
resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya
digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.Akan tetapi memiliki derajat
keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga
akhirnya filler lepas.
6. Knop hardness
Resistensi suatu material terhadap indentasi dibawah tekanan fungsional. Resin
komposit memiliki knop hardness 22-80 kg/mm2. Dimana lebih rendah dibandingkan email
343 kg/mm2 dan amalgam 110 kg/mm2.
2.3 Keuntungan dan kerugian resin komposit
Keuntungan
1) Mempunyai estetik yang baik
2) Mempunyai konduktivitas termal yang rendah
3) Tidak menimbulkan reaksi galvanism
4) Melindungi struktur gigi yang tersisa
5) Sebagai alternative bagi yang alergi terhadap amalgam
Kerugian
1) Polymerization shrinkage
2) Menyerap air
3) Marginal leakage
3

2.4 Komposisi
Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama yaitu
matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa
komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan
coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan
matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukanuntuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil
bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra violet) dan
mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti hidroquinon).
Komponen-komponen tersebut diantaranya:
1.4.1 Resin Matriks
Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan diakrilat
aromatik

atau

alipatik.Bisphenol-A-Glycidyl

Methacrylate

(Bis-

GMA),

Urethane

Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan


Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit (Gambar 1).Monomer dengan
berat molekul tinggi, khususnya Bis-GMA amatlah kental pada temperatur ruang
(250C).Monomer yang memiliki berat molekul lebih tinggi dari pada metilmetakrilat yang
membantu mengurangi pengerutan polimerisasi. Nilai polimerisasi pengerutan untuk resin
metil metakrilat adalah 22 % V dimana untuk resin Bis-GMA 7,5 % V. Ada juga sejumlah
komposit yang menggunakan UDMA ketimbang Bis-GMA.

Gambar 1.Resin Bis-GMA, UDMA digunakan sebagai basis resin , sementara TEGDMA
digunakan sebagai pengencer.
Bis-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi karena
memiliki berat molekul yang tinggi.Penambahan filler dalam jumlah kecil saja menghasilkan
komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan secara klinis. Untuk mengatasi masalah
tersebut, monomer yang memiliki kekentalan rendah yang dikenal sebagai pengontrol
kekentalan ditambahkan seperti metil metkrilat (MMA), etilen glikol dimetakrilat (EDMA),
dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah yang paling sering digunakan.
2.4.2 Partikel Bahan Pengisi (filler)
Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan
meningkatkan

sifatnya.

Seperti

berkurangnya

pengerutan

karena

jumlah

resin

sedikit,berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat
mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting
lainnya Yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi
yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.
2.4.3 Bahan Pengikat (coupling agent)
Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin
matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan
5

untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika
komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering
digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-trimetoksi silane) (Gambar 2).Zirconates
dan titanates juga sering digunakan.

Gambar 2.3-methacryloxypropyltrimethoxysilane.

Fungsi bagi coupling agent adalah:


i. Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin
ii. Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin

Gambar 3. Struktur komposit dengan matriks resin filler dan coupling agent.
2.4.4 Bahan Penghambat Polimerisasi
Merupakan penghambat bagi terjadinya polimerisasi dini.Monomer dimethacrylate
dapat

berpolimerisasi

selama

penyimpanan

maka

dibutuhkan

bahan

penghambat

(inhibitor).Sebagai inhibitor, sering digunakan hydroquinone, tetapi bahan yang sering


digunakan pada saat ini adalah monometyhl ether hydroquinone.
2.4.5 Pigmen Warna

Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna yang
biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan lain-lain.Ferric
oxideakan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium black memberikan warna
kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna merah.
2.5 Klasifikasi Resin komposit berdasarkan :
2.5.1 Unsur/material penyusun :

Fiber Composite (Komposit Serat) : Serat didalam sebuah matrik


Particulate composite (Komposit Partikel) : Partikel didalam sebuah komposit
Flake composite (Komposit Serpihan): Serpihan dalam matrik
Filled composite : matrik lembaran diisi dengan material kedua
Laminar composite : terdiri dari berlapis-lapis unsur penyusun

1.5.2 Distribusi unsur/material penyusun :

Unidirectional continuous: serat panjang searah/dalam satu arah


Bidirectional continuous : serat panjang dalam dua arah biasanya tegak lurus satu

sama lain.
Unidirectional discontinuous: serat pendek searah/dalam satu arah
Random discontinuous: serat pendek dengan arah acak.

1.5.3 Matriks yang digunakan :


MMC : Metal Matriks Composite (menggunakan matriks logam)
CMC : Ceramic Matriks Composite (menggunakan matriks ceramic)
PMC : Polymer Matriks Composite (menggunakan matriks polymer)
2.5.4 Berdasarkan Strukturnya :
Laminate

Sandwich

2.5.5 Berdasarkan jenis penguat :


Particulate composite, penguatnya berbentuk partikel
Fibre composite, penguatnya berbentuk serat
Structural composite, cara penggabungan material komposit

2.5.6 Berdasarkan
proses polimerisasi
a. Partikel

b. Fiber

c.

struktural

Chemical cured
Light cured
2.5.7 Berdasarkan ukuran partikel
a. Tradisional (konvensional)
Resin komposit tradisional juga dikenal sebagai resin konvensional. Komposit ini
terdiri dari partikel filler kaca dengan ukuran rata-rata 10-20m dan ukuran partikelterbesar
adalah 40m. Terdapat kekurangan pada komposit ini yaitu permukaan tambalan tidak bagus,
dengan warna yang pudar disebabkan partikel filler menonjol keluar dari permukaan seperti
terlihat pada gambar.

Gambar 1.5.7.Partikel filler menonjol keluar permukaan tambalan.


b. Resin komposit microfiller
Resin mikrofiler pertama diperkenalkan pada akhir tahun 1970, yang mengandung
colloidal silica dengan rata-rata ukuran partikel 0.02m dan antara ukuran 0.01-0.05m.
Ukuran partikel yang kecil dimaksudkan agar komposit dapat dipolish hingga menjadi
permukaan yang sangat licin. Ukuran partikel filler yang kecil bermaksud bahan ini dapat
menyediakan luas permukaan filler yang besar dalam kontak dengan resin.
c. Resin komposit hybrid
Komposit hibrid mengandung partikel filler berukuran besar dengan rata-rata
berukuran 15-20m dan juga terdapat sedikit jumlah colloidal silica, dengan ukuran partikel
0.01-0.05m seperti terlihat pada gambar 3. Perlu diketahui bahawa semua komposit pada
masa sekarang mengandung sedikit jumlah colloidal silica, tetapi tidak mempengaruhi sifatsifat dari komposit itu.

Gambar 1.5.7.Struktur komposit hybrid


d. Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil
9

Untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil daripada sebelumnya telah
dilakukan perbaikan metode dengan cara grinding kaca. Ini menyebabkan kepada
pengenalan komposit yang mempunyai partikel filler dengan ukuran partikel kurang
dari 1m, dan biasanya berukuran 0.1-1.0m seperti terlihat pada gambar 4, yang
biasanya dikombinasi dengan colloidal silica. Partikel filler berukuran kecil
memungkinkan komposit dipolish permukaannya sehingga menjadi lebih rata
dibanding partikel filler berukuran besar. Komposit ini dapat mencapai permukaan
yang lebih rata karena setiap permukaan kasar yang dihasilkan dari partikel filler
adalah lebih kecil dari part ikel filler.

Gambar 1.5.7.resin komposit partikel hybrid ukuran kecil

Gambar 1.5.7. Perbandingan ukuran filler

10

Table 1.5.7.perbedaan jenis komposit


1.6 Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi
Jika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan
Komponen-komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen.Ikatan adhesive
yang kuat sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia, dan dapat
merupakan ikatan kovalen atau ion.
Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis atau
retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan gaya tarik menarik
oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yangmelibatkan penggunaan
skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan
gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding.
2.6.1 Teknik Etsa Asam
Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akanditambal
diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut
berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan
bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil

11

pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam
kavitas.
Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara
permukaan email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email. Kekuatan ikatan
terhadap email teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya adalah bahwa asam
meninggalkan permukaan email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi
permukaan dengan lebih baik. Proses pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan
permukaan yang secara mikroskopis tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk
lembah dan puncak pada email, yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada
permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin tag kemudian menghasilkan suatu perbaikan
ikatan resin pada gigi.Panjang tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior
adalah 7-25 m.
Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah tepat,
konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada
permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk
cair dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam
diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15-20
detik.
Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan
baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti bersalju
menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai
resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan
energi permukaan email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.
2.6.2 Bahan Bonding
Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga
membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan
akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat
hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian
12

hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian
hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin.
1. Bahan bonding email
Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email
terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusundari jutaan
kristal hydroksiapatit (Ca10(PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat
sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik.
Pada peisma yang panjang

bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 m. Krital

hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak
memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air
dan material organik.Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang
encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi).
Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi
email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan
dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan
membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung meningkatkan
ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa tahun
terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang
digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada
enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.
2. Bahan bonding dentin
Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh
panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks
dentin.Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air. Didalam
matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel jungsion dan
2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa.Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu
/mm2didekat dentino enamel junction dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.

13

Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau


kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan
timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang
tidak sempurna dapat melukai pulpa.
1.6.3 Perkembangan Etsa dan Bonding :
1stGeneration :

Surface-active comonomer
N-phenylglycine glycidyl methacrylate (NPG-GMA)
Berkhelasi dengan kalsium gigi -> ikatan kimia tahan air
Bond strength 2-3 MPa

2st Generation :

Clearfill bond system


Material phosphate-ester
Interaksi antara gugus phosphate dengan kalsium pada smear layer

3rdGeneration :

Phosphoric acid etch before phosphate ester bonding


Kekurangan : bila bonding tidak mengandung komponen hidrofilik -> bond strength
rendah dan inflamasi pulpa.

4thGeneration :

Smear layer harus dihilangkan


Gel etsa yang nantinya dibilas
Fluid bonding agent
Larutan primer yang mengandung monomer hidrofilik dalam ethanol/acethone/air

5thGeneration :
14

Lebih sederhana
Kombinasi primer-bonding, tapi etsa tetap dipisah

Gambar 1.6.3.etsa dan bonding


2.7 Mekanisme Pengerasan pada Resin Komposit
Kepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme polimerisesi.
Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme
pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari
aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar) karena komposit gigi
penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia kedua sistem ini akan
dibahas.
2.7.1 Tahap polimerisasi
1) Aktivator
:memproduksi radikal bebas
2) Inisiasi
: kombinasi radikal bebas dengan unit monomer untuk menciptakan
awal dari rantai.
3) Propagasi
: penambahan unit monomer yang terus berlangsung
4) Terminasi
: penghentian pertumbuhan rantai.

15

Gambar 1.7.1. Polimerisasi


2.7.2 Resin komposit yang diaktifkan secara kimia
Bahan yang diaktifkan secara kimia dipasok dalam dua pasta, satu mengandung
inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amine tersier (N,N-dimetil-p-toluidin).
Bila kedua pasta diaduk, amin beraksi dengan benzoil peroksida untuk membentuk radikal
bebas dan polimerisasi tambahan dimulai.Bahan-bahan ini digunakan unntuk restorasi dan
pembuatan inti yang pengerasannya tidak dengan sumber sinar.

Gambar 1.7.2.resin komposit yang diaktifkan secara kimia


2.7.3 Resin Komposit yang diaktifkan dengan sinar
Sistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet untuk
merangsang radikal bebas.Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar ultra violet
telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina.Sehingga diganti dengan sinar
yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru).Yang secara nyata meningkatkan kemampuan
berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm.
16

Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal dalam satu
semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiator dan aktivator amin,
yang terdapat dalam pasta ini.Bila kedua komponen tidak terpapar oleh sinar, komponen
tersebut tidak bereaksi.Namun, pemamparan terhadapsinar dengan panjang gelombang yang
tepat yaitu 468 nm. Dapat merangsang foto-inisiator dan interaksi dengan amin untuk
membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan Fotoinisiator yang umum
digunakan adalah camphoroquinone, yang memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm
yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta
sebesar 0,2 % berat atau kurang. Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok untuk
berinteraksi dengan camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 % berat, yang
ada dalam pasta.
Aturan Penyinaran :
Sumber sinar harus lebih besar dari pada objek yang disinari
Sinar sedekat mungkin dengan objek yang disinari
Penumpatan secara incremental
Dengan ketebalan 2mm

Gambar 1.7.3.teknik penyinaran

17

Gambar 1.7.3.resin komposit yang diaktifkan dengan sinar

BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Resin komposit merupakan hasil kombinasi dua atau lebih bahan dengan sifat
yang berbeda ,sehingga hasil akhir merupakan bahan yang memilki sifat-sifat

yang lebih baik dari bahan itu sendiri.


Sifat-sifat Resin Komposit :Tidak mudah larut, Estetis, Tidak peka terhadap,

dehidrasi, Tidak mahal, Relatif mudah untuk dimanipulasi.


Komposisi Resin Komposit: Matrik resin, Bahan pengisi, Bahan pengikat,
Penghambat polimerisasi, Bahan pewarna.

18

Anda mungkin juga menyukai