Anda di halaman 1dari 6

ANTI KANKER

Kanker atau karsinoma (Yunani = karkinos = kepiting) adalah


pembentukan

jaringan

baru

yang

abnormal

dan

bersifat

ganas

(maligne). Kanke terjadi karena disebabkan oleh terjadinya pembelahan


sel yang tidak normal. Pembelahan sel normalnya terjadi secara berkala
yaitu pada saat pergantian dari sel lama menjadi sel baru. Beda halnya
dengan sel kanker, sel ini akan terus membelah tanpa terkendali dan
terjadi terus menerus. Sel kanker bisa menyebar ke seluruh jaringan
tubuh melalui aliran darah atau limfa dan mampu merusak jaringan
tubuh yang berdekatan dengannya, inilah yang disebut dengan tumor
ganas. Jika sel kanker ini tidak menyebar disebut tumor jinak dan sel
tumor ini bisa diangkat melalui proses operasi.
Tumor adalah suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar
dan memperbanyak diri secara pesat dan tidak tertahankan serta
mengakibatkan pembengkakan atau benjolan, yang disebut neoplasma
(neo = baru; plasma = bentukan). Sel kanker mempunyai perlindungan
khusus dari efek apoptosis. Apotosis adalah mekanisme bunuh diri dari
sel lama pada saat digantikan oleh sel tubuh baru. Dengan demikian,
sel kanker tidak bisa mati, terus membelah dan terus menyebar ke
jaringan tubuh yang terdekat.
Sel kanker ini bisa timbul pada tubuh manusia disebabkan oleh 2
hal, yang pertama karena faktor keturunan dan yang kedua karena
tubuh manusia banyak mengandung zat-zat karsinogen. yaitu zat yang
bisa merusak materi genetik DNA. Dengan kerusakan DNA ini, maka selsel kanker akan membelah dan menyebar tanpa terkendali.
A. Pengertian
Antikanker adalah senyawa kemoterapeutik yang digunakan
untuk mencegah dan mengobati pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh
yang tidak normal. Obat antikanker sering dinamakan pula sebagai obat
sitotoksik, sitostatik, atau antineoplasma. Prinsip kerja pengobatan ini
adalah dengan meracuni atau membunuh sel - sel kanker, mengontrol

pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar


tidak menyebar atau untuk mengurangi gejala-gejala yang disebabkan
oleh kanker.
Salah satu pengobatan kanker yang merupakan pilihan pertama
menangani kanker adalah kemotrapi. Kemoterapi bersifat sistematik,
berbeda dengan radiasi atau pembedahan yang bersifat setempat,
karenanya kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang mungkin
sudah menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Efek samping
kemoterapi adalah terjadi penurunan jumlah sel-sel darah (akan
kembali normal sekitar seminggu kemudian), infeksi (ditandai dengan
panas, sakit tenggorokan, rasa panas saat kencing, menggigil dan luka
yang memerah, bengkak, dan rasa hangat), anemia, pendarahan
seperti mimisan, rambut rontok, kadang ada keluhan seperti kulit yang
gatal dan kering, mual dan muntah, dehidrasi dan tekanan darah
rendah, sembelit/konstipasi, diare, gangguan sistem syaraf.
Penggunaan kemoterapi antikanker belum memberikan hasil yang
optimal disebabkan obat tersebut bekerja tidak spesifik, karena selain
menyerang sel kanker juga merusak sel normal. Penggunaan tumbuhan
alami untuk keperluan pengobatan, hingga saat ini masih diminati
sebagian besar penduduk di Indonesia sebagai pilihan pengobatan
alternatif

dengan

berbagai

macam

tanaman

yang

mengandung

senyawa metabolit sekunder.


B. Jenis
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obatan antikanker (sitostatika)
dapat dibagi dalam beberapa golongan :
1) Zat-Zat Alkilasi
Yang

terpenting

adalah

klormethin

dan

derivatnya,

tiotepa

dan

busulfan. Obat-obat ini juga disebut radiomimetikam, karena kerjanya


mirip dengan efek penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi. Obat-obat ini
terutama digunakan pada kanker korion, limfogranuloma dan leukimia.

Jenis obat yang termasuk senyawa alkilasi adalah :


Klorambusil (Leukeran), Melfalan (Alkeran), Siklofosfamid (Cytoxan,
Endoxan, Neosar), Isfosfamid (Holoxan), Tiotepa (Thio-tepa), Busulfan
(Myleran), Prokarbazin.
2) Anti Metabolit
Obat-obat ini menggangu

sintesis DNA dengan jalan antagonisme

saingan metotreksat (MTX). Antagonis asam folat ini efektif sekali pada
kanker korion, juga bila sudah terjadi metastatis. Banyak digunakan
pada leukemia akut guna memelihara remisi (perbaikan gejalagejala)yang kurang dicapai dengan obat-obat lain, misalnya vinkristin
bersama prednison. Juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit
bersisik (psoriasis) yang parah sebagai obat terakhir.
a.

Mitotic

Spindle

Golongan

obat

ini

berikatan

dengan

protein

mikrotubuler sehingga menyebabkan disolusi struktur mitotic spindle


pada fase mitosis. Antara lain: Plakitaxel (Taxol), Docetaxel, Vinblastine,
Vinorelbin Vindesine, Vincristine.
b.

Topoisomerase

Inhibitor

Obat

ini

mengganggu

fungsi

enzim

topoisomerase sehingga menghambat proses transkripsi dan replikasi.


Macam-macamnya antara lain:Irinotecan, Etoposit, Topotecan.
3) Anti Mitotika
Zat ini mencegah pembelahan sel dengan merintangi pembelahan inti
sel.
4) Antibiotika
Terutama digunakan pada kanker korion yang sudah metastasis,
biasanya dikombinasikan dengan klorambusil dan MTX. Efek samping
sama dengan sitostatika lain yakni gangguan darah, lambung-usus dan
rambut rontok..

5) Hormonal dan lain lain Obat-obat lain yang digunakan pada kanker
terdiri

dari

kortikosteroida,

hormon

kelamin,

prokarbazin

dan

asparaginase
C. Senyawa-senyawa (metabolit sekunder) antikanker:
Metabolisme sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak
esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk
yang unik atau berbeda- beda antara spesies yang satu dan lainnya.
Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder
yang berbeda-beda, bahkanmungkin satu jenis senyawa metabolit
sekunder hanya ditemukan pada satuspesies dalam suatu kingdom.
Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat
dibutuhkan

saja

atau

pada

fase-fase

tertentu.

Fungsi

metabolit

sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan


yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan
penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal.
1. Saponin
Merupakan suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam
tanaman. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan antara lain sebagai bentuk
penyimpanan

karbohidrat,

dan

merupakan

waste

product

dari

metabolisme tumbuh-tumbuhan. Smith dikutip oleh Nursal dan Siregar


(2005) dikutip oleh Elena (2006) menyatakan bahwa alkaloid, terpenoid,
dan flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat
menghambat makan nyamuk dan juga bersifat antikanker.
2. Steriod
Merupakan senyawa saponin dengan 27 atom C. Steroid saponin
dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin.
Hampir sama sama seperti saponin steroid juga bersifat toksik, dan
memiliki efek anti kanker.
3. Tanin

Merupakan komponen polifenol yang mampu mempu mengikat dan


mempresipitasi protein. Tanin terdiri dari molekul oligometrik yang
memiliki fenol bebas didalamnya, larut dalam air, serta mamapu
mengikat

protein.

Tanin

memiliki

efek

anti

diare

hemostatik

(menghentikan pendarahan), dan antiinflamasi.


4. Flavonoid
Terdapat

pada

daun,

bunga,

buah,

biji-bijian,

bulir padi, rempah,

dan pada tumbuhan berkasiat obat. Peran terpenting flavonoid dari


sayuran dan buah segar adalah mengurangi resiko terkena penyakit
jantung dan stroke (Safitri, 2004). Tumbuhan yang mengandung
senyawa flavonoid

dapat digunakan untuk anti kanker, anti oksidan,

anti flamasi, inti alergi, anti hipertensi (Fauziah, 2010).


D. Teknik pengujian secara invivo-invitro
Secara invivo
Pengujian secara biologis (Invivo) mengunakan sel hidup biasanya
menggunakan hewan coba untuk membantu menjalakan penelitianpenalitian yang tidak bisa secara langsung dilakukan dalam tubuh
manusia dengan asumsi semua jaringan, sel-sel penyusun tubuh, serta
enzim-enzim ada dalam tubuh hewan coba tersebut memiliki kesamaan
dengan manusia.
In vivo ( bahasa Latin untuk dalam hidup) adalah eksperimen
dengan menggunakan keseluruhan, hidup organisme sebagai lawan dari
sebagian organisme atau mati, atau in vitro dalam lingkungan yang
terkendali. Hewan pengujian dan uji klinis dua bentuk dalam penelitian
in vivo. Dalam vivo pengujian sering mempekerjakan lebih in vitro
karena lebih cocok untuk mengamati efek keseluruhan percobaan pada
subjek hidup. Hal ini sering dijelaskan oleh pepatah di veritas vivo.
Dalam biologi molekular in vivo sering digunakan untuk merujuk
pada eksperimen dilakukan di sel isolasi hidup bukan di seluruh
organisme, misalnya, berasal dari sel-sel kultur biopsi. Dalam situasi ini,

istilah yang lebih spesifik adalah ex vivo . Setelah sel terganggu dan
bagian individu yang diuji atau dianalisis, ini dikenal sebagai in vitro.
dalam percobaan vivo dalam hidup; dalam studi in vitro dalam tabung
reaks
Secara invitro
Penggunaan uji sitotoksisitas pada kultur sel merupakan salah stu
cara penetapan in vitro untuk mendapatkan obat sitostatik. Sistem
tersebut merupakan uji kualitatif dengan cara menetapkan prosen
kehidupan sel. Hasil uji sitotoksik dapat ditentukan nilai IC50 yang
menunjukkan potensi suatu senyawa sebagai sitistatik. Respon toksik
dapat diukur dengan parameter perubahan kemampuan hidup sel atau
metabolisme sel. Pada umumnya uji viabilitas sel didasarkan pada
kerusakan-kerusakan membran, karena membran sel yang rusak dan
sel mati akan menyerap zat warna, sedangkan sel normal bersifat
impermeabel terhadap zat warna.
Teknik uji in vitro ( bahasa Latin : dalam kaca) dilakukan tidak
dalam organisme hidup tetapi dalam lingkungan terkontrol, misalnya di
dalam tabung reaksi atau cawan Petri . Banyak percobaan biologi
seluler dilakukan di luar organisme atau sel, karena kondisi pengujian
mungkin tidak sesuai dengan kondisi di dalam organisme, ini dapat
mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dengan situasi yang muncul
dalam organisme hidup. Akibatnya, hasil eksperimen tersebut sering
dijelaskan dengan in vitro, bertentangan dengan in vivo.

Anda mungkin juga menyukai