Askep Leukemia
Askep Leukemia
Defenisi
Leukemia adalah poliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah putih dan
sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen sum-sum normal (Keperawatan
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth edisi 2 hal 336)
Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh poliferasi abnormal
dari sel-sel nematopoietik (Patofisiologi edisi 4 Sylvia A . Price hal 248)
Leukemia adalah nama kelompok penyakit yang di karakteristikkan oleh
perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi (Patofisiologi
untuk keperawatan dr. Jan Tamboyan hal 80)
Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk system
hematopoietik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah putih tidak
terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang (Rencana Asuhan
Keperawatan Onkologi Danielle Gale, Rn, MS hal 183)
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa leukemia adalah suatu
poliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada
alat pembentuk darah.
B.
Insidens
ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-
anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis
yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi
yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga
lebih rendah. ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25%
kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang
mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL
dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada
anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan
sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300)
C.
Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
Faktor genetik
Terlihat pada kembar identik yang akan beresiko tinggi bila kembaran yang lain
mengalami leukemia saudara sekandung dari individu yang leukemia dan individu
dengan sindrom down juga beresiko terhadap terjadinya leukemia.
b. Penyakit yang didapat
dengan resiko terkena leukemia mencakup mielofibrosis, polisetemia vera, dan
anemia refraktori sideroblastik. Mieloma multipel dan penyakit Hodgkin juga
menunjukan peningkatan resiko terhadap terjadinya penyakit ini. Resiko ini dapat di
hubungkan dengan penyakit dasar atau pengobatan dengan adens kemoterapi/radiasi.
c. Agens kimia dan fisik
merupakan resiko signifikan terhadap leukimia mencakup radiasi dan pemajanan
jangka lama terhadap benzen. Agens kemoterapi kloramfenikol dan agens pengkelat
(alkylating) juga beresiko.
D.
Gambaran Klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai
berikut:
a.Pilek tidak sembuh-sembuh
b.Pucat, lesu, mudah terstimulasi
c.Demam dan anorexia
d.Berat badan menurun
e.Ptechiae, memar tanpa sebab
f.Nyeri pada tulang dan persendian
g.Nyeri abdomen
h.Lumphedenopathy
i.Hepatosplenomegaly
j.Abnormal WBC
(Suriadi & Rita Yuliani, 2001: hal. 177)
E.
Patogenesis
Kemoterapi pada leukemia akut jelas meningkatkan survival rate. Leukemia
limfoblastik akut yang tidak di obati umumnya fatal dalam 3 bulan. Studi
menunjukkan lebih dari 50% anak yang di beri kemoterapi masih hidup setelah 5
tahun. Leukemia meoblastik akut lebih buruk prognosisnya, dengan pengobatan
sekalipun survival rate rata hanya 1-2 tahun. Leukemia menahun pada umumnya
lebih mudah dikendalikan dengan radias atau agens pengkelat.
F.
Klasifikasi Leukemia
Klasifikasi leukimia biasanya di dasarkan pada:
Leukemia Akut
Klasifikasi leukemia akut
A. Leukemia Granulositik atau Mielositik Akut (LAG)
Leukemia mielositik atau granulositik akut (LGA) bertanggung jawab atas
80%leukemia akut pada orang dewasa. Permulaan nya mungkin mendadak atau
progresif dalam masa 1 sampai 6 bulan. Jika tidak di obati, kematian terjadi kira-kira
dalam 3 sampai 6 bulan. Pengobatan dengan kemoterapi kombinasi mampu membuat
sekitar 65% anak-anak dan 85% penderita mencapai remisi sempurna, kira-kira 20%
penderita dapat mencapai masa bebas penyakit selama 5 tahun. Pada saat ini 50%
anak-anak dan kira-kira 35% orang dewasa muda di sembuhkan dengan kemoterapi
intensif.
Kelompok klasifikasi leukimia akut menurut French-Amerikan British (FAB)
leukemia limfoblastik akut
L-1 leukemia limfositik akut pada masa kanak-kanak ; populasi sel homogen
L-2 leukemia limfositik akut tampak pada orang dewasa : populasi sel homogan
L-3 limfoma Burkitt-Tipe leukemia : sel-sel besar, populasi sel homogen leukemia
mieloblastik akut
M-1 diferensiasi granulositik tanpa pematangan
M-2 diferensiasi granulositik disertai pematangan menjadi stadium promielositik
M-3 diferensiasi granulositik disertai promiolesit hipergranular yang dikaitkan
dengan pembekuan intramaskuler tersebar (disseminated intramuskuler coagulation)
M-4 leukemia mielomositik akut : kedua garis sel granulosit dan monolisit
M-5a leukemia monositik akut : kurang berdiferensiasi
M-5b leukemia monositik akut : berdiferensiasi baik
M-6 eritroblas predominan disertai diseritropoiesis berat
M-7 leukemia megakariositik
Manifestasi Klinis
Skeletal
1. poliferasi limfosit imatur dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta
perkembangan sel-sel normal yang banyak
2. hematopoiesis normal terhambat dan leukopenia, anemia dan terjadi
trombositopenia.
Sistem sirkulasi
Malignansi
Manifestasi infiltrasi sel leukemia ke dalam organ lain lebih sering dengan LLA
ketimbang leukemia bentuk lain
Tanda dan Gejala Leukemia Akut
berkaitan dengan netropenia dan trobositopenia. Ini adalah infeksi berat yang
rekuren yaitu timbulnya :
Tukak pada membran mukosa
abses perirektal
pneumenia
septikemia di sertai menggil
demam
takikardi
takipnea
komplikasi ini bertanggung jawab atas tinggi nya angka kemtian yang berhubungan
dengan leukemia akut.
Trombositopenia mengakibatkan perdarahan yang disebakan oleh petekie dan
ekimosis (perdarahan dalam kulit), epitaksis (perdarahan hidung), hemetoma pada
membran mukosa, serta perdarahan saluran cerna, sistem saluran kemih. Tulang
mungkin sakit yang disebabkan oleh infark tulang atau infiltrat periostial (di bawah
periosteum)
Anemia bukan merupakan manifestasi awal di sebabkan karena umur eritrosit
yang panjang (120 hari) jika terdapat anemia, akan ditemukan pusing dan gejala
kelelahan dan dipsnea waktu kerja fisik disertai pucat yang nyata.
Diagnosis LGA
Ditegakkan melalui hitung darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang serta
pemeriksaan kromosom.
Hitung sel darah putih dapat meninggi, normal atau menurun disertai mieloblas
dalam sirkulasi. Sumsum tulang yang hiperseluler, disertai adanya kelebihan (50%)
yang mengandung badan auer. Perubahan metabolik juga terlihat disertai peningkata
asam urat yang disebabkan oleh tingginya pergantian sel darah putih.
Penatalaksanan LGA
Bentuk pengobatan utama adalah kemoterapi
1. kombinasi vinkristin, prednison, daunorubisin, dan asparaginase digunakan untuk
terapi awal
2. kombinasi merkaptopurin, metoktreksat, vinkristin dan prednosinuntuk numatan
3. iradiasi
region
serebrospinal
dan suntikan
intratekal
dengan obat-obat
Di tegakkan melalui hitung sek darah lengkap, diferensiasi, hitung trombosit dan
pemeriksaan sumsum tulang. Hitung sel darah putih umumnya meningkat dengan
nyata disertai adanya limfositosis; hitung trombosit dan sel darah merah rendah.
Harus dilengkapi dengan pemeriksaan analisa cairan spinal.
LLA di masukkan dalam subklasifikasi dengan kriteria imunologis (sel T, sel B,
cALLat, atau sel null) dan dengan analisis sitogenetik. Keterangan ini memberikan
informasi respon terhadap terapi dan prognosis. Awitan LLA biasanya mendadak
disertai perkembangan dan kematian cepat jika tidak di obati.
Untuk pengobatan, tidak saja 90%-95% dapat mencapai resmi penuh, tetapi 60%
menjadi sembuh. Hal ini di capai melalui pengobatan kemoterapi. Umumnya
kemoterapi merupakankombinasi dari vinkristin, prednison dan L- asparaginase.
Hasil pengobatan secara intensif pada orang ewa penderita LLA adalah kira-kira
35% penderita dapat hidup tanpa penyakit selama5 tahun (gale, 1989)
Leukemia Kronik
A. Leukemia Granulositik Kronik.
Leukemia granulositik kronik (LGK) atau leukemia mielositik kronik (LMK)
sering terjadi pada orang dewasa usia pertengahan tetapi dapat juga timbul pada setiap
kelompok umur lainnya.
LGK awitannya lambat. Jumlah granulosit umumnya lebih dari 30000/mm 3. pada
85% kasus, terdapat kelainan kromosom yang di sebut kromosom philadelphia.
Kromosom philadelpia ini merupakan suatu translokasi dari bagian kromosom 22
yang panjang ke kromosom 9.
Manifestasi Klinis LMK/LGK
1. awitan berbahaya tersembunyi
2. selalu terdapat leukosit, kadang dalam kadar di luar batas spenome
Penatalaksanaan
1. terapi, pilihannya adalah busulfan (myleran) dan hidroksiurea, klorambusil
(leukeran) saja atau dengan steroid
dengan
kemoterapi
intermiten
Ditujukan
untuk
mengurangi
massa
limfositik,
sehingga
memperbaiki
pansitopenia dan melegakan rasa tidak enak yang di sebabkan oleh pembesaran organ.
Di gunakan kemoterapi dengan agen-agen alkil dan kortikosteroid.
Manifestasi Klinis LLK
1. banyak di antaranya asam ptomotik
2. manifestasi yang mungkin adalah anemia, infeksi atau pembesaran nodus limfe
dan organ abdomen
3. jumlah eritosit atau trombosit mungkin normal atau menurun
4. limfositosis selalu terdapat
Penatalaksanaan dan Prognosis
1. jika ringan, LLK dapat tidak membutuhkan pengobatan. Jika gejalanya
menghebat, kemoterapi dengan steroid dan klorambusil (leukeran) sering di
gunakan.
2. pasien yang tidak memberikan respons terhadap terapi yang lazim mungkin
mencapai remisi dengan, mis., fludarabin monofosfat atau pentostanin
3. imunoglobulin intravena (IGIV) merupakan pengobatan profilatik yang efektif
untuk pasien tertentu
4. rata-rata angka dapat bertahan hidup adalah 7 tahun.
Komplikasi
1. perdarahan dan infeksi merupakan penyebab utama kematian
2. pembentukan batu ginjal, anemia dan masalah gastrointestinal
3. perdarahan berhubungan dengan tingkat trombostopenia: terjadi dengan
petekie, ekimosis dan hemoragi mayor jika jumlah trombosit di bawah
20000mm3.demam atau infeksi meningkatnya perdarahan.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan
klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa
keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)
Pengkajian pada leukemia meliputi:
a.Riwayat penyakit
b.Kaji adanya tanda-tanda anemia:
1).Pucat
2).Kelemahan
3).Sesak
4).Nafas cepat
c.Kaji adanya tanda-tanda leukopenia:
1).Demam
2).Infeksi
d.Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia:
1).Ptechiae
2).Purpura
3).Perdarahan membran mukosa
e.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola:
1).Limfadenopati
2).Hepatomegali
3).Splenomegali
f.Kaji adanya pembesaran testis
g.Kaji adanya:
10
1).Hematuria
2).Hipertensi
3).Gagal ginjal
4).Inflamasi disekitar rektal
5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2001: 178)
2.Patofisiologi
dan
Penyimpangan
KDM
Proliferasi
sel
kanker
Sel kanker bersaing dengan sel normal, untuk mendapatkan nutrisi, Infiltrasi sel
normal digantikan dengan Sel kanker.
3.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA) adalah suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan diamana perawat bertanggung gugat (Wong,D.L, 2004: 331).
Menurut Wong, D.L (2004 :596 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah:
1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2.Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
akibat
anemia
agen
kemoterapi
yang
berhubungan
dengan
efek
fisiologis
dari
leukemia
imobilitas.
9.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan.
10.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
leukemia.
11.Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.
11
4.Rencana keperawatan
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk
mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah
preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang
harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun
rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L: 2004)
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
1) Tujuan: Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
2) Intervensi:
- Pantau suhu dengan teliti
Rasional: untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
- Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional: untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi
- Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik
mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
-
Gunakan
teknik
aseptik
yang
cermat
untuk
semua
prosedur
invasif
Inspeksi
membran
mukosa
mulut.
Bersihkan
mulut
dengan
baik
Rasional: rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme
- Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional: menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler
- Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional: untuk mendukung pertahanan alami tubuh
- Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional: diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus
b.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
akibat
anemia
2) Intervensi:
- Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
aktifitas sehari-hari
Rasional: menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
- Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
Rasional:
menghemat
energi
untuk
aktifitas
dan
regenerasi
seluler
atau
penyambunganjaringan
- Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan
Rasional: mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi
- Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri
Tujuan:
klien
tidak
menunjukkan
bukti-bukti
perdarahan
2) Intervensi:
- Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah
ekimosis
Rasional: karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia
- Cegah ulserasi oral dan rektal
Rasiona: karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
- Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional: untuk mencegah perdarahan
- Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional: untuk mencegah perdarahan
13
- Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat,
dan pucat)
Rasional:
untuk
memberikan
intervensi
dini
dalam
mengatasi
perdarahan
Berikan
antiemetik
awal
sebelum
dimulainya
kemoterapi
2) Intervensi:
- Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
Rasional: untuk mendapatkan tindakan yang segera
-Hindari mengukur suhu oral
Rasional: untuk mencegah trauma
- Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang
dibalut kasa
Rasional: untuk menghindari trauma
- Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa
larutan bikarbonat
Rasional: untuk menuingkatkan penyembuhan
- Gunakan pelembab bibir
Rasional: untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah
(fisura)
-Hindari
penggunaan
larutan
lidokain
pada
anak
kecil
Rasional: karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah
yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang
- Berikan diet cair, lembut dan lunak
Rasional: agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak
- Inspeksi mulut setiap hari
Rasional: untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
-
untuk
membantu
melewati
area
nyeri
penyembuhan
dengan
memecah
mengeringkan mukosa
-
Berikan analgetik
Rasional: untuk mengendalikan nyeri
15
protein
dan
dapat
Nyeri
yang
berhubungan
dengan
efek
fisiologis
dari
leukemia
1) Tujuan: pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang
dapat diterima anak
2) Intervensi:
- Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
Rasional: informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau
keefektifan intervensi
16
Kaji
kulit
yang
kering
terhadap
efek
samping
terapi
kanker
Rasional: efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi
dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi
- Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering
Rasional: membantu mencegah friksi atau trauma kulit
- Dorong masukan kalori protein yang adekuat
Rasional: untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif
- Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
Rasional: untuk meminimalkan iritasi tambahan
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat
pada penampilan
1) Tujuan: pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif
17
2) Intervensi:
- Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna
rambut anak sebelum rambut mulai rontok
Rasional: untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap
kerontokan rambut
- Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari,
angin atau dingin
Rasional: karena hilangnya perlindungan rambut
- Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan
halus
Rasional: untuk menyamarkan kebotakan parsial
- Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin
warna atau teksturnya agak berbeda
Rasional: untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan
rambut baru
- Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin ,
misalnya
wig,
skarf,
topi,
tata
rias,
dan
pakaian
yang
menarik
Jelaskan
Rasional:
alasan
untuk
setiap
prosedur
meminimalkan
yang
akan
kekhawatiran
dilakukan
yang
pda
tidak
anak
perlu
- Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff
Rasional:
untuk
mendorong
komunikasi
dan
ekspresi
perasaan
18
Rasional:
untuk
meningkatkan
perkembangan
anak
yang
optimal
diagnosa
dan
prospek
anak
untuk
bertahan
hidup
5.Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan
yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan
19
20