Oleh :
Anggara Novananta Putra
150070300113010
1. Definisi
Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi dini yang
berlebihan dari sel darah putih. Leukemia juga dapat didefinisikan sebagai keganasan
hematologis akibat proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai
tingkatan sel induk hematopoietik (Handayani & Haribowo, 2008).
Sedangkan menurut Hidayat (2008), leukemia merupakan penyakit akibat
terjadinya proliferasi sel leukosit yang abnormal dan ganas, sering disertai adanya
leukosit dengan jumlah berlebihan dan dapat menyebabkan terjadinya anemia
trombositopenia.
2. Klasifikasi
Leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Maturasi sel
Akut
Leukemia akut merupakan proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas,
sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya berlebihan,
serta dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan
kematian.
Leukemia akut menurut klasifikasi FAB (French-American-British) dapat
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Leukemia mielositik akut/acute myeloid leukemia (LMA/AML)
Merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang kelak
berdiferensiasi ke semua sel myeloid. LMA merupakan leukemia nonlimfositik
yang paling sering terjadi. Insiden AML kira-kira 2-3/100.000 penduduk, LMA
lebih sering ditemukan pada usia dewasa (85%) daripada anak-anak (15%)
(Handayani & Haribowo, 2008). Sering terjadi anemia, perdarahan, atau
infeksi. Jarang disertai keterlibatan organ lain (Rubenstein, Wayne & Bradley.
2007).
4. Patofisiologi
(terlampir)
5. Manifestasi Klinis
Gejala leukemia akut biasanya terjadi setelah beberapa minggu dan dapat dibedakan
menjadi 3 tipe :
a. Gejala kegagalan sumsum tulang merupakan manifestasi keluhan yang paling umum.
Leukemia menekan fungsi sumsum tulang, menyebabkan kombinasi dari anemia,
leucopenia (jumlah sel darah putih rendah), dan trombositopenia (jumlah trombosit
rendah). Gejala yang tipikal adalah lelah dan sesak napas (akibat anemia), infeksi
bakteri (akibat leukopenia), dan perdarahan (akibat trombositopenia dan terkadang
akibat koagulasi intravascular diseminata [DIC]). Pada pemeriksaan fisik ditemukan
kulit yang pucat, beberapa memar, dan perdarahan. Demam menunjukkan adanya
infeksi, walaupun pada beberapa kasus, demam dapat disebabkan oleh leukemia itu
sendiri. Limfadenopati, apabila ditemukan, biasanya volume kecil dan lebih khas pada
ALL daripada AML.
b. Gejala sistemik berupa malaise, penurunan berat badan, berkeringat, dan anoreksia
cukup sering terjadi.
c. Gejala lokal : terkadang pasien dating dengan gejala atau tanda infiltrasi leukemia di
kulit, gusi, atau sistem saraf pusat.
(Davey, 2005)
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Davey (2005), pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ALL adalah
sebagai berikut :
a. Hitung darah lengkap (FBC) biasanya menunjukkan gambaran anemia dan
trombositopenia. Jumlah sel darah putih yang normal biasanya berkurang dan jumlah
sel darah putih total dapat rendah, normal, atau meningkat. Apabila normal atau
meningkat, sebagian besar selnya adalah sel darah putih primitif (blas).
b. Pemeriksaan biokimia dapat menunjukkan adanya disfungsi ginjal, hipokalemia, dan
peningkatan kadar bilirubin.
c. Profil koagulasi dapat menunjukkan waktu protrombin dan waktu tromboplastin parsial
teraktivasi (APPT) yang memanjang karena sering terjadi DIC.
d. Kultur darah karena adanya risiko terjadi infeksi.
e. Foto toraks : pasien dengan ALL jalur sel T sering memiliki massa mediastinum yang
dapat dilihat pada foto toraks.
f. Golongan darah, karena cepat atau lambat akan dibutuhkan transfusi darah dan
trombosit.
g. Pemeriksaan penunjang diagnostik spesifik termasuk aspirasi sumsum tulang, biopsy
trephine, penanda sel, serta pemeriksaan sitogenetik untuk membedakan ALL
dengan AML secara akurat. Auer rod di sitoplasma sel blas merupakan penanda
patognomonik pada AML, namun hanya ditemukan pada 30% kasus.
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Davey (2005), penatalaksanaan medis untuk pasien leukemia akut antara lain :
a. Resusitasi
Pasien yang baru didiagnosis leukemia akut biasanya berada dalam keadaan sakit
berat dan rentan terhadap infeksi berat dan/atau perdarahan. Prioritas utamanya
adalah resusitasi menggunakan antibiotik dosis tinggi intravena untuk melawan
infeksi, transfusi trombosit atau plasma beku segar (fresh frozen plasma) untuk
mengatasi anemia. Penggunaan antibiotik dalam situasi ini adalah tindakan yang
tepat walaupun demam yang terjadi ternyata merupakan akibat dari penyakit itu
sendiri dan bukan akibat infeksi. Lebih mudah menghentikan pemberian antibiotic
daripada menyelamatkan pasien dengan syok dan septikemia yang telah dibiarkan
tanpa terapi antibiotik.
b. Kemoterapi
Terapi definitive leukemia akut adalah dengan kemoterapi sitotoksik menggunakan
kombinasi obat multiple. Protokol persisnya berbeda dalam penanganan ALL dan
AML. Obat sitotoksik bekerja dengan berbagai mekanisme namun semuanya dapat
menghancurkan sel leukemia. Sayangnya, beberapa sel normal juga ikut dirusak dan
ini menyebabkan efek samping seperti kerontokan rambut, mual, muntah, nyeri pada
mulut (akibat kerusakan pada mukosa mulut), dan kegagalan sumsum tulang akibat
matinya sel smsum tulang. Salah satu konsekuensi mayor dari neutropenia akibat
kemoterapi adalah infeksi berat. Pasien harus diterapi berbulan-bulan (AML) atau
selama 2-3 tahun (ALL).
c. Transplantasi sumsum tulang
Ini merupakan pilihan terapi lain setelah kemoterapi dosis tinggi dan radioterapi pada
beberapa pasien leukemia akut. Transplantasi dapat bersifat autolog, yaitu sel
sumsum tulang diambil sebelum pasien menerima terapi dosis tinggi, disimpan, dan
kemudian diinfuskan kembali. Selain itu, dapat juga bersifat alogenik, yaitu sumsum
tulang berasal dari donor yang cocok HLA-nya. Kemoterapi dengan dosis sangat
tinggi akan membunuh sumsum tulang penderita dan hal tersebut tidak dapat pulih
kembali. Sumsum tulang yang diinfuskan kembali akan mengembalikan fungsi
sumsum tulang pasien tersebut. Pasien yang menerima transplantasi alogenik
memiliki risiko rekurensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang
menerima transplantasi autolog, karena sel tumor yang terinfusi kembali dapat
menimbulkan relaps. Pada transplantasi alogenik, terdapat bukti kuat yang
menunjukkan bahwa sumsum yang ditransplantasikan akan berefek antitumor yang
kuat karena limfosit T yang tertransplantasi. Penelitian-penelitian baru menunjukkan
bahwa transplantasi alogenik menggunakan terapi dosis rendah dapat dilakukan dan
memiliki kemungkinan sembuh akibat mekanisme imunologis.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera: perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
5. Perubahan membran mukosa mulut: stomatitis berhubungan dengan efek samping ,
agen kemoterapi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
7. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas.
L. RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
O KEPERAWATAN
1 Resiko infeksi NOC : NIC :
Definisi : Peningkatan v Immune Status Infection Control (Kontrol
resiko masuknya v Knowledge : Infection infeksi)
organisme patogen control Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko : v Risk control setelah dipakai pasien lain
- Prosedur Infasif Kriteria Hasil : Pertahankan teknik
- Ketidakcukupan v Klien bebas dari tanda isolasi
pengetahuan untuk dan gejala infeksi Batasi pengunjung bila
menghindari paparan v Mendeskripsikan perlu
patogen proses penularan Instruksikan pada
- Trauma penyakit, factor yang pengunjung untuk mencuci
- Kerusakan mempengaruhi tangan saat berkunjung dan
jaringan dan peningkatan penularan serta setelah berkunjung
paparan lingkungan penatalaksanaannya, meninggalkan pasien
- Ruptur membran v Menunjukkan Gunakan sabun
amnion kemampuan untuk antimikrobia untuk cuci
- Agen farmasi mencegah timbulnya tangan
(imunosupresan) infeksi Cuci tangan setiap
- Malnutrisi v Jumlah leukosit dalam sebelum dan sesudah
- Peningkatan batas normal tindakan kperawtan
paparan lingkungan v Menunjukkan perilaku Gunakan baju, sarung
patogen hidup sehat tangan sebagai alat
- Imonusupresi pelindung
- Ketidakadekuatan Pertahankan
imum buatan lingkungan aseptik selama
- Tidak adekuat pemasangan alat
pertahanan sekunder Ganti letak IV perifer
(penurunan Hb, dan line central dan dressing
Leukopenia, penekanan sesuai dengan petunjuk
respon inflamasi) umum
- Tidak adekuat Gunakan kateter
pertahanan tubuh primer intermiten untuk menurunkan
(kulit tidak utuh, trauma infeksi kandung kencing
jaringan, penurunan Tingktkan intake nutrisi
kerja silia, cairan tubuh Berikan terapi
statis, perubahan sekresi antibiotik bila perlu
pH, perubahan Infection Protection
peristaltik) (proteksi terhadap infeksi)
- Penyakit Monitor tanda dan
kronikhiperplasia dinding gejala infeksi sistemik dan
bronkus, alergi jalan lokal
nafas, asma. Monitor hitung
- Obstruksi jalan granulosit, WBC
nafas : spasme jalan Monitor kerentanan
nafas, sekresi tertahan, terhadap infeksi
banyaknya mukus, Batasi pengunjung
adanya jalan nafas Saring pengunjung
buatan, sekresi bronkus, terhadap penyakit menular
adanya eksudat di Partahankan teknik
alveolus, adanya benda aspesis pada pasien yang
asing di jalan nafas. beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Berikan perawatan
kuliat pada area epidema
Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan
cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
Internal :
- Perubahan status
metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan
sensasi
- Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status
cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan
sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.2.
Tucke
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Ribera JM, Oriol A. Acute lymphoblastic leukemia in adolescents and young adults. Hematol
Oncol Clin North Am. Oct 2009;23(5):1033-42.2.
Margolin JF, Steuber CP, Poplack DG. Acute lymphoblastic leukemia. In: Pizzo PAPoplack
DG, eds. Principles and Practice of Pediatric Oncology. 15th ed. 2006:538-90.3.
Landier W, Bhatia S, Eshelman DA, Forte KJ, Sweeney T, Hester AL, et al.Development of risk-based
guidelines for pediatric cancer survivors: the Children'sOncology Group Long-Term
Follow-Up Guidelines from the Children's OncologyGroup Late Effects Committee
and Nursing Discipline. J Clin Oncol. Dec 152004;22(24):4979-90.
Aster, Jon.2007.Sistem Hematopoietik dan Limfoid dalam Buku Ajar Patologi Edisi 7.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Atul, Mehta dan A. Victor Hoffbrand. 2006.At a Glance Hematologi.Edisi 2. Jakarta: Erlangga
Baldy, Catherine M.2006.Komposisi Darah dan Sistem Makrofag-Monosit dalam
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih
Bahasa Peter Anugrah. Ed.Jakarta : EGC; 19945.
Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I.
Jakarta : Salemba Medika; 2001.
Marion Johnson, dkk, 2000, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby Year-Book, St.
Louis
Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-
2002, NANDA
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga.
Handayani & Haribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, AAA. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Meadow & Newell. 2005. Lecture Notes : Pediatrika. Ed. 7. Jakarta : Erlangga.
Rubenstein, Wayne & Bradley. 2007. Lecture Notes : Kedokteran Klinis. Ed. 6. Jakarta :
Erlangga.